Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang
bernilai sangat tinggi. Sumber daya alam itu berupa lautan dengan
kekayaanya, hutan-hutan tropis yang diakui sebagai paru-paru dunia, sungai
-sungai, danau alami dan gunung-gunung.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit.
Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan
orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau
barisan gunung.1 Sedangkan gunungapi atau sering disebut gunung berapi
adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat
keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi.
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan
membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang
tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan
diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang
sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap
perjuangan melawan diri sendiri.
Sebagai pecinta alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi
alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga
dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang mendorong rasa keberanian serta
ketabahan dalam menghadapi tantangan alam.
Perencanaan yang matang merupakan hal yang penting dalam rangka
mengorganisir sebuah perjalanan, terlebih lagi kegiatan tersebut merupakan
aktivitas yang penuh resiko seperti pendakian gunung yang sering dilakukan
oleh para pencinta alam.

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/.01,Juli,2013,20.00wib

1
Bila berbicara tentang risiko dalam sebuah pendakian, maka tidak bisa
dilepaskan dari unsur keamanan dan keselamatan. Hal ini sangat berkaitan
karena menyangkut hukum sebab-akibat, tidak jarang kasus kasus kecelakaan
yang terjadi, disebabkan oleh kelengahan dan ketidaksadaran penggiatnya
akan risiko-risiko yang dihadapi, sehingga tidak melakukan persiapan dengan
maksimal, kurangnya pengetahuan maupun keterampilan penggiatnya juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkegiatan di alam
terbuka. Bahkan pendaki yang telah berpengalaman dan telah melakukan
persiapan dengan matang pun dapat mengalami kecelakaan dilapangan,
apalagi pendaki-pendaki pemula yang tidak mempersiapkan dirinya dengan
baik. Tentu saja ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa penggiatnya.
“Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam terbuka yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki
oleh para penggiatnya, hal ini merupakan hasil evaluasi dari berbagai operasi
SAR (Search And Rescue) yang pernah dilakukan.” (Atlas Medical Pioneer-
Wanadri, 2000:3). Sedangkan dari faktor persiapan, perencanaan, mental,
fisik, personil tim, medan, lokasi kegiatan, perlengkapan, perbekalan, etika
perjalanan, menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan agar tidak ada lagi
kasus-kasus kecelakaan dalam berkegiatan di alam terbuka, faktor-faktor
tersebut hanya sebagian dari seluruh faktor yang harus diperhatikan dalam
manajemen perjalanan yang aman. Kegiatan yang didasari pada hobi ini
memang mengandung banyak resiko, sehingga seluruh persiapan harus
dilakukan dengan serius dan teliti.Setiap melaksanakan kegiatan lapangan,
manajemen perjalanan sangatlah penting karena jika kita telah memanajemen
perjalanan maka kita hanya tinggal mengaplikasikannya dilapangan saja,
walaupun terkadang apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai dengan apa
yang terjadi dilapangan.

B. MAKSUD

2
Maksud dari penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ini yaitu
sebagai salah satu bentuk kewajiban penulis sebagai anggota muda
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) untuk mengikuti proses
pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
yang dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga yang terletak pada BAB IV
Pasal 8 tentang keanggotaan dan masa keanggotaan MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam), sehingga dapat mengikuti proses
pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu untuk menambah kapasitas penulis
dalam dunia kepencintaalaman serta menambah wawasan penulis mengenai
Gunung Di Indonesia. Serta untuk memberikan informasi dan gambaran
tentang kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) yang telah penulis laksanakan.

D. MANFAAT
Adapun manfaat penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu :
1. Manfaat Praktis yaitu untuk menambah Materi Kepencintaalaman.
2. Manfaat Teoritis yaitu :
a. Untuk mengenal situasi Gunung di Indonesia terkhususnya
Gunung Semeru.
b. Untuk mengenal jalur di Gunung Semeru.
c. Untuk menambah wawasan mengenai Gunung Semeru.
E. MASALAH
Dari penjelasan diatas, maka munculah beberapa permasalahan antara lain :
1. Bagaimanakah manajemen perjalanan di Gunung Semeru ?

BAB II

3
DESKRIPSI

A. DESKRIPSI UMUM
Gunung Semeru dengan puncaknya yang bernama Mahameru
merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa. Dengan ketingian
mencapai 3676 mdpl membuat gunung ini menyerupai sebuah kerucut
raksasa yang sangat indah. Jonggring Saloko adalah nama kawah dari
Gunung Semeru. Sampai saat ini kawah tersebut masih aktif dan terus
mengeluarkan letusan-letusan kecil setiap 15-30 menit. Bagi para pendaki
moment wedhus gembel inilah yang menjadi sensasi tersendiri bagi mereka.
Lokasi Gunung Semeru secara administratif berada di antara dua
wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Secara geografi Gunung Semeru terletak diantara 8°06' LS dan 120°55' BT.2
Kawah yang terdapat di puncak Gunung Semeru terdiri dari kawah
Mahameru yang sudah tidak aktif dan kawah Jonggring Seloko yang masih
aktif, kawah Jonggring Seloko terletak di sebelah tenggara puncak.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak
gunung Semeru yang masih aktif.(3) Diperlukan waktu sekitar empat hari
untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk menuju kedesa
ranu pani sebagai desa terakhir digunung semeru bisa melalui dua jalur yaitu
jalur tumpang (Kabupaten Malang) dan jalur Senduro (Kabupaten Lumajang)
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Flora dan Fauna
a. Flora

2 http://www.gunungsemeru.com/2013/02/lokasi-gunung-semeru-malang-tempat.html,
selasa,02,Juli,2013,20.05wib
3 http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru/,rabu,03,juli,2013,20.00wib

4
Flora yang berada di wilayah gunung semeru dan sekitarnya masuk
dalam zona sub Alpin, yang didominasi dengan jenis cemara gunung
(Casuarina junghuniana), jamuju (Podocarpus sp), mentigi (Vacinium
varingifolium), kemlandingan (Albizia lophanta) dan akasia (Accasia
decurents). Untuk tumbuhan bawah didominasi oleh alang-alang
(Imperata cylindrica), kirinyuh (Euphatorium odoratum), tembelekan
(Lantana camara), harendong (Melastoma malabathicum) dan
Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng-lereng yang curam
menuju puncak semeru sekitar daerah Arcopodo terdapat janis paku-
pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichnia longisumus dan
beberapa jenis anggrek endemik semeru.
Adapun flora yang penulis temui ketika sedang melaksanakan
pengembaraan yaitu cemara gunung, akasia, alang-alang, edelwiss,
strowberry hutan.
b. Fauna
Kehidupan fauna yang disekitar semeru sangat terbatas, baik jenis
maupun jumlahnya. Satwa yang terdapat di sekitar gunung semeru
diantaranya beberapa jenis burung seperti belibis (Anas superciliosa)
dan Elang, primata, dan mamalia, seperti macan kumbang (Panthera
pardusi), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanica).
Sedangkan fauna yang penulis temui yaitu burung.

2. Cuaca dan Suhu

a. Cuaca

Cuaca saat itu cerah baik ketika berada di kota Malang maupun
setelah tiba di Ranu Pani hinggga di puncak Mahameru.

b. Suhu

5
Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Sedangkan suhu rata-rata sebelum puncak berkisar antara 3°c - 8°c
pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara
15°c - 21°c.

3. Daya Tarik Wisata Gunung Semeru


Adapun beberapa tempat yang memiliki daya tarik di Gunung Semeru
adalah :
a. Danau Ranu Pani
Ranu Pani adalah desa terakhir di kaki Gunung Semeru yang
menjadi entry point para pendaki. Di desa ini terdapat danau
bernama Ranu Pani seluas satu hektar, “ranu” berarti “danau” dalam
bahasa setempat. Pada zaman penjajahan, desa seluas 225 hektar ini
disewa oleh orang Belanda bernama A. Gisius. A. Gisius yang juga
merupakan anggota “Nederlandsch-Indische Vereeniging voor
Bergsport” atau Perkumpulan Pendaki Gunung Hindia-Belanda ini
mempunyai “boerderij” yaitu ladang pertanian dan perkebunan di
Ranu Pane yang diberi nama “de Semeroehoeve”. Selain itu, A.
Ginius juga memiliki pondokan di Ranu Kumbolo dan di Arcopodo.
Setelah Jepang datang mengusir Belanda, keluarga pemilik
“boerderij de Semeroehoeve” ini tidak lagi diketahui keberadaannya.
Aktivitas yang biasa dilakukan didanau ranu pani ini selain
berkemah yaitu memancing dan berjalan mengelilingi danau yang
merupakan pengalaman yang tidak kalah mengesankan . Dari Ranu
Pani bila kita berjalan menyusuri jalan setapak lurus akan sampai di
Ranu Regulo.
b. Danau Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo yang luasnya mencapai 14 hektar dan berada
di ketinggian 2.400 mdpl. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah
Gunung Jambangan yang memadat sehingga air hujan tertampung di
kawah tersebut. Ranu Kumbolo merupakan danau terbesar di antara
danau-danau lain di kawasan Gunung Semeru.

6
Dari Ranu Pani untuk menuju ke danau ranu kumbolo
jalurnya cenderung landai, bahkan menjelang Ranu Kumbolo justru
menurun.
Sekitar 3 km dari Watu Rejeng, keindahan Ranu Kumbolo
sudah nampak dari kejauhan. Memberikan semangat ekstra dikala
lelah mulai mendera. Banyak pendaki menyempatkan diri untuk
mengabadikan panorama Ranu Kumbolo atau sekedar narsis didepan
kamera.
Di sini umumnya pendaki mendirikan tenda, menikmati
dinginnya udara malam yang bisa mencapai minus 0 derajat, juga
menanti keindahan sunrise diatas danau dan melanjutkan trekking ke
Kalimati. Kondisi air di danau ini jernih dan terbebas dari polusi
udara. Pada saat perayaan HUT RI, Ranu Kumbolo juga dijadikan
sebagai salah satu tempat upacara para pendaki yang tidak sampai ke
puncak atau karena quota untuk puncak sudah habis. Adapun
kedalamannya tidak begitu jelas berapa meter, sehingga pengunjung
dilarang keras mandi dan berenang di sini. Di danau ini pendaki atau
porter yang singgah hanya diperbolehkan untuk memancing atau
mencuci piring. Itupun dilarang menggunakan sabun.
Fasilitas yang terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan
MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Di daerah ini
terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga merupakan
peninggalan Kerajaan Majapahit.
Ranu Kumbolo merupakan tempat peristirahatan yang
memiliki pemandangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama
alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari
yang terbit dari celah-celah bukit yang menyebabkan sekitar danau
berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, di tambah uap air dari
danau seakan-akan keluar dari danau tersebut.
Dari Ranu Kumbolo, medan trekking langsung dihadapkan
dengan tanjakan yang cukup menguras energi. Tanjakan ini cukup
fenomenal karena mitosnya, siapapun yang melewati tanjakan ini

7
tanpa berhenti hingga atas bukit dan tidak menengok kebelakang,
jika sedang jatuh cinta maka akan berakhir bahagia dan berjodoh.
Karenanya tanjakan ini disebut tanjakan cinta. Tapi rasanya sayang
jika sampai atas tanjakan cinta tidak dilihat kembali keelokan
indahnya panorama Ranu Kumbolo.
c. Oro – Oro Ombo
Oro-oro Ombo memiliki arti padang rumput yang luas karena
Oro-oro Ombo ini luasnya mencapai 100 hektar. Setelah kita
merasakan lelah menyusuri Tanjakan Cinta, segera mata kita akan
melihat hamparan padang savana luas. Oro-oro Ombo memiliki
lereng-lereng yang ditumbuhi pohon-pohon pinus. Oro-oro Ombo
dikelilingi bukit dan gunung sehingga padang rumput ini memiliki
panorama yang sangat indah. Salah satu gunung itu adalah Gunung
Kepolo, dari balik gunung ini bisa terlihat puncak Gunung Semeru
yang selalu menyemburkan asap.
Apabila pendakian pendakian dilakukan tepat pada saat
musim penghujan, Oro - Oro Ombo menghampar indah. Jauh lebih
indah dibanding yang pernah Anda lihat di foto atau yang Anda
bayangkan. Oro - Oro Ombo sedang 'ungu'. Bunga lavender
bermekaran, betapa cantiknya. Silahkan kagumi ciptaan Tuhan yang
satu ini. Di mana lagi ada panorama seperti ini, hamparan padang
Lavender atau Verbena brasiliensis vell, begitu nama latinnya. Bunga
ungu nan indah ini sebenarnya adalah tanaman invasif.
d. Puncak Mahameru
Puncak Mahameru, Gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Kawahnya yang dikenal dengan sebutan Jonggring Saloka berada di
sebelah selatan puncak Mahameru. Setiap 15-30 menit
menyemburkan asap vulkanik disertai dentuman yang menggelegar.
Momen ini sering dimanfaatkan pendaki untuk berfoto-foto selain
berfoto di samping sang saka Merah Putih.
Hamparan pasir serta bebatuan berserakan di atas puncak. Di
sebelah selatan tampak terlihat laut selatan pesisir Lumajang, di sisi

8
utara terlihat pegunungan Tengger serta Bromo, agak ke barat Anda
juga melihat bentuk mungil Gunung Arjuna dan Welirang.
Sementara, di sisi Barat ada Gunung Kawi dan Panderman.
Pendaki juga dilarang mendekati kawah Jonggring Saloka
karena sangat berbahaya. Waktu berada di puncak memang terbatas
karena semakin siang berkabut serta angin cenderung mengarah ke
utara atau mengarah ke puncak Mahameru. Asap beracun bisa
terbawa ke puncak sehingga membahayakan para pendaki.
Sebaiknya kita turun kembali setelah agak siang dan mulai
banyak kabut. Selama perjalanan turun, sebaiknya tetap konsentrasi
dan tetap berkelompok. Sebab, pendaki yang hilang, tersesat, atau
jatuh sering terjadi ketika perjalanan turun.
Perjalanan turun memang cukup singkat, biasanya dua jam
Anda sudah sampai Kalimati. Namun cukup membahayakan,
disamping karena faktor kelelahan, konsentrasi juga sering
berkurang. Tak heran jika banyak pendaki yang terpeleset ketika
turun dari puncak.

4. Akses Menuju Puncak Gunung Semeru


Untuk mendaki puncak gunung semeru dapat ditempuh
lewat Kota Lumajang dan Kota Malang. Untuk kota Lumajang,
dikenal dengan Jalur Senduro, jalur ini relatif sepi bagi pendakian
karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi
juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari
Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan
yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di
Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke
Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor.
Sedangkan untuk jalur Tumpang – Malang, merupakan jalur favorit
karena ketersedian akses tranportasi dan akomodasi yang mudah di dapat.
Kota malang yang merupakan kota yang memiliki banyak panorama alam
yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah dicapai. Kota yang

9
dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini memungkinkan kita
berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan tinggi yang terdapat di
kota ini. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak
terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya Rp. 400.000,-
per truk hingga Pos Ranu Pani.
Setelah tiba didesa ranu pani untuk menuju ke puncak mahameru
kita juga dapat melalui dua jalur,antara lain:
1. JALUR WATU REJENG
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan
bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar
di Ranu Pani, untuk itu setelah sampai di gapura selamat
datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit jangan mengikuti
jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang
biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada
jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit
yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada
tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak
pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat
pohon tumbang dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita
harus sering merundukkan kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang
banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng.
Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan
pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-
bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala
kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh
jarak sekitar 4,5 Km.

10
2. JALUR GUNUNG AYEK-AYEK
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi
kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol
(kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa
panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki
mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane
adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku
Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisar.
Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai
untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai
dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi
oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu
punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini
kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran
binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada
disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara
tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke
bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak
sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk
berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung
Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari
gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu
pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak
melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka
yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila
pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di
kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang

11
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak
gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena
rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara
yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing
terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar,
celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki
dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman
Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan
menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal,
beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang
jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling
mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30
menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita
bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang
disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore
hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan
memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang
rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon
cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang
rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita
di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu
Kumbolo.

Danau Ranu Kumbolo setelah berjalan 4,5 KM yang berada


diketinggian 2.400 mdpl, setelah melewati Danau Ranu Kumbolo kita
akan tiba di Pos Cemoro Kandang, dari Cemoro Kandang perjalanan lalu
dilanjutkan kembali ke Jambangan lalu setelah tiba di Jambangan kita

12
akan tiba di Kalimati yang berada di ketinggian 2.700 mdpl, di dekat Pos
Kalimati ini terdapat sumber mata air yaitu di Sumber Mani yang
memerlukan waktu satu jam untuk pulang pergi kesana. Sebaiknya isilah
semua tempat air minum yang anda miliki karen ini merupakan sumber
mata air terakhir. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Arcopodo yang
berada diketinggian 2.900 mdpl Pos Arcopodo ini merupakan tempat
perkemahan terakhir tetapi, kondisi tanahnya kurang stabil dan sering
longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung ketika
melanjutkan perjalanan ini karena banyak debu dan abu beterbangan.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam,
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua
barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali karena siang hari angin
cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari
Kawah Jonggring Saloka.

5. Tata Cara serta Perizinan Gunung Semeru


Cara Booking Online Pendakian Gunung Semeru :
1. Untuk pendakian tanggal 2 Mei 2013dan seterusnya, harus booking
online dulu di www.bromotengger.semeru.com.
2. Setelah tanggal 1 Mei 2013, semua calon pendaki Gunung Semeru
tidak perlu repot-repot menelepon kesana-kemari, tidak perlu
booking-bookingan atau titip salam tempel dengan mendatangi kantor
BBTN BTS di Malang maupun kantor Resort Ranupani, tapi cukup
mendaftar di www.bromotenggersemeru.com.
3. Para calon pendaki tidak perlu pusing-pusing dan tidak perlu repot-
repot memikirkan kuota, karena tidak lama setelah Anda mendaftar di
website TNBTS, Anda (penanggung jawab/ketua kelompok yang
mendaftar di website tersebut) secara otomatis akan menerima e-mail,
apakah Anda boleh atau tidak boleh mendaki pada tanggal T1 rencana
pendakian & tanggal T2 kepulangannya.

13
4. Ketika Anda booking online & mengisi rencana tanggal T1 pendakian
(Berangkat) & tanggal T2 kepulangnya (Pulang), kemudian berlanjut
(untuk proses selanjutnya) dengan pengisian jumlah anggota (sekali
booking online minimal untuk 3 orang & maximal utk 10 orang, jika
lebih dari 10 orang maka harus booking lagi untuk grup berikutnya
dengan nama ketua/penanggung jawab yg berbeda), nama-nama yang
akan mendaki, nomor HP/telepon, alamat masing-masing pendaki,
berarti Anda boleh/bisa mendapat jatah pendakian pada tanggal T1 &
T2 tersebut.
5. Jika Anda booking online & mengisi rencana tanggal T1 pendakian &
tanggal T2 kepulangnya, namun tidak bisa berlanjut pada proses
selanjutnya, itu berarti Anda harus segera mengganti rencana tanggal
T1 pendakian & taggal T2 kepulangan Anda, sampai ke proses
selanjutnya muncul & bisa berlanjut ke pengisian jumlah anggota,
nama-nama yang akan mendaki, nomor HP/telepon, alamat masing-
masing pendaki.
6. Bagi yang sudah berhasil mengisi jumlah anggota, nama2 yg akan
mendaki, nmr HP/tlp, alamat masing2 pendaki, ketua/penanggung
jawab kelompok tinggal menunggu balasan e-mail dari TN BTS &
kode booking izin pendakian yg menyatakan anda sdh bisa mendaki
dgn seluruh anggota kelompok anda pada tgl & hari H yg anda
rencanakan tersebut.
7. Jika Anda (ketua/penanggung jawab kelompok yang booking online)
menerima e-mail yang menyatakan Anda/rombongan Anda boleh
mendaki pada hari H yang Anda tentukan tersebut, jangan lupa
memprint out e-mail tersebut (karena ada kode bookingnya) untuk
dibawa & diperlihatkan kepada petugas Ranupani TN BTS di loket
pembelian tiket.
8. Bagi yang sudah dibolehkan mendaki, maka pada tanggal T1, Anda
langsung datang ke Loket Tiket Ranupani (jangan & tidak boleh ke
kantor BBTN BTS di Malang atau kantor SPTN II Tumpang), untuk
membayar tiket mendaki dan menyerahkan :

14
a. Print out e-mail yg menyatakan Anda dibolehkan untuk mendaki
Gunung Semeru.
b. Surat Keterangan Dokter (dibuat di tempat asal masing-masing)
untuk masing-masing pendaki (bukan untuk kelompok).
c. Foto copy KTP/Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar untuk masing-
masing pendaki (bukan untuk kelompok).
d. Satu helai meterai Rp. 6.000,-

9. Setelah point 1 – 8 terpenuhi, Anda dipersilakan menyewa PORTER


jika Anda memang memerlukannya (kalau tidak perlu ya tadak usah
karena hal ini bukan paksaan). Porter Anda selain bisa Anda tugaskan
untuk membawa barang2 bawaan Anda, juga bisa digunakan sebagai
guide Anda. Upah seorang porter adalah Rp. 150.000,- per hari, tapi
jika akan digunakan untuk kegiatan pendakian & bermalam
(berkemah), biasanya minimal untuk 2 hari.
Jika Anda menyewa porter, berarti Anda sudah membantu
meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar TNBTS, khususnya
masyarakat Desa Ranupani (karena mereka umumnya dari Desa
Ranupani).4

Adapun ketika penulis melakukan pendakian kegunung semeru sistem


perizinannya masih menggunakan cara manual yaitu penulis beserta
rombongan mendatangi pos ranupani dan mendaftarkan diri sebelum
melakukan pendakian tanpa harus booking terlebih dahulu. Kewajiban
mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan
pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak
organisasi/keluarga pada saat terjadi musibah. Persyaratan yang harus
dilengkapi oleh calon pendaki sebagai berikut :
1. Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masing-
masing calon pendaki.

4SoraTemplateshttp://www.gunungsemeru.com/2013/04/cara-booking-
pendakian-gunung-semeru-online-tnbts.html.10.0ktober.2013

15
2. Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap, umur,
alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi
masing-masing.
3. Membayar karcis masuk,asuransi, dan surat ijin pendakian per
orang/pendaki.
a. bagi umum Rp. 7.000 ,- (tujuh ribu rupiah)
Dengan rincian karcis masuk Rp. 2.500,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-),
b. bagi pelajar/mahasiswa Rp. 5.750,-
Dengan rincian karcis masuk Rp. 1.250,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).
c. bagi Warga Negara Asing Rp 24.500
Dengan rincian karcis masuk Rp. 20.000,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).
Bila membawa kendaraan pribadi akan dikenakan
tambahan biaya lagi Rp 3.000 per sepede motor, dan Rp
6.000 per mobil. Bagi yang naik kendaraan umum/charter
maka biaya karcis kendaraan ditanggung oleh masing-
masing sopir kendaraan tersebut.
4. Pendakian dilakukan berkelompok/beregu, minimal 3 (tiga)
orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan
memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian.
5. Membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, bekal
makanan, P3K, dan lainnya yang dibutuhkan selama
melakukan pendakian. Jangan lupa bawalah kantong plastik
untuk membawa sampah turun kembali.

BAB III
METODE PENYUSUNAN

16
A. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam metode pengumpulan data disini penulis menggunakan studi
lapangan dan studi kepustakaan.
Dimana studi lapangan yang penulis dapatkan yaitu data-data yang
penulis dapat secara langsung ketika berada dilapangan, data ini yang disebut
data primer. Dan studi kepustakaan dimana disini penulis memperoleh data
dari situs-situs internet, peraturan-peraturan seperti anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam)
tahun 2012/2013 serta laporan-laporan kegiatan yang ada di perpustakaan
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam) baik itu laporan wajib
gunung maupun laporan pengambilan nomor pokok anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum pencinta Alam) yang disebut dengan data sekunder .

B. METODE PENGOLAHAN DATA


Dalam metode pengolahan data, disini penulis menggunakan pengolahan
data kualitatif. Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga
kegiatan analisis yakni sebagai berikut :
1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,


pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data,
penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,
pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi
data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan
ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas
dan mudah dipahami.

17
Jadi, disini saya telah mengelompokkan data-data dan membuang
yang mana yang saya anggap tidak perlu.
2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang


tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan
adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

Dalam penyajian data saya menggunakan dalam bentuk naratif


dimana saya lebih sering menceritakan tentang perjalanan saya.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai
mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi
suatu konfigurasi tertentu.
Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara
tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan
perkembangan pengolahan data.
Jadi disini penulis menarik kesimpulan dengan memperhatikan
hal-hal lain yang ada dalam perkembangan mengolah data tersebut.5

5 http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahandata./html.kamis.04.Juli.
2013.20.05wib

18
BAB IV
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN MATERI
1. Manajemen Perjalanan
a. Pengertian Manajemen Perjalanan
Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan
maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan. Perjalanan
dilakukan dengan beberapa tujuan mulai dari eksplorasi, survey,
ekspedisi maupun hanya untuk berjalan-jalan. Semua perjalanan tersebut
memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam bebas
seperti ini menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam, yang apabila
tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan
yang dapat membahanyakan jiwa kita, dan sebaiknya bila kita pahami
akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.
Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada
persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum
digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who,
Why, When dan How.6 Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :
a. Where (Dimana)

6 www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan.html.rabu,06,februari,
2013,22.47wib

19
Untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus
mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh:
Pendakian Gunung Semeru.
b. Who (Siapa)
Apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut
sendiri atau dengan berkelompok contoh: dalam pendakian ini
kami melakukan pendakian secara kelompok, dimana
dikelompok ini terdiri dari 4 anggota.
c. Why (Mengapa)
Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa
bermacam-macam jawaban, Contoh : Untuk melakukan kegiatan
Ekspedisi dan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan.
d. When (Kapan)
Waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, Contoh: 3 september
2012 sampai dengan 19 september 2012.
e. How/Bagaimana
Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif
dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi Tempat
2. Bagaimana cuaca disana
3. Bagaimana perizinannya
4. Bagaimana mendapatkan air

Keberhasilan perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh


perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Menentukan tujuan perjalanan, misal : untuk melakukan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru.
2. Mengetahui informasi dan data tentang jenis medan yang akan
dihadapi misal : landai, berbatu, berpasir, menanjak.
3. Mengetahui lama perjalanan contoh 4 hari 3 malam.
4. Keterbatasan kemampuan membawa.
5. Memperhatikan hal-hal khusus misal : obat-obatan tertentu.

20
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memiih
perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi
bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perlengkapan
perjalanan di alam bebas dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Perlengkapan dasar

Meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum,


perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi.

2. Perlengkapan khusus

Yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan


penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian
tebing (Karmentel, karabiner).

3. Perlengkapan tambahan

Perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal dan


flysheet.

Sebaiknya perlengkapan disusun terlebih dahulu pada sebuah


checklist, pisahkan antara perlengkapan kelompok dengan individu, serta
diskripsikan siapa saja yang membawa perbekalan, apakah semua
perlengkapan dan perbekalan kita bawa sejak awal atau diperoleh dalam
perjalanan.

b. Materi Manajemen Peralatan


Manajemen peralatan ialah merencanakan semua peralatan yang
akan digunakan dalam suatu perjalanan. Dalam melakukan kegiatan di
alam bebas, peralatan dan perlengkapan adalah hal yang sangat penting
untuk menunjang proses berlangsungnya kegiatan, meskipun peralatan

21
dan perlengkapan bukanlah satu satunya faktor. Manajemen peralatan
meliputi perencanaan, persiapan alat dan teknik packing.

a. Perencanaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


peralatan dan perbekalan untuk suatu kegiatan alam bebas adalah:

1. Durasi atau lamanya kegiatan

Lamanya kegiatan berkaitan erat dengan jumlah


peralatan dan perbekalan yang akan dibawa. Sebagai
contoh, kegiatan yang berdurasi 1 minggu akan
mebutuhkan perbekalan yang lebih banyak ketimbang
kegiatan yang berdurasi 3 hari,begitu juga pendakian
yang akan kita lakukan kali ini selama 4 hari 3 malam.

2. Jenis kegiatan

Jenis kegiatan akan menentukan jenis alat yang


dibawa. Contoh: alat yang kita bawa dalam pendakian
Gunung Semeru misalnya headlamp, kupluk, sarung
tangan,trekking pole.
3. Karakteristik wilayah
Jenis wilayah juga menentukan jenis alat yang
dibawa, Contoh: sepatu untuk pendakian gunung es
tentu berbeda dengan sepatu untuk pendakian gunung
tropis.

4. Jumlah peserta kegiatan

22
Semakin banyak jumlah peserta maka jumlah
peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan akan lebih
besar.

b. Peralatan

Peralatan dalam kegiatan alam bebas pada dasarnya adalah


untuk menunjang berjalannya kegiatan, meningkatkan keamanan
dan keselamatan, serta memberikan kenyamanan dalam
berkegiatan. Secara umum jenis peralatan dapat kita bagi menjadi
tiga:

1. Peralatan dasar

Yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat.


Berikut adalah daftar peralatan dasar yang harus dibawa
dalam berkegiatan dialam bebas:

a. Backpack

Misalnya: Carrier dan daypack.

b. Shelter

Misalnya: Tenda, Flysheet.

c. Perlengkapan masak dan makan

23
Misalnya: Nesting, Kompor, Bahan bakar,
tempat air.

d. Perlengkapan tidur

Misalnya: Sleeping bag, matras, baju, kaos kaki,


sarung tangan.

e. Pakaian

Misalnya: Pakaian jalan, pakaian tidur, pakaian


hangat, pakaian ganti, topi lapangan, kaos kaki.

f. First aid kit

Misalnya: Obat obatan, plester, kain kassa.

g. Survival kit

Misalnya: Benang, jarum, peniti.

h. Peralatan penerangan

Misalnya: Senter, headlamp, lilin, dan baterai


cadangan.

i. Perlengkapan sanitasi

24
Misalnya: Alat mandi, kantong sampah, tissu
gulung.

j. Perlengkapan jalan

Misalnya: Golok tebas (hutan tropis rapat),


webbing, karabiner, jam tangan.

k. Alat komunikasi

Misalnya: Handy Talky, Hand Phone.

l. Peralatan Navigasi

Misalnya: Peta, Kompas, GPS.

m. Peralatan Dokumentasi

Misalnya: Kamera, Handycam, Alat tulis dan


buku catatan.

2. Peralatan khusus

Yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan


jenis aktifitas dan tujuan kegiatan, Contoh: peralatan
yang dibutuhkan untuk kegiatan panjat tebing yaitu

25
harness, karabiner, webbing, tali kernmantel,dan lain-
lain.

3. Peralatan tambahan

Yaitu peralatan yang dibawa dengan tujuan


menambah kenyamanan dan bersifat pelengkap saja.
Contoh: Bantal udara, alat musik,dan lain-lain.

c. Packing

Packing adalah proses pengepakan barang barang yang


akan dibawa selama berkegiatan kedalam ransel. Packing yang
baik akan membuat perjalanan menjadi lebih nyaman. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika packing:
a. Perhatikan pusat gravitasi. Isilah objek yang padat dan berat
pada bagian ransel yang paling dekat dengan pusat gravitasi.
b. Bagi beban yang seimbang di bagian kiri dan kanan.

c. Kelompokkan peralatan sesuai kegunaannya.

d. Maksimalkan tempat yang ada.

e. Tempatkan barang yang sering digunakan pada bagian yang


mudah di jangkau saat dibutuhkan contoh: peta, kompas,
senter, kotak first aid kit diletakkan di bagian atas carrier.

f. Hindari menggantung barang diluar carrier/backpack karena


akan mengganggu perjalanan dan memperbesar resiko
kehilangan peralatan.

26
g. Perhatikan karakteristik sebuah benda karena hal ini
menentukan bagaimana caranya benda tersebut di packing.

h. Lindungi semua peralatan yang mudah basah dengan plastik


packing,

i. Perhatikan berat beban yang anda bawa. Idealnya,kita mampu


mengangkat beban dengan berat 1/3 dari berat badan kita
sendiri.

Kecakapan packing adalah hal mutlak yang dibutuhkan oleh


para penggiat alam bebas. Kecakapan ini meliputi kecepatan dan
kerapian packing. Kondisi alam yang mudah berubah membuat
penggiat alam bebas harus mampu packing dengan cepat.
Sedangkan kerapian packing menunjukkan siapa anda
sebenarnya. Seorang penggiat alam bebas berpengalaman tidak
akan pernah bermasalah dengan kerapian packingnya. Packing
adalah gabungan ilmu, teknik, dan seni. Dari packing, kecakapan
dan pengalaman anda akan dapat terukur.7

c. Manajemen Waktu
Dalam manajemen waktu dialam bebas maka waktu telah berubah
menjadi segalanya. Secara umum, pengembangan waktu mengacu pada
pengembangan proses dan alat untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas.
Manajemen waktu ialah mengelola waktu secara efisien dan
sistematis untuk meningkatkan produktifitas yang efektif yaitu dengan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemantauan, analisis
waktu yang dihabiskan, penjadwalan waktu dan tujuan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan atau meningkatkan keuntungan bagi
pendaki.

7http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemen-
perjalanan.html.10.oktober.2013

27
Informasi lengkap mengenai jalur harus betul-betul dipahami,
mulai dari waktu tempuh antar pos, hingga titik mana yang memadai
untuk bermalam. Semua itu bisa didapat dari internet atau tanya teman
yang sudah pernah ke sana.
Ketika kita ingin mencapai puncak dan melihat matahari terbit
maka kita harus memperkirakan perjalanan, berapa waktu yang
dibutuhkan rata-rata untuk sampai di puncak tepat waktu, di bandingkan
dengan kecepatan kita sesuai kemampuan fisik kita. Hal ini sangat
penting karena mempertimbangkan juga waktu naik dan turun. Karena
tidak semua gunung mempunyai waktu yang fleksibel dan sewaktu-
waktu bisa naik ke puncak kapanpun kita inginkan misalnya semeru, kita
tidak boleh berada di puncak setelah jam 9 pagi karena (katanya) ada gas
beracun yang akan keluar.

d. Manajemen Logistik
Logistik adalah sesuatu yang vital untuk setiap pendakian. Sukses
tidaknya pendakian kita, logistik juga yang menentukannya. Jika
seandainya ditengah perjalanan kita kehabisan logistik maka perjalanan
kita pun harus dihentikan karena sangat tidak mungkin memaksakan diri,
jika dipaksa pun akan besar resikonya.
Kadang sekalipun setelah makan kita tetap merasa lapar sehingga
membuat kita merasa tidak memiliki energi untuk meneruskan perjalanan
apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat, medan yang
extreme dan track yang licin semakin membuat kita ciut untuk
meneruskan perjalanan, bahkan dalam kondisi ini ada beberapa orang
yang memilih untuk turun.
Idealnya, untuk mengetahui jumlah kalori yang kita butuhkan pr-
harinya ada rumus simple sebagai berikut:
1. (Berat Tubuh/kg) x 2 x 15 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
santai
2. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 18 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
full

28
3. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 25 – 500 = *untuk anda deengan
aktifitas sport
Contohnya,
Berat Tubuh Saya 50 Kg, maka dalam aktifitas pendakian.
Saya membutuhkankalori sebesar (50) x 2 x 25 – 500 = 2000
kalori.
Perlu diingat jumlah diatas bukanlah angka minimal melainkan
angka tersebut merupakan jumlah yang dibutuhkan tubuh untuk
mendukung aktifitas rutin kita. Pemikiran akan lamanya perjalanan maka
membutuhkan bahan makanan yang mudah diolah, efisien dalam
packingnya, bernilai gizi tinggi serta ekonomis agar tas kita tidak terlalu
besar dan belanja logistik kita tidak membengkak, inilah yang saya
namakan “Management Logistik”.
Manajemen logistik ini harus perhatikan, manajemen ini mengacu
kepada bagaimana cara kita untuk mengelola logistik atau perbekalan
(makanan ataun air). Agar selama kita melakukan pendakian, kita tidak
sampai kehabisan makanan atau minuman. Jumlah hari sangat
berpengaruh dalam penentuan berapa banyak makanan yang harus kita
bawa. Kita juga harus membawa logistik se-efektif mungkin.
Tetapi alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya
sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang
hari pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan
makan Nasi dan Sosis.
Jadi kita tahu apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya.
Jangan lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan
terburuk. Kita juga harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus
makan nasi sebagai penghasil tenaga utama sebelum melakukan Summit
Attack ( Perjalanan terakhir menuju puncak dan biasanya perjalanan
paling berat ). Jika kita tidak akan melakukan perjalanan yang berat
mungkin makan mie atau roti saja sudah cukup. Usahakan menunya
variatif, Jika pagi kita makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie

29
atau roti lalu kembali makan nasi pada malam harinya agar gizi kita
terjaga.
Begitu juga dengan jumlah air kita tidak akan membawa air
sebanyak 15 liter jika kita hanya membutuhkan air 5 liter saja. Kita juga
harus menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk
tetapi bukan sebanyak 10 liter. Seperti di Gunung semeru ini hanya ada 2
sumber mata air yaitu Danau Ranu Kumbolo dan Sumbermani jadi ketika
meninggalkan 2 tempat tersebut ada baiknya kita membawa air
seperlunya.

B. HASIL PEMBAHASAN MATERI


1. Pembahasan Materi Manajemen Perjalanan
a. Pembahasan Materi manajemen perjalanan
Perencanaan perjalanan yang pertama kali penulis lakukan adalah
mencari informasi tentang gunung semeru yang menjadi tempat
pengembaraan dalam Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) saya. Data-data
tersebut penulis peroleh dari internet. Informasi tersebut sangatlah
penting bagi saya karena untuk bekal pendakian sehingga saya dapat
mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kami daki.
Selanjutnya kami membuat ROP ( Rencana Operasi Perjalanan )
yang mana dari hari keberangkatan yaitu hari senin tanggal 3 september
2012 sampai dengan hari rabu tanggal 19 september 2012. kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) ini merupakan sekaligus rangkaian Ekspedisi
Putri Rafflesia yang dilaksanakan di gunung Gede, Gunung Pangrango
jawa Barat dan Gunung Semeru Jawa Timur. Kegiatan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) ini berlangsung selama 4 hari 3 malam. Peralatan dan logistik
yang saya bawak merupakan peralatan yang standar yang biasanya
dibawak pada saat pendakian dan dibutuhkan. Medan yang akan
ditempuh berbukit, berbatu, tebing terjal, berpasir.

30
Untuk Pedoman Perjalanan Alam Terbuka saya merencanakan suatu
perjalanan kealam bebas harus ada penyusunan dan persiapan secara
matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W+1H, yang
kepanjangannya adalah Where,Who,Why,When, dan How.
a. where (dimana) penulis melakukan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan ini ? penulis melakukan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur.
b. Who (siapa) yang ikut dalam Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur itu ? yang ikut dalam kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur adalah penulis sendiri yaitu Jaka Sari, dan pendamping
saudari Eni Irma Yunita, saudara Riyan Franata dan saudara
Dekcini.
c. Why (mengapa) melakukan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini ? Kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur ini dilakukan dalam rangka mengikuti salah satu proses
pengkaderan di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).
d. When (kapan) kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur ini dilakukan ? dilakukan dari
tanggal 06 september 2012 sampai dengan tanggal 19 september
2012.
e. How (bagaimana) merupakan suatu pembahasan yang
komprehensif dari pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai
berikut :

31
1. Bagaimana kondisi lokasi ? berbukit, tebing, berbatu dan
berpasir.
2. Bagaimana cuaca disana ? cuaca di Gunung Semeru pada
saat itu Cerah.
3. Bagaimana perizinanya ? untuk perizinan semua calon
pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor
TN. Bromo Tengger Semeru. Kewajiban mengurus surat
ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan
pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi
menghubungi pihak organisasi / keluarga pada saat terjadi
musibah. Sekarang mulai diterapkan sistem kuota
pendakian.
Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap calon
pendaki sebagai berikut :
b. Fotocopy identitas diri yang masih berlaku sebanyak
2 lembar.
c. Mengisi Biodata semua peserta pendakian: Nama
lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga
yang bisa dihubungi.
d. Surat keterangan sehat dari dokter/ rumah sakit.
e. Membayar karcis masuk, asuransi dan surat ijin
pendakian.
f. Mengisi buku tamu (nama ketua kelompok, alamat,
jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan
tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin)
g. Mengisi formulir daftar barang bawaan setiap anggota
tim.
4. Bagaimana mendapatkan air disana ? pada saat pendakian sumber
air terdapat di Ranu Kumbolo, dan Sumber Mani yang berada tidak
jauh dari Kalimati.

2. Pembahasan Materi Manajemen Peralatan

32
Perlengkapan dalam melakukan kegiatan alam bebas merupakan
kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cepat. Jika
salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiap saat.
Perjalanan dialam pasti akan bersentuhan langsung dengan cuaca, situasi
mean dan waktu yang kadang tidak bersahabat baik malam maupun siang
hari oleh karena itu diperlukan persiapan perlengkapan yang memadai.
Berikut adalah peralatan yang saya bawa ketika melaksanakan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum
Pencinta Alam) Pengembaraan di Gunung Semeru :
A. Peralatan Pribadi
1. Topi lapangan 1 buah
2. Sarung Tangan 1 pasang
3. Trekking 1 pasang
4. Baju lapangan 5 buang
5. Celana lapangan 2 buah
6. Handuk 1 buah
7. Sleeping bag 1 buah
8. Perlengkapan mandi
a. Sabun 1 buah
b. Sikat gigi 1 buah
c. Pasta gigi 1 buah
9. Survival kit
a. Jarum 1 buah
b. Benang 1 buah

B. Peralatan Kelompok
1. Peralatan memasak
a. Nesting 3 buah
b. Gas
c. Kompor kupu-kupu 2 buah
d. Trangia 1 buah
e. Sendok 4 buah

33
f. Piring 4 buah
g. Gelas 4 buah
2. Carrier 2 buah
3. Daypack 2 buah
4. Tenda 1 buah
5. Bendera MAHUPALA 1 buah
6. Bendera Merah Putih 1 buah
7. Webing 4 buah
8. Head lamp 4 buah
9. Kompas 1 buah
10. Matras 4 buah
11. Flyshit 1 buah
12. Lilin 10 buah

Adapun peralatan yang tidak penulis bawa ketika melakukan


kegiatan ini yaitu trekking pole dan geiters. Kedua alat ini sama penting
dengan peralatan lainnya namun ketika dilapangan trekking pole penulis
ganti dengan tongkat yang terbuat dari kayu.

3. Pembahasan Materi Manajemen Waktu


Berikut adalah hasil dari manajemen waktu dari pra kegiatan
sampai pasca kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru.
a. Pra Kegiatan
Pra Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :
N Kegiatan Waktu Kegiatan
O.
0 Mengurus Proposal 1 Juni 2012-30
1. Agustus 2012
0 Mengajukan Surat Jum`at, 31 Agustus
2. permohonan kepada Ketua 2012

34
Umum MAHUPALA
0 Karantina Alat Minggu, 02
3. september 2012

b. Kegiatan

Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota


MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :

N Kegiatan Waktu kegiatan


o.
0 Bangun pagi dan Senin, 03
1. persiapan september 2012
Pukul 06.00 wib-
08.00 wib
0 Upacara pelepasan Pukul 09.00 wib
2.
0 Berangkat Pukul 10.00 wib
3. Meninggalkan sekretariat
MAHUPALA
0 Tiba di P.O Family Pukul 10.15 wib
4. Raya
0 Meninggalkan kota Pukul 11.00 wib
5. Bengkulu
0 Tiba di jakarta utara Selasa, 04
6. september 2012
0 Persiapan pendakian Rabu, 05
7. dirumah bibi saudari ita september 2012
0 Prepare Kamis, 06
8. september 2012
Pukul 07.00 wib -
08.15 wib
0 Berangkat dari Pukul 08.15 wib
9. Meruya (jakarta utara) ke -03.35 wib
Cibodas

35
1 Melakukan Jum’at, 07
0. Pendakian di gunung Gede September 2012
dan Gunung Pangrango
1 Kembali ke Jakarta Sabtu, 08
1. September 2012
1 Istirahat dan Minggu, 09
2. Persiapan Pendakian September 2012 – Selasa,
Gunung Semeru Jawa Timur 11 September 2012
1 Dari Meruya ( jakarta Rabu, 12
3. utara) ke Blok M (jakarta September 2012
selatan) Pukul 09.05 wib – 10.30
wib
1 Dari Blok M ke Pukul 10.35 wib –
4. Harmoni 11.15 wib
1 Dari Harmoni – Pukul 11.33 –
5. Stasiun Senen (jakarta pusat) 12.02 wib
1 Stasiun Senen Pukul 14.05 –
6. (jakarta pusat) ke Kota Baru 08.00 wib
Malang (jawa timur)
1 Dari stasiun Kota Kamis, 13
7. Baru Malang ke Kampus September 2012
ASIA (Sekretariat Mapala Pukul 09.00 wib – 09.30
ASPAL) wib
1 Istirahat di Pukul 09.30 wib –
8. Sekretariat Mapala ASPAL 22.00 wib
(Asia Pencinta Alam)
1 Dari Sekretariat Jum`at 07
9. Mapala ASPAL (Asia september 2012
Pencinta Alam) – Terminal Pukul 06.23 wib
Argosari -06.39 wib
2 Dari Terminal Pukul 06.39 wib –
0. Argosari – Pasar Tumpang 07.18 wib
2 Dari Pasar Tumpang Pukul 08.30 wib –
1. ke Ranupani 10.25 wib
2 Dari ranupani Pukul 12.02 wib –
2. Kabupaten Lumajang Jawa 12.49 wib

36
Timur Ke Landengan Dowo
2 Dari Landengan Pukul 12.49 wib –
3. Dowo ke Pos 1 13.22 wib
2 Dari Pos 1 ke Pos 2 Pukul 13.22 wib –
4. 13.54 wib
2 Dari Pos 2 ke Watu Pukul 13.54 wib –
5. Rejeng 14.35 wib
2 Watu Rejeng ke Pos Pukul 14.35 wib –
6. 3 15.38 wib
2 Pos 3 ke Pos 4 Pukul 15.38 wib –
7. 17.00 wib
2 Pos 4 ke Danau Ranu Pukul 17.00 wib –
8. Kumbolo 17.30 wib
2 Danau Ranu Pukul 10.00 wib –
9. Kumbolo ke Oro-oro Ombo 10.27 wib
3 Dari Oro – oro Ombo Pukul 10.27 wib –
0. ke Cemoro Kandang 11.38 wib
3 Dari Cemoro Pukul 11.38 wib –
1. Kandang ke Jambangan 01.00 wib
3 Dari Jambangan ke Pukul 02.05 wib –
2. Kalimati 02.31 wib
3 Istirahat Pukul 02.31 wib –
3. 23.00 wib
3 Dari Kalimati ke Pukul 11.05 wib –
4. Arcopodo 00.30 wib
3 Dari arcopodo ke Minggu, 16
5. Cemoro Tunggal September 2012
Pukul 01.20 wib – 01.45
wib
3 Dari Cemoro Tuggal Pukul 02.45 wib –
6. ke Puncak Mahameru 06.39 wib
3 Dari Puncak Pukul 07.30 wib –
7. Mahameru- Arcopodo 08.10 wib
3 Dari Arcopodo ke Pukul 08.10 wib
8. Kalimati -09.30 wib
3 Istirahat Pukul 09.30 wib –
9. 12.30 wib
4 Dari Kalimati ke Pukul 14.00 wib –

37
0. Jambangan 14.30 wib
4 Dari Jambangan ke Pukul 14.30 wib –
1. Cemoro Kandang 15.15 wib
4 Dari cemoro kandang Pukul 15.15 wib –
2. ke Oro-oro Ombo 16.00 wib
4 Dari oro-oro Ombo Pukul 16.00 wib –
3. ke Danau Ranu Kumbolo 16.15 wib
4 Istirahat Pukul 16.15 wib
4.
4 Dari Ranu Kumbolo Senin, 17
5. ke Pos 4 September 2012
Pukul 12.30 wib – 13.10
wib
4 Dari Pos 4 ke Pos 3 Pukul 13.10 wib –
6. 13.30 wib
4 Dari pos 3 ke Watu Pukul 13.30 wib –
7. Rejeng 14.10 wib
4 Dari watu Rejeng ke Pukul 14.10 wib –
8. Pos 2 14.30 wib
4 Dari Pos 2 ke Po1 Pukul 14.30 wib –
9. 15.15 wib
5 Dari Pos 1 ke Pukul 15.15 wib –
0. Landengan Dowo 15.45 wib
5 Landengan Dowo ke Pukul 15.45 wib –
1. Ranu Pani 16.30 wib
5 Dari Ranu Pani ke Pukul 18.00 wib –
2. Sekretariat ASPAL ( Asia 22.00 wib
Pencinta Alam)
5 Istirahat Pukul 22.00 wib
3.
5 Berangkat dari Kota Selasa, 18
4. Malang ke Kota Bengkulu September 2012
Pukul 11.00 wib

3. Pasca Kegiatan

Pasca kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota


MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :

N Kegiatan Waktu kegiatan


o.
1 Membuat Laporan Selasa, 01
. Pengambilan Nomor Pokok Agustus 2013

38
Anggota
MAHUPALA(Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan Gunung
Semeru
2 Mengumpul Laporan
. Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) pengembaraan Gunung
Semeru

4. Pembahasan Materi Manajemen Logistik


Adapun logistik yang penulis bawa ketika melakukan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur, yaitu :
1. Beras 280 Kalori/gram 4 kg
2. Teh 1 sachet
3. Energen 10 bungkus
4. Kopi 10 bungkus
5. Gula pasir 1 kg
6. Kornet 2 kaleng
7. Mie instan 375 Kalori/Bungkus 10 bungkus
8. Masako - 5 bungkus
9. Roti 360 Kalori/Bungkus 4 bungkus
10. Sarden 5 kaleng
11. Blue band 2 bungkus
12. Pemen 2 bungkus
13. Coklat 275 Kalori 20 bungkus
14. Gula Merah 300 Kalori 1 Kilo
15. Tisu - 1 bungkus

39
C. GAMBARAN KEGIATAN
1. Pra Kegiatan
Jum’at, 01 juni 2012 – Sabtu, 30 agustus 2012
Pada tanggal 01 juni 2012 – 30 juni 2012 saya manfaatkan untuk
mengurus proposal, selain untuk menghemat pengeluaran untuk kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum
Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru ini juga bisa
mempublikasikan kegiatan ini.

minggu, 02 September 2012


Sekitar pukul 10.00 wib saya tiba disekretariat MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam), setelah itu saya dan saudari Eni irma
yunita berbelanja logistik diminimarket yang ada di kawasan unib
belakang , pukul 14.00 wib saya dan saudari Eni irma yunita , saudara
ryan franata dan saudara Dekcini melakukan karantina alat. hingga pukul
17.00 wib saya pulang kerumah untuk mempersiapkan peralatan yang
masih kurang untuk dibawak besok sedangkan saudari Eni irma yunita,
saudara Riyan franata dan saudara Dekcini menginap di sekretariat
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).

B. Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA


Senin, 03 september 2012
Pukul 08.00 wib saya tiba disekretariat MAHUPALA (Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam). Setibanya disini saya mengecek kembali
peralatan yang akan saya bawa lalu sekitar pukul 09.00 wib diadakan
upacara pelepasan tim Ekspedisi Putri Rafflesia yang didalamnya
termasuk kegiatan pengambilan nomor pokok anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru.
Setelah upacara selesai, pukul 10.00 wib kami berangkat menuju Po.
Family Raya untuk berangkat menuju Jakarta tepatnya pukul 11.00 wib
bus meninggalkan kota Bengkulu.

40
Selasa, 04 September 2012
Pukul 22.00 kami tiba dikawasan Meruya Jakarta utara dan
langsung menuju rumah bibi saudari Eni irma yunita, malam itu penulis
dan saudari Eni irma yunita beristirahat dirumah bibi saudari Eni irma
yunita sedangkan saudara Riyan franata dan saudara Dekcini beristirahat
di rumah kakak saudara Eni irma yunita yang tidak jauh dari rumah
bibinya.

Rabu, 05 September 2012


Pukul 09.00 wib setelah sarapan pagi, saudara Riyan franata dan
saudara Dekcini pergi ke stasiun senen untuk memesan tiket kereta api
menuju kota Malang karena pemesanan tiket ini harus dilakukan seminggu
sebelum keberangkatan sedangkan saya dan saudari Eni irma yunita
menunggu dirumah sembari mempersiapkan fisik untuk perjalanan esok
hari. Sebenarnya kami ingin ikut ke stasiun kota namun dengan alasan
menghemat keuangan akhirnya hal itu tak kami lakukan. Pukul 21.00
mereka tiba dirumah kembali.

Kamis, 06 September 2012 – Sabtu, 08 September 2012


Hari ini, kamis 06 September 2012 penulis bersama kawan-kawan
meninggalkan rumah bibi saudari Eni irma yunita untuk melakukan
pendakian ke Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang berada di
Cibodas Jawa Barat. Setelah mencapai puncak pada hari Jum’at pukul
14.00 wib kami pun turun ke kaki gunung gede pangrango yaitu kembali
ke sekretariat Indonesian Green Ranger tempat kami menginap. Keesokan
harinya sabtu, 08 September 2012 pukul 10.00 wib kami mengunjungi
kantor TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) lalu sekitar
pukul 13.00 wib kami meninggalkan Cibodas untuk kembali ke Meruya
Jakarta Utara. Pukul 20.30 kami sudah tiba dikawasan Meruya Jakarta
Utara, setibanya disana kami langsung beristirahat.

41
Minggu, 09 september 2012 – Selasa 11 September 2012
Dari hari Minggu, 09 september 2012 sampai dengan Selasa, 11
September 2012 kami beristirahat sembari menyiapkan fisik untuk
pendakian Gunung semeru dan juga menyiapkan peralatan-peralatan
seperti menambah logistik.

Rabu, 12 September 2012


Hari ini pukul 09.05 wib kami meningalkan meruya Jakarta Utara
menuju Blok M dengan menggunakan kendaraan umum metro mini
sesampainya di Blok M kami pun membeli Tiket Bus Way menuju ke
stasiun senen. Pukul 12.02 kami tiba di stasiun senen disini kami bertemu
dengan saudara Ocid salah satu anggota Indonesian green ranger yang
menemani kami ketika dalam pendakian Gunung gede Pangrango minggu
lalu. Selain bertemu saudara Ocid kami juga bertemu dengan 2 mahasiswa
Universitas Palembang yang merupakan anggota HIMPALA
DHARMAPALA CHAKTI yang bernama Nazar dan Sadam. Setelah
berkenalan dan bercerita cukup lama dan saling bertukar nomor kontak
kami pun memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru
secara bersamaan dan berjanji bertemu di pasar Tumpang pada hari jum’at
pukul 06.00 wib. Pukul 14.05 kereta MATARMAJA yang kami tumpangi
pun meninggalkan Stasiun Senen Jakarta pusat menuju Stasiun Kota Baru
Malang Jawa Timur. Meski menghabiskan waktu hingga belasan jam di
dalam kereta, kami tidak bosan karena ada pemandangan cantik yang
tersaji di sepanjang jalan. Ada sawah hingga perbukitan tersaji di luar
jendela kereta. Begitu juga dengan makanan, semenjak kereta berangkat
hingga kereta tiba di stasiun Kota Baru Malang ada-ada saja pedagang
yang berlalu lalang sembari menawarkan dagangannya.

Kamis, 13 September 2012


Pukul 09.00 wib kami tiba di Stasiun Kota Baru Malang Jawa Timur,
setelah tiba disana kami dijemput oleh saudara ................. yang merupakan
salah satu anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam). Setelah mencicipi nasi

42
rawon yang berada didepan stasiun kami pun berangkat menuju kampus
Asia untuk beristirahat karena selama di kota malang ini kami akan
menumpang disana tepatnya di sekretariat ASPAL (Asia Pencinta Alam).
Tidak butuh waktu lama untuk menuju Kampus tersebut buktinya setelah
30 menit berada diperjalanan kami pun tiba disana, setibanya disana kami
langsung berkenalan dengan anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam) lainnya
lalu beristirahat mempersiapkan fisik untuk pendakian esok hari.

Jum’at, 14 September 2012


Pukul 06.00 wib alarm kami berbunyi, kami pun bersiap-siap
sebelum berangkat meninggalkan sekeretariat ASPAL ( Asia Pencinta
Alam). Setelah dikira semua persiapan sudah siap maka pukul 06.23 kami
pun berangkat menuju Terminal Argosari dengan menggunakan angkutan
umum. Kurang dari 15 menit diperjalanan kami tiba diterminal argosari
lalu melanjutkan perjalanan lagi ke Pasar tumpang. Kami tiba di pasar
tumpang pukul 07.18 wib lalu kami ke puskesmas tumpang untuk
mengecek kesehatan karena merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan izin pendakian ke Gunung Semeru. Di pasar tumpang ini
kami kembali bertemu dengan 2 mahasiswa Universitas Palembang yang
tempo hari telah berjanji dengan kami. Pukul 08.30 wib kami telah
mendapatkan truk yang akan mengantar kami ke Desa Ranu Pani, tidak
hanya kami yang menumpangi truk ini untuk menuju ranu pani, ada sekitar
14 orang yang memiliki tujuan yang sama yaitu mendaki Gunung Semeru,
diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung
Semeru pulang-pergi. Pukul 10.25 wib kami tiba diranu pani setelah tiba
disini kami langsung melapor di pos Ranu Pani, Setelah mengurus
perizinan dan mengisi persediaan air kami pun mengisi perut kami yang
sudah lapar karena telah menjelang tengah hari, setelah itu kami pun
meninggalkan ranu pani tepatnya pukul 12.02 wib dan tiba dilandengan
dowo pada pukul 12.49 wib dengan ditemani jalur awal yang cukup
landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-
alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan disini tetapi terdapat tanda

43
ukuran jarak pada setiap 100 m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan
ranting-ranting diatas kepala. Setelah pukul 13.22 wib kami pun tiba di
pos satu dan melannjutkan perjalanan lagi hingga pukul 13.54 wib kami
tiba di Pos 2. Di pos 2 ini kami sempat beristirahat sembari memakan roti-
rotian yang kami bawak untuk menambah tenaga. Pukul 14.35 wib kami
tiba di watu rejeng di sini terdapat batu terjal, pemandangan yang sangat
indah ketika melihat ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan
cemara dan pinus, setelah beristirahat sejenak pukul 15.38 wib kami pun
telah tiba di Pos 3 disini kami juga kembali beristirahat karena setelah pos
3 kami akan melalui tanjakan setapak yang cukup membutuhkan tenaga
untuk melaluinya. Hari semakin sore pukul 17.00 kami telah tiba di pos 4,
dari Pos 4 ini sudah terlihat sumber mata air kami yaitu danau ranu
kumbolo serta kami juga telah disambut dengan bunga edelwiss yang
tumbuh di sekitaran danau ranu kumbolo dan kami pun tiba didanau ini
pukul 17.30 wib. Setibanya didanau ini kami langsung mendirikan tenda
malam itu kami mulai merasakan udara pegunungan yang mulai menusuk
tulang, kami pun mulai mengganti pakaian kami dengan pakaian yang
lebih hangat selain mengenakan pakaian yang hangat dan tebal kami juga
menggunakan kaos kaki yang tebal, syal dan penutup kepala agar suhu
badan tetap terjaga.

Sabtu, 15 September 2012


Pukul 09.00 wib kami telah terbangun, setelah keluar dari tenda
baru terlihat pemandangan yang sebenarnya yang tak bisa dijelaskan
dengan lensa kamera secanggih apa pun. Matahari yang datang dari sela-
sela bukit diujung danau ranu kumbolo seakan-akan inilah yang
menginspirasikan gambaran yang saya buat sewaktu sekolah dasar
beberapa tahun yang lalu, pesona Danau Ranu Kumbolo sangat
meneduhkan mata. Perpaduan pohon cemara, semak-semak yang hijau,
kabut tipis dan langit yang biru menjadi refleksi setelah lelah melakukan
perjalanan kemarin.

44
Setelah sarapan pagi dan mengambil beberapa gambar untuk
dokumentasi serta merapikan semua peralatan termasuk membawaa air
sebanyak-banyaknya karena setelah ini sumber mata air hanya ada di
Sumber mani, perjalanan kami pun dilanjutkan. Kami meninggalkan danau
ranu kumbolo pukul 10.00 wib, kami harus melalui sebuah tanjakan yang
oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos yang ada
jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti dan menoleh
kebelakang sedikitpun sampai ujung tanjakan maka cintanya akan abadi
selamanya. Sebelum melewati tanjakan cinta kami melihat beberapa
petilasan yang dibuat untuk mengenang kawan-kawan pendaki yang telah
terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Kuasa dalam perjalanan menuju
puncak mahameru ini. Setelah melewati tanjakan cinta kita tiba di Oro-oro
ombo saat itu telah pukul 10.27 wib. Oro-oro ombo merupakan padang
lavender yang sangat indah bila kita datang bukan dimusim kemarau,
dikelilingi bukit-bukit dengan pemandangan yang sangat indah, padang
rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa,
namun sayangnya saat itu penulis datang pada saat musim kemarau
sehingga pemandangan yang ada tidak seperti yang dibayangkan, saat itu
padang lavender tersebut kondisinya kering dan banyak debu. Setelah
kurang lebih satu jam melewati oro-oro ombo kami tiba di Cemoro
Kandang yaitu Perjalanan melewati hutan pinus dan vegetasi yang
beraneka ragam dimana kita akan menemukan juga arbei hutan yang bisa
dimakan buahnya menyebabkan perjalanan pendakian ini tidak terlalu
terasa melelahkan sambil sesekali terdengar kicauan burung dipepohonan,
kami sempat beristirahat disini dan disini pula kami bertemu dengan porter
yang mengingatkan kami untuk membawa tongkat atau trekking pole bila
ingin ke puncak mahameru karena jalurnya sangat berat, saat itu penulis
diberikan sebuah tongkat oleh porter tersebut. Dari sini jalurnya mulai
berebeda dengan jalur kemarin, jika kemarin jalur yang dilalui cukup
landai dan sekarang mulai banyak tanjakan yang membuat kami banyak
berhenti diperjalanan kali ini dan juga didaerah ini banyak pohon yang
tumbang sehingga untuk lewat kadang-kadang kita harus melompatinya.

45
Pukul 10.00 wib kami tiba di Jambangan disini kami sempat memasak dan
membuat kopi untuk mengisi perut kami yang mulai lapar. Dari
Jambangan ini puncak mahameru sudah terlihat dengan jelas bagaikan
lukisan alam yang sangat indah, disini juga bunga edelwiss sudah tumbuh
lebih banyak dibanding dengan yang ada disekitaran danau ranu kumbolo
kemarin. Setelah cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan ke
Kalimati, ternyata tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di
kalimati setelah melewati jalan yang sedikit menurun kami tiba di kalimati
saat itu sudah pukul 14.31 wib. Disini juga tidak kalah menakjubkan dari
tempat-tempat yang telah kami lalui, Puncak mahameru kembali terlihat
dengan gagahnya begitu juga dengan padang edelwiss yang lebih luas dari
yang pernah penulis lihat, padang rumput luas di tepi hutan cemara,
sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun. Setelah
sejenak mengagumi anugrah Tuhan Yang Maha Esa kami mulai bergegas
mendirikan tenda dan pergi ke sumber mani yang membutuhkan waktu 1
jam dalam perjalanan pulang pergi untuk mengambil air karena persediaan
air yang kami bawa dari danau ranu kumbolo mulai habis. Kalimati
merupakan pos terakhir yang diizinkan dalam melakukan pendakian di
Gunung semeru ini, saat itu kami berbagi tugas ada yang mendirikan tenda
dan ada yang mengambil air karena untuk menghemat waktu yang kami
punya agar bisa lebih cepat beristirahat karena pukul 23.00 wib malam ini
kami akan mendaki ke puncak mahameru. Disini tersedia cukup banyak
ranting dan dahan pohon cemara yang berserakan yang bisa dipergunakan
sebagai bahan api unggun pada malam hari, sore itu setelah makan kami
kembali beristirahat. Udara malam itu kembali lebih dingin dari biasanya
sambil memandang puncak mahameru yang dipayungi bintang-bintang
sekali-sekali terdengar kawah jonggring saloko yang menunjukan
aktifitasnya. Pukul 19.00 wib kami beristirahat tidur karena pukul 23.00
wib perjalanan menuju puncak tertinggi pulau jawa akan kami lanjutkan.
Pukul 23.00 alarm kami berbunyi, kami pun segera menyiapkan
segala peralatan yang akan kami, kami hanya membawa daypack kali ini
karena membawa cariel akan mengganggu kesimbangan badan ketika

46
menuju puncak. Sedangkan peralatan yang lain kami tinggalkan didalam
tenda, tidak perlu merasa risau meninggalkan barang-barang dalam tenda
dikalimati karena disini cukup aman dan rata-rata pendaki yang akan ke
puncak mahameru melakukan hal yang sama, hanya saja makanan harus
disimpan dalam satu tempat yang aman karena di kalimati ini banyak tikus
gunung. Persiapan kali ini kami lakukan dengan menggunakan pakaian
yang lebih membuat tubuh hangat seperti jaket dan juga menyiapkan fly
sheet, obat-obatan, alat komunikasi, kamera, head lamp, kaos kaki, syal,
kupluk yang bisa menutupi telinga, masker karena selain sekarang kami
akan mendaki pada malam hari dengan cuaca yang sangat dingi, jalur
yang akan kami lewati jalut bebatuan dan pasir apalagi saat itu musim
kemarau, selain barang-barang tersebut kami juga membawa peralatan-
peralatan penting lainnya.
Setelah selesai bersiap-siap kami pun melanjutkan perjalanan dan
tiba di arcopodo pukul 00.30 wib, ketika diperjalanan terlihat lampu-
lampu kota yang menambah indahnya malam itu, saat itu kembali
perjalanan lebih berat dari biasanya setelah memasuki hutan cemara jalur
selalu menanjak dan berdebu. Untunglah pada saat itu kami menggunakan
masker sehingga kami cukup terlindungi. Pukul 02.45 wib kami
meninggalkan cemoro kandang, diatas sudah terlihat cahaya lampu senter
para pendaki yang telah lebih dulu menuju puncak tapi cahaya lampu
senter tersebut terlihat menurun sehingga kami mengira bahwa di atas ada
badai dan kami pun memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari
membuat api unggun. Setelah melihat bahwa tidak ada lagi cahaya senter
kebawah kami pun mematikan api unggun yang kami buat tadi dan
melanjutkan perjalanan, dari cemoro kandang ini kita akan banyak melihat
petilasan-petilasan untuk teman-teman pendaki yang menghembuskan
nafas terakhirnya di gunung semeru seperti yang terlihat di danau Ranu
kumbolo. Jalan yang kami lalui masih menanjak dan mulai meninggalkan
vegetasi terakhir, selanjutnya jalan yang kami lalui bukit pasir dimana bila
kita melangkah satu kali maka lima langkah kita akan mundur dan pada
saat inilah tongkat atau trekking pole sangat membantu. Pendakian menuju

47
puncak ini dilakukan pagi-pagi sekali karena badan dalam kondisi segar,
dan efektif dalam menggunakan air, bila perjalanan dilakukan pada siang
hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir
akan gembur bila terkena panas. Ketika tiba dipuncak mahameru pukul
06.39 wib kami langsung mengambil beberapa foto untuk dokumentasi,
saat itu ada sekitar kurang lebih 30 orang di puncak mahameru dan tidak
kurang dari 5 orang perempuan disana, kebanggaan tersendiri bagi penulis
bisa menggapai puncak tertinggi dipulau jawa terbayang kedua orang tua
dan kawan-kawan yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, ada
juga beberapa turis mancanegara. Begitu terasa sangat kecil kita saat
berada dipuncak Gunung Mahameru begitu Agung dan Besarnya Sang
Maha Pencipta. Beberapa kali kawah jonggring saloko terbatuk
mengeluarkan materi vulkaniknya.
Di Puncak Gunung Semeru ini kita tidak bisa berlama-lama
sebaiknya kita segera turun karena setelah jam 10.00 wib pagi angin akan
berubah arah dari kawah menuju puncak dengan membawa gas beracun
dan bau belerang berbahaya bagi pendaki. Satu jam kami berada di puncak
pukul 07.30 wib kami pun turun, seperti biasanya perjalanan turun selalu
lebih menyenangkan dibanding ketika mendaki, ketika turun penulis lebih
suka berseluncur sehingga beberapa kali terpeleset.
Pukul 09.30 wib kami telah tiba di kalimati setelah beristirahat,
makan siang dan packing peralatan kami pun segera menuju danau ranu
kumbolo kembali. Pukul 14.05 wib kami telah tiba di danau ranu kumbolo
kami kembali mendirikan tenda dan malam ini kami akan kembali
menginap di danau ranu kumbolo.

Senin, 17 September 2012


Pukul 09.00 wib kami sarapan pagi sambil memandang danau ranu
kumbolo kembali kami nikmati salah satu maha karya Tuhan Yang Maha
Esa, kabut tipis menambah nuansa sunyi ranu kumbolo kembali kami
dapatkan ketenangan setelah berhasil menakhlukan atap pulau jawa,
tinggal pulang dan bertemu dengan kedua orang tua serta kawan-kawan

48
yang menunggu di Sekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam). Bergegas kami kembali packing peralatan untuk pulang, satu
pelajaran lagi yang terjadi pada saat itu seharusnya sampah dibawa turun
ke pos ranu pani tapi penulis tinggalkan di danau ranu kumbolo karena
penulis melihat ada galian tempat pembakaran sampah.
Pukul 16.30 wib kami telah tiba di pos ranu pani dan kami melapor
di pos ranu pani karena telah turun, tetapi setelah ditanya soal sampah
kami bingung karena sampah kami tinggalkan di danau Ranu Kumbolo
akhirnya penulis dan kawan-kawan dihukum memungut sampah disekitar
pos ranu pani sebanyak satu kantong plastik packing.
Setelah itu kami pun membeli beberapa pernak-pernik mengenai
Gunung semeru seperti baju, gantungan kunci, dan stiker. Saat itu untuk
menuju pasar tumpang kami kembali menumpangi truk yang kemarin
kami gunakan sewaktu berangkat tetapi karena baru rombongan kami yang
turun sedangkan rombongan anak malang yang kemarin bersama kami
belum turun maka kami harus menunggu. Cuaca saat itu cukup dingin
sehingga kami memutuskan untuk menunggu sambil membuat kopi.
Pukul 18.00 wib kami meninggalkan ranu pani dan tiba
disekretariat ASPAL (Asia Pencinta Alam) pukul 22.00 wib setibanya
kami beristirahat.

Selasa, 18 September 2012 – Sabtu, 21 September 2012


Pukul 08.00 wib kami telah bangun dan kembali packing peralatan,
setelah sarapan pagi dan berpamitan dengan semua anggota ASPAL (Asia
Pencinta Alam) kami pun pergi keterminal argosari untuk pulang ke
Bengkulu diantar oleh anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam).
Sabtu, 21 September 2012 kami tiba di Bengkulu tepatnya
disimpang nakau disini kami dijemput oleh anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) antara lain Jumadil Aulia Rahmat,
Harry Rizki Ananda, Reza Pahlevi, dan Teo Refflesen. Setibanya di
Sekretariat MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ternyata
kawan-kawan anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)

49
lainnya telah menyiapkan penyambutan kedatangan kami akhirnya kami
pun makan bersama dan sekitar pukul 23.00 wib kami pulang kerumah
masing-masing.

C. Pasca Kegiatan

Pasca kegiatan ini digunakan untuk membuat laporan Pengambilan


Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan Gunung Semeru.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gunung Semeru memiliki beberapa potensi wisata seperti Danau Ranu
Regolo, Danau Ranu Pani, Danau Ranu Kumbolo, Oro-Oro Ombo serta
Puncak Mahameru selain karena jalur pendakian Gunung semeru ini bebatuan
dan berpasir, Gunung yang berada di ketinggian 3676 mdpl ini memiliki
cuaca yang cukup ekstrim sehingga untuk menuju puncak Mahameru
diperlukan manajemen perjalanan yang dipersiapkan dengan matang.
Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan
maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan.
Dalam sebuah perjalanan pendakian manajemen perjalanan memiliki
peran penting seperti persiapan fisik dan mental sebelum pendakian, serta

50
yang tak kalah penting adalah persiapan perlengkapan pendakian gunung.
Dengan persiapan yang matang diharapkan perjalanan kita akan berjalan
sesuai rencana dan terhindar dari bahaya.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Pengembaraan Gunung Semeru antara lain :
1. Untuk seluruh anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) yang akan melakukan pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA lakukanlah di Gunung Semeru karena selain memiliki
pemandangan yang sangat indah, jalur pendakian Gunung semeru
tidak kalah menantang dengan jalur digunung-gunung lainnya.
2. Sebaiknya dalam melakukan pendakian kita benar-benar
memanajemen semua keperluan dengan matang, karena sebanyak
apapun kita mengetahui medan, kita tetap tidak bisa menebak apa yang
akan terjadi disana.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan :
AD/ART MAHUPALA

Buku/Karya Ilmiah :
Eliza, R.Monafis.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA,
Management Perjalanan. Mahupala FH Unib
Jaka Sari.2012.laporan wajib gunung anggota muda MAHUPALA,
Management Perjalanan. Mahupala FH Unib
Yuri Prasetyo.2013.laporan Pengembaraan anggota muda MAHUPALA,
Management Perjalanan. Mahupala FH Unib

Situs Internet/Website :
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/Senin.01.Juli.2013.20.00wib

51
http://www.gunungsemeru.com/2013/02/lokasi-gunungsemerumalangtempat.html
/.selasa.02.Juli.2013.20.05wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru/.rabu.03.juli.2013.20.00wi
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulandata/kamis.04.Ag-
ustus.2013. 20.00wib
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-
pengolahandata/.html.kamis.04 .Juli.2013. 20.05wib
www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan/.html.rabu.06.febr-
uari.2013. 22.47wib
http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemen-perjalanan.html.10.
oktober.2013

LAMPIRAN – LAMPIRAN

52
53
Foto/ Dokumentasi

Bersama anggota ASPAL (Asia Pencinta Alam)

54
Pinti Rimba Gunung Semeru

Kalimati

Ranu Kumbolo

55
Jambangan

Puncak Mahameru 3676 mdpl


Biaya – Biaya Kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru

N Pengeluaran J Harga Total


O umlah (Rp) (Rp)
. Orang
1 Biaya 4 @ Rp. Rp.
. Transportasi Bengkulu orang 885.250 3.541.000
– Malang
2 Logistik Rp.
. 472.000
3 Biaya Makan 4 Rp.
. Diperjalanan orang 1.625.000

56
4 Administrasi Rp.
. dan pembuatan 181.000
Proposal
5 Oleh – Oleh + Rp.
. pengamen 61.000
Biaya Total Rp.
5.881.000

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SEMERU 3676 MDPL

57
KODE ETIK PENCINTA ALAM SE-INDONESIA

58
Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia :

1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar
akan tanggung jawab kami terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air.

3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah mahluk
yang mencintai sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai hakekat diatas, kami dengan penuh kesadaran menyatakan sebagai


berikut :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam


sesuai dengan batas kebutuhan.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya


serta menghargai manusia dengan martabatnya.

5. Berusaha mempererat tali pesaudaraan sesama Pecinta Alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam melaksanakan


pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air.

7. Selesai...

Disahkan Bersama dalam Gladian


Nasional, ke-IV
Ujung Pandang, 1974

59
JANJI MAHUPALA

Janji Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu


Kami para Mahasiswa Hukum Pecinta Alam Universitas Bengkulu Berjanji :
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Menjunjung tinggi nama baik Fakultas Hukum dan Almamater,
Menjunjung tinggi Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia,
Mematuhi serta menjalankan AD/ART Organisasi MAHUPALA,
Mematuhi serta menjalankan Peraturan Organisasi,
Saling menghormati dan bekerjasam antar sesama anggota MAHUPALA,
dalam usaha menjaga nama baik organisasi dan dalam rangka
memajukan organisasi MAHUPALA,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa merestui janji kami ini, Amin.

60
CURRICULUM VITAE

Nama : Jaka Sari


Nama Panggilan : Jegg
Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 15 Juni 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Kewarganegaraan : Indonesia
Jumlah Saudara : 5 (lima)
Anak ke : 4 (empat)
Nama Orang Tua
Ayah : Naning
Ibu : Juwita
No Kontak : 0897 333 4858
Nama Organisasi : MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
Universitas Bengkulu

61

Anda mungkin juga menyukai