Dosen:
Adi Susilo, Pd.D dan Irwan, M.Sc
Oleh:
125090700111001
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbilalamin.
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
fieldtrip ini dengan tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada bapak Adi Susilo, Ph.D dan bapak Irwan, M.Sc selaku
dosen mata kuliah Geologi yang telah membimbing kami. Tidak lupa terimakasih kami
haturkan kepada orang tua kami yang telah membantu memberikan motivasi serta nasihat
yang bermanfaat dalam proses pembelajaran. Serta terimakasih kepada rekan-rekan yang
telah memberikan motivasi bagi penulisan makalah ini.
Laporan ini merupakan tugas yang telah diberikan dan berisi tentang hasil
pengidentifikasian lokasi, mineral maupun batuan yang telah dilakukan pada tanggal 11
Mei 2013 di daerah Malang Selatan. Dengan adanya laporan ini, saya mengharapkan
dapat membantu pembaca dalam mengetahui bagaimana dan apa saja yang dibutuhkan
pengidentifikasian di lapangan serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
penyusunan laporan yang akan datang.
Malang, 02 Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar
belakang
ini
diadakannya
adalah
untuk
kuliah
meningkatkan
bagaimana
bentukbentuk
fisik
dari
suatu
singkapan, bagaimana
bagaimana
sendiri
proses
karakteristik
terjadiannya
suatu
batuan
batuan
dan
serta
mineral
itu
di alam.
Teori dasar yang diberikan di dalam perkuliahan pada
tidaklah
semudah
yang
penulis
bayangkan.
untuk
memahami
mentah
dilakukan.
teori
saja.
dengan
Namun,
Sehingga,
mahasiswa
menerima
materi
tersebut
secara
dituntut
untuk
mampu
mahasiswa
tidak
hanya
adalah
untuk
melakukan
pengamatan
secara
langsung
geologi
batuan
dan
mineral.
Dan
diharapkan
sebagai
berikut:
lokasi
pertama
dimulai
dari
Banteng
(mengidentifikasi
mineral
kaulin)
Desa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
2.1 Geologi Regional Kabupaten Malang
Malang Selatan merupakan bagian dari Kabupaten
Malang, Jawa Timur yang terletak pada 112 o1710.90 sampai
112o5700 Bujur Timur, 7o4455.11 sampai 8o2635.45 Lintang
Selatan. Ketinggian Kabupaten Malang adalah antara 440-667 di
atas permukaan air laut dan dikelilingi empat gunung yaitu
gunung Arjuno di sebelah Utara, gunung Semeru di sebelah
Timur, gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat dan gunung
Kelud di sebelah Selatan.
Kondisi iklim Kabupaten Malang yang pernah tercatat
rata-rata adalah pada suhu udara berkisar antara 22,7C - 25,1C.
Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan suhu minimum
18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% - 86%. Dengan
kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Kota
Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan
Februari, Nopember dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni
dan September, curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin
maksimum terjadi di bulan Mei, September dan Juli.
Ada empat jenis tanah dari Kota Malang.Yaitu alluvial kelabu
kehitaman dengan luas 6,930,267 ha, mediteran coklat dengan
luas 1.225.160 ha, asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat
dengan luas 1.942.160 ha dan asosiasi andosol coklat dan grey
humus dengan luas 1.765,160 ha. Struktur tanah di Malang ini
pada umumnya relatif baik. Namun, struktur tanah ini perlu
mendapatkan perhatian pada penggunaan jenis tanah andosol
yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah ini terdapat di
Kecamatan
lowokwaru
sekitar 15 %.
2.1.1 Fisiografi Regional
yang
mempunyai
relatif
kemiringan
sementara
di
sebelah
selatan
relatif
kurang
subur.
2.
3.
4.
morfologi
perbukitan
terjal,
yang
merupakan
inti
zona
fisiografi
Jawa
yang
dibuat
oleh
Van
dan
Berdasarkan aspek
stratigrafinya
struktur
bagian
dan
(tektonostratigrafi).
stratigrafi,
timur menjadi
Smyth
empat
et
al.
zona
Volcanic
Arc), (3)
Zona
Kendeng (Kendeng
dan
batupasir
seperti
yang
terdapat
dalam
Formasi
bersekuen
transgresif
yang
terdiri
dari
batubara,
periode
ketika
volkanisme
Oligo-Miosen
jauh
diendapkan
kembali
sebagai
sekuen
endapan
barat
Jawa
Timur
yaitu
di
Kompleks
Basement
dan
mengandung
sekuen
yang
tebal
sedimen
Bagian Timur
yang
berarah
timur-barat
(Pertamina-BPPKA,
1996;
berkembang
sampai
ke
daratan
Jawa
bagian
timur.
awal
Tersier,
setelah
jalur
konvergensi
ini
berkembang
menjadi
struktur
regangan
dan
Graben
Tuban,
JS-1
Ridge,
dan
Central
membahas
tentang
sifat-sifat
dan
bahan-bahan
yang
yang
bekerja
baik
didalam
maupun
diatas
Bagian
Luar
(Outer
Core);
Mantel;
dan
Kerak
Bumi
(Lithosphere)
Menurut
Noor
(2009), susunan
interior
bumi
dapat
bumi,
yaitu
misalnya
dengan
metoda
pengukuran
menjadi
Longitudinal
dan
gelombang
gelombang
Primer
Sekunder
(P)
(S)
atau
atau
gelombang
gelombang
menjalar
pada
material
berfasa
padat
maupun
Pada
gambar
2.4
diperlihatkan
Pada
gambar
2.5 diperlihatkan
cair,
namun
terjadi
perubahan
kecepatan
rambat
3.1):
Triklin,
Monoklin,
Tetragonal,
Orthorombik,
tertentu.
Besarnya
ditentukan
oleh
unsur-unsur
belah
pecah
(fracture): Mineral
melalui
suatu
mempunyai
bidang
yang
kecenderungan
mempunyai
arah
Dapat
dikatakan
bahwa
bidang
tersebut
dengan
warna
terang,
diindikasikan
banyak
mengandung
aluminium.
5. Kekarasan (hardness): Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa
sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral.
Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap
kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya
apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka
mineral yang tergores adalah mineral yang relative lebih lunak
dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral
mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan
Mohs.
6. Goresan
pada
mempunyai
bidang
goresan
pada
(streak): Beberapa
bidangnya,
jenis
seperti
mineral
pada
mineral
dibagi
menjadi
dua
kelompok,
yaitu
kelompok
dan
unsur
tertentu.
Susunannya
lebih
sederhana
kandungan
senyawa
kimia
(kandungan
: Silika >65%
: Silika 65-52%
: Silika 52-45%
: Silika <45%
1. Nama Batuan
2. Warna: segar dan lapuk
3. Komposisi Mineral
4. Tekstur
Tingkat kristalisasi atau derajat kristalisasi :
a)
kristal-kristal.
Holohialin, batuan beku yang hampir seluruhnya terdiri atas
gelas.
c)
gelas.
Ukuran butir :
a)
b)
Afanitik,
yaitu
apabila
batuan
terdiri
dari
mineral-mineral
berbutir halus
c)
mineral-mineral
berbutir
halus
(masa dasar).
Bentuk Kristal
a)
Euhedral
b)
c)
Anhedral
Equigranular :
batuan
beku
yang
hamoir
sama
bentuk
ukurannya
b)
c)
Panidiomorf :
sebagian
kristalnya
dibatasi
oleh
bidang
kristalEuhedral
d)
e)
Alotriomorf :
seluruh
mineral
yang
menyusunnya
berbentukanhedral
5.
sedimen
merupakan
batuan
yang
ada
sebelumnya
atau
hasil
aktivitas
kimia
maupun
kedudukan
awal
pengendapan
suatu
lapisan
pelapukan,
erosi,
transportasi,
sedimentasi
dan
kalau
perlu
bisa
dibantu
dengan
dari
mencerminkan
butirn
energi
atau
komponennya.
sedimentasi
Besar
lingkungannya.
butir
ini
Sebagai
dengan
telah
Menyudut (angular)
b)
c)
d) Membundar (rounded)
e)
Kemas
Hubungan
antar
butir
penyusun
bila
butirannya
batuan.
Bila
kemasnya tertutup.
tidak
saling
berhubungan
kemasnya terbuka.
atas
lapisan,
(top)
arah
dan lapisan
arus
purba
bawah
dan
(bottom)
interpretasi
dari
suatu
lingkungan
pengendapan.
a. Struktur Sedimen Primer : terbentuk bersamaan dengan proses
pengendapan
Graded bedding, gradasi butiran yang menghalus kearah atas.
Paralel lamination, lapisan yang memiliki ketebalan < 1 cm.
Ripple mark (gelembur gelombang)
b. Struktur
Sedimen
Sekunder
terbentuk
setelah
proses
pengendapan.
Struktur erosional, terbentuk karena oleh arus.
Struktur deformasi, terbentuk oleh adanya gaya.
Struktur biogenik, terbentuk oleh aktifitas hewan-hewan.
5.
6.
7.
Pemilahan
Terpilah baik (well sorted), besar butirnya seragam.
Terpilah menengah (medium sorted), besar butirnya relatif
seragam.
Terpilah buruk (poor sorted), beasr butirnya tidak seragam.
8.
bersifat karbonatan.
9.
Kandungan Fosil
perubahan
komposisi
mineral,
tekstur
dan
struktur
proses
metamorf
akibat
dari
pengaruh
tidak
kekar(joint). Kekar
adalah
struktur
yang
paling
dari
suatu
batuan
yang
ditunjuk
sebagai
suatu
bidang
dalam
batuan
tersebut
yang
diakibatkan
sehingga
memiliki
sayap
lipatan
yang
relative
mendatar).
2.2.4. Sesar atau Fault
Sesar merupakan
mengalami
suatu
pergeseran. Jadi
bidang
biasanya
rekahan
kekar
yang
terjadi
telah
terlebih
mengalami
pergeseran
diakibatkan
tekanan
yang
pengamatan/singkapan
(stasiun)
Kota,
digunakan dalam
Desa,
metode
ini
dll.
Titik
patokan yang
dikenal
di
pada
metode
lapangan
ini adalah
dengan
cara
yang
digunakan
dan pita
ukur atau
m). Pada
metode
dengan
keinginan
skala
ini,arah
dalam
metode
ini adalah
geologi (biasanya
lintasan
pemeta.
dapat
Sehingga
kompas
berukuran
ditentukan
5-50
sesuai
dianggap merupakan
2. Palu Geologi
Palu
geologi
dapat
digunakan
batu, mengambilmineral
untuk memecahkan
dan
singkapan
fosil
atau
singkapan
dari
mencari
dari
sampel
tanahatau
menutupinya dan
diambil
diperkirakan
gambar
ukuran
dan
menggunakan
warna
kamera,
batuan
atau
akan
dapat
mineral
yang
sebenarnya.
6. Kantung Sampel
Kantung sampel digunakan sebagai tempat untuk menyimpan
atau membungkus batuan atau mineral sample yang telah
ditemui dan diteliti.
7. Kamera
Dalam fieldtrip ini,
kamera
digunakan
untuk
mengambil
dan
ditemukan
terdapatnya
endapan
kapur
di
gambar
menggunakan
rendahan
dan
foto
maupun
Earth,
disampingnya
gambar
terlihat
lebih
melalui
jelas
tinggi.
penyorotan
bahwa
Telah
terdapat
dijelaskan
penelitian,
hal
ini
mengindikasikan
terdapatnya
pergerakan
kedua
adalah
di
desa
Argotirto
tepatnya
di
diatas
merupakan
hasil
pengambilan
gambar
satunya
disebabkan
karena
kandungan
awal
dari
kimianya
yaitu
Al2Si4O10(OH)2,
piropilit
tergolong
keempat
adalah
di
desa
Kedung
Bantheng,
yang diteliti adalah zeolit. Cuaca ketika itu cerah dengan posisi
yang
tinggi.
Hal
ini
terbukti
ketika
batuan
ini
memiliki
porositas
yang
baik.
Sebagian
berwarna
termasuk
golongan
mineral
karbonat
yang
dipermukaannya.
Hal
tersebut
dikarenakan
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian fieldtrip yang telah
dilakukan, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa
ditemukan beberapa mineral serta batuan di daerah malang
selatan yang mempunyai beberapa manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa mineral dan batuan tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda menurut tempat asal
terbentuknya, proses terjadinya serta komposisinya. Sehingga
mengakibatkan ciri fisik yang berbeda-beda pada tekstur,
struktur, kilap, cerat, warna dan lain sebagainya.
Dalam fieldtrip ini penulis juga menyimpulkan bahwa
mengidentifiksi mineral ataupun batuan secara langsung tidaklah
semudah ketika mendapatkan teori mentah begitu saja.
Pengambilan sampelnya pun perlu beberapa alat. Sehingga
diperlukan buku panduan serta beberapa alat untuk membantu
memudahkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R. W. Van. 1949. Geology of Indonesia; vol. IA General
Geology. Dikutip
dari http://www.scribd.com/doc/99418710/Geologi-RegionalPulau-Jawa. pada tanggal 2 Juni 2013, pukul 17.45 WIB.
Endarto, Danang. 2009. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Pess
Noor, Jauhari. 2009. Pengantar Geologi. Pakuan: CV. Graha Ilmu.
Ulfa, Miftah. 2008. Dikutip
dari http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/620/jbptitbpp-gdlmiftahulfa-30999-3-2008ta-2.pdf. pada tanggal 2 Juni 2013, pukul
15.45 WIB.
Widyaningsih. 2004. Dikutip
darihttp://repository.upnyk.ac.id/1195/1/skripsi_Widyaningsih_E_P
.pdf.pada tanggal 2 Juni 2013, pukul 13.45 WIB.