Anda di halaman 1dari 50

Pemikiran Ekonomi Islam Masa Daulah

Umaiyah dan Daulah Abasiyah

by Kelompok 3
Karmila (11210860000040)

Maisyahrani (11210860000041)
Muhammad Al Fath

(11210860000042)
Agenda
Kebijakan Ekonomi Masa Daulah Islam
Biografi Abu Yusuf Dan Ubaid
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Keuangan Publik
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Sistem Pajak
Pemikiran Abu Yusuf dan Abu Ubaid Tentang Mekanisme Harga
Menghubungkan Pemikiran pajak Abu Yusuf dengan kebijakan fiskal di
Indonesia
Contoh pemikiran Imam Madzhab
Kebijakan Ekonomi Masa
Daulah Islam
Tradisi Dan Praktek Ekonomi Masa Daulah Umayah
(41- 132h/ 661-750m)

Pemerintahan islam yang bersifat demokratis seperti yang telah dipratekkan


Rasulullah SAW dan al-Khulafa al-Rasyidun berubah menjadi monarchiberidetis
(kerajaan turun temurun).

Sejak Bani Umayyah berkuasa, seorang khalifah tidak lagi harus seorang ahli hukum

agama. Urusan agama diserahkan kepada para ulama, sedangkan urusan politik
diserahan kepada para penguasa.
Beberapa Khalifah pada masa Abasiyah:

1. Khalifah Muawiyyah bin Abi Sofyan


Pada masa pemerintahannya, khalifah Muawiyah bin
Abi Sofyan mendirikan dinas beserta dengan
berbagai fasilitasnya, menertibkan angkatan perang,
mencetak mata uang, dan mengembangkan jabatan
qadi (hakim) sebagai jabatan profesional. Selain itu,
khalifah Muawiyyah bin Abi Sofyan menerapkan
kebijakan pemberian gaji tetap kepada para tentara,
pembentukan tentara profesional, serta
pengembangan birokrasi, seperti fungsi pengumpulan
pajak dan administrasi politik
2. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
Pemikiran yang serius terhadap penertiban dan pengaturan uang dalam
masyarakat Islam muncul di masa pemerintahan ini.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan bahkan mencetak mata uang Islam tersendiri
dengan tetap mencantumkan kalimat Bismillahirrohmanirrohim pada tahun 74H
(659M) dan melarang pemakaian melakukan percetakan mata uang lain
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga menjatuhkan hukuman ta’zir kepada mereka
yang melakukan percetakan mata uang di luar percetakan Negara.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga melakukan berbagai pembenahan
administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
administrsi pemerintahan Islam.
3. Khalifah Umar bin Abdul Aziz

kembalinya syariah islam dengan semua


ketinggian dan kesempurnaannya untuk
mewarnai seluruh aspek kehidupan
Memprioritaskan pembangunan dalam negeri.
Ia bersifat melindungi dan maningkatkan
kemakmuran taraf hidup masyarakat.
Menetapkan gaji pejabat sebesar 300 dinar.
Dan kebijakan pajak yang dikenakan oleh non
muslin itu hanya berlaku 3 profesi yaitu
pedagang, petani, dan tuan tanah
Menerapkan kebijakan otonomi daerah
Membuka jalur perdagangan bebas, menghapus
bea cukai
Tradisi Dan Praktek Ekonomi Masa Daulah Abasiyah (132- 656h/750-1258m)

Menggulingkan pemerintahan Bani Umayyah pada tahun 750H


Para pendiri = keturunan al-abbas. Pendiri dinasti = Abdullah al-Saffah

pusat pemerintahan Ahmad Syalabi membagi menjadi tiga periode :


dipindahkan dari Periode I (132-232 H) :kekuasaan terletak
Damaskus ke Baghdad. 5 ditangan khalifah
tahun waktu lebih Periode II (232-590 H) : kekuasaan mulanya
berkuasa pola milik Bani Buwaih diambil alih Bani Saljuq
pemerintahan yang di Periode III (590-656 H) : kekuasaan kembali di
terapkan berbeda beda tangan khalifah sebatas baghdad dan
sesuai dengan perubahan sekitarnya saja
politik, sosial, dan budaya.
Khilafah Al- Mansyur

Pada awal pemerintahan Khalifah al-Mansyur dalam


mengendalikan harga-harga , memerintahkan kepala jawatan pos
untuk melaporkan harga pasaran dari setiap bahan makan dan
barang lainya. Jika mengalami kenaikan drastis, ia memerintahkan
para walinya agar menurunkan harga-harga ke tingkat semula ,
Khalifah al-Manshur sangat hemat dalam membelanjakan harta
baitul mal. Ketika ia meninggal, kekayaan kas negara mencapai 810
juta dirham.
Khilafah Al-Mahdi

Keadaan negara saat itu telah stabil. Ia banyak menerapkan kebijakan yang
menguntungkan rakyat banyak, ia juga mengembalikan seluruh harta yang di rampas
ayahnya kepada pemiliknya masing masing. Perekonomian negara mulai meningkat di
sektor pertanian dan pertambangan. Jalur transit perdagangan antara Timur dan Barat
juga banyak menghasilkan kekayaan. Dengan demikian sektor perekonomian yang
menunjang kemakmuran Daulah Abbasiyah adalah perdagangan.
Khilafah Harun al-Rasyid

Keberhasilan Khalifah al-Manshur dalam meletakan dasar-dasar


pemerintahan Daulah Abbasiyah memudahkan usaha para khalifah
selanjutnya untuk lebih fokus di bidang ekonomi dan keuangan negara,
sehingga peningkatan dan pengembangan taraf hidup masyarakat dapat
terjamin
Khilafah Harun al-Rasyid

Keberhasilan Khalifah al-Manshur dalam meletakan dasar-dasar pemerintahan Daulah


Abbasiyah memudahkan usaha para khalifah selanjutnya untuk lebih fokus di bidang ekonomi
dan keuangan negara, sehingga peningkatan dan pengembangan taraf hidup masyarakat
dapat terjamin. Pemerintahannya sangat memperhatikan masalah pajak - Qadi Abu Yusuf
menyusun kitab al-Kharaj.
Khalifah al-ma’mun

Pribadi al-Ma’mun adalah pribadi yang mencintai ilmu dan hal ini sangat mempengaruhi
berbagai kebijakannya seperti pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam, menggalakan
aktivitas penerjemah buku-buku asing. untuk menunjang hal tersebut, pemerintah
mengalokasikan dana Baitul Mal untuk gaji para penerjemah.
Dinasti Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan islam, termasuk kehidupan perekonomian, daripada perluasan wilayah. Setelah
melewati periode ini Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran dan akhirnya dihancurkan oleh
bangsa mongol pada tahun 1258 M.
Abu Yusuf
Biografi Singkat :
Lahir di Kufah pada tahun 113 H dan
meninggal dunia di Baghdad pada
tahun 182 H
Berguru kepada imam Abu Hanifah
Nama Lengkap : Ya’qub bin
selama 17 tahun
Ibrahim bin Habib bin Khunais
karya Abu Yusuf yang sangat
bin Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi
monumental : Kitab al-Kharaj
Al-Kufi Al-Bagdad
Abu Ubaid
Biografi Singkat :
Lahir di kota Harrah pada tahun 157
Hijriah dan meninggal dunia di Mekkah
pada tahun 224 Hijriah
menuntut ilmunya kepada para ulama
terkenal seperti Abu Ubaidah Ma’mar
bin Al Mutsanna, Abu Zaid Al Anshari, Nama Lengkap : Abu Ubaid Al
Al Ashma’i,dan yang lainnya Qasim bin Sallam bin Miskin bin
Seorang ahli hukum, ahli ekonomi Islam, Zaid al-Harawi al-Azadi al-
ahli hadits dan ahli bahasa Arab Baghdadi
(nahwu)
Pemikiran Abu Yusuf tentang Keuangan Publik

Penerimaan Negara dalam Daulah Islamiyah menurut Abu Yusuf dibagi ke


dalam tiga kategori, yaitu ghanimah, sadaqah, dan harta fa’i(jizyah, ‘usyur
dan kharaj).

Sadaqah
Ghanimah

sesuatu yang dikuasai oleh kaum muslim dari \


Abu Yusuf menfokuskan objek zakat:
harta orang kafir melalui peperangan. zakat pertanian : jumlah pembayaran zakat
pertanian adalah sebesar ‘usyr yaitu 10%
Abu Yusuf menyebutkan, bahwa pemasukan dan 5%, tergantung dari jenis tanah dan
ghanimah pada waktu itu menjadi bagian irigasi. hasil mineral atau barang tambang
yang penting dalam keuangan public karena lainnya : jumlah pembayaran zakat 20% dari
pada masa itu masa ekspansi wilayah masih total produksi.
terus berjalan walaupun tidak terlalu besar.
Harta fa'i

adalah segala sesuatu yang dikuasai kaum muslim dari orang kafir tanpa peperangan, termasuk harta
yang mengikutinya, yaitu kharaj tanah tersebut, jizyah perorangan dan usyr dari perdagangan.

1. Kharaj ialah tanah taklukan milik kaum kafir yang kalah dalam
peperangan dan tanah tersebut jatuh kepada umat Islam

Abu Yusuf menganjurkan agar tanah itu tidak diberikan kepada


individu-individu sebagaimana pembagian dalam harta warisan
perang (ghanimah). Individu diperkenankan mengelola tanah tersebut
atas izin pemerintah dengan dikenai kharaj.
Jizyah
Usyr, yaitu bea cukai
Jizyah adalah kewajiban yg
dibebankan kepada penduduk non Usyr merupakan hak kaum muslim
muslim yang tinggal di Negara Islam yang diambil dari harta
sebagai pengganti biaya perlindungan perdagangan ahl dzimmah dan
atas hidup, property dan kebebasan penduduk darul harbi yang
untuk menjalankan agama mereka. melewati perbatasan Negara Islam

Abu Yusuf menyarankan untuk Abu Yusuf mensyaratkan yang


menunjuk seorang adminis-trator yg harus dipertimbang kan:
jujur disetiap kota dengan asisten 1. barang haruslah untuk barang yg
yang berhubungan langsung dengan diperdagangkan.
kepala dari komunitas Dzimmi untuk 2. nilai barang yang dibawa tidak
mengumpulkan jizyah. boleh kuramg dari 200 dirham
Pemikiran Abu Ubaid tentang Keuangan Publik

Kitab al-Amwal : Analisis praktik yang dilakukan Rasulullah,


Khulafaurasyidiin, terutama Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Azis
sebagai contoh ideal dalam pengelolaan keuangan publik. Institusi yang
mengelola disebut Baitul Mal. Menurut takwil Umar bin Khattab ada tiga
harta yang masuk dalam keuangan publik yaitu :
1) Shadaqah/zakat
2) Fa'i, yang terdiri dari :
Kharaz
Jizyah
Khumus
'Usyr
Hukum-hukum pertanahan yang dikemukakan oleh Abu Ubaid adalah sebagai berikut :

1) Iqtha
Iqtha’ ialah tanah yang diberikan kepala negara kepada seorang rakyatnya untuk menguasai sebidang
tanah. Menurut Abu Ubaid, hendaknya pemerintah tidak mengiqtha tanah kharaj karena tanah kharaj
adalah tanah yang produktif

2) Ihya al-Mawat
Ihya al-Mawat adalah membuka kembali lahan yang mati itu dengan membersihkannya,
mengairi, mendirikan bangunan dan menanamkan kembali benih-benih kehidupan pada
lahan tersebut.

3) Hima
Menurut Abu Ubaid, hima adalah tempat dari tanah yang tidak berpenduduk yang dilindungi kepala
negara untuk tempat mengembala hewan hewan ternak dimata tanah hima mendapatkan perlindungan
dari pemerintah, namun dapat dimanfaatkan oleh seluruh umat hasil yang ada pada tanah tersebut seperti
air, rumput, dan tanaman
Pemikiran pajak Abu Yusuf
Kharaj atau perpajakan merupakan
Menurutnya, cara ini lebih adil dan
pemikiran utama Abu Yusuf. Dalam hal akan memberikan kemudahan dalam
perpajakan Abu Yusuf telah memperluas tanah garapan. Abu
memberikan prinsip- prinsip tentang Yusuf dengan tegas menentang
kesanggupan membayar, pemberian pajak tanah pertanian, dan
waktu yang longgar bagi pembayar menyarankan penggantian dari
pajak dan sentralisasi pembuat pemungutan tetap atas tanah lahan
keputusan dalam administrasi pajak. dengan pajak yang sebanding atas
Dalam hal penetapan pajak, Abu penghasilan pertanian, karena hal ini
Yusuf cenderung menyetujui Negara lebih besar dan membantu ekspansi
dalam area-area yang ditanami.
mengambil bagian dari hasil pertanian
dari penggarap dari pada menarik
sewa dari lahan pertanian.
Dengan kata lain ia lebih merekomendasikan
penggunaan sistem muqasamah (proportional
tax) daripada system Misahah (Fixed Tax) yang
telah berlaku sejak masa pemerintahan Khalifah
Umar hingga periode awal pemerintahan Dinasti
Abbasiyah.
Dia menemukan pada masanya ada area-
Dalam metode penilaian pajak tanah
area yang tidak diolah selama ratusan tahun.
muqasamah, petani dikenakan pajak
Pada situasi ini pajak yang dihasilkan dengan
tarif tetap atas hasil panen atau sejumlah menggunakan rasio tertentu dari total
tetap dari uang tunai akan membebani produksi yang mereka hasilkan. Rasionya
pembayar pajak secara berlebihan. bervariasi sesuai dengan jenis tanaman,
system irigasi, dan jenis tanah pertanian.
Argument lain yang ia kemukakan untuk
menolak system misahah yaitu dalam mihasah Tarif yang ditetapkannya adalah:
tidak ditentukan apakah pajak akan 40 % dari produksi yang diairi oleh
dikumpulkan dalam bentuk barang atau hujan lamai
sejumlah uang tunai sehingga fluktuasi harga
30% dari produksi yang menggunakan
benih dalam hal ini akan berimplikasi pada
irigasi buatan
pemerintahan dan pembayar pajak.
¼diproduksi panen musim panas
2 keuntungan dalam memberlakukan sistem muqasamah, yaitu :
Peningkatan pendapatan bait al mal.
Mencegah ketidakadilan bagi para pembayar pajak.

Dimensi lain dari manajemen pengelolaan kharaj adalah penggajian aparat yang
bekerja di bidang ini. Abu Yusuf menganjurkan agar gaji mereka diambil dari bait al mal
dan bukan dari pembayar kharaj secara langsung.
Pemikiran pajak Abu Ubaid
Ketika berbicara masalah pajak untuk kharaj dan jizyah, dia menyinggung tentang
pentingnya keseimbangan antara kekuatan finansial penduduk non Muslim dengan
kepentingan dari golongan Muslim yang berhak menerimanya.

Abu Ubaid juga menyatakan bahwa tarif pajak kontraktual tidak dapat ditunaikan,
bahkan dapat diturunkan apabila terjadi ketidak mampuan membayarnya, dan jika
seorang penduduk non Muslim mengajukan permohonan bebas utang dan dibenarkan oleh
saksi Muslim, maka barang perdagangan mereka tersebut yang setara dengan jumlah
utangnya, itu akan terbebas dari bea cukai.
Mekanisme Harga
Terjadi kelangkaan barang maka harga akan cenderung tinggi, sedangkan pada saat
barang tersebut melimpah, maka harga akan cenderung turun atau lebih rendah.
Formulasinya menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah permintaan suatu
komoditi adalah negative, apabila harga naik maka quantity akan turun begitu sebaliknya
apabila harga turun maka quantity akan naik.

Poin penting lain dalam analisis ekonomi Abu Yusuf adalah pada masalah pengendalian
harga (tas’ir). Beliau menentang penguasa yang menetapkan harga. Argumen beliau
didasarkan pada hadis Nabi yang artinya : “Pada masa Rasulullah SAW., harga-harga
melambung tinggi. Para sahabat mengadu kepada Rasulullah dan memintanya agar
melakukan penetapan harga. Rasulullah SAW., bersabda, tinggi rendahnya harga barang
merupakan bagian dari ketentuan Allah, kita tidak bisa mencampuri urusan dan ketetapan-
Nya”
Menghubungkan pemikiran pajak abu Yusuf dengan

kebijakan fiskal di Indonesia


Prinsip-Prinsip Dasar Pembayaran Pajak

1. Asas Persamaan
2. Asas Kepastian
3. Asas Kemampuan & Asas keadilan
4. Asas Efisiensi
5. Asas Kenyamanan dalam

pembayaran
Kebijakan Sentralisasi Administrasi Perpajakan
Charging a justifiable minimum,
No oppression of tax payers
Maintenance of a healthy treasury,
Benefiting both goverenment and
payers
In choosing between alternative
policies having the same effect on
treasury, preferring the one that
benefits tax payers
Charging a justifiable minimum No oppression of tax payers

Departemen perpajakan menentukan


Departemen perpajakan tidak boleh

persentase pajak sesuai dengan jenisnya,


melakukan pemaksaan dan penindasan

jumlah nominal tarif yang harus ditagih,


ataupun berupa ancaman kepada wajib

serta hukumnya harus diatur. pajak


Maintenance of a healthy treasury

pemerintahan harus senantia melakukan

pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap

asset-aset yang dimiliki, baik aset tetap

ataupun yang tidak tetap.


Benefiting both goverenment
In choosing between alternative

& payers policies having the same effect on

treasury, preferring the one that

benefits tax payers


Harus ada sinergi antara departemen dalam menentukan pilihan keuntungan
perpajakan dengan wajib pajak. Karena antara departemen perpajakan dengan
pada dasarnya keduanya saling wajib pajak maka didahulukan
menguntungkan, pemungut pajak keuntungan untuk wajib pajak. Karena
memiliki keuntungan atas pajak yang pada dasarnya negara membutuhkan
dikumpulkan dan wajib pajak dapat peran wajib pajak untuk mendapatkan
memperoleh keuntungan berupa pemasukan dan pendapatan agar
fasilitas yang dibangun dari pajak dapat membiayai anggaran belanja
tersebut. negara
Jenis-jenis Pajak dalam Islam

1. Kharaj / PBB
2. jizyah
3. Usyr / bea cukai
Kharaj Usyr

pajak perdagangan atau

pajak yang dikenakan kepada lahan-

pajak yang dikenakan untuk

lahan yang ditaklukan melalui

aktivitas perdagangan

peperangan
ekspor dan impor

Jizyah

pajak yang dikenakan bagi warga non-

muslim yang tinggal dinegara Islam dan

sebagai jaminan yang diberikan oleh

Negara Islam
Cara untuk Menentukan Pajak

1. Metode misahah (fixed tax),


2. Metode muqasamah

(proporsional tax)
Metode misahah (fixed tax) Metode muqasamah

(proporsional tax)
sistem penetapan tarif pajak tanah

yang didasarkan pada ukuran dan

luas lahan tanpa

menggunakan persentase

mempertimbangakan jenis tanah,

disesuaikan dengan produktifitas

kesuburan tanah serta tidak

tanah dan tanpa memperhatikan


melihat sistem irigasi yang

jumlah pengenaan pajak


digunakan dan tanaman yang

ditanam.

Penetapan tarif PBB berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yakni harga
pasar/harga rata-rata nilai jual tanah yang setiap satu tahun sekali besarannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, dengan pertimbangan dari
Bupati/Walikota setempat. Dalam menentukan besaran NJOP ini ada beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu:

1. Untuk NJOP bumi, pertimbangannya adalah letak, pemanfaatannya, peruntukan

serta kondisi lingkungannya.


2. Untuk NJOP bangunan, dasar pertimbangannya yaitu bahan yang digunakan

dalam bangunan, rekayasa, kondisi dan letak bangunan


Dalam pengenaan pajak bumi/tanah ada beberapa hal yang menjadi indikatornya
seperti, letak, pemanfaatan, peruntukan dan kondisi lingkungannya secara tidak
langsung indikator-indikator ini sudah menunjukkan bahwa pengenaan pajak bumi
di Indonesia disesuaikan berdasarkan produktifitas tanahnya bukan hanya dari luas
tanah. Dengan demikian bahwa apa yang Abu Yusuf dulu sarankan, pada saat ini
masih relevan untuk diterapkan.

Baik konsep kharaj ataupun konsep PBB keduanya dipungut dan hasilnya
dimanfaatkan oleh negara sebagai pendapatan negara, yang kemudian dapat
diperuntukan bagi kepentingan umum. Adapun perbedaan kedua konsep ini ialah
jika PBB dibebankan kepada semua jenis tanah yang berada di wilayah negara,
sedangakan kharaj hanya dibebankan pada tanah pertanian saja.
Kemudian konsep pajak usyr’ yang diterapkan pada masa Abu Yusuf sama dengan
pajak bea cukai yang diterapkan di masa kini. Konsep Usyr’ Abu Yusuf diterapkan
bermula dari dterapkannya tarif pajak bagi pedagang muslim yang masuk ke daerah
kafir harbi sebesar 10% , maka sebagai gantinya pedagang dari wilayah lain yang
masuk dan berdagang di negara muslim dikenakan tarif pajak juga. Pada pedagang
kafir dzimmi dikenakan pajak sebesar 5%, adapun untuk pedagang muslim kenakan
pajak sebesar 5%

Pengenaan pajak usry’ ini pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan apa yang diterapkan
di Indonesia yang dikenal dengan bea cukai. Penarikan dan penetapan tarif bea cukai di
Indonesia diatur dalam PMK- 199/PMK.010/2019 tentang ketentuan Kepabeaan, Cukai dan
Pajak atas Barang Impor Kiriman. Peraturan menteri keuangan ini meliputi aturan aturan
seperti barang yang dikenai bea cukai, kuantitas barang atau batas Relevansi Pemikiran
Abu Yusuf dan dengan Kebijakan Ekonomi di Indonesia barang yang di bebani pajak cukai
serta ketentuan tarif barang yang dikenai bea cukai.
Konsep Usyr’ pada masa Abu Yusuf ketentuannya lebih
sedikit dan sederhana berbeda dengan bea cukai yang
menyesuaikan dengan perkembangan zaman terasa lebih
kompleks. Pada intinya bahwa pengenaan usyr dan bea
cukai ini memiliki persamaan yakni untuk menjamin
masyarakat dan kemashlatan umat.
Contoh pemikiran imam

madzhab

Imam Malik R.A. Imam Syafi'i R.A. Imam Hanafi R.A. Imam Hanbali R.A.
Imam Malik

Biografi singkat
Nama : Malik bin Anas bin Abi
‘Amar al-Ashbahi.
Lahir : Madinah, tahun 93 H.
Wafat : tahun 179 H.
Contoh pendapat Imam Malik

Menurut ulama Maliki, pemerintah berhak

untuk memungut pajak, oleh karena keadaan

khusus. Imam Qirtuby berkata : ulama

sepakat bahwa apabila terjadi kondisi

mendesak bagi kaum muslimin adanya

kebutuhan lain di luar kebutuhan yang telah

terpenuhi dengan zakat maka wajib

pemenuhannya melalui kewajiban lain(pajak)


Imam Syafi'i
Biografi singkat
Nama : Muhammad ibn Idris ibn al-
Abbas ibn Utsman ibn Syafi’i ibn al-
Sa’ib ibn ‘Ubaid ibn ‘Abd Yazid ibn
Hasyim ibn ‘Abd al-Muthallib ibn
Abdul Manaf.
lahir : Gazza, tahun 150 H
wafat : Mesir, tahun 204 H.
Contoh pendapat Imam Syafi'i

Sedangkan menurut ulama syafi'i menetapkan bolehnya

pajak terhadap orang-orang kaya. Apabila pemerintah


memerlukannya demi mewujudkan mashlahat umum.

Diantara nya, imam Al-Ghazali berkata : jika kas negara

telah habis dan tidak ada dana yang mencukupi untuk

kebutuhan militer yang sekiranya pasukan militer sibuk

masing-masing mencari nafkah kebutuhan hidup,

berpotensi mudahnya masuknya musuh ke negeri Islam

atau berpotensi munculnya fitnah di dunia Islam, maka

dibolehkan bagi pemerintah menerapkan pajak bagi


orang kaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Imam Hanafi
Biografi singkat
Nama : Nu’man bin Tsabit bin
Zuthi.
lahir : Kufah, Irak pada tahun 80
H.
wafat : tahun 150 H.
Contoh pendapat Imam Hanafi

Menurut ulama hanafi, boleh hukumnya

mewajibkan pajak kepada masyarakat

apabila terdapat kebutuhan yang

mengharuskan hal tersebut. Mereka

mengistilahkannya dengan an-nawãib, baik

dengan cara yang benar/batil. An-nawãib

Raiyah merupakan sesuatu yang diwajibkan

oleh pemerintah berupa kebutuhan

masyarakat seperti memperbaiki

jembatan, jalan dan sebagainya.


Imam Hanbali

Biografi singkat
Nama : Ahmad bin Muhammad bin
Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi
Al Baghdadi
Lahir : Marw, Baghdad, Irak. tahun
164 H/780 M
Wafat : Baghdad, tahun 855 M
Contoh pendapat Imam Hanbali

Sedangkan menurut ulama hanbali, mereka

membolehkan adanya kewajiban pajak &

mengistilahkannya dengan Al kalf as shulthaniyah,

bahkan mereka mengkategorikannya sebagai jihad

dengan harta, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu

Taimiyah dalam Al Fatawa. Karena Al Kalf As

sulthoniya / apa yang dipungut oleh pemerintah

berupa harta dari orang kaya masuk ke dalam jihad

dengan harta

Anda mungkin juga menyukai