Anda di halaman 1dari 2

BOGOR - Dua minggu yang lalu sudah kami ceritakan ke Umar, soal

rencana naik gunung. Kepada anak kami yang Desember nanti genap
berusia 3 tahun ini, kami juga gambarkan keseruan naik gunung yang
ditonton lewat video di Youtube. Dalam video itu nampak sosok Rana, anak
pertama kami, yang sebelumnya pernah mendaki Gunung Salak, Jawa
Barat. Walau masih di dalam wilayah provinsi yang sama, tapi gunung
yang hendak didaki kali ini adalah gunung Gede. Kondisinya pun juga
berbeda. Di tengah pandemi, di mana semua keperluan termasuk
perlengkapan pendakian mesti dipersiapkan di luar kebiasaan. Paling
penting menyiapkan masker, hand sanitizer, cek kesehatan dalam hal ini
suhu tubuh, hingga bicara ke Umar agar jangan mudah bersentuhan
dengan orang lain supaya semuanya aman dan nyaman. (baca
juga:Sempat Ditutup, Jalur Pendakian Gunung Penanggungan Kembali
Dibuka) Tepat pukul 16.30 WIB, konvoi mobil rombongan kami bergerak
dari Jakarta ke arah Bogor, Jawa Barat, persisnya menuju jalur gunung
Puteri sebagai assembly point. Total rombongan kami ada 11 orang.
Kendaraan yang saya tumpangi disopiri oleh Gatot, seorang dosen yang
kebetulan juga gemar naik gunung. Tak sampai tiga jam, rombongan kami
tiba di kaki gunung Putri dan bermalam di rumah Mang Aep, anak dari
almarhum Pak Idris. Pendaki era 70 – 90 an bisa dipastikan mengenal
nama Pak Idris, yang rumahnya kerap dijadikan tempat persinggahan para
pendaki sebelum melakukan pendakian via jalur gunung Puteri. Jalur
gunung Puteri dikenal paling pendek, namun lebih terjal dari semua jalur
yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(TNGP). Medan jelajah berupa tanah, kerikil, akar pepohonan yang
melintang menjadi menu wajib yang mesti dicumbu jika ingin mencapai
puncak. Yang menarik, di tengah pandemi ternyata tetap saja banyak
pendaki yang membidik gunung cantik ini. (baca juga: Menjaga Tubuh
Tetap Sehat Selama Pandemi dengan 5 Langkah Sederhana) Mendaki
gunung Gede memang seru dan mengasyikkan. Saya sendiri entah sudah
berapa kali mendakinya. Diketahui, di dalam kawasan TNGP terdapat
kawah, padang edelweiss, air terjun, air panas, serta kekayaan alam
lainnya yang beragam. Gunung ini juga memiliki 250 ragam jenis burung
yang 16 di antaranya jenis burung elang. Jika beruntung, saat pendakian
kita bisa menemui lutung, surili, owa Jawa, dan banyak lagi binatang
lainnya. Jalur pendakian gunung Putri, saat kami mendaki, kali ini terbilang
sangat padat. Meski demikian pendaki masih bisa menjaga jarak aman.
Pendaki rata-rata berasal dari Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Bandung
bahkan dari luar pulau Jawa. Alasan mereka beragam, dari sekadar
mengisi kekosongan waktu sampai mencari persahabatan di alam bebas.
Perjalanan via jalur gunung Putri disudahi setelah menggapai padang
indah berkabut bernama Alun-alun Surya Kencana. Entah mengapa, di sini
dan di pos-pos sebelumnya lebih banyak dijumpai relawan dan pedagang
berseliweran. Selidik punya selidik, hal ini ternyata untuk memberikan
servis kepada para pendaki. Pedagang dan relawan ini adalah orang-orang
yang kehilangan pekerjaannya akibat dampak pandemi.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 14


November 2020 - 06:22 WIB oleh Fadlik Al-Iman dengan judul "Cerita Seru
Mendaki Gunung Gede di Masa Pandemi". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://daerah.sindonews.com/read/231596/701/cerita-seru-mendaki-
gunung-gede-di-masa-pandemi-1605291065

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan,
silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

https://daerah.sindonews.com/read/231596/701/cerita-seru-mendaki-gunung-gede-di-masa-
pandemi-1605291065

Anda mungkin juga menyukai