Anda di halaman 1dari 3

Contoh Dakwah Tentang Adab Makan dan

Minum
 By Unknown
 at February 23, 2017

Telah kita pahami bersama bahwa Islam telah mengatur segala aspek kehidupan umatnya dari
bangun tidur hingga kembali tidur. Bahkan dari segala aspek kehidupan Islam telah jelas
membahasnya baik itu dari hal yang sangat sepele sekalipun hingga sampai ke arah yang lebih
besar termasuk diantaranya tata cara makan dan minum pun dalan Islam juga telah di atur. Untuk
lebih memperjelasnya, berikut ini adalah salah satu contoh dakwah tentang adab makan dan
minum dalam ajaran Islam.

Pada dasarnya kita sebagai umat Islam telah memiliki seorang suri tauladan yang baik yang telah
tercermin dalam segala bentuk kehidupan yaitu nabi besar Muhammad SAW. Segala apa yang
telah beliau lakukan merupakan sebuah contoh yang baik. Dalam kaitannya dengan adab makan
dan minum pun sebenarnya Rosulullah sendiri telah memberikan contoh yang patut kita tiru.
Sebenarnya dengan melihat adanya aturan yang mengatur bahkan dalam hal makan dan juga
minum, ini bisa saja digunakan sebagai salah satu tanda bukti betapa sebenarnya Islam itu indah.

Dalam Islam makan dan minum bukan hanya ritual yang berfungsi sebagai cara untuk
mempertahankan fisik saja, namun juga memiliki kepentingan sebagai salah satu bentuk ibadah,
sehingga dengan makan dan juga minum, kita tak hanya dapat menjaga fisik selalu dalam
keadaan sehat namun juga bernilai ibadah. Akan tetapi agar makan dan minum yang kita lakukan
dapat bernilai ibadah, maka salah satu caranya adalah dengan mencontoh adab makan dan
minum ala Rosulullah.

1. Dengan terlebih dahulu membaca bismillah sebelumnya dan membaca hamdalah


setelahnya.
Sebelum kita mulai makan maka hendaknya jangan lupa untuk sekedar membaca
Basmalah dan membaca Hamdalah setelah selesai makan atau minum. Hal ini sesuai
dengan hadist nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud :

‫َأخَرهُ رواه ابو‬ َُ


ِ ‫اهلل َتعلَى يِف ََّأولِِه َفْلي ُقل بِس ِم‬
ِ ‫اهلل ََّأولَه و‬
ْ ْ َ
ِ
َ ‫اس َم‬
ِ ِ
ْ ‫اس َم اهلل َت َعاىَل فَِإ ْن نَس َي َأ ْن يَ ْذ ُك ِر‬
ْ ‫َأح ُد ُك ْم َفْليَ ْذ ُك ِر‬ ‫إ‬
َ ‫ِ َذا َأ َك َل‬
‫داود عن عائشة‬

Artinya:
Apabila salah seorang di antara kamu akan makan, hendaklah membaca, Basmalah. Apabila ia
lupa pada permulaan akan makan, hendaklah membaca, Bismillahi awwalahu wa akhirahu (H.R
Abu Dawud dari Aisyah no. 3275
2. Makan dengan menggunakan tangan kanan
Dalam sebuah hadist telah dijelaskan bahwa :

ِ ‫مِم‬
)‫ك (متفق عليه عن عمر بن أىب سلمة‬ َ ِ‫َس ِّم اهللَ َو ُك ْل بِيَ ِمْين‬
َ ‫ك َو ُك ْل َّا يَلْي‬
Artinya:
Bacalah basmalah (jika akan makan /minum), makanlah dengan tangan kananmu, dan ambillah
makanan yang terdekat. (H.R. Bukhari no. 4957 dan Muslim no 3767 dari Umar bin Abu Salamah

3. Dengan mengambil makanan yang paling dekat dengan posisi kita saat makan.

4. Pada saat makan atau minuman tertentu maka hendaknya kita tidak mencela makanan
dan minuman tersebut.

5. Tidak meminum minuman langsung dari mulut teko.

6. Tidak berlebihan dalam makan dan minum namun juga tidak kekurangan.

7. Adanya larangan menggunakan piring dan gelas yang terbuat dari bahan emas atau perak.

8. Hendaknya tidak makan dan minum dalam posisi sedang bersandar. Bersandar yang
dimaksud disini seperti apa yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar adalah dengan posisi
bersandar pada tangan dengan posisi badan yang miring, dan juga bersandar dengan
tangan kiri.

9. Dengan mendahulukan makan dari pada sholat pada saat makana telah siap untuk
disantap

syahadat

Alhamdulillahirabbil’alamiin wa bihii nastaiin wa alaa umuuriddunyaa waddiin. Washalatu wassalamu


ala ashrofil anbiyaai walmursaliin. Amma ba’d. senang sekali pagi ini Bapak diberikan kesempatan untuk
mengisi materi di bulan ramadhan ini. Seperti kita ketahui, berkumpulnya kita di aula ini untuk
melaksanakan sanlat atau pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Di hari pertama ini mudah mudahan
menjadi awal yang baik dan tidak ada yang ngantuk meski ini masih pagi yah. Hehe Baik, kali ini bapak
akan menyampaikan materi tentang syahadat.

Kalian tau, sebuah bangunan pencakar langit bagaimana dibangun? Sebelum menjadi bangunan yang
menjulang tinggi hingga kalian tak bisa melihat ujungnya, para pekerja lebih dulu menggali sedalam
mungkin bahkan sampai melebihi tinggi nya dari permukaan tanah. Untuk apa? Tidak lain dan tidak
bukan  adalah untuk mengkokohkan bangunan itu. Bangunan itu akan mempunyai pasak yang kuat
menancap kedalam perut bumi. Hingga tak ada yang bisa membuatnya goyah. Begitupun Syahadat.
Ibarat pasak atau dasar yang harus tertancap ke dalam hati dan pikiran kita agar semua amal perbuatan
kita didasari keimanan yang kuat terhadap allah.

Anak anak ku, disini siapa yang tidak tahu syahadat? Bapa yakin siswa SMA 1 Cioyod ini sudah tahu
bagaimana bunyi syahadat, atau sebagian orang ada yang menyebut syahadatain atau kalimat dua
syahadat. Coba sekarang kita sama sama lafalkan kalimat syahadat. Asyhadu an laa ilaaha illallah wa
asyhadu anna muhammadar rasuulullah” Alhamdulillah. Ternyata semua sudah hafal hehe. Terlalu
kalau kita sebagai umat muslim tidak hafal. Setiap hari kita mengucapkannya. Iya kan? Di setiap shalat
kita lafalkan.

Syahadat, berasal dari bahasa arab dalam mauzun syahida yasyhadu. Berarti menyaksikan. Dalam syariat
islam sendiri berarti sebuah pernyataan atau janji sekaligus pengakuan terhadap tidak ada tuhan selain
Allah dan mengakui bahwa N. Muhammad SAW adalah utusan Allah skaligus Nabi terakhir yang patut
kita teladani.

Lalu pak, kenapa ada yang bilang kalimat dua syahadat atau syahadatain? Dalam satu kalimat penuh
terdapat dua kali pengucapan ‘asyhadu’, itu merupakan batas dari kalimat syahadat pertama dan
syahadat ke dua. Kalimat syahadat pertama “asyhadu an laa ilaaha illallah” sering disebut sebagai
syahadat tauhid atau syahadat yang meng-esa kan allah. Sedangkan syahadat kedua “asyhadu anna
muhammadar rasuulullah” sering disebut syahadat rasul.

Anda mungkin juga menyukai