Anda di halaman 1dari 11

Akuntansi Syariah

“Akad Salam”
KELOMPOK 2
ANGGOTA :
 NURLITA MEILANI (1905015002)
 FITRIANA RATNA JUWITA (1905015013)
 ELYAS IRYANDI SAPUTRA (1905015015)
 AHMAD MURTADLA (1905015020)
 RISMA VIANA (1905015021)
A. PENGERTIAN AKAD SALAM

Salam berasal dari kata As salaf yang artinya pendahuluan


karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka.

Salam dapat didefenisikan sebagai transaksi atau akad jual beli


dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi
dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran dimuka
sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.
PSAK 103, mendefinisikan salam sebagai akad jual beli barang
pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman dikemudian hari oleh
penjual (muslam alaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan
syarat-syarat tertentu. Salam tidak mirip dengan transaksi ijon,
karena itu dibolehkan oleh syariah karena tidak
ada gharar.Walaupun barang baru diserahkan dikemudian hari,
harga,spesifikasi,karakteristik,kualitas,kuantitas dan waktu
penyerahannya sudah ditentukan dan disepakati ketika akad
terjadi.
B. SUMBER HUKUM AKAD SALAM

AL- AL-
QURAN HADITS

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa


‫يَأ َ يُّ َها الَّ ِذ يْن اَ َمنُ ْوا ِإ َذا تَ َدايَ ْنت ُ ْم بِ َد ْي ٍن اِلَى‬ Rassulullaah ssaw. Datang ke madinah
...........ُ‫س َّمى فَا ْكتُبُ ْوه‬ َ ‫اَ َج ٍل ُّم‬ dimana penduduknya melakukan salaf
(salam) dalam buah-buahan (untuk jangka
“ Hai orang-orang yang waktu) satu, dua, dan tiga tahun. Beliau
beriman, apabila berkata:
kamu bermuamalah ‫ْئ فَ ِف ْي َك ْي ٍل َم ْعلُ ْو ٍم َو َو ْْ ٍن َم ْعلُ ْو ٍم اِلَى ا َ َج ٍل َم ْعلُ ْو ٍم‬
ٍ ‫شي‬ َ َ‫َم ْن ا َ ْسل‬
َ ‫ف فِ ْي‬
tidak secara tunai untuk “Barang ssiapa yang melakukan salaf
waktu yang ditentukan, (salam), hendaknya ia melakukan dengan
takaran yang jelas dan timbangan yang
hendaklah kamu jelas pula, untuk jangka waktu yang
menuliskannya...(QS. Al- diketahui.”
Baqarah:282).
C. Rukun dan Syarat Salam

2. Muslam 3.Modal 4. Muslam


1.Muslam 5. Shigat
ilaih ( atau fiihi
(pembeli) (ucapan)
penjual) uang (barang)

syarat-syarat akad salam terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Modal transaksi
 Modal harus diketahui
Barang yang akan di suplai harus diketahui jenis, kualitas dan
jumlahnya.
 Penerimaan pembayaran salam
Kebanyakan ulama mengharuskan pembayaran salam dilakukan di
tempat kontrak.
2. Al-Muslam Fiihi (Barang)
syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam al-muslam fiihi, yaitu :
 Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang
 Harus bisa diidentifikasikan secara jelas untuk mengurangi
kesalahan akibat kurangnya pengetahuan tentang macam
barang tersebut.
 Penyerahan barang dilakukan di kemudian hari
 Kebanyakan ulama masyarakat penyerahan barang harus ditunda
suatu waktu kemudian, tetapi mazhab syafi’i membolehkan
penyerahan segera.
 Bolehnya menentukan tanggal waktu di masa yang akan datang
untuk penyerahan barang.
 Tempat penyerahan. Pihak-pihak yang berkontrak harus menunjuk
tempat yang disepakati dimana barang harus diserahkan.
D. JENIS AKAD SALAM

• transaksi jual beli di mana barang yang


diperjualbelikan belum ada ketika transaksi
Salam dilakukan,pembeli melakukan pembayaran di
muka,sedangkan penyerahan barang baru
dilakukan dikemudian hari.

• artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara


pemesan pembeli dan penjual serta antara penjual
Salam dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga
Paralel lainnya.Hal ini terjadi ketika penjual tidak memilki
barang barang pesanan dan memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan tersebut.
E. BERAKHIRNYA AKAD SALAM

Hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah:

Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang


ditentukan.
Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang
disepakati dalam akad.
Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,dan pembeli
memilih menolak untuk membatalkan akad
Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi
pembeli menerimanya.
Barang diterima.
F. PENGAWASAN SYARIAH DALAM TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARREL

Dalam memastikan kesesuain praktik jual beli salam dan salam paralel
yang dilakukan dengan ketentuan syariah yang ditetapkan oleh DSN
,DPS melakukan pengawasan syariah secara periodik. Pengawasan
tersebutberdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
dilakukan untuk:
 Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
syariah Islam
 Memastikan Bahwa Pembayaran Atas barang salam kepada pemasok
telah dilakukan di awal kontrak secara tunai sebesar akad salam
 Meneliti bahwa akad salam telah sesuai dengan fatwa DSN MUI
tentang salam dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
 Meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format salam
paralel atau akad salam biasa.
 Meneliti bahwa keuntungan Bank Syariah atas praktik salam paralel
diperoleh dari selisih antara harga beli dari pemasok dengan harga
jual kepada nasabah/pembeli akhir.
G. ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL
 Pertama, negoisasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan
pembeli terkait transaksi salam yang akan dilaksanakan.
 Kedua, setelah akad disepakati, pembeli melakukan pembayaran terhadap barang
yang diinginkan sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.
 Ketiga, pada transaksi salam, penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan
tahapan penanaman produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk dihasilkan,
pada saat atau sebelum tanggal penyerahan, penjual mengirim barang sesuai
dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah disepakati kepada pembeli.
Adapun transaksi salam paralel yang biasanya digunakan oleh penjual (bank
Syariah) yang tidak memproduksi sendiri produk salam, setelah menyepakati kontrak
salam dan menerim dana dari nasabah salam, selanjutnya secara terpisah
membuat akad salam dengan petani sebagai produsen produk salam.
 Keempat, setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut, bank langsung
melakukan pembayaran kepada petani.
 Kelima, dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan Bank,
petani mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
 Keenam, bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah
dari petani.
H. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI SALAM DAN
SALAM PARALEL

Akuntansi Salam diatur dalam PSAK 103 tentang


akuntansi salam.Standar tersebut berisikan tentang
pengakuan dan pengukuran,baik sebagai pembeli
maupun sebagai penjual.Berbagai hal yang perlu
diperhatikan dalam ketentuan pengakuan dan
pengukuran salam adalah terkait dengan piutang
salam,modal usaha salam,kewajiban salam,penerimaan
barang pesanan salam,denda yang diterima oleh
pembeli dari penjual yang mampu,tetapi sengaja
menunda-nunda penyelelesaian kewajibannya serta
tentang penilaian persediaan barang pesanan pada
periode pelaporan.
ANY
QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai