DISUSUN OLEH :
DIMAS HARYADI
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
NYA laporan hasil pengamatan ekosistem di Gunung Singgalang dan Gunung
Marapi dapat saya selesaikan dengan baik.
Laporan ini berisi mengenai ekosistem yang ada di shelter dan jalur
pendakian Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, dengan hal tersebut, maka
diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi anggota
yang ingin melakukan penelitian atau pendakian di Gunung Singgalang dan
Gunung Marapi.
Tidak lupa saya ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengamatan ekosistem dan penyusunan laporan ini.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Saran dan
kritik yang membangun saya harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih
tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering
tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan
puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia
Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan
sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik
lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik.
Gunung juga diartikan sebagai suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya
jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada
umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa
jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung ditempat yang
lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga
dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian
gunung bisa memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan
kehidupan yang berbeda.
(id.wikipedia.org/wiki/Gunung)
2.7 Peserta
Dalam kegiatan observasi jalur pendakian dan shelter di Gunung Kerinci ini
di ikuti oleh :
1. Dimas Haryadi (Anggota Muda Pulkanik 2013)
2. Ariban Yoko (Anggota Muda Pulkanik 2013)
2.8 Pendamping
Dalam kegiatan ini yang di tunjuk sebagai pendamping peserta adalah
1. Romario Galihleo R (NPAP V 12 020)
2. Misnawati (Anggota Muda Pulkanik 2012)
PELAKSANAAN PERJALANAN
2.9 Perjalanan
Gunung Singgalang merupakan salah satu dari beberapa gunung yang ada
di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian gunung Singgalang mencapai 2,877 meter
dari permukaan laut. Gunung Singgalang secara geografis terletak di Kabupaten
Agam. Gunung ini berdiri kokoh tepat berada di sebelah gunung Merapi.
Gunung Singgalang adalah gunung startovolcano yang sudah tidak aktif.
Gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Gunung ini berada
dikoordinat 0°23′ 24″ LU 100° 19′ 51″ BT, Latitude: -0.390000,
Longitude: 100.330833, DMS Lat: 0° 23' 24.0000'' S, DMS Long: 100° 19'
50.9988'' E. Kondisi hutan di Gunung Singgalang merupakan, hutan hujan tropis
yang lembab dan tentu saja mempunyai banyak kandungan air. Kondisi ini lah
yang menyebabkan gunung ini jarang untuk didaki oleh pendaki.
Gunung Singgalang mempunyai tipe kawasan hutan hujan tropis yang
terdiri dari hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
hutan Ericaceous atau hutan gunung. Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan
hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750. Spesies utamanya ialah Pohon
Seraya, Pohon Keruning, dan Pohon Meranti. Hutan Dipterokarp Atas adalah
kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 750 – 1,200 meter, spesies
utamanya terdiri dari Pohon Meranti Bukit dan Pohon Damar Minyak. Hutan
Montane merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian 1,200 –
1,500 meter, spesies utamanya terdiri dar Pohon Mempening, Pohon Berangan,
Pohon Damar Minyak, dan Pohon Podo. Hutan Ericaceous atau hutan gunung
merujuk kepada kawasan hutan yang terdapat pada ketinggian melebihi 1,500
meter, spesies utamanya terdiri dari Pohon Kelat, Pohon Periuk Kera, dan
berbagai-bagai jenis belukar, buluh, resam, paku-pakis, dan Lumut.
Gunung Singgalang, merupakan Gunung api yang tidak aktif. Gunung ini ditutupi
hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat telaga di daerah puncak yaitu
“Telaga Dewi” Saat akan sampai di telaga akan ada hutan yang lebat, dan lumut
menutupi setiap sisi batangnya. Keanekaragaman faunu pun tak kalah banyaknya,
terdiri dari mamalia, molusca, serangga, dan lain-lain, contoh hewan mamalia
yang ada di hutan gunung singgalang atara lain Siamang (Symphalangus
syndactylus).
(Sumber: wisatasumatera.wordpress.com )
Gunung Marapi
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung
berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung
yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten
Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padang panjang
dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi
sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.
Gunung ini memiliki koordinat 0°22′50″LU 100°28′24″BT Berdampingan
dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung Tandikek dan gunung Singgalang.
Gunung ini memiliki ketinggian ketinggian 2.891 m. di puncak gunung ini,
memiliki taman edelweis dengan luas kira-kira 15 ha dan memiliki 4 kawah yang
aktif.
Secara geografis Gunung Marapi terletak antara Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Di sebelahnya terdapat
Gunung Singgalang dengan telaga sebagai daya tariknya. Namun secara
administrasi, gunung ini berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung
Marapi memiliki ketinggian 2891 meter dari permukaan air laut. Untuk mencapai
kaki Gunung Marapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari Kota
Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Untuk menuju Gunung Marapi, jika Anda
dari Kota Padang atau Bandar Udara Ketaping membutuhkan waktu kurang lebih
1.5 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan pada ekosistem pegunungan tinggi lereng
gunung Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar yang dilaksanakan
pada Tanggal 27 April 2014, di kaki gunung telah berubah fungsi menjadi lahan
pertanian seperti wortel, cabe, tomat, daun bawang, lobak, selada, dan lain-lain.
Tanah yang terdapat pada daerah pegunungan tinggi adalah jenis tanah Vulkanik.
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah vulkanik merupakan tanah yang
banyak mengandung unsur hara. Apabila tanah vulkanis diberi tambahan pupuk
organik atau kotoran hewan kondisi tanah akan menjadi lebih prima untuk
pertanian di lereng gunung merapi. Warnanya lebih gelap berasal dari gunung
berapi yang meletus, sangat mudah menyerap air, dan sangat subur untuk lahan
pertanian.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan pegunungan tinggi lereng gunung
Merapi-Desa Koto Baru-Kabupaten Agam-Sumbar termasuk tumbuhan hijau atau
tumbuhan yang memiliki klorofil seperti jenis rumputan, pisang hutan, pinus,
bambu, paku purba, sibusuk, kincung, pakis tiang, lumut. Sedangkan kelompok
hewannya antara lain burung, monyet, babi, serangga, ular, tupai, katak dan lain-
lain. (Sumber: Arsip Biologi 6D, 2014)
Keanekaragaman Hayati Pada Kaki Gunung Marapi
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan pada ekosistem
hutan pegunungan tinggi Marapi, kabupaten agam sumatera barat, terdapat
keanekaragaman hayati baik flora maupun keanekaragaman fauna yang saling
berinteraksi satu sama lain
o Keanekaragaman Fauna
Serangga wawung
Keanekaragaman Hayati Pada Ketinggian 600 M
o Keanekaragaman Flora
Tanaman sayur mayur
Tanaman perdu
o Keanekaragaman Fauna
Burung sriti
Laba-laba
Kanekaragaman Flora
Pada ketinggian 1500 mdpl pegunungan tinggi marapi lebih didominasi oleh
sejenis lumut yang menempel pada bebatuan ataupun pada pohon pinus. Selain itu
juga didominasi oleh pohon pinus yang bukan merupakan tanaman asli wilayah
tersebut dan mempunyai biji yang tidak dapat dikembangbiakkan. Terdapat juga
bermacam-macam tanaman herba dan family Zingeberaceae.
Hutan pada ketinggian 1500 m
1. Lumut pada pepohonan tegak
2. Lumut pada tanah basah
Keanekaragaman Fauna
Meunurut penuturan pemandu observasi, mulai pada ketinggian 1500
mdpl pegunungan tinggi marapi ini sudah terdapat keanekaragaman fauna seperti
orang utan, kijang, macan sitingkih (harimau), ular daun, ular sanca, tupai, juga
terdapat sejenis kumbang yang juga kami temukan pada ketinggian 1500 m
sewaktu perjalanan manuju lereng gunung.
Sejenis kumbang
Sumber: (ekotum116d-tinggi.blogspot.com/2014/05/laporan-observasi-ekosistem-
pegunungan.html)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Gunung Singgalang
4.1 Flora dan Fauna yang Ditemui di jalur dan pendakian Gunung
Singgalang
4.1.1 Flora
Jenis Flora yang Saya lihat saat mendaki sangat beragam. Pada masing-
masing ketinggian memiliki flora yang berbeda. Pada ketinggian antara 1500 –
1700 mdpl pada jalur pendakian di dominasi tanaman pimpiang, tanaman yang
mempunyai batang beruas-ruas mirip seperti bambu, tanaman perdu dan semak
belukar. Dari pintu rimba ( tower televisi ) beranekaragam tanaman yang saya
jumpai, umumnya masih termasuk kedalam tanaman perdu, tanaman perdu adalah
tanaman yang mempunyai tinggi kurang dari 6 meter dan berfungsi sebagai
pendukung ekosistem dibawahnya. Contoh tanaman perdu adalah semak belukar,
pandan hutan (Pandanus tectorius), raspberry (Rubus idaeus).
Pada ketinggian antara 1500-2500 mdpl ekositem didominasi pohon-
pohon tinggi yang membentuk vegetasi menjadi hutan hujan tropis, disamping itu
juga banyak jenis tumbuhan yang di jumpai, namun saya tidak mengetahui
namanya. Hutan yang lembab melindungi ekosistem dibawahnya, tanaman yang
saya jumpai yaitu tanaman epifit, tanaman semak, dan tanaman liana. Tanaman
epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat
hidupnya. Cotoh tanaman yang saya temui adalah anggrek hutan,lumut
(Ascolichen), dan jamur kancing (Agaricus bisporus). Tanaman semak adalah
tumbuhan berumpun dengan batang pendek, merayap, tinggi beberapa cm sampai
kurang lebih 1,5 m ( Yatim, 1999 ) contoh tanaman semak adalah padi abadi
(Oktavia saverne), paku/pakis suplir (Adiantum cuneatum). Tanaman liana adalah
tumbuhan yang tumbuh memanjat tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi
untuk mendapatkan cahaya matahari, tetapi akarnya tetap berada di dalam tanah
sebagai sarana untuk mendapatkan makanan. Contoh tanaman liana adalah rotan (
Calamus manna ).
Di Cadas, tanaman didominasi tanaman perdu, dan tanaman khas
ketinggian yaitu lumut janggut (Sphagnum), tanaman paku tiang (Alsophilla
glauca). Saat perjalanan menuju telaga dewi saya melihat tanaman edelweis
(Anaphalis Javanica), namun hanya dua puncuk pohon saja, biasanya tanaman ini
merupakan tanaman bergerombol.
Di hutan lumut, tanaman didominasi pohon besar dan tinggi, yang di
tutupi oleh lumut di setiap sisi batangnya.
5.2 Saran
Saat melakukan pendakian di Gunung Singgalang dan Gunung Marapi
Padang, Sumatra Barat. Dihimbau kepada pendaki untuk tidak merusak
ekosistem yang ada di Gunung tersebut. Seperti memetik bunga Edelweis di
Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, karena luas populasinya semakin
berkurang.
Lampiran
1. Perjalanan
2. Peralatan
1. Peralatan Packing
Peralatan Jumlah
Carrier kapasitas 80 liter + Cover bag 1 buah
Daypack 1 buah
Trash bag/ Plastic packing 15 buah
2. Peralatan Kelompok
Peralatan Jumlah
Tenda Dome 1 buah
Nesting + Peralatan masak 1 set
Peralatan makan 1 set
Matras 7 buah
Pisau 2 buah
Korek api 4 buah
Kompor lapangan 2 buah
Bendera PULKANIK 1 buah
Sleeping bag 3 buah
3. Peralatan Pribadi
Peralatan Jumlah
Mini Pack 1 buah
Survival kit 1 set
Jaket gunung 1 buah
Baju ganti ( yang mudah kering ) 4 stel
Jas hujan 1 buah
Topi 1 buah
Sepatu Tracking 1 buah
Kaos kaki 2 buah
Obat-obatan + P3K 1 set
Peralatan Jumlah
Senter/ headlamp 4 buah
Coverbag 1 buah
Sleeping bag 1 buah
3. Logistik
o Logistik Pendakian Gunung Singgalang
Beras 4 kg
Mie instan 5 bungkus
Sarden 3 kaleng
Gas kaleng 2 buah
Susu 6 bungkus
Energen 8 bungkus
Madu 5 bungkus
Telur 3 buah
Kol 1 buah
Cabe ¼ kg
Bumbu ¼ kg
Batre 2 buah
Kerupuk mentah 1 bungkus
Kentang ¼ kg
Ikan asin ¼ kg
Biskuit 4 bungkus
Beras 2 kg
Mie instan 2 bungkus
Sarden 2 kaleng
Gas kaleng 2 buah
Kopi 6 bungkus
Susu 2 bungkus
Energen 5 bungkus
Madu 5 bungkus
Telur 3 buah
Kol 1 buah
Cabe ¼ kg
Bumbu ¼ kg
Kentang ¼ kg
Ikan asin ¼ kg
Biskuit 4 bungkus
Spritus 1 liter
4. Anggaran Biaya
o Biaya Logistik
Nasi Sarden +
Mie + Sayur +
Malam Cadas Marapi
Kerupuk, Air,
( + 1430 kal)
Total 3480 kalori
Roti, Susu,
Pagi Energen, Cadas Marapi
( + 730 kal)
Roti, Energen,
Selasa, 27 Januari Taman
2015 Siang Kopi, Air
Edelweis
( + 870 kal)
Nasi Ikan + Telur
Sekretariat
Malam + Sayur, Air
MPALH
( + 1440 kal)
Total 3040 kalori
Gorengan, Kopi Sekretariat
Pagi
Rabu , 28 Januari ( + 530 kal) MPALH
2015
Nasi Telur + Sekretariat
Siang
Tempe + Ikan MPALH
( + 1205 kal)
Rumah Makan
Nasi Ikan
Malam Gunung
( + 1240 kal)
Medan
Total 2975 kalori
Kamis , 29 Januari Pop Mie
2015 Subuh Lubuk linggau
( + 455 kal)
DOKUMENTASI
Gunung Singgalang
Ekosistem di Cadas
Gunung Marapi
Taman Edelweis