Anda di halaman 1dari 3

detikTravel Community - Ini pengalaman pertamaku mendaku

Gunung Pangrango via Cibodas. Saya sendiri adalah pegawai


swasta dan belum pernah mendaki sebelumnya.Sebagai seorang
suami, ayah dan pekerja kantoran berumur 38 tahun, mungkin
sudah terlambat jika melakukan ini sebagai seorang pemula.
Beberapa kali muncul ajakan-ajakan untuk mendaki, tapi selalu
gagal, seperti tidak ada niatan sedikitpun.Seiring waktu berjalan,
niat itu muncul sedikit demi sedikit ketika saya sering menonton
kanal pendakian di salah satu media sosial, baik yang bersifat
dokumenter ataupun mistis.Sampai akhirnya tibalah saya dengan
kedua teman saya di basecamp Gunung Pangrango via cibodas.
Sebenarnya gagasan pendakian ini berasal dari teman-teman saya
yang berbeda, akhirnya gagasan itupun hanya berakhir
semu.Sebelumnya, kami mendaki dengan melalui pendaftaran
secara online. Ya! Dimulailah pendakian kami.Di Pos I, setelah cek
kesehatan dan mendapatkan pengarahan berupa hal yang boleh
atau tidak boleh dilakukan dan dibawa, dan lain-lain. Perjalanan
dimulai, kami sangat bersemangat dengan satu tujuan puncak.
Cuaca di saat itupun sangat mendukung langit berawan dan
sejuk.Setelah melewati Pos II, tibalah di jalur pendakian yang
sesungguhnya, tangga berbatu tiada henti. Sambil tidak hanya
membawa diri untuk mendaki, tapi juga menggendong tas carrier
60L bermuatan penuh.Shelter (tempat berteduh) demi shelter
dan di antaranya, seringkali saya meminta break beberapa menit.
Semakin saya sadari kalau tubuh ini sudah tidak muda lagi.Saya
adalah seorang yang berolahraga secara rutin, tapi sayang
kebanyakan yang saya latih hanyalah bagian upper body saja.
Semua jerih payah dan keringat hasil latihan saya seakan tidak
ada gunanya saat pendakian kemarin.Banyak kali kami
berpapasan dengan pendaki-pendaki lainnya yang mengarah
turun sambil menyemangati kami, lumayan memberikan
semangat, sambil berkata dalam hati kapankah penderitaan ini
berakhir.Satu hal yang paling saya rasakan di proses pendakian ini
adalah status, usia, jenis kelamin, jabatan semuanya sudah
dilepaskan sejak dari basecamp. Kita semua adalah orang-orang
yang bertujuan untuk menang dalam proses menuju puncak, dan
saling bekerjasama sebagai satu tim.Singkat cerita, tibalah kita di
Pos Kandang Batu setelah menempuh waktu perjalanan kurang
lebih 7 jam mendaki. Ya cukup lambat, maklum rata-rata kami
bertiga adalah pemula, hanya satu teman kami sebagai guide dan
leader yang pernah punya pengalaman mendaki, itu pun juga
baru satu kali.Kita putuskan untuk bangun tenda di pos ini, karena
saat itu sudah pukul 2 siang dan kita sangat Lelah juga
kelaparan.Singkat cerita malampun tiba, pukul 6 sore terasa
seperti pukul 8 malam, dan cuaca saat itu tidak hanya hujan deras
tapi juga begitu dingin, sampai-sampai airpun masuk ke dalam
tenda kami karena ada kesalahan teknis dalam pembangunan
tenda dan kurangnya perlengkapan, maklum pemula.Semakin
malam temperatur berubah menjadi semakin dingin, kita bisa
rasakan dinginnya yang menembus beberapa helai pakaian dan
sleeping bag tebal kami, mungkin sekitar 6-8'C saat itu. Namun
tanpa terasa, dinginnya malam itu mampu kita lalui penuh canda
tawa sampai akhirnya kita tertidur.Pagi yang dinanti-nantikanpun
tiba. Suasana yang pada malam hari terkesan begitu mencekam,
ternyata begitu indah. Pohon-pohon yang menjulang tinggi
mengelilingi kami seakan pohon-pohon itu melindungi kami dari
angin dingin yang tajam.Sambil menggunakan produk kaos dari
Acculture Nation, cukup bisa membuat tubuh saya menahan rasa
dingin yang menusuk, mungkin saat itu temperaturnya dikisaran
14-18'C.Setelah berdiskusi dengan para pendaki lain, ternyata
masih membutuhkan waktu sekitar 5 jam dari pos kami menuju
puncak. Itupun waktu yang dilalui oleh pendaki professional, tapi
bagi kami mungkin dibutuhkan sekitar 6-7 jam, dan all round trip
kembali ke pos ini lagi akan membutuhkan waktu 13 jam.Kami
sangat menyesali hal ini, karena izin pendakian kami secara resmi
hanya diperbolehkan bermalam satu hari saja selama di gunung
dan gerbang di pos kaki gunung tutup pada pukul 18.00 untuk
keperluan laporan kembali. Jadi kami urungkan niat kami dan
kami putuskan di siang hari kami turun gunung.Meskipun begitu,
kami bersyukur karena punya pengalaman ini, pengalaman
pertama dan sudah pasti bukan yang terakhir. Jika Tuhan
mengizinkan, kami pastikan akan ada pengalaman-pengalaman
pendakian seru di kemudian hari.

Baca artikel detikTravel, "Pengalaman Pertama Mendaki Gunung


Pangrango via Cibodas"
selengkapnya https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-
5378025/pengalaman-pertama-mendaki-gunung-pangrango-via-
cibodas.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai