DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
PROPOSAL KEGIATAN
EKSPEDISI MUDA DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN ARGA KARKASA
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Mengetahui,
A. LATAR BELAKANG
Ekspedisi Muda Mapala Satria Divisi Rimba Gunung adalah rangkaian
kegiatan wajib yang diikutioleh Anggota Muda Mapala Satria. Kegiatan
dilaksankan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melalui aplikasi
langsung terhadap materi-materi yang telah di berikan. Dalam kegiatan ini
Anggota Muda diharapkan dapat memahami setiap hal yang mereka peroleh
selama kegiatan.
Organisasi Mapala Satria merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pendidikan dalam Mapal Satria
bersifat formal dan telah dirancang dan terstruktur dengan baik. Dalam
organisasi Mapala Satria diharapkan Anggota Muda yang telah mengikuti
pendidikan baik itu Pendidikan Dasar maupun lanjutan dapat menjadi para calon
penerus generasi yang baik di masa mendatang hal yang paling dari kegiatan ini
adalah Anggota Muda dapat membawa nama baik Mapala Satria dan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Divisi Rimba Gunung membutuhkan keakuratan dalam penggunaan alat
dan kecepatan dalam berfikir serta kondisi fisik yang sehat agar dalam bermain
navigasi darat dapat dilalui dengan baik. Tetapi hal yang penting dalam
keduannya adalah manajemen waktu yang harus di perhitungkan.Dunia
kepencintaalaman khususnya bagi generasi muda saat ini semakin subur berdiri
di tengah-tengah masyarakat. Dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas
kedivisian di bidang kepecintaan alam, Sesuai dengan GBHK (Garis-Garis Besar
Haluan Kerja) dalam organisasi Mapala Satria, Pendidikan di Mapala Satria ada
beberapa tahapan jenjang pendidikan keanggotaan yakni dari jenjang
DIKLATSAR (pendidikan latihan dasar), DIKLAN (pendidikan lanjutan),
EKSMUD (Ekspedisi Muda), dan jenjang terakhir yakni Pelantikan Anggota
Tetap.
Dengan terselesaikannya jenjang pendidikan diklatsar dan diklan maka
berlanjut ketahap jenjang berikutnya yakni eksmud (ekspedisi muda) berdasar
pada GBHK mapala satria sub A point 3 mengenai ekspedisi muda yakni
Ekspedisi Muda Adalah jenjang pendidikan yang bersifat spesifikasi divisi atau
berorientasi pada keilmuan,keilmiahan dan kemandirian Anggota Muda.
Untuk lokasi Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung terletak di Gunung
Dempo 3.173 mdpl terletak di perbatasan provinsi Sumatra Selatan dan
provinsi Bengkulu tepatnya di kota dingin penghasil kopi robusta yaitu Kota
Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, dengan jarak tempuh darat
sekitar 7 jam dari Palembang, ibukota provinsi Sumatra Selatan. Kami memilih
Gunung Dempo karena memuhi targetan Ekspedisi Muda kali ini, serta keinginan
dari kami untuk mengeksplor gunung yang ada di luar pulau jawa. Selain
melakukan kegiatan pendakian kami juga melakukan penyuluhan tentang daur
ulang sampah atau membuat kerajinan dari barang bekas karna sampah disana
sangat tidak di kondisikan maka kami memilih untuk mengadakan penyuluhan
tentang sampah, kami melakukan penyuluhan ke SD Negri 03 pagaralam dan Smp
06 Pagaralam bertujuan agar anak-anak lebih kreatif dan memanfaatkan barang
bekas yang ada disekitar.
Maka dari uraian di atas Ekspedisi Muda Angkatan Arga Karkasa Divisi
Rimba Gunung dilaksanakan di Gunung Dempo Sumatra Selatan.
B. NAMA KEGIATAN
Nama dari rangkaian kegiatan ini adalah Ekspedisi Muda Divisi Rimba
Gunung Angkatan “ARGA KARKASA” Mahasiswa Pecinta Alam Satria
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
C. DASAR KEGIATAN
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Program kerja Mapala Satria 2018 – 2019.
3. Hasil Keputusan Rapat Koordinasi Pengurus Harian Mapala Satria
Pencinta Alam Satria Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal
28 Maret 2019.
D. PERUMUSAN MASALAH
Dalam kegiatan Ekspedisi Muds Divisi Rimba Gunung Angkatan “ARGA
KARKASA” ini mengalami permasalahan-permasalahan antara lain:
1. Bagaimanakah agar sampah plastik dapat di daur ulang
dengan baik menjadi sebuah kerajinan yang berguna untuk anak sekolah
dasar ?
2. Apa sajakah kesulitan yangakan kita temukan dalam
memetakan dan memploting jalur pendakian di Gunung Dempo?
3. Seberapakah tingkat kesulitan pada jalur pendakian
Gunung Dempo ?
E. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan diadakannya kegiatan Ekspedisi Muda ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui manfaat sampah plastik.
2. Dapat mengetahui seberapa sulitnya memetakan dan memploting jalur
pendakian Gunung Dempo.
3. Dapat mengetahui medan pendakian jalur Gunung Dempo.
F. MANFAAT KEGIATAN
Adapun manfaat dari kegiatan Ekspedisi Muda ini adalah sebagai
berikut:
B. MANAJEMEN PERJALANAN
Manajemen perjalanan dalam sebuah pendakian bisa diartikan sebagai
cara merencanakan dan mengelola sebuah perjalanan ke gunung atau hutan
dengan benar dan aman. Sebelum melakukan perjalanan, ada baiknya kita
memahami dan melakukan:
1. Perencanaan Perjalanan
Dalam perencanaan perjalanan ada lima hal yang harus ditentukan,
yaitu:
a. Maksud dan Tujuan Perjalanan
Ada berbagai macam kegiatan perjalanan, mulai dari
perjalanan kecil, pendakian gunung, penyusuran pantai,
pengarungan sungai, sampai dengan perjalanan besar setingkat
ekspedisi. Perjalanan – perjalanan tersebut pasti memiliki maksud
dan tujuan, seperti :
1) Pendidikan
2) Penelitian
3) Eksplorasi
4) Survey
5) Rekreasi
b. Tempat dan Tujuan Perjalanan
Menentukan tempat atau daerah yang akan dituju dan
menentukan apakah kita akan menetap atau berpindah-pindah.
c. Waktu Perjalanan
Menentukan kapan kita akan berangkat, berapa lama kita akan
berada di tempat tersebut, dan kapan akan kembali.
d. Peserta Perjalanan
Melakukan perjalanan dalam bentuk tim adalah yang paling
aman. Setiap anggota tim bertanggung jawab terhadap keselamatan,
keamanan diri dan personel yang lain.
e. Transportasi dan Akomodasi
Sarana transportasi dan penginapan dalam perjalanan
sebaiknya ditentukan dahulu sebelum melakukan perjalanan.
p. Peluit
Peluit yang dianjurkan adalah peluit whistle, yang juga
dikenal dengan sebutan peluit pramuka.
q. Pisau
1) Pisau saku serba guna (multi blade)
2) Pisau pinggang (sangkur)
3) Golok tebas
Secara umum, pisau, golok tebas adalah alat bantu bagi kita
untuk keperluan menusuk, memotong, menyayat, melempar, dan
yang terpenting sebagai alat bantu kita untuk membuat api
(memotong kayu tipis-tipis, ranting, kayu untuk keperluan api
unggun).
Macam-macam pisau:
1) Pisau Bowie
Pada dasarnya termasuk jenis fighting knife, sangat
efektif untuk menusuk dan memotong tapi cukup memadai
untuk menatak dan melempar. Karena sifatnya, banyak jenis
pisau survival yang mengambil desain dasar pisau ini. Pisau
jenis ini didesain oleh James Bowie yang legendaris.
2) Pisau Komando
Diciptakan oleh Sykes dan Kolonel Fairbirns yang
dibuat untuk pasukan komando Inggris. Pertama kali dipakai
pada Perang Dunia II di Perang Shanghai. Pisau komando
khas pisau penusuk, walaupun cukup baik sebagai pisau
lempar. Pisau jenis ini kurang baik untuk dipakai menyayat,
karena akan menghabiskan banyak tenaga.
3) Pisau Pengulit (Skinner)
Pisau khusus untuk menguliti binatang buruan karena
biasanya tipis dan sangat tajam. Artinya sudut mata pisau
sangat kecil. Bagian ujung pisau agak melengkung.
Ukurannya macam-macam, tergantung keperluan.
4) Pisau Lempar
Pisau yang didesain khusus untuk melempar.Banyak
jenis pisau dengan kegunaan yang sangat khusus. Yang
perludiperhatikan adalah:
a) Harus terbuat dari bahan yang dapt dipercaya, tajam,
dan tidak mudah patah.
b) Desain dan ukurannya harus sesuai, artinya enak
dipegang dan enak dipakai.
c) Sarungnya aman dan enak jatuhnya.
d) Selalu tetap terpelihara.
e) Pilihlah jenis pisau yang terkenal baik buatannya
(umumnya buatan Swiss atau Amerika).
2. Perlengkapan Tidur
a. Matras
Matras adalah alat tidur yang terbuat dari spon sandal tipis
yang cukup empuk sebagai alas tidur. Dalam perkembangannya saat
ini matras ada yang dilapisi dengan aluminium foil yang berfungsi
sebagai isolator penahan dingin dan waterproofing bagi matras.
b. Sleeping bag/ Kantung tidur
Berfungsi untuk menghindari udara dingin, biasanya terbuat
dari bahan parasut yang diisi dengan dracon atau bulu angsa. Bias
dipilih dalam berbagai model atau bentuk. Bentuk-bentuk sleeping
bag yang umum adalah bentuk mumi yang hanya bisa dipakai untuk
satu orang, dan bentuk tikar/ selimut yang bisa dibentangkan untuk
dipakai 2 orang. Dalam perkembangannya, untuk mengejar
kepraktisan dan efisiensi tempat, sleeping bag ada yang hanya
dibuat dari bahan waterproof dan tidak terisi apa-apa atau hanya
dilapisi kain flannel.
c. Pakaian tidur
Baju, celana, kaos kaki, dan kaos tangan yang disediakan
khusus untuk tidur. Pakaian tidur harus selalu dijaga agar tetap
kering.
3. Perlengkapan Masak dan Makan
a. Kompor lapangan
Berbagai jenis kompor bisa dipakai sesuai dengan bahan
bakar yang diinginkan, namun secara umum harus memiliki
spesifikasi kuat, ringkas, dan ringan. Kompor yang paling umum
dipakai saat ini adalah:
1) Kompor gas, dengan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan
tim.
2) Kompor tahu, dengan bahan bakar minyak, cocok dipakai
untukekspedisi dalam jangka waktu yang lama karena bahan
bakarnya mudah didapat dimana-mana.
3) Kompor paraffin, berbahan bakar paraffin. Saat ini sudah
mulai ditinggalkan karena paraffin susah didapat dan
harganya mahal.
4) Trangia. Sebetulnya adalah nama dari salah satu merek
kompor lapangan. Karena bentuknya yang unik serta
dilengkapi dengan perlengkapan memasak lainnya seperti
teko, nesting, dan penggorengan, maka kompor ini
mempunyai spesifikasi tersendiri. Apalagi disediakan trangia
dengan spesifikasi multi bahan bakar (alkohol, bensin, spirtus,
dan minyak tanah). Satu-satunya kendala penggunaan kompor
ini hanyalah terletak apda harganya yang mahal.
b. Korek api
Tidak ada spesifikasi khusus untuk masalah ini, namun yang
jelas korek api yang windproof seperti Zippo lebih bagus untuk
keperluan ini. Saat ini kalangan penggiat outdoor lebih menyukai
korek api batangan yang disimpan dalam tabung film.
c. Misting/ nesting
Alat memasak yang terbuat dari bahan alumunium sehingga
ringan, kuat, dan cepat mengahantarkan panas.
d. Kantong air
e. Tissue
Berfungsi untuk membersihkan peralatan memasak yang telah
dipakas.
f. Alat bantu makan
Piring, sendok, garpu, dangelas.
4. Obat-obatan
Obat-obatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu obat-obatan untuk tim
dan obat-obatan pribadi. Obat-obatan untuk keperluan tim secara umum
seperti: tensoplast, betadine, minyak kayu putih, aspirin, CTM, dan
sebagainya. Obat-obatan pribadi dapat dibawa oleh penderita yang
memiliki penyakit, misalnya penyakit asma. Pereda nyeri haid seperti
obat feminag untuk wanita juga bisa diperhitungkan.
5. Peralatan Komunikasi
HT (handy talkie), peluit, dan sebagainya sesuai kebutuhan.
6. Peralatan Dokumentasi
Tape recorder, kamera, alat tulis.
7. Perlengkapan Tambahan
a. Putis
Adalah pembelat betis yang terbuat dari kain katun atau wool.
Para pengembara/ pejalan kaki/ tentara biasanya menggunakan kain
putis untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam perjalanan
panjang.
b. Second skin
Dikenal juga sebagai bicycle pants, celana pendek dari bahan
lycra atau spandex ini dikenakan sebelum mengenakan celana
lapangan. Gunanya untuk menahan gesekan kain celana lapangan
terhadap kulit, terutama saat celana lapangan tersebut basah,
sehingga tidak terjadi lecet di bagian paha ataupun selangkangan
yang dapat mengurangi kenyamanan gerak.
c. Balaclava/ kupluk
Menambah nyenyak tidur dan menghindarkan gigitan
serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es), fungsinya
menjadi penting sebagai pelindung muka dan telinga dari cuaca
dingin, es, dan angin.
d. Perlengkapan pribadi lainnya
Jarum, benang, kancing, tali sepatu cadangan, tali tubuh
(webbing), tali raffia, semir sepatu, jam tangan, hammock,
binokuler, dan sebagainya yang dianggap perlu untuk kebutuhan
perjalanan. Untuk perlengkapan mandi, perlu diperhatikan di daerah
tertentu seperti di Taman Nasional beberapa ada yang menerapkan
peraturan peralatan ini tidak boleh dipakai karena dikhawatirkan
akan mencemari lingkungan.
8. Logistik
Dalam kondisi pendakian, hal utama yang perlu diperhatikan adalah
kondisi logistik harus lebih daripada kondisi normal baik secara cita rasa
maupun kalori yang diberikan. Hal ini disebabkan karena kalori yang
dikeluarkan dalam aktivitas pendakian lebih tinggi daripada kalori dalam
aktivitas normal sehari-hari.
Dasar-dasar yang dipakai dalam perencanaan logistik adalah:
a. Lamanya perjalanan yang dilakukan.
b. Jenis medan yang dihadapi.
c. Aktivitas perjalanan.
d. Jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan logistik adalah:
a. Mengandung cukup kalori serta mempunyai komposisi gizi yang
memadai serta tidak asing di lidah.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan selama di perjalanan dan mudah/
sederhana cara menanganinya.
c. Kalau perlu logistik tidak perlu dimasak ataupun kalau perlu
dimasak tidak menghabiskan banyak air.
d. Ringan.
9. Menyusun perlengkapan ke dalam carrier (packing)
Penyusunan barang yang baik akan menjadikan carrier akan lebih
ringkas, ringan, dan nyaman dipandang. Dalam penyusunan perlengkapan
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Barang yang akan dibawa dikumpulkan dan dicek jumlah kelayakan
pakainya.
b. Barang-barang dikelompokkan dan dibungkus dengan bahan
waterproof (biasanya tas plastik), menurut jenisnya agar
mudahuntuk diambil dan tidak terkontaminasi. Untuk lebih
memudahkan pencarian setiap jenis bias dibedakan dari warna
bungkusnya.
c. Peletakkan barang di dalam carrier harus memperhatikan prinsip:
1) Berat beban seimbang antara kiri dan kanan
2) Barang yang berat diletakkan sedekat mungkin dengan
punggung
3) Barang yang tajam dan mudah pecah dibungkus ahar tidak
merusak carrier dan barang lain.
4) Bahan bakar diletakkan seaman mungkin, terutama dijauhkan
dari bahan makanan agar tidak terkontaminasi.
5) Ruang dan tempat kosong yang ditimbulkan perlengkapan
seperti nesting dan helm dimanfaatkan seefisien mungkin
dengan saling mengisi.
6) Hindarkan menggantungkan bermacam-macam barang di luar
carrier karena akan menghambat perjalanan, mengganggu
keseimbangan tubuh, dan rawan untuk jatuh karena
tersangkut.
b. Kompas Silva
Urutan dalam pemakaian kompas silva yang benar adalah
sebagai berikut:
1) Arahkan tanda panah yang ada pada kompas dengan sasaran.
2) Putarlah ring skala kompas (bagian yang dapat diputar pada
kompas silva) sehingga arah utara tumpang tindih dengan
bagian yang diapit dua garis merah pada ring tersebut.
3) Perhatikan tanda panah pada ring tersebut akan bertepatan
dengan ujung jarum yang menunjukkan arah utara.
4) Baca nilai sasaran pada kotak perpanjangan garis panah
dengan ring.
6. PROTAKTOR
Adalah suatu alat yang berbentuk segi empat yang didalamnya
terdapat :
a. Pembagian derajat
b. Pembagian peribuan
c. Skala koordinat 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000
d. Titik pusat untuk pembagian derajat dan peribuan adalah titik silang
pada tengah Protactor
e. Tanda indeks dan untuk skala peta adalah sisi tegak dan siku-siku
segitiga.
7. PETA KOMPAS
Setelah mengetahui banyak tentang fungsi peta dan kompas, maka
penggabungan keduanya akan sangat mendukung dalam melakukan
navigasi darat Ada beberapa cara penerapan pemakaian peta dan kompas:
a. Orientasi Peta
Adalah menyamakan kedudukan posisi peta dengan medan
sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).
Untuk lebih mudah kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang
ada di lokasi. Hal ini bisa dilakukan dengan memastikan nama-
nama gunung, sungai, bukit, ataupun tanda-tanda medan yang
terdapat di peta dengan medan sebenarnya, atau dengan mengamati
kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan
gambaran kontur yang terdapat di peta. Untuk keperluan praktis,
utara kompas/ utara magnetis dapat dianggap satu titik dengan utara
sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.Langkah-
langkah untuk melakukan orientasi peta adalah:
1) Cari lokasi terbuka agar dapat mengamati tanda-tanda medan
yang meyolok.
2) Letakkan peta pada tempat yang datar.
3) Samakan antara utara peta dengan utara kompas, dengan
demikian letak peta sesuai dengan bentang alam yang
dihadapi
4) Cocokkan tanda medan yang mudah dikenali dan cocokkan
dengan tanda-tanda yang ada di peta.
5) Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya, dan tempatnya di
medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas
dari setiap tanda medan.
b. Resection
Adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dapat dikenali di lapang maupun
di peta. Tanda medan yang dikenali tersebut umumnya berupa
puncakan bukit, pertigaan sungai, percabangan jalan, sadelan,
bangunan (yang telah dipastikan terdapat pada peta) dan lainnya.
Teknik resection membutuhkan daerah yang terbuka untuk
membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan yang
dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau
sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda
medan lainnya yang dibidik.Langkah-langkah resection:
1) Lakukan orientasi peta
2) Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di
peta, sedikitnya dua tanda medan
3) Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-
tanda medan tersebut
4) Bidik tanda-tanda medan tersebut
5) Pindahkan sudut bidikan ke peta, buat sudut pelurusnya
6) Perpotongan dari dua garis tersebut adalah posisi kita.
Resection dengan satu titik ketinggian dan jalan setapak :
1) Orientasikan peta
2) Dari jalan setapak dari tempat kita berdiri bidik satu tanda
medan yang berupa titik ketinggian misalnya titik A
3) Hitung back azimuthnya
4) Hitung SPM tahun yang sedang berjalan
5) Pindahkan ke sudut peta sebesar hasil perhitunganya
6) Dari titik A tarik garis sebesar perhitunganya ( back
azimuth ) sehingga perpotongan dengan garis setapak
7) Perpotongan garis tersebut dengan jalan setapak adalah posisi
kita.
Resectiondengan satu titik ketinggian dan sungai :
1) Orientasikan peta.
2) Dari sungai dari tempat kita berdiri bidik satu tanda medan
yang berupa titik ketinggian misalnya titik A.
3) Hitung back azimuthnya.
4) Hitung SPM tahun yang sedang berjalan.
5) Pindahkan ke sudut peta sebesar hasil perhitunganya.
6) Dari titik A tarik garis sebesar perhitunganya ( back
azimuth ) sehingga perpotongan dengan sungai.
7) Perpotongan garis tersebut dengan sungai adalah posisi kita.
c. Intersection
Adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di medan,
namun sukar dicapai untuk diketahui posisinya di peta dengan
menggunakan tanda medan yang dikenal di lapangan. Pada
dasarnya, langkah yang dilakukan seperti pada resection, hanya
pada resection adalah kebalikannya. Syarat yang harus dipenuhi
adalah kita harus mempunyai dua tanda medan yang akan dijadikan
awal bidikan ke arah objek yang ingin diketahui, dan yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah intersection:
1) Titik awal dan titik akhir perjalanan diplot di peta, tarik garis
lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (Sudut
Kompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal,
kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah
sudut back azimuth.
2) Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal
perjalanan (pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing,
susunan pohon yang khas, ujung kampung, dan sebagainya)
b. Ikuti arah lintasan yang baru itu sehingga lebarnya rintangan telah
dilalui, dan lintasan yang baru ini jaraknya dihitung. Missal titik B
D. SURVIVAL
Survival merupakan pengetahuan yang mutlak harus dimiliki oleh
dasar survival jelas sangat dibutuhkan karena banyak kejadian yang tidak
terduga yang terjadi di alam (bencana alam). Survival diambil dari kata
“survive” yang artinya menghindarkan diri dari bencana atau usaha untuk
keterbatasan fasilitas.
Survival pada dasarnya terdiri dari darat dan laut. Dalam kegiatan di alam bebas
baik di gunung, di hutan, atau di tempat-tempat lain, harus selalu sadar akan
resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan
resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam
persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang
pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, aspek-aspek yang akan kita hadapi pada saat mengalami
kondisi survival yaitu:
1. Psikologis : panik, takut, kesepian/ sendiri, bingung, tertekan, kebosanan,
dan lain-lain
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, lelah, luka, danlainnya
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan
lain-lain.
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek-
aspek lingkungan dan fisiologis dapat mempengaruhi aspek psikologis. Aspek
psikologis dan fisiologis akan muncul dari dalam diri kita, sedangkan aspek
lingkungan merupakan efek interaksi kita dengan lingkungan sekitar kita.
Dalam survival ada beberapa fase yang biasanya dialami oleh seorang
survivor, meliputi ;
Dalam keadaan tersesat ada pedoman yang perlu diingat, yaitu STOP
yang merupakan kependekan dari:
S : Stop/ Seating, berhenti dan duduklah beristirahat. Jangan panik.
T : Thinking, gunakan akal dan selalu sadar akan keadaan yang sedang
dihadapi
O : Observe, amati keadaan di sekitar. Tentukan arah. Manfaatkan alat-alat
yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P : Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila sudah
memutuskan apa yang akan dilakukan
Demikianlah tindakan yang harus diperhatikan survivor apabila tersesat.
Segala tindakan seperti yang disarankan di atas paling tidak akan membantu
Anda keluar dari bahaya tersesat.
Beberapa kebutuhan dan kemampuan yang harus dikuasai/ dimiliki
survivor antara lain:
1. Sikap mental dan semangat untuk tetap hidup yang tinggi serta percaya
diri.
2. Berakal sehat, disiplin, dan rencana kegiatan yang matang
3. Kemampuanbelajardaripengalaman.
4. Pengetahuan tentang rimba, laut, dan lingkungan, serta memiliki
pengetahuan tentang ekologi dan biologi.
5. Pengetahuan.
a. Cara membuatalatperlindungan.
b. Cara memperoleh air.
c. Cara mendapatkanmakanan.
d. Cara mendapatkandanmembuatapi
e. Orientasimedan
f. Cara mengatasigangguanbinatang
g. Caramencaripertolongankeluar dari kesulitan
h. Pengalamandanlatihan
i. Peralatan
I = IMPROVISE
Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada
dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival
Menerima kondisi yang ada, dan berdasarkan hal itu, merencanakan dan
mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi
Ubahlah cara pandang terhadapapa yang ada. Inilahhal yang terpenting dalam
berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi dapat
menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.
V = VALUE LIVING
Merupakan halterpenting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita
terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan.
Orang dapat bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi
survival karena mereka menghargai hidup dan tidak berputus asa.
A = ACT LIKE THE NATIVES
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai
medan. Jika bertemu dengan penduduk asli, bersikaplah ramah.
1) Menentukan Arah
a) Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit
dari timur dan terbenam arah barat.
b) Membuat kompas sederhana dengan menggunakan
jarum/silet yang diletakkan di permukaan air.
c) Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau
bintang salib, garis diagonalnya bila ditarik sampai ke
kaki langit, menunjukkan arah selatan.
d) Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka,
cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel
pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal
menunjukkan arah barat sedangkan yang tipis arah
timur. Petunjuk ini tidak berlaku untuk daerah lereng
atau lembah atau hutan lebat.
2) Memilih Lintasan
a) Melakukan perjalanan didataran rendah
Pertama tentukan arah yang dituju, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari lintasan yang tidak menentu atau
berputar-putar disekitar lokasi. Apabila menghadapi
sungai yag besar dan sulit diseberangi maka ikutilah
aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar
dari daerah survival, karena kemungkinan akan
melewati perkampungan penduduk.
2) Melakukan perjalanan di pegunungan
Tentukan arah dan ikuti punggungan gunung. Jangan
berjalan di lembah atau pada aliran sungai, karena
sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala
membentuk air terjun.
b. Jejak
Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan
tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk ini
perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang melintas
daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan
survivor.
1) Jejak hewan
Berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan,
dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh,
habitat, makanan, pola dan tingkah laku. Sehingga dapat
diambil tindakan membuat jerat atau menghindari hewan
berbahaya.
2) Jejak manusia
Berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau
patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah.
Sehingga dapat menunjukkan aktivitas seseorang sebagai
pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor.
3) Membuat jejak
Usaha survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam
melakukan pergerakan dapat membuat jejak yang jelas agar Tim
SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau
barang yang dibawa atau tanpa alat ;
1) Menggunakan alat atau barang
a) Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon
dengan jarak tertentu sesuai medan.
b) Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon.
c) Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang
berwarna mencolok, diletakkan pada jarak tertentu
sepanjang jalur yang dilalui.
2) Tanpa menggunakan alat
a) Menyibakan atau mematahkan tumbuhan.
b) Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak
yang berwarna mencolok.
c) Menyusun batu atau ranting membentuk panah.
d) Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur.
c. Mencari Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Dalam kondisi
survive, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan
tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat.
Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air yang di peroleh perlu
dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum.
1) Air yang dimurnikan, air ini adalah sebagai berikut ;
a) Air yang berasal dari sungai yang besar.
b) Air genangan.
c) Air dari perasan lumut.
d) Air dari tebasan pohon pisang.
e) Air dari bunga kantung semar.
f) Air dari hasil menggali pasir dari sungai kering.
g) Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum
langsung, alangkah baiknya dimasak dulu.
2) Air yang dapat langsung diminum
a) Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan
alat lainnya.
b) Air berasal dari mata air, air yang jatuh dari tebing.
c) Air embun pada daun.
d) Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana
e) Air pada ruas bamboo.
f) Air dari tebasan bunga (manggar) aren, nipah atau jenis
palem lainnya.
g) Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi
ranting pohon berdaun lebat dengan plastik besar.
d. Tempat Berlindung
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung
dari kondisi lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat
tempat berlindung sangat diperlukan untuk menghadapi pengaruh
cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan, sehingga kebutuhan
istirahat terpenuhi secara aman. Membuat tempat berlindung harus
disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atau perlengkapan yang
ada, sarana yang disediakan oleh alam di lokasi tersebut.
Macam-macam tempat berlindung ;
1. Gua atau Gua atau cekungan
2. Pohon tumbang
3. Lubang besar pada pohon
4. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para,
dengan jaring (hammock) dan duduk pada cabang dengan
tubuh ditambat tali ke pohon. Pergerakan malam di hutan
sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum
matahari terbenam.
5. Bivak
Bivak sangat beragam bentuknya, banyak referensi yang
dapat kita ambil atau berdasarkan kreasi kita dalam
membuatnya, yang penting ingat tujuan utama dalam
membuat bivak. Jenis-jenis bivak yang umum adalah :
a. Bivak sementara / HastyShelter.
b. Bivak dari cabang pohon / BoughShelter.
c. Bivak dari akar pohon / RootShelter.
d. Bivak dari lubang alami / NaturalHollow.
e. Bivak dari gundukan batu / StoneBarriers.
f. Bivak dari pohon-pohon muda / SaplingShelter.
g. Bivak dari lembaran plastic, ponco, atau plysheet /
ShelterSheet.
h. OpenLean to Sheet.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivak :
a. Pilih lokasi yang datar.
b. Bivak tidak bocor dan tergenang air saat hujan.
c. Tidak pada aliran air.
d. Terlindung dari terpaan angin.
e. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal.
f. Tidak pada lintasan binatang buas.
g. Tidak berada dibawah pohon lapuk.
h. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak
berpindah-pindah.
Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama
kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga
dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak
sebaiknya diberi alas dengan daun-daun kering atau
dengan alat yang dibawa agar tubuh tidak kehilangan
panas akibat kontak langsung dengan tanah.
e. Perapian
Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh
pada cuaca dingin dan mengusir serangga. Beberapa hewan tidak
akan mendekat apabila ada perapian. Asap dari hasil pembakaran
dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga memudahkan
Tim SAR untuk mengetahui posisi survivor berada. Untuk membuat
perapian dibutukan 3 unsur yaitu : bahan bakar, udara, dan sumber
panas.
1) Bahan bakar
Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk
membuat perapian, kumpulkan kayu dan ranting , kemudian
potong dan dibelah. Jika hanya menemukan kayu lembab,
maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan.
Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan
sabagai bahan bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin,
kain atau bahan lain yang mudah terbakar
2) Udara
Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka
susunan kayu jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup.
Susunan ini dapat membentuk piramda atau kerucut dan
persegi empat.
3) Sumber panas
a) Berasal dari korek api.
b) Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung
atau kaca pembesar.
c) Gesekan bambu dengan bambu.
d) Gesekan busur dengan gurdi.
e) Benturan golok atau pisau baja pada batu.
f) Dari alat lain seperti : batu pematik atau fire starter
yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Tentukan lokasi yang aman dan perhatikan arah angin sehingga
asap yang ditimbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api saat
membuat perapian, tanpa korek api sangat sulit, jagalah api yang
sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi.
f. Makanan
Manusia sanagat membutuhkan makanan untuk kelangsungan
proses metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini
bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan
sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk
memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival.
Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu
diperhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah
makanan yang mengandung banyak karbohidrat, hindarilah
makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila
ketersediaan air terbatas.
Dalam keadaan survive, tenaga yang dimiliki sangat
tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan
menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan
makanan dan air akan meningkat. Usahakan mengelola Pocket
Survival Kit atau memasak bahan makanan yang di dapat, hal ini
penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk
mempermudah kerja pada alat pencernaan
Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia
cukup tinggi sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat
dimakan dan sebagai obat perlu diketahui, sebab ada beberapa jenis
tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa
sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula
apabila memakan satu jenis hewan atau tumbuhan, tidak semua
bagian dapat dimakan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi ada
pula bagian dari tumbuhan atau hewan yang mengandung racun.
1) Tumbuhan
a) Tumbuhan Hutan
Sebagai sumber makanan yang perlu diperhatikan
dalam memilih makanan yang bersumber dari sekian
banyak tumbuhan hutan adalah :
b) Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan.
c) Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
d) Tumbuhan tersebut tidak berwarna mencolok/terang,
tidak bergetah susu dan berbau kurang sedap.
e) Jangan memakan jenis tumbuhan yang terasa gatal atau
panas pada kulit, bibir dan lidah.
f) Jangan memakan satu jenis tumbuhan saja untuk
menghindari akumulasi zat yang terkandung dalam
tumbuhan.
g) Sebaiknya dimasak dulu sebelum dimakan.
92
A B
91
C D
90
01 02 0
3
Contoh:
9
9
0 0
1 2
Titik koordinat diatas adalah 014.906
F. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah dimana suatu informasi disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak yang lain. Secara umum komunikasi dilakukan dengan
menggunakan bahsa lisan atau verbal. Jikalau bahasa lisan tidak dapat
digunakan maka digunakan bahasa lain yang sifatnya dapatmenggantikan
bahasa lisan seperti kode atau symbol tertentu dan gerakan tubuh. Beberapa
pakar komunikasi dunia datang dan mengidentifikasi komunikasi dengan
berbagai definisi sesuai dengan bidangnya, seperti bidang pendidikan, ekonomi,
filosofi, dan psikologi. Kita dapat mengidentifikasi komunikasi sebagai suatu
proses dimana seseorang atau masyarakat mengguankan dan menciptakan
informasi untuk berhubungan dengan lingkungannya. Dalam hal ini tidak hanya
manusia bahkan hewan pun dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Komunikasi dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi verbal adalah penyampaian informasi yang dilakukan
secara lisan. Komunikasi verbal terjadi ketika seseorang meggunakan
bahasa lisan untuk menyampaikan pesan/informasi kepada
lingkungannya.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian informasi tanpa
menggunakan bahasa lisan. Komunikasi non verbal digunakan ketika
bahasa lisan tidak dapat digunakan karena seseorang mengalami
gangguan atau hambatan untuk menggunakan bahasa lisan. Untuk
seseorang mengalami gangguan atau hambatan untuk menggunakan
symbol atau kode tertentu bahkan gerak-gerik tubuh untuk meyampaikan
pesannya. Symbol atau kode dapat berupa rangkaian alphabet atau
phonetic, garis, titik dan gambar. Gerak-gerik tubuh dapat berupa
anggukan atau gelengan kepala, lambaian tangan, postur dan mimik
tubuh. Hal ini sering kita jumpai pada beberapa aktifitas seperti diving,
refting, caving dsb.
2. Komunikasi langsung dan tidak langsung
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui media
tertentu. Baik komunikasi verbal maupun non verbal, keduanya dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
3. Komunikasi umum dan khusus
Komunikasi umum adalah penyampian informasi melalui bahasa
liasan umum yang disunakan oleh masyarakat sehari-hari
dilingkungannya. Sedangkan komunikasi khuhus adalah penyampaian
informasi melalui bahsa khusus yang dipakai atau diterapkan oleh
komunitas tertentu melalui media yang khusus pula. Bahsa yang tidak
umum dipakai oleh masyarakat dan hampir tidak digunakan oleh
masyarakat awam. Beberapa yang menggunakan komunikasi khuhus
adalah angkatan bersenjata ketika berperang, jajaran kepolisian,
komunitas radio telekomunikasi HT, rescuer ketika melakukan
emergency response, pegawas lalulintas penerbangan (udara), kapal (laut)
dan kereta api (darat) dsb.
Komunikasi dapat di pelajari melalui komunitas-komunitas atau
disiplin ilmu tertentu. Dalam dunia medis baik MFR, perawat, bidan, dan
dokter mengenal triage atau triase (dalam bahasa Indonesia). Triase
sendiri menggunakan warna-warna tertentu unutk mengelompokan atau
mengkategorikan pasien serta menggunakan symbol tertentu untuk
menunjukan aktifitas bahaya kontaminasi seperti radioaktif dan chemical.
Merah dapat diartikan pasien harus segera ditolong mengalami luka yang
apabila tidak segera dilakukan penanganan medis pasien dapat meninggal,
hijau berarti pasien tidak mengalami luka yang membahayakan jiwa dan
dapat ditangani sebatas peryolongan pertama pleh MFR, kunig
menandakan delay atau menunggu artinya pasien tidak masuk dalam
kategori merah atau hijau, hitam berarti pasien meninggal atau mati.
Begitu pula rescuer atau regu pencari dan penolong ketika melakukan
evakuasi dan pencarian. Kerapkali menggunakan warna-warna yang sama
dengan triase dengan maksud yang sama pula. Selain itu juga beberapa
sandi seperti golok menandakan personel atau regu, tajam dan tumpul
menandakan kondisi personil/regu, dan wajah murung/ceria menandakan
kondisi cuaca pencarian.
Komunitas radio seperti ORARI atau RAPI kerap kali
menggunakan sandi yang dikenal dengan sandi delapan dan sandi
sepuluh. Anggotanya juga memiliki nomor khusus keanggotaan
komunitas radio atau kita sebut call sign, nomor ini berjenjang dan
masing-masing jenjang anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda
dengan yang diberi kewenangan yang berbeda pula. Untuk menjadi
anggota komunitas ini masyarakat harus mendaftar dan mengikuti ujian
yang sudah disiapkan, dan memenuhi standar kelayakan. Selain itu juga
harus membayar dan memberikan iuran wajib anggota serta
memperpanjang masa nomor call signnya.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan prinsip komunikasi
meliputi:
a) Sender (pemberi pesan)
b) Receiver (penerima pesan)
c) Message (pesan)
d) Feedback (umpan balik)
e) Media channel (perantara)
f) Rule (aturan)
Komunikasi akan berjalan apabila keenam prinsip tersebut terpenuhi.
Apabila satu atau dua prinsip diatas ada yang tidak terpenuhi maka
komunikasi tidak akan berjalan. Perlu diingat bahwa komunikasi
merupakan aspek penting sebagai bukti perkembangan zaman. Dan seua
yang telah manusia dapatkan dari pola prilakunya semuanya diturunkan
melalui komunikasi. Media komunikasi telah berkembang tidak hanya
dalam bentuk tulis namun juga terpenuhinya media komunikasi yang
dapat mengantarkan pesan lisan langsung kepada si-penerima. Sebut saja
radio FM, televisi, handpone dan handy talkie (HT). Akhir-akhir ini
perkembangan media tersebut seperti menjadi kebutuhan primer, masing-
masing tersedia beraneka macam bentuk, label, dan jenis. Hampir semua
masyarakat memilikinya dan meggunakannya
G. SAR
SAR tujuannya adalah mencari dan menyelamatkan. Hal yang harus
kita ketahui adalah Struktur Organisasi SAR
SC
SAR COORDINATOR
SMC
SAR MISSION COORDINATOR
OSC
ON SCENCE COMMANDER
SRU
SEARCH AND RESCUE UNIT
Keterangan:
SC (SARCOORDINATOR)
Dijabat oleh seorang pejabat (biasanya bupati atau kepala polisi) yang
karena fungsi dan wewenangnya sangat berguna bagi operasi SAR dalam
wilayah tanggung jawab KKR(Kantor Koordinat Rescue).
SMC (SARMISSIONCOORDINATOR)
Pimpinan SAR secara langsung yang merencanakan serta mengkoordinasi
kegiatan SAR, melaksanakan manajemen SAR serta berbagai kegiatan lain
yang berguna menunjang pelaksanaan SAR. Dijabat oleh seseorang yang
berpengalaman dalam bidang SAR dan berfungsi sebagai pimpinan SAR. Ia
bertugas sejak ditunjuk sampai operasi SAR selesai.
OSC (ONSCENECOMMANDER)
Ditunjuk oleh SMC untuk melaksanakan koordinasi dan pengaturan misi
SAR di tempat kejadian, serta melaporkan secara berkala kepada SMC tentang
kegiatan SAR.
SRU (SEACRHANDRESCUEUNIT)
Regu yang secara nyata melaksanakan operasi SAR. Wewenangnya
terbatas pada pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh OSC/SMC serta
melaporkan secara berkala dan berkonsultasi mengenai kesulitan dan kemajuan
pelaksanaan tugas pencarian.
Komponen Pendukung Operasi SAR
1. Organisasi.
2. Fasilitas.
3. Komunikasi.
4. Pertolongan Pertama.
5. Dokementasi.
Langkah – langkah SAR
1. Preliminarymode.
2. Frockingmode.
3. Confilementmode (mengurung).
4. Deteictionmode.
5. Evacuationmode.
1. Manfaat Sampah
Sampah didefinisikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan, yang dihasilkan
dari suatu proses. Meskipun merupakan material sisa, tidak berarti semua sampah
harus langsung dibuang. Membuang sampah tanpa pengelolaan yang baik justru akan
merusak lingkungan. Untuk mengurangi beban lingkungan, sampah bisa diolah
menjadi berbagai benda yang bermanfaat seperti kerajinan dari botol bekas.
Berikut ini adalah contoh manfaat sampah dalam kehidupan sehari-hari:
2. Pakan Ternak
Sampah organik seperti dedaunan dan sisa makanan memang bisa terurai secara
alami. Namun, tidak ada salahnya memanfaatkan material sampah yang masih cukup
bagus untuk digunakan sebagai pakan ternak, seperti dedaunan yang masih hijau serta
sisa sayuran dan buah. Jangan lupa, pilih sampah sesuai dengan ternak yang
dipelihara2. Bahan Pembuatan Pupuk OrganikTeknik mengolah sampah organik
menjadi pupuk sudah cukup lama dikenal, terutama kompos. Sampah organik,
terutama sampah dapur dan sampah kebun dikumpulkan untuk diolah menjadi pupuk,
baik dengan cara konvensional maupun dengan menggunakan alat seperti composter.
Selain diolah menjadi kompos, sampah dapur juga bisa diolah menjadi pupuk organik
cair. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, sampah dapur dihasilkan secara kontinyu
atau terus menerus. Cara mengolah sampah organik menjadi pupuk cair pun tidak
terlalu sulit.
3. Bahan Kerajinan Kreatif
Mendaur ulang sampah dan barang-barang bekas merupakan cara yang paling banyak
dilakukan untuk memanfaatkan sampah anorganik. Dengan demikian, beban
lingkungan dapat dikurangi. Bahkan, kerajinan dari sampah bisa memiliki nilai
ekonomis dengan menjadikannya sebagai komoditas yang diperjual-belikan.
Contoh kerajinan berbahan sampah adalah tas, dompet, dan tikar yang dibuat dari
bungkus atau botol plastik bekas kemasan deterjen, pewangi pakaian, sampo, dan
sebagainya. Contoh lainnya adalah styrofoam yang disulap menjadi hiasan dinding
atau mainan anak, juga bungkus rokok yang dibuat menjadi pot bunga dan hiasan
dinding, serta masih banyak lagi.
4. Wadah Alternatif
Aneka wadah cantik juga bisa dibuat dari sampah, loh. Sampah-sampah yang
berbentuk wadah seperti kaleng bekas minuman, botol selai dari beling, atau kaleng
biskuit dapat disulap menjadi aneka wadah baru yang cantik dan multifungsi. Agar
lebih menarik, tambahkan ornamen pada wadah tersebut.
Contoh sederhananya adalah mengubah kaleng bekas minuman menjadi wadah untuk
menyimpan pensil. Plastik bekas aneka bentuk dan warna juga bisa dikreasikan
membentuk bunga yang menarik. Dengan sedikit sentuhan, kardus bekas juga
dimanfaatkan menjadi kotak penyimpanan barang yang cantik.
4. Pembagian Sampah untuk Didaur Ulang
Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
Sampah Organik
Sampah organik atau disebut juga sampah basah adalah sampah yang
terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah (biologis) atau
mudah membusuk. Contohnya adalah sampah dapur (sisa-sisa makanan),
sampah kebun (guguran daun), sampah kertas, dan sebaginya.
Sampah Anorganik
Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang terdiri dari
bahan-bahan yang sulit atau bahkan tidak dapat terurai secara biologis.
Contoh sampah jenis ini adalah plastik, kaleng, styrofoam, dan
sebagainya.
Limbah cair
Limbah cair, baik dari rumah tangga maupun industri, sangat berbahaya
bagi lingkungan. Potensi pencemarannya cukup besar karena sifatnya
yang sangat mudah menyebar. Limbah cair diolah dengan mengendapkan
kandungan polutannya hingga berbentuk lumpur. Lumpur ini kemudian
diolah kembali menjadi bentuk padat.
Limbah padat
Berikut ini beberapa contoh kreasi daur ulang sampah botol yang diubah
menjadi kerajinan yang menarik. Jangan lupa, sebelum digunakan, botol
bekas harus dicuci bersih dan dikeringkan lebih dahulu.
Taman Minimalis
Anda suka melihat bunga aneka warna tapi tak punya waktu untuk
mengurusnya? Daripada membeli bunga hidup lalu mati karena tak
terawat, lebih baik Anda membuat taman bunga artifisial dari botol-botol
bekas. Sampah berkurang, Anda juga bisa menikmati bunga warna-warni
yang tidak akan layu.
Dompet Koin
Untuk membuat dompet koin, Anda hanya membutuhkan dua buah botol
bekas. Potong bagian bawah dari kedua botol tersebut, lalu satukan
dengan memasang resleting. Gunakan lem tembak dan lakukan dengan
hati-hati agar resleting dapat merekat dengan kuat. Selain dompet koin,
cara ini juga bisa dilakukan untuk membuat tempat pensil atau wadah
lainnya.
Gelang Unik
Punya botol bekas air mineral ukuran besar? Jangan dibuang, karena
Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat tempat tisu gulung.
Caranya, potong bagian atas botol, buat lubang kecil di sisi kanan dan
kiri. Ambil sebatang kayu kecil, masukkan ke lubang tisu gulung, pasang
di kedua lubang pada botol bekas.
Kursi Bundar
Botol bekas untuk membuat kursi? Bisa, kok. Susun beberapa botol
berukuran sama untuk isi kursi, ikat kuat dengan isolasi. Pasang triplek
bundar di atas dan bawah botol. Lapisi seluruh sisi kursi dengan 2-3 lapis
dakron supaya empuk, lalu jahit. Lapisi dakron dengan kain luar, bisa
rajutan, beludru, katun, atau lainnya.
Tirai Warna-warni
Membuat tirai warna-warni dari botol bekas sangat mudah. Anda bebas
berkreasi sesuka hati. Potong botol beraneka warna dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda sesuai kreativitas Anda, buat lubang di kedua
sisinya. Ambil bagian tengah botol, potong kecil memanjang membentuk
surai untuk ujung tirai. Rangkai potongan-potongan membentuk tirai
panjang.
Gelas Hias
Ingin punya pajangan tapi takut pecah karena ada si kecil yang aktif?
Manfaatkan saja botol plastik bekas. Potong bagian bawahnya untuk
dijadikan sebagai kaki gelas. Potong lagi bagian atasnya kira-kira 1/3
bagian. Hiasi dengan isolasi berwarna, terutama bagian tutup dan leher
botol. Satukan bagian atas dan kaki gelas dengan lem tembak.
Bros Jilbab
Anda yang berhijab juga bisa membuat bros cantik dari botol bekas.
Potong botol bekas dengan bentuk mahkota bunga dengan berbagai
ukuran dan bentuk daun. Panaskan bagian tepinya dengan lilin agar rapi.
Warnai lalu susun mahkota-mahkota bunga serta daun, tempelkan
dengan lem tembak. Pasang peniti menggunakan lem tembak.
Peredam Suara
BAB III
METODE KEGIATAN
E. CARA KEGIATAN
Bentuk kegiatan dalam Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung ini antara
lain:
1. Pra Kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan organisasi yang professional, tahap ini
mencakup hal – hal yang terdiri dari planning dan organiting.
2. Kegiatan
Bentuk kegiatan ekspedisi muda terdiri dari:
a. Indoor
Materi : 13-14 Juni 2019
Simulasi : 16 – 17 Juni 2019
21 – 22 Juni 2019
b. Outdoor
Materi Tambahan : 1 dan 3 Juli 2019
Aplikasi Materi : 3 – 6 Juli 2019
Dalam kegiatan ini perlu adanya sebuah jadwal yang sistematis
serta memperhatikan hal – hal yang diperlukan guna memperlancar
kegiatan tersebut.
3. Pasca Kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan organisasi yang professional, tahap ini
mencangkup pembuatan laporan kegiatan secara tertulis dan
dipresentasikan dengan lisan sebagai bentuk pertanggung jawaban.
F. ANALISIS DATA KEGIATAN
Data yang terkumpul dari hasil sosial pedesaan , ploting jalur , pemetaan .
Selanjutnya akan ditulis kembali secara deskriptif dan diinterpretansikan
kedalam bentuk tabel.
Lampiran 1
DAFTAR PESERTA DAN PENDAMPING
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2019
A. Daftar Peserta
No
Nama Peserta Fakultas / Prodi NPA
.
Teknik dan Sains/Teknik
1 Dimas Satrio Aji Anggota Muda
Sipil
Ilmu Kesehatan
2 Elisyah Wiji Yumeilda Anggota Muda
/Keperawatan S1
Ilmu Kesehatan
3 Eviyanti Khasanah Anggota Muda
/Keperawatan S1
B. Daftar Pendamping
No
Nama Pendamping Fakultas / Prodi NPA
.
1. Dimas Reynaldi Teknik danSains/Teknik Sipil NPA.MAPSA.14.XXV.0247
Lampiran 2
SUSUNAN PANITIA
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
Lampiran 3
ANGGARAN DANA
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
A. Transportasi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dari terminal purwokerto – terminal kota 1.800.000
pagaralam 4 0rang @ Rp.450.000
2 Dari terminal kota pagaralam – terminal 1.800.000
purwokerto 4 orang @ Rp.450.000
Total Rp 3.600.000
B. Konsumsi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Makan 4 orang x 3 x 7 hari Rp. 7000,- 588.000
Rp.216.000,-
C. Perlengkapan
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Plastik Packing Rp 3.000 x 5 15.000
2. Lilin 4 pack x Rp.10.000 40.000
3. Spirtus 5 liter x @ Rp 13.000 65.000
Total 120.000
D. HUMAS
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Administrasi 200.000
Total Rp 200.000
E. Kesekretariatan
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Stiker 100.000,-
Total Rp 100.000
F. Akomodasi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Basecamp 100.000,-
2. Perijinan 100.000,-
Total Rp 200.000
G. lain lain
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dana lain lain 500.000,-
Total Rp 500.000
H. Pengeluaran
No. Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Transportasi 3.600.000,-
2. Konsumsi 988.000,-
3. Perlengkapan 120.000,-
4. Humas 200.000,-
5. Kesekertariatan 100.000,-
6. Akomodasi 200.000,-
7. Lain-lain 500.000,-
Jumlah 5.708.000,-
I. Pemasukan
No. Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dana kemahasiswaan 2.000.000,-
2. Usaha Dana 4.500.000,-
Jumlah 6.500.000,-
Rekapitulasi Dana
Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
DAFTAR OBAT
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN XXVIII “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
N
NAMA OBAT JUMLAH
O
1. Oxygen 2 tabung
2. Kapas 2 bungkus
3. Bedak Gatal 1 botol
4. Asam Mefenamat 2 strip
5. Obat Batuk 1 sacshet
6. Paracetamol 1 strip
7. Bodrek 1 strip
8. Minyak Kayu Putih 2 botol
9. Oralit 4 sacshet
10. Alkohol 1 botol
11. Tetes Mata 1botol
12. Plester 2 gulung
13. Betadin 1 botol
14. Kasa 1 gulung, 6 pcs
15. Promagh 1 strip
16. Obat Diare 1 strip
17. Aluminium foil 4 bungkus
18. Minyak tawon 2 botol
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN