Anda di halaman 1dari 8

GUNUNG JAYAWIJAYA

Oleh :
Ansar Ahmad (7)
Ihsan Fairuz (16)
Stivan Junan
Ale (34)
Pegunungan Jayawijaya adalah rangkaian pegunungan yang
membujur di Provinsi Papua, Indonesia. Pegunungan Jayawijaya
adalah rangkaian pegunungan tertinggi di Indonesia, dengan
puncak tertingginya yaitu Puncak Jaya (4.884 meter dari
permukaan laut). Di puncak pegunungan Jayawijaya terdapat salju
abadi yang jumlahnya semakin menipis akibat pemanasan global.

Pegunungan Jayawijaya merupakan satu-satunya pegunungan dan


gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju
abadi. Pegunungan Jayawijaya terbentang memanjang di tengah
provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua
Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai
beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena
pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam.
Menurut teori geologi, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang
bernama Pagea pada 250 juta tahun lalu. Benua Pangea pecah menjadi dua
dengan membentuk benua laurasia dan benua Eurasia. Benua Eurasia pecah
kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi
daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.

Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah


terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-
Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau,
yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua. Akibat
proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian
tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan
pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini. Bukti bahwa Pulau Papua
beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang
dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya. Meski
berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat
pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya.
Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya
juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
PENDAKIAN GUNUNG JAYAWIJAYA
Puncak Carstenz terletak di Pegunungan Sudirman yang merupakan
rangkaian dari Pegunungan Jaya Wijaya di Taman Nasional Lorentz. Carstenz
sendiri adalah bagian dari Seven Summit Continental atau tujuh puncak
benua. Oleh sebab itu, para pendaki dan traveler selalu bermimpi untuk
menginjakkan kaki di sana.

Namun, Carstenz bukan lagi mimpi. Anda bisa memulai perjalanan ke sana
melalui Ilag.a atau Sugapa di Kabupaten Puncak Jaya. Inilah awal mula
perjalanan menuju salah satu puncak tertinggi di dunia.
Untuk menempuh Ilaga dan Sugapa harus dari Nabire. Dari situ naik pesawat
perintis selama sekitar 45 menit dari Nabire dengan kisaran harga sekitar Rp
1 juta. Setelah itu, biasanya banyak pendaki yang menyewa porter dengan
biaya Rp 500.000-1.000.000 per hari.
Sebelum itu, ada baiknya Anda menyiapkan fisik sebelum memulai perjalanan. Aklimatisasi, yaitu
penyesuaian dengan kondisi medan, akan menjadi halangan terberat. Setelah ketinggian 4.000 mdpl,
suhu udara yang dapat mencapai 0 derajat Celcius akan menyerang Anda. Oksigen yang semakin tipis
pun menjadi tantangan lainnya.
Latihan membiasakan di suhu yang dingin juga nantinya akan menghindarkan kita dari penyakit
alam seperti Hypothermia, yakni hilangnya panas tubuh karena berada di suhu teramat dingin. Lalu
perijinan juga harus di persiapkan jauh hari sebelum pendakian. Sebab disamping karena medan yang
cukup berat juga kawasan Papua sering terjadi kerusuhan, semisal perang antar suku dll.
Sulitnya perizinan untuk mendaki atap Indonesia ini kerap memunculkan ungkapan satir: Lebih sulit
mengurus izinnya daripada mendaki gunungnya. Harus meminta surat ke Menpora dan cc-nya ke
beberapa departemen, seperti Kementerian Kehutanan, Pariwisata, Kehutanan, atau
Kepolisian, Mengingat medan pendakian yang berat, proses perizinan yang rumit, serta jaminan
keamanan ketika proses pendakian, sebaiknya para pendaki memanfaatkan jasa agen perjalanan yang
berpengalaman. Berbagai agen perjalanan yang memiliki reputasi internasional telah menyediakan dua
pilihan jalur pendakian, yaitu jalur klasik melalui Desa Ilaga, atau jalur kedua yang lebih nyaman dengan
menumpang helikopter menuju base camp Bukit Danau ( Danau Valley ).
Perjalanan ke Carstenz juga bisa melalui operator. Operator tersebut akan mengurus perjalanan ke
Carstenz, operator itu seperti Rakata Adventure, Indonesia Trekking, atau Adventure Indonesia. Biaya
untuk ke Carstenz lebih dari Rp 20 juta. Perjalanan paling minimal ke sana adalah sekitar 2 minggu
kalau dari Jakarta. Kembali ke jalur pendakian, setelah dari Danau Biru, biasanya para pendaki
melakukan pemanasan ke Puncak Jaya. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan kondisi sebelum
menuju Puncak Carstenz. Tentu, ada salju abadi di Puncak Jaya yang menanti Anda. Dari Danau-danau
terus ke Danau Kuning lalu ke Puncak Carstenz, perjalanannya sekitar 5-6 jam.
PERALATAN YANG HARUS
DISIAPKAN
PERALATAN DASAR
1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat,
jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan,
penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki
(trekking).
2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag,
matras atau alas.
3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain
yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan
kompor atau pemanas yan tersedia)
4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan
peralatan lain sesuai kebiasaan.
5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan
ponco.
PERALATAN TAMBAHAN
1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.
ETIKA SAAT DI
GUNUNG
Di manapun kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan
setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan
penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain
menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita
lakukan :
* Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
* Jangan meninggalkan sampah.
* Jangan meninggalkan api.
* Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
* Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi
tanda-tanda permanen di gunung. Gunakanlah jalur yang normal dan aman
* Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali
ke jalan semula.

Anda mungkin juga menyukai