Anda di halaman 1dari 12

Ayat dan Hadits

tentang
Perdagangan
Disusun Oleh kelompok 8:
1. Elfina Istikhomatul Hidayah
2. Fatimatus Zahroh Zam zami
3. Moch. Hajar Galang Pamungkas
Pendahuluan

● Perdagangan merupakan transaksi jual beli barang yang dilakukan antara penjual dan
pembeli di suatu tempat. Transaksi perdagangan dapat timbul jika terjadi pertemuan antara
penawaran dan permintaan terhadap barang yang dikehendaki
● Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu
saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut menggunakan
tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya seorang muslim
berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia dan
akhirat.
Subbab” Mengenai Perdagangan

3. Rukun dan
Syarat Jual Beli

2. Dasar Hukum 4. Contoh dari


Perdagangan macam – macam jual
beli

1. Pengertian 5. Prinsip –
Perdagangan prinsip Jual
(Jual Beli) Beli
PENGERTIAN PERDAGANGAN (Jual Beli)
● Secara Etimologi dagang atau jual beli adalah ( ‫اﻤﻟ ﺒﺎدﺔﻟ‬ 1. Tijarah
‫ )ﻣﻄﻠﻖ‬yang berarti pertukaran mutlak, atau (‫ﺎﺑ ﻤﻟﺎ ل اﻤﻟ ﺎ ل‬
yang berarti menjual
‫ )ﻣﺒﺎدﺔﻟ‬yang berarti pertukaran harta dengan harta. dan membeli.
Perdagangan dalam Al-Qur’an disebutkan 3
bentuk, yaitu :
2. Bay’
Yang Berarti menjual
● Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jual beli
tersebut adalah suatu akad persetujuan atau 3. Syira’
perjanjian antara dua belah pihak atau lebih untuk
Yang Berarti Membel
menukarkan harta bendanya secara suka rela dan
dapat dibenarkan oleh hukum Islam.
DASAR HUKUM PERDAGANGAN
1. Al – Qur’an

Banyak dalam Al-Qur’an yang membicarakan masalah perdagangan atau jual beli yang dijelaskan dalam tiga bentuk yaitu :
a) Tijarah
Kata tijarah dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 8 kali yang tersebar dalam 7 surat, yaitu surat Al-Baqarah ayat 16 dan 282, An-Nisa
ayar 29, At-taubah ayat 24, An-Nur ayar 37, Fathir ayat 29, Shaf ayat 10, dan Al-Jumu’ah ayat 11. Diantaranya surat yang disebutkan
diatas salah satunya adalah Q.S. An-Nisa’:29 ;
َّ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِن‬
ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬ َ َ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتْأ ُكلُ ْٓوا ا‬
َ ‫مْوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْال َباطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج‬
‫ان ِب ُك ْم َر ِح ْيمًا‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َ َك‬
 
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”.

Ayat di atas menerangkan bahwa Islam membenarkan adanya jual beli. Begitupun dalam prakteknya, jual beli manusia tidak
boleh menzhalimi sesama manusia dengan cara memakan harta secara bathil. Kecuali jual beli tersebut dilaksanakan
dengan merelakan antara keduanya baik secara lahir maupun bathin. As-Syafi’i mengatakan semua jenis jual beli yang
dilakukan secara suka sama suka darikedua belah pihak hukumnya boleh, selain jual beli yang diharamkan Rasulullah.
Dengan demikian, apa yang dilarang oleh Rasulullah secara otomatis diharamkan danmasuk dalam makna yag dilarang.
2) Bay’
Kata bay’ dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 4 kali yang tersebar dalam 3 surat, yaitu surat surat Al-Baqarah ayat 254
dan 275, surat Ibrahim ayat 31 dan surat Al- Jumu’ah ayat 9. Diantara surat yang disebutkan di atas salah satunya adalah
Q.S. Al- Baqarah:275 ;
 
b‫… َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰبوا‬
Artinya :
“… Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..”
 
Ayat ini merujuk pada kehalalan jual beli dan keharaman riba. Ayat ini menolak argument kaum musyrikin yang menentang
disyariatkannya jual beli dalam al-Qur’an.

3) Syira’
Kata syira’ dalam Al-Qur’an terdapat dalam 25 ayat. Dua ayat di antaranya berkonotasi perdagangan dalam konteks bisnis
yaitu dalam Q.S. Yusuf ayat 21 :
 
َ ِ‫َو َقا َل الَّذِى ا ْش َت ٰرى ُه ِمنْ مِّصْ َر اِل ْم َراَت ٖ ِٓه اَ ْك ِر ِميْ َم ْث ٰوى ُه َع ٰس ٓى اَنْ َّي ْن َف َع َنٓا اَ ْو َن َّتخ َِذهٗ َولَ ًدا َۗو َك ٰذل‬
َ ‫ك َم َّك َّنا لِي ُْوس‬
‫ُف فِى‬
‫اس اَل َيعْ لَم ُْو َن‬ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ر‬َ َ
‫ث‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ا‬ ‫ك‬
َّ‫ِن‬ ‫ل‬ٰ ‫ث َوهّٰللا ُ َغالِبٌ َع ٰ ٓلى اَمْ رهٖ َو‬
ِ ۗ ‫ض َولِ ُن َعلِّ َم ٗه ِمنْ َتْأ ِوي ِْل ااْل َ َحا ِد ْي‬
ۖ ِ ْ‫ااْل َر‬
ِ ِ
 
Artinya :
“ Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik,
mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan
kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa
terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti”.
 
2. Al-Hadits
Hadits-hadits banyak yang berbicara mengenai perdagangan/jual beli, diantaranya adalah :
 
ْ ‫صلَّى اهللاُ َعلَيْه َو َسلَّ ِم ُسـِٔل أيُّ ْال َكسـْب‬
،‫أطيَبُ ؟ قَا َل ( َع َمل ال َّر ُج ِل بِيَ ِد ِه‬ َ ‫أن النَّب َّي‬ َّ ُ‫ض َي اهللاُ َع ْنه‬ ِ ‫َع ْن ِرفَا َعةَ ب ِْن َرافِ ِع َر‬
َ ْ‫ص َّح َحهُ ال‬
‫حا ِك ُم‬ َ ‫َو ُكلُّ بـَي ِْع َمبـْر ُْو ِر) َر َواهُ ْالبـ َ َّزا ُر‬
َ ‫و‬،
 
Artinya : “Dari Rifa’ah bin Rafi’ ra. bahwasanya Nabi SAW ditanya: Pencaharian apakah yang paling baik? Beliau
menjawab: ialah yang bekerja dengan tangannya sendiri dan tiap-tiap jual beli yang baik”. (HR. Bazar dan dinilaishahih
oleh Hakim)”.

3. Ijma’

Ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu
mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain.
RUKUN JUAL BELI

1. Ada Orang
yang berakad 3. Ada Barang
atau yang diperjual
muta’aqidain belikan
(Penjual &
Pembeli)

2. Ada Shighat 4. Ada nilai


(Lafal Ijab tukar pengganti
qobul) barang
Syarat – syarat Jual beli

1 2 3

• Syarat orang yang • Syarat Sighat • Syarat nilai tukar


berakad (penjual & (Ijab qobul) pengganti barang
pembeli) 1. Ijab dan qabul harus jelas maksudnya 1. Harga yang disepakati kedua belah pihak
sehingga dipahami oleh pihak yang harus jelas jumlahnya.
1. Aqil (Berakal) melangsungkan akad. 2. Dapat diserahkan pada saat waktu akad
2. Tamyiz (Dapat 2. Antara ijab dan qabul harus sesuai dan tidak (transaksi)
membedakan) diselangi dengan kata-kata lain antara ijab 3. Apabila jual beli itu dilakukan secara
3. Mukhtar (bebas atau kuasa dan qabul. barter, maka barang yang dijadikan nilai
memilih) 3. Antara ijab dan qabul harus bersambung dan tukar, bukan barang yang diharamkan
berada di tempat yang sama jika kedua pihak syara’ seperti babi dan khamar, karena
hadir, atau berada di tempat yang sudah kedua jenis benda itu tidak bernilai
diketahui oleh keduanya. dalam pandangan syara’.
,
MACAM – MACAM JUAL BELI

Dari Segi Contoh

1. Jual bel benda yang kelihatan


2. Jual beli yang disebutkan sifat – sifatnya dalam perjanjian
Ditinjau dari segi benda
3. Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat, yaitu jual
yang dijadikan obyek
beli yang dilarang oleh agama Islam,

1. Bai’ al-muqayadhah,
Dari segi obyeknya jual 2. Ba’i al-muthlaq,
beli dibedakan menjadi 3. Ba’i as-sarf,.
empat macam
4. Ba’i as-salam.

1. Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan


2. Penyampaian akad jual beli melalui utusan, perantara, tulisan atau
Ditinjau dari segi pelaku surat-menyurat
akad (subyek)
3. Jual beli dengan perbuatan (saling memberikan)
PRINSIP – PRINSIP JUAL BELI
1. La Tuzhlamun wa La Tuzhlimun (tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi)
 
ّ ٰ ‫ِب‬
َ‫الظلِ ِم ْين‬ ُّ ‫ِا َّن ٗه اَل ُيح‬
Artinya :
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim” (As-Syura : 40).
 
Kebalikan sikap zhalim adalah sikap adil. Sifat adil adalah sifat yang disukai oleh Allah. Sedangkan sifat zhalim sangat dibenci oleh Allah.
Seperti dalam firman- Nya, "Ingatnya kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim ( QS. Al- hadid : 18).

2. Antaradin Minkum (Saling Merelakan)


‫هّٰللا‬
‫َ َكانَ ِب ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ َ ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْن ُف‬
َّ‫س ُك ْم ۗ اِن‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ا َّل ِذ ْينَ ٰا َم ُن ْوا اَل َتْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِبا ْل َباطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْونَ ت َِج‬
ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu”. (Q.S. An-Nisa’ : 29)

Ayat ini telah jelas melarang segala bentuk kebathilan dalam bertransaksi seperti yang telah dijelaskan pada landasan hukum di atas. Dalam
hal ini penipuan (Tadlis) atau Taghrir.
‫شكرا‬
any Question ?
Kel 8

Anda mungkin juga menyukai