Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
Rekonstruksi Dinamika Sistem Tegasan pada Zaman Neogen
di daerah Gorontalo

BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Fauzul Chaidir A. Usman


471 415 002 Angkatan 2015

Mohamad Mokoginta
471 413 018 Angkatan 2013

Mohamad Dio Pangulu


471 415 010 Angkatan 2015

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO
2017
PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Rekonstruksi Dinamika Sistem


Tegasan pada Zaman Neogen di
daerah Gorontalo
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fauzul Chaidir A. Usman
b. NIM : 471415002
c. Program Studi/Jurusan : Teknik Geologi/lmu dan Teknologi
Kebumian
d. Universitas : Universitas Negeri Gorontalo
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Rambutan, kompleks pot bunga,
Kota Gorontalo / 085144011678
f. Alamat email : fauzulchaidir@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama : Intan Noviantari Manyoe,S.Si, M.T
b. NIDN : 0012118202
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. SPH Lipoeto, No 49, Kabupaten
Gorontalo / 081280023410

Gorontalo, 25 April 2017


Menyetujui
Ketua Program Studi
Teknik Geologi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T) (Fauzul Chaidir A Usman)


NIP. 19730721 2001 12 1 001 NIM. 471415002

Ketua Jurusan
Ilmu dan Teknologi Kebumian Dosen Pendamping

(Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T (PJS)) (Intan Noviantari Manyoe, S.Si, M.T)
NIP. 19730721 2001 12 1 001 NIDN. 0012118202
Rekonstruksi Dinamika Sistem Tegasan pada Zaman Neogen
di Daerah Gorontalo

Fauzul Chaidir A. Usman1, Mohamad Mokoginta1, Mohamad Dio Pangulu1


1
Program Studi S1 Teknik Geologi, FMIPA, UNG, Gorontalo
Jl. Jenderal Sudirman No.6, Kota Gorontalo. 96128
Telepon: 0435-821125/825424, Fax: 0435-821752
Email korespodensi: fauzulchaidir@gmail.com

ABSTRAK
Perisitiwa tabrakan antara pulau Sulawesi dan mikrokontinen Banggai-Sula pada kala
Miosen menghasilkan rotasi searah jarum jam pada lengan utara sulawesi. Hal ini
menghasilkan struktur yang kompleks pada Lengan Utara Sulawesi. Daerah
Gorontalo yang terletak pada jalur Pegunungan Selatan merupakan permasalahan
yang menarik terkait kerangka tektonik Lengan Utara Sulawesi. Deformasi tektonik
yang terekam pada batuan berumur Neogen menarik dipelajari untuk mengetahui dan
merekonstruksi dinamika evolusi sistem tegasan guna mengetahui pola arah dan tipe
rezim tegasan berdasarkan data kekar gerus (shear fracture) pada batuan berumur
Neogen di daerah Gorontalo. Daerah penelitian merupakan bagian dari zona
pegunungan selatan Gorontalo yang terletak pada zona peralihan antara zaman
Tersier dengan zaman Kuarter. Secara geografis, Daerah penelitian terletak pada
koordinat 00°29’48,7”LU 123°2’33,2”BT. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pengamatan lapangan dan analisis proyeksi stereografi sehingga dapat
diketahui kedudukan kekar gerus batuan granit N025°E/45°SE dan N164°E/81°SW
yang dibentuk oleh rezim tegasan regangan berarah Timur-Barat pada kala Miosen
akibat tunjaman Sulawesi Utara. Kemudian akibat evolusi sistem tegasan, kedudukan
kekar gerus batuan tuff menjadi N098°E/54°SW dan N269°E/74°NW yang dibentuk
oleh rezim tegasan regangan berarah Utara-Selatan kala Pliosen-Pleistosen akibat
tunjaman Sangihe di Laut Maluku. Hal ini mengindikasikan asosiasi struktur geologi
yang terbentuk yaitu sesar turun berarah Utara-Selatan pada kala Miosen, kemudian
akibat evolusi sistem tegasan pada kala Pliosen-Pleistosen menghasilkan sesar turun
berarah Timur-Barat sekaligus mereaktifasi sesar yang sudah ada pada kala Miosen
dengan arah pergerakan berbeda yang dihasilkan oleh deformasi tektonik yang lebih
tua.
Kata kunci: Sistem Tegasan, Kekar Gerus, Rekonstruksi Dinamika, Evolusi Sistem
Tegasan.

ABSTRACT
Collision event between Sulawesi Island and the Banggai-Sula microcontinent at
Miocene produces a clockwise rotation on the north arm of Sulawesi. This event
resulted complex geological structure of the North Arm of Sulawesi. Gorontalo area
located on Southern Mountain zone is an interesting issue related to tectonic
framework on North Arm of Sulawesi. The tectonic deformation recorded on
Neogene-aged rocks are interest studies to know and reconstruct the dynamics
evolution of the stress system in order to interpretate the direction and type of stress
regimes based on shear fracture data at Neogene-aged rocks in the Gorontalo
region. The study area is part of the southern mountains zone which lies in the
transition zone between Tertiary and Quaternary age. Geographically, the study area
located on 00°29'48.7"LU 123°2'33.2" BT. Method used in this research are field
observation and stereographic projection analysis shows that shear fracture on
granitic rocks are N025°E/45°SE and N164°E/81°SW formed by extensional regime
trending East-West at Miocene due to North Sulawesi subduction. Then due to the
evolution of the stress system, the shear fracture on tuff rocks became N098°E/54°SW
and N269°E/74°NW formed by the North-South trending stress regime at Pliocene-
Pleistocene affected by Sangihe subduction in the Molucca Sea. This indicates that
the association of geological structures formed was normal faults in N-S trending
during Miocene then because of stress system evolution during Pliocene-Pleistocene
produce normal faults in E-W trending and reactivated the faults during Miocene
with different direction of movements from older deformation.
Keywords: Stress System, Shear Fracture, Dynamic Analysis, Stress System
Evolution.

PENDAHULUAN
Pulau Sulawesi terletak pada daerah tektonik yang kompleks dimana terjadi
interaksi antara tiga lempeng besar (triple junction) yaitu lempeng Eurasia, Pasifik,
dan Australia sejak masa Mesozoikum hingga saat ini (Szentpeteri, 2015). Hasil dari
interaksi lempeng-lempeng tersebut menghasilkan empat “lengan” pulau Sulawesi
yang dikelilingi oleh teluk-teluk yang dalam (Van Leeuwen, 2005).
Lengan Utara Sulawesi merupakan busur magmatik yang terbentuk pada
sekitar kala Eosen dengan basement berupa batuan basaltik. Perisitiwa tabrakan
antara pulau Sulawesi dan mikrokontinen Banggai-Sula pada kala Miosen
menghasilkan rotasi searah jarum jam pada lengan utara sulawesi (Surmont et al.,
1994) kemudian disusul oleh subduksi Laut Sulawesi yang terjadi pada zaman
Neogen (Silver et al., 1983). Hal ini menghasilkan struktur yang kompleks pada
Lengan Utara Sulawesi. Kompleksitas struktur bagian tengah Lengan Utara Sulawesi
juga disebabkan oleh adanya evolusi orientasi sistem tegasan sejak zaman Neogen.
Perubahan orientasi sistem tegasan ini telah mereaktivasi struktur geologi yang sudah
ada dengan arah pergerakan yang berbeda dengan deformasi yang lebih tua. Sistem
tegasan Neogen ini diduga berkaitan dengan tunjaman Sulawesi Utara. Tunjaman ini
kemudian pada kala Pleistosen melemah seiring terjadinya tunjaman Sangihe di Laut
Maluku yang sekaligus merubah orientasi sistem tegasan di bagian tengah Lengan
Utara Sulawesi (Bachri, 2011).
Pada peta geologi Indonesia skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, daerah penelitian termasuk ke
dalam peta geologi Lembar Kotamobagu (Apandi dan Bachri, 1997). Stratigrafi
regional batuan berumur Neogen yang menyusun daerah penelitian dapat diurutkan
dari yang tertua ke yang termuda, yaitu batuan intrusi Diorit Bone berumur kala
Miosen kemudian batuan gunungapi Pinogu berumur kala Pliosen-Pleistosen yang
diendapkan secara tidakselaras (unconformity).
Struktur geologi regional yang dapat diamati di lapangan dan pada citra
penginderaan jauh antara lain berupa sesar dan lipatan. Sesar mendatar berpasangan
dengan arah UUB-SST (sesar menganan) dan UUT-SSB (sesar mengiri). Sesar
mendatar terbesar adalah sesar Gorontalo yang berdasarkan analisis kekar
penyertanya menunjukan arah pergeseran menganan (Apandi dan Bachri, 1997).
Menurut Rudyawan dkk (2014), bagian tengah Lengan Utara Sulawesi telah
mengalami deformasi tektonik dengan struktur regangan (extensional structures)
yang berarah TUT-BSB, serta berpengaruh besar terhadap pembentukan kekar-kekar
gerus pada batuan berumur Neogen di Kota Gorontalo.
Jalur pengunungan selatan Kota Gorontalo terletak pada posisi tektonik yang
sering mengundang pertanyaan dan merupakan permasalahan sangat penting antara
kerangka tektonik Lengan Utara Sulawesi dan sekaligus tatanan struktur geologi
bagian tengah Lengan Utara Sulawesi yang berhubungan dengan kekar-kekar gerus
yang terbentuk pada batuan granit formasi Diorit Bone berumur kala Miosen dan
batuan tuff formasi gunungapi Pinogu berumur kala Pliosen-Pleistosen.

Daerah Gorontalo telah banyak diteliti oleh para ahli kebumian. Para peneliti
menyimpulkan bahwa daerah tersebut telah mengalami proses deformasi tektonik.
Deformasi tersebut menghasilkan struktur kekar gerus yang terekam dengan baik
pada batuan granit berumur kala Miosen dan batuan tuff berumur kala Pliosen-
Pleistosen serta menarik untuk dipelajari evolusi sistem arah tegasannya karena
merupakan informasi penting dalam memecahkan permasalahan tektonik Kota
Gorontalo dari waktu ke waktu dan melakukan interpretasi baru mengenai asosiasi
struktur geologi yang terbentuk pada zaman Neogen.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan merekonstruksi dinamika evolusi
sistem tegasan guna mengetahui pola arah tegasan yang bekerja dan tipe rezim
tegasan, kemudian melakukan interpretasi baru mengenai asosiasi struktur geologi
yang terbentuk pada batuan berumur Neogen berdasarkan data kekar gerus (shear
fracture) pada batuan granit berumur Miosen dan batuan tuff berumur Pliosen-
Pleistosen yang terdapat di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

METODE PENELITIAN
Daerah Penelitian merupakan bagian dari zona pegunungan selatan Kota
Gorontalo yang terletak pada zona peralihan antara zaman Tersier dengan zaman
Kuarter. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat N00°29’48,7”
E123°2’33,2”, sedangkan secara administratif daerah penelitian terletak di
Kecamatan Hulontalagi, Kota Gorontalo. Tahapan penelitian terbagi menjadi empat
tahap, yaitu tahap persiapan lapangan, tahap pengumpulan data, tahap analisis dan
interpretasi data, dan tahap penyusunan dan pembuatan laporan penelitian.
Peralatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: GPS (Global
Positioning Satellites) Garmin; Palu Geologi (Palu batuan beku); Kompas geologi
tipe brunton untuk melakukan pengukuran geometri bidang-bidang kekar gerus;
Komparator mineral dan besar butir; Loupe pembesaran 30x dan 60x; Meteran
gulung 50m; Kamera digital; Kantong sampel; HCL 0,1 N; Alat-alat tulis (pulpen,
pensil, pensil berwarna, spidol warna, spidol marker, penggaris, busur derajat,
jangka, buku catatan lapangan, lembar deskripsi, clipboard); peralatan lain yang
mendukung, seperti pakaian lapangan, sepatu boot, dan lain-lain.
Seperti dikemukakan oleh beberapa peneliti dan secara tegas oleh Bott (1959)
bahwa pergerakan sesar akan mengikuti arah rekahan gunting (conjugate shear).
Dengan analisis kekar dalam penentuan jenis sesar hal ini dapat diterapkan dengan
menggunakan pemodelan Anderson (1951) dengan patokan sebagai berikut, posisi
tegasan maksimum (σ1), tegasan menengah (σ2), tegasan minimum (σ3).
Menurut De Paor (2001), pada prinsipnya analisis dan interpretasi struktur
geologi dalam skala kecil dapat mengungkapkan hasil deformasi tektonik berskala
besar dan hasil deformasi tektonik yang terekam pada batuan termuda tentu juga akan
dijumpai pada batuan yang lebih tua, tetapi tidak sebaliknya. Asumsi seperti itu
digunakan sebagai pegangan untuk menginterpretasi genesa dan kronologi evolusi
sistem tegasan pada zaman Neogen di daerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi stereografi. Data
pengukuran arah jurus dan kemiringan kekar gerus di daerah penelitian pada batuan
granit formasi Diorit Bone (300 data) dan batuan tuff formasi gunungapi Pinogu (100
data) diklasifikasikan kemudian diplot ke dalam Schmidt Net, dan dicari kutub (pole)
tiap bidang. Pengkonturan tiap kutub dengan menggunakan Counting Net dari
Kalsbeek (net pencacah dari Kalsbeek) akan menghasilkan bidang puncak maksimal
yang merupakan densitas terbesar dari seluruh data yang diplot. Proses pengeplotan
data kekar gerus ini dibantu dengan program “DIPS Version 5.1” yang
dikembangkan oleh Rock Engineering Group, Department of Civil Engineering,
University of Toronto, 1989. Setelah didapatkan nilai-nilai kekar yang berkonjugasi
ini lalu diolah kembali di program “TENSOR for WINDOWS Version 5.0.6” yang
dikembangkan oleh Damien Delvaux (2003), program ini digunakan untuk
menganalisa pola arah tegasan utama dari unsur-unsur struktur kekar gerus (kekar
yang berkonjugasi) yang telah didapatkan di lapangan serta analisis dan interpretasi
data yang lebih akurat dan mudah untuk dibaca atau simpel.
Data hasil interpretasi dari program program “TENSOR for WINDOWS Version
5.0.6” kemudian diklasifikasikan berdasarkan tipe rezim tegasannya dengan mengacu
pada gambar 1. Tujuan dari pengelompokan dimaksudkan untuk mengetahui tipe
rezim tegasan utama dari tegasan tensor yang sudah dianalisis. Pada klasifikasi
terdapat tiga jenis tegasan tensor dengan masing-masing tipe rezim tegasan yang
dapat dibedakan dari tegasan rasionya dengan notasi R dan tegasan indeks R’ pada
gambar 1, dimana:
- R’ = R untuk σ1 vertikal (extensional stress regime)
- R’ = 2 – R untuk σ2 vertikal (strike-slip stress regime)
- R’ = 2 + R untuk σ3 vertikal (compressional stress regime)
Gambar 1. Berbagai macam rezim tegasan (Delvaux dkk, 1997).

Gambar 2. Diagram alir rancangan tahapan penelitian.


HASIL DAN PEMBAHASAN

a) b)

c)

d)

Gambar 3 :
a) Kenampakan kekar gerus pada batuan granit di Lapangan.
b) Pengeplotan data hasil pengukuran di Lapangan pada Schmidt.Net.
c) Pola arah tegasan yang bekerja pada kala Miosen.
d) Diagram Schmidt.Net kerapatan kontur dari data hasil pengukuran.
a) b)

c)

d)

Gambar 4 :
a) Kenampakan kekar gerus pada batuan tuff di Lapangan.
b) Pengeplotan data hasil pengukuran di Lapangan pada Schmidt.Net.
c) Pola arah tegasan yang bekerja pada kala Pliosen-Pleistosen.
d) Diagram Schmidt.Net kerapatan kontur dari data hasil pengukuran.
4

a) b)

Gambar 5 :
a) Hasil analisis dinamika sistem tegasan pada kala Miosen.
b) Hasil analisis dinamika sistem tegasan pada kala Pliosen-Pleistosen.

Mekanisme deformasi tektonik pada batuan Neogen yang diurutkan dari tua ke
muda yaitu batuan granit diorit Bone berumur Miosen dan batuan tuff formasi
gunungapi Pinogu berumur Pliosen-Pleistosen di Daerah Tanjung kramat dan
sekitarnya memperlihatkan berbagai arah ekstensi yang menghasilkan kekar-kekar
tektonik seperti kekar gerus (shear fracture).
Pengukuran sejumlah 400 data kedudukan struktur bidang kekar gerus di
daerah penelitian. Populasi data tersebut kemudian dipisahkan secara iterasi dan
dikelompokkan menjadi dua, kelompok pertama diukur 300 data pada singkapan
batuan granit berumur Miosen dan kelompok kedua diukur 100 data pada singkapan
batuan tuff berumur Pliosen-Pleistosen. Dari analisa stereografis, data kekar gerus
yang terekam pada singkapan batuan granit berumur Miosen menghasilkan
kedudukan umum bidang kekar N025°E/45°SE dan N164°E/81°SW kemudian
orientasi kedudukan umum bidang kekar gerus mengalami perubahan yang terekam
pada singkapan batuan tuff berumur Pliosen-Pleistosen dengan kedudukan bidang
N098°E/54°SW dan N269°E/74°NW.
Berdasarkan hasil analisis dinamik sistem tegasan yang membentuk kekar-
kekar gerus (shear fractures) diatas, pola arah tegasan yang mengakibatkan
deformasi tektonik pada kala Miosen diperoleh sebagai berikut σ1 = 54°,N029°E, σ2
= 29°,N169°E, σ3 = 20°,N270°E. Berdasarkan klasifikasi berdasarkan tipe rezim
tegasan dari tegasan tensor yang sudah dianalisis, tipe rezim tegasannya yaitu
Transtensive dengan indeks tegasan R’ = 0.77 (σ1 vertikal, 0.75 < R < 1) (Delvaux
dkk, 1997) sehingga diinterpretasikan gaya yang bekerja merupakan rezim tegasan
regangan (extensional stress regime) berarah Timur-Barat serta struktur ini berkaitan
dengan tunjaman Sulawesi Utara yang melemah seiring terjadinya tunjaman Sangihe
di Laut Maluku yang menghasilkan perubahan orientasi sistem tegasan berupa
deformasi tektonik pada kala Pliosen-Pleistosen yang diperoleh sebagai berikut σ1 =
77°,N137°E, σ2 = 09°,N270°E, σ3 =09°,N002°E. Kemudian diklasifikasikan
berdasarkan tipe rezim tegasan dari stress tensor sehingga didapatkan tipe rezim
tegasannya yaitu Pure Extensive dengan indeks rezim tegasan R’ = 0.53 (σ1 vertikal,
0.25 < R < 0.75) (Delvaux dkk, 1997) sehingga diinterpretasikan gaya yang bekerja
merupakan rezim tegasan regangan (extensional stress regime) berarah Utara-
Selatan.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan studi yang dilakukan Rudyawan
dkk. (2014) mengenai Neogen Extension di Bagian Tengah Lengan Utara Sulawesi
dan penelitian ini juga memberikan interpretasi baru bahwa selama zaman Neogen
terjadi peristiwa dua fase deformasi tektonik di Daerah Penelitian dengan tegasan
regangan (extensional stress) yang diakibatkan oleh evolusi sistem tegasan sehingga
struktur yang terbentuk berkaitan dengan gravitasi (gravitational structures). Hal ini
mengindikasikan bahwa asosiasi struktur geologi yang terbentuk yaitu sesar turun
(normal fault) berarah Utara-Selatan pada kala Miosen, kemudian akibat evolusi
sistem tegasan pada kala Pliosen-Pleistosen menghasilkan sesar turun (normal fault)
berarah Timur-Barat sekaligus mereaktifasi sesar yang sudah ada pada kala Miosen
dengan arah pergerakan berbeda yang dihasilkan oleh deformasi tektonik yang lebih
tua.

KESIMPULAN
Pola arah tegasan yang mengakibatkan deformasi tektonik pada kala Miosen
yang diperoleh σ1 = 54°,N029°E, σ2 = 29°,N169°E, σ3 = 20°,N270°E dengan tipe
rezim tegasan Transtensive akibat tunjaman Sulawesi Utara. Kemudian deformasi
tektonik pada kala Pliosen-Pleistosen menghasilkan pola arah tegasan σ1 =
77°,N137°E, σ2 = 09°,N270°E, σ3 =09°,N002°E dengan tipe tezim tegasan Pure
Extensive akibat tunjaman Sangihe di Laut Maluku. Asosiasi struktur geologi yang
terbentuk dari kedua fase deformasi tektonik ini menghasilkan sesar turun (normal
fault) berarah Utara-Selatan pada kala Miosen, kemudian akibat evolusi sistem
tegasan pada kala Pliosen-Pleistosen menghasilkan sesar turun (normal fault) berarah
Timur-Barat sekaligus mereaktifasi sesar yang sudah ada pada kala Miosen dengan
arah pergerakan berbeda yang dihasilkan oleh deformasi tektonik yang lebih tua.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya karya tulis ini. Bapak dan ibu dosen pendamping yang
telah bersedia untuk berdiskusi dan memberikan arahan serta ilmunya dalam
menyelesaikan karya tulis kami. Terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-
teman Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo atas kesediaannya berbagi ilmu
dan telah banyak mendukung serta membantu kami hingga karya tulis ini dapat kami
hadirkan di Program Kreativitas Mahasiswa-Artikel Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.M. 1951. The Dynamics of Faulting, 2nd ed. Oliverand Boyd,
Edinburgh, United Kingdom.
Apandi, T., Bachri, S. 1997. Peta Geologi Lembar Kotamobagu (Skala 1:250.000).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Bachri, S. 2011. Structural Pattern and Stress System Evolution during Neogene-
Pleistocene Times in the Central Part of the North Arm of Sulawesi. Jurnal Sumber
Daya Geologi. 21(3): 127-135.
Bott, M.H.P. 1959. The Mechanics of Oblique Slip Faulting. Geological Magazine.
96 (2): 109-117.
De Paor, D.G. 2001. Structural Analysis, An Interactive Course for Earth Science
Students. Deptof Ocean, Earth and Atmospheric Sciences. Old Dominion University,
Norfolk VA.
Delvaux, D., Moeys, R., Stapel, G., Petit, C., Levi, K., and Sankov, V. 1997.
Paleostress Reconstructions and Geodynamics of the Baikal region, Central Asia.
Part II: Cenozoic rifting. Tectonophysics. 282(1997): 1-38.
Delvaux, D. and Sperner, B. 2003. Stress Tensor Inversion from Fault Kinematic
Indicators and Focal Mechanism Data: the Tensor Program. Geological Society of
London. Spec. Publ. 212(2003): 75-100.
Hall, R. and Wilson, M.E.J. 2000. Neogene Sutures in Eastern Indonesia. Journal of
Asian Earth Sciences. 18(2000): 781-808.
Rudyawan, A., Hall, R., White, L.T. 2014. Neogene Extension of the Central North
Arm of Sulawesi, Indonesia. American Geophysical Union. Fall Meeting 15-16
December 2014, San Francisco, United States of America. T43A-4681.
Silver, E.A., McCaffrey, R., dan Smith, R.B. 1983. Collision, Rotation, and the
Initiation of Subduction in the Evolution of Sulawesi, Indonesia. Journal of
Geophysical Research. 88(B11) : 9407-9418.
Surmont, J., Laj, C., Rangin, C., Bellon, H., and Priadi, B. 1994. New Paleomagnetic
constraints on the Cenozoic tectonic evolution of the North Arm of Sulawesi,
Indonesia. Earth and Planetary Science Letters. 121(1994) : 629-638.
Szenpeteri, K., Albert, G., Ungvari, Z. 2015. Plate tectonics and stress-field
modelling of the North Arm of Sulawesi (NAoS), Indonesia, to better understand the
distribution of mineral deposits styles. Society of Economic Geologists 2015
Conference. 27 – 30 September 2015, Hobart, TAS, Australia.
Van Leeuwen, T.M., Muhardjo. 2005. Stratigraphy and tectonic setting of the
Cretaceous and Paleogene volcanic-sedimentary successions in northwest Sulawesi,
Indonesia: implications for the Cenozoic evolution of Western and Northern
Sulawesi. Journal of Asian Earth Sciences. 25 (2005): 481-511.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota.

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fauzul Chaidir A. Usman
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Geologi
4 NIM 471 415 002
5 Tempat dan Tanggal Lahir Luwuk, 21 November 1997
6 E-mail fauzulchaidir@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 085144011678

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 7 inpres
SMP Negeri 1 MAN 2 Model
NamaInstitusi Bertingkat
Parigi Palu
Luwuk
Jurusan - - IPA
TahunMasuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah.

Gorontalo, 25 April 2017


Pengusul,

(Fauzul Chaidir A. Usman)


Biodata Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mohamad Mokoginta
2 Jenis Kelamin Laki - Laki
3 Program Studi Teknik Geologi
4 NIM 471 413 018
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kotamobagu, 23 Mei 1995
6 E-mail Amatx09@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 085756441780

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SMPN 4 SMA Negeri 1
NamaInstitusi
Genggulang Kotamobagu Kotamobagu

Jurusan - - IPA

TahunMasuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah.

Gorontalo, 21 April 2017


Pengusul,

(Mohamad Mokoginta)
Biodata Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mohamad Dio Pangulu
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Geologi
4 NIM 471415010
5 Tempat dan Tanggal Gorontalo, 24November 1997
Lahir
6 E-mail diopangulu24@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082292425885

B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
SMA Terpadu
SDN 33 Kota SMP Negeri 2
Nama Institusi Wira Bhakti
Gorontalo Gorontalo
Gorontalo
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Artikel Ilmiah.

Gorontalo, 25 April 2017


Pengusul

(Mohamad Dio Pangulu)


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jalan Jenderal Sudirman No.6
Kota Gorontalo, 96128
Telepon: (0435) 821125, (0435) 825424, Fax: (0435) 821752
Laman: www.ung.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fauzul Chaidir A. Usman

NIM : 471415002

Program Studi : Teknik Geologi

Jurusan : Ilmu dan Teknologi Kebumian

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Artikel Ilmiah saya dengan judul:
“Rekonstruksi Dinamika Sistem Tegasan pada Zaman Neogen di daerah
Gorontalo” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017-2018 bersifat original dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Gorontalo, 25 April 2017


Mengetahui,
Ketua Jurusan Yang menyatakan,
Ilmu dan Teknologi Kebumian,

(Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T (PJS)) (Fauzul Chaidir A. Usman)


NIP. 19730721 2001 12 1 001 NIM. 471 415 002
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


- Nama : Fauzul Chaidir A. Usman
- NIM : 471415002

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Kegiatan Praktik Lapangan.
- Praktik Lapangan Mata Kuliah Geologi Struktur.
- Tahun 2014 dan 2015, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding


maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Gorontalo, 25 April 2017

Mengetahui,
Yang Membuat Pernyataan Ketua Program Studi

Fauzul Chaidir A. Usman Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T


NIM. 471 415 002 NIDN. 0021077302

Anda mungkin juga menyukai