Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi
ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus tetapi peristaltiknya normal (Abdullah & Firmansyah, 2012).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini
adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi
peristaltik.
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tibatiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang
sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Manurung et al., 2020).
Nyeri abdomen dihasilkan dari 3 jalur yaitu (Mahadevan, 2015): Nyeri abdomen visera
Biasanya disebabkan karena distensi organ berongga atau penegangan kapsul dari organ padat. Penyebab yang jarang berupa iskemi
atauinilamasi ketika jaringan mengalami kongesti sehingga mensensitisasi ujung saraf nyeri visera dan menurunkan ambang batas
nyerinya. Nyeri inisering merupakan manifestasi awal dari beberapa penyakit atau berupa rasa tidak nyaman yang samar-samar
hingga kolik. Jika organ yang terlibat dipengaruhi oleh gerakan peristaltik, maka nyeri sering dideskripsikan sebagai interminten
kram atau kolik pada nyeri ini karena serabut sarafnyeri bilateral tidak bermielin dan memasuki korda spinalis pada tingkat yang
beragam, maka nyeri abdomen visera ini biasanya terasa tumpul, sulit dilokalisasi dan dirasakan dibagian tengah tubuh. Nyeri visera
berasal dari regio abdomen yang merujuk padaasal organ secara embrionik. Struktur foregut seperti lambung, duodenum, liver,
traktus biliaris dan pankreas menghasilkan nyeri abdomen atas, sering dirasakan sebagai nyeriregio epigastrium. Struktur midgut
seperti jejunum, ileum, apendiks, dan kolon asenden menyebabkan nyeri periumbilikus. Sedangkan struktur hindgut seperti kolon
transversal, kolondesendens dan sistem genitourinary menyebabkan nyeri abdomen bagian bawah.
Nyeri abdomen parietal (somatik)
Nyeri abdomen parietal atau somatik dihasilkan dari iskemia, inlamasi atau penegangan dari peritoneum parietal. Serabut saraf
aferen yang bermielinisasi mentransmisikan stimulus nyeri ke akar ganglion dorsal pada sisi dan dermatomal yang sama dari
asal nyeri. Karena alasan inilah nyeri parietal berlawanan dengan nyeri visera, sering dapat dilokalisasi terhadap daerah asal
stimulus nyeri. Nyeri ini dipersepsikan berupa tajam,seperti tertusuk pisau dan bertahan; batuk dan pergerakan dapat memicu
nyeri tersebut. Kondisi ini mengakibatkan dalam pemeriksaan fisik dapat dicari tanda berupa rasa lembut, guarding, nyeri
pantul dan kaku pada abdomen yang dipalpasi. Tampilan klinis dari appendicitis dapat berupanyeri visera dan somatik. Nyeri
pada apendisitis awal sering berupa nyeri periumbilikus (visera) tapi terlokalisasi di regio kuadran kanan bawahketika
inflamasi menyebar keperitoneum (parietal).
Nyeri alih
Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada jarak dari organ yang sakit. Nyeri ini dihasilkan dari jalur-jalur neuron aferen
sentral yang berasal dari lokasi yang berbeda. Contohnya adalah pasien dengan pneumonia mungkin merasakan nyeri
abdomen karena distribusi neuron T9 terbagi oleh paru-paru dan abdomen. Contoh lainnya yaitu nyeri epigastrium yang
berhubungan dengan Infark miokard, nyeri di bahu yang berhubungan dengan iritasi diafragma (contoh, rupture limpa), nyeri
infrascapular yang berhubungan dengan penyakit biliar dan nyeri testicular yang berhubungan dengan obstruksi uretra.
Etiologi Kolik Abdomen
Mekanis (Abdullah & Firmansyah, 2012).
Adhesi/perlengketan pasca bedah (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang)
Karsinoma
Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian
usus di dalam usus)
Intusesupsi
Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
Polip (perubahan pada mukosa hidung)
Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau
saluran)
Obstruksi memiliki karakteristik berupa pasial atau komplit dengan sederhana atau strangulasi. Manifestasinya dapat berupa (Abdullah & Firmansyah,
2012).
Nyeri perut (karakteristik pada kebanyakan pasien).
Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang lebih menonjol pada obstruksi sederhana.
Seringkali, tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada perkiraanlokasidan sifat obstruksi. Nyeri berlangsung selama beberapa hari, yang menjadi
progresif dan dengan distensi perut,mungkin khas untuk obstruksi yang lebih distal.
Perubahan karakter nyeri dapat menunjukkan perkembangan komplikasi yang lebih serius (misalnya, nyeri konstan usus strangulasi atau iskemik).
Mual
Muntah, yang lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
Diare (temuan awal)
Sembelit (sebuah temuan akhir) yang dibuktikan dengan tidak adanya gerakan usus atau buang angin.
Demam dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait dengan strangulasi.
Riwayat operasi abdomen atau pelvis dahulu
Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus)
Komplikasi Kolik Abdomen
Kolik ureter
( tersumbatnya aliran-
aliran dari ginjal ke usus) Pemeriksaan Penunjang Kolik Abdomen
Kolik bilier
Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam
usus
Kolik usus ( obstruksi
usus, lewatnya isi usus
Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi,
yang terhalang berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup.
Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida
akibat muntah; Peningkatan hitung SDP dengan
nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan
kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan
usus.
Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau
alkalosis metabolik.
Penatalaksanaan Kolik Abdomen
Tatalaksana awal di ruang gawat darurat meliputi resusitasi cairan secara agresif, dekompresi Non Farmakologi
usus halus, pemberian analgetik dan antiemetic dengan indikasi klinis,
antibiotik dan konsultasi operasi yang dini. Dekompresi dilakukan Koreksi ketidak seimbangan cairan dan
dengan cara memasang selang NGT untuk dilakukan suction terhadap elektrolit
usus GI dan untuk mencegah aspirasi. Tidak lupa juga untuk selalu
memonitor jalan napas, pernapasan dan sirkulasi (Syamsiah & Implementasikan pengobatannya untuk
Muslihat, 2015). syok dan peritonitis
Farmakologi
Hiperalimentasi untuk mengoreksi
Terapi Na + K + komponen darah
defesiensi protein karena obstruksi
Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan kronik, ileus paralitik atau infeksi.
Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
Reseksi dengan anastomosis dari ujung
ke ujung
Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus
ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif Ostomi barrel ganda jika anastomisis
dengan pasien berbaring miring ke kanan
dari ujung ke ujung terlalu beresiko
Antasid ( obat yang melawan keasaman )
Antihistamine (adalah obat yang berlawanankerja terhadap efek
Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan
histamine). aliran feses dan mendekompresi usus
yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Disability: kaji tingkat kesadaran sesuai GCS, respon pupil anisokor
apabila adanya diskontinuitas saraf yang berdampak pada medulla spinalis.
Trauma Abdomen
Exposure/Environment: fraktur terbuka di femur dekstra, luka laserasi pada
Pengkajian wajah dan tangan, memar pada abdomen, perut semakin menegang.
Primary survey
Secondary survey
Airway: Memastikan kepatenan jalan napas tanpa Fokus Asesment
adanya sumbatan atau obstruksi,
Kepala : Wajah, kulit kepala dan tulang tengkorak, mata, telinga,
Breathing: memastikan irama napas normal atau cepat, dan mulut. Temuan yang dianggap kritis :
pola napas teratur, tidak ada dyspnea, tidak ada napas Pupil tidak simetris, midriasis tidak ada respon terhadap
cuping hidung, dan suara napas vesikuler, cahaya ?
Patah tulang tengkorak (depresi/non depresi, terbuka/
Circulation: nadi lemah/ tidak teraba, cepat >100x/mt, tertutup)?
tekanan darah dibawah normal bila terjadi syok, Robekan/laserasi pada kulit kepala?
pucat oleh karena perdarahan, sianosis, kaji jumlah
perdarahan dan lokasi, capillary refill >2 detik apabila Darah, muntahan atau kotoran di dalam mulut?
2. Risiko ketidakseimbangan
cairan berhubungan dengan
trauma/ perdarahan (D.0036)
Implementasi
Evaluasi
Dx 1 : Nyeri pasien terkontrol
Dx 2 : Perdarahan dapat dihentikan/
teratasi
Kolik Abdomen
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat
dari klien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada (Mala et
al., 2016)
Identitas Klien dan Keluarga
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal
Riwayat Penyakit
masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa.
Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang Keluhan utama
lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dapat mempercepat atau Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien
memperberat keadaan penyakit infeksi. sehingga menyebabkan klien datang untuk mencari
bantuan kesehatan (Aziz, 2013).
Riwayat Penyakit Sekarang
menimbulkan perawatan diri. Nyeri abdomen, pusing atau sakit kepala karena sinar
Sistem gastrointestinal
Pola Aktivitas Latihan
Pada sistem gastrointestinal ini didapatkan intoleran terhadap makanan/ nafsu makan menurun dan muntah.
Hal ini penting untuk dikaji sehingga perawat
megetahui aktivitas yang dilakukan klien saat sehat.
Implementasi merupakan penerapan intervensi pada klien secara nyata
dan terpadu untuk mencapai tujuan yang telah disusun secara sistematis.
Di tahap ini perawat akan melakukan implementasi yang sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah klien
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Perawat membandingkan antara hasil akhir yang
telah diamati dan tujuan atau kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
intervensi. Selanjutnya taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan
keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan intervensi
keperawatan ditetapkan.
Kesimpulan