Anda di halaman 1dari 35

1.

Bangun Sebelum Subuh


Asupan awal ke dalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh.
Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan
menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan
belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi
metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang
dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
2. Menjaga Kebersihan Mulut dan Gigi
Di pagi hari, Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut
dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam
konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi
makanan menjadi terganggu.
3. Sarapan Air Dingin dicampur Madu
Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air
dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al
Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh
menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat
berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan
lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan
peradangan.
4. Makan Tujuh Butir Kurma
Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah saw senantiasa
mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah saw pernah bersabda,
“Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”. Hal
itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah
pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh
Rasulullah saw kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.
Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya
meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut.
5. Konsumsi Roti dicampur Cuka dan Minyak Zaitun
Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun.
Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya
banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua,
melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.
Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker
dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
6. Perbanyak Sayuran
Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran.
Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw selalu mengonsumsi sana al makki
dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan
ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia
menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki
kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan
melindungi dari serangan penyakit.
7. Tidak langsung tidur setelah makan
Rasulullah saw tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas
terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat
dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat. Rasulullah saw
bersabda,” Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat,
serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati
kalian menjadi keras”. (HR Abu Nu’aim dari Aisyar r.a).
8. Makanan Tambahan Lainnya
Disamping menu wajib diatas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi
tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan
daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu
air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang
makan buah anggur dan hilbah (susu).
9. Berolahraga
Rasulullah saw sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau
berolahraga sambil bermain dengan anak-ana dan cucu-cucunya. Pernah pula
Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah r.a.
10. Jangan Begadang
Rasulullah saw tidak menganjurkan umatnya untuk bergadang. Hal itu yang melatari,
beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya
beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup
dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
Yang perlu juga diketahui, pola makan Rasulullah saw ternyata sangat cocok dengan
irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan
disebut circadian rhytme (irama biologis). Sehingga sangat tepat jika kita
mencontohnya.
11. Tips sehat ala Rasulullah:
12. 1. Mandi pagi sebelum subuh,
sekurang-kurangnya se jam sebelum
matahari terbit. Air sejuk yang
meresap kedalam badan dapat
mengurangi penimbunan lemak. Kita
boleh saksikan orang yang mandi
pagi kebanyakan badan tak gemuk.
13. 2. Rasulullah mengamalkan minum
segelas air sejuk (bukan air es) setiap
pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari
penyakit (susah mendapat sakit).
Makan dengan tangan dan menjilati
jemari, bermanfaat buat pencernaan.
14. 3. Waktu sholat Subuh disunnahkan
bertafakur (yaitu sujud sekurang-
kurangnya semenit setelah membaca
doa). Kita akan terhindar dari sakit
kepala atau migrain. Ini terbuksi oleh
para ilmuwan yang membuat kajian
kenapa dalam sehari perlu kita sujud.
Ahli-ahli sains telah menemui
beberapa milimeter ruang udara
dalam saluran darah di kepala yang
tidak dipenuhi darah. Dengan
bersujud maka darah akan mengalir
keruang tersebut.
15. 4. Nabi juga mengajarkan makan
dengan tangan dan bila habis
hendaklah menjilat jari. Ahli saintis
telah menemukan bahwa enzyme
banyak terkandung di celah jari-jari,
yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air
liur (enzyme sejenis alat pencerna
makanan).
16. 5. Ketika minum pun jangan
dilangsungkan. Misalnya 1 gelas
sekaligus. Rasulullah saw. biasa
ketika minum itu 2-3 tegukan lalu
berhenti untuk bernapas. Kemudian
minum lagi 2-3 tegukan lalu berhenti.
Ini adalah cara minum yang benar.
Karena jika kita minum satu gelas
sekaligus, kita pasti akan minum
sambil bernapas lewat hidung. Dan
ketika kita bernapas, udara yang kita
hirup dan kita keluarkan akan
bercampur dengan air yang akan kita
minum. Campuran air dan udara yang
kita keluarkan itu akan menjadi
racun. Dan air yang sudah menjadi
racun itu kita minum.
Pakaian adalah kebutuhan hidup sekaligus cermin perilaku kita. Pakaian yang baik adalah
pakaian yang diridhoi oleh Allah SWT. Berikut adalah pesan Rasulullah SAW dalam memilih
pakaian yang baik:

1. Pakaian yang dikenakan bersih, longgar (tidak ketat), tidak tembus pandang, dan menutupi
aurat;
2. Tinggalkan pakaian yang mewah walaupun kita mampu membelinya. Utamakan sikap
tawadhu (rendah hati);
3. Rasulullah SAW suka memakai gamis dan kain hibarah (pakaian bercorak yang terbuat dari
bahan katun);
4. Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang menggunakan pakaian berbahan sutera dan
emas;
5. Jangan menggunakan pakaian yang terlalu panjang, apalagi hingga harus diseret (terkena
lantai). Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang pakaian yang menutupi mata kaki untuk
laki-laki karena kesombongan;
6. Untuk perempuan muslimah, panjangnya hingga menutupi telapak kaki, dan kerudungnya
menutupi kepala, leher, dan dada;
7. Untuk lelaki tidak berpakaian seperti perempuan, demikian juga sebaliknya;
8. Tidak memakai pakaian yang bertambal atau yang lusuh, karena menurut Rasulullah, Allah senang
melihat jejak nikmat Nya pada hamba-Nya;
9. Mengutamakan pakaian yang berwarna putih, karena Rasulullah juga menyukai warna itu.
Dalam tata cara berpakaian secara umum, ada beberapa hal yang dicontohkan Rasulullah SAW:

1. Berdo’alah ketika akan berpakaian. Salah satu contohnya adalah: “Alhamdulillahil ladzii
kasaanii hadzat tauba warozaqqoniihi min ghoiri haulin minna walaa quwwah“, yang
artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rizki
daripada-Nya tanta daya dan kekuatan dari-ku”;
2. Berdo’alah ketika akan mengenakan pakaian baru. Doa yang dianjurkan adalah:
“Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a
lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu“, yang artinya: “Ya Allah
bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada
Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya
dan kejahatan akibatnya”;
3. Disunahkan memakai pakaian dari sebelah kanan terlebih dahulu;
4. Berpakaianlah dengan rapi dan indah disesuaikan dengan tempat, tanpa berlebihan dan tidak
dipaksakan;
5. Disunahkan melepaskan pakaian dari sebelah kiri terlebih dahulu.

Referensi:
1. Mu’adz bin Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda : “Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu’ kepada Allah
padahal ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka
sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia
kehendaki untuk dipakainya.” (HR. Tirmidzi)
2. Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra., ia berkata:Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk
melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan
kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap
yarhamukallah), melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya,
memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau
bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas
(terbuat dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang tebal dan tipis. (Shahih
Muslim No.3848)
3. Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah
kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab
pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat
pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)
4. Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata: Dihadiahkan kepada Rasulullah saw. kain
sutera bergaris. Rasulullah saw. mengirimkannya kepadaku maka aku pun memakainya.
Tetapi aku melihat kemarahan di wajah beliau. Beliau bersabda: Sungguh, aku
mengirimkan pakaian itu kepadamu bukannya untuk engkau pakai tetapi aku
mengirimkannya agar engkau memotong-motongnya menjadi kerudung buat para wanita.
(Shahih Muslim No.3862)
5. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin
Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik
ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim
No.3877)
6. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan
memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (Shahih Muslim
No.3887)
7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat seorang lelaki menyeret kainnya, ia
menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia
berkata: Pangeran datang, pangeran datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan.
(Shahih Muslim No.3893)
8. Doa berpakaian diatas diambil dari hadits riwayat seluruh penyusun kitab sunan, kecuali
Nasa’i, lihat Irwaa’ul Ghalil 4/47
9. Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas
lelaki ummatku. (H.R.Abu Daud)”
10. Rasulullah bersabda: Allah melaknati lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan
yang memakai pakaian laki-laki. (H.R. Bukhari)
11. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka
khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a
lahu”, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini
kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung
pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”.
12. Adab Harian Nabi SAW
13. Adab Rasulullah saw saat Makan dan Minum.
1. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu”. (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya
adalah yang halal.

2. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat
beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

3. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu
juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.

4. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan
jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya
menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam sama sekali tidak pernah
mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia
tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

5. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.


Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda; “Aku tidak makan sedangkan aku
menyandar”. (HR. al-Bukhari). Dan di dalam haditsnya, Ibnu Umar Radhiallaahu
anhu menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang dua
tempat makan, yaitu duduk di meja tempat minum khamar dan makan sambil
menyungkur”. (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).

6. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan
perak. Di dalam hadits Hudzaifah Radhiallaahu anhu dinyatakan di antaranya bahwa
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “... dan janganlah kamu minum
dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu
makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang
kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”. (Muttafaq’alaih).

7. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan


diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah
Subhannahu wa Ta'ala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhannahu wa Ta'ala
pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi”. (HR.
Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan
Hamdalah, karena Rasulullah Subhannahu wa Ta'ala bersabda: “Sesungguhnya
Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia
memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).

8. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.
Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda Kepada Umar bin Salamah: “Wahai
anak, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
apa yang di depanmu. (Muttafaq’alaih).

9. Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya.
Diriwayatkan dari Ka`ab bin Malik dari ayahnya, ia menuturkan: “Adalah Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam makan dengan tiga jari dan ia menjilatinya sebelum
mengelapnya”. (HR. Muslim).

10. Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang
kotor darinya lalu memakannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Apabila suapan makan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan
membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan membiarkannya untuk
syetan”. (HR. Muslim).
11. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits
Ibnu Abbas menuturkan “Bahwa-sanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan
oleh Al-Albani).

12. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasulullah


Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Tiada tempat yang yang lebih buruk yang
dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa
suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga
untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk
bernafas”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

13. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang
yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya,
karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi
malu.

14. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis
ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai
kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

15. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik,
seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kepada
tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang
mengandung makna kotor dan menjijik-kan.

16. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau
berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang minum dari bibir bejana wadah
air.” (HR. Al Bukhari)

Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas
disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).

(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)

Adab Rasulullah SAW Saat Tidur dan Bangun


Tidur.
1. Berintrospeksi diri / muhasabah sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali
bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur,
mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia
dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa
Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya,
kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha
“Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan
bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat”.(Muttafaq `alaih)

3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-
Bara’ bin `Azib Radhiallaahu anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda: “Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’
untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak
mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan


hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam bersabda: “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya,
maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu,
karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya...” Di dalam satu riwayat dikatakan:”tiga
kali”. (Muttafaq `alaih).

5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan :”Nabi


Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang
berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda
:”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini
(tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai
shahih oleh Al-Albani).

6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali
bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah
bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada
penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-
Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir
Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam telah bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu
akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan
dan minuman”. (Muttafaq’alaih).

8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan
Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang
menganjurkan hal tersebut.

9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah


Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti :

َ ‫ اللَّ ُه َّم قِنِي‬،


ُ َ‫عذَابَكَ يَ ْو َم ت َ ْبع‬
( ‫ث ِعبَادَكَ )رواه أبو داود وصححه األلباني‬

Allahumma qinii 'adzabaka yauma tab'atsu 'ibadaka. “Ya Allah, peliharalah aku dari
adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”.
Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

Dan membaca:

( ‫ِباسْمِ كَ اَللَّ ُه َّم أ َ ُم ْوتُ َوأَحْ يَا )رواه البخاري‬

Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa. “Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku


mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka
disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :

‫شياَطِ ي ِْن َوأ َ ْن يَحْ ض ُُر ْو ِن )رواه أبو داود وحسنه‬


َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ َومِ ْن َه َمزَ ا‬، ‫ضبِ ِه َوش َِر ِعبَا ِد ِه‬ ِ ‫أَع ُْوذُ بِ َك ِل َما‬
َ ‫ت هللاِ الت َا َّم ِة مِ ْن‬
َ ‫غ‬
‫) األلباني‬

'Audzu bikalimaatillahit taammati, min ghodhobihi, wasyarri 'ibaadihi, wamin


hamadzaatisy syayathiini wa an yah dluruuni." Aku berlindung dengan Kalimatullah
yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan
syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al
Albani)

11. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :

ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ الَّ ِذ‬


ُ ُّ‫ي أَحْ َيانَا َب ْع َد َما أ َ َماتَنَا َوإِلَ ْي ِه الن‬
( ‫ش ْو ُر )رواه البخاري‬

"Alhamdulillaahilladzii ahyaana ba'da maa amaatanaa, wa ilaihin nusyuur". “Segala


puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan
kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)

(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)

Adab Rasulullah saw saat Berpakaian dan


Berhias.
1. Memakai pakaian bersih dan bagus.

2. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada salah seorang


shahabatnya di saat beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek :”Apabila Allah
mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahan-
Nya itu pada dirimu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).

3. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan
tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.

4. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya.


Karena hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan:
“Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan
kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari).
Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.

5. Pakaian tidak merupakan pamer pakaian (untuk ketenaran), karena Rasulullah


Radhiallaahu 'anhu telah bersabda: “Barang siapa yang mengenakan pakaian
ketenaran di dunia niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di
hari Kiamat.” ( HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

6. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib,
karena hadits yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha menyatakan
bahwasanya beliau berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah
membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya”.
(HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
7. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan
terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali Radhiallaahu 'anhu mengatakan:
“Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di
tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya
dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dariumatku”. (HR. Abu Daud dan dinilai
shahih oleh Al-Albani).

8. Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : “Apa yang berada di bawah kedua
mata kaki dari kain itu di dalam neraka” (HR. Al-Bukhari).

Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menutup seluruh badannya,


termasuk kedua kakinya.
Adalah haram hukumnya orang yang menyeret (menggusur) pakaiannya karena
sombong dan bangga diri. Sebab ada hadits yang menyatakan : “Allah tidak akan
memperhatikan di hari Kiamat kelak kepada orang yang menyeret kainnya karena
sombong”. (Muttafaq’alaih).

9. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya.


Aisyah Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata: “Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala
perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci’. (Muttafaq’-alaih).

10. Disunnatkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca :

ٍ‫غي ِْر َح ْو ٍل مِ نِي َوالَ قُ َّوة‬


َ ‫ب َو َرزَ قَنِ ْي ِه مِ ْن‬ َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ الَّذِي َك‬
َ ‫سانِي َهذَا الث َّ ْو‬

“Alhamdulillaahilladzii hadzaattauba wa razaqaniihi min ghairi haulin minnii wa laa


qawwatin”

“Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan
mengaruniakannya kepada-ku tanpa daya dan kekuatan dariku”. (HR. Abu Daud dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).

11. Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih, katrena hadits mengatakan:


“Pakaialah yang berwarna putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang
terbaik dari pakaian kamu...” (HR. Ahmad dan dinilah shahih oleh Albani).

12. Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila
keduanya dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan
itu sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di
suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya
shahih.

13. Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi
supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam di dalam haditsnya mengatakan: “Allah melaknat
(mengutuk) wanita pemasang tato dan yang minta ditato, wanita yang menipiskan
bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya
supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah”. Dan di dalam riwayat
Imam Al-Bukhari disebutkan: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya”.
(Muttafaq’alaih).

(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)
Dari Fajar Hingga Terbit Matahari
Bangun dari tidurnya. Saat terbangun dari tidurnya, Rasulullah membaca do’a bangun
tidur dan langsung bersiwak. Saat adzan berkumandang, beliau mendengarkan dengan
khusyuk dan mengulang setiap kalimat yang diucapkan muadhin, kemudian beliau
melakukan sholat sunnah dua raka’at.
Meninggalkan rumah. Ketika meninggalkan rumah, Rasulullah menatap langit dan berdoa:
()
Memasuki masjid. Rasulullah memasuki masjid dengan kaki kanannya terlebih dulu dan
berdoa memasuki masjid. Kemudian Rasulullah mengimami shalat shubuh berjama’ah di
masjid.
Memberi nasihat. Selepas sholat shubuh, biasanya banyak orang yang mendatangi
Rasulullah untuk menanyakan sesuatu atau menceritakan masalah mereka. Maka
Rasulullah akan menasihati bahkan terkadang hingga orang-orang menangis.
Kembali ke rumah. Setelah matahari terbit, Rasulullah kembali ke rumahnya dan membaca
doa memasuki rumah. Beliau kembali bersiwak dan menyapa seluruh keluarganya. Ia
kemudian akan bertanya pada istrinya apakah ada sesuatu yang bisa dimakan. Jika ada,
maka Rasulullah akan makan. Jika tidak, beliau akan berkata, “maka aku akan berpuasa.”
Bentuk pengamalan:
Bangun saat adzan subuh

Menggosok gigi atau bersiwak setelah bangun tidur.

Melakukan sholat shubuh berjama’ah di masjid. (bagi laki-laki)

Menikmati waktu setelah shubuh dengan mengingat Allah dan mensyukuri segala
nickmatnya.

Kembali ke rumah, menyapa seluruh keluarga memastikan mereka semua baik dan
sehat.

Berpuasa jika tidak ada makanan meskipun tidak makan sahur.

Dari Terbit Matahari Hingga Dhuhur


Menghadiri perkumpulan. Di waktu dari terbit matahari hingga dhuhur biasanya
dimanfaatkan Rasulullah untuk menghadiri berbagai perkumpulan. Baik hanya
perkumpulan biasa dimana Rasulullah memberi ceramah, maupun perkumpulan khusus
seperti mendoakan bayi yang baru dilahirkan, mendoakan hasil panen ataupun
menghadiri acara pengucapan syahadat oleh mualaf yang baru mau masuk Islam.
(Baca juga: 12 Makanan Kesukaan Rasulullah)
Mengunjungi kerabat dan saudara. Di waktu ini juga biasanya Rasulullah mengunjungi
kerabat dan saudaranya untuk bersilaturahmi, mengunjungi orang yang sedang sakit
ataupun memenuhi undangan dari orang lain. Biasanya Rasulullah juga mengunjungi istri-
istrinya, membantu pekerjaan rumah, membetulkan sepatu yang rusak, memerah sus
kambing atau sekedar quality time bersama keluarga.
Kemudian beliau akan istirahat atau tidur siang sejenak sebelum bangun untuk sholat
dhuhur dan sholat sunnah.

Bentuk Pengamalan:
Mencari ilmu atau melakukan tugas dalam pekerjaan dengan baik.

Jika sempat maka lakukan sholat dhuha sebanyak minimal 2 rakaat dan maksimal 8
rakaat.

Jika sedang berada di rumah, maka lakukan pekerjaan dan nikmati waktu bersama
keluarga.

Tidur siang atau istirahat sejenak di waktu sebelum sholat dhuhur juga biasa dilakukan
Rasulullah.

Sunnah-sunnah kegiatan sehari-hari


"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allh, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran ; 31)

"...Apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa-apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah..." (QS. Al-Hasyr ; 7)

”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat” (QS Al-Ahzab ; 21)

Rasulullah saw bersabda :

"Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang
memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu
akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpe-gang teguhlah pada sunnahku dan
sunnah khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia se-kuat-
kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang di-ada-adakan, karena semua perkara
yang diada-adakan itu ada-lah bid'ah, sedang setiap bid'ah adalah sesat (dan setiap yang sesat
tempatnya di dalam Neraka)." (HR. Nasa'i dan At-Tirmi-dzi, ia berkata haditshasan shahih).
"Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan ter-sesat apabila (berpegang teguh)
kepada keduanya, yaitu Kita-bullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga kedua-nya
menghantarku ke telaga (Surga)." (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami')

Banyak amalan-amalan sunnah Rasulullah saw yang sudah terabaikan bahkan tidak diketahui oleh
sebagian kaum Muslimin dikarenakan banyak diantara mereka telah termakan penyakitWahn (cinta
dunia dan takut mati), ini disebabkan oleh mereka yang sudah tidak lagi menganggap Agama sebagai
pedoman hidup, karena yang mereka miliki hanya hawa nafsu. maka benarlah apa yang disampaikan
oleh Rasulullah tentang gambaran kaum muslimin pada masa kini, Rasulullah saw bersabda :

"Islam pertama kali muncul sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali asing sebagai pertama
kali ia muncul, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing" (HR. Muslim no. 145 dalam kitab
al-limaan)

Dzun Nun al-Mishri berkata : " salah satu tanda kecintaan seseorang kepada Allah
adalahMutaba'ah (mengikuti) kekasih-Nya dalam akhlak, perbuatan, perintah dan sunnah-
sunnahnya."

Al-Hasan al-Bashri berkata : "Tanda-tanda kecintaan mereka kepada Allah adalah dengan mengikuti
sunnah Rasul-Nya."

Adapun faedahnya mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah saw adalah :


1. Dengan menerapkan sunnah kita akan sampai kepada derajat al-Mahabbah (kecintaan) Allah
kepada hamba-Nya yang mukmin.
2. Sebagai pelengkap kekurangan dari pelaksanaan ibadah yang wajib.
3. Mencegah agar kita tidak jatuh kedalam bid'ah.
4. Sebagai bagian dari pengagungan syi'ar-syi'ar agama Allah.

berikut adalah sunnah-sunnah yang paling sering kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari :

SUNNAH-SUNNAH KETIKA AKAN TIDUR


1. BERINTROSPEKSI DIRI (MUHASABAH) SESAAT SEBELUM TIDUR. SANGAT DIANJURKAN
SEKALI BAGI SETIAP MUSLIM BERMUHA-SABAH (BERINTROSPEKSI DIRI) SESAAT SEBELUM
TIDUR, MENGEVALUASI SEGALA PERBUATAN YANG TELAH IA LAKUKAN DI SIANG HARI. LALU
JIKA IA DAPATKAN PERBUATANNYA BAIK MAKA HENDAKNYA MEMUJI KEPADA
ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA DAN JIKA SEBALIKNYA MAKA HENDAKNYA SEGERA MEMOHON
AMPUNAN-NYA, KEMBALI DAN BERTOBAT KEPADA-NYA.
2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `AisyahRadhiyallahu ‘anha “Bahwasanya
Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallamtidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam,
lalu beliau melakukan shalat“.(Muttafaq `alaih)

3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin `Azib
Radhiallaahu ‘anhu menuturkan : RasulullahShalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila kamu
akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan
miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu
Hurairah Radhiallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila
seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada
tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu
riwayat dikatakan: “tiga kali”. (Muttafaq `alaih).

5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar Radhiallaahu ‘anhu menuturkan :”Nabi Shalallahu’alaihi
Wassallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi
membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar),
sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka“. (H.R.
Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban
disebutkan bahwasanya NabiShalallahu’alaihi Wassallam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur
malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya“. (HR. Al-
Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir
Radhiallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam telah
bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah
rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman“. (Muttafaq’alaih).

8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-
Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal
tersebut.

9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shalallahu’alaihi
Wassallam, seperti : (Allaahumma qinii yauma tab’atsu ‘ibaadaka)” Ya Allah, peliharalah aku dari
adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu“. Dibaca tiga
kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
10. Dan membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya ” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah,
aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)

11. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan
(dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini : ” A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi
Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.“Aku berlindung dengan
Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan
dan kehadiran mereka kepadaku“. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Untuk doa-doa yg aslinya atau dalam bahasa arab silahkan melihat dikitab : HISNULMUSLIM atau
MINHAJUL MUSLIM

http://ngabdul.wordpress.com/2007/03/22/etika-tidur-dan-bangun/

SUNNAH-SUNNAH KETIKA BANGUN TIDUR

1.Mengusap Bekas Tidur Yang Ada Di Wajah Maupun Tangan

Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz Ibnu Hajar sebagai sesuatu yang dianjurkan
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

” Artinya : Rasulullah bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap wajahnya dengan tangannya”
[Hadits Riwayat Muslim no. 763 ]

2. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :“Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa
wa ilaihinnusyuuru“

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya
lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)

3.
Bersiwak
“Artinya : Adalah Rasulullah apabila bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak [Hadits
Riwayat Bukhari no. 245 dan Muslim no. 255]

Diantara hikmah dari hal tersebut ialah:

a. Diantara keistimewaan bersiwak ialah menghilangkan rasa ngantuk dan membuat orang merasa
segar.

b. Menghilangkan bau mulut.

4. Beristintsaar [Mengeluarkan /Menyemburkan Air Dari Hidung Sesudah Menghirupnya]

“Artinya : Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka beristintsaarlah tiga kali karena
sesungguhnya syaitan bermalam di batang hidungnya” [Hadits Riwayat Bukhari no. 3295 dan Muslim
no. 238]

5. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali.

Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Artinya : Bila salah seorang diantaramu bangun tidur, janganlah ia menyelamkan tangannya ke dalam
bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali [Hadits Riwayat Bukhari no. 162 dan Muslim no. 278]

Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000
Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]

SUNNAH-SUNNAH KETIKA KELUAR/MASUK KAMAR MANDI

Sunnah-Sunnahnya Adalah:

[a]. Masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan

[b]. Doa ketika masuk kamar mandi

"Allahumma inni a'udjubika minal khubusi wal khabais"

“Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari godaan syaitan laki-laki dan
perempuan [Hadits Riwayat Bukhari no. 142; 6322 dan Muslim no. 375]
[c]. Doa ketika keluar kamar mandi

"Gufranak"

“Artinya : Aku minta ampun kepada-Mu [Hadits Riwayat Seluruh penyusun sunan kecuali An
Nasaa’i] [1]

Rutinitas manusia masuk kamar mandi dalam sehari semalam merupakan kebiasaan yang terjadi
berulang kali dan setiap kali keluar masuk dari kamar mandi dengan menerapkan sunnah-sunnah
tersebut maka ia telah melaksanakan dua sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallm ketika masuk
(mendahulukan kaki kiri dan berdoa ketika masuk) dan dua sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika keluar (mendahulukan kaki kanan dan berdoa ketika keluar).

Makna dari ‘al-khubusyu wal khabai’syi’” adalah syaitan dari jenis laki-laki dan perempuan.
Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan mereka karena sesungguhnya kamar mandi adalah
tempat tinggal mereka

Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000
Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
_________
Foote Note.
[1] Hadits Riwayat Abu Dawud no. 39, Ibnu Majah no. 300 dan At-Tirmidzi no. 7. Dan dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 52

SUNNAH-SUNNAH MEMAKAI/MELEPAS SANDAL ATAU


SEPATU
Sabda Rasulullah saw :

"Apabila seseorang diantara kalian memakai alas kaki (sandal/sepatu), maka mulailah dengan
yang kanan. dan apabila ia hendak melepaskannya mulailah dengan yang kiri. dan pakailah kedua-
duanya atau lepaskanlah ia" (HR. Muslim no. 2097)

SUNNAH-SUNNAH DALAM BERPAKAIAN


1. Membaca “bismillah” ketika ingin memakainya atau ingin melepasnya, Imam an Nawawi
mengatakan hal ini di sunnahkan untuk setiap pekerjaan.

2. Ketika Rasulullah saw. Ingin memakai pakaiannya atau sorbannya maka beliau mengucapkan:

“Allahumma inni as aluka min khairihi wa khairi maa hua lah, wa a’udzu bika min syarrihi wa syarri
maa hua lah”.
Artinya: “ Ya Allah! Aku meminta kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini) dan kebaikan yang
tercipta untuknya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan
yang tercipta untuknya”.

(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad dan di shahihkan oleh Ibn Hibban dan al Haakim dan beliau
mengatakan sesuai dengan syaratnya Imam Muslim dan di setujui oleh Imam ad Zahaby).

3. Memulai dengan sisi kanan ketika memakainya, sesuai dengan sabda Rasulullah saw. Yang
berbunyi:

“ Jika kalian memakai (pakaian) maka mulailah dengan sisi kanan kalian”.

(HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah dan hadits ini Shahih).

4. Membuka pakaiannya dan celananya di mulai sisi kiri kemudian sisi kanan.
http://www.rasoulallah.net/v2/document.aspx?lang=indo&doc=3100

Atau

1. Do’a Memakai Baju/Pakaian

Kaum muslimin, rahimakumullaah. Hendaklah setiap kali kita memakai baju, baik gamis, baju
koko, jaket, kaos ataupun jenis baju lainnya, kita membaca:

ُُ‫غ ْي َُرُ َح ْول‬ ُْ ‫ب)ُ َو َر َزقَ َن ْي َُهُ َم‬


َ ُ‫ن‬ َ ‫يُ َهذَاُ(الث ّ ْو‬
ُْ ‫سا َن‬ ُّ َ ُُ‫ا ْل َح ْمد‬
ُْ ‫لِلَُالّذ‬
َ ‫َيُ َك‬
ُ‫يُ َو ُلَُق ّوة‬ُْ ِّ‫َم َن‬
“Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan kepadaku pakaian ini dan yang telah memberikan
rizki pakaian ini kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy
dan Ibnu Majah, lihat Irwaa`ul Ghaliil 7/47)

2. Do’a Memakai Baju Baru


Ketika kita memakai baju/pakaian yang baru maka disunnahkan untuk membaca:

ُْ ‫سأَلكَُُ َم‬
ُ‫نُ َخ ْي َر َُهُ َو َخ ْي َُرُ َما‬ ْ َ‫ُأ‬،‫س ْوتَنَ ْي َه‬ َ ‫اللّه ُّمُلَكَُُا ْل َح ْمدُُأَ ْنتَُُ َك‬
ُ‫نُش َ َِّر َُهُ َوش ََُِّرُ َماُص َن َُعُلَه‬ُْ ‫ُ َوأَع ْوذُُ َبكَُُ َم‬،‫ص َن َُعُلَه‬
“Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Engkau telah memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku
meminta kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang dibuat untuknya. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang dibuat untuknya.” (HR. Abu Dawud, At-
Tirmidziy dan Al-Baghawiy, lihat Mukhtashar Syamaa`il At-Tirmidziy karya Asy-Syaikh Al-Albaniy
hal.47)

Kita meminta kepada Allah kebaikan pakaian dikarenakan pakaian itu bisa digunakan sebagai
sarana untuk beribadah kepada-Nya. Sebaliknya kita meminta perlindungan dari kejelekannya
karena pakaian itu bisa menjadi sebab berbuat durhaka kepada-Nya seperti adanya perasaan
‘ujub, sombong dan sejenisnya.

3. Mendo’akan Orang yang Memakai Baju Baru


Apabila kita melihat orang lain, saudara ataupun teman kita memakai baju baru, maka
disunnahkan bagi kita untuk mendo’akannya. Adapun do’anya adalah:

‫خ َلفُُللاُُتَعَالَى‬
ُْ ‫ت ْب َليُ َوي‬
“Semoga berumur panjang, dipakai sampai usang dan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah
Ta’ala.” (HR. Abu Dawud 4/41, lihat Shahih Abu Dawud 2/760)
Atau membaca:

‫ُ َومتُُْش ََه ْيدًا‬،‫شُ َح َم ْيدًا‬ ُْ َ‫اَ ْلب‬


ُْ ‫ُ َو َع‬،‫سُ َج َد ْيدًا‬
“Pakailah (pakaian) yang baru, hiduplah dengan terpuji, dan matilah sebagai orang yang
syahid.” (HR. Ibnu Majah 2/1178 dan Al-Baghawiy 12/41, lihat Shahih Ibnu Majah 2/275)

4. Do’a ketika Melepas Baju


Apabila kita melepas baju/pakaian, hendaklah kita membaca:

َ‫للا‬
ُ ُ‫س َُم‬
ْ ‫َب‬
“Dengan nama Allah.” (HR. At-Tirmidziy 2/505 dan lainnya, lihat Irwaa`ul Ghaliil no.49
dan Shahiihul Jaami’ 3/203)

http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian-pertama/

SUNNAH-SUNNAH KELUAR/MASUK RUMAH


9. Dzikir Keluar dari Rumah
Apabila kita keluar dari rumah maka disunnahkan untuk membaca:

َ‫لل‬ َ ُُ‫للاَُت َ َو ّك ْلت‬


ُ ‫ُ َو ُلَُ َح ْو َُلُ َو ُلَُق ّو ُةَُ َإ ُلُّ َبا‬،َ‫علَىُللا‬ ُ ُ‫س َُم‬
ْ ‫َب‬
“Dengan nama Allah, aku hanya bertawakkal kepada Allah. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud 4/325 dan At-Tirmidziy 5/490, lihat Shahih At-
Tirmidziy 3/151)

ُ‫ُأَ ُْوُأَ ْظ َل َُم‬،‫ُأَ ُْوُأ َ َز ُّلُأَ ُْوُأ َز ّل‬،‫ض ّل‬


َ ‫نُأَ َض ُّلُأَ ُْوُأ‬ ُْ َ‫يُأَع ْوذُُ َبكَُُأ‬ ُْ ِّ‫اللّه ُّمُ َإ َن‬
َ ُ‫ُأ َ ُْوُأَ ْج َه َُلُأ َ ُْوُي ْج َه َُل‬،‫أ َ ُْوُأ ْظلَ َم‬
‫علَ ْي َُه‬
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu (jangan sampai) aku tersesat atau disesatkan, tergelincir atau
digelincirkan, berbuat zhalim atau dizhalimi, berbuat kebodohan atau dibodohi.” (HR. Ash-haabus
Sunan, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/152 dan Shahih Ibnu Majah 2/336)

10. Dzikir Masuk Rumah


Berkata Al-Imam An-Nawawiy, “Disukai bagi seseorang apabila masuk ke rumahnya untuk
mengucapkan bismillaah dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta mengucapkan salam.
Sama saja, apakah di rumah ada orang ataupun tidak.”
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

ُْ ‫حيّ ُةًُ َم‬


ُّ ُ‫نُ َع ْن َُد‬
َُ‫َللا‬ َُ َ‫علَىُأ َ ْنفسَك ُْمُت‬ َ َ‫فَ َإذَاُ َد َخ ْلت ُْمُبيوتًاُف‬
َ ُ‫س َلِّموا‬
ً‫ارك َُةًُ َط َيِّبَ ُة‬
َ َ‫مب‬
“Maka apabila kalian memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini), hendaklah kalian memberi
salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang
ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik.” (An-Nuur:61)

Dan berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, “Wahai anakku! Apabila kamu masuk ke keluargamu maka ucapkanlah salam! Yang akan
menjadi berkah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR. At-Tirmidziy no.2841, hadits hasan dengan
syawahidnya, lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101)

Demikian juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seseorang masuk ke
rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah (menyebut nama Allah) ketika memasukinya dan ketika
makan, maka berkatalah syaithan, “Tidak ada tempat menginap (bermalam) bagi kalian (yakni
teman-temannya dari bangsa jin-pent.) dan tidak ada makan malam.” Dan apabila dia masuk (ke
rumahnya) lalu tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, maka berkatalah syaithan, “Kalian
mendapatkan tempat menginap.” Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka
berkatalah syaithan, “Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam.” (HR. Muslim
no.2018 dari Jabir bin ‘Abdillahradhiyallahu ‘anhu)

Adapun do’a masuk rumah dengan lafazh, “Bismillaahi Walajnaa wa Billaahi Kharajnaa, … .” maka ini
adalah hadits dha’if sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim.
Lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101-103.

http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian-pertama/

SUNNAH-SUNNAH BILA BERTEMU SESAMA MUSLIM


1. ucapkan salam : Rasulullah Saw ditanya : Islam yang seperti apa yang lebih utama ? Beliau menjawab :
memberi makan dan mengucapkan salam pada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu
kenal. (HR.Bukhari dan Muslim).

Seseorang mendatangi Rasulullah lalu mengucapkan “ُ”‫السالمُعليكم‬Beliau menjawab


dan orang itu duduk, Beliau bersabda : Sepuluh, kemudian datang orang lain lalu
mengucapkan ”‫ “السالم عليكم ورحمة هللا‬Beliau menjawab dan orang itu duduk, Beliau bersabda : Dua
puluh, kemudian datang orang lain lalu

mengucapkan “ُ”‫السالمُعليكمُورحمةُللاُوبركاته‬Beliau menjawab dan


orang itu duduk, Beliau bersabda : tiga puluh. HR. Abu Daud dan At Tirmidzi.
Maka perhatikan : betapa banyak pahala yang dihilangkan bila ia tidak menjaga ucapan salam,
kenapa tidak menyerpunakan ucapan salamnya hingga ia akan mendapatkan tiga puluh kebaikan,
dan satu kebaikan bila dihitung minimal bernilai sepuluh kebaikan, maka jumlah keseluruhannya 300
kebaikan, dan itu bias berlipat ganda.
Maka biasakanlah lidahmu untuk menyempurnakan ucapan salam, hingga kamu mendapatkan
pahala yang besar.
Seorang muslim dalam sehari semalam bisa mengucapkan salam berkali-kali, dia ucapkan salam
pada jema’ah ketika masuk masjid, ketika berpisah dengan mereka, ketika masuk rumah dan ketika
keluar rumah.
Dan jangan lupa saudaraku : sesungguhnya termasuk sunnah bagi orang yang hendak berpisah
dengan seseorang hendaknya mengucapkan salam dengan sempurna, seperti terdapat dalam hadits
“Bila seseorang masuk kedalam majlis maka hendaknya mengucapkan salam, bila hendak berpisah
maka lakukan seperti salam yang anda ucapkan pertama kali” HR.Abu Daud dan At Tirmidzi.
Jumlah keseluruhan bila seseorang menjaga ucapan salam ketika masuk dan keluar rumah dan
masjid tidak kurang dari 20 kali, bahkan bisa lebih ketika ia berangkat kerja ia mengucapkan salam
ketika mendapati orang dijalanan atau ketika ia menerima telepon.

2. Senyum : Rasulullah Saw bersabda : “Jangan pernah menghina kebaikan sedikitpun walaupun sekedar
tersenyum pada seseorang” HR.Muslim.
3. Bersalaman : Rasulullah Saw bersabda : “Kedua orang muslim yang bertemu kemudian bersalaman maka
diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah” HR Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Imam Nawawi berpendapat : ketahuilah bahwa bersalaman dianjurkan pada setiap pertemuan
(berjumpa).
Saudaraku yang baik : hendaklah anda menjaga untuk bersalaman dengan orang yang mengucapkan
salam padamu sambil tersenyum didepannya, dengan itu dia telah menjalankan tiga sunnah dalam
satu waktu.
4. Ucapan yang baik : Allah Swt berfirman : “dan katakanlah (hai Muhammad) pada hamba-Ku hendaknya
mereka berkata dengan yang lebih baik ….(Al Isra’ 53).
Dan Rasulullah Saw bersabda : “dan ucapan yang baik adalah sedekah” HR.Bukhari dan Muslim.
Ucapan yang baik : mencakup dzikir, do’a, ucapan salam, pujian yang jujur, akhlak yang baik.
Ucapan yang baik : bagaikan sihir yang mampu membuat manusia tenang dan tuma’ninah terhadap
dirinya.
Ucapan yang baik : merupakan tanda dari apa yang tersimpan dalam hati seorang mukmin dari
cahaya, hidayah dan kecerdasan.

http://istiku.multiply.com/journal/item/72/Amalan_sunnah

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ن ِمنْ َما‬ ِْ ‫صافَ َح‬


ِْ َ‫ان يَلتَ ِقي‬
ِْ ‫ان ُمس ِل َمي‬ ُ ‫أَنْ قَب َْل لَ ُه َما‬
َ َ ‫غ ِف َْر ِإ ْلا فَيَت‬
‫يَفتَ ِرقَا‬
“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni
(dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“[1]
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini merupakan
perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama[2], bahkan ini merupakan sunnah
yang muakkad (sangat ditekankan)[3].

Faidah-Faidah Penting yang Terkandung Dalam Hadits:

1. Arti mushaafahah (berjabat tangan) dalam hadits ini adalah berjabat tangan dengan satu
tangan, yaitu tangan kanan, dari kedua belah pihak[4]. Cara berjabat tangan seperti ini
diterangkan dalam banyak hadits yang shahih, dan inilah arti “berjabat tangan” secara
bahasa[5]. Adapun melakukan jabat tangan dengan dua tangan adalah cara yang menyelisihi
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam[6].
2. Berjabat tangan juga disunnahkan ketika berpisah, berdasarkan sebuah hadits yang
dikuatkan oleh syaikh al-Albani[7]. Maka pendapat yang mengatakan bahwa berjabat tangan
ketika berpisah tidak disyariatkan adalah pendapat yang tidak memiliki dalil/argumentasi.
Meskipun jelas anjurannya tidak sekuat anjuran berjabat tangan ketika bertemu[8].
3. Berjabat tangan adalah ibadah yang disyari’atkan ketika bertemu dan berpisah, maka
melakukannya di selain kedua waktu tersebut, misalnya setelah shalat lima waktu, adalah
menyelisihi ajaran Nabi, bahkan sebagian ulama menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah[9].
Di antara para ulama yang melarang perbuatan tersebut adalah al-’Izz bin ‘Abdussalam, Ibnu
Hajar al-Haitami asy-Syafi’i, Quthbuddin bin ‘Ala-uddin al-Makki al-Hanafi, al-Laknawi dan lain-
lain[10].
4. Adapun berjabat tangan setelah shalat bagi dua orang yang baru bertemu pada waktu itu
(setelah shalat lima waktu, pen), maka ini dianjurkan, karena niat keduanya adalah berjabat
tangan karena bertemu dan bukan karena shalat[11].
5. Mencium tangan seorang guru/ustadz ketika bertemu dengannya adalah diperbolehkan,
berdasarkan beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan beberapa
orang sahabat radhiyallahu ‘anhum. Akan tetapi kebolehan tersebut harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu:
(a) Tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, karena para sahabat radhiyallahu
‘anhum sendiri tidak sering melakukannya kepada Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
terlebih lagi jika hal itu dilakukan untuk tujuan mencari berkah dengan mencium tangan sang
guru.
(b) Perbuatan itu tidak menjadikan sang guru menjadi sombong dan merasa dirinya besar di
hadapan orang lain, seperti yang sering terjadi saat ini.
(c) Jangan sampai hal itu menjadikan kita meninggalkan sunnah yang lebih utama dan lebih
dianjurkan ketika bertemu, yaitu berjabat tangan, sebagaimana keterangan di atas[12].
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A.
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-berjabat-tangan-ketika-bertemu.html/comment-page-
1

SUNNAH-SUNNAH KETIKA MAKAN

- Berdoa, sebelum dan sesudah makan

Jika kita lupa berdo'a pada awal makan hendaklah mengucapkan: yang aryinya "Dengan nama
Allah pada awal dan akhirnya". (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

-Makan dengan tangan kanan

- Makan makanan yang terdekat

Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah ra., ia berkata:


Ketika aku dalam asuhan Rasulullah saw., pada saat makan tanganku terjulur hendak menjangkau
talam lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Hai anak muda! Sebutlah nama Allah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang terdekat darimu. (Shahih Muslim No.3767)

- Dinginkanlah makanan, sesungguhnya yang panas-panas tidak ada berkahnya. (HR. Al Hakim dan
Ad-Dailami)
- Rasulullah Saw melarang orang meniup-niup makanan atau minuman. (HR. Abu Dawud)

Keterangan:
Meniup-niup makanan dan minuman yang panas biasa dilakukan dengan tujuan agar lekas dingin,
dan hal ini dilarang oleh Nabi.. dan terbukti dengan ilmu kedokteran sekarang bahwa itu tidak baik
karena dikhawatirkan mengandung berbagai bibit penyakit yang ditiupkan ke dalam makanan
tersebut.. Hendaknya makanan atau minuman tersebut didiamkan saja atau didinginkan dengan
metode lainnya selain dengan meniup langsung dengan mulut, misalnya dengan fan (kipas angin).

- Disunnahkan menjilati jari-jari dan talam serta memakan suapan yang jatuh sesudah
membersihkan kotoran yang mengenainya dan makruh membersihkan tangan sebelum dijilati

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:


Rasulullah saw. bersabda: Apabila seseorang di antara kalian memakan makanan, maka janganlah ia
mengusap tangannya sebelum dijilati (untuk membersihkan sisa makanan) atau menyuruh orang
lain untuk menjilatinya. (Shahih Muslim No.3787)

- Dianjurkan orang yang sedang makan merendahkan diri serta sifat duduknya

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:


Aku pernah melihat Rasulullah saw. duduk bersimpuh sambil memakan kurma. (Shahih Muslim
No.3807)

- Tidak boleh mencela makanan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:


Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukai maka beliau
memakannya dan kalau tidak menyukai maka beliau tidak memakannya (tanpa mencela). (Shahih
Muslim No.3844)

- Makan ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang

sebagaimana anjuran Rasulullah saw “Makanlah hanya ketika lapar, dan berhentilah makan sebelum
kenyang.”

"Kita (Kaum Muslimin)adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar barulah makan, dan apabila
makan tidak hinga kenyang," sabda Rasulullah SAW

"Orang yang paling kenyang makan di dunia akan menjadi paling lama lapar pada hari kiamat." (HR.
Al Hakim)

Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah “
baginya beberapa suap untuk memperkokoh tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak
dapat dihindari, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan
sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya yang
)bersumber dari Miqdam bin Ma’di Kasib
-Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya. (HR. Ahmad)

- Mengontrol makanan yang dimakan

Sesungguhnya termasuk pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya.
(HR. Ibnu Majah)
- Larangan bagi orang yang makan bersama memakan sekaligus dua buah kurma dan sebagainya
dalam satu suapan kecuali dengan seizin teman-temannya

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:


Pernah Ibnu Zubair memberi kami kurma. Ketika itu orang-orang sedang ditimpa kesengsaraan. Pada
saat kami tengah makan, tiba-tiba Ibnu Umar ra. lewat. Beliau menegur: Jangan kalian memakan dua
kurma sekaligus. Karena sesungguhnya Rasulullah saw. telah melarang perbuatan demikian, kecuali
seseorang minta izin lebih dahulu kepada teman makannya. (Shahih Muslim No.3809)

- Apabila diserukan untuk makan malam lalu terdengar suara azan oleh muazin maka dahulukan
makan malam. (Abu Hanifah)

Keterangan:

Hal ini berlaku khusus untuk shalat Isya karena waktunya panjang.

- Keutamaan saling membantu dalam makanan sedikit dan bahwa makanan dua orang cukup untuk
tiga orang dan seterusnya

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:


Rasulullah saw. bersabda: Makanan dua orang itu cukup untuk tiga orang dan makanan tiga orang
cukup untuk empat orang. (Shahih Muslim No.3835)

Hidangan makanan untuk dua orang seharusnya cukup untuk tiga orang dan makanan untuk tiga
orang cukup untuk empat orang. (HR. Bukhari)

- Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah hendaklah menjauhi kita atau menjauhkan
diri dari masjid kita dan sebaiknya tinggal di rumahnya. (HR. Bukhari)

Keterangan:

Sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan bau bawang merah dan bawang putih
sebagaimana manusia pun merasa terganggu dengan bau tersebut. Namun jika bau tersebut bisa
hilang, misalnya dengan gosok gigi dengan pasta gigi atau berkumur dengan zat penghilang bau,
maka diperbolehkan untuk ke masjid dan berkumpul dengan kaum muslimin lainnya.

- Boleh sebagian orang yang menghadapi hidangan mempersilakan sebagian yang lain meskipun
mereka semua sebagai tamu kalau memang pemilik makanan tidak berkeberatan

· Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:


Seorang penjahit mengundang Rasulullah saw. untuk menghadiri suatu jamuan makan. Kata Anas:
Aku berangkat bersama Rasulullah saw. menghadiri jamuan makan tersebut. Kepada Rasulullah saw.
tuan rumah menghidangkan roti dari gandum serta kuah berisi labu dan dendeng. Anas berkata: Aku
melihat Rasulullah saw. mencari labu dari seputar mangkuk kuah itu. (Shahih Muslim No.3803)

- mencuci tangan dengan bersih sesudah makan


Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya
lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri.
(HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)

- Makan makanan yang halal

Rasulullah saw bersabda: Wahai Sa'ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu
menjadi orang yang terkabul do'anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya.
Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka
tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh
dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 172: "Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara
rezeki yang baik-baik."
Kemudian Rasulullah menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan
wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: "Ya Robbku, Ya
Robbku", sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi
makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR. Muslim)

http://hawanoors.multiply.com/journal/item/14

Berikut adalah adab makan Rasululloh SAW:

* Rasulullah SAW menyukai dlafaf – makanan yang banyak tangan memakannya


* Membaca doa yang bermaksud :- ‘Dengan nama Allah, Ya Allah Ya Tuhanku, jadikanlah hidangan
ini nikmat yang disyukuri yang sampai nikmat syurga ke atas nya.’

* Makan cara hamba - semasa duduk makan, baginda merapatkan antara kedua lututnya dan
antara kedua tapak kakinya – tapak kaki kanan di atas tapak kaki kiri.
* Tidak memakan makanan yang sangat panas karena tidak (ada) berkah (diumpamakan
memakan api).

* Tidak makan dengan dua anak jari karena cara demikian adalah cara makan syaitan.
* Menyukai kueh faludzaj – ramuan – minyak samin, madu lebah, tepung gandum.

* Menyukai roti syair, mentimun dan ruthab (kurma yang belum kering) ditambah dengan garam.
* Menyukai anggur dan semangka dimakan bersama roti dan gula atau ruthab.

* Makan ruthab dengan tangan kanan dan biji di tangan kiri baginda diberi makan kepada
kambing yang lalu lalang di tempat baginda makan.
* Makan anggur dengan memegang tangkainya sehingga air anggur kelihatang pada janggutnya
seperti benang mutiara.
* Menyukai susu dengan tamar (al-athyabin – dua yang terbaik)
* Menggemari daging – penghulu makanan di dunia dan di akhirat – khasiat menguatkan
pendengaran.

* Menyukai roti berkuah dengan daging dan buah labu dan bersabda bahwa labu itu adalah pohon
Nabi Allah Yunus a.s. Pernah menyarankan Aisyah ra memasak gulai dengan membanyakkan labu
– akan menguatkan hati orang yang berduka ***untuk yang ini, saya belum temukan hadits
mengenai makan labu***
* Menyukai daging burung (tetapi tidak pula ikut menangkap burung).

* Tidak menundukkan kepala saat makan daging burung tetapi mengangkatkan daging ke
mulutnya dan menggigitnya.
* Menyukai roti dengan minyak samin.

* Menggemari daging kambing – bagian lengan dan bahu, Kurma madinah (al-ajwah – berasal dari
syurga) – penawar racun dan sihir - adalah antara yang paling digemari di kalangan tamar.
* Sayur-sayuran yang digemari baginda pula adalah al-handaba, al-badzaruj dan al-hamqa’/ar-
rajlah.

* Tidak menyukai bagian daging spt. buah pinggang, zakar dan biji zakar, ghudad, darah, empedu
dll. ***ini berarti Rasululloh SAW tidak suka jeroan…***
* Tidak menyukai bawang putih, bawang merah dan daun bawang prei (al-kurrats) .

* Tidak pernah mencela makanan – kalau disukai, dimakan – kalau tidak disukai, ditinggalkan.
* Tidak menggemari dhab.

* Suka menghabiskan sisa makanan dengan anak jarinya – makanan yang penghabisan banyak
barakahnya.
* Menjilat sisa makanan pada anak jari – yang tidak diketahui makanan mana yang paling berkat.

* Tidak menyapu dengan sapu tangan.


* Selesai makan – dibaca ‘Segala puji-pujian bagi Allah. Ya Allah Ya Tuhanku, bagiMu segala
pujian. Engkau anugerahkan makanan, maka Engkau anugerahkan kekenyangan. Engkau
anugerahkan kepuasan (kehilangan haus). Bagi Engkau segala pujian yang tidak dimungkiri
keutamaannya, yang tidak ditinggalkan dan yang diperlukan kepadanya’

* Membasuh tangan dan menyapu sisa air ke muka.


* Minum dengan tiga kali teguk dan dibaca sebelum setiap teguk : Bismillah - dan selepas setiap
teguk : Alhamdulliah.
* Minum senafas dan tidak bernafas dalam bekas minuman yang diminum melainkan semasa
menghisap.
* Memberikan kelebihan air kepada orang yang lebih mulia kedudukannya baik di sisi di kiri atau
di kanan baginda dan bersabda kepada orang yang tidak mendapat air bahwa sunat
mengutamakan (orang yang lebih mulia kedudukannya).

* Tidak menyukai air susu dan madu diminum bersama karena tidak melambangkan tawaddak.
* Pemalu dalam perihal makan – tidak meminta kepada keluarga baginda makanan/minum –
tetapi kalau diberi, baginda makan atau minum. Kadangkala bangun sendiri untuk mendapatkan
makanan/minuman.

SUNNAH-SUNNAH KETIKA MINUM


Beberapa adab minum yang dicontohkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam antara lain:
1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai
pahala.Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat
untuk beribadah. Wahai ibu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat
agar dapat beribadah kepada Allah. Dan janganlah lupa memberitahukan anak
tentang hal ini.
2. Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah
mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang
memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai
dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-
Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah,
makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di
dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits
ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)Wahai ibu,
jangan lupa untuk mengingatkan anak-anak kita untuk membaca ‘bismillah’ ketika
hendak minum, agar setan tidak ikut serta menikmati makanan dan minuman yang
sedang kita konsumsi.
3. Minum dengan tangan kanan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan
dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan
kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan
tangan kirinya.” (HR. Muslim)Ajarkanlah pada si kecil untuk selalu menggunakan
tangan kanan ketika makan dan minum. Seringkali si kecil lupa meskipun telah kita
ajari, apalagi ketika menyantap makanan ringan (snack) bersama teman mainnya.
Nah, saat kita melihatnya, ingatkanlah ia. Janganlah bosan dan merasa jemu untuk
mengingatkan anak kita. Insyaa Allah jika kita melakukannya dengan ikhlas
mengharap ridha Allah, Allah akan mengganti usaha kita tersebut dengan pahala.
4. Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah
tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari
Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum
maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan
Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk
bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud
no. 3728, hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).Dalam Syarah Shahih Muslim,
Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah
termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau
menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan
hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Dalam Zaadul Maad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan
meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal
dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya
lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya
hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman.
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus
yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
5. Bernafas tiga kali ketika minum.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau
mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau
mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau
bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.”
(HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali
dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan
wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air
minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.Dari Abu Hurairah, beliau
berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang
terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah
haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Ketahuilah wahai
para ibu muslimah, yang sesuai dengan adab islami adalah menuangkan air tersebut
ke dalam gelas kemudian baru meminumnya.Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau
mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku
lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas
menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892,
Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk
mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-
Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut
wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.” Mengompromikan dua jenis hadits
yang nampak bertentangan itu lebih baik daripada menyatakan bahwa salah
satunya itu mansukh (tidak berlaku).”(Fathul Baari, X/94)
7. Minum dengan posisi duduk.Terdapat hadits yang melarang minum sambil
berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil
berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia
berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)
Namun disamping itu, terdapat pula hadits yang menunjukkan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dari Ibnu Abbas beliau
mengatakan, “Aku memberikan air zam-zam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Maka beliau lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no.
1637, dan Muslim no. 2027)Dalam hadits yang pertama Rasulullah melarang minum
sambil berdiri sedangkan hadits kedua adalah dalil bolehnya minum sambil berdiri.
Kedua hadits tersebut adalah shahih. Lalu bagaimana mengkompromikannya?
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara
ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum
sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena
makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Minum sambil berdiri tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang
kurang utama.
8. Menutup bejana air pada malam hari.Biasakan diri kita untuk menutup bejana
air pada malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini.
Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah
bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,
ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup,
ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit
penyakit.”(HR. Muslim)
9. Puas dengan minuman yang ada dan tidak mencelanya.
Ajarkan pula kepada anak, bahwa kita tidak boleh mencela makanan walaupun kita
tidak menyukainya.

http://muslimah.or.id/fikih/wahai-anakku-beginilah-cara-minum-rasulullah.html
SUNNAH-SUNNAH DALAM BERPERGIAN
Bepergian suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap manusia. Baik bepergian untuk
mencari rizki, silaturrahim pada keluarga, atau ibadah haji dan umroh. Agar bepergian
kita lebih bermana dan memiliki pahala yang mulia di sisi Allah swt, maka kita
dianjurkan melakukan adab-adabnya, yaitu:
• Pertama: Istikharah. Sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang akan bepergian,
terutama untuk haji atau umrah, melakukan Istikharah. Doa yang paling utama dibaca
dalam Istikharah adalah:

‫ستَ ِخ ْي ُر هللاَ ِب َر ْح َمتِ ِه ِخيَ َرةً فِي عَافِيَة‬


ْ َ‫ا‬
Astakhîrullâha bi rahmatihi khiyaratan fî ‘âfiyatin.
Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan.
dibaca 3 kali, 7 kali, 10 kali, 50 kali, 70, atau 100 kali.
• Kedua: Memilih Waktu. Waktu yang baik untuk bepergian: hari Sabtu, Selasa, atau
Kamis. Hari yang tidak baik untuk bepergian: Hari Senin,Rabu, dan hari Jum’at
sebelum shalat Jum’at. Demikian juga tidak baik untuk bepergian pada tanggal: 3, 4,
dan 5 bulan Hijriyah. Jika terpaksa harus melakukan bepergian pada hari-hari atau
tanggal yang tidak baik atau na’as itu, maka hendaknya bersedekah dan membaca Surat
Fatihah, Surat Falaq dan An-Nas, ayat Kursi, Surat Al-Qadar, dan Surat Ali-Imran dari
kalimat: “Inna fi khalqis samawati wal ardhi, hingga akhir Surat.”
• Ketiga: Washiyat. Dianjurkan untuk setiap orang yang akan bepergian, terutama
untuk haji, agar menyampaikan wasiat kepada keluarganya. Wasiat itu bisa berkenaan
dengan urusan yang harus dilakukan, kewajiban, atau utang piutang. Ia juga dapat
menyampaikan amanat yang harus dilakukan oleh anggota keluarganya.
• Keempat: Pemberitahuan. Nabi saw bersabda: “Apabila seorang muslim akan
bepergian, ia harus memberitahukan saudara-saudaranya. Begitu pula wajib bagi
saudara-saudaranya menemui ketika ia kembali.”
• Kelima: Bersedekah. Hendaknya bersedekah sebelum bepergian untuk memperoleh
keselamatan dan bersedekah lagi ketika kembali sebagai ungkapan syukur. Setelah
bersedekah ucapkan doa ini:

َ ‫سالَ َم َة‬
‫سفَ ِري‬ َ ‫سالَ َم ِتي َو‬ َ ‫ص َدقَ ِة‬ ْ ِ‫اَللَّ ُه َّم اِ ِنِّي ا‬
َّ ‫شت َ َريْتُ ِب َه ِذ ِه ال‬
‫و َما َم ِعي‬. َ
‫س ِلِّ ْم َما َم ِعي‬
َ ‫س ِلِّ ْم ِني َو‬ َ ‫ َو‬،‫احفَ ْظ َما َم ِعي‬ ْ ‫احفَ ْظ ِني َو‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫س ِن ا ْل َج ِم ْيل‬ َ ‫َوبَ ِلِّ ْغنِي َوبَ ِلِّ ْغ َما َم ِعي ِببَالَ ِغكَ ا ْل َح‬
Allâhumma innî isytaraytu bi hâdzi-hish shadaqati salâmatî wa salâmata safarî wamâ
ma’î, Allâhumma wahfazhnî wahfazh mâ ma’î wa sallimnî wa sallim mâ ma’î wa
ballighnî wa balligh mâ ma’î bi baghikal hasanil jamîl.
Ya Allah, aku membeli dengan sedekah ini keselamatanku dan keselamatan per-
jalananku dan apa saja yang bersamaku. Selamatkan aku dan selamatkan yang
bersamaku. Sampaikan aku dan yang bersamaku dengan cara penyampaianmu yang
indah dan baik.
• Keenam: Mandi sunnah dan lakukan shalat Safar dua rakaat. Rakaat pertama, setelah
Al-Fatihah baca Surat Al-Ikhlash. Rakaat kedua setelah Al- Fatihah baca Surat Al-
Qadar. Setelah shalat, sujudlah lalu baca doa berikut (100 kali):

‫ستَ ِخ ْي ُر هللاَ ِب َر ْح َمتِ ِه ِخيَ َرةً فِي عَافِيَة‬


ْ َ‫ا‬
Astakhîrullâha bi-rahmatihi khiyara-tan fî ‘âfiyatin.
Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan.
Kemudian membaca: Ayat Kursi, tahmid, dan shalawat kepada Nabi saw
dan keluarganya. Kemudian membaca doa ini:

َ َ‫عكَ نَ ْفسِي َوا َ ْه ِلي َو َما ِلي َوذُ ِ ِّريَّ ِتي َو ُد ْني‬
‫اي‬ ْ َ‫اَللَّ ُه َّم اِ ِنِّي ا‬
ُ ‫ستَ ْو ِد‬
‫آخ َرتِي َوا َ َمانَ ِتي َو َخاتِ َمةَ ا َ ْع َما ِلي‬ ِ ‫َو‬
Allâhumma innî astauwdi`uka nafsî wa ahlî wa mâlî wa dzurriyyatî wa dun-yâya wa
âkhiratî wa amânatî wa khâtimata a`malî.
Ya Allah, aku titipkan kepadamu diriku, keluargaku, hartaku, keturunanku, duniaku
dan hartaku, amanatku, dan penutup amalku.
Baca juga Surat Al-Fatihah, Al-Falaq, Al-Nas, AL-Qadar, ayat kursi dan akhir surat Ali-
Imran dimulai dari Inna fi Khalqis samawati wal ardhi .
• Ketujuh: Ketika keluar rumah bacalah: Tasbih Az-Zahra’, Surat Fatihah, ayat Kursi,
kemudian baca doa ini:

‫علَ ْيكَ َخلَّ ْفتُ اَ ْه ِلي َو َما ِلي‬ َ ‫ َو‬،‫اَللَّ ُه َّم اِلَ ْيكَ َو َّجهْتُ َو ْج ِهي‬
ُ ِّ‫ َوقَ ْد َوثِ ْقتُ ِبكَ فَالَت ُ َخ ِيِّ ْبنِي يَا َم ْن الَيُ َخ ِي‬،‫َو َما َخ َّو ْلتَنِي‬
‫ب‬
‫علَى ُم َح َّمد َوآ ِل ِه‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ض ِيِّ ُع َم ْن َح ِف َظه‬
َ ‫ص ِ ِّل‬ َ ُ‫َم ْن ا َ َرا َد ُه َوالَي‬
‫ع ْنهُ َوالَت َ ِك ْلنِي اِلَى نَ ْفسِي يَااَ ْر َح َم‬ َ ُ‫احفَ ْظنِي فِ ْي َما ِغبْت‬ ْ ‫َو‬
‫اح ِم ْي َن‬ِ ‫الر‬َّ
Allâhumma ilayka wajjahtu wajhî, wa ‘alayka khallaftu ahlî wa mâli wamâ khawwaltanî,
wa qad wa-tsiqtu bika falâ tukhayyibnî yâ man lâ yukhayyibu man arâdahu walâ
yudhayyi’u man hafizhahu. Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa âlihi wahfazhnî
fîmâ ghibtu`anhu walâ takilnî ilâ
nafsî yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, kepada-Mu kuhadapkan wajahku; kepada-Mu kutinggalkan keluargaku,
hartaku, dan apa yang telah Kau anugerahkan kepadaku. Sungguh aku mempercayai-
Mu, maka jangan kecewakan aku wahai Yang Tidak Mengecewakan orang yang
berkendak kepada-Nya, dan Yang Tidak Menyia-nyiakan orang yang dipelihara-Nya.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan peliharalah
aku selama pepergianku serta jangan serahkan aku kepada diriku wahai Yang
Mahakasih dari segala yang mengasihi.
• Kedelapan: Ketika mengendarai kendaraan, bacalah doa berikut ini:

‫س َّخ َر لَنَا َهذَا َو َما ُكنَّالَهُ ُم ْق ِرنِ ْي َن‬


َ ‫ان الَّذِي‬
َ ‫س ْب َح‬
ُ
Subhânalladzî sakhkhara lanâ hâdzâ wamâ kunnâ lahu muqrinîn.
Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami
sebelumnya tidak mampu menguasainya. (Az-Zukhruf: 13).
Kemudian membaca zikir ini:

ُ‫ان هللاِ َوا ْل َح ْم ُد هللِ َوالَ اِلَ َه ِاالَّ هللا‬


َ ‫س ْب َح‬
ُ
Subhânallâh wal-hamdulillâh wa lâ ilâha illâh
• Kesembilan: Sepanjang perjalanan perbanyaklah Zikir
Dari Dhuhur Hingga Ashar
Rasulullah akan kembali ke masjid untuk sholat berjama’ah dzuhur. Setelah waktu
dzuhur, kadang-kadang Rasulullah berdiam diri di masjid hingga waktu ashar, kadang-
kadang juga menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pemimpin mengenai berbagai
masalah di kota.

(Baca juga: 3 Jenis Olahraga yang Disenangi Rasulullah)


Family time. Setelah sholat Ashar, Rasulullah biasanya pulang ke rumah salah satu
istrinya di mana ia akan bermalam. Kadang-kadang, semua istri dan anaknya berkumpul
dalam satu rumah yang mendapat giliran. Mereka akan menghabiskan waktu sore dengan
berbincang-bincang dalam suasana yang santai.
Bentuk pengamalan:
Sholat empat rakaat sunnah sebelum sholat ashar.

Mendahulukan sholat ashar.

Menghabiskan waktu bersama keluarga.

Dari Magrib Hingga Isha


Seperti biasa, Rasulullah akan menjadi imam sholat maghrib dan memberikan sedikit
nasihat setelahnya. Rasulullah tidak akan ceramah terlalu banyak di waktu maghrib
karena ini saatnya orang-prang pulang dan makan malam bersama keluarga.

Makan malam. Rasulullah selalu makan di lantai bersama keluarga, beliau tidak pernah
makan di meja. Beliau tidak pernah menolak apapun yang disuguhkan, meski itu hanya
air dan kurma. Jika di rumah sedang ada makanan, kadang-kadang Rasulullah juga
mengundang sahabat atau kerabat untuk makan malam di rumahnya.
Jika sedang berkesempatan makan malam berdua dengan istrinya, Rasulullah akan
sangat memanjakan istrinya. Beliau bisa makan dari piring yang sama dan minum dari
gelas yang sama bersama istrinya.

Jika sedang makan bersama sahabatnya, beliau selalu menyertainya dengan obrolan
yang menyenangkan atau berbagi ilmu. Rasulullah makan dengan tiga jari dan suka
menjilati jarinya setelah makan sambil mengucap syukur atas rezeki yang didapatnya.
Bentuk pengamalan:
Sholat sunnah 2 rakaat sebelum dan sesudah sholat maghrib.

Sholat maghrib di awal waktu

Makan malam bersama keluarga atau kerabat.

Mengikuti ajaran Islam saat makan: mengucapkan bismillah, makan dengan tangan
kanan, mengambil makanan dari yang paling dekat dan mengucap Alhamdulillah setelah
makan.

Dari Isha Hingga Tengah Malam


Menghabiskan waktu dengan keluarga. Setelah sholat isha di masjid, Rasulullah akan
pulang dan kembali menghabiskan waktu dengan keluarga. Kadang ia juga mengunjungi
kerabat lainnya seperti Abu Bakar dan Umar. Jika di perjalanan pulang beliau menemukan
orang yang sedang mengaji di masjid, beliau akan berhenti dan mendengarkannya.
Kadang juga Rasulullah memasuki masjid untuk mengucap salam pada mereka yang ada
di masjid. Di masa itu, masjid sering digunakan sebagai tempat tinggal mereka yang
miskin.
Tidur. Di akhir harinya, sebelum memejamkan mata Rasulullah akan sedikit berbincang
dengan istrinya di tempat tidur. Beliau selalu menggunakan satu bantal dan satu selimut
untuk tidur berdua dengan istrinya. Kemudian ia tidur dengan mengingat Allah.
Bentuk pengamalan:
Melambatkan sholat isha.

Sholat sunnah dua rakat setelah isha.

Menghabiskan waktu dengan keluarga.

Menghabiskan waktu dengan pasangan sebelum tidur.

Mengingat Allah sebelum tidur.

Dari Tengah Malam Hingga Shubuh


Sholat malam. Di tengah malam, Rasulullah selalu terbangun untuk sholat malam. Beliau
langsung bersiwak saat bangun dan langsung mengambil wudhu. Beliau akan
menjalankan sholat dengan penuh kekhusyukan dan menikmati setiap gerakan sholatnya.
Di waktu ini beliau juga akan membaca Qur’an hingga berratus-ratus ayat jumlahnya.
Sholat witir. Setelah selesai sholat malam dan membaca Qur’an, Rasulullah akan
membangunkan istrinya untuk sama-sama berjamaah sholat witir sebanyak tiga rakaat.
Kemudian beliau akan kembali tidur hingga fajar.
Bentuk pengamalan:
Tidur setelah isha dan bangun untuk sholat malam.

Dimulai dengan bersiwak, mengingat Allah dan berwudhu.

Sholat dengan penuh kekhusyukan.

Membangunkan keluarga untuk sholat witir.

Tidur lagi hingga shubuh.

Anda mungkin juga menyukai