Anda di halaman 1dari 5

PRO DAN KONTRA SUSUR SUNGAI

DI KALANGAN ANAK PRAMUKA


Disusun oleh : Tomy Rivaldi

1. Pengertian Susur Sungai


Susur sungai merupakan kegiatan pengenalan pada alam dengan manfaat yang
banyak. Salah satu manfaat dari kegiatan ini adalah untuk bisa mencegah banjir
bandang. Karena dalam kegiatan ini, kita juga akan mencari sumbatan – sumbatan
yang ada di sungai.

Namun saat sedang melakukan susur sungai, keamanan menjadi hal yang wajib
menjadi perhatian, karena kegiatan ini cukup berbahaya. Saat melakukan susur
sungai, kita dapat menemukan beragam rute atau jalur tracking dengan karakteristik
berbeda. Selain itu kita juga bisa merasakan suasana rimba yang sangat asri.

Selain melakukan susur sungai, kita juga bisa sembari hiking & tracking, yaitu dengan
malakukan jalan kaki pada suatu tempat di jalan yang berbukit dan pegunungan.
Biasanya jalur – jalur ini memiliki panorama yang indah dan biasa digunakan sebagai
rute pejalan masyarakat setempat untuk bisa melakukan aktivitas.

2. Masalah Pada Susur Sungai (Kontra)


A.Susur sungai tidak boleh dilakukan oleh anak di bawah umur
Kejadian ini menimpa murid kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi, Sleman, DIY.
Sebanyak 10 siswa meninggal dan 23 lainnya luka-luka akibat kecelakaan air saat
susur Sungai Sempor di Turi, Sleman, DIY, Jumat (21/2/2020).

Dikutip dari Okezone Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, menerangkan
petunjuk pelaksanaan susur sungai yang aman.Pertama, susur sungai hanya boleh
dilakukan oleh orang dewasa dan terlatih. Kedua, anak-anak dan remaja dilarang
melakukannya. Ketiga, susur sungai sebaiknya dilakukan saat musim kemarau,"
ujarnya.

B. Rawan terjadinya kelalaian


Kita dapat mengambil pelajaran atas terjadinya Tragedi susur sungai yang menimpa
Smpn 1 Turi Pada Jumat 21 Febuari 2020 lalu. Manusia memiliki keterbatasan dalam
pengawasan terutama guru, pengajar, pendidik atau pembina Pramuka itu sendiri.
Seperti yang di kutip oleh kompasiana : Sebagai penanggungjawab kegiatan ini,
pembina dinilai lalai dan mengabaikan keselamatan. Menurut informasi yang beredar,
warga sekitar sempat mengingatkan untuk tidak berkegiatan di sungai karena cuaca
buruk namun pembina mengabaikan peringatan tersebut. Mereka tetap membawa
ratusan siswanya turun ke sungai Sempor.

C . Kondisi Iklim Saat ini sedang tidak bersahabat


Indonesia berada di lempeng tiga arah, dikelilingi dua benua dan dan dua samudra.
Maka dari itu, Iklim disini berda dengan Eropa, Amerika dan Australia.sehingga
rawan terjadinya perubahan ikilm global.
Berdasarkan laporan tim UPT Kemdikbud DIY, kegiatan susur sungai itu ternyata
dilakukan dengan cara melawan arus. Kemudian tiba-tiba arus sungai menjadi deras
dan para siswa SMPN 1 Turi mulai hanyut.

Kronologi Lengkap :

Jumat 21 febuari 2020


Pukul 14.00 WIB
Sebanyak 249 siswa mengikuti kegiatan rutin Pramuka (124 siswa kelas VII dan 124
siswa kelas VIII).
Kegiatan utama susur sungai di Sungai Sempor.
Pada saat mulai turun sungai air masih dangkal, kondisi di lokasi belum hujan.
Susur sungai dilakukan dengan siswa masuk ke sungai dan berjalan melawan arus
berjalan ke arah utara.

Pukul 15.00 WIB


Terjadi hujan deras di hulu dan air tiba-tiba menjadi deras dan menerjang siswa.
Sebagian besar siswa hanyut terbawa arus air.

Pukul 15.30 WIB


Tim SAR dan masyarakat melakukan pertolongan dan evakuasi.

Pukul 21.00 WIB


Sebanyak 239 siswa berhasil ditemukan selamat dengan kondisi luka-luka 23 orang.
Sebanyak 6 siswa ditemukan meninggal, dan 4 siswa dinyatakan hilang.

-Sabtu (22/2)
Pukul 13.00 WIB
Dua siswa ditemukan meninggal.

-Minggu (23/2)
Pukul 08.00 WIB
Dua siswa ditemukan meninggal.
Operasi SAR gabungan dihentikan. Total korban meninggal sebanyak 10 orang
(semua berjenis kelamin perempuan)

D . Kita belum siap melakukan kegiatan susur sungai


Faktor-faktornya adalah
1. Banyak fasilitas sekolah yang belum mampu menaungi kegiatan susur sungai ini
2. Tenaga pendidik Pramuka banyak yang belum menguasai ilmu kemapalaan
3. Kurang nya kemampuan dalam meriset cuaca. Kita dalam segi teknologi masih
sangat terbatas yang menyebabkan kemampuan menganalisis cuaca kita masih sangat
kurang dan belum mumpuni.
4. Anak di bawah umur masih belum siap dalam menghadapi kegiatan OutBond
Ekstrim. Seperti yang sudah kita tau bahwa kegiatan Pramuka umumnya dilakukan
oleh para remaja dengan Rentang usia 12-15 Tahun untuk jenjang smp, dan 15-18
Tahun untuk jenjang SMA/SMK. Mereka belum memiliki keahlian di bidang itu, dan
juga para remaja umumnya masih sangat labil, sulit di atur dan di kordinir, sifat
kenakan-kankan pun kerap kali muncul seperti iseng pada teman sebaya nya yang
membuat acara susur sungai sulit terkendali.
E . Kegiatan susur sungai cenderung mahal

Misal contoh saja ada sekolah di karawang yang akan mengadakan susur sungai ke
Sungai Citarik di Sukabumi maka perkiraan biayanya adalah :

1. Tiket bus : Rp.114.000-Rp. 150.000


2. Tiket masuk ke Taman Rp. 5000-Rp. 20.000
3. Biaya per-paket susur sungai
Paket Rafting Standart
Rp. 220.000- Rp. 365.000
Paket Rafting Citarik untuk 2 day and 1 night
Rp. 450.000 - Rp. 560.000
4. Bekal uang dari rumah : Rp. 150.00- RP.300.000 (atau lebih)

F. Kegiatan Susur sungai tidak begitu penting

Tujuan utama dalam kegiatan pramuka adalah membentuk karakter bangsa yang
kuat mental, Disiplin, Tangguh serta mampu beradaptasi dalam segala situasi.
Maka dari itu susur sungai dapat menjadi sebuah alat pendidikan pramuka dalam
Proses pembentukan hal-hal yang sudah di sebutkan di atas.

Namun bukahkah membentuk karakter pada anak tidak harus melalui kegiatan yang
berbahaya, ada banyak sarana dan cara yang bisa kita pertimbangkan sebagai
pengganti kegiatan susur sungai comtohnya seperti :
1. Camping Ground
2. Game Outbond lainnya seperti seperti memanah, Rope Course atau Panjat tali,
Flying fox,

Susur sungai mungkin memiliki manfaat, namun ketika kita mengambil pelajaran
pada Tragedi susur sungai yang menimpa Smpn 1 Tuli maka saya rasa kita belum
siap mengikut sertakan Remaja pada kegiatan susur sungai.

3. Manfaat susur sungai dan cara melakukannya dengan benar


Apa itu susur sungai? Dilansir Kompas.com, 22 Februari 2020, Mantan Ketua Divisi
Arung Jeram Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada (Mapagama) M.
Hari Subarkah menjelaskan, susur sungai adalah kegiatan mengenalkan ekologi
sungai. Kegiatan tersebut meliputi pengenalan arus air, komponen yang ada di
sungai, bentukan sungai, lingkungan sekitar sungai, badan sungai baik itu lingkungan
pertanian, hutan, mata air dan sebagainya. "Susur sungai melatih seseorang untuk
memahami jenis bahaya yang ada di sungai dan kegiatan melatih ketahanan fisik,"
kata Barkah. Kendati demikian, kegiatan susur sungai memiliki kriteria tertentu.
Tergantung dengan usia peserta, lebar sungai dan tujuan susur sungai.

Untuk siswa SD-SMP menurut Barkah hanya sebatas pengenalan sungai kecil dengan
lebar satu meter hingga dua meter. Lalu, bagi siswa SMA atau mahasiswa di mapala
bisa dikenalkan bahaya sungai, acara menyeberangi sungai, dan menyelamatkan diri
di sungai. "Itu pun susur sungai untuk sungai kecil bukan sungai besar, kalau sungai
besar itu sudah masuk petualangan dan untuk yang sudah mahir," tutur Barkah.

Prosedur susur sungai yang aman :

1. Pengamatan cuaca dan karakteristik


sungai Penting untuk mengamati kondisi cuaca, terutama saat susur sungai dilakukan
pada musim hujan. Hal itu karena banjir tidak hanya terjadi di bagian tengah dan
pinggir sungai. Meskipun di bagian tengah dan bawah tidak hujan, namun juga bisa
terjadi banjir jika hujan terjadi dari hulu. "Pengamatan cuaca harus diperhatikan,
termasuk sejarah banjir yang tinggi dan membahayakan yang boleh melakukan hanya
yang sudah usia matang paling tidak punya ilmu dasarnya," ujar Barkah. Para
pemandu bisa menanyakan kepada penduduk sekitar berapa tinggi air ketika banjir di
sungai tersebut hingga meterial apa yang terbawa arus. "Apakah materi banjir
membawa pasir, lumpur air, kayu sampah dan sebagainya. Sejarah dan pengetahuan
itu harus didapat dari masyarakat sekitar," ungkap Barkah.

2. Survei
Dari informasi yang didapat itu pemandu bisa memetakan daerah mana yang
berbahaya. Daerah yang berbahaya bisa berupa belokan, cekungan, kedung bagian
yang dalam, growongan, atau undercut. Survei perlu dilakukan juga oleh pemandu.
Menurut Barkah bisa dilakukan dua sampai tiga kali survei, tergantung materi yang
diajarkan. Baca juga: Cara Cek dan Lapor Pinjol Ilegal, Bisa via Telepon

3. Membuat skenario keamanan


Barkah juga berpesan bahwa skenario keamanan berkegiatan di alam bebas menjadi
yang utama, yaitu chek poin apabila terjadi kecelakaan dan lokasi evakuasi.
"Prinsipnya kegiatan yang berisiko, safety first jadi prirotas utama namanya kegiatan
di alam bebas punya risiko," pesan Barkah.

4. Gunakan peralatan berkualitas


Sementara itu dikutip Kompas.com, 25 Februari 2020, Ketua Umum Pengurus Besar
Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) periode 2017-2021, Amalia Yunita
menambahkan perlunya peralatan yang berkualitas. Artinya, kata dia, peralatan
tersebut haruslah dalam kondisi layak untuk digunakan. Hal ini untuk menghindari
risiko bencana atau bahaya yang bisa jadi menimpa saat kegiatan.

5. Jangan menyeberang saat kondisi tidak aman

Yuni mengatakan menyarankan untuk menghindari menyeberang jembatan jika


kondisi sungai membahayakan. Selain itu pelajari hilir sungai.

Peserta kegiatan susur sungai wajib menyeberang di bagian yang hilirnya tenang,
bukan di daerah berbahaya seperti terdapat dam, lubang, atau hidrolik. Lalu jangan
menyeberang jika kondisi air tinggi dan cuaca buruk. Cuaca buruk tidak hanya
memengaruhi di lokasi tapi juga di hulu sungai. Menurut Yuni perubahan cuaca harus
dipantau dan dikomunikasikan ke lokasi menyeberang. Dia juga menyarankan kepada
peserta untuk menggunakan pelampung saat menyeberang.

6. Hindari bagian tengah sungai


Instruktur arung jeram profesional sekaligus pengurus Federasi Arung Jeram
Indonesia (FAJI) Jhon Lede menyarankan, menyusuri sungai di bagian pinggir saja.
"Kalau mau aman susur di pinggiran sungai saja, di sisi kiri atau sisi kanan sungai.
Jangan masuk ke aliran sungai, sangat berbahaya," kata Jhon, seperti dikutip
dari Kompas.com, 23 Februari 2020. Menurutnya, menyusuri aliran sungai di bagian
tengah memiliki bahaya yang bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Jhon menyebutkan
ada potensi bahaya banjir bandang hingga mengalami kecelakaan fisik.

7. Susur sebagai sarana Edukatif

8. Jangan Memukul rata Stigmatif tentang susur dari kejadian smpn 1 Turi

9. Susur sungai bisa lebih baik lagi dari kejadian Smpn 1 Turi

10. Susur sungai sangat penting

11. Meminimalisir biaya susur sungai

Anda mungkin juga menyukai