1. Pakaian yang dikenakan bersih, longgar (tidak ketat), tidak tembus pandang, dan menutupi
aurat;
2. Tinggalkan pakaian yang mewah walaupun kita mampu membelinya. Utamakan sikap
tawadhu (rendah hati);
3. Rasulullah SAW suka memakai gamis dan kain hibarah (pakaian bercorak yang terbuat dari
bahan katun);
4. Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang menggunakan pakaian berbahan sutera dan
emas;
5. Jangan menggunakan pakaian yang terlalu panjang, apalagi hingga harus diseret (terkena
lantai). Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang pakaian yang menutupi mata kaki untuk
laki-laki karena kesombongan;
6. Untuk perempuan muslimah, panjangnya hingga menutupi telapak kaki, dan kerudungnya
menutupi kepala, leher, dan dada;
7. Untuk lelaki tidak berpakaian seperti perempuan, demikian juga sebaliknya;
8. Tidak memakai pakaian yang bertambal atau yang lusuh, karena menurut Rasulullah, Allah senang
melihat jejak nikmat Nya pada hamba-Nya;
9. Mengutamakan pakaian yang berwarna putih, karena Rasulullah juga menyukai warna itu.
Dalam tata cara berpakaian secara umum, ada beberapa hal yang dicontohkan Rasulullah SAW:
1. Berdo’alah ketika akan berpakaian. Salah satu contohnya adalah: “Alhamdulillahil ladzii
kasaanii hadzat tauba warozaqqoniihi min ghoiri haulin minna walaa quwwah“, yang
artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rizki
daripada-Nya tanta daya dan kekuatan dari-ku”;
2. Berdo’alah ketika akan mengenakan pakaian baru. Doa yang dianjurkan adalah:
“Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a
lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu“, yang artinya: “Ya Allah
bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada
Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya
dan kejahatan akibatnya”;
3. Disunahkan memakai pakaian dari sebelah kanan terlebih dahulu;
4. Berpakaianlah dengan rapi dan indah disesuaikan dengan tempat, tanpa berlebihan dan tidak
dipaksakan;
5. Disunahkan melepaskan pakaian dari sebelah kiri terlebih dahulu.
Referensi:
1. Mu’adz bin Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda : “Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu’ kepada Allah
padahal ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka
sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia
kehendaki untuk dipakainya.” (HR. Tirmidzi)
2. Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra., ia berkata:Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk
melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan
kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap
yarhamukallah), melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya,
memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau
bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas
(terbuat dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang tebal dan tipis. (Shahih
Muslim No.3848)
3. Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah
kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab
pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat
pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)
4. Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata: Dihadiahkan kepada Rasulullah saw. kain
sutera bergaris. Rasulullah saw. mengirimkannya kepadaku maka aku pun memakainya.
Tetapi aku melihat kemarahan di wajah beliau. Beliau bersabda: Sungguh, aku
mengirimkan pakaian itu kepadamu bukannya untuk engkau pakai tetapi aku
mengirimkannya agar engkau memotong-motongnya menjadi kerudung buat para wanita.
(Shahih Muslim No.3862)
5. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin
Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik
ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim
No.3877)
6. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan
memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (Shahih Muslim
No.3887)
7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat seorang lelaki menyeret kainnya, ia
menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia
berkata: Pangeran datang, pangeran datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan.
(Shahih Muslim No.3893)
8. Doa berpakaian diatas diambil dari hadits riwayat seluruh penyusun kitab sunan, kecuali
Nasa’i, lihat Irwaa’ul Ghalil 4/47
9. Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas
lelaki ummatku. (H.R.Abu Daud)”
10. Rasulullah bersabda: Allah melaknati lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan
yang memakai pakaian laki-laki. (H.R. Bukhari)
11. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka
khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a
lahu”, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini
kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung
pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”.
12. Adab Harian Nabi SAW
13. Adab Rasulullah saw saat Makan dan Minum.
1. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu”. (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya
adalah yang halal.
2. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat
beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
3. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu
juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
4. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan
jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya
menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam sama sekali tidak pernah
mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia
tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
6. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan
perak. Di dalam hadits Hudzaifah Radhiallaahu anhu dinyatakan di antaranya bahwa
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “... dan janganlah kamu minum
dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu
makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang
kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”. (Muttafaq’alaih).
8. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.
Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda Kepada Umar bin Salamah: “Wahai
anak, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
apa yang di depanmu. (Muttafaq’alaih).
9. Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya.
Diriwayatkan dari Ka`ab bin Malik dari ayahnya, ia menuturkan: “Adalah Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam makan dengan tiga jari dan ia menjilatinya sebelum
mengelapnya”. (HR. Muslim).
10. Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang
kotor darinya lalu memakannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Apabila suapan makan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan
membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan membiarkannya untuk
syetan”. (HR. Muslim).
11. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits
Ibnu Abbas menuturkan “Bahwa-sanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan
oleh Al-Albani).
13. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang
yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya,
karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi
malu.
14. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis
ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai
kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.
15. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik,
seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kepada
tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang
mengandung makna kotor dan menjijik-kan.
16. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau
berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang minum dari bibir bejana wadah
air.” (HR. Al Bukhari)
Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas
disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).
(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)
2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha
“Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan
bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat”.(Muttafaq `alaih)
3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-
Bara’ bin `Azib Radhiallaahu anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda: “Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’
untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak
mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali
bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah
bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada
penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-
Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir
Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam telah bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu
akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan
dan minuman”. (Muttafaq’alaih).
8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan
Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang
menganjurkan hal tersebut.
Allahumma qinii 'adzabaka yauma tab'atsu 'ibadaka. “Ya Allah, peliharalah aku dari
adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”.
Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
Dan membaca:
(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)
3. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan
tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.
6. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib,
karena hadits yang bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha menyatakan
bahwasanya beliau berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah
membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya”.
(HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
7. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan
terpaksa. Karena hadits yang bersumber dari Ali Radhiallaahu 'anhu mengatakan:
“Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa Ta'ala pernah membawa kain sutera di
tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya
dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dariumatku”. (HR. Abu Daud dan dinilai
shahih oleh Al-Albani).
8. Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : “Apa yang berada di bawah kedua
mata kaki dari kain itu di dalam neraka” (HR. Al-Bukhari).
“Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan
mengaruniakannya kepada-ku tanpa daya dan kekuatan dariku”. (HR. Abu Daud dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).
12. Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila
keduanya dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan
itu sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di
suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya
shahih.
13. Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi
supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam di dalam haditsnya mengatakan: “Allah melaknat
(mengutuk) wanita pemasang tato dan yang minta ditato, wanita yang menipiskan
bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya
supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah”. Dan di dalam riwayat
Imam Al-Bukhari disebutkan: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya”.
(Muttafaq’alaih).
(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-
hari)
Dari Fajar Hingga Terbit Matahari
Bangun dari tidurnya. Saat terbangun dari tidurnya, Rasulullah membaca do’a bangun
tidur dan langsung bersiwak. Saat adzan berkumandang, beliau mendengarkan dengan
khusyuk dan mengulang setiap kalimat yang diucapkan muadhin, kemudian beliau
melakukan sholat sunnah dua raka’at.
Meninggalkan rumah. Ketika meninggalkan rumah, Rasulullah menatap langit dan berdoa:
()
Memasuki masjid. Rasulullah memasuki masjid dengan kaki kanannya terlebih dulu dan
berdoa memasuki masjid. Kemudian Rasulullah mengimami shalat shubuh berjama’ah di
masjid.
Memberi nasihat. Selepas sholat shubuh, biasanya banyak orang yang mendatangi
Rasulullah untuk menanyakan sesuatu atau menceritakan masalah mereka. Maka
Rasulullah akan menasihati bahkan terkadang hingga orang-orang menangis.
Kembali ke rumah. Setelah matahari terbit, Rasulullah kembali ke rumahnya dan membaca
doa memasuki rumah. Beliau kembali bersiwak dan menyapa seluruh keluarganya. Ia
kemudian akan bertanya pada istrinya apakah ada sesuatu yang bisa dimakan. Jika ada,
maka Rasulullah akan makan. Jika tidak, beliau akan berkata, “maka aku akan berpuasa.”
Bentuk pengamalan:
Bangun saat adzan subuh
Menikmati waktu setelah shubuh dengan mengingat Allah dan mensyukuri segala
nickmatnya.
Kembali ke rumah, menyapa seluruh keluarga memastikan mereka semua baik dan
sehat.
Bentuk Pengamalan:
Mencari ilmu atau melakukan tugas dalam pekerjaan dengan baik.
Jika sempat maka lakukan sholat dhuha sebanyak minimal 2 rakaat dan maksimal 8
rakaat.
Jika sedang berada di rumah, maka lakukan pekerjaan dan nikmati waktu bersama
keluarga.
Tidur siang atau istirahat sejenak di waktu sebelum sholat dhuhur juga biasa dilakukan
Rasulullah.
"...Apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa-apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah..." (QS. Al-Hasyr ; 7)
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat” (QS Al-Ahzab ; 21)
"Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang
memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu
akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpe-gang teguhlah pada sunnahku dan
sunnah khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia se-kuat-
kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang di-ada-adakan, karena semua perkara
yang diada-adakan itu ada-lah bid'ah, sedang setiap bid'ah adalah sesat (dan setiap yang sesat
tempatnya di dalam Neraka)." (HR. Nasa'i dan At-Tirmi-dzi, ia berkata haditshasan shahih).
"Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan ter-sesat apabila (berpegang teguh)
kepada keduanya, yaitu Kita-bullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga kedua-nya
menghantarku ke telaga (Surga)." (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami')
Banyak amalan-amalan sunnah Rasulullah saw yang sudah terabaikan bahkan tidak diketahui oleh
sebagian kaum Muslimin dikarenakan banyak diantara mereka telah termakan penyakitWahn (cinta
dunia dan takut mati), ini disebabkan oleh mereka yang sudah tidak lagi menganggap Agama sebagai
pedoman hidup, karena yang mereka miliki hanya hawa nafsu. maka benarlah apa yang disampaikan
oleh Rasulullah tentang gambaran kaum muslimin pada masa kini, Rasulullah saw bersabda :
"Islam pertama kali muncul sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali asing sebagai pertama
kali ia muncul, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing" (HR. Muslim no. 145 dalam kitab
al-limaan)
Dzun Nun al-Mishri berkata : " salah satu tanda kecintaan seseorang kepada Allah
adalahMutaba'ah (mengikuti) kekasih-Nya dalam akhlak, perbuatan, perintah dan sunnah-
sunnahnya."
Al-Hasan al-Bashri berkata : "Tanda-tanda kecintaan mereka kepada Allah adalah dengan mengikuti
sunnah Rasul-Nya."
berikut adalah sunnah-sunnah yang paling sering kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari :
3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin `Azib
Radhiallaahu ‘anhu menuturkan : RasulullahShalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila kamu
akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan
miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu
Hurairah Radhiallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila
seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada
tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu
riwayat dikatakan: “tiga kali”. (Muttafaq `alaih).
5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar Radhiallaahu ‘anhu menuturkan :”Nabi Shalallahu’alaihi
Wassallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi
membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar),
sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka“. (H.R.
Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban
disebutkan bahwasanya NabiShalallahu’alaihi Wassallam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur
malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya“. (HR. Al-
Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir
Radhiallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam telah
bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah
rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman“. (Muttafaq’alaih).
8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-
Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal
tersebut.
9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shalallahu’alaihi
Wassallam, seperti : (Allaahumma qinii yauma tab’atsu ‘ibaadaka)” Ya Allah, peliharalah aku dari
adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu“. Dibaca tiga
kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
10. Dan membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya ” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah,
aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
11. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan
(dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini : ” A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi
Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.“Aku berlindung dengan
Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan
dan kehadiran mereka kepadaku“. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
Untuk doa-doa yg aslinya atau dalam bahasa arab silahkan melihat dikitab : HISNULMUSLIM atau
MINHAJUL MUSLIM
http://ngabdul.wordpress.com/2007/03/22/etika-tidur-dan-bangun/
Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz Ibnu Hajar sebagai sesuatu yang dianjurkan
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
” Artinya : Rasulullah bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap wajahnya dengan tangannya”
[Hadits Riwayat Muslim no. 763 ]
2. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :“Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa
wa ilaihinnusyuuru“
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya
lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)
3.
Bersiwak
“Artinya : Adalah Rasulullah apabila bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak [Hadits
Riwayat Bukhari no. 245 dan Muslim no. 255]
a. Diantara keistimewaan bersiwak ialah menghilangkan rasa ngantuk dan membuat orang merasa
segar.
“Artinya : Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka beristintsaarlah tiga kali karena
sesungguhnya syaitan bermalam di batang hidungnya” [Hadits Riwayat Bukhari no. 3295 dan Muslim
no. 238]
Artinya : Bila salah seorang diantaramu bangun tidur, janganlah ia menyelamkan tangannya ke dalam
bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali [Hadits Riwayat Bukhari no. 162 dan Muslim no. 278]
Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000
Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
Sunnah-Sunnahnya Adalah:
[a]. Masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan
“Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari godaan syaitan laki-laki dan
perempuan [Hadits Riwayat Bukhari no. 142; 6322 dan Muslim no. 375]
[c]. Doa ketika keluar kamar mandi
"Gufranak"
“Artinya : Aku minta ampun kepada-Mu [Hadits Riwayat Seluruh penyusun sunan kecuali An
Nasaa’i] [1]
Rutinitas manusia masuk kamar mandi dalam sehari semalam merupakan kebiasaan yang terjadi
berulang kali dan setiap kali keluar masuk dari kamar mandi dengan menerapkan sunnah-sunnah
tersebut maka ia telah melaksanakan dua sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallm ketika masuk
(mendahulukan kaki kiri dan berdoa ketika masuk) dan dua sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika keluar (mendahulukan kaki kanan dan berdoa ketika keluar).
Makna dari ‘al-khubusyu wal khabai’syi’” adalah syaitan dari jenis laki-laki dan perempuan.
Berlindunglah kepada Allah dari kejahatan mereka karena sesungguhnya kamar mandi adalah
tempat tinggal mereka
Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000
Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
_________
Foote Note.
[1] Hadits Riwayat Abu Dawud no. 39, Ibnu Majah no. 300 dan At-Tirmidzi no. 7. Dan dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 52
"Apabila seseorang diantara kalian memakai alas kaki (sandal/sepatu), maka mulailah dengan
yang kanan. dan apabila ia hendak melepaskannya mulailah dengan yang kiri. dan pakailah kedua-
duanya atau lepaskanlah ia" (HR. Muslim no. 2097)
2. Ketika Rasulullah saw. Ingin memakai pakaiannya atau sorbannya maka beliau mengucapkan:
“Allahumma inni as aluka min khairihi wa khairi maa hua lah, wa a’udzu bika min syarrihi wa syarri
maa hua lah”.
Artinya: “ Ya Allah! Aku meminta kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini) dan kebaikan yang
tercipta untuknya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan
yang tercipta untuknya”.
(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad dan di shahihkan oleh Ibn Hibban dan al Haakim dan beliau
mengatakan sesuai dengan syaratnya Imam Muslim dan di setujui oleh Imam ad Zahaby).
3. Memulai dengan sisi kanan ketika memakainya, sesuai dengan sabda Rasulullah saw. Yang
berbunyi:
“ Jika kalian memakai (pakaian) maka mulailah dengan sisi kanan kalian”.
(HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah dan hadits ini Shahih).
4. Membuka pakaiannya dan celananya di mulai sisi kiri kemudian sisi kanan.
http://www.rasoulallah.net/v2/document.aspx?lang=indo&doc=3100
Atau
Kaum muslimin, rahimakumullaah. Hendaklah setiap kali kita memakai baju, baik gamis, baju
koko, jaket, kaos ataupun jenis baju lainnya, kita membaca:
ُْ سأَلكَُُ َم
ُنُ َخ ْي َر َُهُ َو َخ ْي َُرُ َما ْ َُأ،س ْوتَنَ ْي َه َ اللّه ُّمُلَكَُُا ْل َح ْمدُُأَ ْنتَُُ َك
ُنُش َ َِّر َُهُ َوش ََُِّرُ َماُص َن َُعُلَهُْ ُ َوأَع ْوذُُ َبكَُُ َم،ص َن َُعُلَه
“Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Engkau telah memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku
meminta kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang dibuat untuknya. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang dibuat untuknya.” (HR. Abu Dawud, At-
Tirmidziy dan Al-Baghawiy, lihat Mukhtashar Syamaa`il At-Tirmidziy karya Asy-Syaikh Al-Albaniy
hal.47)
Kita meminta kepada Allah kebaikan pakaian dikarenakan pakaian itu bisa digunakan sebagai
sarana untuk beribadah kepada-Nya. Sebaliknya kita meminta perlindungan dari kejelekannya
karena pakaian itu bisa menjadi sebab berbuat durhaka kepada-Nya seperti adanya perasaan
‘ujub, sombong dan sejenisnya.
خ َلفُُللاُُتَعَالَى
ُْ ت ْب َليُ َوي
“Semoga berumur panjang, dipakai sampai usang dan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah
Ta’ala.” (HR. Abu Dawud 4/41, lihat Shahih Abu Dawud 2/760)
Atau membaca:
َللا
ُ ُس َُم
ْ َب
“Dengan nama Allah.” (HR. At-Tirmidziy 2/505 dan lainnya, lihat Irwaa`ul Ghaliil no.49
dan Shahiihul Jaami’ 3/203)
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian-pertama/
Dan berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, “Wahai anakku! Apabila kamu masuk ke keluargamu maka ucapkanlah salam! Yang akan
menjadi berkah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR. At-Tirmidziy no.2841, hadits hasan dengan
syawahidnya, lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101)
Demikian juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seseorang masuk ke
rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah (menyebut nama Allah) ketika memasukinya dan ketika
makan, maka berkatalah syaithan, “Tidak ada tempat menginap (bermalam) bagi kalian (yakni
teman-temannya dari bangsa jin-pent.) dan tidak ada makan malam.” Dan apabila dia masuk (ke
rumahnya) lalu tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, maka berkatalah syaithan, “Kalian
mendapatkan tempat menginap.” Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka
berkatalah syaithan, “Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam.” (HR. Muslim
no.2018 dari Jabir bin ‘Abdillahradhiyallahu ‘anhu)
Adapun do’a masuk rumah dengan lafazh, “Bismillaahi Walajnaa wa Billaahi Kharajnaa, … .” maka ini
adalah hadits dha’if sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim.
Lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101-103.
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian-pertama/
2. Senyum : Rasulullah Saw bersabda : “Jangan pernah menghina kebaikan sedikitpun walaupun sekedar
tersenyum pada seseorang” HR.Muslim.
3. Bersalaman : Rasulullah Saw bersabda : “Kedua orang muslim yang bertemu kemudian bersalaman maka
diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah” HR Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Imam Nawawi berpendapat : ketahuilah bahwa bersalaman dianjurkan pada setiap pertemuan
(berjumpa).
Saudaraku yang baik : hendaklah anda menjaga untuk bersalaman dengan orang yang mengucapkan
salam padamu sambil tersenyum didepannya, dengan itu dia telah menjalankan tiga sunnah dalam
satu waktu.
4. Ucapan yang baik : Allah Swt berfirman : “dan katakanlah (hai Muhammad) pada hamba-Ku hendaknya
mereka berkata dengan yang lebih baik ….(Al Isra’ 53).
Dan Rasulullah Saw bersabda : “dan ucapan yang baik adalah sedekah” HR.Bukhari dan Muslim.
Ucapan yang baik : mencakup dzikir, do’a, ucapan salam, pujian yang jujur, akhlak yang baik.
Ucapan yang baik : bagaikan sihir yang mampu membuat manusia tenang dan tuma’ninah terhadap
dirinya.
Ucapan yang baik : merupakan tanda dari apa yang tersimpan dalam hati seorang mukmin dari
cahaya, hidayah dan kecerdasan.
http://istiku.multiply.com/journal/item/72/Amalan_sunnah
Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
1. Arti mushaafahah (berjabat tangan) dalam hadits ini adalah berjabat tangan dengan satu
tangan, yaitu tangan kanan, dari kedua belah pihak[4]. Cara berjabat tangan seperti ini
diterangkan dalam banyak hadits yang shahih, dan inilah arti “berjabat tangan” secara
bahasa[5]. Adapun melakukan jabat tangan dengan dua tangan adalah cara yang menyelisihi
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam[6].
2. Berjabat tangan juga disunnahkan ketika berpisah, berdasarkan sebuah hadits yang
dikuatkan oleh syaikh al-Albani[7]. Maka pendapat yang mengatakan bahwa berjabat tangan
ketika berpisah tidak disyariatkan adalah pendapat yang tidak memiliki dalil/argumentasi.
Meskipun jelas anjurannya tidak sekuat anjuran berjabat tangan ketika bertemu[8].
3. Berjabat tangan adalah ibadah yang disyari’atkan ketika bertemu dan berpisah, maka
melakukannya di selain kedua waktu tersebut, misalnya setelah shalat lima waktu, adalah
menyelisihi ajaran Nabi, bahkan sebagian ulama menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah[9].
Di antara para ulama yang melarang perbuatan tersebut adalah al-’Izz bin ‘Abdussalam, Ibnu
Hajar al-Haitami asy-Syafi’i, Quthbuddin bin ‘Ala-uddin al-Makki al-Hanafi, al-Laknawi dan lain-
lain[10].
4. Adapun berjabat tangan setelah shalat bagi dua orang yang baru bertemu pada waktu itu
(setelah shalat lima waktu, pen), maka ini dianjurkan, karena niat keduanya adalah berjabat
tangan karena bertemu dan bukan karena shalat[11].
5. Mencium tangan seorang guru/ustadz ketika bertemu dengannya adalah diperbolehkan,
berdasarkan beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan beberapa
orang sahabat radhiyallahu ‘anhum. Akan tetapi kebolehan tersebut harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu:
(a) Tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, karena para sahabat radhiyallahu
‘anhum sendiri tidak sering melakukannya kepada Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
terlebih lagi jika hal itu dilakukan untuk tujuan mencari berkah dengan mencium tangan sang
guru.
(b) Perbuatan itu tidak menjadikan sang guru menjadi sombong dan merasa dirinya besar di
hadapan orang lain, seperti yang sering terjadi saat ini.
(c) Jangan sampai hal itu menjadikan kita meninggalkan sunnah yang lebih utama dan lebih
dianjurkan ketika bertemu, yaitu berjabat tangan, sebagaimana keterangan di atas[12].
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A.
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-berjabat-tangan-ketika-bertemu.html/comment-page-
1
Jika kita lupa berdo'a pada awal makan hendaklah mengucapkan: yang aryinya "Dengan nama
Allah pada awal dan akhirnya". (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
- Dinginkanlah makanan, sesungguhnya yang panas-panas tidak ada berkahnya. (HR. Al Hakim dan
Ad-Dailami)
- Rasulullah Saw melarang orang meniup-niup makanan atau minuman. (HR. Abu Dawud)
Keterangan:
Meniup-niup makanan dan minuman yang panas biasa dilakukan dengan tujuan agar lekas dingin,
dan hal ini dilarang oleh Nabi.. dan terbukti dengan ilmu kedokteran sekarang bahwa itu tidak baik
karena dikhawatirkan mengandung berbagai bibit penyakit yang ditiupkan ke dalam makanan
tersebut.. Hendaknya makanan atau minuman tersebut didiamkan saja atau didinginkan dengan
metode lainnya selain dengan meniup langsung dengan mulut, misalnya dengan fan (kipas angin).
- Disunnahkan menjilati jari-jari dan talam serta memakan suapan yang jatuh sesudah
membersihkan kotoran yang mengenainya dan makruh membersihkan tangan sebelum dijilati
- Dianjurkan orang yang sedang makan merendahkan diri serta sifat duduknya
sebagaimana anjuran Rasulullah saw “Makanlah hanya ketika lapar, dan berhentilah makan sebelum
kenyang.”
"Kita (Kaum Muslimin)adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar barulah makan, dan apabila
makan tidak hinga kenyang," sabda Rasulullah SAW
"Orang yang paling kenyang makan di dunia akan menjadi paling lama lapar pada hari kiamat." (HR.
Al Hakim)
Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah “
baginya beberapa suap untuk memperkokoh tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak
dapat dihindari, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan
sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya yang
)bersumber dari Miqdam bin Ma’di Kasib
-Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya. (HR. Ahmad)
Sesungguhnya termasuk pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya.
(HR. Ibnu Majah)
- Larangan bagi orang yang makan bersama memakan sekaligus dua buah kurma dan sebagainya
dalam satu suapan kecuali dengan seizin teman-temannya
- Apabila diserukan untuk makan malam lalu terdengar suara azan oleh muazin maka dahulukan
makan malam. (Abu Hanifah)
Keterangan:
Hal ini berlaku khusus untuk shalat Isya karena waktunya panjang.
- Keutamaan saling membantu dalam makanan sedikit dan bahwa makanan dua orang cukup untuk
tiga orang dan seterusnya
Hidangan makanan untuk dua orang seharusnya cukup untuk tiga orang dan makanan untuk tiga
orang cukup untuk empat orang. (HR. Bukhari)
- Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah hendaklah menjauhi kita atau menjauhkan
diri dari masjid kita dan sebaiknya tinggal di rumahnya. (HR. Bukhari)
Keterangan:
Sesungguhnya malaikat merasa terganggu dengan bau bawang merah dan bawang putih
sebagaimana manusia pun merasa terganggu dengan bau tersebut. Namun jika bau tersebut bisa
hilang, misalnya dengan gosok gigi dengan pasta gigi atau berkumur dengan zat penghilang bau,
maka diperbolehkan untuk ke masjid dan berkumpul dengan kaum muslimin lainnya.
- Boleh sebagian orang yang menghadapi hidangan mempersilakan sebagian yang lain meskipun
mereka semua sebagai tamu kalau memang pemilik makanan tidak berkeberatan
Rasulullah saw bersabda: Wahai Sa'ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu
menjadi orang yang terkabul do'anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya.
Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka
tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh
dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 172: "Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara
rezeki yang baik-baik."
Kemudian Rasulullah menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan
wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: "Ya Robbku, Ya
Robbku", sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi
makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR. Muslim)
http://hawanoors.multiply.com/journal/item/14
* Makan cara hamba - semasa duduk makan, baginda merapatkan antara kedua lututnya dan
antara kedua tapak kakinya – tapak kaki kanan di atas tapak kaki kiri.
* Tidak memakan makanan yang sangat panas karena tidak (ada) berkah (diumpamakan
memakan api).
* Tidak makan dengan dua anak jari karena cara demikian adalah cara makan syaitan.
* Menyukai kueh faludzaj – ramuan – minyak samin, madu lebah, tepung gandum.
* Menyukai roti syair, mentimun dan ruthab (kurma yang belum kering) ditambah dengan garam.
* Menyukai anggur dan semangka dimakan bersama roti dan gula atau ruthab.
* Makan ruthab dengan tangan kanan dan biji di tangan kiri baginda diberi makan kepada
kambing yang lalu lalang di tempat baginda makan.
* Makan anggur dengan memegang tangkainya sehingga air anggur kelihatang pada janggutnya
seperti benang mutiara.
* Menyukai susu dengan tamar (al-athyabin – dua yang terbaik)
* Menggemari daging – penghulu makanan di dunia dan di akhirat – khasiat menguatkan
pendengaran.
* Menyukai roti berkuah dengan daging dan buah labu dan bersabda bahwa labu itu adalah pohon
Nabi Allah Yunus a.s. Pernah menyarankan Aisyah ra memasak gulai dengan membanyakkan labu
– akan menguatkan hati orang yang berduka ***untuk yang ini, saya belum temukan hadits
mengenai makan labu***
* Menyukai daging burung (tetapi tidak pula ikut menangkap burung).
* Tidak menundukkan kepala saat makan daging burung tetapi mengangkatkan daging ke
mulutnya dan menggigitnya.
* Menyukai roti dengan minyak samin.
* Menggemari daging kambing – bagian lengan dan bahu, Kurma madinah (al-ajwah – berasal dari
syurga) – penawar racun dan sihir - adalah antara yang paling digemari di kalangan tamar.
* Sayur-sayuran yang digemari baginda pula adalah al-handaba, al-badzaruj dan al-hamqa’/ar-
rajlah.
* Tidak menyukai bagian daging spt. buah pinggang, zakar dan biji zakar, ghudad, darah, empedu
dll. ***ini berarti Rasululloh SAW tidak suka jeroan…***
* Tidak menyukai bawang putih, bawang merah dan daun bawang prei (al-kurrats) .
* Tidak pernah mencela makanan – kalau disukai, dimakan – kalau tidak disukai, ditinggalkan.
* Tidak menggemari dhab.
* Suka menghabiskan sisa makanan dengan anak jarinya – makanan yang penghabisan banyak
barakahnya.
* Menjilat sisa makanan pada anak jari – yang tidak diketahui makanan mana yang paling berkat.
* Tidak menyukai air susu dan madu diminum bersama karena tidak melambangkan tawaddak.
* Pemalu dalam perihal makan – tidak meminta kepada keluarga baginda makanan/minum –
tetapi kalau diberi, baginda makan atau minum. Kadangkala bangun sendiri untuk mendapatkan
makanan/minuman.
http://muslimah.or.id/fikih/wahai-anakku-beginilah-cara-minum-rasulullah.html
SUNNAH-SUNNAH DALAM BERPERGIAN
Bepergian suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap manusia. Baik bepergian untuk
mencari rizki, silaturrahim pada keluarga, atau ibadah haji dan umroh. Agar bepergian
kita lebih bermana dan memiliki pahala yang mulia di sisi Allah swt, maka kita
dianjurkan melakukan adab-adabnya, yaitu:
• Pertama: Istikharah. Sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang akan bepergian,
terutama untuk haji atau umrah, melakukan Istikharah. Doa yang paling utama dibaca
dalam Istikharah adalah:
َ سالَ َم َة
سفَ ِري َ سالَ َم ِتي َو َ ص َدقَ ِة ْ ِاَللَّ ُه َّم اِ ِنِّي ا
َّ شت َ َريْتُ ِب َه ِذ ِه ال
و َما َم ِعي. َ
س ِلِّ ْم َما َم ِعي
َ س ِلِّ ْم ِني َو َ َو،احفَ ْظ َما َم ِعي ْ احفَ ْظ ِني َو ْ اَللَّ ُه َّم
س ِن ا ْل َج ِم ْيل َ َوبَ ِلِّ ْغنِي َوبَ ِلِّ ْغ َما َم ِعي ِببَالَ ِغكَ ا ْل َح
Allâhumma innî isytaraytu bi hâdzi-hish shadaqati salâmatî wa salâmata safarî wamâ
ma’î, Allâhumma wahfazhnî wahfazh mâ ma’î wa sallimnî wa sallim mâ ma’î wa
ballighnî wa balligh mâ ma’î bi baghikal hasanil jamîl.
Ya Allah, aku membeli dengan sedekah ini keselamatanku dan keselamatan per-
jalananku dan apa saja yang bersamaku. Selamatkan aku dan selamatkan yang
bersamaku. Sampaikan aku dan yang bersamaku dengan cara penyampaianmu yang
indah dan baik.
• Keenam: Mandi sunnah dan lakukan shalat Safar dua rakaat. Rakaat pertama, setelah
Al-Fatihah baca Surat Al-Ikhlash. Rakaat kedua setelah Al- Fatihah baca Surat Al-
Qadar. Setelah shalat, sujudlah lalu baca doa berikut (100 kali):
َ َعكَ نَ ْفسِي َوا َ ْه ِلي َو َما ِلي َوذُ ِ ِّريَّ ِتي َو ُد ْني
اي ْ َاَللَّ ُه َّم اِ ِنِّي ا
ُ ستَ ْو ِد
آخ َرتِي َوا َ َمانَ ِتي َو َخاتِ َمةَ ا َ ْع َما ِلي ِ َو
Allâhumma innî astauwdi`uka nafsî wa ahlî wa mâlî wa dzurriyyatî wa dun-yâya wa
âkhiratî wa amânatî wa khâtimata a`malî.
Ya Allah, aku titipkan kepadamu diriku, keluargaku, hartaku, keturunanku, duniaku
dan hartaku, amanatku, dan penutup amalku.
Baca juga Surat Al-Fatihah, Al-Falaq, Al-Nas, AL-Qadar, ayat kursi dan akhir surat Ali-
Imran dimulai dari Inna fi Khalqis samawati wal ardhi .
• Ketujuh: Ketika keluar rumah bacalah: Tasbih Az-Zahra’, Surat Fatihah, ayat Kursi,
kemudian baca doa ini:
علَ ْيكَ َخلَّ ْفتُ اَ ْه ِلي َو َما ِلي َ َو،اَللَّ ُه َّم اِلَ ْيكَ َو َّجهْتُ َو ْج ِهي
ُ ِّ َوقَ ْد َوثِ ْقتُ ِبكَ فَالَت ُ َخ ِيِّ ْبنِي يَا َم ْن الَيُ َخ ِي،َو َما َخ َّو ْلتَنِي
ب
علَى ُم َح َّمد َوآ ِل ِه َ اَللَّ ُه َّم.ُض ِيِّ ُع َم ْن َح ِف َظه
َ ص ِ ِّل َ َُم ْن ا َ َرا َد ُه َوالَي
ع ْنهُ َوالَت َ ِك ْلنِي اِلَى نَ ْفسِي يَااَ ْر َح َم َ ُاحفَ ْظنِي فِ ْي َما ِغبْت ْ َو
اح ِم ْي َنِ الرَّ
Allâhumma ilayka wajjahtu wajhî, wa ‘alayka khallaftu ahlî wa mâli wamâ khawwaltanî,
wa qad wa-tsiqtu bika falâ tukhayyibnî yâ man lâ yukhayyibu man arâdahu walâ
yudhayyi’u man hafizhahu. Allâhumma shalli `alâ Muhammadin wa âlihi wahfazhnî
fîmâ ghibtu`anhu walâ takilnî ilâ
nafsî yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, kepada-Mu kuhadapkan wajahku; kepada-Mu kutinggalkan keluargaku,
hartaku, dan apa yang telah Kau anugerahkan kepadaku. Sungguh aku mempercayai-
Mu, maka jangan kecewakan aku wahai Yang Tidak Mengecewakan orang yang
berkendak kepada-Nya, dan Yang Tidak Menyia-nyiakan orang yang dipelihara-Nya.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan peliharalah
aku selama pepergianku serta jangan serahkan aku kepada diriku wahai Yang
Mahakasih dari segala yang mengasihi.
• Kedelapan: Ketika mengendarai kendaraan, bacalah doa berikut ini:
Makan malam. Rasulullah selalu makan di lantai bersama keluarga, beliau tidak pernah
makan di meja. Beliau tidak pernah menolak apapun yang disuguhkan, meski itu hanya
air dan kurma. Jika di rumah sedang ada makanan, kadang-kadang Rasulullah juga
mengundang sahabat atau kerabat untuk makan malam di rumahnya.
Jika sedang berkesempatan makan malam berdua dengan istrinya, Rasulullah akan
sangat memanjakan istrinya. Beliau bisa makan dari piring yang sama dan minum dari
gelas yang sama bersama istrinya.
Jika sedang makan bersama sahabatnya, beliau selalu menyertainya dengan obrolan
yang menyenangkan atau berbagi ilmu. Rasulullah makan dengan tiga jari dan suka
menjilati jarinya setelah makan sambil mengucap syukur atas rezeki yang didapatnya.
Bentuk pengamalan:
Sholat sunnah 2 rakaat sebelum dan sesudah sholat maghrib.
Mengikuti ajaran Islam saat makan: mengucapkan bismillah, makan dengan tangan
kanan, mengambil makanan dari yang paling dekat dan mengucap Alhamdulillah setelah
makan.