Anda di halaman 1dari 3

JUAL BELI KREDIT

M. Najmuddin zuhdi

A. Pendahuluan
Saat ini di berbagai kota dan desa di Negara ini telah marak sekali kegiatan jual
beli dengan sistem kredit baik berupa jual beli rumah, kendaraan, perabot rumah tangga,
peralatan kantor, peralatan sekolah, peralatan elektronik dan lain-lain. Sebagai seorang
muslim kita harus mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap jual beli ini agar
terhindar sikap keraguan dan kemunafikan. Sebelum jual beli dengan system kredit ini
dibahas perlu disampaikan pengertian jual beli kredit yaitu angsuran tertentu pada waktu
tertentu dan harganya lebih mahal dari pada pembelian tunai. Jual beli ini ada kesamaan
dengan jual beli system salam tapi juga ada perbedaannya. Bila dua orang melakukan jual
beli kredit, maka pembeli akan memperoleh barang dan pembayarannya dilaksanakan
dengan angsuran dalam waktu yang telah ditentukan sementara dalam jual beli dengan
system salam penjual akan memperoleh uang dan barangnya di serahkan pada waktu
yang telah di tentukan.

B. Dalil-dalil
a. Ayat Al-Qur’an
َ ‫ا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِذَا تَدَايَ ْنت ُ ْم ِب َدي ٍْن إِلَ ٰى أَ َج ٍل ُم‬.
ٌ ِ‫س ًّمى فَا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكت ُْب بَ ْينَ ُك ْم كَات‬
ۚ ‫ب ِبا ْلعَ ْد ِل‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya (QS. A-l-Baqarah 282)

b. Hadis Nabi
َ ‫سله َم‬
‫ع ْن بَ ْيعَتَي ِْن فِي بَ ْيعَة‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫سو ُل ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah melarang dua jual beli dalam satu
transaksi (HR Tirmidzi)

‫شةَ – رضى هللا عنها – أَ هن النه ِب ه‬


‫ى – صلى هللا عليه وسلم‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ – ‫ط َعا ًما ِم ْن يَ ُهودِى‬ َ ‫ا ْشت ََرى‬
ً ‫ َو َر َهنَهُ د ِْر‬، ‫ِإلَى أَ َجل‬
‫عا ِم ْن َحدِيد‬
Hadis dari Aisyah, Rasulullah pernah membeli makanan dari seorang yahudi dengan
pembayaran tunda dan menggandaikan baju besinya sebagai anggunan (HR. Bukhori)

c. Ijma’
Sebagian ulama mengklaim bahwa jual beli system kredit itu diperbolehkan secara
ijma’. Karena kaum muslimin sudah terbiasa melakukannya, dan mereka bermufakat
bahwa jual beli kredit itu hukumnya boleh.
d. Qiyas
Jual beli kredit itu diqiyaskan dengan jual beli salam yang diperbolehkan oleh
Rasulullah dan jual beli salam inilah yang menjadi penyebab turunya surat Al-
Baqarah ayat 282. Salah satu perbedaannya adalah kalau jual beli salam pembeli
menyerahkan uang tapi barangnya ditunda sementara jual beli kredit pembeli
menerima barang dan pembayarannya ditunda.

e. Maslahah
Dengan jual beli system kredit penjual akan diuntungkan dengan bertambah harga
barang hingga melebihi harga tunai ini tidak apa-apa karena tidak bertentangan
dengan syara’ karena itu didasarkan pada kemaslahatan bersama. Sementara itu
pembeli juga diuntungkan, dia dapat membayar tidak merasa berat karena dapat
diangsur pada waktu tertentu dan dapat memiliki barang yang tidak mampu
membelinya secara tunai.
Diantara para ulama yang memperbolehkan system jual beli kredit adalah :
a. Nashruddin al-Albani, bila terjadi jual beli kredit maka hendaknya penjual
menentukan harga yang paling rendah bila tidak, berarti melakukan riba.
b. Shaleh Utsaimin, jual beli kredit itu hukumnya mubah, berdasarkan surat Al-
Baqarah ayat 282
c. Hanafi, harga pada jual beli kredit boleh dinaikkan karena penundaan waktu,
penjualan kontan tidak sama dengan kredit, karena yang ada pada saat ini lebih
bernilai dari pada yang belum ada, dan pembayaran kontan lebih afdhal dari pada
pembayaran berjangka.
d. Malikiyah, penundaan salah satu alat tukar bias menyebabkan pertambahan harga.
e. Syafiiyah, kalau seorang membeli sesuatu dengan pembayaran tunda maka ia
tidak diberi tahu harga kontannya karena penundaan pembayaran memang
memiliki nilai tersendiri.
f. Hambaliyah, jual beli kredit harus dengan barang dan harga yang jelas serta
waktu pembayaran memang memiliki nilai tersendiri.

C. Uraian
Berdasarkan ayat dan hadis-hadis, para ulama berbeda-beda pendapatanya tentang
jual beli kredit, namun pada umumnya mereka membolehkannya. Perbedaan pendapat
tersebut didasarkan atas perbedaan mereka dalam memahami hadis Abu Hurairah,
sebagian mereka berpendapat bahwa transaksi jual beli kredit bukan lah transaksi yang
dimaksud dalam hadis tersebut diatas, maka jual beli kredit mubah, tetapi sebagian dari
mereka berpendapat bahwa transaksi jual beli kredit ini yang dimaksud atas untuk riel
dari hadis diatas. Pendapat pertama tersebut diperkuat dengan beberapa alasan,
diantaranya,
Pada hakikatnya di dalam jual beli kredit tersebut diatas tidak terjadi dua transaksi, sebab
meskipun ada beberapa harga akan tetapi pembeli hanya memilih salah satu harga saja itu
berarti harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual hanya satu, sedangkan yang
dilarang di hadis adalah jual beli dengan akad ganda.

D. Penutup
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum jual beli kredit itu
mubah, meski demikian kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu :
a. Pembeli barang dengan kredit adalah orang yang tidak mampu membeli \nya dengan
tunai
b. Barang yang dibeli secara kredit harus memiliki urgensi tinggi, agar jual beli ini tidak
dijadikan kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai