Anda di halaman 1dari 15

TUGAS GEOMORFOLOGI

MENGENAL SESAR-SESAR DI SULAWESI TENGGARA AKIBAT PROSES


ENDOGEN

OLEH
JOSHUA PURBA
NIM: G2S122005

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU GEOGRAFI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Geomorfologi merupakan studi yang mempelajari bentuklahan dan proses yang
mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan
proses-proses itu dalam susunan keruangan 1(Verstappen,1983). Proses geomorfologi
adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang mengakibatkan
modifikasi permukaan bumi 2(Thornbury, 1969). Penyebab proses geomorfologi
adalah benda-benda alam yang dikenal dengan benda-benda alam berupa angin dan air.
Proses geomorfologi dibedakan menjadi dua yaitu proses eksogen (tenaga asal luar
bumi) yang umumnya sebagai perusak dan proses endogen (tenaga yang berasal dari
dalam bumi) sebagai pembentuk, keduanya bekerja bersama-sama dalam merubah
permukaan bumi.

GAMBAR 1. PROSES GEOMORFIK

1
Verstappen, H. Th. 1983. Applied Geomorphology. Amsterdam: Elsevier.

2
Thornbury, W.D. 1969. Principles of Geomorphology. New York: John Wiley and Sons.
Dari kalimat itu kita bisa menyimpulkan bahwa segala yang terjadi dalam
permukan bumi ini telah di pelajari dari beberapa waktu yang lalu, salah satu contohnya
yaitu proses geomorfologi yang telah di pelajari dan di kembangkan oleh beberapa ahli
sehingga kita bisa membaca asal usul terjadinya bentuk-bentuk lahan ataupun bentang
alam yang terjadi sekarang di permukaan bumi ini. Dalam makalah kali ini penulis akan
membahasan Sesar-sesar di Sulawesi Tenggara sebagai proses Geomorfik dalam hal
ini proses Endogen.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud proses Endogen dalam proses geomorfologi?
2. Bagaimana karakterisiktik Sesar-sesar di Sulawesi Tenggara akibat proses
Endogen?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuai proses Endogen dalam proses geomorfologi.
2. Untuk mengetahui karakteristik Sesar-sesar di Sulawesi Tenggara akibat proses
Endogen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Endogen


3
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi, tenaga endogen ini sifatnya membentuk
permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan
bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau
jurang.
Secara umum tenaga endogen dibagi dalam 3 jenis yaitu tektonisme,
vulkanisme dan seisme atau gempa.

1.Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
terjadinya diskolasi (perubahan letak) patahan, retakan pada kulit bumi dan batuan.
Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik
dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.
Orogonesa adalah pembentukan kulit bumi yang terjadi dalam waktu yang
cepat dan cangkupan wilayah yang sempit, sedangkan epirogenesa adalah
pembentukan kulit bumi yang terjadi dalam waktu yang lambat dan cangkupan
wilayah yang luas.

2. Vulkanisme
4
Vulkanisme adalah fenomena meletusnya batuan cair (magma) ke permukaan
Bumi. Vulkanisme sebenarnya sebagai akibat dari kegiatan tektonisme. Kegiatan

3
Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan . Jogjakarta: Graha Ilmu.

4
https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/glossary/vulkanisme
tektonisme ini akan mengakibatkan retakan – retakan pada permukaan bumi yang
menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer kelapisan atasnya bahkan sampai
ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme.

3. Gempa Bumi

5
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan
lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa
gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Gempabumi merusak yang pernah terjadi di Sulawesi Tenggara tercatat terakhir
pada tanggal 25 April 2011, pusat gempa berada di 55 Km Tenggara Kendari tepatnya
berada di Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan dengan kekuatan Magnitudo
6.0 SR. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui
akibat gempa tersebut tercatat 4000 orang mengungsi, 19 korban luka ringan, 270
rumah rusak berat, 119 rumah rusak sedang, dan 344 rumah rusak ringan.

6
2.2 Sesar-sesar di Sulawesi Tenggara
Gempabumi yang terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara kebanyakan
disebabkan oleh aktivitas sesar-sesar lokal di wilayah tersebut. Menurut Pusat Studi
Gempa Nasional (2017) setidaknya terdapat 4 sesar aktif di wilayah Sulawesi
Tenggara dan 1 sesar aktif di Sulawesi Tengah yang aktivitasnya juga dirasakan

5
BMKG, http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php
6
Pusat Studi Gempa Nasional, 2017, Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun
2017, Jakarta: Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
hingga wilayah Sulawesi Tenggara. Gambar menunjukkan lokasi sesar-sesar aktif di
Pulau Sulawesi.

Gambar 2. Sesar aktif di Pulau Sulawesi

(Pusat Studi Gempa Nasional, 2017)


Adapun aktivitas sesar-sesar aktif di atas dijelaskan sebagai berikut:
1. Sesar Buton
Sesar Buton terletak di ujung selatan wilayah Sulawesi tenggara. Sesar ini
terdiri atas dua segmen yaitu segmen A dan Segmen B. Segmen A melintang pada
bagian timur Pulau Muna dengan mekanisme patahan normal, sudut dip 60°, dan
panjang segmen mencapai 29 km. Untuk nilai Maginitudo Maksimum pada Segmen A
yaitu Mmax 6,2.

Gambar 3. Sesar Buton Segmen A

Sedangkan Segmen B melintang pada bagian barat Pulau Buton dengan


mekanisme patahan strike-slip, sudut dip 90°, dan panjang segmen mencapai 60 km.
Untuk nilai Magnitudo Maksimum pada Segemen B yaitu Mmax 7,1. Studi geodesi
belum dapat mengestimasi sliprate geodetic yang berhubungan dengan pergerakan
sesar Buton. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan data geodesi yang terdapat pada
wilayah tersebut.
Gambar 4. Sesar Buton Segmen B

2. Tolo Thrust
Sesuai dengan namanya, sesar tersebut berada di perairan Teluk Tolo yang
merupakan bagian dari Laut Banda. Bentuk dari sesar ini menyerupai lengkungan
busur yang melintang di timur daratan Sulawesi Tenggara. Sesar ini memiliki
mekanisme sesar naik (reverse) dengan dip 45°W dan panjang segmen mencapai 120
km. Berdasarkan studi geodesi terhadap sesar ini diketahui bahwa, Sesar Tolo
mengalami pergeseran antara 2-16 mm pertahun.

3. Sesar Lawanopo
Sesar Lawanopo melintang secara diagonal membelah daratan Sulawesi
Tenggara. Letaknya berada di selatan Sesar Matano. Sesar ini memiliki mekanisme
sesar strike-slip mengiri dengan sudut dip 90° dan panjang mencapai 130 km. Untuk
nilai Magnitudo Maksimum yaitu Mmax 7,5.
Gambar 5. Sesar Lawanopo

4. Sesar Kendari
Sesar Kendari membentang di wilayah kota Kendari dan Kabupaten Konawe
Selatan di Sulawesi Tenggara. Letaknya di antara Sesar Tolo, Sesar Lawanopo, dan
Sesar Buton. Sesar ini terdiri atas 3 segmen yaitu Kendari North, Kendari Central dan
Kendari South. Sampai saat ini mekanisme sesar ketiga segmen tersebut masih belum
dapat teridentifikasi. Adapun segmen Kendari North memiliki dip 90° dan panjang
segmen mencapai 24 km. Untuk nilai Magnitudo Maksimum yaitu Mmax 6,5.
Gambar 5. Sesar Kendari Segmen North

Segmen Kendari Central memiliki dip 90° dan panjang segmen mencapai 11
km dan nilai Magnitudo Maksimum 7,4.

Gambar 6. Sesar Kendari Segmen Central


Untuk segmen Kendari South memiliki dip 90°, panjang segmen mencapai 10
km, dan nilai Magnitudo Maksimum Mmax 6,3. Berdasarkan studi geodesi, sesar ini
masih belum dapat diidentifikasi nilai sliprate-nya karena keterbatasan data pada sesar
tersebut.

Gambar 7. Sesar Kendari Segmen South

5. Sesar Matano
Sesar Matano terletak di Sulawesi Tengah dan merupakan perpanjangan dari
Sesar Palu-Koro. Letaknya yang memanjang hingga utara Sulawesi Tenggara membuat
aktivitas sesar ini sering berdampak hingga bagian utara Sulawesi Tenggara. Sesar ini
melintang dari arah barat laut ke tenggara dan memotong Danau Matano di Sulawesi
Tengah. Sesar ini memiliki 6 segmen yaitu segmen Kuleana, segmen Pewusai, Segmen
Matano, Segmen Pamsoa, segmen Ballawai dan Segmen Geressa. Namun segmen yang
aktivitasnya paling terasa di wilayah Sulawesi Tenggara adalah segmen Ballawai dan
Geressa. Hampir seluruh segmen dari sesar Matano berjenis left lateral strikeslip,
kecuali segmen Pewusai dengan mekanisme sesar naik (reverse). Segmen Ballawai dan
Geressa sebagai segmen terdekat dengan wilayah Sulawesi Tenggara masing-masing
memiliki dip 90° dan 91° dan panjang masing-masing mencapai 44 km dan 26 km.
Sarsito dkk (2010), mengidentifikasi bahwa Sesar Matano memiliki kuncian (locking)
yang besar yang menandakan sesar ini aktif dan berpotensi menghasilkan gempabumi
besar. Sesar matano secara keseluruhan segmennya memiliki nilai laju geser sebesar
14 hingga 44 mm pertahun. Nilai tersebut didapat berdasarkan estimasi geodetic yang
dilakukan pada sesar tersebut. Tabel 1 Menunjukkan identifikasi sesar-sesar lokal di
Sulawesi Tenggara.

No. Nama Sesar Segmen Mekanisme Attitude Panjang Segmen


Strike Dip Maksimum
1 Matano Fault Ballawai Left-Lateral 90 26
SS -
2 Matano Fault Geressa Left-Lateral 91 80
SS -
3 Buton A Normal - 60 29
4 Buton B SS - 90 60
5 Lawanopo - SS - 90 130
6 Tolo Thrust - Reverse - 45W 120
7 Kendari Fault North Unknown - 90 24
8 Kendari Fault Central Unknown - 90 11
9 Kendari Fault South Unknown - 90 10
Tabel 1. Daftar sesar lokal Sulawesi Tenggara
(Pusat Studi Gempa Nasional, 2017)
Keaktifan sesar-sesar di atas juga dapat dilihat dari nilai sliprate yang dimiliki
masing-masing sesar tersebut. Nilai sliprate terbesar terdapat pada pergeseran sesar
Matano sedangkan yang terkecil terdapat pada pergeseran sesar Tolo disamping sesar
Kendari yang belum diketahui nilai sliprate-nya. Gambar 8 menunjukkan nilai sliprate
masing-masing sesar di Pulau Sulawesi.

Gambar 8. Peta sesar aktif di Sulawesi beserta nilai sliprate-nya


(Pusat Studi Gempa Nasional, 2017)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi, tenaga endogen ini sifatnya
membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu
daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen
ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain
permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara
umum tenaga endogen dibagi dalam 3 jenis yaitu tektonisme, vulkanisme
dan seisme atau gempa.
2. Sesar-sesar aktif di Sulawesi Tenggara akibat proses Endogen yaitu Sesar
Buton, Tolo Thrust, Lawanopo, Kendari, dan Matano.

3.2 Saran
1. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai proses-proses Endogen.
2. Perlu adanya tindak lanjut oleh pihak terkait dalam melakukan tata ruang di
tiap daerah dengan mempertimbangkan tingkat keaktifan sesar-sesar di
Sulawesi Tenggara untuk mencegah kerugian akibat bencana gempa bumi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] BMKG, http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php

[2] https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/glossary/vulkanisme
[3] Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan . Jogjakarta: Graha Ilmu
[4] Pusat Studi Gempa Nasional, 2017, Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia
Tahun 2017, Jakarta: Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

[5] Thornbury, W.D. 1969. Principles of Geomorphology. New York: John Wiley
and Sons.

[6] Verstappen, H. Th. 1983. Applied Geomorphology. Amsterdam: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai