Anda di halaman 1dari 9

Nama : Figalang Firmantama Destahara

NPM : 2023250053p
Kelas : Teknik Sipil Karyawan Transisi 2023

Judul : Pemodelan Sumber Gempa di Wilayah Sulawesi Utara Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa
Bumi
Penulis : Guntur Pasau dan Adey Tanauma
Jurnal : Jurnal Ilmiah Sains, Vol. 3, No. 2, Tahun 2012
1) Resume:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya percepatan tanah maksimum di batuan dasar akibat
gempa bumi di wilayah Sulawesi Utara. Hasil analisis pemodelan sumber gempa menunjukkan bahwa nilai
percepatan tanah maksimum di batuan dasar pada beberapa kota besar di Sulawesi Utara cukup tinggi.
Nilai percepatan tanah maksimum yang tertinggi adalah Kota Gorontalo dengan nilai percepatan sekitar
0,5g, kemudian disusul oleh Kota Bitung sebesar 0,4g, dan Kota Manado sebesar 0,25g.
2) Latar belakang:
Latar belakang penelitian ini menjelaskan tentang pentingnya pembelajaran matematika, permasalahan
dalam pembelajaran matematika, dan metode pembelajaran berbasis proyek.
3) Tujuan penelitian:
Tujuan penelitian ini menjelaskan tentang tujuan umum dan tujuan khusus penelitian.
4) Metode penelitian:
Metode penelitian ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen
penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
5) Hasil penelitian:
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang hasil uji hipotesis dan hasil analisis data.
6) Kesimpulan:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Sulawesi Utara memiliki potensi gempa bumi yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi bencana gempa bumi yang lebih serius di wilayah
Sulawesi Utara.
PEMODELAN SUMBER GEMPA DI WILAYAH SULAWESI UTARA
SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI 1)
Guntur Pasau2) dan Adey Tanauma2)
e-mail: pasaujunior@gmail.com
1)
Penelitian IPTEK dan Seni dengan Biaya DIPA Unsrat Tahun 2011
2)
Progran Studi Fisika FMIPA Universitas San Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK
Pemodelan sumber gempa di wilayah Sulawesi Utara telah dilakukan. Pemodelan sumber gempa
menggunakan teori probabilitas total merupakan salah satu upaya mitigasi dalam mengetahui
besarnya percepatan suatu gerakan tanah yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi. Analisis
perhitungan percepatan tanah maksimum di batuan dasar meliputi probabilitas terlampaui 10%
dalam 50 tahun. Hasil analisis pemodelan sumber gempa yang telah dilakukan didapatkan bahwa
nilai percepatan tanah pada beberapa kota besar di Sulawesi Utara cukup tinggi. Nilai percepatan
tanah maksimum yang tertinggi adalah Kota Gorontalo dengan nilai percepatan sekitar 0,5g
kemudian disusul oleh Kota Bitung sebesar 0,4g, dan Kota Manado sebesar 0,25g.
Kata Kunci: pemodelan, sumber gempa, probabilitas, percepatan, batuan dasar.

EARTHQUAKE SOURCE MODELING OF NORTH SULAWESI REGION AS


AN EFFORT OF EARTHQUAKE DISASTER MITIGATION
ABSTRACT
Earthquake source modeling of North Sulawesi region was carried out. The earthquake source
modeling using the theory of total probability is one of the mitigation efforts in knowing the
magnitude of the acceleration of the ground motion caused by an earthquake. Analysis of the
calculation of the maximum ground acceleration at bedrock includes the probability of
exceedance 10% in 50 years. The results of the earthquake source modeling analysis has been
done found that the ground acceleration values in some major cities in North Sulawesi is quite
high. The maximum ground acceleration value of the highest is the of Gorontalo City with a value
of about 0.5 g acceleration was followed by the Bitung City of 0.4 g, and the Manado City of 0.25
g.
Keywords: modeling, earthquake source, probability, accelearation, bedrock

PENDAHULUAN

Indonesia terletak pada batas


pertemuan tiga lempeng besar dunia yang
sangat aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng Indo-Australia serta
satu lempeng mikro yaitu lempeng mikro
Filipina, karena itu maka wilayah Indonesia
sangat rawan terhadap bencana gempa-
gempa tektonik (Gambar 1).

Gambar 1. Tatanan tektonik di Indonesia


(Bock dkk, 2002).
Pasau dan Tanauma: Pemodelan Sumber Gemapa Di ……. 203

Akibat tumbukan antara lempeng itu percepatan suatu gerakan tanah yang
maka terbentuk daerah penunjaman atau diakibatkan oleh suatu gempa bumi.
subduksi. Daerah penunjaman oleh lempeng
Indo-Australia memanjang di sebelah Barat
Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa TINJAUAN PUSTAKA
hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa
Tenggara bergerak ke utara sekitar 50-70 Tektonik Sulawesi Utara dan Sekitarnya
mm/tahun. Kemudian di sepanjang tepian
Pulau Sulawesi dan sekitarnya,
Lempeng Kepulauan dari Pulau Timor ke
khususnya Sulawesi bagian utara merupakan
arah Timur dan terus memutar ke Utara
salah satu margin aktif yang paling rumit
berlawanan arah jarum jam menuju wilayah
dalam jangka waktu geologi, struktur dan
perairan Maluku, Lempeng Benua Australia
juga tektonik. Wilayah ini merupakan pusat
menabrak dengan kecepatan sekitar 70
pertemuan tiga lempeng konvergen, karena
mm/tahun. Jadi di wilayah ini yang terjadi
interaksi tiga kerak bumi utama (lempeng) di
bukan penunjaman lempeng lautan lagi tapi
masa Neogen (Simandjuntak, 1992).
zona tumbukan lempeng benua terhadap
Konvergensi ini menimbulkan
lempeng kepulauan. Di utara Indonesia
pengembangan semua jenis struktur di
Timur, Lempeng Pacifik menabrak sisi utara
semua skala, termasuk subduksi dan zona
Pulau Irian dan pulau-pulau di utara Maluku
tumbukan, sesar dan thrust. Saat ini sebagian
dengan kecepatan 120 mm/tahun, dua kali
besar struktur Neogen dan beberapa struktur
lebih cepat dari kecepatan penunjaman
pra-Neogen masih tetap aktif atau aktif
lempeng di bagian sisi Barat dan Selatan
kembali. Struktur utama termasuk Subduksi
Indonesia. Sementara yang lebih kompleks
Sulawesi Utara(North Sulawesi Trench /
dan rumit adalah penunjaman pada
Minahasa Trench), Sesar Gorontalo, Sulu
pertemuan antara beberapa lempeng yang
Thrust, dan tumbukan ganda laut Maluku
terjadi dibagian utara pulau Sulawesi dan
(Molluca sea collition) seperti ditampilkan
kawasan Laut Maluku. Di kawasan ini
dalam Gambar 2.
terdapat subduksi ganda, akibat subduksi
(penunjaman) lempeng Pasifik terhadap
lempeng Eurasia menimbulkan dua busur
melengkung yang arahnya berbeda, yaitu
busur Halmahera dan Busur Mayu-Sangihe.
Busur Mayu sejajar dengan Halmahera,
menunjam ke arah timur. Sedang Busur
Halmahera menunjam ke barat mengarah ke
Filipina dan Perairan Maluku.
Tekanan dahsyat karena pergerakan
dari empat lempeng besar bumi ini
menyebabkan interior lempeng bumi dari
Kepulauan Indonesia terpecah-pecah
menjadi bagian-bagian kecil kerak bumi
yang bergerak antara satu terhadap lainnya
yang dibatasi oleh patahan-patahan aktif.
Karena itu, kepulauan Indonesia berada pada Gambar 2. Peta tektonik utama Pulau
daerah yang mempunyai aktivitas gempa Sulawesi (Hall dan Wilson, 2000).
bumi cukup tinggi yang mengakibatkan
bencana alam akibat gempa bumi di Zona Subduksi Sulawesi Utara
Indonesia makin sering terjadi. Berkaitan
dengan kondisi tersebut, salah satu upaya Subduksi Sulawesi Utara (North
yang bisa dilakukan untuk meminimalkan Sulawesi Trench) diinterpretasikan
dampak bencana gempa adalah menyiapkan merupakan zona subduksi konvergen antara
semua prasarana yang dibangun di Indonesia Laut Sulawesi dan Lengan Utara Sulawesi.
yang tahan terhadap gempa. Pemodelan Zona subduksi Sulawesi Utara termasuk
sumber gempa merupakan salah satu upaya kedalam sistim penunjaman yang relatif tua
mitigasi dalam mengetahui besarnya (dying subduction) yang robekannya
204 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

berkembang ke arah timur sepanjang tepian terpisah (discrete). Bertitik tolak dari data-
utara Sulawesi. Penunjaman Sulawesi Utara data tersebut yang ada, Kertapati (2006) dan
menyusup dengan sudut kemiringan sekitar Irsyam, dkk (2008) mengenali dan
140 dan zone benioff menunjam sampai membedakan ada tiga lajur sumber gempa
kedalaman 170-180 km, dengan sudut bumi di Wilayah Indonesia, yaitu:
kemiringan sekitar 450. Magnitudo a. Zona Penunjaman / Subduksi, yaitu jalur
maksimum (Mmax) gempa bumi di zona tempat terjadinya gempa bumi disekitar
Subduksi Sulawesi Utara mencapai 8,0 pertemuan antara dua lempeng dimana
dengan periode ulang gempa bumi sekitar lempeng samudera menunjam ke dalam
234 tahun (Kertapati, 2006). lempeng benua atau dua lempeng benua
saling menumpu.
Sesar Gorontalo b. Zona patahan patahan kerak bumi
Pada bagian utara Pulau Sulawesi, dangkal “shallow crustal fault zone”
secara morfologi akan terlihat kenampakan tempat terjadinya gempa bumi di dalam
empat segmen sesar (Hall dkk, 2000). kerak bumi dangkal.
Bagian tengah dari utara Pulau Sulawesi c. Zona menyebar (diffuse) yaitu jalur
terbagi kedalam tiga block yang kecil. Pada sumber gempa yang diasumsikan
bagian timur dari lengan utara Pulau sebagai daerah yang mempunyai potensi
Sulawesi diberi nama Block Manado, yang kegempaan yang sama.
bebas dari pengaruh North Sula Block.
Sehingga secara geologi jelas terlihat Analisis Seismik
pemisahan yang diakibatkan adanya Sesar Metode yang sering digunakan
Gorontalo. Sesar Gorontalo yang dalam analisis seismik hazard adalah
memanjang dari arah barat laut ke tenggara metode probabilistik. Metode Probabilitas
yaitu mulai Laut Sulawesi melewati Total yang dikembangkan McGuire (1976)
Gorontalo hingga perairan Teluk Tomoni, berdasarkan konsep probabilitas dari Cornell
dan mekanisme sesarnya adalah sesar (1968). Teori ini menggunakan asumsi
menganan (right lateral slip). bahwa suatu kejadian gempa dengan
magnitude, M dan jarak hiposenter, R
Zona Tumbukan Laut Maluku sebagai variabel acak indenpenden yang
Di bawah zona tumbukan Laut kontinu. Teori probabilitas total dapat
Maluku yang memanjang dalam arah utara- dinyatakan dalam formula dasar sebagai
selatan telah diamati adanya suatu berikut,
penunjaman slab dari lempeng laut Maluku
dengan konfigurasi penunjaman yang sangat
…….. (1)
unik, dimana slab dari lempeng yang sama
dimana,
menunjam ke dua arah yaitu barat dan timur
fM : fungsi distribusi magnitude
berbentuk seperti U terbalik. Berdasarkan
fR : fungsi distribusi jarak hiposenter
tomogram kartun 3D, nampak bahwa
P [I > i |m dan r]: probabilitas bersyarat dari
konfigurasi slab lempeng laut Maluku yang
intensitas I yang melampaui nilai i
menunjam ke barat mempunyai kemiringan
pada lokasi yang ditinjau untuk
yang lebih tajam daripada yang tersubduksi
kejadian gempa dengan magnitude m
ke timur. Hal ini barangkali disebabkan oleh
dan jarak hiposenter r
bergesernya seluruh sistim tumbukan di
Maluku ke barat oleh akibat desakan dari
lempeng Pasifik yang bergerak ke barat
(Widiyantoro, 2007).

Pemodelan Sumber Gempa


Pemodelan sumber gempa bumi atau
pembuatan model-model seismotektonik
harus dilakukan dengan berdasarkan indikasi
data geologi, geodesi, geofisika dan
seismologi yang mengandung informasi
struktur seismogenik menerus ataupun yang
Pasau dan Tanauma: Pemodelan Sumber Gemapa Di ……. 205

Parameter Gempa kedalam skala magnitudo momen (moment


Frekuensi atau jumlah gempa bumi magnitude, Mw). Momen magnitudo
adalah merupakan karakteristik basis dari merupakan besaran magnitudo gempa yang
aktifitas seismik di suatu daerah selama terbaik dan konsisten dalam menunjukkan
selang waktu tertentu. Parameter ini besar kekuatan gempa. Dalam penelitian ini
merupakan model matematis yang hubungan empiris yang digunakan untuk
menggambarkan tentang aktifitas suatu penyeragaman magnitudo antara magnitudo
gempa yang terjadi pada batuan dasar di gelombang permukaan (Ms), magnitudo
suatu daerah. Metode Least Square atau gelombang badan (mb) dan momen
model Guttenberg-Ricter: frekuensi magnitudo (Mw) adalah persamaan yang
terjadinya gempa dengan magnitudo M≥m diusulkan oleh Scordilis (2006).
persatuan waktu, menurun secara
ekponensial dengan meningkatnya Sortir Gempa Utama
magnitudo gempa. Hubungan tersebut dapat Sortir gempa merupakan proses
dinyatakan sebagai berikut: pemisahan antara gempa utama (mainshock)
– ...................(2) dari gempa-gempa rintisan (foreshock) dan
N(m) : frekuensi terjadinya gempa gempa-gempa susulan (aftershock) dengan
dengan magnitude M≥ m per menggunakan kriteria rentang waktu dan
satuan waktu rentang jarak. Proses pemisahan gempa
M : magnitudo gempa. utama dari gempa-gempa rintisan dan
a : konstanta karakteristik daerah susulan ini menggunakan metode kriteria
gempa yang tergantung pada empiris yang diusulkan oleh Gardner dan
jangka waktu pengamatan dan Knopoff (1974), yang dalam proses
tingkat kegempaan daerah pemisahannya dilakukan dengan bantuan
sumbernya. software ZMAP (Wiemar, 2001).
b : konstanta karakteristik daerah
gempa yang menyatakan Identifikasi dan Pemodelan Zona Sumber
penyebaran relatif dari magnitude Gempa bumi
gempa pada sembarang sumber Pada langkah ini identifikasi dan
titik pada daerah gempa. pemodelan terhadap sumber gempa dan
mekanismenya meliputi lokasi, dimensi,
jenis mekanisme sumber gempa dan tingkat
METODE PENELITIAN aktifitasnya berdasarkan data gempa dari
katalog dan penelitian sebelumnya.
Studi Literatur dan Pengumpulan Data Ada tiga model sumber gempa yang
digunakan dalam studi ini yaitu:
Data yang digunakan dalam a. Sumber gempa sesar
penelitian ini adalah data gempa yang b. Sumber gempa subduksi
pernah terjadi disekitar pulau Sulawesi dari c. Sumber gempa background (gridded
bulan April tahun 1963 sampai bulan Juli seismicity).
2011. Data dikumpulkan dari dua katalog
yakni USGS dan ANSS. Parameter- Penentuan parameter seismik
parameter geologi, geodesi dan geofisika Penentuan parameter a dan b
yang digunakan bersumber dari studi ditentukan dari Guttenberg Richter
literatur (jurnal dan penelitian-penelitian recurrence relationship dengan
terdahulu lainnya). Wilayah katalog dari menggunakan analisis Least Square. Nilai a
1200BT-1300BT dan 20LS-50LU. Skala dan b ditentukan berdasarkan data yang
magnitudo minimum yang digunakan adalah dikelompokkan dari beberapa area ke dalam
Mw≥5 dengan kedalaman maksimum sebesar sekelompok data dengan analisa statistik
300km. model maximum likelihood. Estimasi
parameter a dan b menggunakan analisa
Penyeragaman Skala Magnitudo statistik model maximum likelihood karena
Penyeragaman skala magnitudo memberikan hasil yang lebih stabil karena
gempa ini dilakukan dengan cara memodelkan kemiringan garis bukan dari
mengkonversi berbagai skala magnitudo hasil fitting least square tiap magnitudo, tapi
206 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

kemiringan nilai tengah (mean) magnitudo HASIL DAN PEMBAHASAN


fungsi distribusi Gaussian.
Penyeragaman Skala Magnitudo
Penentuan Fungsi Atenuasi
Hasil dari penyeragaman data
Fungsi atenuasi memerlukan data
gempa selama selang pengamatan dari tahun
ground motions (peak ground acceleration)
1963 sampai tahun 2011 dengan magnitudo
yang cukup banyak supaya bisa
Mw≥5 dan mempunyai kedalaman
mendapatkan hasil regresi yang baik. Meski
maksimum sampai 300 km. Penyeragaman
saat ini banyak persamaan atenuasi yang
kedua katalog diplot seperti yang
dihasilkan, namun Indonesia sampai dengan
ditampilkan pada Gambar 3 dibawah ini:
saat ini belum memiliki data ground motions
yang cukup untuk pembuatan fungsi
atenuasi.

Penggunaan Logic Tree


Untuk mengatasi ketidakpastian
pada parameter yang digunakan ketika kita
melakukan perhitungan analisis seismik
hazard maka dalam software USGS PSHA
2007 digunakan sistim pembobotan pada
beberapa parameter. Model dari logic tree
dari satu seri nodal (node) yang
merepresentasikan titik dalam mana model Gambar 3. Plot data gempa di daerah
dispesifikasikan dan cabang yang Sulawesi Utara dan Sekitarnya dari
merepresentasikan model yang berbeda yang April 1963 hingga Juli 2011.
dispesifikasikan pada tiap nodal.
Penjumlahan probabilitas dari semua cabang Dari gambar-gambar plot data
yang dihubungkan dengan satu nodal tersebut didapatkan bahwa distribusi
nilainya harus sama dengan 1 (satu). kejadian gempa utama disetiap daerah atau
wilayah Sulawesi bagian utara hampir
merata. Ini berbarti bahwa wilayah ini sangat
Analisa Seismik Hazard
Analisis Seismik Hazard dilakukan rawan akan bencana gempa bumi. Gempa-
dengan bantuan program USGS-PSHA gempa dangkal banyak terjadi di sekitar Laut
2007. Adapun sumber gempa yang Maluku akibat aktivitas tumbukan ganda
digunakan adalah background source, fault laut Maluku. Sedangkan gempa-gempa
source dan subduction source. Hasil akhir menengah dan dalam kebanyakan terjadi
dari analisa hazard ini adalah meliputi peta disekitar Laut Sulawesi sebagai akibat
percepatan gempa maksimum di batuan gempa-gempa dalam dari tumbukan Laut
dasar pada periode T=0 detik atau biasa juga Maluku dan penunjaman lempeng Laut
disebut PGA (peak ground acceleration) Filipina. Di daratan Sulawesi Utara juga
untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 terjadi banyak gempa-gempa dangkal akibat
tahun. Resiko gempa adalah kemungkinan dari aktivitas subduksi Sulawesi Utara dan
terlampauinya (probability of exceedance) juga akibat dari sesar-sesar aktiv lainnya
suatu gempa dengan intensitas tertentu yang ada di wilayah ini.
selama masa bangunan. Nilai dari resiko
gempa secara matematik dinyatakan dalam Analisis Kejadian Gempa Utama
persamaan (3). Hasil pemisahan gempa utama dari
gempa rintisan dan gempa susulan tersebut
………. (3) ditampilkan seperti pada Gambar 4 berikut:
Rn 1 (1 Ra ) N
dimana,
Rn : resiko gempa
Ra : resiko tahunan 1/T
T : periode ulang gempa
N : masa guna bangunan
Pasau dan Tanauma: Pemodelan Sumber Gemapa Di ……. 207

acceleration (PGA) atau pada periode T=0.0


detik.

Model Sumber Gempa Background:


Identifikasi dan evaluasi tingkat
seismic hazard terhadap sumber gempa dari
background source perlu dilakukan dan
dianalisa pada studi area Sulawesi Utara dan
hasilnya ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 4. Plot data gempa utama


berdasarkan kriteria Gardner &
Knopoff (1974).

Pemodelan Sumber Gempa


Pemodelan sumber gempa dari suatu
wilayah adalah merupakan tahap awal dalam
analisa hazard gempa. Sumber gempa yang
digunakan dalam studi ini terdiri dari 3 (tiga)
yaitu, sumber gempa background, sumber
gempa sesar (fault) dan sumber gempa Gambar 5. Peta hazard di batuan dasar
subduksi (megathrust). Sumber gempa akibat sumber gempa
background dibagi menjadi dua yakni background
shallow background dengan kedalaman
hingga 50 km dan deep background dengan Dari gambar dapat dilihat bahwa
kedalaman lebih dari 50 km hingga 300 km. percepatan tanah maksimum di batuan dasar
Sumber gempa subduksi (megathrust) yang akibat sumber gempa background ini adalah
digunakan hingga kedalaman 50 km, sekitar 0.05-0.4g. Didaratan Sulawesi utara
sedangkan kedalaman diatas 50 km daerah yang mempunyai percepatan
diakomodasi oleh sumber gempa deep maksimum yang tinggi adalah sekitar
background. Sumber gempa subduksi yang Minahasa Selatan. Kemungkinan sumber
ditinjau dalam studi ini berasal dari subduksi gempa ini berasal dari gempa-gempa dalam
Sulawesi Utara. Sementara untuk sumber akibat aktivitas tumbukan laut Maluku yang
gempa sesar (fault) digunakan hingga mengarah kea rah barat. Dari nilai
kedalaman 30 km. percepatan yang tinggi ini, juga
kemungkinan diakibatkan oleh adanya
Sumber Gempa Subduksi aktivitas sesar-sesar yang belum
Untuk sumber gempa subduksi teridentifikasi dengan baik secara geologi.
(megathrust) Subduksi Sulawesi Utara
berdasarkan data-data historik yang ada Model Sumber Gempa Fault:
kemudian dilakukan analisa statistik dengan Model sumber gempa sesar (fault)
model maximum likelihood. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Sulu Thrust, tumbukan ganda laut maluku
Model Zona Sumber Gempa (West Sangihe Thrust dan East Sangihe
Analisa pemodelan sumber gempa Thrust) dan Sesar Gorontalo. Peta
atau probabilistic seismic hazard dilakukan percepatan puncak di batuan dasar untuk
dengan menggunakan software USGS PSHA probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun
2007 (Harmsen, 2007) yang telah dubuatkan akibat sumber gempa fault ditampilkan pada
interfacenya oleh Bella, R.A (2008) dimana Gambar 6.
jarak spasi site adalah 0.10 x 0.10 (lintang,
bujur). Daerah penelitian dari 1200BT – 1300
BT dan 20LS – 50LU. Analisa meliputi
probabilitas terlampaui 10 % dalam 50
tahun pada kondisi peak ground
208 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

gempa subduksi Sulawesi Utara adalah


hampir sepanjang lengan utara Sulawesi.
Sedangkan untuk penunjaman lempeng laut
Filipina pengaruhnya cukup kecil hanya
sekitar 0.05g. Besarnya percepatan puncak
maksimum yang diakibatkan oleh sumber
gempa megathrust ini adalah sekitar 0.05-
0.06g. Daerah yang sangat rentan terhadap
sumber gempa ini adalah bagian utara
lengan Sulawesi seperti Nampak pada
gambar di atas.

Gambar 6. Peta hazard di batuan dasar Model Sumber Gempa Gabungan


akibat sumber gempa Sesar (Combine Source)
(Fault) Peta percepatan puncak di batuan
dasar akibat kombinasi ketiga sumber gempa
Daerah-daerah yang mempunyai untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50
nilai percepatan yang cukup signifikan tahun ditampilkan pada Gambar 8. Dari
adalah daerah-daerah yang dekat atau berada gambar di bawah dapat dilihat bahwa
pada lintasan sumber gempa fault seperti daerah-daerah yang mempunyai percepatan
Kota Bitung, Gorontalo dan daerah-daerah gempa yang cukup tinggi adalah daerah-
sekitar bagian selatan Sulawesi utara. Besar daerah yang dekat dengan sumber gempa
nilai percepatan yang diakibatkan oleh sesar (fault) dan sumber gempa subduksi
sumber gempa sesar ini adalah sekitar 0.05- (megathrust). Dari hasil perhitungan analisis
0.06g. seismik hazard diperoleh nilai percepatan
gempa pada beberapa kota besar di Sulawesi
Model Sumber Gempa Subduksi Utara yang tertinggi adalah Kota Gorontalo
Peta percepatan puncak di batuan dengan nilai percepatan sekitar 0,5g
dasar untuk probabilitas terlampaui 10% kemudian disusul oleh Kota Bitung sebesar
dalam 50 tahun akibat sumber gempa 0,4g, dan Kota Manado sebesar 0,25g.
subduksi (megathrust) ditampilkan pada
Gambar 7. Pada Gambar 7 dapat dilihat
bahwa peta percepatan puncak akibat
sumber gempa subduksi (megathrust)
memberikan nilai yang cukup signifikan
pada daerah yang dekat dengan sumber dan
pengaruhnya hingga jarak yang cukup jauh
dari sumber.

Gambar 8. Peta hazard di batuan dasar


akibat gabungan (combine)
sumber gempa

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Gambar 7. Peta hazard di batuan dasar
akibat sumber gempa Subduksi Dari pemodelan sumber gempa yang
Daerah-daerah yang mempunyai telah dilakukan ditarik beberapa kesimpulan
percepatan yang cukup tinggi akibat sumber bahwa:
Pasau dan Tanauma: Pemodelan Sumber Gemapa Di ……. 209

1. Wilayah Sulawesi Utara dan Sekitarnya Harmsen, S. 2007. USGS Software For
adalah wilayah yang sangat rentan akan Probabilistic Seismic Hazard Analysis
goncangan gempa bumi hal ini dapat (PSHA). United States of Geological
dilihat dari peta percepatan gempa di Surveys (USGS).
batuan dasarnya.
Irsyam, M., M. Asrurifak, Hendriyawan, B.
2. Dari hasil perhitungan analisis hazard
Budiono, Triyoso dan B.Hutapea.
didapatkan nilai percepatan gempa di
2008. Usulan Revisi Peta Seismic
batuan dasar Sulawesi Utara dan
Hazard Indonesia Dengan
sekitarnya pada kondisi peak ground
Menggunakan Metode Probabilitas
acceleration (PGA) untuk probabilitas
dan Model Sumber Gempa Tiga
terlampui 10% dalam 50 tahun berkisar
Dimensi. PIT XII HATTI, Bandung.
antara 0,05g sampai 0,6g.
McGuire, R.K. 1995. Probabilistic Seismic
Saran Hazard Analysis and Design
Earthquakes: Closing the Loop.
Perlu dilakukan penelitian yang
Bulletin of the Seismological Society
lebih rinci tentang sesar-sesar aktif yang ada
of America 85(5), 1275-1284.
di wilayah Sulawesi termasuk parameter-
parameter yang digunakan dalam pemodelan Scordilis, E.M. 2006. Empirical Global
agar dalam pemodelan sumber gempa dapat Relations Converting MS and Mb to
lebih teliti untuk memperkecil nilai Moment Magnitude, Journal of
kesalahan. Seismology, 10, 225-236.
Simandjuntak, T.O. 1992. An Outline of
Tectonics of the Indonesian Region.
DAFTAR PUSTAKA Geological News Letter, 252(3), 4-6.
Geological Research and
Bella, R.A. 2008. Pembuatan Program Development Center, Bandung-
Interface Untuk Software USGS Indonesia.
PSHA 2007 Dengan Studi Kasus USGS, Probabilistic Seismic Hazard
Pembuatan Peta Spectra Hazard di Analysis. http://earthquake.usgs.gov/
Wilayah Nusa Tenggara Timur. research/hazmaps/
Thesis Magister Teknik Sipil. Institut
Teknologi Bandung. Widiyantoro, S. 2007. Fisika dan Struktur
Intrior Bumi. Penerbit Badan
Bock, Y., L. Prawirodirdjo, J.F. Genrich, Meteorologi dan Geofisika Jakarta,
C.W. Stevens, R. McCaffrey, C. ISBN 978-979-1241-06-09.
Subarya, S.S.O. Puntodewo, dan E.
Calais. 2003. Crustal motion in Wiemar, S. 2001. A software package to
Indonesia from Global Positioning analyze seismicity: ZMAP.
System measurements. Journal of Seismological Research Letters,
Geophysical Research 108 No. B8 72(2), 373-382.
2367.
Gardner, J.K. dan L. Knopoff. 1974. Is the
sequence of earthquakes in southern
California, with aftersocks removed,
Poissonian?. Bulletin of the
Seimological Society of America, 64,
1363-1367.
Hall, R. and M.E.J. Wilson. 2000.
Neogene Sutures in Eastern Indonesia.
Journal of Asian Earth Sciences, 18,
781–808.

Anda mungkin juga menyukai