NIM : G1A117052
Islam adalah salah satu agama, dimana agama ini sangat mengatur segala sesuatu baik
dalam kehidupan sehari-hari, kapanpun dan dimanapun kita berada. Islam pun mengajarkan
apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan ketika makan dan
minum. Itulah makna sekilas tentang islam sebagai rahmatan lil Alamin. Karena Islam tidak
saja mengatur dan menata hal-hal yang berhubungan dengan ibadah formal, seperti shalat,
zakat, puasa, haji, tetapi juga menaruh perhatian terhadap etika seorang muslim dalam
melakukan aktifitas dan kegiatan sehari-hari, hal itu dapat kita ikuti dan ambil contoh dari
sifat dan perilaku nabi Muhammad saw termasuk didalamnya tentang etika pada saat beliau
makan dan minum. Kemungkinan makan dan minum bagi pandangan mereka hanyalah hal
yang biasa, sampai mereka memandang sepele terhadap permasalahan ini. Namun
mencontohi segala perbuatan Rasulullah saw adalah suatu perbuatan yang sangat positif dan
bahkan bernilai ibadah. Untuk itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai adab makan
dan minum.
Adab makan dan minum adalah tata cara seseorang melakukan makan dan minum
sesuai dengan ketentuan syariat Islam, yaitu sesuai dengan petunjuk Al- Qur’an dan sunah
Rasullulah saw.
Tata cara makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-
ulang setiap harinya. Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang
membawa manfaat bagi yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumah
asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian
makan dan minum harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga
ataupun dengan teman-teman.Islam mengajarkan untuk menjaga menu dan jadwal makan
dengan baik. Manusia diajarkan untuk mengonsumsi berbagai variasi makanan dengan cukup
dan tidak berlebih-lebihan serta halal. Baik Al-Quran dan Al-Hadits yang membahas tentang
hal ini. Adapun tata krama makan dan minum yang baik yaitu:
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
Permasalahan yang sungguh sangat ringan, namun sering terlalaikan oleh sebagian
kaum muslimin, yaitu berdo’a sebelum makan. Padahal lebih ringan daripada sekedar
mengangkat sesuap nasi ke mulut dan tidak lebih berat dari menahan rasa lapar. Dan
sekurang-kurangnya lafal yang kita bacakan, menurut An-nawawy, ialah Bismillah. Seutama-
utamanya, ialah Bismillahir Rahmanir Rahim.Jika kita tidak membaca, walaupun dengan
tidak sengaja, pada permulaan hendak makan, maka hendaklah kita membaca di
pertengahannya. Rasulullah saw. bersabda:
ِ بِس ِْم هللااِ فِ ْي أَ َّو ِل ِه َو:ِي اَ ْن يَذْ ُك َر اَس َْم هللااِ فِى ا َ َو ِل ِه فَ ْليَقُ ْل
آخ ِر ِه َ طعَا ًما فَ ْليَذْ ُك ْر اَس َْم هللااِ فَا ِْن نَس
َ إذَا ا َ َك َل أ َ َحد ُ ُك ْم
Artinya:
“Apabila salah seorang kalian makan suatu makanan, maka hendaklah dia mengucapkan
“Bismillah” (Dengan nama Allah), dan bila dia lupa diawalnya hendaklah dia mengucapkan
“Bismillah fii awwalihi wa akhirihi” (Dengan nama Allah di awal dan diakhirnya).”
Menurut Imam Syafi’i membaca Bismillah adalah disunahkan walaupun bagi wanita
yang haid atau yang junub, adapun yang lebih utama adalah membaca Basmallah dengan
sempurna. Apabila dia tidak mampu maka kesunahan bisa saja hasil. Menurut Imam ghozali
dalam pengucapan Basmallah itu terletak pada awal makan.
ار ًكا فِ ْي ِه َ ( ْال َح ْمدُ ِ َّّلِلِ َح ْمدًا َكثِي ًْرا: َكانَ ِإذَا َرفَ َع َمائِدَ تَهُ قال.م.ي رسول هللاا ص
َ َط ِيبًا ُمب ٌ أ َ َّن النَّ ِب: رضي هللاا عنه,ََع ْن أ َ ِب ْي ا ُ َما َمة
.)َغي َْر َم ْك ِفي َوالَ ُم َودَّع َوالَ ُم ْستَ ْغنًى َع ْنهُ َربُّنَا
Artinya:
“ Di riwayatkan dari Abu Umamah r.a. setiap selesai makan Nabi SAW. Berdo’a “segala
puji dan syukur bagi Allah: pujian yang banyak, baik dan penuh berkah. Wahai Tuhan kami!
Kami tidak dapat membalas kemurahan-Mu, tidak pula meninggalkannya, tidak pula
membuangnya.”
طانَ يَأ ْ ُك ُل بِ ِش َما ِل ِه َويَ ْش َربُ ِب ِش َما ِله َ إِذَا أ َ َك َل أ َ َحد ُ ُك ْم فَ ْليَأ ْ ُك ْل بِيَ ِم ْينِ ِه َوإِذَا ش َِر
َّ ب فَ ْليَ ْش َربْ بِ َي ِم ْينِ ِه فَإ ِ َّن ال
َ ش ْي
Artinya:
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanan
dan apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila dia makan,
makan dengan tangan kiri dan apabila minum, minum dengan tangan kiri.”
Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila seseorang makan dan
minum dengan tangan kiri maka berdosa karena dia telah menyelisihi perintah Allah SWT
dan Rasul-Nya serta merupakan bentuk perbuatan tasyabbuh (meniru) perilaku setan dan
orang-orang kafir. Nabi menyuruh Umar supaya makan menggunakan tangan kanannya. Hal
ini adalah karena setan menurut riwayat, makan dengan tangan kiri. Dan karena tangan
kanan, biasanya lebih mulia dan lebih kuat dari pada tangan kiri, begitu juga diwaktu minum.
Islam memberikan keringanan bagi orang yang mempunyai kekurangan seperti halnya orang
kidal. Apabila orang tersebut masih kuat menggunakan tangan kanan, maka tetap dianjurkan
menggunakan tangan kanan karena termasuk sunnah Rosul. Walaupun sudah terbiasa bagi
mereka menggunakan tangan kiri, tetapi mereka harus berusaha dan membiasakan
menggunakan tangan kanannya. Selain itu juga dijelaskan dalam HR. Al-Bukhari nomor
4957 dan Muslim nomor 3767.
Artinya:
sesuai anjuran Rasulullah saw yakni 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk
udara. Dan hendaklah makan sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Selain itu,
juga dijelaskan dalam Q.S. Taha:81 dan HR. At Tarmizi nomor 3202.
5. Makan dan minum dengan posisi duduk, tidak tengkurap,tidak berdiri, dan tidak
sambil berjalan.
Rasullulah saw bersabda yang artinya: “Janganlah ada salah seorang di antara kamu
yang minum sambil berdiri. Barang siapa lupa, hendaklah menumpahkan apa yang
diminumnya.” (HR. Muslim nomor 3775)
Rasullulah saw bersabda yang artinya: “ Berkah itu turun dari tengah tengah
makanan. Oleh karena itu, makanlah dari pinggi dan jangan makan langsung mengambil dari
tengah-tengah makanan itu.” (HR. at-Tirmizi nomor 1727)
7. Tidak boleh minum satu gelas sekaligus, tetapi diminum 2 atau 3 kali.
Rasullulah saw bersabda yang artinya: “ Janganlah kamu minum sekaligus seperti
minumnya unta, tetapi minumlah 2 atau 3 kali. Bacalah basmalah apabila kamu memulai
minum dan bacalah hamdalah jika selesai minum”. (HR. at-Tirmizi nomor 1807)
Artinya: “Bahwa Nabi Muhammad saw melarang bernapas dalam tempat air minumnya.”
(HR. Muslim nomor 394)
11. Jika makan dengan orang yang lebih tua, sebaiknya kita mempersilakannya
terlebih dahulu
Karakteristik Makanan dan Minuman yang Tergolong Halal & Haram serta Manfaat
dan Mudarat.
Dijelaskan dalam HR. Ibnu Majah noomor 3358 dan at. Tarmizi nomor 1684.
Artinya: “Halal adalah barang yang dihalalkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan haram adalah
barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya, dan sesuatu yang tidak dijelaskan-Nya
maka barang itu termasuk yang dimaaafkan sebagai kemudahan bagi kamu.”
Makanan yang dihalalkan adalah makanan yang diperbolehkan untuk dimakan orang
yang beriman dan diperoleh juga dengan cara dihalalkan.
Makanan yang halal memiliki ciri-ciri:
a. Baik, bergizi,dan tidak mengandung penyakit.
b. Bermanfaat bagi tubuh
c. Tidak kotor, tidak basi, dan tidak najis
d. Tidak menjijikkan dan tidak tercemar dengan brang yang haram
e. Tidak memabukkan dan tidak merusak akal
f. Tidak merusak organ tubuh
g. Diperoleh dengan cara halal.
Ada beberapa macam jenis minuman yang dihalalkan oleh Al- Qur’an dan hadits,
seperti madu, susu, air hujan, air laut. Madu dihalalkan berdasarkan firman Allah swt dalam
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
Surah An Nahl:69. Susu dihalalkan berdasarkan firman Allah swt dalam Surah An Nahl:66.
Air hujan dihalalkan berdasarkan firman Allah swt dalam Surah Al Anfal:11. Air laut
dihalalkan berdasarkan firman Allah swt dalam HR. Malik nomor 37 dan Ahmad nomor 3237
Makanan yang diharamkan adalah makanan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh
orang beriman. Makanan yang haram untuk dimakan itu karena dua hal, yaitu:
1. Haram ‘aini adalah haram karena sudah ditetapkan dalam Al- Qur’an atau hadits.
Misalnya bangkai, darah, nanah, dan makanan yang dipersembahkan untuk berhala.
2. Haram sabibi adalah haram karena memperolehnya tidak sah atau tidak halal.
Misalnya makanan hasil curian,uang hasil berjudi,hasil rampasan,atau hasil
merampok.
Beberapa jenis makanan yang haram dan harus dijauhi serta dihindarioleh setiap orang yang
beriman adalah sebagai berikut:
1. Bangkai, darah, daging babi, daging binatang yang disembelih dengan menyebut
selain nama Allah Swt. Dan daging binatang yang mati bukan karena disembelih,
kecuali ikan dan belalang. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al Maidah:3
2. Makanan yang menjijikan, buruk, sudah basi,dan mengandung penyakit. Dijelaskan
pada QS. Al A’raf:157
3. Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup. Dijelaskan dalam HR. Ahmad
nomor 20897.
4. Bahan yang berpotensi memabukkan, seperti ganja,opium,kecubung, dan marijuana.
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
Ada beberapa macam air atau jenis minuman yang haram, sebagai berikut.
1. Minuman yang memabukkan, baik sedikit maupun banyak. Hal ini dijelaskan dalam
HR.Muslim nomor 3735.
2. Air yang terkena najis, terkena kotoran kucing, dijilat anjing, atau kena kotoran ayam.
3. Air najis, misalnya air kencing binatang atau manusia, nanah, dan darah.
4. Air yang mengandung racun, misalnya air yang dicampuri obat serangga. Hal ini
dijelaskan dalam HR. Al Bukhari nomor 5333.
5. Air susu dari binatang yang haram.
سلَّ َم ع َِن النَّ ْفخِ فِى ال َّطعَ ِام َو الش ََّراب َع ِن اب ِْن َعبَّاس قَا َل رواه أحمد
َ علَ ْيهَ َو
َ َُلى هللا ُ نَهَى َر
َّ س ْو ُل هللاِ ص
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas ra berkata bahwa Imam Ahmad meriwayatkan Rasullulah saw melarang
meniup makanan dan minuman”
Etika makan dan minum tidak lepas dari kajian para ulama yang semuanya bersumber
dari Rasulullah saw, yang diantara lain adalah larangan meniup makanan dan minuman. Dari
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
redaksi di atas, dipahami bahwa Nabi melarang meniup makanan dan minuman. Konteks
larangan meniup dimaksudkan pada saat makanan dan minuman tersebut dalam keadaan
panas. Kemungkinan-kemungkinan dilarangnya meniup tersebu, adalah supaya kita diajarkan
untuk tidak terburu-buru dalam melaksanakan makan dan minum. Yang sebaliknya untuk
dianjurkan menunggu sampai makanan dan minuman tersebut dingin, hangat dan nyaman
untuk dikunyah. Sebuah hadits dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi saw melarang untuk
mengambil nafas dan meniup makanan dan minuman”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).
اء َو أَ ْن يَ ْمنَ َع ِّ ِ سلَّ َم ع َِن الش ُّْرب فِى فَ ِِّماْل ِق َرابَ ِة أ َ ِو ال
ِ َسق َ ع َل ْي ِه َو
َ ُص َّلى هللا ُ نَهَى َر: ي هللااُ َع ْنهُ قَا َل
َ ِس ْو ُل هللا ِ َع ْن أَبِى ه َُري َْرة َ َر
َ ض
رواه البخاري,)ِشبَهُ ِفى د َِاره َ َارهُ أ َ ْن يَ ْغ ِر َز َخ
َ ج
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw melarang minum dari mulut bejana atau
mulut qirbah (poci) dan mencegah tetangganya menyandarkan kayu pada rumahnya.”(HR.
Bukhori).
Dari hadits di atas dapat dijelaskan bahwa, Dilarang minum langsung dari mulut
kantung air dan syariat menyebutkan beberapa sebab:
Khawatir akan merubah bau air dan tempatnya sehingga timbul rasa jijik yang akhirnya air
tersebut dibuang. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam hadits ‘Aisyah yang
berbunyi: “Karena dapat membuatnya bau.”
Dikhawatirkan ada hewan yang masuk ke dalam tempat minum tersebut, seperti ular
sebagaimana yang ditunjukan dalam hadits Abu Hurairah dengan sanad yang marfu’:
“Dilarang minum langsung dari mulut kantung air.” Ayyub berkata: “Diceritakan kepada
kami bahwa seseorang minum langsung dari kantung air lantas keluar seekor ular dari
kantung tersebut.” Orang yang minum dengan cara seperti ini menjadikan air yang keluar dari
mulut kantung air itu terlalu banyak sehingga tercurah melebihi kebutuhannya dan
membuatnya tersedak. Ibnu Hajar Berkata : “Aku tidak pernah melihat adanya hadits-hadits
yang bersanad marfu’ menunjukkan bolehnya (minum langsung dari mulut kantung air)
kecuali dari perbuatan Nabi sementara hadits yang melarang semuanya berasal dari ucapan
Beliau yang tentunya lebih kuat jika kita lihat dari sebab dilarangnya perbuatan tersebut.
Semua yang telah disebutkan oleh para ulama tentang sebab, tentunya Rasulullah terpelihara
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
dari hal itu, karena ia seorang yang maksum, berakhlak mulia dan lebih berhati-hati ketika
Beliau menuangkan air dan sifat lain yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Artinya:
“Dari Anas ra, Nabi Muhammad beliau melarang seseorang minum dengan berdiri.
Qatadah bertanya kepada Anas bagaimana kalau makan berdiri? Anas menjawab
makan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk. (HR. Muslim)
Hadits diatas tentang larangan mengenai minum sambil berdiri. Anas bin Malik
ditanya tentang bagaimana kalau makan sambil berdiri, maka beliau mengatakan, “itu lebih
jelek dan lebih kotor.” Maksudnya jika Nabi melarang minum sambil berdiri maka lebih-
lebih lagi makan sambil berdiri.
Tetapi ada juga Ulama yang berpendapat bahwa minum sambil berdiri
itu diperbolehkan
meskipun yang lebih baik adalah minum sambil duduk. Pendapat Imam Nawawi, beliau
mengatakan, yang lebih utama saat makan dan minum adalah sambil duduk karena hal ini
merupakan kebiasaan Nabi saw, beliau tidak makan sambil berdiri demikian juga tidak
minum sambil berdiri.
Di kota-kota besar undangan pesta sering kali dilakukan dengan fasilitas dan
hiburan yang serba mewah. Ketersediaan fasilitas tersebut menyebabkan seseorang untuk
meninggalkan etika makan dan minum dalam ajaran Islam. Perbuatan tersebut tidak harus
kita kerjakan, karena kita harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan syari’at Islam.
Nilai-Nilai Pendidikan yang Bisa Kita Ambil dari Penjelasan Hadits tentang Etika
Makan dan Minum
Mengabaikan masalah ini, bisa mengakibatkan tubuh manusia dialiri oleh darah dan
daging yang tidak baik. Olehnya baik Al-Quran maupun hadits banyak menyentil masalah
ini, sampai kepada etika atau adab bagaimana seharusnya makan dan minum, sehingga apa
NAMA: NOGITA RAMANSA PUTRI
NIM : G1A117052
yang dimakannya tidak saja baik, halal, bergizi, namun juga sesuai dengan tuntunan nabi
Muhammad saw.