Anda di halaman 1dari 3

contoh feature perjalanan

Menapakaki Puncak Tertinggi Di Ponororgo


Seminggu sebelum perjalan besar yang kami lakukan yaitu menapak puncak gunung gajah , kami melakukan survey lokasi untuk memastikan lokasi yang kami daki , tapi ternyata jalan yang nantiakan kami daki sangat sulit jalan yang menanjak serta jalan yang terjal membuat motor yang kami naiki harus didorong , tapi setelah mencapai puncak wow sungguh fantastis seluruh kota ponorogo terlihat , hal ini memunculkan semangat untuk segera menjajal mendaki gunung gajah dengan jalan kaki . Hari yang ditunggu tunggu telah tiba saatnya kami menjajal gunung gajah yang sangat terjal dan menantang untuk dinaiki . Setelah semua persiapan beres kami janjian berangkat sore jam 4 tapi emang dasar orang Indonesia yang sering memakai jam karet kami akirnya mulai berangkat jam 9 di lokasi terbawah itupun kami masih menunggu teman yang belum datang , setelah setengah jam kemudian tibalah semua anggota yaitu sepuluh orang yang akan menaklukkan gunung gajah malam itu , pemuda pemberani tu adalah , ketua kru mas Hamid Hamdani , dengan anggota Arif , Derit , Susilo , Doni , Irwan , Dwi , Aat , Darmani Dan Rusdi berangkat dengan diiringi doa dan smangat , ketika akan bearangkat menuju puncak kami mendapat masalah dengan kerasahan warga dasa yang ada di daerah tersebut mereka curiga kalau kami akan sesuatu yang akan meresahkan tapi dengan teanag mas Hamid sebagai ketua tim meluruskan masalah , memang di sekitar gunung gajah sering terjadi hal hal yang meresahkan warga seperti mabuk mabukan , tempatnya anak muda pacaran . Dengan bismilah kami mulai berjalan , medan yang sangat sulit ada di depan kami , kami harus selalu menjaga konsentrasi karena di awal perjalan sudah dihadapkan desekelilingi oleh jurang yang sangat dalam , ngantuk sedikit mungkin pulang tinggal nama tapi dengan itulah tibul perasaan jangan sampai ngantuk , saat itu untung keadaan tidak sedang hujan , jadi jalan tidak licin . Setengah perjalanan telah kami lalui semakin ke atas nafas semakin habis terengah - engah keringat bercucuran tapi tidak mengurangi semangat untuk tetap melanjutakan perjalanan , jalan semakin menanjak tapi itulah tantangan yang tidak sia sia , sebagian kota ponorogo sudah terlihat indah sekali ciptaan tuhan kami semua terasa kecil menyaksikan kebesaran tuhan ,

Selsesailah sudah perjalanan yang melelahkan ,angin gunung bertiup begitu kecangnya , keringat yang tadi bercucuran kini hilanglah berganti dengan dingin angin gunung . aku hanya berkalungan sarung tapi dingin itu tetap menusuk , mas Hamid menyuruh kami untuk berkumpul membentuk lingkaran , di suasana yang santai kami makan , sambil mendengarkan sepatah dua patah kata dari mas Hamid . Anjing mengonggong begitu kerasnya membangunkan ku dari tidur malam yang dingin , aku lihat jam ternyata sudah jam 4 mau memejamkan mata lagi tidak bisa , karena suara azan memanggil untuk solat berjamaah . Angin gunung masih terus bertiup begitu kencangnya , hanya api unggun yang dapat menghangatkan tubuh sambil memasak air untuk membuat kopi sambil menunggu datangnya sang surya pagi . Surya pagi mulai menampakkan sinarnya yang hangat mulailah kegelapan yang tadi menyelimuti berganti padang hijau seperti lautan semua terliahat sangat kecil , inilah saatnya untuk mengabadikan dilensa yang kami bawa agar kejadian yang sangat mengenagkan ini selalu teringat di pikiran kami , jam enam pagi kami mulai tutun dari gunung ini adalah pengalaman yang sangat berharga yaitu menaklukan gunung gajah dengan semangat dan keberanian , tapi kami harus berjuang lagi melewati jalan turun yang curam dan menahan beratnya tas yang kami bawa , ditengah perjalana ternyata banyak pekerja yang bekerja membangun jalan , ternyata masyarakat sekitar masih percaya dengan kekuatan mistis buktinya di dekat pekerja banyak menyan yang di bakar , tapi emang dasar teman kami yang bernama Rusli agak jail ia mengambil menyan tersebut dan melempar- lemparkanya . Jam Sembilan kami sudah sampai bawah , perjalana yang sangat melelahkan tapi juga menyenangkan , kaki terasa lemas tapi semua itu terbayar denaga tuntas denga pengalaman dan keindahan ciptaanya . Dalam hati berkata kalu mungkin nanti ada kesempatan akan ku takluklan lagi gunung gajah ini . Diposkan oleh bahasa dan sastra di 10.05 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut Arsip Blog

2012 (3) o Februari (1) o Januari (2) contoh feature perjalanan rangkuman sosiolinguistik

Mengenai Saya
bahasa dan sastra Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai