WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 1 d a r i 47
DAFTAR ISI
Halaman
1.1 Pendahuluan........................................................................... 2
1.1 Pendahuluan
Dalam usaha Pertambangan migas, umumnya yg dimaksud dg EOR adalah
Tertiary Recovery, seperti definisi “ Enhanced Oil Recovery is defined as the
incremental ultimate oli that can be economically recover from a petroleum
reservoir over that can be economically recovered by conventional primary
and secondary recovery methods. (National Petroleum Council 1984)”.
EOR dapat berarti Secondary recovery, Tertiary recovery, maupun
Secondary + Tertiary recovery.
Metoda EOR dapat diklasifikasikan sebagai berikut;
Conventional Waterflooding
Hydrocarbon atau Gas Injection;
• Miscible solvent (LPG atau Propana)
• Enriched gas drive, gas yang diinjeksikan diharapkan dapat
terkondensasi direservoar dan terjadi pencampuran (miscible)
• Carbondioxide flooding, gas C02 yang diinjeksikan diharapkan dapat
terkondensasi dan terjadi pencampuran (micible)
• Flue gas flooding, campuran dari N2 80% dan Oz 20%.
• Inert gas (nitrogen) flooding
Chemical Flooding;
• Polymer flooding
• Alkaline atau caustic flooding
Surfactant flooding,
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 3 d a r i 47
Pada akhir tahap produksi primer, minyak yang dapat diproduksikan sebesar
10 - 50 % dari IOIP, tergantung pada karakteristik reservoar dan fluidanya.
Usaha menambah perolehan biasanya dilakukan injeksi air, karena pengaruh
terjadinya by pasing dan gaya kapiler, sehingga masih sekitar 40 – 70 %
tertinggal dibelakang front air-minyak dan ini yang menjadi target EOR.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 5 d a r i 47
Tujuan dari proses Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah untuk memobilisasi
minyak yang tersisa setelah primary recovery. EOR adalah suatu metoda
dimana materi pendorong diinjeksikan ke dalam reservoar minyak dari sumur
injeksi. Materi pendorong ini dapat berupa air, gas, uap, hidrokarbon, zat
kimia dan lain-fain. Minyak yang terdorong dan sudah mengalami perubahan
karakteristik ini diarahkan menuju sumur produksi.
Dengan tingkat teknotogi dan harga yg beriaku, baru 1/3 cadangan di tempat
dapat diproduksi. Sisanya menjadi target EOR. Karena adanya kompleksitas
reservoar, biaya tinggi, mobility ratio yang tidak menguntungkan, terjadi
chanelling, overriding, incomplete workability, dll., maka hanya sebagian
target yang dapat diperoieh. Dengan keterbatasan yang ada (tingkat
teknologi dan harga minyak), sekitar 30 % yang jadi potensial EOR.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 6 d a r i 47
Ada 3 jenis gaya alamiah yang berpengaruh pada aliran minyak meialui
batuan reservoar, Gaya melekat (viscous force), yang berhubungan dengan
gradien tekanan yang menyebabkan gerakan fluida ke arah sumur produksi.
Gaya kapiler yang menyebabkan terjadinya fluida tidak campur daiam ruang
pori dan Gaya gravitasi yang terjadi karena adanya perbedaan densitas
fluida.
k 0 A Pc
1 g sin
q t 0 L
fw
k
1 w o
o k w
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 8 d a r i 47
Pada persamaan tersebut, tidak ada gaya kapiler bi!a yang mengalir satu
fasa fluida, tetapi akan ada pengaruh gaya kapiler pada atiran multi fasa.
Untuk lebih memahami prinsip dasar dari teknik produksi lanjut ini. perlu
dipahami karaterlstik batuan dan fluida reservoar yang berhubungan
langsung dengan aliran dalam media berpori.
Distribusi fluida daiam ruang pori dipengaruhi oleh tingkat kebasahan pada
dinding ruang pori, dan diklasifikasikan sebagai berikut;
Water-wet : Air menempati ruang pori yang kecil
Neutral : Kemampuan membasahi sama besar
Mixed : Pada permukaan yang khusus kemampuan
membasahinya sama.
Oil-wet : Air menempati ditengah ruang pori yang besar.
2 cos
Pc
r
2.2.5 Minyak Tersisa
Dalam proses pendesakan tidak bercampur (immiscibie), seperti pendesakan
minyak oleh air, minyak biasanya akan terjebak dalam ruang pori batuan.
Minyak yang terjebak dalam daerah yang telah tersapu dapat berbentuk
gumpalan, oil ganglia, bypass-sediment oil. Bentuk minyak tersisa ini akan
tergantung tingkat kebasahan, geometri ruang pori dan heterogenitas batuan
reservoar.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 13 d a r i 47
k k r
penddesak penddesak
M M
k k r
didesak didesak
M besar, efisiensi pendesakan rendah karena fluida pendesak iebih
mudah mengalir dibanding fluida yang didesak.
Waterflooding pada minyak kental kurang efisien dibandingkan pada
minyak ringan
Menaikkan viskositas air yang diinjeksikan (menurunkan mobiiitas air)
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 14 d a r i 47
2.4.5 5 spot
Pola yang sering dipakai pada water-flooding
Jarak spasi yang seragam
Efisiensi penyapuan tinggi
5 titik terbalik adalah identik
Memberi respon yang baik dalam injeksi
Jarak spasi sumur seragam (4 X ¼ )
1 sumur produksi di tengah pola
Perbandingan injeksi terhadap produksi adalah 1:1
2 sumur sejenis dalam setiap pola
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 19 d a r i 47
Pola 7 titik tidak umum digunakan karena jarak spasi yang tidak beraturan.
Namun jika digunakan, maka pola yang terbalik akan memberikan tambahan
produksi. Dapat digunakan dalam pilot flood karena kemudahan dalam
pengendalian laju alirnya.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 20 d a r i 47
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pola sumur adalah
karakteristik reservoar, Pola sumur yang sudah ada, Sasaran injeksi dan
produksi. Standar yang umum digunakan untuk memilih pola sumur:
o Dapat memberikan laju produksi minyak yang diharapkan
o Kapasitas injeksi air yang diperlukan supaya dapat memberikan laju
produksi minyak yang diharapkan.
o Perolehan minyak yang maksimal dengan produksi air yang minimal
o Gunakan kondisi yang menguntungkan dari "non-uniformity reservoir
(rekahan formasi, arah permeabifitas, kemiringan lapisan, dll)
o Diselaraskan pola sumur yang telah ada dan sedikit mungkin
tambahan sumur yang diperlukan.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 22 d a r i 47
3.1 INTRODUKSI
Hubungan antara berkurangnya energi reservoir dengan perolehan:
o Pada reservoar jenuh (saturated reservoir), gas keluar dari dalam
minyak. Saturasi gas bertambah sampai melampaui harga
kesetimbangan, gas membentuk fasa yang kontinu dan selanjutnya
dapat mengalir ke sumur produksi.
o Gas sebagai salah satu sumber energi alamiah (disamping energy
ekspansi minyak dan air), berkurang karena ikut terproduksi.
o Penurunan tekanan yang tidak terkontrol memberikan konstribusi
terhadap pengurangan perolehan.
3.2.1 Permeabifitas
Bila dalam media berpori homogen dijenuhi oleh satu jenis fasa fluida, maka
dikatakan bahwa media berpori tersebut mempunyai permeabilitas absolut
Konsep permeabilitas ini berhubungan erat dengan Hukum Darcy, dimana
dalam sistem aliran iinier dinyatakan sebagai berikut
q k P
x
A L
Untuk unit Darcy,
q = laju alir, cc/detik
A = luas bidang alir, cm2
L = panjang iintasan alir, cm
u = viskositas fluida yang mengatir, cp
AP = beda tekanan, atm
k = permeabilitas, darcy
Bila dalam media berpori dijenuhi oleh tebih dari satu jenis fasa fluida,
maka dikatakan mempunyai permeabilitas efektif terhadap fasa fluida yang
mengalir. Permeabilitas efektif merupakan fungsi dari saturasi dan distribusi
fasa fluida dalam media berpori. Pada kondisi dimana fluida multi fasa
mengalir secara bersamaan, maka perbandingan permeabilitas efektif
terhadap permeabilitas absolut disebut permeabilitas relatif yang
merupakan besaran tidak berdimensi.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 25 d a r i 47
kw ko
K rw K ro k ro 0 k rw 1 (2)
K K
qt q o qw (6)
qw
qo WOR
fw (7)
1 qw q 1 WOR
o
qw
qw qt f
WOR w (8)
qt qw 1 qw 1 fw
q t
7.08k w h pe pw
qw (9)
B w w ln r e rw
︵
7.08k o h pe pw
qo (10)
B o o ln r e rw
kw B
WOR surf x o x o (11)
ko w B w
1
fw surf
kw B
x o x o
k o w B w
1
fw (13)
kw
1 x o
ko w
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 29 d a r i 47
Karena ko/kw sebagai fungsi dari sw, maka persamaan fractional flow dapat
dinyatakan
1
fw (14)
1 w xae bSw
o
3.2.3 Konsep Mobility Ratio
Dalam Hukum Darcy terdapat faktor yang menyatakan hubungan
antara kecepatan aliran fluida dengan beda tekanan, faktor tersebut adalah
mobiiitas fluida (mobility). Mobititas adalah perbandingan antara
permeabilitas efektif terhadap suatu fluida dengan viskositas fluida yang
bersangkutan. Dan harganya tergantung pada saturasi fluida
k ko kw
Mobility o w (15)
o w
Pada injeksi air, dikenal mobility ratio, M yang dinyatakan sebagai,
fluida pendesak w
M (16)
fkuida didesak o
kw
M x o (17)
ko w
kw menyatakan permeabilitas efektif air di belakang front minyak - air dan ko
menyatakan permeabilitas efektif minyak di depan front. Perlu diperhatikan
bahwa pada proses injeksi air;
Persamaan fractional flow, ratio permeabiiitas relative adalah
perbandingan ko/kw pada satu harga saturasi air, yang juga berarti
pada satu titik di reservoir.
Persamaan mobility ratio, permeabilitas efektif air adalah pada air
yang kontak pada sebagian reservoir, sedang permeabilitas efektif
minyak yang ada dalam oi! bank. Jadi permeabilias efektifnya pada
dua titik yang beda dan terpisah dalam reservoir.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 30 d a r i 47
Pada proses pendesakan minyak o!eh air, harga M < 1 merupakan kondisi
yang menguntungkan, dan sebatiknya bita M > l.yang akan diperoleh jika
viskositas minyak besar.
Gambar 3.3 Distribusi Saturasi Air Pada Lapisan Yang diinjeksi Air
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 31 d a r i 47
Vi=VD=Vp(Soi,-Sor) (20)
Vi
t BT (21)
qi
dimana, q, adalah laju injeksi.
Harga faktor perolehan (RF) dan Vi sebeium breakthrought terjadi
berhubungan langsung-secara linier dengan jarak front minyak - air dari
sumur injeksi.
Pendesakan Piston - Like merupakan metoda ideal yang meroberikan
perolehan yang terbesar, sehingga digunakan untuk estimasi ekonomi
proyek injeksi air.
1
fw (22)
k
1 o x w
kw o
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 36 d a r i 47
Harga ratio viskositas dan permeabilitas relatif diperoleh dari kurva masing-
masing, hasil plot tersebut seperti pada gambar 3.6. Pada kondisi ini, bila
ada fasa gas dianggap saturasinya belum mencukupi untuk dapat mengalir,
tetapi kurva permeabilitas relatif untuk air dan minyak harus disesuaikan
dengan adanya saturasi gas. Keberadaan gas akan berpengaruh terhadap
kurva permebiiitas relatif.
Langkah 2.
Saturasi air pada akhir aliran air yang ketuar dari sistem, Swf - saturasi
air front, pada saat breakthrought terjadi, dapat diperoleh dengan cara
menarik garis lurus dari titik [(fw)Swi, Swi] menyinggung kurva fw. Harga Swf
merupakan absis dari garis singgung pada titik singgungnya - lihat gambar
3.6.
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 37 d a r i 47
Bila persamaan volume air dalam sistem ini dibagi dengan Vp, maka
1
fw
Sw Swi (25)
Sw Swf
1
fw
Sw Swi (26)
Sw Swf
Harga fw Sw untuk setiap harga Sw dapat ditentukan secara grafis dan
Sehingga diperoleh,
1
fw w
1 xae bSw (28)
Sw Sw o
w bSw
ab e
o
= (28)
1 a w e bSw
o
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 39 d a r i 47
Langkah 3.
Saturasi air (pada sumur produksi), Swf, seteiah breakthrought akan
bertambah terhadap waktu. Buat tabulasi perhitungan diawali dengan
saturasi air saat breakthrought sampai mencapai saturasi minyak tersisa
(Sor) dengan sembarang interval harga saturasi.
Langkah 4,
Saturasi air rata-rata dalam sistem, Sw, dapat ditentukan untuk setiap
harga saturasi air (pada sumur produksi). Secara gratis Sw ditentukan dari
ptot fw - Sw, yaitu dengan menarik garis singgung pada kurva fw pada harga
Sw = Swf, sehlngga garis singgung tersebut memotong absis pada harga fw
= 1, lihat gambar 6. Tabulasikan harga Sw untuk setiap harga saturasi pada
sumur produksi (outlet)
Langkah 5
Perolehan yang berhubungan dengan setiap harga Swf dapat dihitung
dengan persamaan-persamaan berikut,
1
Np S w S wi PxV ,STB (29)
Bo
S w S wi
Np xN ,STB (30)
S oi
S w S wi V D
Np x ,STB (31)
S oi S or B o
Langkah 6
WOR produksi yang berhubungan dengan setiap saturasi air (pada
sumur produksi) dapat diestimasikan dengan persamaan.
qw
qw q f
WoR surf qw t w (32)
q t q w 1 q t 1 f w
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 40 d a r i 47
kw B
WoR res x o WOR surf x w (33)
ko w Bo
Langkah 7
Air yang diijeksikan yang berhubungan dengan setiap Swf dihitung
dengan persamaaan.
1
Vi t fw
x t (34)
V p AL Sw Swf
Langkah 8
Jika laju injeksi konstan, waktu injeksi dapat dihitung dengan
persamaan,
Vi
t (35)
qi
Langkah 9
Laju produksi dapat diperoleh denga persamaan
︵
q o 1 fw q i (36)
Kolom (6) Vi/Vp, kumulatif air injeksi dengan satuan pore volume
Kolom (7) kumulatif air injeksoi, Res bbl
Koiom (8) t, waktu, tahun.
Kettom (9) Np, kumulatif produksi minyak, STB
Kotom (10) qo, laju produksi minyak, STB/hari
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 41 d a r i 47
1 S w k o w i Pi
︵
1903
ER 54.894 SW
B oi oi Pa
Pada tahap lanjut, diperkirakan laju produksi sebagai fungsi dari waktu
dan tergantung pada,
o Konsep pendesakan fluida yang digunakan
o Tingkat keseragaman (homogenitas) media berpori
o Pola sumur injeksi-produksi
Latihan:
Perkirakan efisiensi perolehan dari pendesakan air, jika diketanui data-data
sebagai berikut;
o Ko = 300 mD
o = 21 %
o Sw = 30 %
o h = 40ft
o o = 3 cp
Selanjutnya dapat diperkirakan jumlah minyak yang dapat dihasilkan dari
proses injeksi air dengan persamaan;
Sop Sor
Npf 7758 xVswxxEtx
Bop Bor
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 42 d a r i 47
Dimana,
Npf = kumuiatif produksi minyak, STB
Vsw = gross swept volume, acre-ft (dipengaruhi spasi sumur)
Et = total efisiensi injeksi air (dipengaruhi variasi k arah vertical)
Bop = Bo pada kondisi awal injeksi, bbl/STB
Bor = Bo pada kondisi akhir injeksi, bbl/STB
Sop = So pada kondisi awal injeksi, fraksi
Sor = So pada akhir injeksi, fraksi
Latihan;
Hitung jumlah minyak yang dapat dihasilkan pada injeksi air, jika diketahui
Vsw = 3000 ac-ft
= 20%
Et = 67%
Sop = 23%
Sor = 7%
Bop = 1.31 bbi/STB
Bor = 1.2 bbi/STB
Durasi : 4 JP
WATER FLOOD
Revisi : 00
PROD WINJ P - 13 130 HALAMAN : 43 d a r i 47
o AIRTAWAR
Sumber di permukaan tanah (koiam, danau, sungai kedi dan besar)
Lapisan ailuvial
Lapisan subsurface
o AIR ASIN
Laut
Lapisan subsurface
Air asin yang terproduksi bersama minyak
Tidak korosif
Jika suifate reducing bacteria tidak masalah, chemical treating dapat
dibuat minimal.
Air tawar kurang sesuai untuk reservoar yang mengandung hydratable
clay (clay swelling)