Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya laporan perjalanan ini dapat diselesaikan. Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk
memenuhi persyaratan menjadi Anggota Muda MAPEKA. Selain itu, laporan perjalanan ini juga
bermaksud untuk memberikan informasi terbaru mengenai Gunung Merbabu kepada rekan-rekan
MAPEKA lainnya.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, pada akhirnya laporan ini dapat di
selesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Steven J (M.42.391-AGB) selaku Ketua Dewan Pengurus XXIX

2. Bapak Andhika Sudradjat (M.41.393-AAB) selaku Kepala Bagian Operasi yang telah
mengizinkan kami melakukan perjalanan.

3. Bapak Laurentius Edo Julianto (M.39.300-AEG) selaku Anggota Biasa yang telah
menemani kami dalam melakukan perjalanan.

4. Bapak Nandito Surya Adikristianto (M.39.384-AEG) selaku Anggota Biasa yang telah
menemani kami dalam melakukan perjalanan.

5. Teman-teman yang tidak dapat di sebut satu per-satu yang memberikan dukungan serta
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga laporan perjalanan ini dapat
diselesaikan.

Demikianlah kata pengantar dari penulis. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi anggota-anggota MAPEKA lainnya.

BANDUNG, APRIL 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pencinta alam adalah makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa dan sadar bahwa alam semesta beserta isinya merupakan ciptaan-Nya. Karena itu, pencinta
alam sadar akan tanggung jawab mereka terhadap kelestarian alam.

MAPEKA (Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam) adalah himpunan atau organisasi


pencinta kelestarian alam Universitas Kristen Maranatha yang merupakan tempat bagi
mahasiswa untuk menyalurkan hobi serta menambah wawasan di bidang kepecinta alaman.
MAPEKA melakukan banyak kegiatan dan belajar berorganisasi untuk meningkatkan
keterampilan anggotanya. Bentuk kegiatannya antara lain; pendakian gunung, panjat tebing, dan
penelusuran gua.

Pendakian gunung merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di alam bebas.
Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman tentang alam serta melatih
mental dan fisik. Setiap Anggota Muda MAPEKA mempunyai kewajiban untuk menjadi
Anggota Biasa, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengurus XXIX yaitu
tiga kali perjalanan bagi pria dan wanita.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut Penulis melakukan perjalanan ke Gunung Merbabu


yang terletak di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di
lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa
Tengah. Lokasi tersebut dipilih karena memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus
XXIX, yaitu berada di atas ketinggian 3.000 mdpl.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari perjalanan ini adalah untuk memenuhi kewajiban Penulis sebagai
Anggota Muda menjadi Anggota Biasa MAPEKA. Selain itu, untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan Penulis untuk hidup di alam bebas sebagai pencinta alam.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk memberikan informasi terbaru mengenai
keadaan Gunung Merbabu dan mengenai jalur pendakian Thekelan – Selo.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada:


Waktu : 14 - 17 April 2022
Tempat : Gunung Merbabu,  wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan
Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di
lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
Peserta : 9 Orang, yaitu 3 Anggota Biasa dan 6 Anggota Muda
● Laurentius Edo Julianto (M.39.300-AEG)
● Nandito Surya AdiKristianto (M.39.384-AEG)
● Steven J (M.42.391-AGB)
● Mayus Fredi Kogoya (M.43 - AKM)
● Feri Hutagalung (M.44 - AGA)
● Aldi Rachmat Subagja (M.44 - AGA)
● Boy Wijaya (M.44 - AGA)
● Anita Justine Dani (M.44 - AGA)
● Jennifer Tandri (M.44 - AGA)
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Keterangan Umum
Nama : Gunung Merbabu

Lokasi Administratif : Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang.

Letak Geografis : 7°27’13’’ LS dan 110°26’22’’ BT

Ketinggian Puncak : 3.145 mdpl

Rute Pendakian : Rute pendakian melalui lima jalur, yaitu:

1. Jalur Thekelan

2. Jalur Selo

3. Jalur Wekas

4. Jalur Cunthel

5. Jalur Suwanting

2.2 Sejarah Gunung

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung


Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan
pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal
dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-
catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570
pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak
gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas,
Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Ditemukan dalam catatan-catatan peninggalan Belanda, nama Merbabu memiliki asal


kata ‘Meru’ dan ‘Abu.’  Namun sumber lain juga menuliskan bahwa Merbabu sebenarnya
singkatan dari ‘Meru’ dan ‘Babu.’ Meru memiliki arti gunung, sementara babu memiliki arti
wanita, jadi Merbabu memiliki arti Gunung Wanita.  Gunung ini juga ditemui dalam catatan-
catatan pra-islam yang menyebutnya sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pamarihan.
Disekitar Lereng Gunung merbabu terdapat tempat pertapaan terkenal yang konon pernah
disinggahi oleh Pujangga Manik pada abad ke-15.  Hal tersebut membuktikan bahwa, seperti
gunung-gunung lain di wilayah Indonesia, selalu terdapat cerita-cerita mistis-mitologis yang
menyelimuti wilayahnya.  Gunung ini juga semat meletus beberapa kali, yaitu pada tahun 1560,
1570, serta 1797.

Pada hari Senin 17 Februari 2014, terjadi getaran yang cukup hebat disekitar kaki
Gunung Merbabu. Akibat getaran tersebut, setidaknya 46 rumah rusak di wilayah Dusun Wiji,
Desa Sumogawe. Warga sekitar yang merasakan getaran sempat dilanda panik dan khawatir
Gunung Merbabu akan meletus, bahkan beberapa warga ada yang mengaku melihat kilatan
cahaya di puncak Gunung Merbabu.

Namun, setelah dilakukan pengecekan di pos pemantauan Gunung Merapi-Merbabu,


ternyata tidak ditemukan adanya aktivitas apapun dari Gunung Merbabu.  Berdasarkan
penulusuran lebih lanjut, getaran tersebut ternyata merupakan akibat dari gempa tektonik
disekitar kaki Gunung Merbabu.  Gempa berkekuatan 2,5 Skala Richter (SR) yang terhitung
kecil itu mampu menghancurkan rumah warga dikarenakan struktur tanah yang lunak disana. 
Hingga kini belum ditemukan aktivitas dari gunung api yang berstatus ‘tipe B’ ini.
Namun, peristiwa lain sempat menjadi perhatian di wilayah Gunung Merbabu.  Peristiwa
tersebut adalah terjadinya kebakaran hutan pada 12 Oktober 2018. Menurut Kepala Balai Taman
Nasional Gunung (BTNG) Merbabu, Edy Sutiyarto, kebakaran tersebut diduga akibat ulah
manusia.
2.3 Jalur Pendakian

2.3.1 Jalur Thekelan

Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogyakarta, atau Solo.


Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus
kecil ke Kopeng. Dari Yogyakarta naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke
Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, tetapi lebih baik melewati desa
tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang
diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.

Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba,
karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit.
Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila
tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa
memperoleh air bersih.

Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kita temui


beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan
banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak
buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan
pakaian warna merah dan hijau.

Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gunung
Merbabu. Pada bulan Sapar, penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara
tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri
dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah
perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini
kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah Gunung Telomoyo dan Rawa
Pening.

Di Pos Pending pendaki dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai
kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I pendaki akan melewati Pereng Putih dan harus
berhati-hati karena jalanan yang sangat terjal. Kemudian pendaki melewati sungai kering, dari
sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama pada malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai
terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Pendaki mendaki Gunung Pertapan, hempasan angin
yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Pendaki dapat berlindung di Watu
Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang
menuju kerajaan makhluk ghaib.

Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya.
Mendekati pos empat pendaki mendaki Gunung Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir
maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap
menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gunung Watu Tulis dengan
ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat
sebuah Pemancar Radio.

Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Pendaki
dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air
minum dan air belerang.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi
kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian pendaki akan sampai di
persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak
Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng songo, pendaki dapat memandang Gunung Merapi dengan


puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat
tampak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah. Lebih
dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur
tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya
berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat
kencang siap mendorong pendaki setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang /
berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.

Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik.


Pendaki akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang
sangat indah. Di sepanjang jalan pendaki dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan
sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.

Pendaki akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau
tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata
air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat
berbahaya untuk mendirikan tenda.

Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat
membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput
dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk.

Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke
yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.

2.3.2 Jalur Selo

Jalur pendakian Merbabu Via Selo saat ini menjadi jalur yang relatif lebih ramai dari
jalur yang lainnya. Pemandangan yang indah dengan sabana yang menghampar membuat
perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Ditambah lagi dari jalur ini tetangga dekat gunung
merbabu yaitu Merapi bisa terlihat dengan jelas.

Akses ke lokasi adalah yogyakarta atau Solo, jika dari Solo naik bus


jurusan Semarang turun di kota Boyolali. Apabila dari kota Yogyakarta harus naik bus
jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan Solo Semarang turun di kota
Boyolali. Untuk menuju ke Selo dari kota Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus
yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo
ganti lagi bus kecil yang menuju Selo. Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak
parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil
jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang.

Awal pendakian, pendaki akan disambut gapura selamat datang dari Taman Nasional
Gunung Merbabu. Memasuki pintu hutan suasana jalanan kiri kanan dipenuhi pohon pinus dan
lamtoro, di siang haripun akan terasa sejuk. Jalanan masih cukup landai hingga 15 menit
perjalanan. Setelah berjalan 1-1,5 jam sampailah di pos 1 (Dok Malang). Pos ini masih berada di
rimbunnya pepohonan.

Selepas pos 1, trek belum lah terasa cukup curam, ada satu tanjakan yang lumayan terjal
dan di puncaknya adalah pos bayangan. Baru setelah berjalan 20 menit dari pos bayangan
pendaki akan sampai di pos 2 (pandean) jarak dari pos 1-2 ini bisa dibilang panjang.

Selanjutnya, jarak antara pos 2 dan 3 tidaklah jauh. Sekitar 45 menit berjalan, pendaki
akan sampai di pos 3 (Watu Tulis) pemandangan di Sini cukup indah dengan merapi yang cukup
jelas jika tidak berkabut. Ditambah lagi dengan rimbunnya pohon-pohon edelweis. Sebaiknya
istirahat sedikit lama di pos 3 ini.

Menuju pos 4 (Sabana 1) pendaki akan dihadapkan dengan trek yang cukup membuat
nafas tersendat. Trek yang terjal dengan tanah yang mudah membuat tergelincir. Pilih jalan
sedikit ke kiri untuk karena di sebelah kiri bisa mendapat pegangan.

Sabana 1 ini merupakan salah satu tempat menarik untuk berkemah, tempatnya yang
datar dan pemandangannya yang indah mungkin menjadi alasan para pendaki memilih untuk
mendirikan tenda mereka di sini. Namun angin di tempat ini cukup kencang, terlebih lagi sangat
rawan badai.

Dari sabana 1 untuk menuju sabana 2 (pos 5) tidaklah diperlukan waktu yang lama.
Sekitar 40 menit saja. Trek berupa tanjakan yang sedikit terjal meski tidak seterjal antara pos 3-
pos 4 namun angin cukup kencang bila malam di tempat ini. setelah sampai puncak bukit kita
akan berjalan menurun dan sampailah di pos 5 (sabana 2). Meskipun terpaan angin masih terasa
besar tetapi menurut saya inilah tempat mendirikan tenda yang pas.

Jika menginginkan menikmati sunrise di puncak, sebaiknya mulai bangun jam 3 pagi
untuk menyiapkan sarapan dan melakukan summit attack. Waktu tempuh ke puncak sekitar 1 –
1,5 jam. Kalau malas bangun pagi, sunrise bisa dinikmati di bukit sebelah timur sabana.
Keuntungan jalur ini adalah, sunrise bisa dinikmati di sepanjang jalur pendakian.

Catatan: untuk para pendaki yang naik dari jalur Selo, kebutuhan air minum harus dibawa
dari bawah/basecamp karena sepanjang perjalanan ke puncak tidak sumber air.
2.3.3 Jalur Wekas

Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di
Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan
pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.

Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang,
karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah
di Pos II terutama pada hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang
memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat
lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang
mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang
ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang
kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh
2 jam. Jalur dimulai dari perjalanan sepanjang ladang. Setelah sekitar 500 meter pendakian, akan
mencapai Makam Tetua Desa sebagai batas antara ladang penduduk dan hutan pinus.

Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Pos I
berjarak sekitar 1,5 km dari basecamp. sebelum mencapai Pos I pendaki akan menemui Pos i
Bayangan yang ditandai dengan Papan Nama. Pos I Bayangan merupakan lahan terbuka yang
bisa digunakan untuk beristirahat dan berkemah. tidak ada sumber air baik di Pos I maupun pos I
bayangan. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.

Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga
beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan
oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang
berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar
yang ditampung pada sebuah bak. Terdapat toilet di Pos II sejumlah 4 buah.

Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air
bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air
menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai di bawah kawah. Terdapat dua buah
aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga
menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak -
puncak Gunung Merbabu.

Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng
yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos
Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati
tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan
Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif
(Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo)
yang memanjang.

2.3.4 Jalur Cunthel

Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan
Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo.
Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh
2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo
berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di
sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.

Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda
penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang
berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air.
Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.

Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan


penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus.
Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga
mengganggu mata dan pernapasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker
pelindung dan kacamata.

Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai
di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air
hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi
dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga
terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.

Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-
alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.

Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di
puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga
dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari
bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas.
Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gunung
Sumbing dan Gunung Sindoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.

Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos
Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di
puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata
terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah
mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan
kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di
persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak
Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang
mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan
Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat
lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu
dengan puncaknya yang memanjang.
2.3.5 Jalur Suwanting
Jalur pendakian Suwanting berada di bagian barat gunung Merbabu. Di mana, area
sebelah barat gunung Merbabu tidak ada bukit atau lembah yang landai. Semua tinggi, dan
curam. Kemiringan rata-rata tanjakan di jalur Suwanting adalah 30,8 derajat. Pada beberapa
medan pendakian, ada tanjakan yang kemiringannya sampai 59,1 derajat. Artinya, pendaki harus
siap nanjak mulai dari basecamp sampai ke puncak.

Jalur pendakian Suwanting terkenal dengan angin dinginnya. Suhu udara di area
ngecamp sekitar 3-8 derajat Celsius di malam hari. Artinya, pendaki butuh tenda anti angin agar
tetap hangat selama bermalam di area pos 3. Jarak pendakian dari basecamp ke puncak
Triangulasi gunung Merbabu sekitar 6,45 km. Artinya, jalur Suwanting jauh lebih berat daripada
jalur Selo 5,75 Km.

Jarak total pendaki yang kamu tempuh dari Basecamp pendakian Suwanting sampai puncak
Triangulasi gunung Merbabu adalah 6,45 km. Dengan kondisi fisik bugar, kamu dapat mencapai
puncak Triangulasi dalam waktu 8 jam 40 menit. Namun, untuk pendaki pemula, biasanya butuh
waktu 10-12 jam.

2.4 Tempat Wisata di Sekitar Lokasi Kegiatan


2.5 Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertantu yang relatif sempit dan
pada jangka waktu yang sangat singkat. Membahas mengenai cuaca pasti tidak jauh dengan
musim yaitu keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas.

Sedangkan musim dapat diartikan yaitu peristiwa di muka bumi yang siklusnya bersifat tahunan
yang umumnya berdasarkan pada perubahan cuaca di setiap tahun. Perbedaan dari iklim, cuaca
dan musim adalah bila cuaca dalam satu cakupan wilayah tertentu, iklim terjadi pada daerah
yang luas dan menyeluruh namun cakupan musim lebih luas dari semua itu. (dari berbagai
sumber)
Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson,
termasuk iklim tipe B dengan nilai Q = 31,42% dengan curah hujan berkisar 2.000-3.000 mm
dan kisaran suhu 17-30oC.

2.6 Flora dan Fauna

Flora dan Fauna yang ditemui disepanjang perjalanan adalah:

2.6.1 Flora

1. Puspa (Schima wallichii ssp.)


2. Pohon pinus (Pinus merkusii)
3. Pohon cengkeh (Syzigium aaromaticum)
4. Alpukat (Parsea americanai)
5. Bintamin, kayu manis (Cynamomum burmanii)
6. Adas
7. Edelweis
8. Berbagai jenis perdu
9. Tanaman epifit
10. Bintuni
11. sengon gunung (Albizia lophanta)
12. Akasia (Acacia decurrens dan Acacia virgata)
13. Pasang (Quercus sp.)
14. Bambu apus (Gigantochloa apus)
15. Cemara gunung (Casuarina junghuhniana)
16. Sowo (Engelhadtia serrata)
2.6.2 Fauna

1. Lutung hitam (Tracypithecus auratus)


2. Lutung kelabu (Presbytis fredericae)
3. Kera ekor panjang (Macaca fascicularis)
4. Kijang (Muntiacus muntjak)
5. Macan tutul (Panthera pardus)
6. Landak (Histrix sp.)
7. Musang (Herpates javanica)
8. Luwak (Paradoxunus hermaproditus)
9. Elang hitam (Ichtnaetus malayanesis)
10. Pentet (Lavinus eshach)
11. Alap-alap sapi (Falco moluccensis)
12. Sepah gunung (Pericrotus leuchopaeus)
13. Puter (Streptopelia risoria)
14. Kutilang (Pynonotus aurigaster)
15. Cekakak jawa (Halcyon cyannoventris)
16. Tepus leher putih (Stachyris thoracica)
17. Takur bututut (Megalaima corvina)
18. Ciung air jawa (Macronous flavicollis)
19 Kipasan ekor merah (Rhipidura phoenicura)
BAB III

Perencanaan Sistematis Perjalanan

3.1 Struktur kepanitian perjalanan

Kordinator : Feri Hutagalung (M.44-AGA)

Konsumsi : Jennifer Tandri dan Anita Justine Dani (M.44-AGA)

Transportasi : Aldi Rachmat Subagja (M.44-AGA)

Peta : Boy Wijaya (M.44-AGA)

Logistik : Mayus Fredi Kogoya (M.43-AKM)

3.2 Perencanaan perjalanan

3.2.1 Perencanaan Transportasi


3.2.2 Perencanaan Kronologis Di Lapangan
3.2.2.1 Rencana Kronologis Di Lapangan I
Kamis 14 April 2022
No WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. 18.00- 06.00 Perjalanan bandung - 12 jam di bus
magelang

Jumat 15 April 2022


No WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. 06.00 - 07.00 Persiapan 1 jam di terminal
Magelang
2. 07.00 -08.00 Perjalanan magelang 1 jam di mobil engkol
- basecamp Thekelan
3. 08.00 - 11.00 Persiapan dan 3 jam di basecamp
pendaftaran (makan, tekelan
briefing, mandi, dan
berdoa)
4. 11.00- 12.30 Pendakian basecamp 1 jam 30 menit
tekelan - pos 1
5. 12.30 - 13.00 Istirahat dan ploting 30 menit
pos 1
6. 13.00 - 14.30 Pendakian pos 1 - pos 1 jam 30 menit
2
7. 14.30 - 15.30 Makan siang dan 1 jam
ploting pos 2
8. 15.30 - 16.40 Pendakian pos 2 - pos 1 jam 10 menit
3
9. 16.40 - 17.10 Istirahat dan ploting 30 menit
pos 3
10. 17.10 - 17.55 Pendakian pos 3 - pos 45 menit
4
11. 17.55 - 21.00 Camp pos 4 , masak, 3 jam 5 menit
makan malam
12. 21.00 Istirahat tidur -

Sabtu 16 April 2022


No WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. 05.00 - 07.00 Bangun pagi, masak, 2 jam
sarapan dan ploting
pos 4
2. 07.00 - 07.35 Pendakian pos 4 - 35 menit
watu gubuk
3. 07.35 - 08.05 Istirahat dan ploting 30 menit
watu gubuk
4. 08.05 - 09.40 Pendakian watu 35 menit
gubuk - pemancar
5. 09.40 - 10.10 Istirahat dan ploting 30 menit
pemancar
6. 10.10 - 10.55 Pendakian pemancar 45 menit
- helipad
7. 10.55 - 11.55 Makan siang dan 1 jam
ploting helipad
8. 11.55 - 12.25 Pendakian helipad - 30 menit
geger sapi
9. 12.25 - 12.55 Istirahat dan ploting 30 menit
geger sapi
10. 12.55 - 13.55 Pendakian geger sapi 1 jam
- puncak syarif
11. 13.55 - 14.25 Istirahat dan ploting 30 menit
puncak syarif
12. 14.25 - 15.10 Pendakian puncak 45 menit
syarif - puncak
kenteng songo
13. 15.10 - 15.20 Ploting puncak 10 menit
kenteng songo
14. 15.20 - 15.30 Pendakian puncak 10 menit
kenteng songo -
puncak trianggulasi
15. 15.30 - 16.30 upacara dan ploting 1 jam
puncak trianggulasi
16. 16.30 - 17.15 Turun sabana 2 45 menit
17. 17.15 - 17.30 Ploting sabana 2 15 menit
18. 17.30 - 17.45 Turun sabana 2 ke 15 menit
sabana 1
19. 17.45 - 20.00 Camp sabana 1, 2 jam 15 menit
masak, dan makan
malam
20. 20.00 Istirahat tidur -

Minggu, 17 April 2022


No WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. 06.00 - 08.00 Bangun pagi, masak, 2 jam
sarapan dan ploting
sabana 1
2. 08.00 - 08.30 Turun sabana 1 - pos 30 menit
3
3. 08.30 - 09.00 Istirahat dan ploting 30 menit
pos 3
4. 09.00 - 09.20 Turun pos 3 - pos 2 20 menit
5. 09.20 - 09.50 Istirahat dan ploting 30 menit
pos 2
6. 09.50 - 10.10 Turun pos 2 - 20 menit
simpang macan
7. 10.10 - 10.40 Istirahat dan ploting 30 menit
simpang macan
8. 10.40 - 11.10 Turun simpang 30 menit
macan - pos 1
9. 11.10 - 12.10 Masak, makan siang 1 jam
dan ploting pos 1
10. 12.10 - 13.40 Turun pos 1 - 1 jam 30 menit
basecamp selo
11. 13.40 - 15.30 Bersih-bersih dan 1 jam 50 menit
siap-siap
12. 15.30 - 17.00 Menuju magelang 1 jam 30 menit
13 17.00 - -

3.2.2.2 Rencana Kronologis Di Lapangan II


3.3 Perencanaan Konsumsi dan Logistik Kelompok
3.3.1 Perencanaan Konsumsi Kelompok

3.3.1.1 Perencanaan Konsumsi I

No Tanggal Menu Keterangan


1 Jumat 15 April 2022 - Pagi - Beli di basecamp
2 Jumat 15 April 2022 - Siang - Beli di basecamp
3 Jumat 15 April 2022 - Malam Nasi + soto ayam + perkedel kentang
4 Sabtu 16 April 2022 - Pagi Nasi goreng + nugget + sosis
5 Sabtu 16 April 2022 - Siang Nasi + cah tauge tahu + nugget
6 Sabtu 16 April 2022 - Malam Nasi + sayur sop + sosis goreng + kentang goreng
7 Minggu 17 April 2022 - Pagi Nasi + dendeng + capcay + pisang goreng
8 Minggu 17 April 2022 - Siang Pasta
Minggu 17 April 2022 -
9 Malam - Beli di basecamp

3.3.1.2 Perencanaan Konsumsi II


3.3.2 Perencanaan Logistik Kelompok
No Barang Jumlah Keterangan
1 Tenda 3 Lafuma,Apace,Salewa
2 Flysheet 2 Uttara
3 B.Lapangan 2 bendera lapangan dan oprasi
4 Misting 3 MAPEKA 2,Bapak Mayus 1
5 Kompor 3 MAPEKA 1,Bapak Jovin 1, Bapak Mayus 1
6 Trangia 1 Bapak Edo
7 Gas Hi-cook 6 MAPEKA
8 Spiritus 3 MAPEKA
9 Peta 6 MAPEKA
10 Kompas Bidik 2 MAPEKA
Kompas
11 Orienteering 1 MAPEKA
12 Altimeter 2 MAPEKA
13 Protaktor 6 MAPEKA
14 Golok 1 MAPEKA

3.4 Estimasi Biaya


3.4.1 Estimasi Biaya Transportasi

3.4.2 Estimasi Biaya Konsumsi

Menu Jumat, 15April 2022


Malam
Nama Jumlah Harga
Beras 1 kg 12.000
Bumbu soto 2 sachet 4.000
Ayam 1/4 kg 20.000
Telur 10 butir 16.250
Soun 500 gr 17.500
Kol 500 gram 7.500
Tauge 500 gram 8.000
Tomat ceri 250 gr 7.500
Bawang putih dan merah Secukupnya 1.000
Bawang daun 100 gram 3.000
Tepung perkedel kentang 2 bungkus 12.000
Total 108.750
Menu Sabtu, 16 April 2022
Pagi
Nama Jumlah Harga
Beras 1 kg 12.000
Bawang merah dan putih Secukupnya 1.500
Telur 4 butir 6.500
wortel 500 gr 8.500
Kacang polong 1 kaleng (425 gr) 15.000
Nugget 250 gr 18.000
Sosis 250 gr 26.000
Siang
Nama Jumlah Harga
Beras 1 kg 12.000
Tauge 1 kg 16.000
Tahu 10 buah 12.000
Nugget 250 gr 36.000
Malam
Nama Jumlah Harga
Beras 1 kg 12.000
wortel 500 gr 8.500
Kentang 2 buah 5.000
Seledri 1 batang 1.000
Bumbu racik sop 3 bungkus 6.000
Bawang putih Secukupnya 3.000
Sosis 250 gr 26.000
Total 225.000
Menu Minggu 17 April 2022
Pagi
Nama Jumlah Harga
Beras 1 kg 12.000
Dendeng 250g 20.000
Brokoli 1 buah 12.000
Wortel 4 buah 8.000
Bakso 2 bungkus 30.000
Jamur kaleng 1 kaleng 16.000
Bawang putih 5 siung 2.000
Baby corn kaleng 1 kaleng 19.000
Maizena 3 sdm 1.000
Pisang 1 sisir 20.000
Tepung pisang goreng 2 bungkus 12.000
Siang
Nama Jumlah Harga
Pasta 500 gr 20.000
Bumbu pasta 700gr 40.000
Total 212.000
Bumbu dan Lain-lain
Nama Jumlah Harga
Garam 1/2 toples -
Gula 1 toples -
Penyedap rasa 1/2 toples -
Kaldu jamur 80 gram 11.000
Minyak 2L 28.000
Kecap manis 5 sachet 5.000
Saus tiram 5 sachet 12.000
Saus sambal 1 botol 13.000
Bawang goreng 1 botol 15.000
Total 84.000
Subtotal Konsumsi 629.750

3.4.3 Estimasi Biaya Logistik

3.4.4 Estimasi Biaya Peta


No Nama Harga Jumlah Total
1. Print Peta Rp. 10.000 x 2 6 Rp. 120.000
2. Plastik Rp. 5.000 6 Rp. 30.000
Jumlah Rp. 150.000

3.4.5 Estimasi Biaya Pendaftaran


No Nama Harga Jumlah Total
1. Pendaftaran tunai Rp. 17.500 9 RP. 175.000

Anda mungkin juga menyukai