PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang
bernilai sangat tinggi. Sumber daya alam itu berupa lautan dengan kekayaanya,
hutan-hutan tropis yang diakui sebagai paru-paru dunia, sungai -sungai, danau
alami dan gunung-gunung.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit.
Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan
orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau
barisan gunung.1 Sedangkan gunungapi atau sering disebut gunung berapi
adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat
keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi.
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan
membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang
tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan
diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang
sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap
perjuangan melawan diri sendiri.
Sebagai pecinta alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi
alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga
dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang mendorong rasa keberanian serta
ketabahan dalam menghadapi tantangan alam.
Perencanaan yang matang merupakan hal yang penting dalam rangka
mengorganisir sebuah perjalanan, terlebih lagi kegiatan tersebut merupakan
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/.01,Juli,2013,20.00wib
1
aktivitas yang penuh resiko seperti pendakian gunung yang sering dilakukan
oleh para pencinta alam.
Bila berbicara tentang risiko dalam sebuah pendakian, maka tidak bisa
dilepaskan dari unsur keamanan dan keselamatan. Hal ini sangat berkaitan
karena menyangkut hukum sebab-akibat, tidak jarang kasus kasus kecelakaan
yang terjadi, disebabkan oleh kelengahan dan ketidaksadaran penggiatnya akan
risiko-risiko yang dihadapi, sehingga tidak melakukan persiapan dengan
maksimal, kurangnya pengetahuan maupun keterampilan penggiatnya juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkegiatan di alam
terbuka. Bahkan pendaki yang telah berpengalaman dan telah melakukan
persiapan dengan matang pun dapat mengalami kecelakaan dilapangan, apalagi
pendaki-pendaki pemula yang tidak mempersiapkan dirinya dengan baik.
Tentu saja ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa penggiatnya.
“Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam terbuka yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki
oleh para penggiatnya, hal ini merupakan hasil evaluasi dari berbagai operasi
SAR (Search And Rescue) yang pernah dilakukan.” (Atlas Medical Pioneer-
Wanadri, 2000:3). Sedangkan dari faktor persiapan, perencanaan, mental, fisik,
personil tim, medan, lokasi kegiatan, perlengkapan, perbekalan, etika
perjalanan, menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan agar tidak ada lagi
kasus-kasus kecelakaan dalam berkegiatan di alam terbuka, faktor-faktor
tersebut hanya sebagian dari seluruh faktor yang harus diperhatikan dalam
manajemen perjalanan yang aman. Kegiatan yang didasari pada hobi ini
memang mengandung banyak resiko, sehingga seluruh persiapan harus
dilakukan dengan serius dan teliti.Setiap melaksanakan kegiatan lapangan,
manajemen perjalanan sangatlah penting karena jika kita telah memanajemen
perjalanan maka kita hanya tinggal mengaplikasikannya dilapangan saja,
walaupun terkadang apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai dengan apa
yang terjadi dilapangan.
2
B. MAKSUD
Maksud dari penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Selaras) ini
yaitu sebagai salah satu bentuk kewajiban penulis sebagai anggota muda
KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Selaras) untuk mengikuti
proses pengkaderan yang ada di KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Pencinta
Alam Selaras) yang dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga yang terletak pada
BAB IV Pasal 8 tentang keanggotaan dan masa keanggotaan KOMPAS
(Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Selaras), sehingga dapat mengikuti
proses pengkaderan yang ada di KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Pencinta
Alam Selaras)
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota KOMPAS ini yaitu untuk menambah kapasitas penulis dalam
dunia kepencintaalaman serta menambah wawasan penulis mengenai Gunung
Di Indonesia. Serta untuk memberikan informasi dan gambaran tentang
kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota KOMPAS (Komunitas
Mahasiswa Pencinta Alam Selaras) yang telah penulis laksanakan.
D. MANFAAT
Adapun manfaat penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota KOMPAS ini yaitu :
1. Manfaat Praktis yaitu untuk menambah Materi Kepencintaalaman.
2. Manfaat Teoritis yaitu :
a. Untuk mengenal situasi Gunung di Indonesia terkhususnya
Lembang Loe.
b. Untuk mengenal jalur di Lembang Loe.
c. Untuk menambah wawasan mengenai Lembang Loe.
E. MASALAH
Dari penjelasan diatas, maka munculah beberapa permasalahan antara lain :
1. Bagaimanakah manajemen perjalanan di Lembang Loe ?
2. Bagaimanakah jalur perjalan di Lembang Loe ?
3
BAB II
DESKRIPSI
A. DESKRIPSI UMUM
B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Flora dan Fauna
a. Flora
Flora yang berada di wilayah lembang loe dan sekitarnya masuk
dalam zona sub Alpin, yang didominasi dengan jenis cemara gunung
(Casuarina junghuniana), jamuju (Podocarpus sp), mentigi (Vacinium
varingifolium), kemlandingan (Albizia lophanta) dan akasia (Accasia
decurents). Untuk tumbuhan bawah didominasi oleh alang-alang
(Imperata cylindrica), kirinyuh (Euphatorium odoratum), tembelekan
(Lantana camara), harendong (Melastoma malabathicum) dan Edelwiss
putih (Anaphalis javanica). Pada lereng-lereng yang curam menuju
puncak semeru sekitar daerah Arcopodo terdapat janis paku-pakuan
seperti Gleichenia volubilis, Gleichnia longisumus dan beberapa jenis
anggrek endemik semeru.
Adapun flora yang penulis temui ketika sedang melaksanakan
pengembaraan yaitu cemara gunung, akasia, alang-alang, edelwiss,
strowberry hutan.
4
b. Fauna
Kehidupan fauna yang disekitar semeru sangat terbatas, baik jenis
maupun jumlahnya. Satwa yang terdapat di sekitar lembang loe
diantaranya beberapa jenis burung seperti belibis (Anas superciliosa)
dan Elang, primata, dan mamalia, seperti macan kumbang (Panthera
pardusi), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanica).
Sedangkan fauna yang penulis temui yaitu burung.
5
BAB III
METODE PENYUSUNAN
6
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang
tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam
bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
Dalam penyajian data saya menggunakan dalam bentuk naratif
dimana saya lebih sering menceritakan tentang perjalanan saya.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai
mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu
konfigurasi tertentu.
Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara
tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan
perkembangan pengolahan data.
Jadi disini penulis menarik kesimpulan dengan memperhatikan hal-
hal lain yang ada dalam perkembangan mengolah data tersebut.2
2
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahandata./html.kamis.04.Juli.
2013.20.05wib
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN MATERI
1. Manajemen Perjalanan
a. Pengertian Manajemen Perjalanan
Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan
maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan. Perjalanan
dilakukan dengan beberapa tujuan mulai dari eksplorasi, survey, ekspedisi
maupun hanya untuk berjalan-jalan. Semua perjalanan tersebut
memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam bebas
seperti ini menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam, yang apabila
tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yang
dapat membahanyakan jiwa kita, dan sebaiknya bila kita pahami akan
memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.
Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada
persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum
digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who,
Why, When dan How.3 Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :
a. Where (Dimana)
Untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus
mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh:
Pendakian Lembang Loe.
b. Who (Siapa)
Apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut
sendiri atau dengan berkelompok contoh: dalam pendakian ini
kami melakukan pendakian secara sendiri.
3
www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan.html.rabu,06,februari,
2013,22.47wib
8
c. Why (Mengapa)
Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa
bermacam-macam jawaban, Contoh : Untuk melakukan kegiatan
Ekspedisi dan Pengambilan Nomor Pokok Anggota KOMPAS
(Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Selaras) Pengembaraan.
d. When (Kapan)
Waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, Contoh: 3 september
2012 sampai dengan 19 september 2019
e. How/Bagaimana
Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari
jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi Tempat
2. Bagaimana cuaca disana
3. Bagaimana perizinannya
4. Bagaimana mendapatkan air
9
1. Perlengkapan dasar
Meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum,
perlengkapan pribadi.
2. Perlengkapan khusus
Yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan
penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian
tebing (Karmentel, karabiner).
3. Perlengkapan tambahan
Perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal dan
flysheet.
10
kegiatan yang berdurasi 3 hari,begitu juga pendakian
yang akan kita lakukan kali ini selama 4 hari 3 malam.
2. Jenis kegiatan
Jenis kegiatan akan menentukan jenis alat yang
dibawa. Contoh: alat yang kita bawa dalam pendakian
Lembang Loe misalnya headlamp, kupluk, sarung
tangan,trekking pole.
3. Karakteristik wilayah
Jenis wilayah juga menentukan jenis alat yang
dibawa, Contoh: sepatu untuk pendakian gunung es tentu
berbeda dengan sepatu untuk pendakian gunung tropis.
4. Jumlah peserta kegiatan
Semakin banyak jumlah peserta maka jumlah
peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan akan lebih
besar.
b. Peralatan
Peralatan dalam kegiatan alam bebas pada dasarnya adalah
untuk menunjang berjalannya kegiatan, meningkatkan keamanan
dan keselamatan, serta memberikan kenyamanan dalam
berkegiatan. Secara umum jenis peralatan dapat kita bagi menjadi
tiga:
1. Peralatan dasar
Yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat.
Berikut adalah daftar peralatan dasar yang harus dibawa
dalam berkegiatan dialam bebas:
a. Backpack
Misalnya: Carrier dan daypack.
b. Shelter
Misalnya: Tenda, Flysheet.
c. Perlengkapan masak dan makan
11
Misalnya: Nesting, Kompor, Bahan bakar,
tempat air.
d. Perlengkapan tidur
Misalnya: Sleeping bag, matras, baju, kaos kaki,
sarung tangan.
e. Pakaian
Misalnya: Pakaian jalan, pakaian tidur, pakaian
hangat, pakaian ganti, topi lapangan, kaos kaki.
f. First aid kit
Misalnya: Obat obatan, plester, kain kassa.
g. Survival kit
Misalnya: Benang, jarum, peniti.
h. Peralatan penerangan
Misalnya: Senter, headlamp, lilin, dan baterai
cadangan.
i. Perlengkapan sanitasi
Misalnya: Alat mandi, kantong sampah, tissu
gulung.
j. Perlengkapan jalan
Misalnya: Golok tebas (hutan tropis rapat),
webbing, karabiner, jam tangan.
k. Alat komunikasi
Misalnya: Handy Talky, Hand Phone.
l. Peralatan Navigasi
Misalnya: Peta, Kompas, GPS.
m. Peralatan Dokumentasi
Misalnya: Kamera, Handycam, Alat tulis dan
buku catatan.
12
2. Peralatan khusus
Yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan
jenis aktifitas dan tujuan kegiatan, Contoh: peralatan
yang dibutuhkan untuk kegiatan panjat tebing yaitu
harness, karabiner, webbing, tali kernmantel,dan lain-
lain.
3. Peralatan tambahan
Yaitu peralatan yang dibawa dengan tujuan
menambah kenyamanan dan bersifat pelengkap saja.
Contoh: Bantal udara, alat musik,dan lain-lain.
c. Packing
Packing adalah proses pengepakan barang barang yang akan
dibawa selama berkegiatan kedalam ransel. Packing yang baik
akan membuat perjalanan menjadi lebih nyaman. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan ketika packing:
a. Perhatikan pusat gravitasi. Isilah objek yang padat dan berat
pada bagian ransel yang paling dekat dengan pusat gravitasi.
b. Bagi beban yang seimbang di bagian kiri dan kanan.
c. Kelompokkan peralatan sesuai kegunaannya.
d. Maksimalkan tempat yang ada.
e. Tempatkan barang yang sering digunakan pada bagian yang
mudah di jangkau saat dibutuhkan contoh: peta, kompas,
senter, kotak first aid kit diletakkan di bagian atas carrier.
f. Hindari menggantung barang diluar carrier/backpack karena
akan mengganggu perjalanan dan memperbesar resiko
kehilangan peralatan.
g. Perhatikan karakteristik sebuah benda karena hal ini
menentukan bagaimana caranya benda tersebut di packing.
h. Lindungi semua peralatan yang mudah basah dengan plastik
packing,
13
i. Perhatikan berat beban yang anda bawa. Idealnya,kita mampu
mengangkat beban dengan berat 1/3 dari berat badan kita
sendiri.
c. Manajemen Waktu
Dalam manajemen waktu dialam bebas maka waktu telah berubah
menjadi segalanya. Secara umum, pengembangan waktu mengacu pada
pengembangan proses dan alat untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas.
Manajemen waktu ialah mengelola waktu secara efisien dan
sistematis untuk meningkatkan produktifitas yang efektif yaitu dengan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemantauan, analisis waktu
yang dihabiskan, penjadwalan waktu dan tujuan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan atau meningkatkan keuntungan bagi pendaki.
Informasi lengkap mengenai jalur harus betul-betul dipahami, mulai
dari waktu tempuh antar pos, hingga titik mana yang memadai untuk
bermalam. Semua itu bisa didapat dari internet atau tanya teman yang
sudah pernah ke sana.
4
http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemen-
perjalanan.html.10.oktober.2013
14
Ketika kita ingin mencapai puncak dan melihat matahari terbit maka
kita harus memperkirakan perjalanan, berapa waktu yang dibutuhkan rata-
rata untuk sampai di puncak tepat waktu, di bandingkan dengan kecepatan
kita sesuai kemampuan fisik kita. Hal ini sangat penting karena
mempertimbangkan juga waktu naik dan turun. Karena tidak semua
gunung mempunyai waktu yang fleksibel dan sewaktu-waktu bisa naik ke
puncak kapanpun kita inginkan misalnya semeru, kita tidak boleh berada
di puncak setelah jam 9 pagi karena (katanya) ada gas beracun yang akan
keluar.
d. Manajemen Logistik
Logistik adalah sesuatu yang vital untuk setiap pendakian. Sukses
tidaknya pendakian kita, logistik juga yang menentukannya. Jika
seandainya ditengah perjalanan kita kehabisan logistik maka perjalanan
kita pun harus dihentikan karena sangat tidak mungkin memaksakan diri,
jika dipaksa pun akan besar resikonya.
Kadang sekalipun setelah makan kita tetap merasa lapar sehingga
membuat kita merasa tidak memiliki energi untuk meneruskan perjalanan
apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat, medan yang
extreme dan track yang licin semakin membuat kita ciut untuk meneruskan
perjalanan, bahkan dalam kondisi ini ada beberapa orang yang memilih
untuk turun.
Idealnya, untuk mengetahui jumlah kalori yang kita butuhkan pr-
harinya ada rumus simple sebagai berikut:
1. (Berat Tubuh/kg) x 2 x 15 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
santai
2. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 18 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
full
3. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 25 – 500 = *untuk anda deengan aktifitas
sport
Contohnya,
15
Berat Tubuh Saya 50 Kg, maka dalam aktifitas pendakian.
Saya membutuhkankalori sebesar (50) x 2 x 25 – 500 = 2000 kalori.
Perlu diingat jumlah diatas bukanlah angka minimal melainkan
angka tersebut merupakan jumlah yang dibutuhkan tubuh untuk
mendukung aktifitas rutin kita. Pemikiran akan lamanya perjalanan maka
membutuhkan bahan makanan yang mudah diolah, efisien dalam
packingnya, bernilai gizi tinggi serta ekonomis agar tas kita tidak terlalu
besar dan belanja logistik kita tidak membengkak, inilah yang saya
namakan “Management Logistik”.
Manajemen logistik ini harus perhatikan, manajemen ini mengacu
kepada bagaimana cara kita untuk mengelola logistik atau perbekalan
(makanan ataun air). Agar selama kita melakukan pendakian, kita tidak
sampai kehabisan makanan atau minuman. Jumlah hari sangat
berpengaruh dalam penentuan berapa banyak makanan yang harus kita
bawa. Kita juga harus membawa logistik se-efektif mungkin.
Tetapi alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya
sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang hari
pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan makan
Nasi dan Sosis.
Jadi kita tahu apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya.
Jangan lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan
terburuk. Kita juga harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus makan
nasi sebagai penghasil tenaga utama sebelum melakukan Summit Attack (
Perjalanan terakhir menuju puncak dan biasanya perjalanan paling berat ).
Jika kita tidak akan melakukan perjalanan yang berat mungkin makan mie
atau roti saja sudah cukup. Usahakan menunya variatif, Jika pagi kita
makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie atau roti lalu kembali
makan nasi pada malam harinya agar gizi kita terjaga.
Begitu juga dengan jumlah air kita tidak akan membawa air
sebanyak 15 liter jika kita hanya membutuhkan air 5 liter saja. Kita juga
harus menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk
tetapi bukan sebanyak 10 liter. Seperti di Gunung semeru ini hanya ada 2
16
sumber mata air yaitu Danau Ranu Kumbolo dan Sumbermani jadi ketika
meninggalkan 2 tempat tersebut ada baiknya kita membawa air
seperlunya.
17
pengembaraan ini ? penulis melakukan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur.
b. Who (siapa) yang ikut dalam Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur itu ? yang ikut dalam kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur adalah penulis sendiri yaitu Jaka Sari, dan pendamping
saudari Eni Irma Yunita, saudara Riyan Franata dan saudara
Dekcini.
c. Why (mengapa) melakukan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini ? Kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur ini dilakukan dalam rangka mengikuti salah satu proses
pengkaderan di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).
d. When (kapan) kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur ini dilakukan ? dilakukan dari
tanggal 06 september 2012 sampai dengan tanggal 19 september
2012.
e. How (bagaimana) merupakan suatu pembahasan yang komprehensif
dari pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lokasi ? berbukit, tebing, berbatu dan
berpasir.
2. Bagaimana cuaca disana ? cuaca di Gunung Semeru pada
saat itu Cerah.
3. Bagaimana perizinanya ? untuk perizinan semua calon
pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor
TN. Bromo Tengger Semeru. Kewajiban mengurus surat ijin
18
ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan
pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi
menghubungi pihak organisasi / keluarga pada saat terjadi
musibah. Sekarang mulai diterapkan sistem kuota pendakian.
Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap calon
pendaki sebagai berikut :
b. Fotocopy identitas diri yang masih berlaku sebanyak 2
lembar.
c. Mengisi Biodata semua peserta pendakian: Nama
lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga
yang bisa dihubungi.
d. Surat keterangan sehat dari dokter/ rumah sakit.
e. Membayar karcis masuk, asuransi dan surat ijin
pendakian.
f. Mengisi buku tamu (nama ketua kelompok, alamat,
jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan
tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin)
g. Mengisi formulir daftar barang bawaan setiap anggota
tim.
4. Bagaimana mendapatkan air disana ? pada saat pendakian sumber
air terdapat di Ranu Kumbolo, dan Sumber Mani yang berada tidak
jauh dari Kalimati.
19
Berikut adalah peralatan yang saya bawa ketika melaksanakan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum
Pencinta Alam) Pengembaraan di Gunung Semeru :
A. Peralatan Pribadi
1. Topi lapangan 1 buah
2. Sarung Tangan 1 pasang
3. Trekking 1 pasang
4. Baju lapangan 5 buang
5. Celana lapangan 2 buah
6. Handuk 1 buah
7. Sleeping bag 1 buah
8. Perlengkapan mandi
a. Sabun 1 buah
b. Sikat gigi 1 buah
c. Pasta gigi 1 buah
9. Survival kit
a. Jarum 1 buah
b. Benang 1 buah
B. Peralatan Kelompok
1. Peralatan memasak
a. Nesting 3 buah
b. Gas
c. Kompor kupu-kupu 2 buah
d. Trangia 1 buah
e. Sendok 4 buah
f. Piring 4 buah
g. Gelas 4 buah
2. Carrier 2 buah
3. Daypack 2 buah
4. Tenda 1 buah
5. Bendera MAHUPALA 1 buah
20
6. Bendera Merah Putih 1 buah
7. Webing 4 buah
8. Head lamp 4 buah
9. Kompas 1 buah
10. Matras 4 buah
11. Flyshit 1 buah
12. Lilin 10 buah
21
02. Mengajukan Surat Jum`at, 31 Agustus 2012
permohonan kepada Ketua
Umum MAHUPALA
b. Kegiatan
Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :
22
04. Tiba di P.O Family Raya Pukul 10.15 wib
23
11. Kembali ke Jakarta Sabtu, 08 September 2012
24
17. Dari stasiun Kota Baru Kamis, 13 September 2012
Malang ke Kampus ASIA Pukul 09.00 wib – 09.30
(Sekretariat Mapala ASPAL) wib
25
23. Dari Landengan Dowo ke Pos Pukul 12.49 wib – 13.22
1 wib
26
30. Dari Oro – oro Ombo ke Pukul 10.27 wib – 11.38
Cemoro Kandang wib
27
37. Dari Puncak Mahameru- Pukul 07.30 wib – 08.10
Arcopodo wib
28
44. Istirahat Pukul 16.15 wib
29
51. Landengan Dowo ke Ranu Pukul 15.45 wib – 16.30
Pani wib
3. Pasca Kegiatan
Pasca kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :
30
MAHUPALA(Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan Gunung Semeru
2. Mengumpul Laporan
Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) pengembaraan Gunung
Semeru
31
C. GAMBARAN KEGIATAN
1. Pra Kegiatan
Jum’at, 01 juni 2012 – Sabtu, 30 agustus 2012
Pada tanggal 01 juni 2012 – 30 juni 2012 saya manfaatkan untuk
mengurus proposal, selain untuk menghemat pengeluaran untuk kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum
Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru ini juga bisa
mempublikasikan kegiatan ini.
32
Selasa, 04 September 2012
Pukul 22.00 kami tiba dikawasan Meruya Jakarta utara dan langsung
menuju rumah bibi saudari Eni irma yunita, malam itu penulis dan saudari
Eni irma yunita beristirahat dirumah bibi saudari Eni irma yunita sedangkan
saudara Riyan franata dan saudara Dekcini beristirahat di rumah kakak
saudara Eni irma yunita yang tidak jauh dari rumah bibinya.
33
Dari hari Minggu, 09 september 2012 sampai dengan Selasa, 11
September 2012 kami beristirahat sembari menyiapkan fisik untuk
pendakian Gunung semeru dan juga menyiapkan peralatan-peralatan seperti
menambah logistik.
34
Asia untuk beristirahat karena selama di kota malang ini kami akan
menumpang disana tepatnya di sekretariat ASPAL (Asia Pencinta Alam).
Tidak butuh waktu lama untuk menuju Kampus tersebut buktinya setelah 30
menit berada diperjalanan kami pun tiba disana, setibanya disana kami
langsung berkenalan dengan anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam) lainnya
lalu beristirahat mempersiapkan fisik untuk pendakian esok hari.
35
pun tiba di pos satu dan melannjutkan perjalanan lagi hingga pukul 13.54
wib kami tiba di Pos 2. Di pos 2 ini kami sempat beristirahat sembari
memakan roti-rotian yang kami bawak untuk menambah tenaga. Pukul
14.35 wib kami tiba di watu rejeng di sini terdapat batu terjal, pemandangan
yang sangat indah ketika melihat ke arah lembah dan bukit-bukit yang
ditumbuhi hutan cemara dan pinus, setelah beristirahat sejenak pukul 15.38
wib kami pun telah tiba di Pos 3 disini kami juga kembali beristirahat karena
setelah pos 3 kami akan melalui tanjakan setapak yang cukup membutuhkan
tenaga untuk melaluinya. Hari semakin sore pukul 17.00 kami telah tiba di
pos 4, dari Pos 4 ini sudah terlihat sumber mata air kami yaitu danau ranu
kumbolo serta kami juga telah disambut dengan bunga edelwiss yang
tumbuh di sekitaran danau ranu kumbolo dan kami pun tiba didanau ini
pukul 17.30 wib. Setibanya didanau ini kami langsung mendirikan tenda
malam itu kami mulai merasakan udara pegunungan yang mulai menusuk
tulang, kami pun mulai mengganti pakaian kami dengan pakaian yang lebih
hangat selain mengenakan pakaian yang hangat dan tebal kami juga
menggunakan kaos kaki yang tebal, syal dan penutup kepala agar suhu
badan tetap terjaga.
36
ranu kumbolo pukul 10.00 wib, kami harus melalui sebuah tanjakan yang
oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos yang ada
jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti dan menoleh
kebelakang sedikitpun sampai ujung tanjakan maka cintanya akan abadi
selamanya. Sebelum melewati tanjakan cinta kami melihat beberapa
petilasan yang dibuat untuk mengenang kawan-kawan pendaki yang telah
terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Kuasa dalam perjalanan menuju
puncak mahameru ini. Setelah melewati tanjakan cinta kita tiba di Oro-oro
ombo saat itu telah pukul 10.27 wib. Oro-oro ombo merupakan padang
lavender yang sangat indah bila kita datang bukan dimusim kemarau,
dikelilingi bukit-bukit dengan pemandangan yang sangat indah, padang
rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa,
namun sayangnya saat itu penulis datang pada saat musim kemarau
sehingga pemandangan yang ada tidak seperti yang dibayangkan, saat itu
padang lavender tersebut kondisinya kering dan banyak debu. Setelah
kurang lebih satu jam melewati oro-oro ombo kami tiba di Cemoro Kandang
yaitu Perjalanan melewati hutan pinus dan vegetasi yang beraneka ragam
dimana kita akan menemukan juga arbei hutan yang bisa dimakan buahnya
menyebabkan perjalanan pendakian ini tidak terlalu terasa melelahkan
sambil sesekali terdengar kicauan burung dipepohonan, kami sempat
beristirahat disini dan disini pula kami bertemu dengan porter yang
mengingatkan kami untuk membawa tongkat atau trekking pole bila ingin
ke puncak mahameru karena jalurnya sangat berat, saat itu penulis
diberikan sebuah tongkat oleh porter tersebut. Dari sini jalurnya mulai
berebeda dengan jalur kemarin, jika kemarin jalur yang dilalui cukup landai
dan sekarang mulai banyak tanjakan yang membuat kami banyak berhenti
diperjalanan kali ini dan juga didaerah ini banyak pohon yang tumbang
sehingga untuk lewat kadang-kadang kita harus melompatinya. Pukul 10.00
wib kami tiba di Jambangan disini kami sempat memasak dan membuat
kopi untuk mengisi perut kami yang mulai lapar. Dari Jambangan ini puncak
mahameru sudah terlihat dengan jelas bagaikan lukisan alam yang sangat
indah, disini juga bunga edelwiss sudah tumbuh lebih banyak dibanding
37
dengan yang ada disekitaran danau ranu kumbolo kemarin. Setelah cukup
beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke Kalimati, ternyata tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di kalimati setelah melewati
jalan yang sedikit menurun kami tiba di kalimati saat itu sudah pukul 14.31
wib. Disini juga tidak kalah menakjubkan dari tempat-tempat yang telah
kami lalui, Puncak mahameru kembali terlihat dengan gagahnya begitu juga
dengan padang edelwiss yang lebih luas dari yang pernah penulis lihat,
padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting
untuk membuat api unggun. Setelah sejenak mengagumi anugrah Tuhan
Yang Maha Esa kami mulai bergegas mendirikan tenda dan pergi ke sumber
mani yang membutuhkan waktu 1 jam dalam perjalanan pulang pergi untuk
mengambil air karena persediaan air yang kami bawa dari danau ranu
kumbolo mulai habis. Kalimati merupakan pos terakhir yang diizinkan
dalam melakukan pendakian di Gunung semeru ini, saat itu kami berbagi
tugas ada yang mendirikan tenda dan ada yang mengambil air karena untuk
menghemat waktu yang kami punya agar bisa lebih cepat beristirahat karena
pukul 23.00 wib malam ini kami akan mendaki ke puncak mahameru. Disini
tersedia cukup banyak ranting dan dahan pohon cemara yang berserakan
yang bisa dipergunakan sebagai bahan api unggun pada malam hari, sore itu
setelah makan kami kembali beristirahat. Udara malam itu kembali lebih
dingin dari biasanya sambil memandang puncak mahameru yang dipayungi
bintang-bintang sekali-sekali terdengar kawah jonggring saloko yang
menunjukan aktifitasnya. Pukul 19.00 wib kami beristirahat tidur karena
pukul 23.00 wib perjalanan menuju puncak tertinggi pulau jawa akan kami
lanjutkan.
Pukul 23.00 alarm kami berbunyi, kami pun segera menyiapkan
segala peralatan yang akan kami, kami hanya membawa daypack kali ini
karena membawa cariel akan mengganggu kesimbangan badan ketika
menuju puncak. Sedangkan peralatan yang lain kami tinggalkan didalam
tenda, tidak perlu merasa risau meninggalkan barang-barang dalam tenda
dikalimati karena disini cukup aman dan rata-rata pendaki yang akan ke
puncak mahameru melakukan hal yang sama, hanya saja makanan harus
38
disimpan dalam satu tempat yang aman karena di kalimati ini banyak tikus
gunung. Persiapan kali ini kami lakukan dengan menggunakan pakaian
yang lebih membuat tubuh hangat seperti jaket dan juga menyiapkan fly
sheet, obat-obatan, alat komunikasi, kamera, head lamp, kaos kaki, syal,
kupluk yang bisa menutupi telinga, masker karena selain sekarang kami
akan mendaki pada malam hari dengan cuaca yang sangat dingi, jalur yang
akan kami lewati jalut bebatuan dan pasir apalagi saat itu musim kemarau,
selain barang-barang tersebut kami juga membawa peralatan-peralatan
penting lainnya.
Setelah selesai bersiap-siap kami pun melanjutkan perjalanan dan
tiba di arcopodo pukul 00.30 wib, ketika diperjalanan terlihat lampu-lampu
kota yang menambah indahnya malam itu, saat itu kembali perjalanan lebih
berat dari biasanya setelah memasuki hutan cemara jalur selalu menanjak
dan berdebu. Untunglah pada saat itu kami menggunakan masker sehingga
kami cukup terlindungi. Pukul 02.45 wib kami meninggalkan cemoro
kandang, diatas sudah terlihat cahaya lampu senter para pendaki yang telah
lebih dulu menuju puncak tapi cahaya lampu senter tersebut terlihat
menurun sehingga kami mengira bahwa di atas ada badai dan kami pun
memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari membuat api unggun.
Setelah melihat bahwa tidak ada lagi cahaya senter kebawah kami pun
mematikan api unggun yang kami buat tadi dan melanjutkan perjalanan, dari
cemoro kandang ini kita akan banyak melihat petilasan-petilasan untuk
teman-teman pendaki yang menghembuskan nafas terakhirnya di gunung
semeru seperti yang terlihat di danau Ranu kumbolo. Jalan yang kami lalui
masih menanjak dan mulai meninggalkan vegetasi terakhir, selanjutnya
jalan yang kami lalui bukit pasir dimana bila kita melangkah satu kali maka
lima langkah kita akan mundur dan pada saat inilah tongkat atau trekking
pole sangat membantu. Pendakian menuju puncak ini dilakukan pagi-pagi
sekali karena badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan
air, bila perjalanan dilakukan pada siang hari medan yang dilalui terasa
makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Ketika tiba dipuncak mahameru pukul 06.39 wib kami langsung mengambil
39
beberapa foto untuk dokumentasi, saat itu ada sekitar kurang lebih 30 orang
di puncak mahameru dan tidak kurang dari 5 orang perempuan disana,
kebanggaan tersendiri bagi penulis bisa menggapai puncak tertinggi dipulau
jawa terbayang kedua orang tua dan kawan-kawan yang telah mendukung
terlaksananya kegiatan ini, ada juga beberapa turis mancanegara. Begitu
terasa sangat kecil kita saat berada dipuncak Gunung Mahameru begitu
Agung dan Besarnya Sang Maha Pencipta. Beberapa kali kawah jonggring
saloko terbatuk mengeluarkan materi vulkaniknya.
Di Puncak Gunung Semeru ini kita tidak bisa berlama-lama
sebaiknya kita segera turun karena setelah jam 10.00 wib pagi angin akan
berubah arah dari kawah menuju puncak dengan membawa gas beracun dan
bau belerang berbahaya bagi pendaki. Satu jam kami berada di puncak
pukul 07.30 wib kami pun turun, seperti biasanya perjalanan turun selalu
lebih menyenangkan dibanding ketika mendaki, ketika turun penulis lebih
suka berseluncur sehingga beberapa kali terpeleset.
Pukul 09.30 wib kami telah tiba di kalimati setelah beristirahat,
makan siang dan packing peralatan kami pun segera menuju danau ranu
kumbolo kembali. Pukul 14.05 wib kami telah tiba di danau ranu kumbolo
kami kembali mendirikan tenda dan malam ini kami akan kembali
menginap di danau ranu kumbolo.
40
Pukul 16.30 wib kami telah tiba di pos ranu pani dan kami melapor
di pos ranu pani karena telah turun, tetapi setelah ditanya soal sampah kami
bingung karena sampah kami tinggalkan di danau Ranu Kumbolo akhirnya
penulis dan kawan-kawan dihukum memungut sampah disekitar pos ranu
pani sebanyak satu kantong plastik packing.
Setelah itu kami pun membeli beberapa pernak-pernik mengenai
Gunung semeru seperti baju, gantungan kunci, dan stiker. Saat itu untuk
menuju pasar tumpang kami kembali menumpangi truk yang kemarin kami
gunakan sewaktu berangkat tetapi karena baru rombongan kami yang turun
sedangkan rombongan anak malang yang kemarin bersama kami belum
turun maka kami harus menunggu. Cuaca saat itu cukup dingin sehingga
kami memutuskan untuk menunggu sambil membuat kopi.
Pukul 18.00 wib kami meninggalkan ranu pani dan tiba disekretariat
ASPAL (Asia Pencinta Alam) pukul 22.00 wib setibanya kami beristirahat.
C. Pasca Kegiatan
41
Pasca kegiatan ini digunakan untuk membuat laporan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan Gunung Semeru.
.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gunung Semeru memiliki beberapa potensi wisata seperti Danau Ranu
Regolo, Danau Ranu Pani, Danau Ranu Kumbolo, Oro-Oro Ombo serta Puncak
Mahameru selain karena jalur pendakian Gunung semeru ini bebatuan dan
berpasir, Gunung yang berada di ketinggian 3676 mdpl ini memiliki cuaca
yang cukup ekstrim sehingga untuk menuju puncak Mahameru diperlukan
manajemen perjalanan yang dipersiapkan dengan matang.
Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan maupun
perizinan yang diperlukan dalam perjalanan.
Dalam sebuah perjalanan pendakian manajemen perjalanan memiliki
peran penting seperti persiapan fisik dan mental sebelum pendakian, serta yang
tak kalah penting adalah persiapan perlengkapan pendakian gunung. Dengan
persiapan yang matang diharapkan perjalanan kita akan berjalan sesuai rencana
dan terhindar dari bahaya.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan Gunung Semeru antara lain :
42
1. Untuk seluruh anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) yang akan melakukan pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA lakukanlah di Gunung Semeru karena selain memiliki
pemandangan yang sangat indah, jalur pendakian Gunung semeru tidak
kalah menantang dengan jalur digunung-gunung lainnya.
2. Sebaiknya dalam melakukan pendakian kita benar-benar memanajemen
semua keperluan dengan matang, karena sebanyak apapun kita
mengetahui medan, kita tetap tidak bisa menebak apa yang akan terjadi
disana.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan :
AD/ART MAHUPALA
Buku/Karya Ilmiah :
Eliza, R.Monafis.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA,
Management Perjalanan. Mahupala FH Unib
Jaka Sari.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA, Management
Perjalanan. Mahupala FH Unib
Yuri Prasetyo.2013.laporan Pengembaraan anggota muda MAHUPALA,
Management Perjalanan. Mahupala FH Unib
Situs Internet/Website :
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/Senin.01.Juli.2013.20.00wib
http://www.gunungsemeru.com/2013/02/lokasi-gunungsemerumalangtempat.html
/.selasa.02.Juli.2013.20.05wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru/.rabu.03.juli.2013.20.00wi
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulandata/kamis.04.Ag-
ustus.2013. 20.00wib
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahandata/.html.kamis.04
.Juli.2013. 20.05wib
43
www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan/.html.rabu.06.febr-
uari.2013. 22.47wib
http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemen-perjalanan.html.10.
oktober.2013
LAMPIRAN – LAMPIRAN
44
45
Foto/ Dokumentasi
46
Kalimati
Ranu Kumbolo
Jambangan
47
Puncak Mahameru 3676 mdpl
Biaya – Biaya Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru
1. Biaya Transportasi
Bengkulu – Malang
Logistik
2. Rp. 472.000
Biaya Makan 4 orang Rp. 1.625.000
Diperjalanan
3.
Rp. 181.000
4. Administrasi dan
pembuatan Proposal
48
Rp. 61.000
Biaya Total
49
KODE ETIK PENCINTA ALAM SE-INDONESIA
50
Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia :
1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar
akan tanggung jawab kami terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air.
3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah mahluk
yang mencintai sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai hakekat diatas, kami dengan penuh kesadaran menyatakan sebagai berikut
:
JANJI MAHUPALA
51
Janji Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu
Kami para Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu Berjanji :
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Menjunjung tinggi nama baik Fakultas Hukum dan Almamater,
Menjunjung tinggi Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia,
Mematuhi serta menjalankan AD/ART Organisasi MAHUPALA,
Mematuhi serta menjalankan Peraturan Organisasi,
Saling menghormati dan bekerjasam antar sesama anggota MAHUPALA,
dalam usaha menjaga nama baik organisasi dan dalam rangka memajukan
organisasi MAHUPALA,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa merestui janji kami ini, Amin.
CURRICULUM VITAE
52
Nama : Jaka Sari
Nama Panggilan : Jegg
Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 15 Juni 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Kewarganegaraan : Indonesia
Jumlah Saudara : 5 (lima)
Anak ke : 4 (empat)
Nama Orang Tua
Ayah : Naning
Ibu : Juwita
No Kontak : 0897 333 4858
Nama Organisasi : MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Universitas Bengkulu
53