Anda di halaman 1dari 14

Jual Beli Online

Barang Elektronik Sistem Cash On Delivery (COD)


Di Kalangan Masyarakat Dusun Dan Dan Desa Pragaan Daya

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Fiqih Muamalah


Dosen Pengampu; Hanna Al-ithriyah, S.HI., M.EL

Kelompok 1

Uud Maghfiroh

Milda Fitria

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)


GULUK-GULUK SUMENEP MADURA

TAHUN 2023
Definisi Jual Beli
Jual beli menurut bahasa adalah mempertukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Mempertukarkan sesuatu maksudnya harta mempertukarkan benda dengan harta benda,
termasuk mempertukarkan harta benda dengan mata uang, yang dapat disebut jual beli.
Sebagian fuqaha mengatakan bahwa jual beli ialah pertukaran harta benda dengan harta
benda.
Pengertian jual beli menurut Wahbah az-Zuhaili adalah :
‫ُمبَ َد لَةُ م ٍل بِم ٍل عَلئ َوجْ ٍه َم ْخصٌوْ ص‬

Artinya : Pertukaran harta (benda) dengan harta berdasarkan cara khusus (yang di
perbolehkan)
Jual beli dalam pengertian umum adalah perikatan (transaksi tukar-menukar) suatu
yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan. Ikatan tukar menukar itu maksudnya ikatan
yang mengandung pertukaran daari kedua belah pihak (penjual dan pembeli), yakni
salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak
lain.
Jual beli dalam arti khusus adalah ikatan tukar menukar sesuatu yang bukan manfaat
dan kelezatan yang mempunyai daya penarik, salah satu pertukaranya bukan berupa
emas dan perak yang dapat direalisasikan bendanya, bukan ditangguhkannya. Istilah
daya penarik adalah perikatan itu mempunyai kekuatan, sebab salah satu yang
mengadakan perikatan itu bermaksud mengalahkan lawanya.

Dasar Hukum Jual Beli


Jual beli sebagai bagian dari muamalah mempunyai dasar hukum yang jelas, baik
dari Al-Quran, Al-Sunnah dan telah menjadi ijma ulama dan kaum muslimin. Bahkan
jual beli bukan hanya sekedar muamalah, akan tetapi menjadi salah satu media untuk
melakukan kegiatan untuk saling tolong menolong sesama manusia.
Dasar hukum dalam Al-Quran :
QS. Al-Baqarah ayat 275 :

ۗ ‫اَلَّ ِذي َْن يَْأ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا اَل يَقُ ْو ُم ْو َن اِاَّل َكما يَقُ ْو ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰط ُن ِم َن ْالم‬
ِّ‫س‬ َ َ
ۤ ۗ ْ ‫هّٰللا‬
‫وا َواَ َح َّل ُ البَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ ٰبوا فَ َم ْن َجا َء ٗه‬ ۘ ‫ك بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل ال ِّر ٰب‬
َ ِ‫ٰذل‬
ٰۤ ُ
mُ ‫ك اَصْ ٰح‬
‫ب‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫ف َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن َعا َد فَا‬
َ ۗ َ‫َم ْو ِعظَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنتَ ٰهى فَلَهٗ َما َسل‬
‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُد ْو َن‬
ِ َّ‫الن‬
Artinya : “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya."
Tafsir Al-Mukhtashar (Markaz Tafsir Riyadh), di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih
bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram :

Allah memperingatkan dari akibat buruk di dunia dan di akhirat dari memakan harta
riba -yakni bunga dari hutang piutang atau jual beli-. Allah mengabarkan bahwa orang-
orang yang berinteraksi dengan riba akan bangkit dari kubur mereka di akhirat seperti
orang yang kerasukan setan; hal ini akibat perkataan mereka bahwa jual beli sama
dengan riba, keduanya halal. Maka Allah membantah mereka dengan menjelaskan
perbedaan antara keduanya, Dia menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, sebab
dalam jual beli terdapat manfaat bagi manusia sedangkan riba mengandung kezaliman
dan kebangkrutan. Barangsiapa yang mematuhi larangan riba maka tidak ada dosa
baginya, dan urusannya yang telah lalu kembali kepada kehendak Allah. Dan
barangsiapa yang kembali berinteraksi dengan riba karena menganggapnya halal maka
dia sungguh telah jauh dari kebenaran dan akan kekal di neraka selamanya.

Dasar hukum dalam Al-Sunnah :


Riwayat Nassai Hadits no 4391 :
‫ر‬mَ m‫افِ ٍع ع َْن ا ْب ِن ُع َم‬mmَ‫يل ع َْن ن‬
َ ‫ َم ِع‬m‫ا ُح ع َْن ِإ ْس‬m‫ض‬ َّ ‫ ِر ٌز بُنُ ْال َو‬mْ‫ال َح َّدثَنَا ُمح‬ َ َ‫أ ْخبَ َرنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َعلِ ٍّي ْال َمرْ َو ِزيُّ ق‬
‫انَ ع َْن‬mm‫ ُع َك‬m‫ونَ ْالبَ ْي‬mm‫ ِإاَّل َأ ْن يَ ُك‬m‫ا‬mَ‫ا لَ ْم يَ ْفت َِرق‬mm‫ار َم‬ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال ُمتَبَايِ َع‬
َ ِ ‫ل هَّللا‬mُ ‫ال َرسُو‬ َ َ‫قَا َل ق‬
‫ب ْالبَ ْي ُع‬ ٍ َ‫ار فَِإ ْن َكانَ ْالبَ ْي ُع ع َْن ِخي‬
َ ‫ار فَقَ ْد َو َج‬ ٍ َ‫ِخي‬
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ali Al Marwazi], ia
berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhriz bin Al Wadhdhah] dari [Isma'il] dari
[Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Dua orang yang berjual beli memiliki hak memilih selama mereka belum
berpisah, kecuali jual beli tersebut dengan syarat adanya hak memilih, apabila jual beli
tersebut dengan syarat adanya hak memilih maka jual beli tersebut telah tetap.
Asbabul Wurud: Ada seorang penjual dan pembeli memiliki hak memilih selagi seorang
penjual dan pembeli tersebut masih di tempat dan waktu yang sama, apabila seorang
penjual dan pembeli tersebut dengan syarat adanya hak memilih maka jual beli tersebut
dinyatakan sah atau telah tetap. (Nassai Hadits Nomor 4391).

Rukun dan Syarat Jual Beli


Sebagai salah satu bentuk trannsaksi, dalam jual beli harus ada beberapa hal agar
akadnya dianggap sah dan mengikat. Beberapa hal tersebut disebut sebagai rukun.
Ulama mazhab Hanafi menyatakan bahwa pihak-pihak yang berakad dan objek akad
tidak termasuk dalam rukun akad, tetapi masuk dalam syarat akad. Ulama Hanafiyah
menegaskan bahwa rukun jual beli hanya ada satu, yaitu ijab. Menurut mereka hal yang
paling prinsip dalam jual beli adalah saling rela yang diwujudkan dengan kerelaan untuk
saling memberikan barang, maka jika telah terjadi ijab, di situ jual beli telah dianggap
berlangsung.
Jumhur ulama menetapkan empat rukun jual beli, yaitu para pihak yang bertransaksi
(penjual dan pembeli), sigat (lafal ijab dan kabul), barang yang diperjualbelikan, dan
nilai tukar pengganti barang.
Ulama fiqh bebeda pendapat dalam menyikapi rukun jual beli atau akad. Jumhur
ulama berpendapat bahwa rukun akad terdiri, atas shigat al-aqad, pihak-pihak yang
berakad, dan objek akad. Ada pula ulama yang menyatakan bahwa pihak yang berakad
dan objek akad tidak termasuk dalam syarat akad meskipun tidak juga dapat disebut
sebagai arkanul akad (rukun akad), tetapi tetap termasuk muqawwinat akad (sendi-sendi
akad).
Arkan adalah bentuk jamak dari rukn. Rukun sesuatu berarti sisinya yang paling
kuat, sedangkan arkan berarti hal-hal yang harus ada untuk terwujudnya satu akad dari
sisi luar. Rukun jual beli ada tiga yaitu : Pertama, Kedua Belah Pihak yang Berakad
(aqid), Jika dikatakan kata aqid, maka perhatian langsung tertuju kepada penjual dan
pembeli karena keduannya mempunyai andil dalam terjadinya pemilikan dengan harga
dan syarat. Kedua, Barang yang Diakadkan (Maqud’ alaih), Maqud Alaih yaitu harta
yang akan dipindahkan dari tangan salah seorang yang berakad kepada pihak lain, baik
harga atau barang yang dijual sebagai penggantinya. Ketiga, Shigat, Shigat adalah ijab
dan kabul, dan ijab seperti yangd iketahui sebelumnya diambil dari kata aujabayang
artinya meletakkan, dari pihak penjual yaitu pemberian hak milik, dan kabu yaitu orang
yang menerima hak milik. Sedangkan ada beberapa syarat-syarat jual beli, adanya
syarat-sayarat ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa jual beli yang dilakukan akan
membawa kebaikan bagi kedua belah pihak dan tidak ada yang dirugikan.

Jual Beli Online


Jual beli online diartikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online. Salah satu contoh adalah penjualan
produk secara online melalui internet seperti yang dilakukan oleh Bukalapak,
Tokopedia, Lazada, Shopee, Tiktokshop. Jual beli via internet yaitu” (sebuah akad jual
beli yang dilakukan dengan menggunakan saranaeletronik (internet) baik berupa barang
maupun berupa jasa)”. Atau jual beli via internet adalah “akad yang disepakati dengan
menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu sedangkan
barangnya diserahkan kemudian.
E-commerce (electronic commerce) pada dasarnya merupakan suatu kontak
transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet.
Jadi proses pemesanan barang, pembayaran transaksi, hingga pengiriman barang
dikomunikasikan melalui internet.
Perdagangan elektronik melakukan hal yang mirip dengan perdagangan tradisional,
tetapi perdagangan elektronik memiliki kelebihan-kelebihan yang secara langsung
bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan
fleksibilitasnya perdagangan elektronik dapat memangkas biaya-biaya pemasaran
dengan kemudahannya dan kecanggihanya dalam menyampaikan informasi-informasi
tentang barang atau jasa langsung ke konsumen dimanapun mereka berada (tidak
terbatas oleh jangkauan letak geografis perusahaan). Perusahaan-perusahaan yang
berbisnis secara elektronik juga dapat memangkas biaya operasional took sebab mereka
tidak perlu memajang barang-barangnya ditoko yang berukuran besar dengan karyawan
berjumlah banyak. Mereka cukup mendigitalisasi informasi-informasi tentang barang
dan jasa yang dijualnya dan menaruhnya di server milik perusahaan. Mereka juga tidak
perlu mencetak catalogkatalog yang pencetakannya membutuhkan biaya yang tinggi.
Mereka juga dapat memangkas biaya penyimpanan (gudang), sebab barang yang
dijualnya dapat dikirimlagsung dari para penyedia (supplier). Selain itu, mereka juga
dapat berbisnis 24jam/hari. Pesanan-pesanan untuk produk dan jasa mereka dapat
diterima setiap saatdan dapat berasal dari area geografis yang sangat luas.

PEMBAHASAN DAN DISKUS


Proses Pemesanan Online Barang Elektronik Dengan Sistem Cash On Delivery
Melakukan jual beli online barang elektronik cash on delivery ini karena ingin
terlihat keren agar selalu mengikuti perkembangan zaman, ada juga yang bicara supaya
tidak lelah harus keluar rumah muter-muter mencari barang yang diingikan, terkadang
barang yang dicari tidak ditemukan di toko offline maka harus melalui online, ada juga
yang ngomong supaya lebih mudah, barang lebih murah, dan kita tinggal nunggu saja
dirumah barang sampai sendiri. Dalam hal ini berarti mahasiswa menginginkan sesuatu
yang tidak ribet dan cukup murah dalam transaksi dizaman sekarang. Tetapi tidak
menutup kemungkian kasus-kasus penipuan dalam jual beli online masih banyak, maka
agar lebih berhati-hati juga dalam transaksi jual beli online.
Akan tetapi dengan semakin majunya transaksi digital dengan perkembangan zaman
maka pembayaran juga dapat dilakukan dirumah, dengan memasan COD (Cash On
Delivery) barang yang didepan tidak perlu melakukan pembayaran melalui Transfer
Bank atau ATM akan tetapi pembayaran dapat dilakukan dirumah dengan sistem
pembayaran COD (Cash On Delivery).
Maraknya jenis transaksi penjualan digitan telah banyak menarik minat pembeli
khususnya kalangan pengguna smartphone didusun Dan Dan Desa Pragaan Daya Kec.
Pragaan Kab. Sumenep. Salah satu jasa pengiriman JNT Bernama Zainur yang bertugas
mengirmkan barang pesanan online disusun Dan Dan melalui proses wawancara kami.
Menerangkan bahwa pengiriman menlalui espedisi JNT barang dapat dikirim sekitar
Dua Tahap setiap harinya. Tahap pertama Pagi Hari, Tahap Kedua Siang hari. Sekitar
kurang lebih 350-400 paket untuk Desa Pragaan Daya yang terbagi menjadi Enam
Dusun. Dan kurang lebih sekitar 50-100 paket untuk Dusun Dan Dan Desa Pragaan
Daya. Maka ini bukti bahwa segmentasi pasar dari pasar tradisonal mulai berubah
dengan adanya fakta yang menarik dilapangan. Dan hal ini harusnya menjadi platfom
bagi anak muda yang menguasai digital untuk tidak takut mempromosikan barang
dagangan di pasar digital.
Secara Fiqih Muamalah proses jual beli online apapun dihalalkan kecuali ada dalil
yang mengharamkan dan selagi tidak terdapat unsur riba, kezaliman, monopoli maupun
penipuan. Rasulullah mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka.
Karena jual beli atau berbisnis seperti melalui online memiliki dampak positif karena
dianggap praktis, cepat, danmudah. Namun kegiatan ekonomi manusia terkadang tidak
memenuhi apa yang telah diminta oleh Allah SWT. Salah satu kesalahan yang
dilakukan manusia dalam kegiatan ekonomi adalah penipuan dalam belanja online oleh
penjual terhadap pembeli. Itu merupakan suatu proses yang kurang baik dalam jual beli
online. Apabila prosesnya baik maka hasilnya akan baik juga, seperti barang yang
diperjualbelikan berupa produk yag halal, adanya kejelasan status, maksudnya kejeasan
status ini barang yang dijual harus berupa barang milik sendiri atau sebagai perwakilan
dari pemilik barang, kesesuaian harga dengan barang yang akan dijual, dan kejujuran
seorang penjual juga, jika barang itu dalam kondisi buruk maka harus mengatakan
barang dalam kondisi buruk juga, apabila barang dalam kondisi bagus harus dikatakan
bagus.
Proses jual beli online menurut undang-undang dalam aturan perniagaan online,
dapat diterapkan KUH Perdata. secara analogis, Dalam pasal 1313 KUH Perdata di
jelaskan bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Indonesia sebagai Negara
hukum terhadap suatu perkara langsung berlandaskan dengan undang-undang. Semua
itu dengan tujuan untuk kepentingan masyarakat Indonesia, maka jual beli online dapat
dikaitkan dengan UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi Teknologi Elektronik (ITE).
Menurut pasal 1 ayat 2 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE menjelaskan
tentangtransaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan media elektronik lainnya (UU).
Apabila suatu orang atau kelompok melakukan pelanggaran di Internet maka akan
terjerat Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik yang berlaku.

Kelengkapan Unsur Akad Jual Beli Online Barang Elektronik Sistem Cash On
Delivery
Harus terpenuhi rukun dan syarat jual beli agar jual beli tersebut dikatakan sah
menurut syariah tanpa ada kedua belah pihak yang harus dirugikan apalagi ini jual beli
online yang penjual dan pembelinya tidak bertemu secara langsung hanya menunjukan
berbagai gambar disertai deskripsi produknya maka harus saling percaya antara
keduannya dan mempunyai itikad baik dalam transaksi jual beli supaya tidak terjadi
kasus penipuan yang dapat merugikan seorang penjual maupun seorang pembeli.
Ada beberapa unsur yang harus terpenuhi dalam akad jual beli online secara syariat,
karena ini sangat penting dalam transaksi untuk megetahui bagaimana baik buruknya
transaksi tersebut. Harus adanya seorang penjual, seorang penjual itu ketika menjual
barang dagangnya harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam perjanjian,
harus adanya seorang pembeli juga itu penting karena adanya pembeli akan
meningkatkan produksi barang dan roda perekonomian dapat berputar, barang yang
diperjualbelikan itu juga memiliki peran karena seseorang tersebut bangga dapat
memiliki barang yang diinginkan, selanjutnya yaitu perlu adanya ijab dan kabul karena
sebagai tanda kerelaan seorang penjual serta perpindahan hak milik dan pembeli untuk
memberikan suatu barang yang mereka miliki sesuai dengan kesepakatan oleh duabelah
pihak yang bertransaksi. Tidak melanggar ketentuan syari’at agama, seperti transaksi
bisnis yang diharamkan, terjadinya kecurangan, penipuan dan menopoli, adanya
kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli) jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan antara sepakat (Al-Imdha’) atau pembatalan (Fasakh),
harus adanya kontrol, seperti sanksi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari
pemerintah (lembaga yang berkompeten) untuk menjamin bolehnya berbisnis yang
dilakukan transaksinya melalui online.
Unsur akad yang ada dalam transaksi jual beli online menurut undang-undang
nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik belum bisa dijadikan
pedoman atau dasar untuk menangani kasus jual beli online ini di internet. Pada pasal 1
poin 1 dan 2 UUITE, bahwa informasi elektronik adalah satu sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (elektronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol,
atauperforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya. Kemudian transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, media elektronik
lainnya. Selain itu, yang dijadikan dasar hukum atas jual beli online ini adalah pasal 1
Ayat 24 UU tentang perdagangan, bahwa perdagangan melalui sistem elektronik adalah
perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik.Dalam pasal 1320 KUHP Perdata yang menentukan bahwa unsur yang ada
dalam jual beli online harus memiliki kesepakatan antara duabelah pihak agar tidak ada
unsur penipuan, serta harus ada kecakapan dalam bertransaksi, dan juga sesuatu hal
yang baik supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Problematika Akad Jual Beli Online Barang Elektronik Sistem Cash On Delivery
Problem-problem tersebut sangat menghantui mahasiswa untuk melakukan transaksi
online seperti berupa barang yang dipesan tidak sesuai dengan gambar maupun apa
yang dideskripsikan oleh penjual, terjadi kerusakan ketika dalam proses pengiriman,
kualitas barang yang kurang baik, waktu pengiriman yang terlalu lama, biaya ongkos
kirim yang terlalu mahal, adapula uang sudah di transfer tetapi barang tidak sampai ke
tempat tujuan.
Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang
legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad
as-Salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online karena
beberapa sebab : Pertama, Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram
baik di darat maupun di udara (online). Kedua, Barang atau jasa yang menjadi objek
transaksi adalah barang yang diharamkan, seperti narkoba, video porno, online sex,
pelanggaran hak cipta, situs-situs yang bisa membawa pengunjung ke dalam perzinaan.
Ketiga, Karena melanggar perjanjian (TOS) atau mengandung unsur penipuan.
Keempat, lainnya yang tidak membawa kemanfaatan tapi justru mengakibatkan
kemudharatan
Secara syariat, problem yang ada dalam jual beli online kurangnya rasa saling
percaya antara penjual dengan pembeli sehingga menimbulkan ketidak nyamanan dalam
bertransaksi dan merasa takut untuk membeli barang tersebut. Dalam pandangan
mazhab Syafi’i, barang yang diperjual belikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung
oleh kedua belah pihak, hal ini merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi
penipuan. Karena pada dasarnya Islam sangat menekankan kepuasan diantara pihak
penjual maupun pembeli disamping juga mengantisipasi terjadinya penipuan dalam
transaksi jual beli online. Apabila seorang penjual dalam memasarkannya tidak
mendeskripsikan produknya dengan baik, seperti apakah barang ini memliki kualitas
nomor satu atau dua, barang tersebut kualitas nomor satu tetapi yang dikirimkan
kualitas barang nomor dua, dibilangnya barang sudah dikirimkan akan tetapi barang
tersebut belum sampai juga kepada pembeli kemudian bukti chat dan nomor kontak
pembeli langsung diblokir karena sudah mendapatkan untung dari situ. Maka penjualan
ini sangat dilarang karena tidak sesuai dengan syariat Islam dan hukumnya diharamkan
jika suatu jual beli online mengandung unsur penipuan serta ketidak jelasan.
Dalam hukum positif yang dipakai di Indonesia, permasalahan yang berkaitan
dengan jual beli online dapat disandarkan pada dua dasar hukum yang menjadi acuan
dalam menentukan keabsahan transaksi tersebut, dasar yang dimaksud adalah undang-
undang yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dalam jual beli, dan undang
undang yang mengatur tentang penggunaan teknologisebagai sarana untuk menjalankan
transaksi jual beli atau yang lebih dikenal dengan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE).
Terkait dengan aspek hukum yang berlaku dalam transaksi online terutama dalam
upaya untuk melindungi konsumen, Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik setidaknya mengatur tentang ketentuan-ketentuan
yang mengakomodasi tentang perdagangan elektronik yang merupakan salah satu
ornamen dalam bisnis. Maka, secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut
tunduk pada Undang Undang ITE dan hukumperjanjian yang berlaku.
Adapun pidana bagi seseorang yang melakukan penipuan dalam media elektronik
seperti dalam jual beli online dijelaskan dalam pasal 45 ayat 2 yang menyatakan: Setiap
orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat(1) atau ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pengawasan pemerintah terhadap
suatu tindakan kriminal khususnya penipuan yang dilakukan dalam jual beli online
harus segera ditindak lanjuti, mengingat banyak konsumen seperti sudah tidak percaya
terhadap jual beli yang berlebel online padahal ini sangat membantu banyak kalangan
selain meringankan penjual dalam memasarkan produknya, dalam jual beli online juga
dapat mengurangi penggaguran di Indonesia karena mereka tidak harus mengeluarkan
banyak modal untuk dapat berwirausaha.
Banyaknya kasus yang merugikan konsumen dalam transaksi jual beli antara pelaku
usaha sebagai penyelenggara usaha barang atau jasa, dan konsumen sebagai pengguna
barang atau jasa maka dibentuklah UU Nomor 8 Tahun 1999tentang perlindungan
konsumen yang di dalamnya diatur secara spesifik pasal-pasal yang mengatur mulai dari
definisi konsumen, pelaku usaha, sampai ketentuan penutup. Bilamana kita kaitkan
dengan permasalahan penegakan hukum dalam transaksi e-commerce di Indonesia,
berdasarkan Penjelasan umum atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 disebutkan bahwa faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen dalam
perdagangan adalah tingkat kesadaran konsumen masih amat rendah yang selanjutnya
diketahui terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen. Hal ini diperlukan
suatu upaya serius dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia mengenaisosialisasi peraturan hukum dan pengetahuan dalam transaksi e-
commerce yang sebagaimana untuk mencegah terjadinya perkembangan pidana dalam
transaksi ecommerce yang berlangsung di dunia maya tersebut.

Studi Kasus ke 2
Jual Beli Pupuk Kandang
sekarang sudah banyak orang-orang yang menternak ayam, kambing ataupum
sapi. Dan mereka tidak hanya menjual hewan ternaknya saja, tetapi mereka juga
mengambil keuntungan dengan menjual kotoran-kotaran dari hewan ternak tersebut
untuk dikelola menjadi sebuah pupuk. Akan tetapi mereka tidak tau pupuk yang terbuat
dari kotoran tersebut diperbolehkan atau tidak, karena pupuk tersebut terbuat dari bahan
yang najis.

Sedangkan dalam pandangan ulama madzhab syafi’ie, barang yang diperjual


belikan harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah barang tersebut harus suci dan
bermanfaat. Mengingat kotoran ayam, kambing, dan lembu dalam madzhab syafi’ie
dihukumi najis oleh sebagian ulama, maka jual beli barang-barang tersebut dinyatakan
tidak sah.

Namun ulama syafi’iyah atau pengikut madzhab syafi’ie memberikan tawaran


solusi begini: barang-barang ini dapat dimiliki dengan cara akad serah terima barang
yang ditukar dengan barang lain tanpa transaksi jual beli.
Sebenarnya ada pandangan ulama madzhab hanafi yang memperbolehkan proses
jual beli kotoran-kotoran hewan tersebut, karena ada unsur manfaat didalamnya.

Tetapi meskipun syafi’iyah melarang jual beli barang najis, namun mereka
membolehkan untuk memberikannya kepada orang lain dengan mengambil upah,
mereka menyebut dengan “isqath al-haq” atau menggugurkan hak. Dan hadisnya yaitu
sebagai berikut:

Artinya: “dibolehkan memindahkan kepemilikan suatu yang najis dengan imbalan


uang dirham sebagaimana seseorang yang mengundurkan diri dari tugasnya, dan
caranya, pemiliknya mengatakan, saya gugurkan hak ku terhadap barang ini dengan
imbalan sekian, yang menerimanya menjawab, saya terima.” (hasyatu asy-syarwani
dan al-abadi, 4:235).
KESIMPULAN
Proses transaksi online barang elektronik sistem cash on delivery, penjual
memasarkan barangnya dengan memposting gambar disertai deskripsi barang. memiliki
aplikasi marketplace yang diinginkan sebelum melakukan transaksi, setelah semuanya
berhasil didownload aplikasi tersebut maka kita tinggal masuk saja ke aplikasinya dan
kita bisa mencari barang yang dibutuhkan, klik menu pencarian kemudian cari
handphone, sebelum melakukan transaksi lihat terlebih dahulu spesifikasinya, klik beli
untuk melanjutkan transaksi, didalam aplikasi tersebut kita bisa memilih jasa
pengiriman, biaya pengiriman, serta pembayaran. Jika semua sudah di klik berarti kita
menyetujuinya dan tunggu saja barang sampai di alamat yang dituju.

Unsur-unsur akad yang ada dalam transaksi online harus terpenuhi adanya penjual
dan pembeli, adanya barang yang dijual dalam bentuk gambar dan deskripsi, harga
barang, alat transaksi tersebut menggunakan uang, mengisi data yang ditampilkan dalam
aplikasi, adanya objek akad atau bisa disebut juga barang yang diperjualbelikan, barang
harus bernilai, barang yang halal, barang yang dijual harus berupa barang milik sendiri
atau sebagai perwakilan dari pemilik barang, kesesuaian harga dengan barang yang akan
dijual, adanya ijab dan kabul, dari semua unsur-unsur yang ada diatas maka jual beli
online barang elektronik sudah memenuhi sesuai syariat Islam.
Problem yang dialami oleh masyarakat Dusun Dan Dan Desa Pragaan Daya dalam
melakukan jual beli online barang elektronik seperti, Barang yang di posting tidak
sesuai dengan gambar, tidak sesuai dengan deskripsi barang, terjadi kerusakan ketika
dalam proses pengiriman, kualitas barang yang kurang baik, waktu pengiriman yang
terlalu lama, biaya ongkos kirim yang terlalu mahal, uang sudah di transfer tetapi
barang tidak sampai ke tempat tujuan.
Sedangkan dalam beberapa kasus yang kedua dalam kasus jual beli kotoran hewan
dalam beberapa kasus dalam hukum islam ada beberapa madzhab yang tidak
memperbolehkan dan ada juga yang memperbolehkan dikarenakan dilihat dari
manfaatnya, jadi kita hanya tidak perlu kiranya memeperkarakan. Jika kita merujuk
kebeberapa ulama.

Anda mungkin juga menyukai