Anda di halaman 1dari 22

The Great Adventure in Sempu Island

Hari itu kami ngumpul ngumpul di tempat biasa. Tanpa sengaja muncullah sebuah ide untuk
mengadakan petualangan besar yaitu berpetualang ke sebuah Pulau yang saat ini lagi ngetrand
di kalangan para Pecinta Alam Indonesia, Yaitu Pulau Sempu (sebuah pulau kecil yang tak
dihuni Manusia yang berada disebelah selatan Pulau Jawa).
Setelah mengadakan musyawarah akhirnya kami sepakat untuk berangkat dari Pamekasan
menuju Malang Hari Jum’at Pagi tanggal 30 Oktober 2015. Karena rencana kami ingin
berpetualang kami memutuskan untuk mengendarai sepedamotor pribadi karena menurut kami
lebih seru. Kami berangkat berempat jadi kami membawa dua sepedamotor saja supaya di
jalan ada teman untuk ngobrol dan bergantian nyetir.

Waktu berjalan begitu tidak terasa, dengan mengendarai motor, seru-seruan di jalan sambil
menikmati pemandangan yang indah selama di perjalanan, akhirnya kami memutuskan untuk
istirahat sejenak. Kebetulan banget perut juga sudah gak bisa di ajak kompromi…kami
memutuskan untuk istirahat di TAMAN DAYU (Pandaan), kami istirahat sambil menikmati
pemandangan di Taman Dayu yang juga tidak kalah indahnya.
   
Setelah puas menikmati pemandangan di Taman Dayu, Stamina juga sudah pulih, kami
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Malang tanpa terminal lagi….. perjalanan
makin seru dan makin asyik.. sekitar Jam 14.00 WIB kami sampai di Kota Malang. Saya
mengajak teman-teman menuju ke rumah kontrakan adik saya yang kuliah di Malang, kita
istirahat di kontrakan adik saya untuk melanjutkan petualangan selanjutnya besok Pagi.
Malamnya kami menikmati indahnya kota malang sambil makan jagung rebus di alun-alun kota
Malang yang terkenal indah dengan Air Mancurnya yang sangat menawan. 
Tidak terlalu lama di alun-alun Malang akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke rumah
kontrakan untuk istirahat karena petualangan selanjutnya akan lebih seru dan lebih sulit.
Akhirnya mata ini terpejam dan suara ayampun berkokok, suara adzan Subuh telah
berkumandang, hari mulai  pagi dan dengan penuh semangat kami bergegas dari tempat tidur,
sholat subuh, dan mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa ke Pulau Sempu.
Perlengkapan harus di cek semaksimal mungkin terutama Bekal makanan dan minuman, tidak
lupa juga obat-obatan, lampu cas LED, Senter dan perlengkapan yang lain tidak boleh lupa
karena jika kehabisan bekal di Pulau Sempu kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu
bantuan, kalau ada.
Hari sabtu tanggal 31 Oktober Waktu sudah menunjukkan jam 09.00 WIB. Akhirnya kami
berangkat dari Malang menuju Sendang Biru, adik saya juga ikut jadi yang awalnya kami
berempat, ditambah adik saya sekarang kami berlima. Perjalanan dari Malang ke Sendang Biru
memakan waktu kurang lebih 3 jam, namun perjalanan itu tidak terasa karena di perjalanan
kami disuguhkan dengan bukit-bukit yang sangat menawan serta pemandangan alam yang
begitu eksotis, bahkan kami sempat berhenti beberapa saat untuk mengambil gambar. Momen
yang sangat berharga, tidak boleh dilewatkan walau hanya sedikitpun.

 
waktu terus berlalu, perjalanan ini kami nikmati dalam-dalam dan sekitar Jam 12.00 WIB kami
sampai di Selat Sendang Biru. Pemandangan Sendang Biru begitu Eksotis, dari Bibir Pantai
Sendang Biru kita bisa melihat langsung Pulau Sempu yang berdiri gagah di seberang sana…
Benar- benar sangat Mempesona, Namun sebelum menyeberang kami harus Melapor ke Balai
Konservasi Pulau Sempu, mengurus perizinan untuk Masuk Ke Pulau Sempu, karena tidak
sembarang orang bisa masuk ke Pulau ini.
Tidak terlalu rumit mengurus perizinan, asalkan kondisi tubuh sehat karena membutuhkan
tenaga yang ekstra untuk berpetualang disana. Begitu mendapatkan surat izin, semangat dalam
diri kami semakin berkobar, pikiran dan hati selalu bertanya-tanya ‘ada apa di dalam
sana????????,,,,, tanpa buang waktu lagi kami menyewa Perahu mesin, Let’s Go……….!!!!!!!!!!
Air laut yang bening sambil menikmati pemandangan bawah laut yang sangat meyejukkan mata
akhirnya kami tiba di Pulau Sempu, Pulau yang selama ini ada dalam khayalan dan imajinasi
kami akhirnya kini menjadi kenyataan, namun petualangan bukan hanya sampai disini….
Petualangan yang paling berat, kita harus berjuang dengan berjalan kaki melewati Hutan rimba
dan melewati kurang lebih tiga bukit untuk sampai ke SEGORO ANAKAN, yang kabarnya
Segoro Anakan ini merupakan surga yang tersembunyi dibalik Pulau Sempu.
Sebelum memasuki hutan lebih baik beristirahat sejenak mengembalikan stamina tubuh,
peralatan dan perlengkapan dibagi rata beratnya, kasihan kalau salah satu teman ada yang
terlalu berat untuk membawa karena perjalanan di dalam hutan kita akan mendaki dan
menuruni bukit dengan tebing yang curam. Disini kebersamaan, persahabatan dan
kekompakan akan sangat terasa, jangan merasa Gengsi untuk mengatakan lelah, jika lelah
lebih baik istirahat dulu. Hati-hati jangan sampai tersesat, jika tidak tahu jalan lebih baik
menyewa Guide (Penunjuk arah). Di Pulau Sempu ini sama sekali tidak ada sinyal masuk. Alat
Komunikasi termasuk Handphone yang kami bawa hanya berguna Buat Dokumentasi saja.
Lelah, Letih, Pegal dan sebagainya kami rasakan, Bayangkan saja, kami berjalan menyusuri
hutan selama Berjam-jam. Semakin Jauh masuk ke tengah Rimba rasa putus asa
semakin  membayangi kami dari Belakang. Namun, Keinginan untuk sampai ke Segoro Anakan
Jauh lebih kuat, indahnya Segoro Anakan yang kami dengar dari cerita orang, selalu
menggantung di depan Kening kami. Dan akhirnya dengan susah payah jam 14.00 WIB kami
sampai juga ke Segoro Anakan. 
 
Rasa Lega, Puas dan Bangga ketika kami sampai di Segoro Anakan. Keindahan Segoro
Anakan bukan Hanya dongeng Belaka. Rasa lelah dan pegal semuanya terbayar ketika kami
sampai di Segoro Anakan, Sungguh Pemandangan yang sangat alami, sejuk indah dan
Permai  Pantas saja Sebagian Orang menjulukinya Surga Yang tersembunyi di balik Pulau
Sempu. Sore itu kami istirahat sejenak sambil makan siang, kerjasama mendirikan tenda.
 

Setelah semuanya Selesai termasuk pendirian tenda, semua barang dimasukkan dalam tenda,
sementara kami mencari Sensasi karena kami tidak ingin menikmati keindahan Segoro Anakan
hanya dengan duduk Manis menunggu Senja lalu tidur. Kami menemukan tantangan Baru
dengan mendaki Bukit karang yang mengelilingi Segoro Anakan. Pendakian Bukit karang ini
tidak sia-sia, kami dapat melihat langsung SAMUDERA HINDIA dengan Ombaknya yang begitu
Besar dan indah seolah-olah menunjukkan betapa Agung Ciptaan Allah SWT dan tidak ada
satu Makhlukpun yang mampu Menandinginya,, Subhanallah. Kami pun dengan hati yang
penuh Sukacita menikmati angin Samudera di atas Bukit karang. Dengan santai menikmati
Betapa Agungnya Ciptaan Allah SWT, yang menguasai langit dan bumi beserta isinya. Sujud
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya kami bisa menginjakkan kaki
di tempat ini, di surga yang tersembunyi ini,di Segoro Anakan.
Matahari semakin menengelamkan dirinya, perkiraan sudah memasuki waktu maghrib, kami
segera turun dari bukit karang dan kembali ke tenda untuk sholat maghrib dilanjutkan dengan
sholat isya’.
Tiba waktunya makan Malam, dengan penuh kebersamaan kami mulai memasak nasi dan mie
instan, salah satu dari kami memasak bubur beras. Setelah semuanya masak kami makan
bersama. Tapi jangan kaget meskipun hanya nasi, mie instan dan bubur beras terasa begitu
nikmat, bahkan lebih lezat dari masakan yang ada di restaurant. Kenyang rasanya perut ini
menghadapi malam yang sangat gelap, sepi dan sunyi yang ada hanyalah suara ombak Laut
Kidul yang terdengar sangat menakutkan sayang sekali rasanya kalau dilewatkan dengan
duduk manis dan tidur.   kami bekerjasama mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, 2
orang di tenda dan 3 orang mencari kayu bakar.  Malam itu kami habiskan dengan bersenda
gurau, memanjakan diri menyatu dengan alam, menyaksikan heningnya malam.canda tawa
para sahabat menggemparkan sunyinya Malam.
Sudah lelah bersenda gurau akhirnya kami terlelap sebentar, tanpa terasa perkiraan waktu
sudah mendekati subuh dan haripun mulai pagi. Pagi itu suasana Segoro anakan lebih Eksotis
dengan datangnya para monyet lokal yang jumlahnya ribuan melompat-lompat di atas bukit
karang dan pepohonan bahkan Kera jenis Lutung juga ada dengan jumlah ribuan menambah
indahnya suasana pagi.  Menyiapkan sarapan pagi sambil memberi makan monyet-monyet
benar-benar sangat menyenangkan.
Puas Mencari sensasi hari mulai panas, dan kami juga harus kembali beraktivitas , akhirnya di
hari itu, hari minggu tanggal 01 November 2015 kami memutuskan untuk pulang,membereskan
tenda dan berkemas-kemas, dan ingat salah satu prinsip pecinta alam sejati “Jangan tinggalkan
apapun kecuali Jejak”  jadi sampah-sampah juga harus dibungkus dan dibawa pulang kembali
untuk menjaga keindahan Segoro Anakan. dengan rasa puas kami meninggalkan Segoro
Anakan dan kembali menyusuri hutan rimba, menuju Sendang biru, Malang dan kembali
ke  kota kelahiran kami, kota Pamekasan tercinta.
Petualangan besar yang sangat berkesan di hati kami, Perjalanan yang sangat  sulit untuk
dilupakan dan sangat indah untuk dikenang, terbayang dalam fikiran ini untuk menceritakan
pada anak cucu kami kelak di hari tua.
Keindahan Pulau Sempu dan Segoro anakan seolah-olah kami mendapat salam dari Indonesia
untuk tetap menjaga Alam yang indah ini dan melestarikannya. Jagalah Alam Indonesia ini
jangan biarkan Sampah yang berserakan Menodai Alam yang permai dan indah ini. Kita yang
harus menjaganya, menikmati dan Menyaksikan Alam, kalau bukan kita siapa lagi yang akan
melestarikannya?????...

“Pecinta Alam Sejati Jangan tinggalkan apapun kecuali


Jejak, Jangan Ambil apapun kecuali Gambar/Foto, Jangan
Membunuh apapun kecuali Waktu”
 

Anda mungkin juga menyukai