by Kelompok 3
Karmila (11210860000040)
Maisyahrani (11210860000041)
Muhammad Al Fath
(11210860000042)
Agenda
Kebijakan Ekonomi Masa Daulah Islam
Biografi Abu Yusuf Dan Ubaid
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Keuangan Publik
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Sistem Pajak
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Mekanisme Harga
Menghubungkan Pemikiran pajak Abu Yusuf dengan kebijakan fiskal di
Indonesia
Contoh pemikiran Imam Madzhab
Kebijakan Ekonomi Masa
Daulah Islam
Tradisi Dan Praktek Ekonomi Masa Daulah Umayah
(41- 132h/ 661-750m)
Sejak Bani Umayyah berkuasa, seorang khalifah tidak lagi harus seorang ahli hukum
agama. Urusan agama diserahkan kepada para ulama, sedangkan urusan politik
diserahan kepada para penguasa.
Beberapa Khalifah pada masa Abasiyah:
Keadaan negara saat itu telah stabil. Ia banyak menerapkan kebijakan yang
menguntungkan rakyat banyak, ia juga mengembalikan seluruh harta yang di rampas
ayahnya kepada pemiliknya masing masing. Perekonomian negara mulai meningkat di
sektor pertanian dan pertambangan. Jalur transit perdagangan antara Timur dan Barat
juga banyak menghasilkan kekayaan. Dengan demikian sektor perekonomian yang
menunjang kemakmuran Daulah Abbasiyah adalah perdagangan.
Khilafah Harun al-Rasyid
Pribadi al-Ma’mun adalah pribadi yang mencintai ilmu dan hal ini sangat mempengaruhi
berbagai kebijakannya seperti pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam, menggalakan
aktivitas penerjemah buku-buku asing. untuk menunjang hal tersebut, pemerintah
mengalokasikan dana Baitul Mal untuk gaji para penerjemah.
Dinasti Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan islam, termasuk kehidupan perekonomian, daripada perluasan wilayah. Setelah
melewati periode ini Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran dan akhirnya dihancurkan oleh
bangsa mongol pada tahun 1258 M.
Abu Yusuf
Biografi Singkat :
Lahir di Kufah pada tahun 113 H dan
meninggal dunia di Baghdad pada
tahun 182 H
Berguru kepada imam Abu Hanifah
Nama Lengkap : Ya’qub bin
selama 17 tahun
Ibrahim bin Habib bin Khunais
karya Abu Yusuf yang sangat
bin Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi
monumental : Kitab al-Kharaj
Al-Kufi Al-Bagdad
Abu Ubaid
Biografi Singkat :
Lahir di kota Harrah pada tahun 157
Hijriah dan meninggal dunia di Mekkah
pada tahun 224 Hijriah
menuntut ilmunya kepada para ulama
terkenal seperti Abu Ubaidah Ma’mar
bin Al Mutsanna, Abu Zaid Al Anshari, Nama Lengkap : Abu Ubaid Al
Al Ashma’i,dan yang lainnya Qasim bin Sallam bin Miskin bin
Seorang ahli hukum, ahli ekonomi Islam, Zaid al-Harawi al-Azadi al-
ahli hadits dan ahli bahasa Arab Baghdadi
(nahwu)
Pemikiran Abu Yusuf tentang Keuangan Publik
Sadaqah
Ghanimah
adalah segala sesuatu yang dikuasai kaum muslim dari orang kafir tanpa peperangan, termasuk harta
yang mengikutinya, yaitu kharaj tanah tersebut, jizyah perorangan dan usyr dari perdagangan.
1. Kharaj ialah tanah taklukan milik kaum kafir yang kalah dalam
peperangan dan tanah tersebut jatuh kepada umat Islam
1) Iqtha
Iqtha’ ialah tanah yang diberikan kepala negara kepada seorang rakyatnya untuk menguasai sebidang
tanah. Menurut Abu Ubaid, hendaknya pemerintah tidak mengiqtha tanah kharaj karena tanah kharaj
adalah tanah yang produktif
2) Ihya al-Mawat
Ihya al-Mawat adalah membuka kembali lahan yang mati itu dengan membersihkannya,
mengairi, mendirikan bangunan dan menanamkan kembali benih-benih kehidupan pada
lahan tersebut.
3) Hima
Menurut Abu Ubaid, hima adalah tempat dari tanah yang tidak berpenduduk yang dilindungi kepala
negara untuk tempat mengembala hewan hewan ternak dimata tanah hima mendapatkan perlindungan
dari pemerintah, namun dapat dimanfaatkan oleh seluruh umat hasil yang ada pada tanah tersebut seperti
air, rumput, dan tanaman
Pemikiran pajak Abu Yusuf
Kharaj atau perpajakan merupakan
Menurutnya, cara ini lebih adil dan
pemikiran utama Abu Yusuf. Dalam hal akan memberikan kemudahan dalam
perpajakan Abu Yusuf telah memperluas tanah garapan. Abu
memberikan prinsip- prinsip tentang Yusuf dengan tegas menentang
kesanggupan membayar, pemberian pajak tanah pertanian, dan
waktu yang longgar bagi pembayar menyarankan penggantian dari
pajak dan sentralisasi pembuat pemungutan tetap atas tanah lahan
keputusan dalam administrasi pajak. dengan pajak yang sebanding atas
Dalam hal penetapan pajak, Abu penghasilan pertanian, karena hal ini
Yusuf cenderung menyetujui Negara lebih besar dan membantu ekspansi
dalam area-area yang ditanami.
mengambil bagian dari hasil pertanian
dari penggarap dari pada menarik
sewa dari lahan pertanian.
Dengan kata lain ia lebih merekomendasikan
penggunaan sistem muqasamah (proportional
tax) daripada system Misahah (Fixed Tax) yang
telah berlaku sejak masa pemerintahan Khalifah
Umar hingga periode awal pemerintahan Dinasti
Abbasiyah.
Dia menemukan pada masanya ada area-
Dalam metode penilaian pajak tanah
area yang tidak diolah selama ratusan tahun.
muqasamah, petani dikenakan pajak
Pada situasi ini pajak yang dihasilkan dengan
tarif tetap atas hasil panen atau sejumlah menggunakan rasio tertentu dari total
tetap dari uang tunai akan membebani produksi yang mereka hasilkan. Rasionya
pembayar pajak secara berlebihan. bervariasi sesuai dengan jenis tanaman,
system irigasi, dan jenis tanah pertanian.
Argument lain yang ia kemukakan untuk
menolak system misahah yaitu dalam mihasah Tarif yang ditetapkannya adalah:
tidak ditentukan apakah pajak akan 40 % dari produksi yang diairi oleh
dikumpulkan dalam bentuk barang atau hujan lamai
sejumlah uang tunai sehingga fluktuasi harga
30% dari produksi yang menggunakan
benih dalam hal ini akan berimplikasi pada
irigasi buatan
pemerintahan dan pembayar pajak.
¼diproduksi panen musim panas
2 keuntungan dalam memberlakukan sistem muqasamah, yaitu :
Peningkatan pendapatan bait al mal.
Mencegah ketidakadilan bagi para pembayar pajak.
Dimensi lain dari manajemen pengelolaan kharaj adalah penggajian aparat yang
bekerja di bidang ini. Abu Yusuf menganjurkan agar gaji mereka diambil dari bait al mal
dan bukan dari pembayar kharaj secara langsung.
Pemikiran pajak Abu Ubaid
Ketika berbicara masalah pajak untuk kharaj dan jizyah, dia menyinggung tentang
pentingnya keseimbangan antara kekuatan finansial penduduk non Muslim dengan
kepentingan dari golongan Muslim yang berhak menerimanya.
Abu Ubaid juga menyatakan bahwa tarif pajak kontraktual tidak dapat ditunaikan,
bahkan dapat diturunkan apabila terjadi ketidak mampuan membayarnya, dan jika
seorang penduduk non Muslim mengajukan permohonan bebas utang dan dibenarkan oleh
saksi Muslim, maka barang perdagangan mereka tersebut yang setara dengan jumlah
utangnya, itu akan terbebas dari bea cukai.
Mekanisme Harga
Terjadi kelangkaan barang maka harga akan cenderung tinggi, sedangkan pada saat
barang tersebut melimpah, maka harga akan cenderung turun atau lebih rendah.
Formulasinya menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah permintaan suatu
komoditi adalah negative, apabila harga naik maka quantity akan turun begitu sebaliknya
apabila harga turun maka quantity akan naik.
Poin penting lain dalam analisis ekonomi Abu Yusuf adalah pada masalah pengendalian
harga (tas’ir). Beliau menentang penguasa yang menetapkan harga. Argumen beliau
didasarkan pada hadis Nabi yang artinya : “Pada masa Rasulullah SAW., harga-harga
melambung tinggi. Para sahabat mengadu kepada Rasulullah dan memintanya agar
melakukan penetapan harga. Rasulullah SAW., bersabda, tinggi rendahnya harga barang
merupakan bagian dari ketentuan Allah, kita tidak bisa mencampuri urusan dan ketetapan-
Nya”
Menghubungkan pemikiran pajak abu Yusuf dengan
1. Asas Persamaan
2. Asas Kepastian
3. Asas Kemampuan & Asas keadilan
4. Asas Efisiensi
5. Asas Kenyamanan dalam
pembayaran
Kebijakan Sentralisasi Administrasi Perpajakan
Charging a justifiable minimum,
No oppression of tax payers
Maintenance of a healthy treasury,
Benefiting both goverenment and
payers
In choosing between alternative
policies having the same effect on
treasury, preferring the one that
benefits tax payers
Charging a justifiable minimum No oppression of tax payers
1. Kharaj / PBB
2. jizyah
3. Usyr / bea cukai
Kharaj Usyr
aktivitas perdagangan
peperangan
ekspor dan impor
Jizyah
Negara Islam
Cara untuk Menentukan Pajak
(proporsional tax)
Metode misahah (fixed tax) Metode muqasamah
(proporsional tax)
sistem penetapan tarif pajak tanah
menggunakan persentase
ditanam.
Penetapan tarif PBB berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yakni harga
pasar/harga rata-rata nilai jual tanah yang setiap satu tahun sekali besarannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, dengan pertimbangan dari
Bupati/Walikota setempat. Dalam menentukan besaran NJOP ini ada beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu:
Baik konsep kharaj ataupun konsep PBB keduanya dipungut dan hasilnya
dimanfaatkan oleh negara sebagai pendapatan negara, yang kemudian dapat
diperuntukan bagi kepentingan umum. Adapun perbedaan kedua konsep ini ialah
jika PBB dibebankan kepada semua jenis tanah yang berada di wilayah negara,
sedangakan kharaj hanya dibebankan pada tanah pertanian saja.
Kemudian konsep pajak usyr’ yang diterapkan pada masa Abu Yusuf sama dengan
pajak bea cukai yang diterapkan di masa kini. Konsep Usyr’ Abu Yusuf diterapkan
bermula dari dterapkannya tarif pajak bagi pedagang muslim yang masuk ke daerah
kafir harbi sebesar 10% , maka sebagai gantinya pedagang dari wilayah lain yang
masuk dan berdagang di negara muslim dikenakan tarif pajak juga. Pada pedagang
kafir dzimmi dikenakan pajak sebesar 5%, adapun untuk pedagang muslim kenakan
pajak sebesar 5%
Pengenaan pajak usry’ ini pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan apa yang diterapkan
di Indonesia yang dikenal dengan bea cukai. Penarikan dan penetapan tarif bea cukai di
Indonesia diatur dalam PMK- 199/PMK.010/2019 tentang ketentuan Kepabeaan, Cukai dan
Pajak atas Barang Impor Kiriman. Peraturan menteri keuangan ini meliputi aturan aturan
seperti barang yang dikenai bea cukai, kuantitas barang atau batas Relevansi Pemikiran
Abu Yusuf dan dengan Kebijakan Ekonomi di Indonesia barang yang di bebani pajak cukai
serta ketentuan tarif barang yang dikenai bea cukai.
Konsep Usyr’ pada masa Abu Yusuf ketentuannya lebih
sedikit dan sederhana berbeda dengan bea cukai yang
menyesuaikan dengan perkembangan zaman terasa lebih
kompleks. Pada intinya bahwa pengenaan usyr dan bea
cukai ini memiliki persamaan yakni untuk menjamin
masyarakat dan kemashlatan umat.
Contoh pemikiran imam
madzhab
Imam Malik R.A. Imam Syafi'i R.A. Imam Hanafi R.A. Imam Hanbali R.A.
Imam Malik
Biografi singkat
Nama : Malik bin Anas bin Abi
‘Amar al-Ashbahi.
Lahir : Madinah, tahun 93 H.
Wafat : tahun 179 H.
Contoh pendapat Imam Malik
Biografi singkat
Nama : Ahmad bin Muhammad bin
Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi
Al Baghdadi
Lahir : Marw, Baghdad, Irak. tahun
164 H/780 M
Wafat : Baghdad, tahun 855 M
Contoh pendapat Imam Hanbali
dengan harta