Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Salam (In-Front Payment Sale)


Dalam pengertian yang sederhana, jual beli salam dapat diartikan pembelian barang yang
disediakan dikemudian hari, dan pembayaran dilakukan dimuka. 1
1. Rukun-rukun Salam:
Pelaksanaan jual beli salam harus sesuai dengan rukun-dibawah ini:
1) Muslam atau pembeli
2) Muslam ilaih atau pembeli
3) Modal atau uang
4) Muslin fihi atau barang
5) Sighat atau ucapan ijab dan Kabul2

2. Syarat-syarat Salam
Disamping adanya rukun-rukun yang harus dipenuhi, jual beli salam juga
mengharuskan terpenuhinya seluruh syarat pada masing-masing rukun, di bawah ini akan
diuraikan dua diantara rukun terpenting, yaitu:modal dan barang.
1) Modal Transaksi Jual Beli Salam
a. Modal harus diketahui
Barang yang akan disupply harus diketahui jenis, kualitas dan jumlahnya. Hukum awal
mengenai pembayaran adalah pembayaran harus dalam bentuk uang tunai.
b. Penerimaan pembayaran jual beli salam
Kebanyakan ulama mengharuskan pembayaran jual beli salam dilakukan di tempat kontrak. Hal
tersebut dimaksudkan agar pembayaran Yang diberikan oleh muslam (pembeli) tidak dijadikan
sebagai utang penjual. Lebih khusus lagi, pembayaran salam tidak bisa dalam bentuk pembebasan
utang yang harus dibayar dari muslah ilaih (penjual). Hal ini untuk mencegah riba dari praktik
salam.

2) Al-Muslam Fiihi (Barang)


a. Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang.
b. Harus bisa diidentifakasi secara jelas agar untuk mengurangi kesalahan
c. Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari

2
d. Kebanyakan ulama mensyaratkan penyerahan barang harus dilakukan pada suatu waktu kemudian,
tetapi mazhab Syafi’i membolehkan penyerahan segera.
e. Bolehnya menentukan tanggal waktu penyerahan dimasa mendatang
f. Tempat penyerahan barang harus ditentukan oleh pihak-pihak yang berkontrak.
g. Para ulama melarang penggantian barang dengan barang lainnya.

Salam parallel
Salam parallel berarti melaksanakan dua transaksi salam antar bank dan nasabah, dan antara bank
dan pemasok (suplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan (terjadi dalam waktu bersamaan). 3
Dewan pengawas Syariah Rajhi Banking & Invesment Corporation telah menetapkan fatwa yang
membolehkan praktik salam parallel dengan syarat pelaksanaan transaksi salam kedua tergantung pada
akad salam yang pertama. Beberapa ulama kontemporer memberikan satatan atas transaksi salam
parallel, terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus-menerus. Hal
demikian didga akan menjurus pada riba.4

B. Dasar Hukum Salam


Landasan Syariah transaksi salam terdapat dalam al-quran dan al-hadits.5
1. Alquran
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282:

Dalam kaitan Ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut dengan
transaksi jual beli salam.  hal ini tampak jelas dari ungkapan beliau, "saya bersaksi bahwa
Salaf  (salam) Yang dijamin dalam jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh Allah pada
kitab-Nya dan diizinkan-Nya.” ia lalu membaca ayat tersaebut diatas.

2. al-Hadits

Ibnu Abbas meriwayatkan  bahwa Rasulullah saw.  datang ke Madinah di mana


penduduknya melakukan salam dalam buah-buahan (untuk jangka waktu)  satu, dua dan tiga
tahun. beliau berkata,
“Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang
jelas daan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”
Dari Shuhaib ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

5
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung umtuk keperluan rumah bukan
untuk dijual.”(HR. Ibnu Majah)

C. Fatwa DSN Tentang Salam


Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam
menyatakan bahwa salam merupakan jual beli barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran  harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu, dan kini telah melibatkan
pihak perbankan. Agar cara tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN
memandang perlu menetapkan fatwa tentang salam untuk dijadikan pedoman oleh lembaga
keuangan syari’ah.  

D. Aplikasi Salam Dalam Lembaga Keuangan Syari’ah

Anda mungkin juga menyukai