Anda di halaman 1dari 99

EKSPEDISI MUDA DIVISI RIMBA GUNUNG

ANGKATAN ARGA KARKASA

DISUSUN OLEH :

1. Dimas Satrio Aji


2. Elisyah Wiji Yumeilda
3. Eviyanti Khasanah

MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
EKSPEDISI MUDA DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN ARGA KARKASA

Proposal Kegiatan Ekspedisi Muda


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan rangkaian pendidikan

DISUSUN OLEH :

1. Dimas Satrio Aji


2. Elisyah Wiji Yumeilda
3. Eviyanti Khasanah

MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL KEGIATAN
EKSPEDISI MUDA DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN ARGA KARKASA
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019

Telah disetujui untuk di pertahankan di depan Ketua Umum

Ketua Panitia Sekretaris

Aliyatun Finka Andriani


Anggota Muda Anggota Muda

Mengetahui,

Departemen Kepala Divisi


Penelitian dan Pengembangan

Ridwan Sidiq Wahyu Widiatmoko


NPA.MAPSA.15.XXVI.0258 NPA.MAPSA.15.XXVI.0257
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekspedisi Muda Mapala Satria Divisi Rimba Gunung adalah rangkaian
kegiatan wajib yang diikutioleh Anggota Muda Mapala Satria. Kegiatan
dilaksankan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melalui aplikasi
langsung terhadap materi-materi yang telah di berikan. Dalam kegiatan ini
Anggota Muda diharapkan dapat memahami setiap hal yang mereka peroleh
selama kegiatan.
Organisasi Mapala Satria merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pendidikan dalam Mapal Satria
bersifat formal dan telah dirancang dan terstruktur dengan baik. Dalam
organisasi Mapala Satria diharapkan Anggota Muda yang telah mengikuti
pendidikan baik itu Pendidikan Dasar maupun lanjutan dapat menjadi para calon
penerus generasi yang baik di masa mendatang hal yang paling dari kegiatan ini
adalah Anggota Muda dapat membawa nama baik Mapala Satria dan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Divisi Rimba Gunung membutuhkan keakuratan dalam penggunaan alat
dan kecepatan dalam berfikir serta kondisi fisik yang sehat agar dalam bermain
navigasi darat dapat dilalui dengan baik. Tetapi hal yang penting dalam
keduannya adalah manajemen waktu yang harus di perhitungkan.Dunia
kepencintaalaman khususnya bagi generasi muda saat ini semakin subur berdiri
di tengah-tengah masyarakat. Dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas
kedivisian di bidang kepecintaan alam, Sesuai dengan GBHK (Garis-Garis Besar
Haluan Kerja) dalam organisasi Mapala Satria, Pendidikan di Mapala Satria ada
beberapa tahapan jenjang pendidikan keanggotaan yakni dari jenjang
DIKLATSAR (pendidikan latihan dasar), DIKLAN (pendidikan lanjutan),
EKSMUD (Ekspedisi Muda), dan jenjang terakhir yakni Pelantikan Anggota
Tetap.
Dengan terselesaikannya jenjang pendidikan diklatsar dan diklan maka
berlanjut ketahap jenjang berikutnya yakni eksmud (ekspedisi muda) berdasar
pada GBHK mapala satria sub A point 3 mengenai ekspedisi muda yakni
Ekspedisi Muda Adalah jenjang pendidikan yang bersifat spesifikasi divisi atau
berorientasi pada keilmuan,keilmiahan dan kemandirian Anggota Muda.
Untuk lokasi Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung terletak di Gunung
Dempo 3.173 mdpl terletak di perbatasan provinsi Sumatra Selatan dan
provinsi Bengkulu tepatnya di kota dingin penghasil kopi robusta yaitu Kota
Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, dengan jarak tempuh darat
sekitar 7 jam dari Palembang, ibukota provinsi Sumatra Selatan. Kami memilih
Gunung Dempo karena memuhi targetan Ekspedisi Muda kali ini, serta keinginan
dari kami untuk mengeksplor gunung yang ada di luar pulau jawa. Selain
melakukan kegiatan pendakian kami juga melakukan penyuluhan tentang daur
ulang sampah atau membuat kerajinan dari barang bekas karna sampah disana
sangat tidak di kondisikan maka kami memilih untuk mengadakan penyuluhan
tentang sampah, kami melakukan penyuluhan ke SD Negri 03 pagaralam dan Smp
06 Pagaralam bertujuan agar anak-anak lebih kreatif dan memanfaatkan barang
bekas yang ada disekitar.
Maka dari uraian di atas Ekspedisi Muda Angkatan Arga Karkasa Divisi
Rimba Gunung dilaksanakan di Gunung Dempo Sumatra Selatan.
B. NAMA KEGIATAN
Nama dari rangkaian kegiatan ini adalah Ekspedisi Muda Divisi Rimba
Gunung Angkatan “ARGA KARKASA” Mahasiswa Pecinta Alam Satria
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
C. DASAR KEGIATAN
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Program kerja Mapala Satria 2018 – 2019.
3. Hasil Keputusan Rapat Koordinasi Pengurus Harian Mapala Satria
Pencinta Alam Satria Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal
28 Maret 2019.
D. PERUMUSAN MASALAH
Dalam kegiatan Ekspedisi Muds Divisi Rimba Gunung Angkatan “ARGA
KARKASA” ini mengalami permasalahan-permasalahan antara lain:
1. Bagaimanakah agar sampah plastik dapat di daur ulang
dengan baik menjadi sebuah kerajinan yang berguna untuk anak sekolah
dasar ?
2. Apa sajakah kesulitan yangakan kita temukan dalam
memetakan dan memploting jalur pendakian di Gunung Dempo?
3. Seberapakah tingkat kesulitan pada jalur pendakian
Gunung Dempo ?
E. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan diadakannya kegiatan Ekspedisi Muda ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui manfaat sampah plastik.
2. Dapat mengetahui seberapa sulitnya memetakan dan memploting jalur
pendakian Gunung Dempo.
3. Dapat mengetahui medan pendakian jalur Gunung Dempo.
F. MANFAAT KEGIATAN
Adapun manfaat dari kegiatan Ekspedisi Muda ini adalah sebagai
berikut:

1. Menambah wawasan tentang pengelolaan sampah


plastik.
2. Mendapatkan pengetahuan tentang pemetaan dan
ploting jalur serta mendapatkan peta jalur Gunung Dempo.
3. Data jalur pendakian yang kita dapat bisa menjadi
acuan untuk anggota Mapala Satria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. MORFOLOGI GUNUNG API


Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi tempat
keluarnya magma, gas dan fluida lainnya ke permukaan bumi. Di dunia terdapat
1500 gunung api aktif, rata-rata 50 gunung api mengalami erupsi (letusan) tiap
tahun. Dibandingkan bencana alam lain yang cukup besar (banjir, tanah
longsor, gempa bumi dan angin topan) bencana gunung api relatif tidak terlalu
mengancam manusia. Meskipun demikian bencana gunung api secara lokal
dapat sangat destruktif dan pada kejadian tertentu di mana letusannya yang
sangat dahsyat dapat mengubah iklim global dan bahkan dapat mengubah
sejarah manusia. Di Indonesia terdapat 129 gunung api aktif yang merupakan
60% dari jumlah gunung api aktif di dunia.
Secara umum berdasarkan kemungkinan aktivitasnya gunung api dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Aktif
Gunung api aktif adalah gunung api yang pernah aktif dalam
periode sejarah.
2. Istirahat
Gunung api yang sedang dalam periode istirahat adalah gunung api
yang tidak pernah meletus dalam periode sejarah namun memiliki
kemungkinan untuk aktif kembali. Dalam hal ini periode sejarah
(manusia) adalah sejak tahun 1600.
3. Mati atau Padam
Gunung api padam adalah gunung api yang kemungkinannya sangat
kecil untuk aktif atau meletus.
Berdasarkan ada atau tidaknya aktivitas erupsi sejak tahun 1600, maka di
Indonesia gunung api di klasifikasi menjadi sebagai berikut:
1. Tipe-A
Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-
kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
2. Tipe-B
Gunung api yang sesudah tahun 1600 tahun belum lagi mengalami
erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti
kegiatan solfatara.
3. Tipe-C
Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,
namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa
lapangan solfatara atau fumarola pada tingkat lemah.

Sebaran Gunungapi di Indonesia. (Sumber : Pusat Vulkanologi dan


Mitigasi Bencana Geologi)

Berdasarkan banyaknya jumlah gunung tipe-A dan penyebaran gunung


api di Indoensia, maka wilayah yang paling rawan terkena efek bencana gunung
api adalah daerah Sumatra, Jawa dan Flores.

Tingkat Bahaya Gunung api. (Sumber : Pusat Vulkanologi


dan Mitigasi Bencana Geologi)

Gunung api yang terdapat di permukaan bumi tidak terdistribusi secara


acak tetapi mengikuti pola tertentu. Sebagian besar gunung api terdapat di
tepian benua, gugusan pulau-pulau atau di bawah laut dan membentuk deretan
pegunungan. Lebih dari setengah gunung api aktif di dunia terdapat di sekitar
Samudra Pasifik dan disebut Circum-Pacific Ringof Fire. Aktivitas vulkanik
yang lebih besar terdapat di bawah permukaan laut, dan menghasilkan 75% dari
keseluruhan lava yang dihasilkan.
Terbentuknya gunung api berhubungan erat dengan pergerakan lempeng.
Pergerakan lempeng mendominasi proses atau aktivitas vulkanik global selama
2500 juta tahun terakhir.
Gunung api memiliki bentuk yang sangat beragam yang sangat
dipengaruhi oleh komposisi magma yang dihasilkan, tingkat kekuatan letusan,
jumlah gas dan fluida lain dan interaksinya dengan magma. Klasifikasi gunung
api pada umumnya subjektif dan tidak unik. Secara umum gunung api
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas, morfologi, dan bentuk erupsinya.
Komposisi magma berhubungan erat dengan lokasi, dalam hal ini
lempeng tektonik tempat terbentuknya suatu gunung api. Gunung api yang
berbentuk melebar dengan kemiringan lereng yang rendah merupakan ciri- ciri
gunung api pada pusat pemekaran dan gunung api yang berasosiasi dengan
hotspot. Gunung api yang menjulang tinggi dengan lereng yang curam
merupakan gunung api di zona subduksi.
Morfologi Gunung Api
1. Gunung api strato
a. Kerucut dengan lereng
yang curam.
b. Akumulasi lava dan
material piroklastik.
c. Zona subdiduksi, lava
andesit (viskositas, tinggi, dan kental).
d. Eksplosif.
e. Di indonesia Merapi,
Sindoro, Sumbing, Ceremai, Semeru potensi bahayanya cukup
besar. Gunung Merapi merupakan gunung yang paling aktif di
dunia. Diperkirakan dua tahun sekali gunung itu beraktifitas, bukan
eksplosif tapi gerakan dalam.

Gambar 1. Gunung Api Strato


2. Gunung api kaldera
a. Cekungan besar (depresi) pada puncak gunung
api yang terbentuk akibat erupsi dalam skala besar dan reservoir
magma dangkal.
b. Magma riolit (viskositas sangat tinggi)
c. Sangat eksplosif.
Gambar 2. Gunung Api Kaldera
3. Gunung api cider cone
a. Kerucut berukuran relatif kecil yang dibentuk
oleh akumulasi jatuhan piroklastik dan aliran lava dan lubang erupsi
tunggal.

Gambar 3. Gunung Api Cider Cone


4. Gunung apikubah lava atau kubah vulkanik
a. Akumulasi lava dengan viskositas tinggi pada
lubang kawah.

Gambar 4. Gunung Api Kubah Lava


5. Gunung apiperisai (shield vulkano)
a. Lereng landai yang dibentuk aliran lava basalt
(viskositas rendah, encer).
b. Zona pemekaran dan hot spot.
c. Noneksplosif.

Gambar 5. Gunung Api Perisai


6. Gunung apibasalt
a. Akumulasi aliran lava melalui rekahan memanjang
(fissureeruption).
b. Flood basalt atau Plateau basalt.
c. Ada di Kolombia.

Gambar 6. Gunung Api Basalt

Tipe Erupsi Gunungapi


Erupsi (letusan) dinamai dengan nama gunung api dengan ciri khas erupsi
masing – masing seperti hawaian, strombolian, vulkanian atau peléan, plinian
atau vesuvian, hidrovolkanik, surtseyan dan phreatik.
Aktivitas erupsi suatu gunung api tidak hanya mengikuti satu tipe erupsi
saja, tergantung pada aktivitas dan fase erupsi.

Tipe Erupsi Gunungapi


1. Hawaiian 4. Strombolian
a. Aliran lava a. Lontaran lava
basalt. dan piroklastik
b. Non-eksplosif.
hanya disekitar
kawah.
b. Viskositas lava
menen-gah
(basalt-andesit)
dan kandungan
gas tinggi.
c. Tingkat
eksplosi rendah -
menengah.
2. Vulkanian 5. Pelean
a. Lava andesit- a. Longsoran
riolit dengan kubah lava andesit-
viskositas tinggi riolit, membentuk
(kental) menjadi aliran piroklastik.
dingin secara tiba- b. Tingkat eksplosi
tiba. tinggi.
b. Fragmentasi
tinggi.
c. Penyebaran
tephra cukup luas.
d. Tingkat eksplosi
menengah – tinggi
3. Plinian atau 6. Hidrovolkanik
Vesuvian Kontak
a. Erupsi lava a. Magma/lava
andesit-riolit dengan air secara
dengan viskositas tiba-tiba.
sangat tinggi. b. Hidrovolkanik
b. Kolom erupsi atau Surtseyan:
mencapai gunungapi dilaut
ketinggian puluhan dangkal.
Km. c. Phreatik: Air
c. Tingkat eksplosi tanah, danau
tinggi-sangat tinggi. kawah.
d. Diambil dari d. Surtsey gunung
nama gunung yang di Selandia.
menghancurkan e. Erupsi suatu
kota Pompel. gunungtidak
mengambil satu
tipe, tergantung
aktifitasnya.

Elemen Letusan Gunung Api


1. Aliran Piroklastik
Aliran atau longsoran abu, fragmen batuan dan gas dengan
temperatur dan kecepatan tinggi
2. Lahar
Campuran deposit aktivitas gunung api (tephra) dengan air dan
mengalir menuruni lereng.
3. Longsor
Runtuhnya Massa batuan di lereng gunung api.
4. Aliran Lava
Lava basalt yang mengalir dari lubang erupsi. Lava andesit-riolit
membentuk kubah lava.
5. Tehpra
Jatuhan fragmen batuan dan lava (abu, bom dan blok vulkanik) yang
terlontar ke udara. Tehpra mempunyai ukuran dari yang kecil sampai
besar. Kalau lontarannya jauh akan mempengaruhi cuaca dan material
yang jatuh lapisannya akan menutupi apapun dan terkadang sangat tebal.
6. Gas Vulkanik
Gas bersifat asam dan gas mematikan lainnya, yang terlepas saat
erupsi vulkanik.
7. Gempa Bumi
Gempa vulkanik jauh Iebih kecil dari pada gempa tektonik, namun
dapat memicu longsornya kubah lava dan struktur gunung api yang tidak
stabil. Dari ukuran lebih kecil dari gempa tektonik, kecil tidak terasa tapi
ada.
8. Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika material vulkanik dan gunung api di
laut atau lepas pantai longsor ke laut dalam jumlah sangat besar.

B. MANAJEMEN PERJALANAN
Manajemen perjalanan dalam sebuah pendakian bisa diartikan sebagai
cara merencanakan dan mengelola sebuah perjalanan ke gunung atau hutan
dengan benar dan aman. Sebelum melakukan perjalanan, ada baiknya kita
memahami dan melakukan:
1. Perencanaan Perjalanan
Dalam perencanaan perjalanan ada lima hal yang harus ditentukan,
yaitu:
a. Maksud dan Tujuan Perjalanan
Ada berbagai macam kegiatan perjalanan, mulai dari
perjalanan kecil, pendakian gunung, penyusuran pantai,
pengarungan sungai, sampai dengan perjalanan besar setingkat
ekspedisi. Perjalanan – perjalanan tersebut pasti memiliki maksud
dan tujuan, seperti :
1) Pendidikan
2) Penelitian
3) Eksplorasi
4) Survey
5) Rekreasi
b. Tempat dan Tujuan Perjalanan
Menentukan tempat atau daerah yang akan dituju dan
menentukan apakah kita akan menetap atau berpindah-pindah.
c. Waktu Perjalanan
Menentukan kapan kita akan berangkat, berapa lama kita akan
berada di tempat tersebut, dan kapan akan kembali.
d. Peserta Perjalanan
Melakukan perjalanan dalam bentuk tim adalah yang paling
aman. Setiap anggota tim bertanggung jawab terhadap keselamatan,
keamanan diri dan personel yang lain.
e. Transportasi dan Akomodasi
Sarana transportasi dan penginapan dalam perjalanan
sebaiknya ditentukan dahulu sebelum melakukan perjalanan.

Adapun tahapan dalam perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut:


1. Kita harus dibekali dengan kemampuan memilih, mengatur, serta
menggunakan perlengkapan dan perbekalan, kemampuan teknis
menggunakan alat bantu perjalanan (peta dan kompas), kemampuan
berkemah (camp craft) seperti membuat bivak dan membuat api.
Penguasaan keterampilan ini akan membantu kita mengatur teknik
perjalanan di gunung hutan.
2. Diperlukan kemampuan fisik yang baik, sehingga selain diperlukan
kondisi tubuh yang sehat, juga diperlukan latihan fisik yang sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan, misalnya untuk pendakian gunung,
latihan fisik naik turun bukit dapat dilakukan dalam persiapan perjalanan.
Selain itu juga latihan mengangkat beban (carrier).
3. Diperlukan mental yang siap untuk menghadapi kegiatan berat di alam.
Hal ini tidak dapat diajarkan oleh siapapun, namun harus ditumbuhkan
dari dalam diri sendiri. Penguasaan yang baik pada tiga keterampilan
lainnya akan sangat membantu.
4. Diperlukan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan
dihadapi dan mencakup bagaimana memilih waktu yang tepat untuk
melakukan kegiatan – dihubungkan dengan lokasi, musim, serta
pengetahuan lingkungan medan yang akan ditempuh – dan bagaimana
cara mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Untuk perjalanan
gunung hutan tropis misalnya, kita harus siap menghadapi dingin, basah,
maupun hewan pengganggu, misalnya nyamuk atau pacet.

Pengetahuan mengenai diri pribadi sangat diperlukan sebelum kita melakukan


kegiatan di alam bebas. Melihat kondisi medan yang akan dihadapi, kita dapat
mengukur kemampuan diri kita untuk menghadapi
Penganggung jawab kegiatan perjalanan harus dapat memutuskan apakah
situasi dalam perjalanan adalah aman ataupun berbahaya. Faktor keselamatan
(safety) dalam hal ini harus dijadikan kerangka berpikir dalam berkegiatan di
alam terbuka.
Untuk keadaan berbahaya dapat dilakukan penggolongan faktor
penyebabnya, yaitu:
1. Bahaya subjektif
Adalah potensi bahaya yang ada di bawah kendali manusia yang
melakukan kegiatan. Contoh : pemilihan alat yang salah, cara penggunaan
perlengkapan yang tidak dikuasai dengan baik, pemilihan jenis perjalanan
yang tidak tepat untuk para pesertanya, dan lain-lain. Kasus-kasus yang
terjadi misalnya: perhitungan logistik atau perbekalan yang salah
sehingga kelaparan, lupa membawa baterai cadangan, sarung tangan
rusak sehingga terkena frost bite (radang dingin), mengajak teman yang
belum siap menghadapi kondisi medan yang akan dihadapi, tidak
membawa peta topografi, tidak tahu cara menggunakan kompas, dan
masih banyak lagi. Hal ini sangat berkaitan dengan 4 keterampilan yang
telah dibahas sebelumnya.
2. Bahaya objektif
Adalah potensi bahaya yang berada di luar kendali menusia,
misalnya: badai, banjir, panas, dan lain-lain.Semakin subjektif suatu
bahaya, maka akan semakin dapat diperkirakan terjadinya dan dapat
dihindarkan. Sebaliknya semakin objektif suatu bahaya, maka akan
semakin sukar diperkirakan dan sukar dihindarkan. Para pemula dalam
kegiatan di alam terbuka mempunyai kecenderungan untuk berada di
daerah bahaya subjektif.
Aturan dalam hal safety adalah kewaspadaan dan penanganan yang tepat
pada saat bahaya. Perlu ditekankan bahwa sebagian besar kecelakaan dapat
dihindarkan. Pemahaman berbagai keadaan berbahaya dan detail teknis
penanganan harus ditanamkan pada penggiat alam terbuka.
Dalam perjalanan ke alam terbuka kita akan melalui daerah serta lokasi
dimana terdapat adat istiadat, kepercayaan, dan atau kebiasaan penduduk
setempat yang kadang terasa aneh oleh kita yang tidak terbiasa.
Misalnya bila kita mendaki Gunung Lawu melewati jalur Pringgodani –
Pringgosari, kita akan dianjurkan untuk mandi di Sendang (kolam kecil ) yang
akan kita temui di jalur lintasan. Selain itu juga ada kebiasan untuk minum –
minum sampai mabuk di beberapa daerah pedalaman di Indonesia saat berpesta.
Adat istiadat yang berbeda di negeri ini harus dipandang dengan positif,
dengan menghargainya sebagai salah satu kebudayaan yang beraneka ragam
yang dimiliki oleh negeri ini. Dengan menghargai adat istiadat, kepercayaan,
dan kebiasaan penduduk setempat akan memudahkan komunikasi kita dengan
mereka. Yang perlu dijadikan catatan adalah bagaimana cara kita menyikapi
hal-hal yang merupakan adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan penduduk
setempat sehingga kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan penduduk
daerah tersebut.
Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh
perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Dalam
merencanakannya, beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi. Misalnya hutan, rawa, tebing,
dan lain-lain.
2. Menentukan tujuan perjalanan. Misalnya: penjelajahan, latihan,
penelitian, kemanusiaan/ SAR, dan lain-lain.
3. Mengetahui lamanya perjalanan.
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa.
5. Memperhatikan hal-hal khusus. Misalnya: obat-obatan tertentu, dan
sebagainya.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memilih
perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan lengkap tetapi bebannya tidak
melebihi kemampuan membawanya atau dikenal dengan istilah maximum
utility in minimum weight (perlengkapan maksimum dalam berat minimum).
Perhitungan beban total untuk perorangan sebaiknya tidak melebihi sepertiga
berat badan (atau sekitar 15 sampai 20 kg) walaupun beberapa ada yang
mempunyai kemampuan sampai setengah berat badannya.
Dari kegiatan penjelajahan kita mengenal beberapa jenis perjalanan yang
disesuaikan dengan medannya, yaitu:
1. Pendakian gunung.
2. Perjalanan menempuh hutan rimba.
3. Penyusuran sungai, pantai, atau rawa.
4. Penyusuran gua.
5. Pelayaran.
6. Perjalanan ilmiah.
7. Perjalanan sosial atau kemanusiaan.
Dari tiap kegiatan tersebut, dapat dikelompokkan perlengkapan yang
dibawa sebagai berikut:
1. Perlengkapan dasar, meliputi:
a. Perlengkapan untuk pergerakan.
b. Peralatan untuk memasak, makan, minum.
c. Perlengkapan untuk MCK.
d. Perlengkapan pribadi.
2. Perlengkapan khusus yang disesuaikan dengan perjalanan, misalnya:
a. Perlengkapan penelitian seperti kamera, buku, dan alat alat khusus
lainnya
b. Perlengkapan penyusuran sungai seperti perahu, dayung,
pelampung, dan lain-lain.
3. Perlengkapan Tambahan
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak seperti semir, kelambu,
gaiters, dan lainnya.
Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu perjalanan,
maka sebelum memulai kegiatan sebaiknya disusun terlebih dahulu sebuah
checklist (daftar perlengkapan). Dalam checklist, perlengkapan dikelompokkan
kemudian diteliti apa yang perlu dibawa atau tidak. Apabila perjalanan adalah
perjalanan kelompok, maka dibuat daftar peralatan untuk perlengkapan regu
dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan cukup lama, perlu kita tentukan
apakah perlengkapan akan kita bawa sendiri ataukah menggunakan pembawa
beban, kemudian apakah semua perlengkapan dan perbekalan akan kita bawa
sejak awal ataukah dapat diperoleh di perjalanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)
a. Sepatu, yang perlu diperhatikan:
1) Mempunyai kegunaan yang sesuai dengan maksud perjalanan
kita.
2) Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki.
3) Menguntungkan si pemakai, tidak mengganggu.
4) Kuat untuk pemakaian yang berat.
b. Kaus Kaki
1) Berfungsi melindungi kulit dari pergesekan langsung dengan
sepatu.
2) Untuk menjaga kaki agar tetap hangat di medan yang dingin.
c. Celana Lapangan
Spesifikasi:
1) Bahannya kuat, lembut, ringan, dan cepat kering apabila
basah.
2) Ukurannya cukup longgar untuk memudahkan pergerakan.
3) Terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
4) Memiliki kantung-kantung dengan tutup yang mudah dibuka
tetapi aman dan mudah dijangkau.
5) Tempat ikat pinggang harus kuat.
d. Ikat pinggang
Spesifikasi:
1) Menjaga agar celana tidak melorot.
2) Dapat digunakan untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat
dijangkau seperti pisau, tempat air, dan lainnya.
3) Bahan harus cukup kuat dengan kepala gesper yang nyaman
dan kuat, sehingga sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai back
up maupun alat pertolongan dalam keadaan darurat (misalnya
dapat dipakai sebagai harness).
e. Baju lapangan
Spesifikasi sebagaimana yang disyaratkan pada celana
lapangan juga berlaku untuk baju, namun karena relatif tidak
mengalami gesekan, maka bahan yang lembut dan tidak terlalu kuat
seperti bahan flannel juga bagus untuk dipakai. Jika memiliki
kantung, pastikan kantung-kantungnya tidak mengganggu jika diisi
atau tertekan ransel. Disarankan berlengan panjang untuk
menghindari tertusuk duri-duri, sengatan matahari, maupun
serangga atau hewan yang berbisa. Pakaian yang dikenakan
haruslah kering, terutama pakaian untuk tidur. Dianjurkan untuk
membawa pakaian cadangan.
f. Bandana
Adalah kain berbentuk segiempat yang multi fungsi. Dalam
keadaan normal, bandana dipakai sebagai pelindung kepala dari
sengatan matahari dan berfungsi untuk mencegah mengalirnya
keringat dari kepala ke wajah yang cukup merepotkan dalam
perjalanan. Atau untuk melindungi leher dari hawa dingin. Dalam
keadaan darurat bisa dipakai sebagai pembalut sementara. Biasanya
kain bandana ini tipis, mudah menyerap keringat, dan cepat kering.
g. Kacamata hitam
Berfungsi untuk melindungi mata dari silaunya sinar matahari
sehingga mata tidak cepat lelah. Untuk daerah bersalju, fungsinya
adalah untuk melindungi mata dari penyakit buta salju (snow blind)
karena silaunya pantulan sinar matahari dari padang salju ke mata.

h. Rain coat/ Jas hujan/ Ponco


Fungsi raincoat, jas hujan, dan ponco adalah sama yaitu
untuk melindungi tubuh dari air hujan. Selain itu ponco juga bisa
digunakan sebagai alat dan shelter sebagai perlindungan sementara
sebelum dipasang tenda.
i. Jaket
Jaket yang disarankan dalam pendakian haruslah mempunyai
bahan yang bisa melindungi dari udara ekstim pegunungan. Bahan
isolator yang bagus untuk mencegah hawa dingin adalah bulu angsa
dan polar. Untuk suhu yang tidak terlalu ekstrim, bahan polar lebih
disukai karena lebih ringkas. Jaket akan lebih bagus apabila bahan
luarnya terbuat dari bahan yang waterproof (menahan air) dan
windproof (menahan angin).
j. Topi Lapangan
Spesifikasi:
1) Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat
pergesekan kepala dengan ranting ataupun duri.
2) Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala
bagian belakang.
3) Topi yang dikenakan haruslah kuat dan tidak mudah robek.
Untuk keperluan tersebut, terutama untuk medan gunung
hutan, dianjurkan memakai topi rimba, atau semacam topi
Jepang.
k. Sarung Tangan
Spesifikasi:
1) Sebaiknya terbuat dari bahan kulit.
2) Bentuknya sesuai dengan tangan si pemakai.
3) Elastis, memudahkan pergerakan tangan.
4) Cukup hangat untuk melindungi tangan dari udara dingin.
Bahan woolatau polar adalah yang dianjurkan.
5) Bahan yang dipakai disesuaikan dengan kondisi yang akan
dihadapi.
l. Carrier
Spesiikasi:
1) Ringan dan kuat, Sedapat mungkin tidak merupakan beban
tambahan yang berlebihan. Terbuat dari bahan waterproof
(anti air). Bahan yang umum dipakai adalah cordurayang
memiliki lapisan waterproof di dalamnya atau yang lebih
bagus adalah gore-tex yang memang waterproof. Penerapan
teknologi suspension system memungkinkan tali penyandang
carrier bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan ukuran
fisik tubuh.Sedangkan teknologi suspended membuat beban
carrier lebih merata ke seluruh tubuh sehingga keseimbangan
tubuhh lebih terjaga dan rasa sakit karena kelebihan beban di
pundak bias terkurangi.
2) Nyaman dipakai. Dianjurkan agar memakai carrier yang
mempunyai frame (rangka) agar beban merata dan seimbang
ke seluruh tubuh. Frame terbuat dari bahan alumunium alloy
yang ringan dan kuat. Frame dipakai untuk menjaga agar
carrier tetap bisa berdiri walaupun kosong dan berguna untuk
menjaga bentuk carrier agar sesuai dengan bentukan tubuh.
Frame ini juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi
antara tubuh/ punggung dengan carrier. Saat ini, carrier
dengan external frame sudah tidak dipakai lagi dan diganti
dengan internal frame yang lebih fleksibel dan praktis. Tali
penyandang carrier haruslah kuat, cukup lebar, empuk, dan
mudah disetel. Juga hip belt (sabuk pada pinggang) untuk
mengatur agar carrier menempel dengan baik ke tubuh serta
membantu pembagian beban.
Praktis. Kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan
mengambil barang-barang tertentu.Perlu diperhatikan, posisi ransel paling nyaman
3) adalah setinggi mungkin pada punggung. Jangan sampai
posisi ransel menggantung di pantat, karena akan membuat si
pemakai merasa tidak nyaman dan cepat lelah.Saat ini,
banyak macam carrier dengan berbagai model, ukuran, bahan,
serta harga yang bervariasi. Ketelitian dalam memilih akan
sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin
ransel yang baik. Untuk itu pilihlah carrier sesuai dengan
kriteria di atas.
m. Daypack
Untuk pendakian yang membutuhkan waktu lama biasanya
pendaki akan membawa daypack yang berfungsi untuk membawa
peralatan dan logistik yang diperlukan untuk mencapai puncak
gunung (summit attack). Karena sulit dan beratnya medan yang
akan dilalui, carrier akan ditinggalkan di bawah puncak dan
perjalanan selanjutnya memakai daypack untuk efisiensi
pergerakan. Kapasitas daypack bervariasi antara 50 liter sampai 25
liter. Untuk spesifikasi bahan yang disarankan sama dengan carrier
namun tidak memiliki frame.
n. Peralatan navigasi
Kompas, peta, protaktor, pensil, dan lain-lain. Peralatan ini
merupakan peralatan yang sangat penting yang harus selalu dibawa.
Bungkuslah selalu peta dengan plastik agar terlindungi dari basah
dan kerusakan. Gunakan tempat peta bila perlu.
o. Alat penerangan
Senter dengan baterai sesuai keperluan dan bola lampu
cadangan. Untuk kemudahan dalam perjalanan malam, senter
dengan model headlamp sangat disarankan. Dengan sedikit
kreativitas, reflektor pada senter bisa dimanfaatkan untuk membuat
api dalam keadaan darurat. Lampu badai bias dibawa apabila
memungkinkan.

p. Peluit
Peluit yang dianjurkan adalah peluit whistle, yang juga
dikenal dengan sebutan peluit pramuka.
q. Pisau
1) Pisau saku serba guna (multi blade)
2) Pisau pinggang (sangkur)
3) Golok tebas
Secara umum, pisau, golok tebas adalah alat bantu bagi kita
untuk keperluan menusuk, memotong, menyayat, melempar, dan
yang terpenting sebagai alat bantu kita untuk membuat api
(memotong kayu tipis-tipis, ranting, kayu untuk keperluan api
unggun).
Macam-macam pisau:
1) Pisau Bowie
Pada dasarnya termasuk jenis fighting knife, sangat
efektif untuk menusuk dan memotong tapi cukup memadai
untuk menatak dan melempar. Karena sifatnya, banyak jenis
pisau survival yang mengambil desain dasar pisau ini. Pisau
jenis ini didesain oleh James Bowie yang legendaris.
2) Pisau Komando
Diciptakan oleh Sykes dan Kolonel Fairbirns yang
dibuat untuk pasukan komando Inggris. Pertama kali dipakai
pada Perang Dunia II di Perang Shanghai. Pisau komando
khas pisau penusuk, walaupun cukup baik sebagai pisau
lempar. Pisau jenis ini kurang baik untuk dipakai menyayat,
karena akan menghabiskan banyak tenaga.
3) Pisau Pengulit (Skinner)
Pisau khusus untuk menguliti binatang buruan karena
biasanya tipis dan sangat tajam. Artinya sudut mata pisau
sangat kecil. Bagian ujung pisau agak melengkung.
Ukurannya macam-macam, tergantung keperluan.
4) Pisau Lempar
Pisau yang didesain khusus untuk melempar.Banyak
jenis pisau dengan kegunaan yang sangat khusus. Yang
perludiperhatikan adalah:
a) Harus terbuat dari bahan yang dapt dipercaya, tajam,
dan tidak mudah patah.
b) Desain dan ukurannya harus sesuai, artinya enak
dipegang dan enak dipakai.
c) Sarungnya aman dan enak jatuhnya.
d) Selalu tetap terpelihara.
e) Pilihlah jenis pisau yang terkenal baik buatannya
(umumnya buatan Swiss atau Amerika).
2. Perlengkapan Tidur
a. Matras
Matras adalah alat tidur yang terbuat dari spon sandal tipis
yang cukup empuk sebagai alas tidur. Dalam perkembangannya saat
ini matras ada yang dilapisi dengan aluminium foil yang berfungsi
sebagai isolator penahan dingin dan waterproofing bagi matras.
b. Sleeping bag/ Kantung tidur
Berfungsi untuk menghindari udara dingin, biasanya terbuat
dari bahan parasut yang diisi dengan dracon atau bulu angsa. Bias
dipilih dalam berbagai model atau bentuk. Bentuk-bentuk sleeping
bag yang umum adalah bentuk mumi yang hanya bisa dipakai untuk
satu orang, dan bentuk tikar/ selimut yang bisa dibentangkan untuk
dipakai 2 orang. Dalam perkembangannya, untuk mengejar
kepraktisan dan efisiensi tempat, sleeping bag ada yang hanya
dibuat dari bahan waterproof dan tidak terisi apa-apa atau hanya
dilapisi kain flannel.
c. Pakaian tidur
Baju, celana, kaos kaki, dan kaos tangan yang disediakan
khusus untuk tidur. Pakaian tidur harus selalu dijaga agar tetap
kering.
3. Perlengkapan Masak dan Makan
a. Kompor lapangan
Berbagai jenis kompor bisa dipakai sesuai dengan bahan
bakar yang diinginkan, namun secara umum harus memiliki
spesifikasi kuat, ringkas, dan ringan. Kompor yang paling umum
dipakai saat ini adalah:
1) Kompor gas, dengan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan
tim.
2) Kompor tahu, dengan bahan bakar minyak, cocok dipakai
untukekspedisi dalam jangka waktu yang lama karena bahan
bakarnya mudah didapat dimana-mana.
3) Kompor paraffin, berbahan bakar paraffin. Saat ini sudah
mulai ditinggalkan karena paraffin susah didapat dan
harganya mahal.
4) Trangia. Sebetulnya adalah nama dari salah satu merek
kompor lapangan. Karena bentuknya yang unik serta
dilengkapi dengan perlengkapan memasak lainnya seperti
teko, nesting, dan penggorengan, maka kompor ini
mempunyai spesifikasi tersendiri. Apalagi disediakan trangia
dengan spesifikasi multi bahan bakar (alkohol, bensin, spirtus,
dan minyak tanah). Satu-satunya kendala penggunaan kompor
ini hanyalah terletak apda harganya yang mahal.
b. Korek api
Tidak ada spesifikasi khusus untuk masalah ini, namun yang
jelas korek api yang windproof seperti Zippo lebih bagus untuk
keperluan ini. Saat ini kalangan penggiat outdoor lebih menyukai
korek api batangan yang disimpan dalam tabung film.
c. Misting/ nesting
Alat memasak yang terbuat dari bahan alumunium sehingga
ringan, kuat, dan cepat mengahantarkan panas.
d. Kantong air
e. Tissue
Berfungsi untuk membersihkan peralatan memasak yang telah
dipakas.
f. Alat bantu makan
Piring, sendok, garpu, dangelas.
4. Obat-obatan
Obat-obatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu obat-obatan untuk tim
dan obat-obatan pribadi. Obat-obatan untuk keperluan tim secara umum
seperti: tensoplast, betadine, minyak kayu putih, aspirin, CTM, dan
sebagainya. Obat-obatan pribadi dapat dibawa oleh penderita yang
memiliki penyakit, misalnya penyakit asma. Pereda nyeri haid seperti
obat feminag untuk wanita juga bisa diperhitungkan.
5. Peralatan Komunikasi
HT (handy talkie), peluit, dan sebagainya sesuai kebutuhan.
6. Peralatan Dokumentasi
Tape recorder, kamera, alat tulis.
7. Perlengkapan Tambahan
a. Putis
Adalah pembelat betis yang terbuat dari kain katun atau wool.
Para pengembara/ pejalan kaki/ tentara biasanya menggunakan kain
putis untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam perjalanan
panjang.
b. Second skin
Dikenal juga sebagai bicycle pants, celana pendek dari bahan
lycra atau spandex ini dikenakan sebelum mengenakan celana
lapangan. Gunanya untuk menahan gesekan kain celana lapangan
terhadap kulit, terutama saat celana lapangan tersebut basah,
sehingga tidak terjadi lecet di bagian paha ataupun selangkangan
yang dapat mengurangi kenyamanan gerak.
c. Balaclava/ kupluk
Menambah nyenyak tidur dan menghindarkan gigitan
serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es), fungsinya
menjadi penting sebagai pelindung muka dan telinga dari cuaca
dingin, es, dan angin.
d. Perlengkapan pribadi lainnya
Jarum, benang, kancing, tali sepatu cadangan, tali tubuh
(webbing), tali raffia, semir sepatu, jam tangan, hammock,
binokuler, dan sebagainya yang dianggap perlu untuk kebutuhan
perjalanan. Untuk perlengkapan mandi, perlu diperhatikan di daerah
tertentu seperti di Taman Nasional beberapa ada yang menerapkan
peraturan peralatan ini tidak boleh dipakai karena dikhawatirkan
akan mencemari lingkungan.
8. Logistik
Dalam kondisi pendakian, hal utama yang perlu diperhatikan adalah
kondisi logistik harus lebih daripada kondisi normal baik secara cita rasa
maupun kalori yang diberikan. Hal ini disebabkan karena kalori yang
dikeluarkan dalam aktivitas pendakian lebih tinggi daripada kalori dalam
aktivitas normal sehari-hari.
Dasar-dasar yang dipakai dalam perencanaan logistik adalah:
a. Lamanya perjalanan yang dilakukan.
b. Jenis medan yang dihadapi.
c. Aktivitas perjalanan.
d. Jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan logistik adalah:
a. Mengandung cukup kalori serta mempunyai komposisi gizi yang
memadai serta tidak asing di lidah.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan selama di perjalanan dan mudah/
sederhana cara menanganinya.
c. Kalau perlu logistik tidak perlu dimasak ataupun kalau perlu
dimasak tidak menghabiskan banyak air.
d. Ringan.
9. Menyusun perlengkapan ke dalam carrier (packing)
Penyusunan barang yang baik akan menjadikan carrier akan lebih
ringkas, ringan, dan nyaman dipandang. Dalam penyusunan perlengkapan
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Barang yang akan dibawa dikumpulkan dan dicek jumlah kelayakan
pakainya.
b. Barang-barang dikelompokkan dan dibungkus dengan bahan
waterproof (biasanya tas plastik), menurut jenisnya agar
mudahuntuk diambil dan tidak terkontaminasi. Untuk lebih
memudahkan pencarian setiap jenis bias dibedakan dari warna
bungkusnya.
c. Peletakkan barang di dalam carrier harus memperhatikan prinsip:
1) Berat beban seimbang antara kiri dan kanan
2) Barang yang berat diletakkan sedekat mungkin dengan
punggung
3) Barang yang tajam dan mudah pecah dibungkus ahar tidak
merusak carrier dan barang lain.
4) Bahan bakar diletakkan seaman mungkin, terutama dijauhkan
dari bahan makanan agar tidak terkontaminasi.
5) Ruang dan tempat kosong yang ditimbulkan perlengkapan
seperti nesting dan helm dimanfaatkan seefisien mungkin
dengan saling mengisi.
6) Hindarkan menggantungkan bermacam-macam barang di luar
carrier karena akan menghambat perjalanan, mengganggu
keseimbangan tubuh, dan rawan untuk jatuh karena
tersangkut.

10. Check list peralatan dan biodata


Dalam setiap perjalanan atau pendakian bagaimanapun
sempurnanya perencanaan yang dibuat, namun nasib kita tidak bisa lepas
dari perubahan kondisi cuaca, alam, serta takdir Tuhan. Untuk itu, setiap
pendaki yang akan memulai perjalanan secara keseluruhan dengan
mengisi biodata dan check list peralatan serta logistik yang dibawa
masing-masing personil maupun secara tim untuk memudahkan pencarian
bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Checklist biodata ini akan berisi:
a. Identitas lengkap setiap perjalanan ditambah dengan nomor telepon
dan alamat keluarga atau orang terdekat yang bisa dihubungi jika
terjadi sesuatu.
b. Semua perlengkapan dan logistik yang dibawa dengan
mencantumkan merk, jumlah, warna, dan ukuran yang dipakai
masing-masing.
c. Lama perjalanan yang direncanakan.
Checklist ini ditinggal di sekretariat organisasi masing-masing
sehingg apabila terjadi sesuatu di luar rencana, tim SAR bisa memakai
check list sebagai pedoman dasar pencarian.
11. Tim
Semua pendakian besar yang pernah berhasil bukanlah prestasi
pribadi dari seorang pendaki, semua keberhasilan tercapai karena adanya
tim atau kelompok dalam sebuah pendakian. Satu tim pendakian yang
ideal minimal terdiri dari 4 orang dan maksimal 10 orang. Tidak
disarankan adanya jumlah tim yang ganjil. Pasukan khusus Amerika
menggunakan Buddy System dalam pergerakan tim-timnya, yaitu
pergerakan dua-dua dimana setiap orang bertanggung jawab terhadap
keselamatan pasangannya. Hal ini cukup bagus dipraktekkan dalam
pendakian.
Mengapa harus minimal 4 orang? Sebagai asumsi sederhana apabila
salah satu dari anggota tim sakit dan tidak bisa diatasi maka seseorang
harus mencari bantuan. Apabila dia ditinggal dan hanya ditemani satu
orang maka akan kesulitan dalam melakukan pergerakan.Dalam
melakukan kerjasama tim, setiap personel atau anggota tim harus saling
memahami dan mengerti kelebihan dan kekurangan personel lainnya baik
secara fisik maupun secara psikologis.
Dalam ekspedisi yang besar, anggota tim akan dikarantina sebelum
melakukan ekspedisi untuk memberi kesempatan pemahaman yang lebih
mendalam antarpersonel-personelnya. Kerjasama tim yang bagus adalah
awal dari sebuah keberhasilan dalam pendakian.

C. ILMU MEDAN, PETA DAN KOMPAS


Dalam kegiatan alam bebas, selalu diperlukan pengetahuan tentang
navigasi. Navigasimerupakan pengetahuan untuk membantu kita mengetahui
keadaan alam yang akan kita hadapi, menentukan arah dan tujuan perjalanan
dan mengetahui kedaan/posisi kita di peta
1. DASAR-DASAR ILMU MEDAN
a. Pembagian Ilmu Medan
1) Ilmu Medan yang Sebenarnya
Adalah suatu ilmu ayang mwempelajari tentang
susunan, bagian-bagian dan nama-nama yang dipergunakan
dalam ilmu medan. Ilmu medan sebenarnya dibagi
menjadi 4 bagian yaitu:
a) Geologi, mempelajari lapisan kulit bumi.
b) Morfologi, mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi.
c) Hidrografi, mempelajari perairan (laut, sungai, danau)
d) Topografi, mempelajari uaraian tempat-tempat dan daerah.
2) Ilmu Membayangkan medan
Adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat-alat
untuk mendapatkan bayangan ynag jelas tentang suatu medan.
Ilmu medan dapat dibagi.
dalam :
a) Cara mengunakan peta topografi
Memerlukan pengetahuan mengukur dengan
menggunakan alat-alat sederhana untuk mendapatkan
bayangan dari suatu medan yang jelas.
b) Uraian mengenai medan
Yaitu cara menguraikan suatu medan sepintas, lalu
termasuk ukuran-ukuran serta pembuatan suatu medan
diatas bidang datar.
3) Ilmu Pengintaian
Ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang terbaik untuk
melakukan pengintain terhadap suatu medan. Menurut
kepentingannya, pengintaian dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a) Pengintaian umum
Bertujuan untuk mengumpulkan keterangan sebanyak
mungkin tentang suatu negara, daerah atau pulau yang
akan dijadikan sebagai bahan tindakan dalam
peperangan yang mungkin terjadi. Pengintaian umum
dilakuakan dalam waktu damai, dalam waktu panjang dan
bersifat rahasia.
b) Pengintaian khusus
Bertujuan untuk mendapatkan kerangan secepat
mungkin untuk segera dipergunakan. Luas daerah dan
waktu bersifat terbatas karena untuk mengambil
tindakan yang garis besarnya telah direncakan.
2. PETA
Peta adalah gambaran dua dimensi (bidang datar) dari sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas dibuat dengan
perbandingan atau perkecilan tertentu yang dinamakan skala atau kedar.
Peta mempermudah kita untuk mengetahui bentuk-bentuk permukaan
bumi dan apa saja yang terdapat di atasnya, misalnya jalan, dam, jalur
kereta, dan lain-lain. Jenis peta yang umum dipakai dalam navigasi adalah
peta topografi.

a. Jenis - Jenis Peta


Dengan adanya kemajuan teknologi, sekarang seluruh wujud fisik
muka bumi dapat dipelajari dengan seksama dari peta sesuai dengan
banyaknya data dan informasi yang disajikan. Adapun jenis-jenis
peta antara lain :
1) Peta topografi
Peta yang menggambarkan atau memproyeksikan sebagian
besar / kecil dai permukaan bumi menjadi garis ketungguian /
kontur dengan perbandingan tertentu. Peta ini berskala antara
1 : 25.000 – 1: 250.000 contoh peta G. Slamet.
2) Peta geografis
Peta geografis ( geo = bumi, grafos = catatan ) menyajikan
gambaran proyeksi seliuruh permukaan fisik bumi seperti
global.
3) Peta teknis
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk
menunjang kebutuhan-kebutuhan teknis tertentu, seperti peta
teknis jaringan jalan raya, jaringan rel kereta api.
4) Peta tematik
Menyajikan data dan informasi yang mempunyai tema (topic)
tertentu sehubungan dengan keadaan geografisnya, sebagai
contoh peta distribusi peluru kendali AS, peta kepadatan
penduduk Indonesia,peta lahan pertanian, dll.
b. Bagian-Bagian Peta
1) Judul Peta
Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta, yaitu
menyatakan daerah/ lokasi yang ada pada peta yang
bersangkutan. Lokasi yang berbeda akan mempunyai judul
yang berbeda pula.
2) Nomor Peta
Nomor peta dicantumkan di sebelah kanan atas peta, dengan
dua cara penulisan. Selain nomor registrasi dari badan, nomor
peta berguna juga sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta
daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan. Biasanya di
bagian bawah disertakan juga indeks lembar peta yang
mencantumkan nomor-nomor peta yang terdapat di sekeliling
peta tersebut.
3) Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan
jarak mendatar di lapangan/ medan. Ada dua macam
penulisan skala, yaitu:
1. Skala Angka
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m)
jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala Garis
Contoh :
Skala 1 : 250.000, berarti panjang satu garis berjarah
25.000.
4) Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta.
Legenda ini memuat arti dari simbol-simbol pada peta
tersebut. Simbol yang perlu diketahui untuk navigasi darat
adalah triangulasi (tanda ketinggian), jalan setapak, sungai,
jalan raya, desa, dan batas daerah.
5) Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat
ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-
garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang biasa dipakai ada dua, yaitu:
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)
Koordinat ini menggunakan sumbu garis bujur (bujur barat
dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap garis
khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang
selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat
geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan
detik.
2. Koordinat Peta/ Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Koordinat grid menyatakan kedudukan suatu titik yang
dinyatakan dalam satuan jarak terhadap suatu titik acuan.
Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol ini berada di
sebelah Barat Jakarta (6° LU, 98° BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,
sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke
timur. Sistem koordinat grid ini mengenal penomoran 4, 6,
8, dan 14 angka. Untuk daerah yang luas dipakai
penomoran 4 atau 6 angka dan untuk daerah yang sempit
dengan penomoran 8 atau 14 angka.
6) Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun
pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun pembuatannya,
maka data yang disajikan semakin akurat.
7) Arah Peta
Arah pada peta sebenarnya terbagi dalam tiga arah utara, yaitu
Utara Sebenarnya, Utara Grid, dan Utara Magnetis. Cara
paling mudah untuk menentukan arah utara pada peta adalah
dengan memperhatikan arah huruf tulisan yang ada pada peta.
Arah atas tulisan adalah utara peta. Pada bagian bawah peta
biasanya juga terdapat penunjuk arah Utara Peta, Utara
Sebenarnya, dan Utara Magnetis.
Utara Sebenarnya adalah arah yang menunjukkan kutub utara
Bumi.
Arah Utara :
1) Utara Sebenarnya
Arah utara sebenarnya yang telah ditunjukkan oleh meridian
bumi (garis bujur) dan menuju kutub utara bumi.
2) Utara Peta
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis vertikal
(grid vertical) pada peta.
3) Utara Magnetis Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh
jarum kompas dan arahnya ke kutub magnetis bumi.
Ikhtilaf adalah penyimpangan yang terjadi karena tiga arah
utara yang tidak menuju satu titik (berbeda arah). Dalam hal ini
dikenal 3 macam ikhtilaf:
1) Ikhtilaf Peta (US-UP)
Adalah sudut yang dibentuk oleh Utara Sebenarnya (US) dan
Utara Peta (UP) baik kebarat maupun ke timur.
2) Ikhtilaf Magnetis (US-UM)

Adalah sudut yang dibentuk oleh Utara Sebenarnya (US) dan


Utara Magnetis (UM) baik kebarat maupun ke timur.
3) Ikhtilaf Utara Peta – Utara Magnetis (UP-UM)

Adalah sudut yang dibentuk oleh Utara Peta dan Utara


Magnetis. Baik ke barat maupun ke timur.
Variasi Magnetis adalah perubahan atau perbedaan ikhtilaf
magnetis pada waktu yang berlainan. Dalam variasi magnetis
dikenal istilah :
1) Increase :Bilamana varisi magnetis bertambah hingga
setiap tahunnya semakin besar.

2) Decrease : Bilamana variasi magnetis berkurang hingga


tiap tahunnya semakinkecil.
3. TANDA-TANDA MEDAN
a. Tanda medan dari alam
Sebagian dari bentuk bumi yang tidak dapat dipisahkan dari
bumi. Misal: Gunung, lembah, sungai, danau, rawa, dsb.
b. Tanda medan buatan manusia
Suatu tanda medan yang berada diatas bumi yang bukan bagian
dari bumi. Misal: Rumah, jalan, jembatan, tanggul, saluran air,
pagar, dsb.
c. Titik tanda
Bagian-bagian atau benda-benda lapangan yang jelas kelihatan
dari bentuk atauwarnanya.
d. Klasifikasi Medan
1) Dataran rendah
Dataran yang letaknya 0 mdpl - 400 mdpl
2) Dataran tinggi
Dataran yang letaknya mulai dari 400 mdpl dan lebih tinggi
dari itu.
3) Giir gunung
Dataran yang menghubungkan antara bukit dengan bukit
atau gunung dengan gunung lainnya.
4) Lembah
Sebagian medan yang merupakan dataran yang terkurung
atau dikelilingi oleh bukit-bukit atau igir-igir.
5) Hutan
Bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rendah
dan tinggi. Biasanya hutan dapat dilalui oleh manusia karena
sudah pernah dibuka atau ditebangi.
6) Hutan sagu, bambu, rotan, dan aneka hasil hutan.
Merupakan daerah yang sering dirambahi manusia dan
dekat dengan pemukiman.
7) Rimba
Hutan primer yang sukar atau sama sekali tidak dapat
dilalui oleh manusia dengan cara berjalan atau bergerak
bebas.
8) Perkebunan
Daerah atau bagian medan yang ditanami dengan tanaman
tertentu secara teratur dan terpelihara.
9) Rawa
Bagian medan dataran yang digenangi air laut, sungai,
atau danau. Rawa terdiri atas rawa sungai, rawa laut dan
rawa danau.
4. GARIS KETINGGIAN atau KONTUR
Merupakan garis berbelok-belok yang merupaka kurva-kurva tertutup,
menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama dari
permukaan laut.
Sifat-sifat garis kontur :
a. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian
b. Garis kontur yang memiliki nilai lebih rendah mengelilingi garis
kontur yang bernilai tinggi
c. Garis kontur tidak mungkin saling berpotongan atau bercabang
d. Garis kontur yang rapat menendakan daerah itu curam dan kontur
yang renggang menandakan daerah itu terbuka.
e. Garis kontur berbentu huruf “ U “ menendakan punggungan,
bentuk “ V “ menendakan lembah atau sungai.
f. Interval ( perbedaan ) antara 2 garis kontur mempunyai rumus
1/2000 x Skala peta, kecuali jika sudah tertulis pada peta.
Contoh : Skala Peta 1 : 50.000
1/2000 x 1 : 50.000 = 25 meter
Pada peta AMS setiap garis kontur kelipatan sepuluh ditandai
dengan garis kontur tebal.
5. KOMPAS
Kompas adalah alat penunjuk arah, yaitu arah mata angin karena
sifat megnetis jarum selalu menunjuk ke utara dan selatan (jika tidak
dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).
Perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas tersebut
adalah arah utara magnetis bumi, bukan arah utara sebenarnya.

Pada umumnya kompas memiliki beberapa jenis antara lain,


Kompas Prisma ( Bidik ) dan Kompas Silva ( Medan ). Jenis kompas
yang biasanya sering dipakai dalam navigasi darat adalah kompas Prisma
(Bidik). Kompas ini berbentuk bulat dengan piringan jarum kompas yang
berputar di dalam cairan minyak. Akibat pergesekan dengan minyak itu,
jarum kompas dapat berputar lebih tenang dan cepat berhenti. Melalui
sebuah prisma, keadaan/kedudukan sebuah jarum kompas dapat dibaca
sambil memperhatikan medan. Bagian – bagian kompas, secara fisik
kompas terdiri dari:
a. Badan, tempat komponen-komponen kompas lainnya berada.
b. Jarum, selalu menunjukkan arah utara dan selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh
medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya).
c. Skala penunjuk, menunjukkan pembagian derajat sistem mata
angin, ditunjuk oleh derajat.
d. Piringan derajat, dalam kompas ada lingkaran yang terdiri dari
garis-garis. Garis ini disebut pembagian skala derajat. Cara
membaca derajat ini searah dengan jarum jam, yang dimulai dari
arah utara kemudian melingkar menuju titik utara magnetis
kembali.
Kompas terdapat banyak jenis tergantung dengan kebutuhan dan
fungsinya. Namun secara garis besarnya dapat dibagi dua jenis. Kompas
bidik (misalnya kompas prisma dan kompas lensa) dan kompas
orienteering (kompas silva).Kompas bidik sesuai namanya, mudah untuk
membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur
derajat dan penggaris.
Hal – hal yang perlu diketahui tentang kompas :
a. Kompas mempunyai kegunaan yang sangat membantu, antara lain:
1) Menunjuk arah utara magnetis
2) Mengukur besarnya sudut kompas
3) Mengukur besarnya sudut peta
4) Menentukan lokasi (resection dan intersection) saat perjalanan
siang maupun malam.
b. Kompas harus dijauhkan dari benda-benda yang mengandung
logam/ besi atau magnet, agar tidak mengganggu kinerja jarum
penunjuk kompas.
Pemakaian Kompas :
a. Kompas Prisma
Urutan dalam pemakaian kompas prisma yang benar adalah
sebagai berikut:
1) Hilangkan gangguan yang dapat mengganggu kerjanya
kompas
2) Atur posisi kompas dalam posisi mendatar
3) Bidik titik sasaran, yaitu dengan membuat titik sasaran berada
pada satu garis lurus dengan celah bidik dan garis rambut
4) Melalui kaca pembesar bacalah skala mendatar pada sudut
kompas, yaitu besarnya penyimpangan antara arah utara
magnet dengan garis lintasan yang menuju titik sasaran yang
dinamakan sudut kompas.

b. Kompas Silva
Urutan dalam pemakaian kompas silva yang benar adalah
sebagai berikut:
1) Arahkan tanda panah yang ada pada kompas dengan sasaran.
2) Putarlah ring skala kompas (bagian yang dapat diputar pada
kompas silva) sehingga arah utara tumpang tindih dengan
bagian yang diapit dua garis merah pada ring tersebut.
3) Perhatikan tanda panah pada ring tersebut akan bertepatan
dengan ujung jarum yang menunjukkan arah utara.
4) Baca nilai sasaran pada kotak perpanjangan garis panah
dengan ring.
6. PROTAKTOR
Adalah suatu alat yang berbentuk segi empat yang didalamnya
terdapat :
a. Pembagian derajat
b. Pembagian peribuan
c. Skala koordinat 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000
d. Titik pusat untuk pembagian derajat dan peribuan adalah titik silang
pada tengah Protactor
e. Tanda indeks dan untuk skala peta adalah sisi tegak dan siku-siku
segitiga.
7. PETA KOMPAS
Setelah mengetahui banyak tentang fungsi peta dan kompas, maka
penggabungan keduanya akan sangat mendukung dalam melakukan
navigasi darat Ada beberapa cara penerapan pemakaian peta dan kompas:
a. Orientasi Peta
Adalah menyamakan kedudukan posisi peta dengan medan
sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).
Untuk lebih mudah kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang
ada di lokasi. Hal ini bisa dilakukan dengan memastikan nama-
nama gunung, sungai, bukit, ataupun tanda-tanda medan yang
terdapat di peta dengan medan sebenarnya, atau dengan mengamati
kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan
gambaran kontur yang terdapat di peta. Untuk keperluan praktis,
utara kompas/ utara magnetis dapat dianggap satu titik dengan utara
sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.Langkah-
langkah untuk melakukan orientasi peta adalah:
1) Cari lokasi terbuka agar dapat mengamati tanda-tanda medan
yang meyolok.
2) Letakkan peta pada tempat yang datar.
3) Samakan antara utara peta dengan utara kompas, dengan
demikian letak peta sesuai dengan bentang alam yang
dihadapi
4) Cocokkan tanda medan yang mudah dikenali dan cocokkan
dengan tanda-tanda yang ada di peta.
5) Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya, dan tempatnya di
medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas
dari setiap tanda medan.
b. Resection
Adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dapat dikenali di lapang maupun
di peta. Tanda medan yang dikenali tersebut umumnya berupa
puncakan bukit, pertigaan sungai, percabangan jalan, sadelan,
bangunan (yang telah dipastikan terdapat pada peta) dan lainnya.
Teknik resection membutuhkan daerah yang terbuka untuk
membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan yang
dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau
sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda
medan lainnya yang dibidik.Langkah-langkah resection:
1) Lakukan orientasi peta
2) Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di
peta, sedikitnya dua tanda medan
3) Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-
tanda medan tersebut
4) Bidik tanda-tanda medan tersebut
5) Pindahkan sudut bidikan ke peta, buat sudut pelurusnya
6) Perpotongan dari dua garis tersebut adalah posisi kita.
Resection dengan satu titik ketinggian dan jalan setapak :
1) Orientasikan peta
2) Dari jalan setapak dari tempat kita berdiri bidik satu tanda
medan yang berupa titik ketinggian misalnya titik A
3) Hitung back azimuthnya
4) Hitung SPM tahun yang sedang berjalan
5) Pindahkan ke sudut peta sebesar hasil perhitunganya
6) Dari titik A tarik garis sebesar perhitunganya ( back
azimuth ) sehingga perpotongan dengan garis setapak
7) Perpotongan garis tersebut dengan jalan setapak adalah posisi
kita.
Resectiondengan satu titik ketinggian dan sungai :
1) Orientasikan peta.
2) Dari sungai dari tempat kita berdiri bidik satu tanda medan
yang berupa titik ketinggian misalnya titik A.
3) Hitung back azimuthnya.
4) Hitung SPM tahun yang sedang berjalan.
5) Pindahkan ke sudut peta sebesar hasil perhitunganya.
6) Dari titik A tarik garis sebesar perhitunganya ( back
azimuth ) sehingga perpotongan dengan sungai.
7) Perpotongan garis tersebut dengan sungai adalah posisi kita.
c. Intersection
Adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di medan,
namun sukar dicapai untuk diketahui posisinya di peta dengan
menggunakan tanda medan yang dikenal di lapangan. Pada
dasarnya, langkah yang dilakukan seperti pada resection, hanya
pada resection adalah kebalikannya. Syarat yang harus dipenuhi
adalah kita harus mempunyai dua tanda medan yang akan dijadikan
awal bidikan ke arah objek yang ingin diketahui, dan yakin pada
posisi kita di peta. Langkah-langkah intersection:

1) Lakukan orientasi dan tentukan posisi kita


2) Bidik objek yang akan kita amati
3) Pindahkan sudut yang diperoleh ke peta Bergerak ke posisi
lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan kembali
langkah 2 dan 3
4) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang
diperoleh adalah posisi objek tersebut.
d. Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari
seorang pengamat. Azimuth disebut juga Sudut Kompas. Bila kita
berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut tetap kompas
(istilah populernya “potong kompas”) maka harus diusahakan agar
lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik
back azimuth. Prinsipnya: membuat lintasan berada pada satu garis
lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang
pada jarak tertentu.Langkah-langkahnya:

1) Titik awal dan titik akhir perjalanan diplot di peta, tarik garis
lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (Sudut
Kompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal,
kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah
sudut back azimuth.
2) Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal
perjalanan (pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing,
susunan pohon yang khas, ujung kampung, dan sebagainya)

3) Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (Sudut


Kompas). Perhatikan tanda medan lain di ujung lintasan yang
akan dilalui pada arah itu.

4) Setelah sampai pada tanda medan itu, bidikkan kompas


kembali ke belakang (sudut back azimuth) untuk mencek
apakah Anda berada pada lintasan yang diinginkan.
Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan “back
azimuth yang benar”.

5) Seringkali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan


sasaran. Dalam hal ini, Anda dan seorang rekan yang menjadi
tanda tersebut.
Cara mengatasi rintangan dengan kompas :
a. Apabila ada garis lintasan perjalanan kita terhalang oleh rintangan
misalnya : tebing, rawam danau dsb, sehingga kita dapat
melewatinya, maka cara mengatasinya adalah : pada awal rintangan
yaitu Titik A, lintasan perjalanan kita belokan kekiri atau kekanan
dengan sudut baru, yaitu sudut kompas lama (awal) ditambah
dengan 90°.

b. Ikuti arah lintasan yang baru itu sehingga lebarnya rintangan telah
dilalui, dan lintasan yang baru ini jaraknya dihitung. Missal titik B

c. Dari titik B kita berjalan dengan sudut kompas awal sampai


rintangan tersebut dilalui, missal titik C.
d. Setelah terlewati misalnya titik C, sudut kompas awal dikurangi
dengan 90°, dan kita berjalan sama dengan jarak yang ditempuh
dari A ke B.

e. Setelah hitungan jaraknya sama (misalnya titik D) maka kita


berjalan lagi dengan sudut kompas awal, maka kita akan kembali
pada garis awal yang benar.

Apabila kita berjalan tanpa kompas maka kita dapat menggunakan


beberapa cara untuk menmentukan arah.
a. Tanda-tanda medan
1) Kuburan islam selalu menunjuk arah utara.
2) Arah masjid selalu menghadap kiblat (kiblat untuk
indonesia kearah barat laut).
3) Pohon yang berlumut tebal biasanya menujukkan arah timur.
b. Dengan bantuan peralatan
1) Arloji
a) Letakkan arloji mendatar diatas telapak tangan.
b) Arahkan angka/ titik 12 searah posisi matahari (bisa
menggunakan arah bayangan benda yang lurus dan
tegak )
c) Tarik garis khayal melalui pusat dan titik 12,
sehingga terbentuk sudut antara jarum pendek dan titik
12.
d) Buat garis pembagi sudut, hingga sudut tersebut
diatas terbagi dua sama besar.
e) Garis bagi tersebut akan menunjukkan arah utara (arah
utara sebenarnya/ kutup utara bumi).
2) Pisau Silet
a) Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan
airnya cepat tenang.
b) Letakkan pisau silet di atas permukaan air, jangan
sampai tenggelam.
c) Tunggu sampai pisau silet diam.
d) Arah yang ditujukkan ujung jarum adalah arah utara
dan selatan.
3) Jarum Jahit
a) Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan
airnya cepat tenang.
b) Tusukkan jarum tersebut pada gabus yang tipis.
c) Letakkan di atas permukaan air, jangan sampai
tenggelam.
d) Tunggu sampai diam.
e) Arah yang ditunjukkan ujung jarum adalah arah
utara.
c. Perbintangan
1) Matahari terbit dan terbenam
2) Bulan
a) Bulan terbit dan terbenam
b) Bulan muda, bulan pertengahan, dan bulan tua
Bulan muda : Lengkungan di sebelah kiri Menunjukkan
arah barat, waktu antara pk. 18.00-24.00
Bulan pertengahan : Hampir penuh Menunjuk ke arah
timur, waktu antara pk. 18.00-24.00
Bulan tua : Lengkungan di sebelah kanan.
Menunjuk ke arah timur, waktu antara pk. 24.00-06.00
Keadaan masing-masing periode sekitar sepuluh hari.
3) Bintang
Bintang lebih tepat untuk dijadikan patokan arah
mata angin. Karena kedudukannya yang bersifat tetap.
Beberapa bintang yang terletak di khatulistiwa dan cukup
mudah untuk dikenali seperti Bintang Tujuh, Bintang Crux
(salib / pari / gubuk penceng), dan Bintang Orion.

D. SURVIVAL
Survival merupakan pengetahuan yang mutlak harus dimiliki oleh

seorang penjelajah alam bebas, bahkan juga masyarakat umum. Pengetahuan

dasar survival jelas sangat dibutuhkan karena banyak kejadian yang tidak

terduga yang terjadi di alam (bencana alam). Survival diambil dari kata

“survive” yang artinya menghindarkan diri dari bencana atau usaha untuk

mempertahankan hidup. Orang yang menjalani survival disebut “survivor”. Jadi

survival dapat dikatakan suatu usaha dalam keterpaksaan (darurat/emergency)

untuk mempertahankan diri dari ancaman lingkungan yang asing dalam

keterbatasan fasilitas.

Ini menggambarkan suatu keadaan dimana seseorang tersebut harus

menghadapi dan mengatasi ancaman yang secara langsung maupun tidak

langsung mengancam hidupnya, baik secara individu ataupun kelompok.

Survival pada dasarnya terdiri dari darat dan laut. Dalam kegiatan di alam bebas

(outdoor) survival dikembangkan lagi berdasarkan medannya.

1. Survival berdasarkan medannya


a. Survival hutan (Jungle survival)
b. Survival laut (Sea survival)
c. Survival kutub (Antartic survival)
d. Survival padang pasir (Desert survival)
e. Survival udara (Air survival)
Akan tetapi dalam pembahasan kali ini kita memfokuskan pada survival

hutan dan gunung (Jungle survival).Orang-orang yang senang berpetualang,

baik di gunung, di hutan, atau di tempat-tempat lain, harus selalu sadar akan

resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan

resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam

persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang

mungkin muncul, berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam

pelaksanaan kegiatan.

1. Secara umum, sumber bahaya terbagi atas dua, yaitu:


a. Sumber bahaya yang berasal dari dirisendiri (subjective danger)
Misalnya keteledoran, persiapan yang asal-asalan,
pengetahuan yang minimal, dan lain-lain. Karenasifatnya yang
demikian, maka subjective danger ini masih berada di bawah
penguasaan atau masih dapat dikontrol.
b. Sumber bahaya yang berasal dari lingkungan (objective danger)
Merupakan bahaya yang mengancam dari luar diri kita, yang
timbul dari lingkungan, misalnya gempa bumi, banjir, binatang
buas, dan lainnya.
Bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu saat
mungkin kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang tidak diinginkan. Dalam
keadaan ini, secara naluriah kita akan mencoba berbagai upaya untuk
mempertahankan hidup (survive) bagaimanapun caranya. Namun, sebagai
seorang yang senang berpetualang, ada teknik-teknik tertentu yang bisa
dilakukan dalam kondisi seperti ini. Seseorang yang berada dalam kondisi
survival disebut survivor.

Secara umum, aspek-aspek yang akan kita hadapi pada saat mengalami
kondisi survival yaitu:
1. Psikologis : panik, takut, kesepian/ sendiri, bingung, tertekan, kebosanan,
dan lain-lain
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, lelah, luka, danlainnya
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan
lain-lain.
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek-
aspek lingkungan dan fisiologis dapat mempengaruhi aspek psikologis. Aspek
psikologis dan fisiologis akan muncul dari dalam diri kita, sedangkan aspek
lingkungan merupakan efek interaksi kita dengan lingkungan sekitar kita.
Dalam survival ada beberapa fase yang biasanya dialami oleh seorang

survivor, meliputi ;

1. Livesaving, yaitu keadaan darurat yang diawali dengan terpisahnya dari


rombongan, ada ketidakberesan dalam perjalanan seperti mulai disadari
kalau dirinya tersesat.
2. Signaling, merupakan suatu usaha untuk memberikan tanda atau isyarat
guna meminta bantuan, menginformasikan posisi dengan alat komunikasi
yang ada.
3. Shelter and Subtience, yaitu suatu usaha untuk melindungi diri agar tetap
bertahan hidup (Bivouak/Shelter).

1. Kemungkinan melakukan survival


a. Hanya membawa pakaian tipis.
b. Tidak membawa peta dan kompas, sehingga apabila tersesat sulit
mengatasinya.
c. Memperkirakan jarak terlalu pendekatan menganggap medan
perjalanan terlalu mudah.
d. Pergi sendirian kesuatu tempat tanpa melakukan perizinan atau
memberitahu kepada orang lain.
e. Tidak memperhatikan tanda bahaya yang diberikan oleh alam
f. Kurangnya perencanaan.

Dalam keadaan tersesat ada pedoman yang perlu diingat, yaitu STOP
yang merupakan kependekan dari:
S : Stop/ Seating, berhenti dan duduklah beristirahat. Jangan panik.
T : Thinking, gunakan akal dan selalu sadar akan keadaan yang sedang
dihadapi
O : Observe, amati keadaan di sekitar. Tentukan arah. Manfaatkan alat-alat
yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P : Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila sudah
memutuskan apa yang akan dilakukan
Demikianlah tindakan yang harus diperhatikan survivor apabila tersesat.
Segala tindakan seperti yang disarankan di atas paling tidak akan membantu
Anda keluar dari bahaya tersesat.
Beberapa kebutuhan dan kemampuan yang harus dikuasai/ dimiliki
survivor antara lain:
1. Sikap mental dan semangat untuk tetap hidup yang tinggi serta percaya
diri.
2. Berakal sehat, disiplin, dan rencana kegiatan yang matang
3. Kemampuanbelajardaripengalaman.
4. Pengetahuan tentang rimba, laut, dan lingkungan, serta memiliki
pengetahuan tentang ekologi dan biologi.
5. Pengetahuan.
a. Cara membuatalatperlindungan.
b. Cara memperoleh air.
c. Cara mendapatkanmakanan.
d. Cara mendapatkandanmembuatapi
e. Orientasimedan
f. Cara mengatasigangguanbinatang
g. Caramencaripertolongankeluar dari kesulitan
h. Pengalamandanlatihan
i. Peralatan

Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi Survival


Usaha apa saja yang perlu kita lakukan agar keluar dari kondisi survival,
dalam arti menguasai keadaan, dapat ditemukan dari kata kunci survival itu
sendiri. Setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-
langkah yang harus kita ingat bila kita dihadapkan pada kondisi survival.

S = SIZE UP THE SITUATION


Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman maupun diri
sendiri.
Apakah ada yang cedera?
Berapa banyak persediaan bahan makanan yang tersisa?
Dalam lingkungan seperti apakah kita berada?

U = UNDUE HASTE MAKES WASTE


Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan
bertindaklah dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan dengan
mendalam.
R = REMEMBER WHERE YOU ARE
Pengenalan akan lingkungan/ daerah sekitar memberikan rasa kenal yang
berpengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam
ataupun mencari bantuan. Pengenalan medan merupakan hal yang esensial.

V = VANQUISH FEAR AND PANIC


Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu. Takut
merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam
menghadapi kondisi. Perlu diberikan tambahan energi pada tubuh bilamana
diperlukan. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak dapat
dikuasai, maka rasa takut akan meningkat menjadi rasa panik. Panik akan
mengakibatkan orang bertindak terburu-buru dan membuang energi. Panik juga
dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang selanjutnya mengakibatkan putus asa.

I = IMPROVISE
Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada
dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival
Menerima kondisi yang ada, dan berdasarkan hal itu, merencanakan dan
mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi
Ubahlah cara pandang terhadapapa yang ada. Inilahhal yang terpenting dalam
berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi dapat
menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.

V = VALUE LIVING
Merupakan halterpenting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita
terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan.
Orang dapat bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi
survival karena mereka menghargai hidup dan tidak berputus asa.
A = ACT LIKE THE NATIVES
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai
medan. Jika bertemu dengan penduduk asli, bersikaplah ramah.

L = LEARN BASIC SKILLS


2. Belajar dan latihlah teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik
adalah menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur
survival, sehingga dapat dikerjakan secara otomatis. Berlatih
dan tambah atau tingkatkan pengetahuan tentang survival .
Tindakan Dan Kebutuhan Yang Harus Dipenuhi
Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap
tinggal di lokasi dan menunggu pertolongan SAR.
a. Survivor mengetahui bahwa telah diketahui hubungan radio atau
rute perjalanan ada yang mengetahui.
b. Cari daerah yang terbuka untuk memudahkan Tim SAR
menemukan atau mengetahui dan bisa melakukan komunikasi
lapangan.
c. Cari lokasi yang terdapat sumber air dan makanan.
Tindakan yang dilakukan untuk menangani survivor yang terluka
atau menderita:
a. Rawat survivor yang sakit atau menderita.
b. Membuat tempat berlindung dari cuaca buruk dan hewan
berbahaya.
c. Hemat pesediaan makanan yang ada dan berusaha mencari
tambahan di sekitar lokasi.
d. Siapkan dan buatlah tanda darurat ke udara dengan piroteknik
maupun dengan tanda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin,
kain warna kontras, asap dari membakar sampah, dan lain-lain.
Tindakan bila meninggalkan lokasi :
a. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat dibawa
dalam perjalanan.
b. Tentukan arah yang dituju berdasarkan kompas, matahari atau alat
petunjuk lainnya.
c. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik,
perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang dituju.
d. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan.
e. Ikutilah punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau
sungai apabila berada di daerah pegunungan.
f. Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis.
g. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan jangan
melakukan perjalanan malam.
h. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk
melindingi diri dari serangga dan hewan berbahaya.
3. Teknik Survival
a. Menentukan Arah dan Lintasan
Pada keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum
melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan, kemudian
memilih lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari
kondisi survival dapat tercapai.

1) Menentukan Arah
a) Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit
dari timur dan terbenam arah barat.
b) Membuat kompas sederhana dengan menggunakan
jarum/silet yang diletakkan di permukaan air.
c) Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau
bintang salib, garis diagonalnya bila ditarik sampai ke
kaki langit, menunjukkan arah selatan.
d) Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka,
cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel
pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal
menunjukkan arah barat sedangkan yang tipis arah
timur. Petunjuk ini tidak berlaku untuk daerah lereng
atau lembah atau hutan lebat.
2) Memilih Lintasan
a) Melakukan perjalanan didataran rendah
Pertama tentukan arah yang dituju, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari lintasan yang tidak menentu atau
berputar-putar disekitar lokasi. Apabila menghadapi
sungai yag besar dan sulit diseberangi maka ikutilah
aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar
dari daerah survival, karena kemungkinan akan
melewati perkampungan penduduk.
2) Melakukan perjalanan di pegunungan
Tentukan arah dan ikuti punggungan gunung. Jangan
berjalan di lembah atau pada aliran sungai, karena
sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala
membentuk air terjun.
b. Jejak
Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan
tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk ini
perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang melintas
daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan
survivor.

1) Jejak hewan
Berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan,
dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh,
habitat, makanan, pola dan tingkah laku. Sehingga dapat
diambil tindakan membuat jerat atau menghindari hewan
berbahaya.
2) Jejak manusia
Berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau
patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah.
Sehingga dapat menunjukkan aktivitas seseorang sebagai
pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor.
3) Membuat jejak
Usaha survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam
melakukan pergerakan dapat membuat jejak yang jelas agar Tim
SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau
barang yang dibawa atau tanpa alat ;
1) Menggunakan alat atau barang
a) Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon
dengan jarak tertentu sesuai medan.
b) Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon.
c) Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang
berwarna mencolok, diletakkan pada jarak tertentu
sepanjang jalur yang dilalui.
2) Tanpa menggunakan alat
a) Menyibakan atau mematahkan tumbuhan.
b) Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak
yang berwarna mencolok.
c) Menyusun batu atau ranting membentuk panah.
d) Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur.
c. Mencari Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Dalam kondisi
survive, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan
tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat.
Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air yang di peroleh perlu
dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum.
1) Air yang dimurnikan, air ini adalah sebagai berikut ;
a) Air yang berasal dari sungai yang besar.
b) Air genangan.
c) Air dari perasan lumut.
d) Air dari tebasan pohon pisang.
e) Air dari bunga kantung semar.
f) Air dari hasil menggali pasir dari sungai kering.
g) Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum
langsung, alangkah baiknya dimasak dulu.
2) Air yang dapat langsung diminum
a) Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan
alat lainnya.
b) Air berasal dari mata air, air yang jatuh dari tebing.
c) Air embun pada daun.
d) Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana
e) Air pada ruas bamboo.
f) Air dari tebasan bunga (manggar) aren, nipah atau jenis
palem lainnya.
g) Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi
ranting pohon berdaun lebat dengan plastik besar.
d. Tempat Berlindung
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung
dari kondisi lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat
tempat berlindung sangat diperlukan untuk menghadapi pengaruh
cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan, sehingga kebutuhan
istirahat terpenuhi secara aman. Membuat tempat berlindung harus
disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atau perlengkapan yang
ada, sarana yang disediakan oleh alam di lokasi tersebut.
Macam-macam tempat berlindung ;
1. Gua atau Gua atau cekungan
2. Pohon tumbang
3. Lubang besar pada pohon
4. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para,
dengan jaring (hammock) dan duduk pada cabang dengan
tubuh ditambat tali ke pohon. Pergerakan malam di hutan
sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum
matahari terbenam.
5. Bivak
Bivak sangat beragam bentuknya, banyak referensi yang
dapat kita ambil atau berdasarkan kreasi kita dalam
membuatnya, yang penting ingat tujuan utama dalam
membuat bivak. Jenis-jenis bivak yang umum adalah :
a. Bivak sementara / HastyShelter.
b. Bivak dari cabang pohon / BoughShelter.
c. Bivak dari akar pohon / RootShelter.
d. Bivak dari lubang alami / NaturalHollow.
e. Bivak dari gundukan batu / StoneBarriers.
f. Bivak dari pohon-pohon muda / SaplingShelter.
g. Bivak dari lembaran plastic, ponco, atau plysheet /
ShelterSheet.
h. OpenLean to Sheet.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivak :
a. Pilih lokasi yang datar.
b. Bivak tidak bocor dan tergenang air saat hujan.
c. Tidak pada aliran air.
d. Terlindung dari terpaan angin.
e. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal.
f. Tidak pada lintasan binatang buas.
g. Tidak berada dibawah pohon lapuk.
h. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak
berpindah-pindah.
Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama
kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga
dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak
sebaiknya diberi alas dengan daun-daun kering atau
dengan alat yang dibawa agar tubuh tidak kehilangan
panas akibat kontak langsung dengan tanah.

e. Perapian
Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh
pada cuaca dingin dan mengusir serangga. Beberapa hewan tidak
akan mendekat apabila ada perapian. Asap dari hasil pembakaran
dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga memudahkan
Tim SAR untuk mengetahui posisi survivor berada. Untuk membuat
perapian dibutukan 3 unsur yaitu : bahan bakar, udara, dan sumber
panas.
1) Bahan bakar
Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk
membuat perapian, kumpulkan kayu dan ranting , kemudian
potong dan dibelah. Jika hanya menemukan kayu lembab,
maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan.
Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan
sabagai bahan bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin,
kain atau bahan lain yang mudah terbakar
2) Udara
Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka
susunan kayu jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup.
Susunan ini dapat membentuk piramda atau kerucut dan
persegi empat.
3) Sumber panas
a) Berasal dari korek api.
b) Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung
atau kaca pembesar.
c) Gesekan bambu dengan bambu.
d) Gesekan busur dengan gurdi.
e) Benturan golok atau pisau baja pada batu.
f) Dari alat lain seperti : batu pematik atau fire starter
yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Tentukan lokasi yang aman dan perhatikan arah angin sehingga
asap yang ditimbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api saat
membuat perapian, tanpa korek api sangat sulit, jagalah api yang
sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi.

f. Makanan
Manusia sanagat membutuhkan makanan untuk kelangsungan
proses metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini
bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan
sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk
memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival.
Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu
diperhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah
makanan yang mengandung banyak karbohidrat, hindarilah
makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila
ketersediaan air terbatas.
Dalam keadaan survive, tenaga yang dimiliki sangat
tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan
menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan
makanan dan air akan meningkat. Usahakan mengelola Pocket
Survival Kit atau memasak bahan makanan yang di dapat, hal ini
penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk
mempermudah kerja pada alat pencernaan
Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia
cukup tinggi sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat
dimakan dan sebagai obat perlu diketahui, sebab ada beberapa jenis
tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa
sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula
apabila memakan satu jenis hewan atau tumbuhan, tidak semua
bagian dapat dimakan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi ada
pula bagian dari tumbuhan atau hewan yang mengandung racun.
1) Tumbuhan
a) Tumbuhan Hutan
Sebagai sumber makanan yang perlu diperhatikan
dalam memilih makanan yang bersumber dari sekian
banyak tumbuhan hutan adalah :
b) Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan.
c) Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
d) Tumbuhan tersebut tidak berwarna mencolok/terang,
tidak bergetah susu dan berbau kurang sedap.
e) Jangan memakan jenis tumbuhan yang terasa gatal atau
panas pada kulit, bibir dan lidah.
f) Jangan memakan satu jenis tumbuhan saja untuk
menghindari akumulasi zat yang terkandung dalam
tumbuhan.
g) Sebaiknya dimasak dulu sebelum dimakan.

Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan


energi cukup adalah umbi kemudian buah, daun muda, dan umbut
atau batang muda. Ada pula beberapa jenis tumbuhan yang dapat
dimakan bunganya. Jenis tumbuhan yang dapat dimakan antara
lain :
a. Umbi talas (Colocasia sp), rumput teki (Cyperus rotundus),
uwi atau gadung (Dioscorea hispida), dan ganyong (Canna
hybrida)
b. Buah senggani atau herendong (Malastoma polyantum), arbei
hutan (Rubus sp), markisa atau konyal (Passiflora
quadrangularis), dan ceplukan (Physalis angilata)
c. Biji muda sengon (Albizia lophanta) dan kaliandra (Caliandra
cathartica)
d. Daun muda paku tiang (Alsophia glauca), rasamala(Altingia
excelsa), selada air (Nasturtium officinale), poh-pohan atau
banyon (Pileamelastomoides), sintrong (Gynura arrantiaca),
dan antanan atau gagan atau kaki kuda (Cantella asiatica)
e. Umbut paku tiang, batang muda ketebon (Genostegia hirta),
umbut palem muda (Fam pailmae), batang daun begonia
(Begonia sp), dan rebung bambu (Bambosa sp)
f. Bunga honje dan kecombrang (Nicolaria sp), bunga turi
(Sesbania glandiflora), pisang hutan (Musa sp) yang dapat
dimakan yaitu :buah, jantung, batang bagian dalam dan
bongkol pisang muda.
g. Jenis jamur yang bisa dimakan dan mengandung protein
tinggi yaitu jamur kuping (Aircularia judae) dan jamur tiram
(Pleuretus ostratus). Hati-hatilah bila memakan jamur, karena
banyak yang beracun dan bila tidak mengenali lebih baik
menghindar.
Dalam keadaan survival dimana seorang dihadapkan pada kondisi
sulit, dapat memanfaatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula
sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat
mencari air.
Sebagai tumbuhan obat; beberapa jenis tumbuhan obat yang ditemui di
hutan yaitu :
1. Lumut hati, bila dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit
hati).
2. Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bila dimakan atau
dilalap, dapat sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan.
3. Kaliandra, daun dan biji mudanya dapat sebagai obat sariawan.
4. Sembung manis, jambu batu, jenis tumbuhan herba yang daunnya
dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.
5. Kiurat, daunnya untuk obat luar, seperti luka dan salah urat
(keseleo).
E. ILMU MEDAN PETA KOMPAS
Petaadalah gambaran sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan pada
bidang datar dengan metode perbandingan tertentu. Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam pembacaan peta:
1. Judul peta.
2. Keterangan pembuatan peta.
Pembuatan construntal tanah.
3. Nomor peta.
Adalah penjelasan registrasi nomor peta itu sendiri.
4. Lembar derajat, merupakan penjelasan nomor – nomor peta lain
yang tergambar disekitar peta yang digunakan.
5. Skala peta.
Ketentuan dalam skala peta dibagi menjadi 3 jenjang yaitu :
a. Peta Skala Besar : 1:25.000 – 1:50.000 keatas
b. Peta Skala Sedang : 1:50.000 – 1:100.000
c. Peta Skala Kecil : 1:200.000 keatas
6. Jarak sebenarnya: jarak di peta X skala peta.
7. Karvak adalah satu areal koordinat atau daerah dalam satu
kotakkan bujur sangkar dalam peta.
8. Garis Kontur.
Garis Kontur adalah garis yang menandakan suatu wilayah rendah atau
tinggi. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian dan satu rendahan.
Kompas merupakan hal yang wajib dalam navigasi. Ada 2 kompas yaitu
kompas prisma (bidik) dan kompas silva (medan).
Resectionadalah menentukan titik atau sudut tujuan untuk mencari medan
dengan menggunakan dua titik ekstrim. Langkah – langkah resection antara
lain:
1. Lakukan orientasi medan, dengan cara :
a) Cari tempat terbuka.
b) Buka peta dan kompas.
c) Sejajarkan antara utara kompas dengan utara
peta.
d) Cari tanda medan yang mudah dikenali di
sekeliling kita.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali baik di lapangan maupun di peta
untuk dibidik.
3. Bidik tanda medan tersebut dari posisi kita dengan kompas sehingga
menghasilkan sudut tembakan atau azimuth.
4. Pindahkan sudut yang didapatkan ke peta dengan cara mencari ”back
azimuth”.
Cara: back azimuth = sudut kompas (azimuth) ± 180º.
a) Apabila sudut kompas kurang dari 180º maka
perhitungannya ditambah (+)180º.
Contoh: 27º + 180º = 207º.
b) Apabila kurang dari 180º maka dikurangi
(-)180º.
Contoh: 200º - 180º = 20º.
5. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut – sudut tersebut adalah posisi
kita.
6. Setelah itu lakukan orientasi medan kembali.

Ada 2 sistem dalam menentukan koordinat, yaitu:


1. Koordinat Grid yaitu menentukan suatu tempat di peta dengan
memerlukan garis bantu yang terdapat dalam peta (vertical dan
horizontal). Dibagi menjadi 3 sistem koordinat:
a) Sistem koordinat 4 angka atau sistem karvak bujur sangkar.
Caranya yaitu menentukan 2 angka terakhir dari garis grid
tegak sebelah kiri dan 2 angka terakhir garis grid sebelah bawah
untuk daerah yang dimaksud.

92

A B

91

C D
90

01 02 0
3

Pembacaan koordinat daerah A (karvak A) adalah 01.91

b) Sistem koordinat 6 angka.


Setiap karvak panjang sisinya dibagi menjadi 10 bagian yang
sama, cara membacanya:
1) Baca angka dari grid tegak, kiri ke kanan.
2) Baca angka dari grid datar, dari bawah ke atas.
3) Bacaan mulai dari perpotongan garis tegak dan datar (dari kiri
ke kanan dan dari bawah ke atas).

Contoh:
9
9

0 0
1 2
Titik koordinat diatas adalah 014.906

c) Sistem koordinat 8 angka


Setiap karvak panjang sisinya dibagi menjadi 100 bagian yang
sama, cara membacanya juga sama seperti sistem 6 angka.
Contoh : titik koordinat adalah 0147.9062
2. Koordinat Geografis yaitu penyebutannya memakai garis bujur timur,
bujur barat, lintang utara dan lintang selatan yang dinyatakan dalam
derajat, menit dan detik. Contoh: 09° 15’ 28’’ LS (sembilan derajat 15
menit 28 detik Lintang Selatan)

F. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah dimana suatu informasi disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak yang lain. Secara umum komunikasi dilakukan dengan
menggunakan bahsa lisan atau verbal. Jikalau bahasa lisan tidak dapat
digunakan maka digunakan bahasa lain yang sifatnya dapatmenggantikan
bahasa lisan seperti kode atau symbol tertentu dan gerakan tubuh. Beberapa
pakar komunikasi dunia datang dan mengidentifikasi komunikasi dengan
berbagai definisi sesuai dengan bidangnya, seperti bidang pendidikan, ekonomi,
filosofi, dan psikologi. Kita dapat mengidentifikasi komunikasi sebagai suatu
proses dimana seseorang atau masyarakat mengguankan dan menciptakan
informasi untuk berhubungan dengan lingkungannya. Dalam hal ini tidak hanya
manusia bahkan hewan pun dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Komunikasi dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi verbal adalah penyampaian informasi yang dilakukan
secara lisan. Komunikasi verbal terjadi ketika seseorang meggunakan
bahasa lisan untuk menyampaikan pesan/informasi kepada
lingkungannya.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian informasi tanpa
menggunakan bahasa lisan. Komunikasi non verbal digunakan ketika
bahasa lisan tidak dapat digunakan karena seseorang mengalami
gangguan atau hambatan untuk menggunakan bahasa lisan. Untuk
seseorang mengalami gangguan atau hambatan untuk menggunakan
symbol atau kode tertentu bahkan gerak-gerik tubuh untuk meyampaikan
pesannya. Symbol atau kode dapat berupa rangkaian alphabet atau
phonetic, garis, titik dan gambar. Gerak-gerik tubuh dapat berupa
anggukan atau gelengan kepala, lambaian tangan, postur dan mimik
tubuh. Hal ini sering kita jumpai pada beberapa aktifitas seperti diving,
refting, caving dsb.
2. Komunikasi langsung dan tidak langsung
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui media
tertentu. Baik komunikasi verbal maupun non verbal, keduanya dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
3. Komunikasi umum dan khusus
Komunikasi umum adalah penyampian informasi melalui bahasa
liasan umum yang disunakan oleh masyarakat sehari-hari
dilingkungannya. Sedangkan komunikasi khuhus adalah penyampaian
informasi melalui bahsa khusus yang dipakai atau diterapkan oleh
komunitas tertentu melalui media yang khusus pula. Bahsa yang tidak
umum dipakai oleh masyarakat dan hampir tidak digunakan oleh
masyarakat awam. Beberapa yang menggunakan komunikasi khuhus
adalah angkatan bersenjata ketika berperang, jajaran kepolisian,
komunitas radio telekomunikasi HT, rescuer ketika melakukan
emergency response, pegawas lalulintas penerbangan (udara), kapal (laut)
dan kereta api (darat) dsb.
Komunikasi dapat di pelajari melalui komunitas-komunitas atau
disiplin ilmu tertentu. Dalam dunia medis baik MFR, perawat, bidan, dan
dokter mengenal triage atau triase (dalam bahasa Indonesia). Triase
sendiri menggunakan warna-warna tertentu unutk mengelompokan atau
mengkategorikan pasien serta menggunakan symbol tertentu untuk
menunjukan aktifitas bahaya kontaminasi seperti radioaktif dan chemical.
Merah dapat diartikan pasien harus segera ditolong mengalami luka yang
apabila tidak segera dilakukan penanganan medis pasien dapat meninggal,
hijau berarti pasien tidak mengalami luka yang membahayakan jiwa dan
dapat ditangani sebatas peryolongan pertama pleh MFR, kunig
menandakan delay atau menunggu artinya pasien tidak masuk dalam
kategori merah atau hijau, hitam berarti pasien meninggal atau mati.
Begitu pula rescuer atau regu pencari dan penolong ketika melakukan
evakuasi dan pencarian. Kerapkali menggunakan warna-warna yang sama
dengan triase dengan maksud yang sama pula. Selain itu juga beberapa
sandi seperti golok menandakan personel atau regu, tajam dan tumpul
menandakan kondisi personil/regu, dan wajah murung/ceria menandakan
kondisi cuaca pencarian.
Komunitas radio seperti ORARI atau RAPI kerap kali
menggunakan sandi yang dikenal dengan sandi delapan dan sandi
sepuluh. Anggotanya juga memiliki nomor khusus keanggotaan
komunitas radio atau kita sebut call sign, nomor ini berjenjang dan
masing-masing jenjang anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda
dengan yang diberi kewenangan yang berbeda pula. Untuk menjadi
anggota komunitas ini masyarakat harus mendaftar dan mengikuti ujian
yang sudah disiapkan, dan memenuhi standar kelayakan. Selain itu juga
harus membayar dan memberikan iuran wajib anggota serta
memperpanjang masa nomor call signnya.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan prinsip komunikasi
meliputi:
a) Sender (pemberi pesan)
b) Receiver (penerima pesan)
c) Message (pesan)
d) Feedback (umpan balik)
e) Media channel (perantara)
f) Rule (aturan)
Komunikasi akan berjalan apabila keenam prinsip tersebut terpenuhi.
Apabila satu atau dua prinsip diatas ada yang tidak terpenuhi maka
komunikasi tidak akan berjalan. Perlu diingat bahwa komunikasi
merupakan aspek penting sebagai bukti perkembangan zaman. Dan seua
yang telah manusia dapatkan dari pola prilakunya semuanya diturunkan
melalui komunikasi. Media komunikasi telah berkembang tidak hanya
dalam bentuk tulis namun juga terpenuhinya media komunikasi yang
dapat mengantarkan pesan lisan langsung kepada si-penerima. Sebut saja
radio FM, televisi, handpone dan handy talkie (HT). Akhir-akhir ini
perkembangan media tersebut seperti menjadi kebutuhan primer, masing-
masing tersedia beraneka macam bentuk, label, dan jenis. Hampir semua
masyarakat memilikinya dan meggunakannya

G. SAR
SAR tujuannya adalah mencari dan menyelamatkan. Hal yang harus
kita ketahui adalah Struktur Organisasi SAR
SC
SAR COORDINATOR

SMC
SAR MISSION COORDINATOR

OSC
ON SCENCE COMMANDER

SRU
SEARCH AND RESCUE UNIT
Keterangan:
SC (SARCOORDINATOR)
Dijabat oleh seorang pejabat (biasanya bupati atau kepala polisi) yang
karena fungsi dan wewenangnya sangat berguna bagi operasi SAR dalam
wilayah tanggung jawab KKR(Kantor Koordinat Rescue).
SMC (SARMISSIONCOORDINATOR)
Pimpinan SAR secara langsung yang merencanakan serta mengkoordinasi
kegiatan SAR, melaksanakan manajemen SAR serta berbagai kegiatan lain
yang berguna menunjang pelaksanaan SAR. Dijabat oleh seseorang yang
berpengalaman dalam bidang SAR dan berfungsi sebagai pimpinan SAR. Ia
bertugas sejak ditunjuk sampai operasi SAR selesai.
OSC (ONSCENECOMMANDER)
Ditunjuk oleh SMC untuk melaksanakan koordinasi dan pengaturan misi
SAR di tempat kejadian, serta melaporkan secara berkala kepada SMC tentang
kegiatan SAR.
SRU (SEACRHANDRESCUEUNIT)
Regu yang secara nyata melaksanakan operasi SAR. Wewenangnya
terbatas pada pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh OSC/SMC serta
melaporkan secara berkala dan berkonsultasi mengenai kesulitan dan kemajuan
pelaksanaan tugas pencarian.
Komponen Pendukung Operasi SAR
1. Organisasi.
2. Fasilitas.
3. Komunikasi.
4. Pertolongan Pertama.
5. Dokementasi.
Langkah – langkah SAR
1. Preliminarymode.
2. Frockingmode.
3. Confilementmode (mengurung).
4. Deteictionmode.
5. Evacuationmode.

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


1. FIRST AID
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut ;
a) Kondisikan keadaan pasien.
b) Dekati pasien dengan aman.
c) Lakukan Emergency Respone.
1) Sadar .
2) Respon suara.
3) Respon stimulus.
4) Tidak merespon.
d) Lindungi pasien.
e) Cek luka lebih lanjut.
f) Kerjakan rencana dengan baik.

H. DAUR ULANG SAMPAH


Pengertian daur ulang adalah salah satu cara untuk menggunakan
barang bekas untuk dipakai kembali menjadi barang yang serba bermanfaat
atau bisa juga diolah menjadi barang yang dapat diperjual belikan. Hal ini
juga bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi adanya pencemaran
lingkungan akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan. Sampah yang
dibuang secara sembarangan dapat menjadikan lingkungan di sekitar kita
kotor dan dapat menyumbat saluran air. Selain itu, penumpukan sampah juga
dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Hal ini dikarenakan sampah
anorganik tidak dapat diuraikan, contohnya adalah plastik. Berbeda dengan
sampah organik yang dapat diuraikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk alami. Contohnya adalah sisa sayuran.
Dengan demikian dapat mengatasi penumpukan sampah yang dapat
mencemari lingkungan di sekitar kita.
Barang – barang bekas lainnya yang dapat dilakukan daur ulang atau
dimanfaatkan untuk membuat kerajinan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Botol untuk tempat pensil
2. Hiasan lampu dari botol
3. Meja dari papan skatebord bekas
4. Membuat rak buku dari piano bekas
5. Memanfaatkan kartu atm bekas untuk alat petik gitar.

1. Manfaat Sampah
Sampah didefinisikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan, yang dihasilkan
dari suatu proses. Meskipun merupakan material sisa, tidak berarti semua sampah
harus langsung dibuang. Membuang sampah tanpa pengelolaan yang baik justru akan
merusak lingkungan. Untuk mengurangi beban lingkungan, sampah bisa diolah
menjadi berbagai benda yang bermanfaat seperti kerajinan dari botol bekas.
Berikut ini adalah contoh manfaat sampah dalam kehidupan sehari-hari:
2. Pakan Ternak
Sampah organik seperti dedaunan dan sisa makanan memang bisa terurai secara
alami. Namun, tidak ada salahnya memanfaatkan material sampah yang masih cukup
bagus untuk digunakan sebagai pakan ternak, seperti dedaunan yang masih hijau serta
sisa sayuran dan buah. Jangan lupa, pilih sampah sesuai dengan ternak yang
dipelihara2. Bahan Pembuatan Pupuk OrganikTeknik mengolah sampah organik
menjadi pupuk sudah cukup lama dikenal, terutama kompos. Sampah organik,
terutama sampah dapur dan sampah kebun dikumpulkan untuk diolah menjadi pupuk,
baik dengan cara konvensional maupun dengan menggunakan alat seperti composter.
Selain diolah menjadi kompos, sampah dapur juga bisa diolah menjadi pupuk organik
cair. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, sampah dapur dihasilkan secara kontinyu
atau terus menerus. Cara mengolah sampah organik menjadi pupuk cair pun tidak
terlalu sulit.
3. Bahan Kerajinan Kreatif
Mendaur ulang sampah dan barang-barang bekas merupakan cara yang paling banyak
dilakukan untuk memanfaatkan sampah anorganik. Dengan demikian, beban
lingkungan dapat dikurangi. Bahkan, kerajinan dari sampah bisa memiliki nilai
ekonomis dengan menjadikannya sebagai komoditas yang diperjual-belikan.
Contoh kerajinan berbahan sampah adalah tas, dompet, dan tikar yang dibuat dari
bungkus atau botol plastik bekas kemasan deterjen, pewangi pakaian, sampo, dan
sebagainya. Contoh lainnya adalah styrofoam yang disulap menjadi hiasan dinding
atau mainan anak, juga bungkus rokok yang dibuat menjadi pot bunga dan hiasan
dinding, serta masih banyak lagi.
4. Wadah Alternatif
Aneka wadah cantik juga bisa dibuat dari sampah, loh. Sampah-sampah yang
berbentuk wadah seperti kaleng bekas minuman, botol selai dari beling, atau kaleng
biskuit dapat disulap menjadi aneka wadah baru yang cantik dan multifungsi. Agar
lebih menarik, tambahkan ornamen pada wadah tersebut.
Contoh sederhananya adalah mengubah kaleng bekas minuman menjadi wadah untuk
menyimpan pensil. Plastik bekas aneka bentuk dan warna juga bisa dikreasikan
membentuk bunga yang menarik. Dengan sedikit sentuhan, kardus bekas juga
dimanfaatkan menjadi kotak penyimpanan barang yang cantik.
4. Pembagian Sampah untuk Didaur Ulang
Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
Sampah Organik

Sampah organik atau disebut juga sampah basah adalah sampah yang
terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah (biologis) atau
mudah membusuk. Contohnya adalah sampah dapur (sisa-sisa makanan),
sampah kebun (guguran daun), sampah kertas, dan sebaginya.

 Sampah Anorganik
Sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang terdiri dari
bahan-bahan yang sulit atau bahkan tidak dapat terurai secara biologis.
Contoh sampah jenis ini adalah plastik, kaleng, styrofoam, dan
sebagainya.

 Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Sampah B3 merupakan limbah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya
dan beracun. Contohnya adalah limbah rumah sakit, limbah pabrik, dan
lain-lain.

Sedangkan berdasarkan bentuknya, sampah atau limbah dibedakan


menjadi dua, yaitu:

 Limbah cair

Limbah cair, baik dari rumah tangga maupun industri, sangat berbahaya
bagi lingkungan. Potensi pencemarannya cukup besar karena sifatnya
yang sangat mudah menyebar. Limbah cair diolah dengan mengendapkan
kandungan polutannya hingga berbentuk lumpur. Lumpur ini kemudian
diolah kembali menjadi bentuk padat.

 Limbah padat

Limbah padat yang hingga sekarang masih menjadi masalah besar


adalah sampah, yang merupakan buangan dari aktivitas manusia
maupun alam. Sampah bisa dihasilkan oleh banyak sumber, seperti
rumah tangga, perkantoran, pertanian, pasar, industri, dan rumah sakit.

Sebenarnya cara terbaik mengurangi sampah adalah dengan


menerapkan prinsip 4R, yaitu:
 Reduce (Mengurangi): yaitu mengurangi produksi sampah dengan
cara memaksimalkan penggunaan barang dan menghindari
pemakaian barang sekali pakai. Misalnya, menggunakan kertas
secara bolak-balik, membeli produk kemasan isi ulang atau dalam
kemasan besar sekaligus.

 Reuse (Memakai kembali): saat membeli barang, pilihlah yang


kemasannya bisa dipergunakan kembali, meskipun berbeda
dengan fungsi awalnya. Contohnya, menggunakan kembali botol
plastik menjadi wadah, bekas kaleng sebagai pot tanaman, dan
sebagainya. Dengan begitu, waktu pemakaian barang akan lebih
lama sebelurn menjadi sampah.

 Recycle (Mendaur ulang): menggunakan barang-barang bekas


untuk dijadikan produk baru. Cara ini membutuhkan kreativitas
dan tidak semua barang bisa didaur ulang. Namun, sekarag
industri nonformal maupu industry rumah tangga yang melakukan
aktivitas daur ulang secara serius.

 Replace (Mengganti): mengganti kebiasaan menggunakan barang


yang tidak ramah lingkungan menjadi barang yang lebih ramah
lingkungan. Misanya, mengganti barang sekali dengan barang yang
bisa dipakai berulang, mengganti styrofoam dengan kemasan yang
ramah lingkungan, dan mengganti kantong plastic kresek dengan
tas belanja.

Daur Ulang Sampah Botol Menjadi Kerajinan yang Menarik

Sampah botol, terutama yang berbahan plastik, sangat mungkin untuk


didaur ulang dengan mengubahnya menjadi beragam kerajinan. Botol
kemasan biasanya dibuat dalam bentuk dan warna yang menarik. Hal ini
menguntungkan karena bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan kreasi
daur ulang dengan bentuk yang menarik pula.

Berikut ini beberapa contoh kreasi daur ulang sampah botol yang diubah
menjadi kerajinan yang menarik. Jangan lupa, sebelum digunakan, botol
bekas harus dicuci bersih dan dikeringkan lebih dahulu.

Taman Minimalis

Anda suka melihat bunga aneka warna tapi tak punya waktu untuk
mengurusnya? Daripada membeli bunga hidup lalu mati karena tak
terawat, lebih baik Anda membuat taman bunga artifisial dari botol-botol
bekas. Sampah berkurang, Anda juga bisa menikmati bunga warna-warni
yang tidak akan layu.

Dompet Koin

Untuk membuat dompet koin, Anda hanya membutuhkan dua buah botol
bekas. Potong bagian bawah dari kedua botol tersebut, lalu satukan
dengan memasang resleting. Gunakan lem tembak dan lakukan dengan
hati-hati agar resleting dapat merekat dengan kuat. Selain dompet koin,
cara ini juga bisa dilakukan untuk membuat tempat pensil atau wadah
lainnya.

Gelang Unik

Botol bekas sampo bisa dimanfaatkan untuk membuat gelang unik.


Caranya, potong badan botol menjadi potongan-potongan kecil dengan
ukuran dan bentuk sesuai selera. Potong tutup botol dengan bentuk yang
sama namun dengan ukuran lebih kecil. Tempelkan kedua potongan
tersebut, buat lubang di kedua sisinya, kemudian rangkai dengan ring
besi kecil.

Vas Bunga Gantung

Para pecinta bunga juga bisa berperan dalam pemanfaatan sampah


dengan cara mendaur ulang botol bekas menjadi vas gantung. Selain
memperindah ruangan atau taman, vas bunga gantung dari botol plastik
lebih aman dibandingkan vas bunga gantung dari tanah liat, karena tidak
ada risiko pecah saat terjatuh. Anda bisa mempercantiknya dengan
memberi warna.

Gantungan Tisu Gulung

Punya botol bekas air mineral ukuran besar? Jangan dibuang, karena
Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat tempat tisu gulung.
Caranya, potong bagian atas botol, buat lubang kecil di sisi kanan dan
kiri. Ambil sebatang kayu kecil, masukkan ke lubang tisu gulung, pasang
di kedua lubang pada botol bekas.

Kursi Bundar

Botol bekas untuk membuat kursi? Bisa, kok. Susun beberapa botol
berukuran sama untuk isi kursi, ikat kuat dengan isolasi. Pasang triplek
bundar di atas dan bawah botol. Lapisi seluruh sisi kursi dengan 2-3 lapis
dakron supaya empuk, lalu jahit. Lapisi dakron dengan kain luar, bisa
rajutan, beludru, katun, atau lainnya.
Tirai Warna-warni

Membuat tirai warna-warni dari botol bekas sangat mudah. Anda bebas
berkreasi sesuka hati. Potong botol beraneka warna dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda sesuai kreativitas Anda, buat lubang di kedua
sisinya. Ambil bagian tengah botol, potong kecil memanjang membentuk
surai untuk ujung tirai. Rangkai potongan-potongan membentuk tirai
panjang.

Gelas Hias

Ingin punya pajangan tapi takut pecah karena ada si kecil yang aktif?
Manfaatkan saja botol plastik bekas. Potong bagian bawahnya untuk
dijadikan sebagai kaki gelas. Potong lagi bagian atasnya kira-kira 1/3
bagian. Hiasi dengan isolasi berwarna, terutama bagian tutup dan leher
botol. Satukan bagian atas dan kaki gelas dengan lem tembak.

Bros Jilbab

Anda yang berhijab juga bisa membuat bros cantik dari botol bekas.
Potong botol bekas dengan bentuk mahkota bunga dengan berbagai
ukuran dan bentuk daun. Panaskan bagian tepinya dengan lilin agar rapi.
Warnai lalu susun mahkota-mahkota bunga serta daun, tempelkan
dengan lem tembak. Pasang peniti menggunakan lem tembak.

Peredam Suara

Botol plastik ternyata merupakan benda yang memiliki kemampuan


untuk meredam suara dengan cukup baik. Dengan fakta ini, botol-botol
plastik bekas bisa dimanfaatkan menjadi dinding peredam suara untuk
ruang baca, ruang kerja, maupun ruangan lainnya. Peredam suara ini
juga bisa memiliki fungsi lain, yaitu sebagai penyekat ruangan.

Dengan sedikit kreativitas, botol-botol bekas dari plastik bisa bisa


menjelma menjadi aneka bentuk yang bukan cuma indah tapi fungsional.
Anda juga bisa memanfaakan sampah plastik lainnya. Jika ditekuni
dengan serius, bukan tidak mungkin aktivitas daur ulang sampah ini juga
bisa memberikan keuntungan secara finansial. Selamat berkreasi!

BAB III
METODE KEGIATAN

A. JENIS DAN RENCANA KEGIATAN


Jenis kegiatan ini jenjang Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung
Angkatan Arga karkasa untuk menghasilkan sumber daya generasi Divisi
Rimba Gunung yang berkualitas, dan profesional di bidang kepencintaanalaman
khususnya Rimba Gunung.
B. WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu Kegiatan
Kegiatan Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung Angkatan “ARGA
KARKASA”dilaksanakan pada tanggal 1-7 Juli 2019.
2. Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Gunung Dempo kota pagaralam provinsi
Sumatra Selatan.
D. ALAT DAN BAHAN KEGIATAN
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan Ekspedisi Muda angkatan
“ARGA KARKASA” divisi rimba gunung (terlampir)

E. CARA KEGIATAN
Bentuk kegiatan dalam Ekspedisi Muda Divisi Rimba Gunung ini antara
lain:
1. Pra Kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan organisasi yang professional, tahap ini
mencakup hal – hal yang terdiri dari planning dan organiting.
2. Kegiatan
Bentuk kegiatan ekspedisi muda terdiri dari:
a. Indoor
Materi : 13-14 Juni 2019
Simulasi : 16 – 17 Juni 2019
21 – 22 Juni 2019
b. Outdoor
Materi Tambahan : 1 dan 3 Juli 2019
Aplikasi Materi : 3 – 6 Juli 2019
Dalam kegiatan ini perlu adanya sebuah jadwal yang sistematis
serta memperhatikan hal – hal yang diperlukan guna memperlancar
kegiatan tersebut.
3. Pasca Kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan organisasi yang professional, tahap ini
mencangkup pembuatan laporan kegiatan secara tertulis dan
dipresentasikan dengan lisan sebagai bentuk pertanggung jawaban.
F. ANALISIS DATA KEGIATAN
Data yang terkumpul dari hasil sosial pedesaan , ploting jalur , pemetaan .
Selanjutnya akan ditulis kembali secara deskriptif dan diinterpretansikan
kedalam bentuk tabel.
Lampiran 1
DAFTAR PESERTA DAN PENDAMPING

EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2019

A. Daftar Peserta

No
Nama Peserta Fakultas / Prodi NPA
.
Teknik dan Sains/Teknik
1 Dimas Satrio Aji Anggota Muda
Sipil
Ilmu Kesehatan
2 Elisyah Wiji Yumeilda Anggota Muda
/Keperawatan S1
Ilmu Kesehatan
3 Eviyanti Khasanah Anggota Muda
/Keperawatan S1

B. Daftar Pendamping

No
Nama Pendamping Fakultas / Prodi NPA
.
1. Dimas Reynaldi Teknik danSains/Teknik Sipil NPA.MAPSA.14.XXV.0247

Lampiran 2
SUSUNAN PANITIA

EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018

Pelindung : Dr. Anjar Nugroho, M.S.I., M.H.I.


(Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Penasehat : Ir. Aman Suyadi, M.P.
(WR III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
Penanggung Jawab : Arfila Lestari
(Ketua Umum Mapala Satria Universitas
Muhammadiyah Purwokerto)
Kepala Divisi : Wahyu Widiatmoko
Ketua Panitia : Aliya
Sekretaris : Finka Andriani
Bendahara : Sekar Bethari Devi
Kordinator Seksi : Elisyah Wiji Yumeilda

Lampiran 3
ANGGARAN DANA
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
A. Transportasi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dari terminal purwokerto – terminal kota 1.800.000
pagaralam 4 0rang @ Rp.450.000
2 Dari terminal kota pagaralam – terminal 1.800.000
purwokerto 4 orang @ Rp.450.000
Total Rp 3.600.000

B. Konsumsi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Makan 4 orang x 3 x 7 hari Rp. 7000,- 588.000
Rp.216.000,-

2. Makanan ringan dan minuman 400.000


Total Rp 988.000

C. Perlengkapan
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Plastik Packing Rp 3.000 x 5 15.000
2. Lilin 4 pack x Rp.10.000 40.000
3. Spirtus 5 liter x @ Rp 13.000 65.000
Total 120.000

D. HUMAS
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Administrasi 200.000
Total Rp 200.000

E. Kesekretariatan
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Stiker 100.000,-
Total Rp 100.000

F. Akomodasi
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Basecamp 100.000,-
2. Perijinan 100.000,-
Total Rp 200.000

G. lain lain
No Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dana lain lain 500.000,-
Total Rp 500.000

H. Pengeluaran
No. Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Transportasi 3.600.000,-
2. Konsumsi 988.000,-
3. Perlengkapan 120.000,-
4. Humas 200.000,-
5. Kesekertariatan 100.000,-
6. Akomodasi 200.000,-
7. Lain-lain 500.000,-
Jumlah 5.708.000,-
I. Pemasukan
No. Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Dana kemahasiswaan 2.000.000,-
2. Usaha Dana 4.500.000,-
Jumlah 6.500.000,-

Rekapitulasi Dana

A. Pemasukan dan Pengeluaran


No. Jenis Transaksi Jumlah (Rp)
1. Pemasukaan 6.500.000,-
2. Pengeluaran 5.708.000,-
Jumlah 792.000,-

Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan


1. 13.00 – 14.00 WIB Upacara pembukaan
Sabtu,
29 juni 2019
Persiapan pemberangkatan
15.00 - 15.45 WIB ke terminal bulupitu dan
ceklist alat
Minggu, Sampai di terminal
2 15.45 - 15.55 WIB
30 Juni 2019 bulupitu
Berangkat menuju kota
16.00 WIB pagaralam sumatera
selatan
23.00 WIB Sampai di terminal pagar
gading kota pagaralam
sumatera selatan
23.00 - 23.10 WIB Terminal pagar gading
meuju STKIP
Senin, muhammadiyah
3
1 Juli 2019 pagaralam(Sekre Mapala
Kompas)
23.10 - 23.45 WIB Sampai di Sekre Mapala
Kompas dan ceklist alat
lalu istirahat

06.00 - 08.00 WIB Bangun lalu persiapan


menuju basecamp
pendakian kampung ampat
4 Selasa , Breaffing ,dan ceklist alat
,2 Juli 2019 08.00 WIB Sampai di basecamp
pendakian kampung ampat
di rt 10 rw 05 desa mekar
jaya kelurahan gunung
dempo
08.00 - 09.00 WIB Mengurus perizinan
09.00 - 12.00 WIB Penyuluhan tentang daur
ulang sampah plastik
menjadi kerajinan di SD
negeri 31 Pagar alam
12.00 - 13.00 WIB ISHOMA
13.00 – 17.00 WIB Sosped
17.00 - 17.15 WIB Kembali ke basecamp
pendakian kampung ampat
17.15 – 18.30 WIB ISHOMA
18.30 – 19.00 WIB Ceklis alat
19.00 – 21.30 WIB Evaluasi dan breaffing
persiapan kegiatan besok
21.30 WIB Istirahat
05.00 – 06.00 WIB Bangun pagi lalu
mempersiapkan masak
06.00 – 07.00 WIB Masak lalu makan
07.00 – 07.10 WIB Streching
07.10 – 08.10 WIB Ceklist alat lalu persiapan
pendakian gunung dempo
08.10 – 09.00 WIB Perjalanan dari basecamp
menuju pintu rimba
09.00 – 12.00 WIB Perjalanan dari pintu
rimba ke shelter 1
12.00 – 13.00 WIB Masak, ISHOMA, dan
mempersiapkan aplikasi
Rabu, navigasi darat
5
3 Juli 2019 13.00 – 17.00 WIB Aplikasi navigasi darat
sambil melanjutkan
perjalanan ke shelter 2
17.00 – 18.00 WIB Mendirikan camp di
shelter 2 dan ceklist alat
18.00 – 19.00 WIB Masak dan ISHOMA
19.00 – 21.30 WIB Evaluasi dan briefing
untuk besok
21.30 Istirahat

6 Kamis, 05.00 – 07.00 WIB Bangun ,masak ,ceklist


4 Juli 2019 alat dan packing semua
alat
07.00 – 07.15 WIB Streching dan melanjutkan
perjalanan
07.15 – 09.15 WIB Perjalanan menuju ke
shelter 3
09.15 – 12.15 WIB Perjalanan menuju ke
shelter 4 dan menuju ke
puncak

12.15 – 13.00 WIB Masak, ISHOMA, dan


ceklist alat
13.00 – 16.00 WIB Perjalanan kembali
menuju shelter 3
16.00 – 18.00 WIB Perjalanan ke shelter 2
18.00 – 19.00 WIB Masak, ISHOMA, dan
ceklist alat
19.00 – 22.00 WIB Perjalanan menuju shelter
1
22.00 – 00.00 WIB Perjalanan menuju
basecamp pendakian
7 Jumat, 00.00 – 01.00 WIB Sampai di basecamp lalu
5 juli 2019 ceklist alat dan istirahat
05.00 – 06.00 WIB Bangun ,memasak ,dan
ceklist alat
06.00 – 06.30 WIB Berpamitan kepada warga
sekitar
06.30 – 07.30 WIB Kembali ke STKIP
muhammadiyah (sekre
mapala kompas)
07.30 – 08.00 WIB Sampai di mapala kompas
dan berpamitan
08.00 – 08.15 WIB Perjalanan menuju ke
terminal
08.15 – 09.00 WIB Menunggu Bus sinar
dempo
09.00 WIB Perjalanan menuju
purwokerto
10.00 WIB Sampai di terminal
Bulupitu Purwokerto
Sabtu,
8 10.00 – 10.15 WIB Menuju sekertariat mapala
6 Juli 2019
satria
10.15 – 12.00 WIB Evaluasi Total
lampiran 5
DAFTAR ALAT
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN XXVIII “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018

No Nama Alat Jumlah


1. Tas carrier 3
2. Matras 4
3. Tenda Doom 2
4. Flysheet 2
5. Tramontina 3
6. Kompas 2
7. Protaktor 4
8. GPS 1
9. Trangea 1
10. Kompor Gas Mate 1
11. Gas Mate 3
12. Nesting 1
13. Webbing 4
15. Rafia 1 roll
16. Lilin 2 pack
17. Spirtus 3 liter
18. Plastik Packing 4 pack
19. Plastik 1kg 3 pack
21. Gelas 4
22. Piring 4
23. Sendok 4
25 Peta 3
26 HT 2
27. Laptop 1
28. proyektor 1
Lampiran 6

DAFTAR OBAT
EKSPEDISI MUDA
DIVISI RIMBA GUNUNG
ANGKATAN XXVIII “ARGA KARKASA”
MAHASISWA PENCINTA ALAM SATRIA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018

N
NAMA OBAT JUMLAH
O
1. Oxygen 2 tabung
2. Kapas 2 bungkus
3. Bedak Gatal 1 botol
4. Asam Mefenamat 2 strip
5. Obat Batuk 1 sacshet
6. Paracetamol 1 strip
7. Bodrek 1 strip
8. Minyak Kayu Putih 2 botol
9. Oralit 4 sacshet
10. Alkohol 1 botol
11. Tetes Mata 1botol
12. Plester 2 gulung
13. Betadin 1 botol
14. Kasa 1 gulung, 6 pcs
15. Promagh 1 strip
16. Obat Diare 1 strip
17. Aluminium foil 4 bungkus
18. Minyak tawon 2 botol

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : DAFTAR PESERTA DAN PENDAMPING


LAMPIRAN 2 : SUSUNAN PANITIA
LAMPIRAN 3 : ANGGARAN DANA
LAMPIRAN 4 : JADWAL KEGIATAN
LAMPIRAN 5 : DAFTAR ALAT
LAMPIRAN 6 : DAFTAR OBAT

Anda mungkin juga menyukai