Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah/Madrasah : MTs BRAWIJAYA

Mata Pelajaran : FIKIH

Kelas/Semester : IX/1

Materi Pokok : Larangan Riba

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1x pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti (KI 1):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Kompetensi Inti (KI 2):
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Kompetensi Inti (KI 3):
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Kompetensi Inti (KI 4):
Mengolah,menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


Kompetensi Dasar Indikator
1.3 Meyakini larangan riba dalam jual beli
2.3 Membiasakan menghindari praktik riba
3.4 Menganalisis larangan riba 3.4.1 Menjelaskan pengertian riba
3.4.2 Menjelaskan hukum riba
3.4.3 Menyebutkan macam-macam riba
3.4.4 Menyebutkan dalil larangan riba
3.4.5 Menjelaskan hikmah larangan riba
4.4 Membiasakan menghindari praktik riba 4.4.1 Mendemostrasikan cara menghindari
praktik riba

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penanaman keimanan, peserta didik dapat meyakini larangan riba dalam jual beli dengan
benar.
2. Melalui pemberian contoh dan simulasi, peserta didik dapat membiasakan menghindari praktik riba
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya jawab, simulasi
dan diskusi, peserta didik dapat menganalisis larangan riba dengan benar.
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya jawab, simulasi
dan diskusi, peserta didik dapat membiasakan menghindari praktik riba dengan berani dan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa artinya pertambahan atau kelebihan. Sedang menurut istilah fikih riba ialah
kelebihan atau tambahan pembayaran dalam pinjam meminjam atau utang piutang uang atau barang
tanpa ada ganti atau imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua orang yang membuat
perjanjian. Sebagai contoh, seseorang meminjamkan uang kepada orang lain dengan syarat pada
,
waktu mengembalikan dilebihkan dari nilai semula.

2. Hukum riba
Semua agama samawi melarang praktek riba karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi
pemberi dan penerima pinjaman. Maka dari itu riba hukumnya haram.

3. Macam-macam riba
a. Riba Fadhli
Riba fadhli yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya
yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Perkara yang dilarang adalah kelebihan
(perbedaannya) ukuran/takaran. Contohnya tukar menukar emas dengan emas atau beras dengan
beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Nabi saw. bersabda :

ِ ‫َب ِبالذَّ َه‬


‫ب‬ ُ ‫سلَّ َم الذَّه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ت قَا َل النَّ ِب‬
ِ ‫ام‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫ع ْن‬
َّ ‫ع َبادَةَ ب ِْن ال‬ َ
‫ش ِعي ِْر َوالت َّ ْم ُر ِبالت َّ ْم ِر َواْ ِلم ْل ُح‬
َّ ‫ش ِعي ُْر ِبال‬ َّ ‫ضةُ ِباْل ِف‬
َّ ‫ض ِة َواْلبُ ُّر ِباْل ِب ِر َو ال‬ َّ ‫َواْل ِف‬
‫َاف فَبِ ْيعُوا‬ُ ‫صن‬ ْ َ‫ت َه ِذ ِه اال‬ ْ َ‫اختَلَف‬ْ ‫س َوا ٌء بِس َِواءٍ يَدًا بِيَ ٍد فَ ِاذَا‬َ ‫بِا ْ ِلم ْلحِ ِمثْالً بِ ِمثْ ٍل‬
)‫ْف ِشئْت ُ ْم اِذَا َكانَ يَدًا ِب َي ٍد (رواه مسلم و احمد‬ َ ‫َكي‬
Artinya :
“Dari Ubaidah bin Ash-Shamit ra, Nabi saw. telah bersabda: emas dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam dengan garam,
hendaknya sama banyaknya, tunai dan timbang terima, maka apabila berlainan jenisnya ini, maka
boleh kamu menjual sekehendakmu, asalkan dengan tunai.” (HR.Muslim dan Ahmad)

Supaya tukar menukar ini tidak termasuk riba maka harus ada 3 macam syarat yaitu:
1) Tukar menukar barang tersebut harus sama.
2) Timbangan atau takarannya harus sama.
3) Serah terima pada saat itu juga.

b. Riba Qardhi
Riba Qardhi yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang
yang meminjami, misalnya Umar meminjam uang kepada Budi sebesar Rp. 50.000,00 dan Budi
mengharuskan membayar sebesar Rp. 55.000,00. Sabda Nabi saw:

)‫ض َج َّر َم ْنفَعَةً فَ ُه َو ِربَا (رواه البيهقى‬


ٍ ‫ُك ُّل قَ ْر‬
“Semua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba”. (HR. Baihaqi)

c. Riba Yad
Riba yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah terima
barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah. Contohnya, orang yang membeli suatu barang
sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan pembeli tersebut telah berpisah
sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan riba yad.

d. Riba Nasiah
Riba Nasiah yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual beli yang
pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Nabi saw. bersabda:
‫سلَّ َم نَ َهى‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ع ْنهُ أَنَّالنَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ِ ‫ب َر‬ ٍ ُ‫س ُم َرةَب ِْن ُج ْند‬َ ‫ع ْن‬ َ
ِ ‫ان ِب ْال َحيَ َو‬
ً ‫ان نَ ِس ْي َءة‬ ِ ‫ع ْن بَيْعِ ْال َحيَ َو‬ َ
“Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Nabi saw. telah melarang jual beli binatang yang
pembayarannya diakhirkan” (H.R Lima ahli hadist)

4. Dalil larangan riba


Riba hukumnya haram, berdasarkan Al-Qur’an, sunnah dan ijma’ para ulama adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

ِ ‫َّللاُ ْال َب ْي َع َو َح َر َم‬


‫الر َبوا‬ ِ ‫إِنَ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ َل‬. . .
َّ ‫الر َبوا َوأَ َح َّل‬
“...Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” (Q.S. Al-Baqarah: 275)
b. Sunnah Rasulullah saw.

‫سلَّ َم اَ ِك َل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫س ْو ُل‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ لَ َعنَ َر‬:‫ع ْنهَ قَا َل‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن َجابِ ٍر َر‬ َ
(‫س َوا ُء )متفق عليه‬ َ ‫ ُه ْم‬:‫الر َب َاو َم ْو ِكلَهُ َو َكا ِتبَهُ َوشَا ِهدَ ْي ِه َوقَا َل‬
ِ
. . . “Dari Jabir r.a. ia berkata, ‘Rasulullah saw. telah melaknati orang-orang yang memakan
riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang
menuliskan, orang yang menyaksikannya, (dan selanjutnya), Nabi bersabda, mereka itu semua
sama saja’.” (H.R. Muslim)

c. Ijma’ para ulama


Para ulama sepakat bahwa seluruh umat Islam mengutuk dan mengharamkan riba. Riba adalah
salah satu usaha mencari rizki dengan cara yang tidak benar dan dibenci Allah swt. Praktik riba
lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Riba akan
menyulitkan hidup manusia, terutama mereka yang memerlukan pertolongan. Menimbulkan
kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan miskin, serta dapat mengurangi
rasa kemanusiaan untuk rela membantu. Oleh karena itu Islam mengharamkan riba.

5. Hikmah larangan riba


Setiap muslim wajib menyakini bahwa semua perintah dan larangan Allah swt pasti mengandung
kemaslahatan untuk manusia sendiri, termasuk diharamkannya riba. Diantara hikmah diharamkannya
riba selain hikmah-hikmah umum di seluruh perintah-perintah syar'i yaitu menguji keimanan seorang
hamba dengan taat, mengerjakan perintah atau meninggalkannya adalah sebagai berikut:
1) Menjauhi dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan miliknya
2) Menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis semangat kerja sama atau saling
menolong sesama manusia. Padahal, semua agama, terutama Islam menyeru kepada manusia untuk
saling tolong menolong, membenci orang yang mengutamakan kepentingan diri sendiri atau egois,
serta orang yang mengeksploitasi orang lain
3) Menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang tidak mau bekerja keras dan penimbun
harta di tangan satu pihak. Islam menghargai kerja keras dan menghormati orang yang suka bekerja
keras sebagai saran pencarian nafkah
4) Menghindari dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah, karena riba merupakan
salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan dimana satu pihak mengeksploitasi pihak yang lain.
5) Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata pencarian yang bebas dari
unsur penipuan
6) Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaannya, karena orang yang
memakan riba adalah zalim, dan kelak akan binasa.

Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak menjadi riba.


1) Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:
a) serupa timbangan dan banyaknya
b) tunai, dan
c) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.
2) Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:
a) tunai dan
b) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.

Dan untuk menghindari riba, maka harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Biasakan selalu hidup sederhana
2) Menghindari kebiasaan berhutang, dan kalau terpaksa harus hutang. janganlah berhutang kepada
rentenir
3) Bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk mencukupi kebutuhan hidup walaupun dengan
bersusah payah.
4) Sekarang ini di negara kita telah hadir beberapa bank yang dikelola berdasarkan syariat Islam
yakni bank yang menentukan keuntungan dengan cara bagi hasil.

E. METODE PEMBELAJARAN
Observasi, brainstorming, diskusi, ceramah, demonstrasi

F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media: gambar orang jual beli, LCD
2. Alat/Bahan: kertas karton, spidol, lem
3. Sumber Pembelajaran: Buku Paket Fikih Kelas IX, Al Quran Terjemah, Internet, LKS.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
 Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa
 Guru mengabsensi kehadiran peserta didik serta menanyakan kabar
 Guru mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan mengajak SENAM OTAK
 Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi yang akan dicapai
 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
 Guru membentuk kelompok belajar dan diskusi
2. Kegiatan Inti:
 Mengamati
 Peserta didik mencermati gambar orang yang sedang jual beli
 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang pengertian riba
 Menanya
 Peserta didik memberikan tanggapan tentang gambar orang jual beli
 Peserta didik melalui stimulus guru menanyakan tentang pengertian riba yang belum dipahami

 Eksplorasi/eksperimen
 Masing-masing kelompok menggali/membaca buku tentang pengertian riba, hukum
 Masing-masing kelompok mencari dalil tentang larangan riba pada Al Quran terjemah
 Masing-masing kelompok bereksperimen sesama anggota kelompoknya tentang tata cara
menghindari praktek riba
 Mengasosiasi
 Masing-masing kelompok merumuskan tentang pengertian, hukum, macam-macam, dalil
larangan riba dan hikmah larangan riba
 Mengkomunikasikan
 Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi seputar riba,
masing-masing kelompok mendemostrasikan tata cara menghindari praktek riba di depan
kelas.
3. Penutup:
 Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru mengadakan tes tulis atau lisan
 Guru memberi tugas mandiri
 Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
 Guru memberi pesan-pesan moral terkait dengan materi maupun terkait dengan penanaman KI-1
dan KI-2
 Guru mengajak berdoa akhir majlis dilanjutkan dengan salam dan berjabat tangan.

H. PENILAIAN
1. Tes Tulis Bentuk Uraian
SOAL
1. Jelaskan pengertian riba!
2. Jelaskan hukum riba!
3. Sebutkan macam-macam riba!
4. Sebutkan dalil larangan riba!
5. Jelaskan hikmah larangan riba!

KUNCI JAWABAN
1. Riba menurut bahasa artinya pertambahan atau kelebihan. Sedang menurut istilah fikih riba ialah
kelebihan atau tambahan pembayaran dalam pinjam meminjam atau utang piutang uang atau barang
tanpa ada ganti atau imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua orang yang membuat
perjanjian.
2. Riba hukumnya haram karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemberi dan penerima
pinjaman.
3. Macam-macam riba:
a. Riba Fadhli
Riba fadhli yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama
ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Perkara yang dilarang adalah
kelebihan (perbedaannya) ukuran/takaran. Contohnya tukar menukar emas dengan emas atau
beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan.
b. Riba Qardhi
Riba Qardhi yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari
orang yang meminjami, misalnya Umar meminjam uang kepada Budi sebesar Rp. 50.000,00 dan
Budi mengharuskan membayar sebesar Rp. 55.000,00.
c. Riba Yad
Riba yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah
terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah. Contohnya, orang yang membeli
suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan pembeli tersebut
telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan riba yad.
d. Riba Nasiah
Riba Nasiah yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual beli
yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan.
4. Dalil-dalil larangan riba diantaranya adalah:
a. Al-Qur’an

ِ ‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َر َم‬


‫الربَوا‬ ِ ‫إِنَ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ َل‬. . .
َّ ‫الربَوا َوأَ َح َّل‬
“...Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” (Q.S. Al-Baqarah: 275)

b. Sunnah Rasulullah saw.

‫سلَّ َم اَ ِك َل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫س ْو ُل‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ لَ َعنَ َر‬:‫ع ْنهَ قَا َل‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن َجا ِب ٍر َر‬ َ
(‫س َوا ُء )متفق عليه‬ َ ‫ ُه ْم‬:‫الربَ َاو َم ْو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َوشَا ِهدَ ْي ِه َوقَا َل‬
ِ
. . . “Dari Jabir r.a. ia berkata, ‘Rasulullah saw. telah melaknati orang-orang yang memakan
riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang
menuliskan, orang yang menyaksikannya, (dan selanjutnya), Nabi bersabda, mereka itu semua
sama saja’.” (H.R. Muslim)

c. Ijma’ para ulama


Para ulama sepakat bahwa seluruh umat Islam mengutuk dan mengharamkan riba. Riba adalah
salah satu usaha mencari rizki dengan cara yang tidak benar dan dibenci Allah swt. Praktik riba
lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Riba akan
menyulitkan hidup manusia, terutama mereka yang memerlukan pertolongan. Menimbulkan
kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan miskin, serta dapat mengurangi
rasa kemanusiaan untuk rela membantu. Oleh karena itu Islam mengharamkan riba.
5. Hikmah larangan riba:
Diantara hikmah diharamkannya riba selain hikmah-hikmah umum di seluruh perintah-perintah
syar'i yaitu menguji keimanan seorang hamba dengan taat, mengerjakan perintah atau
meninggalkannya adalah sebagai berikut:
a. Menjauhi dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan miliknya
b. Menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis semangat kerja sama atau saling
menolong sesama manusia. Padahal, semua agama, terutama Islam menyeru kepada manusia
untuk saling tolong menolong, membenci orang yang mengutamakan kepentingan diri sendiri
atau egois, serta orang yang mengeksploitasi orang lain
c. Menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang tidak mau bekerja keras dan penimbun
harta di tangan satu pihak. Islam menghargai kerja keras dan menghormati orang yang suka
bekerja keras sebagai saran pencarian nafkah
d. Menghindari dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah, karena riba merupakan
salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan dimana satu pihak mengeksploitasi pihak yang
lain.
e. Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata pencarian yang bebas dari
unsur penipuan
f. Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaannya, karena orang yang
memakan riba adalah zalim, dan kelak akan binasa.

Pedoman penskoran:
Skor 5 jika jawaban sesuai dengan kunci
Skor 3 jika jawaban kurang sesuai dengan kunci
Skor 1 jika jawaban tidak sesuai dengan kunci/tidak menjawab

Skor perolehan
Nilai = -------------------- x 4
Skor maksimal
2. Instrumen unjuk kerja mendemonstrasikan tata cara menghindari praktik riba
Aspek yang dinilai
No Nama PD Kekompakan Kejelasan
Keberanian
Kelompok dialog

Pedoman penskoran:
Skor 4 jika keberanian, kekompakan kelompok, kejelasan dialog SANGAT BAIK
Skor 3 jika keberanian, kekompakan kelompok, kejelasan dialog BAIK
Skor 2 jika keberanian, kekompakan kelompok, kejelasan dialog CUKUP BAIK
Skor 1 jika keberanian, kekompakan kelompok, kejelasan dialog KURANG BAIK

Skor perolehan
Nilai = -------------------- x 4
Skor maksimal

Mengetahui, Mojokerto, ……………….


Kepala MTs. Brawijaya Guru Mapel Fikih

Ali Al Azhar ST. M.Pd M. Hasanuddin Spdi

Anda mungkin juga menyukai