Anda di halaman 1dari 8

ADAB MAKAN DAN MINUM DALAM AJARAN AGAMA

ISLAM
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti memerlukan makanan agar dapat bertahan hidup. Selain
itu khususnya orang muslim ketika makan dan minum hendaklah bertujuan untuk
memelihara kesehatan badannya agar bisa melak-sanakan ibadah kepada Allah
Ta’ala. Dengan ibadah tersebut dia akan mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di
akhirat. Karenanya seorang muslim tidak seharusnya makan dan minum semata
karena hawa nafsu.
Selain itu sesungguhnya mengikuti jejak Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam adalah sebuah kemenangan dan ketinggian derajat, kebahagian dan
keselamatan dunia dan akhirat. Akan tetapi, saat ini sunnah Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam kian terasa asing dan tidak sedikit dari kaum muslimin yang
meninggalkannya. Diantara sunnah Rasulullah saw yang banyak ditinggalkan oleh
umatnya adalah sunnah-sunnag ketika makan dan minum.
Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan taqwa, lalu
makan dan minum sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W.. Islam
adalah dien rahmat bagi semesta alam. Dien yang menjelaskan segala bentuk
kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling kecil dan
ringan hingga masalah yang paling besar dan berat.
Demikianlah kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang,
malamnya bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa
melainkan telah dijelaskan didalamnya. Termasuk dari keindahan dan kesempurnaan
agama Islam adalah adanya aturan-aturan dan adab ketika makan dan minum.
Bagaimanakah agama Islam nan sempurna ini mengaturnya? Pada edisi kali ini, kami
menuliskan beberapa adab makan dan minum yang diatur dalam agama kita yang
mulia, berdasarkan dalil-dalil dalam al-Qur’an dan Sunnah.

Pembahasan
1
1.1 Apa Pengertian Akhlak Berkonsumsi

Syariat Islam bukan hanya mengatur tata beribadah ritual saja, melainkan juga
memberikan petunjuk dan arahan dalam membangun diri nafsiyah bersifat psikis dan
bersifat fisik. Konsumsi merupakan bagian aktifitas memenuhi kebutuhan yang sangat
vital bagi kehidupan manusia. Konsumsi adalah fitrah manusia untuk mempertahankan
hidupnya. Jika manusia masih berada dalam fitrah yang suci, maka manusia sadar bahwa
konsumsi memiliki keterbatasan baik dari segi kemampuan harta, maupun apa yang akan
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya.
Teori konsumsi Islam membatasi konsumsi berdasarkan konsep harta dan berbagai
jenis konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam demi keberlangsungan dan
kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam Islam aktivitas konsumsi telah diatur dalam
bingkai syariah, sehingga dapat menuntun seorang muslim agar tidak terjerumus dalam
keharaman dan apa yang dikonsumsinya menjadi berkah.
Adapun akhlak konsumsi harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Jenis barang yang dikonsumsi adalah barang yang halal dan baik atau halalan
thoyyiban. (QS. Al Baqarah, 2: 168)
2. Kemanfaatan atau kegunaan barang yang dikonsumsi, artinya lebih memberikan
manfaat dan jauh dari merugikan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
3. Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit atau
kikir atau bakhil, tapi pertengahan atau bersifat moderat (QS. al-Furqon, 25: 67),
serta ketika memiliki kekayaan lebih harus mau berbagi melalui zakat, infak,
sedekah maupun wakaf dan ketika kekurangan harus sabar dan merasa cukup dengan
apa yang dimilikinya.

2.2 Bagaimana adab makan dan minum dalam agama islam?

1. Makan makanan yang halal

Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal
lebih baik. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya:“Hai para rasul, makanlah yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)

2. Memuji makanan dan tidak mencelanya

Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya. Rasulullah saw tidak pernah
mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya.
Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR.
Muslim)

3. Mendahulukan makan daripada Shalat, jika makanan sudah dihidangkan

2
Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah
saw bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan,
maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai
makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)

Manfaatnya, agar hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat.
Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang.

4. Tidak menggunakan alat makan yang terbuat dari emas dan perak

Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia
mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Menggunakan tiga jari ketika makan

Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian
menjilati jari dan wadah makan selesai makan. Ka’ab bin Mali k radhiyallahu
’anhu berkata, “Saya melihat Rasulullah saw makan dengan tiga jarinya. Apabila
beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim)

Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka
janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya
(menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya,
misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.

6. Sebaiknya tidak menyantap makanan yang masih panas atau sangat dingin

Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas
ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh. Mendinginkan makanan
hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan
berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad).

7. Menyantap makanan dari yang terdekat

Makan mulai dari makanan yang terdekat. Umar Ibnu Abi Salamah
radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam
bimbingan (asuhan) Rasulullah saw. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua
bagian nampan. Maka Rasulullah saw menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah
bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat
denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Memungut, membersihkan dan memakan makanan yang jatuh

3
Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.Hal
ini berdasarkan sabda Nabi saw, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan
tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya
kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-
Tirmidzi)

Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-sampai sesuap nasi yang jatuh pun
sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur atas
makanan yang telah Allah Ta’ala berikan dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir
miskin.

9. Lalat yang terjatuh ke makanan

Apabila lalat terjatuh dalam minuman Nabi saw bersabda, “Apabila lalat jatuh
pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat
tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan
di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari).

10. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

Walaupun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mencontohkan hal ini,


namun para salaf (generasi terdahulu yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci
tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari berbagai
penyakit.

11. Berdoa sebelum makan

Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan. Rasulullah saw bersabda,


“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’
(dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka
ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah
pada awal dan akhir –aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Manfaat membaca basmallah di setiap makan adalah agar setan tidak ikut makan
apa yang kita makan. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum menyebut nama Allah
hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika dia mengangkat ke
mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii wa aakhirihi’. Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya bersabda, “Masih saja setan
makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut nama Allah maka setan memuntahkan
semua yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i)

4
12. Selalu menggunakan tangan kanan dan sambil duduk

Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah
dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan
makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

Rasulullah saw mendoakan keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan
tangan kanannya. Seseorang makan di hadapan Rasulullah saw dengan tangan kirinya,
maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab,
“Saya tidak ias.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak ias!” Orang tersebut tidak
mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar
tidak ias mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)

Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih
utama sambil duduk. Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu
’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum
sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Nabi saw melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu
‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu
lebih buruk –atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)

Cara duduk Rasulullah saw ketika makan, Beliau bersabda,“Aku tidak makan
dengan bersandar.” (HR. Bukhari). Maksudnya adalah duduk yang serius untuk
makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw saat makan duduk
dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif
(lemah). Yang benar adalah Rasulullah saw duduk bersimpuh (seperti duduk
sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.

13. Tuntunan bagi orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang

Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.Para sahabat
radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi
tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.”
Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah
nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)

14. Bersyukur setelah makan

Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makan. Terdapat banyak cara bersyukur
atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan
kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan).

5
Salah satu doa setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban
mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu
rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah,
meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan
oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)

15. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas

Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullah saw
minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di
akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472). Apabila Nabi
saw minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar,
lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam
gelas.”(HR. Bukhari).

16. Berkumur-kumur setelah minum susu

Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.Rasulullah saw


bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna
minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih
dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-
Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-
Jami’(381))

Rasulullah saw bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah,


karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu
Majah (499).

17. Awas mubazir

Jangan berlebih-lebihan dan boros. Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di


antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS.
Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31. Berlebih-lebihan juga merupakan ciri orang-
orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang
mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh
lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim).

6
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Jadi kita sebagai umat muslim sudah seharusnya mengikuti adab berkonsumsi yang
telah diajarkan dalam agama Islam. Jika kita tidak mengikuti adab yang diajarkan,
akan berdampak pada kesehatan dan juga dapat mengurangi keberkahan makanan
dan minuman yang kita konsumsi. “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Anda mungkin juga menyukai