Anda di halaman 1dari 10

 

I. 

Gunung Argopuro

Divisi Gunung Hutan

 Angkata n IV 

GEMA RAWANA 2011

Disusun Oleh:
Mufarrid Arridho

Pembimbing:
 

BAB 1: Pendahuluan

I.  Latar Belakang

Pengembaraan ini adalah salah satu syarat untuk mengikuti tingkat lanjutan untuk menjadi
anggota penuh organisasi GEMA RAWANA dan juga pendidikan lanjutan. Dalam pengembaraan ini
saya mengambil divisi gunung hutan.

Divisi Gunung Hutan adalah salah satu divisi yang ada dalam beberapa divisi yang ada di
organisasi GEMA RAWANA.Gunung hutan adalah salah satu kegiatan yang pelaksanaannya di alam
bebas seperti gunung dan hutan.Dalam divisi Gunung Hutan ini harus menguasai dasar ilmu atau
pengetahuan seperti manajemen perjalanan,pengetahuan dasar navigasi darat,survival.Dalam
pengembaraan ini saya lebih menekankan ke ilmu tentang manajemen perjalanan,karena dasar dari
suatu perjalanan ialah suatu manajemen perjalanannya,merencanakan suatu tujuan agar dan
memanajemenkan agar sampai pada tujuan dengan yang diharapkan.

Dalam pengembaraan ini saya akan melakukan ekspedisi ke gunung Argopuro (3.088 m.dpl).
Gunung ini terletak di pulau Jawa,   Kabupaten Probolinggo Jawa Timur dan berada dalam
pengawasan Sub BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) wilayah Jember.   Gunung Argopuro
merupakan gunung yang mempunyai jalur pendakian terpanjang diantara jalur gunung-gunung di
Pulau Jawa lainnya. Memiliki peninggalan bersejarah dari Zaman Prasejarah hingga masa
pendudukan Jepang.

II.  Tujuan

a.  Mengetahui kondisi Gunung Argopuro dan perbandingannya dengan gunung-gunung di


Jawa Tengah lainnya
b.  Mendokumentasikan dan men-sosialisasikan Gunung Argopuro dan masyarakat
sekitarnya
c.  Meningkatkan wawasan kecintaan akan alam terutama gunung hutan
d.  Memanfaatkan kemampuan dan keterampilan yang saya miliki
e.  Mengimplementasikan materi yang sudah di ajarkan
f.  Menikmati keindahan alam ciptaan Allah SWT dan mensyukurinya

1
 

III.  Manfaat 

a.  Mengetahui sebatas apa kemampuan yang saya miliki


b.  Mendapatkan data-data terbaru tentang Gunung Slamet 
c.  Mendapatkan pengalaman dan wawasan baru
d.  Mendapatkan manfaat positif bagi kesehatan

IV.  Nama dan waktu pengembaraan

“Expedition : The most beautiful mountain in Java”  akan dilaksanakan pada tanggal 19  – 23
September 2011

V.  Peserta Pengembaraan

Peserta pengembaraan ini adalah anggota muda yang didampingi oleh anggota penuh :

1.  Mufarrid Arridho (Anggota Muda)


2.  Wawan Kurniawan

BAB 2 : ISI

I.  Deskripsi Gunung Argopuro

Gunung ini termasuk bagian dari pegunungan Iyang yang terletak di kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur. Berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. 
Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak
Rengganis/gunung Welirang(topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya
berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama
Argapoera dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi).

Gunung Argapura mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit,  hutan Dipterokarp


Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. 

 A.  Letak Geografis

Secara geografis, gunung argopuro terletak di koordinat 7.97°LS 113.57°BT

2
 

B.  Sejarah dan Situsnya

1.  Lembah Cikasur

Setelah berjalan sekitar 5 jam kita akan sampai di km 15 di Cikasur, di sini terdapat sebuah
lapangan datar yang sangat luas. Dahulunya pada jaman Belanda akan dibangun sebuah lapangan
terbang. Masih terdapat sisa-sisa pondasi landasan, dan sisa-sisa bangunan yang sering dipakai
untuk mendirikan tenda. Bekas landasan pesawat terbang di atas gunung Argopuro itu kini merana
dan menimbulkan banyak korban bagi para pendaki. Sejarah pembangunannya banyak memakan
korban para pekerja paksa yang dibantai oleh serdadu Belanda. Apakah arwah mereka gentayangan
dan menuntut balas? Terlepas dari semua itu, Gunung Argopuro dengan ketinggian 3088 mdpl yang
terkenal dengan puncak Rengganisnya ini memiliki jalur pendakian yang cukup menantang. Oleh
sebab itu banyak kalangan yang menyebutkan bahwa medan pendakian di gunung ini terkenal
ganas. Hingga banyak korban berjatuhan saat melakukan pendakian. Pada hari biasa tidak banyak
warga sekitar kaki gunung yang melintas di jalur pendakian itu, jalur ini baru ramai ketika musim
 jamur tiba. Penduduk di kaki gunung biasa mencari jamur yang digunakan sebagai makanan
tambahan.

2.  Puncak Rengganis

Kawasan puncak yang dimaksud meliputi ketinggian 3.088 meter dari permukaan laut ke atas,
yang didalamnya mencakup areal seluas hampir satu km persegi, yang didalamnya terdapat komplek
bukit dan alun-alun, komplek kawah dan komplek candi.

Komplek bukit dan alun-alun merupakan pintu masuk kawasan puncak, sebuah alun-alun yang
luas dipegunungan Hyang Argopuro. Alun-alun ini dibatasi langsung oleh sebuah kawah dengan
lubang dalam., sedangkan disebelah timur masih terdapat lima kawah, baik lubang maupun tempat
yang dinamakan alun-alun SIJEDING.

Komplek candi yang dimaksud bukan candi dalam arti sebenarnya, melainkan merujuk dari jenis
peninggalan dan struktur bangunan sejarah kepurbakalaan yang terdapat di gunung ini. Jumlah
seluruhnya ada tujuh komplek meliputi situs kolam dan taman sari, Situs Puncak Rangganis, dua
bangunan candi, dan tiga bangunan pura.

Masyarakat sekitar lebih mengenal Rengganis ketimbang Argopuro. Rengganis sebuah nama
seorang DEWI yang begitu melekat di hati masyarakat kaki gunung Argopuro. Konon menurut
legenda penduduk setempat, dari sanalah Dewi Rengganis tinggal dan memerintah kerajaannya.
Diceritakan pula bahwa alun-alun Rawa Embik adalah sebuah padang rumput dibawah alun-alun
puncak adalah sumber mata air yang terus mengalir sepanjang tahun. Tempat itu merupakan
padang penggembalaan hewan ternak yang mensuplai kebutuhan keraton di puncak.
Dituturkan bahwa Dewi Rengganis adalah salah seorang Putri dari Prabu Brawijaya ke….? yang
lahir dari salah satu selirnya. Karena tidak diakui keberadaannya, pada saat dewasa ia didampingi
seorang Patih dan pengikut-pengikutnya yang setia melarikan diri dan mendirikan kerajaan keraton
di puncak gunung ini.

Diperkirakan puing-punig yang terdapat di Rengganis suatu peninggalan tertinggi yang ditemui di
Pulau Jawa adalah bekas Kuil Hindu abad ke 12 Masehi. Situs Rengganis memperlihatkan aspek
rancang bangun jaman prasejarah dan jaman klasik akhir di pulau Jawa. Salah satu hal yang paling

3
 

menonjol dari peninggalan kepurbakalaan di Rengganis, adanya tembok pagar luar yang mengelilingi
bangunan serta struktur bangunan lebih memperlihatkan struktur Pura daripada Candi.

C.  Flora dan Fauna

Rusa, kancil kadang terlihat sedang merumput di Padang Rumput. Babi hutan kadang kita
pergoki juga di jalur pendakian. Kelompok monyet ekor panjang dalam jumlah puluhan kadang
melintas di atas pohon di sekitar jalur.

Usnea alias lumut janggut, rasuk angin, kayu angin, atau kantung udara tumbuh melimpah di
pegunungan berapi  –baik yang masih aktif atau sudah mati — yang kawahnya masih mengeluarkan
gas belerang. Di Argopuro, usnea banyak dijumpai di kawasan hutan pinus, sekitar 5-15 km
menjelang puncak. Jenis epifit ini tumbuh menempel pada cabang dan ranting pohon pinus yang tua
dan tinggi. Bentuknya berjurai mirip janggut kakek-kakek dan berwarna hijau pucat keputihan. Itu
sebabnya biasa dinamakan lumut jenggot.

D.  Pengelolaan SDA

Masyarakat sekitar ARGOPURO terkenal penghasil tembakau kualitas satu, khususnya


Kabupaten Besuki. Tanahnya yang subur dan cocok bagi tanaman tembakau membuat banyak
perusahaan rokok besar menginvestasikan modalnya dalam bentuk lahan pertanian tembakau di
daerah ini, yang berfungsi sebagai pemasok bahan baku pembuatan rokok.

E.  Mitos

Gunung Argopuro terkenal sangat angker, gunung ini menyimpan misteri legenda Dewi
Rengganis yang hilang bersama enam dayangnya. Konon, Sang Dewi bakal marah besar kalau merasa
terusik ketenangannya. Pendaki yang suka usil dan mengusik, kalau tidak kesurupan bisa jadi akan
kesasar tidak karuan.

Tidak hanya sang Dewi Rengganis saja yang terkenal di kalangan para pendaki, beberapa
Dayang-dayangnya pun sangat dikenal diantara para pejiarah, diantaranya Dayang Dewi Selendang
Biru yang sering dimintai pertolongan. Ada juga beberapa Dayang yang suka menggoda para pendaki
pria dengan mengajak berkencan, sehingga pendaki tersebut akan senang dan tidak mau
meninggalkan Gunung Argopuro. Cerita akan lain bila Dayang-dayang tersebut mengajak pendaki
mandi di tengah danau Taman Hidup dalam cuaca dingin berkabut. Konon Dewi Rengganis juga suka
memberi keris pusaka kepada para pendaki yang sengaja datang untuk berjiarah.

4
 

Konon juga terdapat sebuah taman yang sangat gaib yakni Taman Rengganis, tidak semua
pendaki dapat melihat taman ini. Beberapa pendaki yang pernah melihat taman ini merasa
memasuki sebuah taman yang sangat inidah penuh dengan tanaman bunga dan buah. Pendaki yang
mengambil atau memetik tanaman tidak akan dapat keluar taman ini, ia hanya akan berputar-putar
di tempat tersebut. Untuk itu hindari merusak tanaman ataupun memindahkan sesuatu.

Dan yang tak kalah menariknya, gunung ini kabarnya syarat dengan pesona mistis. Mulai dari
legenda Dewi Rengganis hingga kekejaman penjajah yang konon masih menyisakan suara2 pilu yang
gaib.

II. Jalur Pendakian

Ada 2 jalur pendakian untuk mencapai puncak rengganis, yaitu jalur lewat Banderan dan
Bremi. Di pengembaraan ini saya memilih untuk naik dari jalur banderan dengan alasan medan jalur
banderan lebih mudah tetapi panjang, dan turun dari jalur bremi yang medannya lumayan curam
dan licin

JALUR PENDAKIAN DARI ARAH TIMUR  

BADERAN - MATA AIR I

Jalur pendakian dari arah timur ini lebih landai jika dibandingkan dengan jalur dari arah
barat. Hanya saja lebih panjang. Dari desa Baderan hingga pintu hutannya cukup jauh, anda akan
melewati perladangan penduduk yang banyak sekali jalan yang bercabang dan menyesatkan. Pada
umumnya pendaki akan menginap di Sumber mata air pertama, jarak tempuh dari Baderan hingga
ke Mata Air pertama sekitar 6 jam. Medan pendakiannya setelah memasuki hutan cukup landai dan
karena kita berada diatas punggungan yang dikiri kanannya membentang jurang yang dalam. Mata
Air pertama cukup jauh dari lokasi camp.

MATA AIR 1 – CIKASUR

Setelah melewati Mata Air pertama, jalur setapak masih sama dan mulai menanjak, dirute
ini ada lagi sebuah sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Mata Air II, Sebaiknya anda
mengisi persediaan air disini karena hingga ke Cikasur tidak ada air dan anda akan lebih banyak
melewati savana yang terbuka dan terik kena matahari. Setelah turun dari sebuah punggungan, anda
akan sampai di savana pertama untuk jalur Baderan ini. dari sini jalur pendakian akan terus keluar
masuk savana hingga sampai di Cikasur. Dari Mata Air I hingga ke Cikasur butuh waktu tempuh 6 - 7
 jam. Cikasur adalah sebuah Savana yang sangat luas. Dahulu dijaman Belanda di lokasi ini akan
dibuat lapangan terbang, tidak ada keterangan yang jelas kenapa tidak jadi. Disini kita bisa
menemukan bekas-bekas bangunan Belanda tersebut dan jika kita perhatikan Savana ini dari atas
bukit jelas sekali memang terlihat ada bekas-bekas runway yang belum jadi ditengah savana ini. Di
Cikasur ini terdapat sebuah pondok kecil. Cukup susah mencari temapt untuk mendirikan tenda
disini karena tebalnya rumput di Savana ini. Tapi didepan Pondok masih bisa menampung maksimal
3 tenda ukuran 3 orang. Di Cikasur ini banyak sekali ditemukan tumbuhan salada air, yang enak
sekali dicampur sebagai sayuran.

CIKASUR – CISENTOR

5
 

Perjalanan dari Cikasur menuju Cisentor dimulai dengan mendaki bukit di sebelah kanan
savana (didepan sebelah kiri pondok), terus masuk kedalam hutan dan kemudian bertemu dengan
savana lainnya lagi. Kita akan keluar masuk beberapa savana dan kemudian memasuki hutan yang
melipiri punggunan. Setelah sebuah turunan curam kita akan sampai di tepi sungai Cisentor dan
menyeberanginya untuk sampai dilokasi perkmahan dekat pondok. Jarak tempuhnya dari Cikasur ke
Cisentor sekitar 3-4 jam. Jika naik dari Jalur timur ini (Baderan) untuk lokasi camp sebaiknya
dilakukan di Rawa Embik karena jarak yang tanggung dari Cikasur ke Cisentor. Rawa Embik adalah
temapt yang pas untuk ngacemp pada jalur pendakian dari Arah Timur (Baderan). Untuk keterangan
 jalur kepuncak sama dengan jalur pendakian dari barat.

II.  Perijinan

Untuk perijinan pendakian dari jalur Barat (Bermi) cukup dilakukan di Pos polisi Bermi. Dengan
menyerahkan fotocopy KTP ketua rombongan dan menulis buku log pedakian dengan menuliskan
nama setiap rombongan serta rencana pendakian. Sedangakan perijinan untuk jalur pendakian dari
timur (Baderan) harus melaporkan identitas diri untuk dicatat identitas dan tujuan pendakian
kepada petugas KSDA Dataran Tinggi Yang Timur, syarat lain yang harus ada untuk perijinan di
Badera adalah surat jalan dari organisasi/club atau bagi kalangan pendaki non club cukup
keterangan surat jalan dari RT/RW. Letak kantor KSDA ini persisi disebelah SD Negeri Baderan. Disini
 juga bisa diperoleh informasi mengenai seputar Gunung Argopuro.

6
 

III.  Estimasi Perjalanan

A.  Waktu (Bandung – Surabaya 12 jam)

B.  Biaya (Bandung – Surabaya dengan Kereta kelas Ekonomi Rp.40.000 )

7
 

IV.  Data Logistik 

No Nama barang Cek list


 
1 Carriel

 
2 Matras

 
3 Sepatu track

 
4 Kaos kaki

 
5 Celana lapangan

 
6 Baju lapangan

 
s7 Sarung tangan

 
8 Ponco

 
9 Trash bag

 
10 Drigen

 
11 Alat masak (misting + kompor + gas 2)

 
12 Kompas bidik

 
13 Survival kit

 
14 Sleeping bag

 
15 Tenda

 
16 Pakaian ganti

 
17 P3K

 
18 Jaket

 
19 senter

 
20 Alat tulis (note kecil,pulpen,)

 
21 Konsumsi

8
 

BAB 3 : Penutup

Demikianlah proposal Pengembaraan Gunung Hutan ini telah disusun. Saya mengharapkan
dukungan moral dan spiritual dari seluruh Anggota GEMA RAWANA agar dapat memberikan bantuan
dalam hal keterbukaan informasi, keleluasaan gerak. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan
saya ucapkan terima kasih. Kiranya dengan kerja keras dan ridha dari Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan
Pengembaraan Gunung Hutan “Expedition: The Most Beautiful Mountain in Java”  ini dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai rencana.

Anda mungkin juga menyukai