Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ian Aerleo Prasetyo

Julukan : Lion King

Assalamualaikum Lestari !!!

Perkenalkan nama saya Ian Aerleo Prasetyo, akrab di panggil Ian

Pada saat itu saya tidak diperbolehkan untuk mengikuti diklat scarf namun dengan menyakinkan orang
tua saya akhirnya di perbolehkan juga. Saya saat awal berangkat sangat semangat hingga datang paling
cepat di titik kumpul. Saat dalam mobil saya selalu berpikiran positif kalau diklat scarf ini nantinya
bermanfaat bagi saya.

Aku sudah sampai di desa moronyamplung tempat diklatku aku bersama Bayu, Angga, Dany, Avis
menunggu Adit dan Arkham karena dia berangkat dari mantup. Sesudah itu, Mas Zaqa dan Mas Tegar
mengarahkan kami ke tempat basecamp panitia. Dilanjut pembukaan, pemanasan dan pengambilan keplek
(tanda peserta) Saya, Angga, Arkham membantu untuk mengambil tanda peserta dulur – dulur saya yang
lain lanjut pemanasan.

Sesudah pemanasan, Mas Agung mengintrupsikan untuk cek perlengkapan. Dilanjut, ke basecamp peserta
untuk mendirikan bivoack. Menurut saya mendirikan bivoack sangatlah sulit karena saya kurang pandai
dalam tali – temali, pada akhirnya saya juga di bantu oleh dulur – dulur saya.

Kami dibagi kelompok untuk hiking pada siang hari. Saya berkelompok dengan Avis dan saya menjadi
pemimpin kelompok tersebut. Pada pos pertama, saya bertemu tentang cadroll aku juga kurang pandai
dalam cadroll akhirnya aku hampir jatuh. Pos dua, tentang prusik dan memasang tali webbing. Saya bisa
memasang tali webbing 80% dalam 1 menit, lalu dikasih pertanyaan oleh Mas Agung tentang back azimut
namun saya salah. Pos ketiga, tentang tali - menali saya kurang pandai untuk melakukan tersebut dan
pada akhirnya saya menerima konsekuensi berupa push up sebanyak 50. Hiking siang pun selesai
akhirnya aku menuju basecamp untuk beristirahat.

Sesudah istirahat, para alumni datang untuk mengunjugi kami dan membantu kami memasak. Tak lama
kemudian, kami di beri biawak untuk diolah menjadi makanan. Adit menjadi pengolah biawak tersebut,
Saya dan Angga membantu sedikit dalam pengolahan. Dulur – dulur lainya bersama alumni menyiapkan
untuk makan nanti. Biawak pun sudah jadi akhirnya Saya bersama dulur – dulur membantu
membersihkan biawak di tepi sungai agar baunya tidak amis lagi. Sayangnya Arkham hanya membawa
bumbu soto, akhirnya jaddilah soto biawak. Yang memakan soto biawak hanya Arkham, Angga, Adit
karena masakanya kurang menyakinkan beberapa dulur – dulur saya tidak memakan makanan itu namun
menggantinya dengan memakan mie goreng dan roti.

Senja perlahan menghilang, kami pun menyalakan obor agar untuk sedikit penerangan. Hujan gerimis
sambil kita bersholawatan agar rasa takut kami hilang perlahan. Kami terus berpikiran positif karena
pikiran positif akan memberikan kesan positif juga. Ngopi santai, mengobrol, dan sharing pengalaman.
Pukul 7 Panitia datang untuk memberi tahu kelompok hiking malam dan persiapan untuk hiking juga.

Pemberangkatan pertama di berangkatkan, Saya selalu berharap berangkat lebih awal karena tidak kuat
menahan rasa kantuk. Saat pemberangkatan kedua kami diarahkan ke lapangan karena di basecamp
semakin gelap dan keterbatasan dalam sinyal. Saya bersama dulur – dulur saya melihat indahnya bintang
dan melihat burung hantu yang sedang mencari mangsa. Obor Avis tidak bisa dinyalakan mungkin karena
kurang lama dalam merendam minyak tanah atau bahan yang tidak mudah terbakar. Namun dapat diatasi
oleh Angga dengan membalik kain pada obor karena minyak mengendap di bawah. Sisa Saya dan Angga,
Saya membuang air kecil dulu karena suhu disana dingin dan juga sedikit grogi.
1
Akhirnya waktu yang ditunggu – tunggu pun tiba. Saya pemberangkatan keenam dan angga pada
pemberangkatan ketujuh. Panitia memberangkatkan dua sekaligus karena saat itu pukul 00.30. aku
bersama angga jalan sedikit cepat agar nantinya bisa selesai dengan cepat juga.
Aku bersama Angga pun memasuki pos pertama, senter kumatikan dan obor ku nyalakan tidak lupa
salam. Kami disuruh menebak co pada itu dan saya salah tebak co akhirnya menerima konsekuensi push
up satu poin. Saya di berikan pertanyaan tentang pengertian survival dan definisi survival. Saya kurang
mengerti dalam survival akhirnya push up lagi dan di beri tahu arti dan definisi. Praktik dalam survival
mencari air. Aku di untungkan dengan kondisi hujan yang tadi karena disekitar terdapat genangan air di
daun yang kering. Praktik dalam membuat api, aku juga diuntungkan karena Angga sudah membuar api
dan aku tinggal meniupnya dengan keras. Praktik PPGD konsentrasi saya mulai tidak stabil. Untuk
penanganan korban patah tulang aku menggunakan tali sepatu. Penanganan luka bakar menggunakan
scarf. Akhirnya saya berangkat terlebih dahulu karena kurang pemahaman tentang survival dan PPGD
Pos kedua, berisi tentang kepemimpinan karena di sekitar terdapat banyak ketua. Saya di suruh
membuktikan kalau saya layak menjadi ketugen dan akhirnya saya orasi di hadapan para alumni. Orasi
tentang penebangan hutan liar. Saya tidak bisa fokus karena kondisi yang kantuk tadi.untungnya ada
Angga yang membantu saya dalam ber orasi dan melanjutkan perjalanan.
Aku berbincang – bincang bersama Angga tentang pengalaman dia di pos 1. Aku memandang tanah terus
melihat medan karena sepatuku yang belum aku pasang talinya. Di tengah perjalanan aku bertemu alumni
katanya pos break namun aku sadar kalau hanya yang memakai pakaian pdl yang bisa memegang pos.
Aku disitu bertemu dengan Avis. Saya senang karena dulur – dulur saya bisa menjadi satu perjalanan,
walaupun tidak semuanya.
Pos ketiga, tentang loyalitas. Saya di tanyai tentang siapa ketugen, namun saya disiram. Saya terus
mengaku kalau saya ketugen tapi saya bingung kenapa saya disiram. Akhirnya saya berhenti sejenak dan
Avis mengatakan Ian ketugen, namun Avis disiram juga. Mbak Nadia tanya akan kesalahan masing –
masing. Saya beranggapan kurang sopan dan itu kurang benar. Mbak nadia akhirnya menjelaskan tentang
kesalahan saya, yaitu tidak bisa menepati janji. Karena saya pernah berjanji membawa 10 anak untuk
diklat, saya sudah berusaha mengajaknya namun dia sedang sakit dan tidak di perbolehkan untuk
mengikuti diklat sebab sekarang masih kondisi pandemi. Akhirnya Mbak nadia menghukum saya dengan
berolahraga.
Pos keempat, tentang shareing namun sayangnya kita disuruh lanjut ke basecamp karena kami tiba di pos
shareing pukul 03.00. pada perjalanan kami berbincang – bincang agar otak kita fresh dan tidak stress
lagi.
Ayam berkokok menunjukan waktu shubuh datang. Aku yang ngobrol santai bersama dulur – dulur saya,
tidak tidur karena mepet subuh takutnya enggak bisa bangun nanti. Namun, alumni berkehendak lain
memaksa kami tidur agar bisa mengikuti acara dengan baik nantinya.
Pukul 05.00 kami bangun, cuci muka menyiapkan makanan. Dilanjut dengan membersihkan area
disekitar yang banyak sampah masyarakat dan dikumpulkan menjadi satu. Cuci tangan lagi dan makan.
Saat itu juga saya di panggil Mbak Nabila untuk memanggil Avis, Adit, Dany, Bayu. Mererka mengikuti
Mbak Nabila tanpa aku tanyai alasan dan tujuanya. Ternyata itu adalah evaluasi mereka agar bisa aktif
dan tidak terlalu pasif dalam berargumen maupun berupa tindakan. Akhirnya Adit memanggil aku, disitu
aku juga bingung apa alasan mereka untuk memanggilku. Disana aku di perintah yang tidak logis namun
aku turuti mereka. Bukan karena bodoh, justru menghormati mereka dan apabila berargumen nantinya
malah jadi masalah besar. Padahal Cuma masalah kecil namun di besarkan. Aku ambil tindakan untuk
menginfokan kepada generasi saya tentang cara berani berargumen, berani bertindak juga. Alhamdulillah,
ternyata membuahkan hasil.
2
Kita disuruh berorasi kepada alumni. Kami berdiskusi sejenak tentang orasi, cara orasi, penyampaian,
fungsi orasi, dll. Saya berorasi tentang pemanfaatan limbah. Saya disana juga share tentang pengalaman
saya yaitu, limbah daun ketapang yang berserakan bisa diolah lagi agar bisa dijual.
Orasi sudah selesai kita menuju basecamp peserta untuk membokar bivoack dan packing di tas carrier
masing masing. Kita diarahkan menuju basecamp alumni dan di tanyai apa yang kalian dapat saat diklat,
tujuan diklat itu apa? Kami juga di suruh mengangkat tas carrier diatas kepala itu saja sudah berat apalagi
mengemban organisasi. Dan kita di suruh push up 1000 bersama carrier jika tidak kuat bisa di ganti sit up.
Tidak lupa push up berantai untuk menunjukan kekompakan kami. Diakhiri dengan merayap
menggunakan tas carrier saya merasa itu sangat berat sampai tangan kami lecet terkena goresan batu.
Berlanjut sakralisasi. Kami dikasih tahu tentang apa itu smadapala dan bagaimanana isinya. Dan pada
akhirnya kami di berikan scarf. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan inilah awal perjalanan kami
menjadi senior. Kami juga di beri pohon untuk ditanam, ibarat jika pohon itu mati maka generasi kami
mati.
Para alumni memberikan sambutan selamat datang kepada kami, dan semangat untuk mengatur,
mengkoordinasi, membuat event, dll. Sebelum menutup diklat ini kami push up kebersamaan tanpa
memandang jabatan alumni, senior, peserta. Kami akhiri dengan bacaan do’a dan juga jargon.

Anda mungkin juga menyukai