Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN SECARA DARING DI MASA PANDEMI

(Dra. YUSPA HANUM, MS dan Dra. SULISTIAWIKARSIH, M.Pd)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

NAURAH SARMA ASADHA ZEBUA ( 5193142012 )

RISKY AMETA ( 5193342013 )

REZHA OCTAVIA ( 5193142010 )

SITI FATIMAH ( 5191142002 )

POPPY INDIRA NURSEPTIA (5193342015 )

PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT
karena atas berkat rahmat-Nya kita semua masih diberikan kesehatan sampai
saat ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“MODEL PEMBELAJARAN SECARA DARING DI MASA PANDEMI”dengan
tepat waktu. Tugas ini diberikan oleh Dosen pengampu kami yaitu IbuDra.
YUSPA HANUM, MS dan Dra. SULISTIAWIKARSIH, M.Pduntuk pemenuhan
nilai pada mata kuliah Desain Pembelajaran.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi dan


pengetahuan tentang mendesain suatu pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
harus kita pahami agar dapat menambah pengetahuan dan daya kreatifitas kita.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan maupun kesalahan, maka dari itu
kamimengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar tugas kami
dapat lebih baik lagi untuk kedepannya

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Maka
dari itu kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 07 Oktober 2020

Penulis,

Kelompok
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………i

Daftar Isi……………………………………………….…………ii

Bab I Pendahuluan…………………………………………..……1

a. Latar Belakang………………………………………..………..1

b. Rumusan Masalah…………………………………….……….1

c. Tujuan…………………………………………………...……..1

Bab II Pembahasan…………………………………………...…..5

a. Model Pembelajaran ADDI……………………………………5

Bab III Penutup…………………………………..…….…….….15

a. Kesimpulan………………………………………...…....…….15

b. Saran……………………………………….………….………15

Daftar Pustaka………………………………….……..…...…….16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi


Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip
umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi
interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan
pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara
tegas, mantap dan fleksibel.Karena membuat perencanaan yang baik, maka
seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru
yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil
belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.

Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan


sesuatu cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh karena hal itu
desain pembelajaran tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi
sangat berkaitan dengan keberagaman peserta didik. Hal inilah yang menuntut
designer pembelajaran untuk dapat memunculkan bermacam-macam desain-
desain pembelajaran yang bervariasi.

B. RUMUSAN MASALAH

a) Apa itu model pembelajaran ADDIE?


b) Apa saja keuntungan dan kerugian pembelajaran daring?
c) Apa desain pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran
daring?
C. TUJUAN

a) Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran ADDIE


b) Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian pembelajaran daring
c) Untuk mengetahui apa desain pembelajaran yang cocok untuk
pembelajaran daring
BAB II

PEMBAHASAN

Semenjak adanya pandemic covid-19, banyak beberapa aktivitas


masyarakat terganggu. Misalnya saja aktivitas pendidikan seperti sekolah , dimana
peserta didik harus mengikuti pembelajaran secara daring. Ini dilakukan demi
menghambat penyebaran virus covid dan juga untuk menjadi kesehatan masing-
masing.

kekurangan dari pembelajaran daring yaitu :

- Ancaman putus sekolah


Anak berisiko putus sekolah karena terpaksa bekerja demi membantu
perekonomian keluarga.
- Penurunan pencapaian belajar
Dinas Pendidikan menemukan adanya perbedaan akses dan kualitas
selama Pembelajaran Jarak Jauh. "Tidak hanya kualitas dan akses, jenjang
pendidikan juga punya permasalahan-permasalahan yang spesifik," ujar
Nahdia.
- Tanpa sekolah, anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga
yang tidak terdeteksi guru.
- Keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar
daring.
- Anak berisiko kehilangan pembelajaran atau learning loss.Menurut
Nahdiana, kegiatan belajar tatap muka di kelas menghasilkan pencapaian
akademik lebih baik ketimbang Pembelajaran Jarak Jauh.
- Anak kurang bersosialisasi.

Kelebihan dari pembelajaran daring yaitu :

- Anak memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga.


- Metode belajar yang variatif.
ketimbang anak hanya berada di dalam kelas, kini mereka lebih fleksibel
belajar dari rumah.
- Anak peka dan beradaptasi dengan perubahan.
- Mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi.
- Sebagian anak merasa nyaman belajar dari rumah karena tak ada yang
merisak.

Model ADDIE

Model pembelajaran yang cocok untuk daring dimasa pandemic ini adalah
model pembelajaran ADDIE ( Analysis Design Develop Implement Evaluate ).
Model pembelajaran ADDIE adalah model perencanaan pembelajaran yang
efektif dan efisien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiap
fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Model
ADDIE adalah model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generic. ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah
satu fungsi model ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat
dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.

Model ADDIE menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu :

1) Analysis (analisa)

Pada metode ini sangat dibutuhkan pada saat kitaa akan memulai
yangnamanya mengajar ataupun menjadi tenaga pendidik dikarenakan dengan
model analisa ini kita melihat apa yang dibutuhkan bagi peserta didik, sehingga
kita juga tidak memberikan materi yang sia-sia yang akan membuat peserta didik
menjadi bosan. Dan dengan model ini juga kita menjadi tahu bagaimana
karakteristik perserta didik terhadap materi yang diberikan. Pendidikan kini terus
diuji oleh berbagai sudut dan aspek efektivitasnya. Puncaknya terjadi ketika masa
ujian nasional (UN) berlangsung. Dari hasil uji tersebut muncul berbagai opini
publik mengenai kemerosotan pendidikan saat ini.

Jumlah kelulusan siswa yang semakin menurun dari tahun ajaran kemarin
(2008 - 2009) merupakan gambaran nyata 'mimpi buruk' masa depan pendidikan.
Publik pun menilai ada kemungkinan kesalahan yang terjadi. Yakni pada sistem
pendidikan (kurikulum), pengelola institusi pendidikan (pengurus lembaga-
lembaga pendidikan), dan bahkan pada pemerintah. Perhatian khusus, selain pada
pengambil kebijakan (pemerintah), seharusnya tertuju pada pelaku pendidikan.
Pelaku pendidikan bukan hanya guru dan kepala sekolah saja. Melainkan para
pengelola yang berkenaan intitusi pendidikan.

Namun, utamanya tertuju pada guru-guru sebagai relasi terdekat dengan


peserta didik. Baik itu dekat secara emosional maupun dekat secara intitusional.
Dengan perhatian utama ini maka kenyataan peserta didik sebagai pemantauan
langsung dan pemecahan masalah yang lebih obyektif. Dari ketidakberaturan
pendidikan dan berbagai permasalahan pendidikan tersebut peserta didik
merupakan unsur yang mengalami dampaknya secara langsung. Contoh nyata kita
lihat di berbagai media. Baik cetak maupun elektronik yang menyajikan siswa-
siswa yang gagal melakukan tindakan 'putus asa'. Perilaku aneh dalam konteks
sosialnya (depresi), bunuh diri, dan bahkan tindakan-tindakan buruk lainnya yang
mungkin tidak terdeteksi oleh media. Melalui pemantauan untuk mengetahui
tingkat kebutuhan peserta didik adalah pendekatan secara nyata dengan peserta
didik tersebut (siswa-siswi).

Pada dasar nya peserta didiklah yang menjadi acuan keberhasilan pendidikan.
Serta mereka pula yang menjadi tolak ukur pengerjaan pendidikan --dengan
berbagai sistemnya, dalam membangun masa depan negara yang lebih baik.
Namun, dalam pengembangannya peserta didik beserta perkembangannya yang
sesuai kebutuhan dan kemampuan materi pendidikanlah yang sangat
mempengaruhi perkembangan tersebut. Materi-materi inilah yang menjadi salah
satu pemicu berhasil atau tidaknya pengadaan pendidikan. Tidak seperti di
berbagai negara maju yang memprioritaskan materi pendidikan bagi peserta
didiknya dalam memenuhi kebutuhan dalam menghadapi berbagai perubahan
sesuai perkembangan dunia dan zamannya. Sementara kita masih
memperbincangkan sistem yang terkesan bernilai politis ketimbang hal-hal yang
lebih subtantif. Atau lebih mengetengahkan obyek permasalahannya.

Materi-materi itu pun --baik materi pengajaran maupun materi UN akan


berkenaan dengan metode pengajaran yang diberi kepada peserta didik, dari
periode ke periode orientasi tata cara pengajaran kepada peserta didik masih
didominasi dengan metode rote learning (menghafal). Bukan mengedepankan
peserta didik agar mampu menganalisis serta mengkritisi suatu hal yang
dipahaminya. Padahal negara-negara lain telah mampu menerapkan metode
pengajaran kritis. Suatu tahapan yang telah mampu memahami sesuatu dengan
analisis. Mengacu pada berbagai permasalahan dalam pendidikan yang dihadapi
saat ini perubahan metode pengajaran yang diawali atau dilakukan oleh pendidik
adalah mengubah menjadi pendidikan berorientasi analitis. Artinya penerapan-
penarapan metode analisis lebih diutamakan daripada mengutamakan metode
pengajaran menghafal.

Dilihat dari efektivitasnya masa pengajaran yang mengedepankan siswa-siswi


untuk menganalisis ini lebih potensial dalam memahami suatu masalah yang
mendalam. Bila dibandingkan pengajaran menghafal. Dengan penerapan ini
diharapkan ke depannya siswa-siswi mampu menghadapi materi-materi uji yang
diberikan. Keberadaan tingkat kecerdasan rata-rata siswa-siswi kita pun akan
meningkat di tingkatan ASEAN. Juga akan mampu menganalisis soal-soal
kebahasaan. Namun, hal ini dibutuhkan kesadaran pemerintah (Diknas) lebih
membicarakan permasalahan kemampuan, kebutuhan, dan metode pengajaran
peserta didik.

2) Design (desain/perancangan)

Pada tahap ini kita diharuskan untuk menyusun suatu perangkat materi apa
yang pertama kali kita ajarkan terhadap peserta didik tersebut, misalnya
merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun tes dimana tes tersebut harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.kemudian pada tahap
ini juga dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk
mencapai tujun tersebut. Dan metode ini juga mengajarkan kita sebagai pendidik
harus menggunakan media yang seperti apa pada saat menjelaskan materi kepada
peserta didik agar si peserta didik tidak bingung dan bosan serta mudah mengerti
terhadap materi yang diberikan.
3) Development (pengembangan)

Pada metode ini adalah tahap dimana kita mengembangkan apa yang sudah di
desain tadi, bagaimana cara yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat
berjalan dan berkembang. Tahap pengembangan adalah adalah uji coba sebelumm
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE yaitu evaluasi, lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya
digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita
kembangkan.

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue print alias desain tadi menjadi
kenyataan. Artinya jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multi
media pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau
diperlukan model cetak. Maka modul tersebut perlu dikembangkan .Atau
diperlukan modul cetak , maka modul tersebut perlu dikembangkan . Begitu pula
halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran
semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap
pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap ujincoba ini
memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi, lebih
tepatnya evaluasi formatif,karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran yang sedang kita kembangkan.

Dengan kata lain, Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual
penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan,
kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap
diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang
penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap
pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan
model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.

4) Implementasi (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistm pembelajaran
yang sedang kita buat, artinya pada tahap ini semua telah dikembangkan, diinstal
atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplemtasikan. Misal, jika penataan lingkungan harus tertentu. Maka
lingkungan atau sering tertentu tersebut juga harus ditata, barulah
diimplimentasikan sesuai skenario atau desain awal.

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah


dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Tujuan utama tahap
implementasi, yaitu sebagai berikut :

- Membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran


- Menjamin terjadinya pemecahan masalah atau solusi untuk
mengatasi kesenjangan siswa.
- Menghasilkan output kompetensi berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam diri siswa.

Adapun pertanyaan pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh


seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah
implementasi yaitu sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif untuk digunakan


dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
2. Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan? Dengan berkerja secara kelompok atau diskusi, siswa
diharapkan tertarik pada materi yang akan dipelajari.
3. Apa cara yang bisa dilakukan ketika terjadi masalah dalam
pembelajaran? Apa yang akan dilakukan pendidik ketika pembelajaran
tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan?
4. Jika terjadi masalah teknis yang tidak diduga, apakah pendidik
mempunyai rencana cadangan?
5) Evaluation (evaluasi / umpan balik)

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang


sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi .Pada tahap evaluasi ini, efesiensi dan efektifitas
pembelajaran diukur melalui kegiatan penilaian untuk mengukur validitas
kompetensi yang telah tercapai, bisa berupa evaluasi formatif yang mencakup
observasi, interview, dan angket.

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sis-tem pembelajaran


ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yangdilakukan untuk memberikan nilai
terhadap pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. Evalusi dilakukan dalam
dua bentuk yaitu evalusi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evalusi sumatif
dilakukan setelah kegiatanberakhir secara keseluruhan (semester). Evalusi sumatif
mengukur kompetensi akhir atau tujuan pembejaran yang ingin dicapai. Hasil
evalusi digunakan untuk memberikan umpan balik terhadap pengembangan bahan
ajar. Kemudian revisi dibuat sesuai dengan hasil evalusi atau kebutuhan yang
belum dapat dipenuhi oleh tujuan pengembangan bahan ajar. Evaluasi terhadap
pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
beberapa hal, yaitu :

- Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan


- Peningkatan kemampuan siswa yang merupakan dampakdari
keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran,
- Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya
peningkatan kompetensi siswa melalui kegiatan pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran .

Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program


pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain:
1. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti
selama ini? Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran?
2. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi
pembelajaran?
3. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?

Dalam mendesain suatu pembelajaran harus memerhatikan beberapa hal


berikut ini yaitu :
1) Pembangkitkan partisipasi peserta didik
- Misalnya dalam proses pembelajaran guru dapat menampilkan
contoh dalam bentuk video, misalnya guru memutarkan video
berdurasi sedang yang berisi cara pembuatan pastry sehingga siswa
dapat melihat secara langsung prosesnya, karna jika guru hanya
menjelaskan secara materi itu sangat membosankan dan terkadang
ada juga siswa yang kurang mengerti. Setelah menampilkan video
tersebut, guru membuka sesi tanya jawab, dimana siswa diberikan
waktu untuk bertanya mana yang tidak dimengerti
- guru dapat menciptakan sebuah kuis sederhana, yang membuat
siswa antusias dalam menjawab. Sehingga banyak siswa yang
antusias untuk menjawabnya.
- Dalam pembelajaran daring, guru dapat membuat tugas praktek,
seperti kerajinan tangan, dimana melalui kamera guru mengajarkan
tahap-tahap dalam membuat kerajinan tersebut yang dapat diikuti
siswa, dengan begitu siswa akan aktif dan akan sama-sama bekerja
2) Konten yang diberikan jelas
- untuk membelajaran daring, kita menampilkan bahan ajar berupa
video pembuatan pastry yang diambil dari youtube sehingga semua
siswa dapat melihat cara pembuatan pastry tersebut melalui video
yang ditampilkan, disini saat video ditampilkan guru juga sambil
menjelaskan agar siswa lebih memahami maksud dari video
tersebut.
- Dimana sumber bahan ajar diambil dari sumber yang jelas dan
sudah terjamin kebenarannya sehingga murid mendapatkan ilmu
yang benar, jelas dan tidak rancu

3) Menggunakan contoh yang sederhana

Menggunakan contoh sederhana adalah menggunakan dalam percontohan


materi dengan kegiatan sehari hari sehingga para pelajar/ murid mampu dan dapat
memahami materi tersebut dengan contoh yang sederhana dan dapat dilihat
dengansecara langsung .

Contoh : jika mata pelajarannya bakery, bahan bahan bakery maka guru/
pengajar dapat memberikan wujud nyata bahan bahan tersebut bisa didapatkan
dengan mudah, baik itu langsung maupun tidak langsung (menggunakan vidio
atau gambar). Begitu juga dalam memperkenalkan alat alat bakery kita sebagai
pengejar mampu dan bisa memperkenalkan alat- alat tersebut bahkan
mempraktekan langsung kegunaan alat tersubut agar tidak salah dalam
menggunakannya.

4) Menghubungkan yang lama dengan yang baru

Mengingatkan kembali pelajaran yang lalu sehingga murid dapat


menghubungkan pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan di pelajari hari
ini, dan lebih mudah murid untuk memahami pelajaran selanjutnya. Kalau perlu
pengajar mangadakan quis agar muridnya lebih termotivasi dengan pelajaran yang
diberikan.

5) Harus memberikan info yang terbaru


- dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan, misalnya saja
guru harus memberikan info terbaru seperti contohnya pada
tataboga, kuliner-kuliner yang sedang ngetrend dikalangan
masyarakat, dimana guru memberi tahu kan resep dan cara
pembuatan nya.
- dimana sumber bahan ajar seperti buku, google, dll yang
digunakan atau diambil itu berasal dari tahun sekarang sehingga isi
dari buku, materi pembelajaran atau bahan ajar lainnya isi nya
sudah terbaru dengan teknik-teknik pengolahan, alat yang
digunakan itu sudah terbaru dan modern
- dan ketika guru menemukan suatu pengetahuan atau ilmu baru
yang dirasa ini penting untuk diberitahukan ke siswa maka guru
harus memberitahukan info tersebut

6) Buatlah sistem daring yang interaktif

Selama pandemic, siswa belajar menggunakan media teknologi seperti hp


untuk melangsungkan proses pembelajaran. Maka pilihlah media yang gratis dan
tidak berbayar agar memudahkan siswa-siswa karna jika menggunakan media
yang berbayar pasti akan mempersulit di bidang ekonomi apalagi disaat pandemic
seperti ini semakin sulit untuk mencari uang karena banyaknya keterbatasan
bersosialisasi.

Aplikasi/media yang digunakan sebagai pendukung pembelajaran yaitu :


- Google meet
Google Meet merupakan salah satu aplikasi yang dikeluarkan oleh
Google. Google meet pertama kali pada bulan Februari 2017 secara
diam-diam untuk pengguna iOS saja namun beberapa bulan
kemudian Google Meet pun dirilis secara resmi. Google meet
adalah sebuah aplikasi layanan komunikasi vidio.
- Whatsapp
WhatsApp adalah aplikasi Messenger untuk smart phone. Aplikasi
ini merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan
kita bertukar pesan tanpa pulsa dan menggunakan paket data
internet. Dengan Aplikasi WhatsApp kita dapat melakukan obrolan
daring, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain. Kelemahan dari
aplikasi ini untuk digunakan sebagai media pembelajaran daring
adalah Videocall yang terbatas hanya beberapa orang saja.
- Zoom
Zoom adalah salah satu aplikasi vidio confrens yang sedang ramai
digunakan sejak pandemi global. Aplikasi ini memungkinkan
untuk para penggunanya melakukan komunikasi jarak jauh dengan
vidio dan audio yang baik. Untuk satukali vidio confrens bisa
mengundang hampir 100 peserta. Aplikasi yang berkantor pusat di
San Jose, California, Amerika Serikat ini didirikan sejak 2011 lalu
dan digunakan oleh berbagai organisasi dan perusahaan untuk
mengakomodir para karyawan dari jarak jauh.
- Classroom
Guru mengunakan aplikasi ini untuk pemberian tugas,
pengumpulan tugas, maupun pembagian materi kepada siswa
- Email
Ini dapat digunakan siswa untuk mengumpulan tugas yang
diberikan guru.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan diatas adalah, sistem
pembelajaran model “ADDIE” sangat cocok digunakan pada sistem pembelajaran
daring dikarenakan model pembelajaran ADDIE adalah model perencanaan
pembelajaran yang efektif dan efisien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana
hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase
sebelumnya. Model ADDIE adalah model desain pembelajaran yang sifatnya
lebih generic.Dalam proses pembelajaran menggunakan model ADDIE ada
beberapa tahapan yang harus kita perhatikan agar proses belajar mengajar secara
daring dapat berjalan dengan baik dan efektif. Dengan adanya model ADDIE ini
memudahkan pendidik dalam mengajar dan menympaikan materi. Karena dimasa
pandemic ini sistem pembelajaran yang dilakukan secara daring lebih sulit dari
pada pembelajaran yang dilakukan secara luring atau tatap muka, karena pada
proses daring kita tidak bisa melihat secara langsung apa yang dilakukan peserta
didik tersebut, jika secara tatap muka kita bisa memperhatikan peserta didik
secara langsung apakah peserta didik tersebut benar-benar mengerti dan paham
akan materi yang disampaikan, maka dari itu pada proses pembelajaran daring
sangat cocok menggunakan model pembelajaran ADDIE.

B. SARAN
Sebaiknya gunakanlah model pembelajaran sesuai dengan strategi dan
pendekatan belajar agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta
perhatikan juga media pendukung kegiatan belajar, yang menjadi salah satu faktor
pendukung keberhasilan proses belajar mengajar sehingga tercapailah tujuan akhir
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.suara.com/news/2020/07/13/205503/pengertian-daring-dan-
luring-apa-bedanya

https://id.wikipedia.org/wiki/Dalam_jaringan_dan_luar_jaringan

https://metro.tempo.co/read/1391861/dampak-negatif-dan-positif-pembelajaran-
jarak-jauh-selama-pandemi-covid-19/full&view=ok

https://www.tripven.com/model-addie/

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-
terpadu-aspek-yang.html

https://www.indozone.id/tech/5js4pq/12-aplikasi-pembelajaran-daring-online-
gratis-terbaik-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai