Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

COLIC ABDOMEN

OLEH:
Nama : Hainul Mardiah
NIM : PO0320222015
Tingkat : 2A

DOSEN PENGAMPU:

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN LANGSA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
A. Konsep Kolic Abdomen atau Abdomen Akut............................................................3
1. Pengertian............................................................................................................3
2. Etiologi................................................................................................................3
3. Manifestasi Klinis...............................................................................................4
4. Patofisiologi........................................................................................................5
5. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................6
6. Komplikasi..........................................................................................................7
7. Penatalaksanaan..................................................................................................7
B. Konsep Asuhan Keperawatan....................................................................................8
1. Pengkajian...........................................................................................................8
2. Analisa Data......................................................................................................10
3. Diagnosa Keperawatan......................................................................................11
4. Intervensi...........................................................................................................12
5. Implementasi.....................................................................................................17
6. Evaluasi.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
A. Konsep Kolic Abdomen atau Abdomen Akut
1. Pengertian
Kolik abdomen adalah suatu kasus kegawat daruratan abdomen yang dapat
terjadi karena masalah bedah dan non bedah, ditandai dengan keluhan nyeri
abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24 jam
(Mannana et al., 2021).
Penyakit kolik abdomen biasanya menyerang sistem pencernaan, sistem
pencernaan merupakan sistem organ yang menerima makanan, mencerna
makanan untuk dijadikan energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa dari proses
tersebut. Usus merupakan bagian penting dari salah satu saluran pencernan. Usus
berfungsi dalam mengabsorpsi nutrisi. Salah satu permasalahan pada usus yang
dapat menyerang anak-anak bahkan orang dewasa dan dapat menyebabkan
komplikasi yang membahayakan nyawa adalah ileus obstruktif.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena
sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang
terlibat tersebut dipengaruhi peristaltic (Pratiwi, 2020).

2. Etiologi
Ada banyak organ di dalam perut, antara lain hati, ginjal, lambung, usus
kecil, dan besar, pembuluh darah seperti aorta abdominal, dan lain-lain.
Kerusakan atau penyakit-penyakit yang mengenai organ-organ tersebut dapat
menyebabkan nyeri perut. Umumnya, nyeri perut disebabkan usus yang teregang,
peradangan organ dalam perut, luka cedera, dan kekurangan persedian darah atau
iskemia organ. Penyebab utama yang sering muncul dalam kolik abdomen atau
nyeri perut yaitu :
a. Mekanis
b. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan)
c. Karsinoma
d. Volvulus
e. Intususepsi
f. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati).
g. Polip (perubahan pada mukosa hidung).
h. Struktur (penyumbatan yang abnormal pada ductus atau saluran)
i. Fungsional (non mekanik).
j. Ileus paralitik
k. Lesi medulla spinalis
l. Enteritis regional
m. Ketidakseimbangan elektrolit
n. Uremia
Etiologi yang lain yaitu:
a. Inflamasi peritoneum parietal: perforasi peritonitis, apendisitis, diverti
kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
b. Kelainan mukosa visceral: tukak peptik, inflammatory bowel disease
kulitis infeksi, esophagitis.
c. Obstruksi visceral: ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena batu.
d. Regangan kopsula organ: hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
e. Gangguan vaskuler: iskemia atau infark intestinal.
f. Gangguan motilitis: irritable bowel syndrome,dyspepsia fungsional
g. Ekatra abdominal: hespes trauma muskuluskeletal, infark miokard dan
paru dan lainnya (Kristina, 2020).

3. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana usus halus
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal peningkatan bising usus halus (bunyi gemericing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat) nyeri tekan difus minimal.
b. Mekanika sederhana - usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, muntah sedikit atau
tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi ‘’Hush‟
meningkat nyeri tekann difus minimal.
c. Mekanika sederhana - kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah) distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit crohn.
gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat nyeri parah terus menerus dan
terlokalisir distensi sedang, muntah paristen, biasanya bising usus menurun
dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna
gelap atau berdarah atau mengandung darah samar (Kristina, 2020).

4. Patofisiologi
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus
intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari
organ yang terdapat dalam Abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam
organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan
dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut Abdomen yaitu suatu
kegawatan Abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri Abdomen yang
terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24 jam. Kolik Abdomen terkait
pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala
gastrointestinal yang spesifik. Pada Kolik Abdomen nyeri dapat berasal dari
organ dalam Abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut.
Lokasi nyeri perut Abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi
penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan
perjalanan dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan
lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
Pathway
Adhesi, volvulus, intusepsi, hernia, tumor

Akumulasi gas dan cairan Klien dirawat


pada proksimal dari obstruksi inap

Distensi abdomen, dan retensi Perut kembung Reaksi


cairan hospitalisasi

Absorpsi berkurang, sekresi Gangguan pola Menekan


lambung meningkat eliminasi: konstipasi diafragma

Tekanan intralumen Ekspansi paru


Terasa nyeri Ansietas
meningkat menurun

Nyeri akut
Penurunan tekanan Pola napas
kapiler vena dan arteriola terganggu

Mual Edema, kongesti, Ketidakefektifan


nekrosis pola napas
Muntah
Ruptur atau
perforasi dinding
usus
Resiko
kekurangan Periotonotis
cairan

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik: Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen: lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rektal
d. Laboratorium: leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmen yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amylase karena iritasi pankreas oleh lipatan
khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
(Kristina, 2020).

6. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
d. Gangren Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian
sel/jaringan. Gangren kandung empedu, saluran empedu dan pankreas
diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut. Peningkatan suhu tubuh
Mediator nyeri Peningkatan suhu tubuh Anoreksia Nyeri akut Mual,
muntah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan diri
e. Sepsis Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke
seluruh tubuh melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan
syok, dimana tekanan darah turun.
f. Fistula Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua
organ.Batu empedu mengerosi dinding kandung empedu atau salurang
empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga perut.
g. Peritonitis Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena
rongga perut yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu
fistula ke rongga perut.
h. Ileus Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila
batu berukuran cukup besar.(Amin Huda, 2015)

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik Abdomen secara Non farmokologi yaitu :
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
i. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
j. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi. d. Reseksi dengan anastomosis dari
ujung ke ujung
k. Osmosi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko.
l. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran fases dan mendekompresi
usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
Penatalaksanaan secara farmokologi yaitu:
a. Terapi Na + K + komponen darah.
m. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan.
n. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan instraseluler.
o. Dekompresi selang nasoenternal yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
p. Antasid ( obat yang melawan keasaman ).
q. Antihistamine (adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek
histamine) (Reeves, 2011)

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan merupakan sebuah komponen utama untuk
mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data, dan
mendokumentasikan data (Citra, 2021).
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status pernikahan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditulis singkat jelas, dua atau tiga kata yang
merupakan keluhan yang membuat klien masuk rumah sakit.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit, penyebab terjadinya
penyakit serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
d. Riwayaat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan kenyamanan seperti adanya penyakit
gastroenteritis akut (GEA), Fraktur pelvis dan penyait lain yang
berhubungan dengan kebutuhan kenyamanan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga yaitu pengkajian riwayat penyakit
yang di alami keluarga yang sama dengan pasien.
f. Pemeriksaana Fisik
Pemeriksaan fisik yaitu sebagai berikut.
1) Kesadaran dan keadaan umum
2) Memeriksa tanda-tanda vital pada pasien seperti tekanan
darah, suhu, pernafasan dan nadi.
3) Pemeriksaan kepala dan leher
a) Kepala: memeriksa keadaan kepala apakah ada lesi atau
rambut kering yang muda tercabut
b) Mata: biasanya jika hemoglobin rendah maka akan pucat
pada konjungtiva dan pupil ishokor
c) Hidung: apakah ada tanda-tanda kesulitan bernafas atau
pernafasan cuping hidung
d) Mulut: apakah mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah
dan apakah lidah terlihat kotor
e) Leher: Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis teraba
4) Pemeriksaan thoraks
a) Inspeksi: ukuran dada normal, tidak ada kesulitan bernafas
5) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi: Bentuk abdomen normal
b) Palpasi: Tidak mengalami nyeri tekan
c) Perkusi: Terdengar bunyi timpani atau kembung
d) Auskultasi: Terdengar bising usus atau peristaltic
6) Pemeriksaan ekstremitas
a) Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada edema
b) Palpasi: Akral dingin, terjadi nyeri otot dan sendi serta tulang

2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data subyektif:
 Klien mengatakan badan terasa lemas,
kenaikan berat badan selama sakit dari 65
Kg menjadi 71 Kg, pusing, bengkak pada
perut dan kaki.
Intake yang
tidak adekuat
Data obyektif: Kekurangan
dan
 Klien tampak lemah, terdapat udem pada volume cairan
ketidakefektifan
kaki dan perut, turgor kulit tidak dan elektrolit
penyerapan usus
elastik/regang, mukosa bibir kering,
halus
 Tanda-tanda vital,
Tekanan darah 130/80 mmhg,
Suhu 36º C,
Nadi 80 x/menit,
RR 20 x/menit
Data subyektif:
 Klien mengtakan sesak nafas dan batuk

Data obyektif:
 Klien terlihat susah bernafas disertai batuk
dan muntah.
 Keadaan umum lemah Distensi Ketidakefektifan
 RR 30 x/menit Abdomen pola nafas
 Batuk non produktif
 Suara nafas wheezing kanan kiri
 Tampak pernafasan cuping hidung
 Terpasang masker NRBM 8 lpm
 SpO2 : 98%
Data subyektif:
 Pasien mengatakan BAB 3 hari yang lalu
keras dan mengedan hebat, terasa nyeri saat
mengedan, mengeluh masih sedikit sesak
nafas, perut kembung, tidak BAB sudah 3 Gangguan pola
Disfungsi
hari. eliminasi:
motilitas usus
konstipasi
Data obyektif:
 Tidak BAB 3 hari
 Bising usus 5x/menit
 Distensi abdomen
Data subyektif:
 Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah
tembus belakang dan menjalar ke ulu hati
 Klien mengatakan nyerinya hilang timbul
 Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk
tusuk.
 Skala nyeri 6 (Tingkat sedang)
 Klien mengeluh sulit tidur dan sering
terjaga saat malam hari karena terasa nyeri
Distensi
pada abdomen. Nyeri akut
Abdomen

Data obyektif:
 Klien tampak sesekali meringis kesakitan.
 Klien tampak gelisah
 Tanda tanda vital
TD : 10/907 mmHg
Pernapasan : 20x/m
Suhu : 36°C
Nadi : 68x/m
Data subyektif:
 Pasien mengeluh cemas dengan penyakitnya
Perubahan status
Kecemasan
Data obyektif: kesehatan
 Tampak gelisah, sering menanyakan
penyakitnya

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap Kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung
aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan yang dapat di tegakan pada pasien
(PPNI, 2019):
a. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat dan ketidakefektifan penyerapan usus halus yang ditandai
dengan adanya mual, muntah, demam dan diaforesis
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distensi Abdomen
c. Gangguan pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan disfungsi
motilitas usus
d. Nyeri akut berhubungan dengan distensi Abdomen
e. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

4. Intervensi
Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan menurut SIKI 2018 (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018) pada penderita pneumonia adalah sebagai berikut :
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Kekurangan Tujuan/Goal: Intervensi :
volume cairan dan Kebutuhan cairan dan  Kaji kebutuhan cairan pasien
elektrolit elektrolit terpenuhi Rasional:untuk mengetahui
berhubungan kebutuhan cairan pasien.
dengan intake yang Kriteria hasil:  Observasi tanda-tanda vital:
tidak adekuat dan  Tanda vital normal N, TD, P, S
ketidakefektifan (N:70-80 x/menit, Rasional: Perubahan yang
penyerapan usus S: 36-37 C, TD: drastis pada tanda-tanda vital
halus yang ditandai 110/70 - 120/80 merupakan indikasi
dengan adanya mmHg) kekurangan cairan.
mual, muntah,  Intake dan output  Observasi tingkat kesadaran
demam dan cairan seimbang dan tanda-tanda syok
diaforesis  Turgor kulit elastic
 Mukosa lembab Rasional: kekurangan cairan
 - Elektrolit dalam dan elektrolit dapat
batas normal (Na: mempengaruhi tingkat
135-147 mmol/L, kesadaran dan
K: 3,5-5,5 mengakibatkan syok.
mmol/L, Cl: 94-  Observasi bising usus pasien
111 mmol/L) tiap 1-2 jam
Rasional: Menilai fungsi usus
 Monitor intake dan output
secara ketat
Rasional: untuk menilai
keseimbangan cairan
 Pantau hasil laboratorium
serum elektrolit, hematokrit
Rasioanal: Untuk menilai
keseimbangan cairan dan
elektrolit
 Beri penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang
tindakan yang dilakukan:
pemasangan NGT dan puasa.
Rasional: Untuk
meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga serta
kerjasama antara perawat-
pasien-keluarga.
 Kolaborasi dengan medik
untuk pemberian terapi
intravena
Rasional: Untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan
elektrolit pasien.
2 Ketidakefektifan Tujuan : Intervensi :
pola nafas pola nafas menjadi  Observasi TTV: Pernapasan,
berhubungan efektif Tekanan Darah, Nadi
dengan distensi Rasional: Perubahan pada
Abdomen Kriteria hasil : pola nafas akibat adanya
pasien memiliki pola distensi Abdomen dapat
pernafasan: irama mempengaruhi peningkatan
vesikuler, frekuensi: hasil TTV.
18-20x/menit  Kaji status pernafasan: pola,
frekuensi, kedalaman
Rasional: Adanya distensi
pada Abdomen dapat
menyebabkan perubahan
pola nafas.
Kaji bising usus pasien
Rasional:
Berkurangnya/hilangnya BU
menyebabkan terjadi distensi
Abdomen sehingga
mempengaruhi pola nafas.
 Tinggikan kepala tempat
tidur 40-60 derajat.
Rasional: Untuk mengurangi
penekanan pada paru akibat
distensi Abdomen.
 Observasi adanya tanda-
tanda hipoksia jaringan
perifer: cianosis
Rasional: Perubahan pola
nafas akibat adanya distensi
Abdomen dapat
menyebabkan oksigenasi
perifer terganggu yang
dimanifestasikan dengan
adanya cianosis.
 Berikan penjelasan kepada
keluarga pasien tentang
penyebab terjadinya distensi
Abdomen yang dialami oleh
pasien.
Rasional: Untuk
meningkatkan pengetahuan
dan kerjasama dengan
keluarga pasien.
 Laksanakan program medik
pemberian terapi oksigen
Rasional: Untuk memenuhi
kebutuhan oksigenasi pasien.
3 Gangguan pola Tujuan: Intervensi :
eliminasi: Setelah dilakukan  Kaji dan catat frekuensi,
konstipasi tindakan keperawatan warna dan konsistensi feces
berhubungan diharapkan pola Rasional: Untuk mengetahui
dengan disfungsi eliminasi kembali ada atau tidaknya kelainan
motilitas usus. normal. yang terjadi pada eliminasi
fekal.
Kriteria hasil:  Auskultasi bising usus
Pola eliminasi BAB Rasional: Untuk mengetahui
normal: 1x/hari, normal atau tidaknya
dengan konsistensi pergerakan usus.
lembek, BU normal:  Kaji adanya flatus
5-35 x/menit, tidak Rasional: Adanya flatus
ada distensi menunjukan perbaikan fungsi
Abdomen. usus.
 Kaji adanya distensi
abdomen
Rasional: Gangguan motilitas
usus dapat menyebabkan
akumulasi gas di dalam
lumen usus sehingga terjadi
distensi Abdomen.
 Berikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga
penyebab terjadinya
gangguan dalam BAB
Rasinal: Untuk
meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga serta
untuk meningkatkan
kerjasana antara perawat-
pasien dan keluarga.
 Kolaborasi dalam pemberian
terapi pencahar (Laxatif)
Rasional: Untuk membantu
dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi
4 Nyeri akut Tujuan : Intervensi:
berhubungan rasa nyeri teratasi atau  Observasi Tanda Tanda Vital
dengan distensi terkontrol (TTV)
Abdomen Rasional: Nyeri hebat yang
Kriteria hasil: dirasakan pasien akibat
pasien adanya distensi Abdomen
mengungkapkan dapat menyebabkan
penurunan peningkatan hasih TTV.
ketidaknyamanan;  Kaji keluhan nyeri,
menyatakan nyeri karakteristik dan skala nyeri
pada tingkat dapat yang dirasakan pesien
ditoleransi, sehubungan dengan adanya
menunjukkan relaks. distensi Abdomen.
Rasional: Untuk mengetahui
kekuatan nyeri yang
dirasakan pasien dan
menentukan tindakan
selanjutnya guna mengatasi
nyeri.
 Berikan posisi yang nyaman:
posisi semi fowler.
Rasional: Posisi yang
nyaman dapat mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan
pasien
 Ajarkan dan anjurkan tehnik
relaksasi tarik nafas dalam
saat merasa nyeri.
Rasional: Relaksasi dapat
mengurangi rasa nyeri
 Anjurkan pasien untuk
menggunakan tehnik
pendalihan saat merasa nyeri
hebat.
Rasional: Untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan pasien.
 Kolaborasi dengan medic
untuk terapi analgetik
Rasional: Analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri
5 Kecemasan Tujuan: Intervensi :
berhubungan Kecemasan teratasi  Observasi adanya peningkatan
dengan perubahan kecemasan: wajah tegang,
status kesehatan Kriteria hasil : gelisah.
pasien Rasional: Rasa cemas yang
mengungkapkan dirasakan pasien dapat terlihat
pemahaman tentang dalam ekspresi wajah dan
penyakit saat ini dan tingkah laku.
mendemonstrasikan  Kaji adanya rasa cemas yang
keterampilan koping dirasakan pasien
positif Rasional : Untuk mengetahui
tingkat kecemasan pasien.
 Berikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
sehubungan dengan keadaan
penyakit pasien.
Rasional : Dengan mengetahui
tindakan yang akan dilakukan
akan mengurangi tingkat
kecemasan pasien dan
meningkatkan kerjasama
 Berikan kesempatan pada
pasien untuk mengungkapkan
rasa takut atau kecemasan
yang dirasakan.
Rasional: Dengan
mengungkapkan kecemasan
akan mengurangi rasa
takut/cemas pasien
 Pertahankan lingkungan yang
tenang dan tanpa stres.
Rasional: Lingkungan yang
tenang dan nyaman dapat
mengurangi stress pasien
berhadapan dengan
penyakitnya
 Dorong dukungan keluarga
dan orang terdekat untuk
memberikan support kepada
pasien
Rasional: Support system
dapat mengurani rasa cemas
dan menguatkan pasien dalam
memerima keadaan sakitnya.

5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Implementasi yang dilakukan pada kasus akut abdomen adalah
manajemen nyeri yang meliputi mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi
faktor yang memperberat dan memperingan nyeri serta memberikan terapi non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri menjelaskan strategi meredakan nyeri dan melakukan kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu (Saputri, 2018).

6. Evaluasi
Format Evaluasi juga ditulis identitas yang juga harus diisi oleh perawat yaitu
nama, nomor kamar, nomor register, umur, kelas, identitas yang terdapat di atas
berguna agar mempermudah perawat dalam mencari data pasien diatas dan jelas,
serta agar tidak tertukar dengan pasien lain. Evaluasi ditulis setiap kali setelah
semua tindakan dilakukan terhadap pasien.
Pada tahap evaluasi yang menjadi sasaran adalah kriteria hasil yang di tentukan
dari buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI, 2019). Evaluasi
merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan untuk dapat menentukan
suatu keberhasilan asuhan keperawatan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP (subjektif, objektif, assessment, planning). Adapun evaluasi keperawatan
yang diharapkan pada pasien dengan nyeri akut yaitu keluhan nyeri menurun,
meringis menurun, gelisah menurun, kesulitan tidur menurun, frekuensi nadi
membaik, pola napas membaik, dan tekanan darah membaik.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda dkk. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
&. NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction.
Citra, Aulia. (2021). Asuhan Keperawatan Home Care Pada Klien Dengan Ulkus
Diabetikum Di Wilayah Kelurahan Damai Kota Balikpapan.
Kristina, R. (2020). Repository. Stikessantaelisabethmedan, 1(1), 9–72.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Pratiwi, N. N. I. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien Akut Abdomen dengan
Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman. Jurnal Kesehatan, 4(3).
Saputri, O. (2018). Health Pasar Minggu , Jakarta Selatan periode. 4(1), 51–62.

Anda mungkin juga menyukai