Disusun Oleh:
KELOMPOK 29
Vita Cahyaningsih (2211040102)
Amelia Wardah (2211040153)
Eviyanti Khasanah (2211040192)
Fitri Dian Kumala (2211040161)
Hauzan Fadhil (2211040132)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
biopsiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada
paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik manajemen mahasiswa profesi pendidikan
Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari tanggal 20 Maret – 8 April
2023.
D. Cara Pengkajian
Pengumpulan data pengkajian di Ruang Wijayakusuma RSUD
Banyumas dilakukan dengan cara:
1. Angket/kuesioner
2. Wawancara
3. Studi Dokumentasi
4. Observasi
E. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
2. Bagi Mahasiswa
F. Peserta
WADIR PELAYANAN
dr. Rudi Kristiyanto, Sp.B
Wa Ka INST RAWAT
INAP
Supriyanto, S.Kep,Ns
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT Anifatul Faizah, AMK
PELAKSANA Kartika Ardana S.Kep., Ns
Eti Rochimah AMK Riaka Tri I S.Kep., Ns
Retno Setiowati, S Si T Nur Janah S.Kep., Ns
Sri Handayani S.Kep., Ns Rizal Achmad N A.Md, Kep
Ermawati L S.Kep., Ns Fita Rizki A.Md, Kep
A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns Dyah Meitasari A.Md, Kep
Solikhun, Amd, Kep Bayu Andre S A.Md, Kep
Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns Ade Wahyu P E A.Md, Kep
Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns
Gambar 2.1
c. Denah Ruangan Wijayakusuma RSUD Banyumas
1 3 5 7 9 11 R. Perawat Kamar jaga 13 15 17 19 21 23. 25. res 27. res 29. res
Nurse station dokter
Kela s 2 res peny. saraf bedah
VIP
mata dalam anak
Pintu Pintu
depan
belakang
2 4 6 8 10 12 R. R. Dapur R. 16 18 20 22 24 26. 28. res 30. res
tindakan alat conferance
tempat urologi saraf
VIP medis
Gudang Kelas 2
R. bed
obat
Gambar 2.2
d. Fasilitas Pelayanan Ruang Perawatan
1) Fasilitas Petugas Kesehatan
a) Nurse Station
Kondisi nurse station kurang rapi karena banyaknya dokumen dan
arsip ruang Wijayakusuma yang tidak tertata. Nurse station
terletak ditengah kamar perawatan.
b) Kamar mandi
Kamar mandi ruang diskusi 1, kamar mandi petugas 1 diruang
perawat.
c) AC
2 Nurse Station dan 1 ruang obat.
d) Jam Dinding
2 jam dinding, di nurse station dan ruang perawat.
e) Telepon
Terdapat 1 telepon di ruang nurse station, dan 1 teleon antar ruang
pasien di nurse station.
f) Wastafel
Terdapat 2 wastafel berada di nurse station dan ruang tindakan.
2) Fasilitas pasien
a) Tempat Tidur
Terdapat 32 bed. Terdiri dari 12 di ruang VIP dan 20 diruang kelas
2
b) Kamar Mandi
Untuk kamar mandi sendiri setiap kamar ada 1.
c) Almari
Terdapat 37 almari kecil.
e. Profil Tenaga Keperawatan
1) Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan tenaga Perawat di
Ruang Wijayakusuma :
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan studi dokumentasi
didapatkan data Pendidikan formal perawat di Ruang Wijayakusuma
sebagai berikut :
Table 2.1 Distribusi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di
Ruang Wijayakusuma
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
1. Endang Hastowati S.Kep, Ns KARU NERS M.Karu
2. Tria Agus Setyowati, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS
3. Ngasirotun J, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS
4. Sri Handayani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
5. Ermawati L S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
6. Retno Setiowati, S Si T PJ DIV BTCLS
7. Eti Rochimah AMK PJ DIII BTCLS
8. Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
9. Anifatul Faizah, AMK PJ DIII BTCLS
10. Fita Rizki A.Md, Kep PJ DIII BTCLS
11. Nur Janah A S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
12. A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
13. Solikhun, Amd, Kep AN DIII BTCLS
14. Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
15. Kartika Ardana S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
16. Riaka Tri I S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
17. Rizal Achmad N A.Md, Kep AN DIII BTCLS
18. Dyah Meitasari A.Md, Kep AN DIII BTCLS
19. Bayu Andre S A.Md, Kep AN DIII BTCLS
20. Ade Wahyu P E A.Md, Kep AN DIII BTCLS
Sumber : jadwal dinas ruang Wijayakusuma bulan maret 2023
B. Kajian Manajemen Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (MAN)
a. Perawat
1) Kuantitas
a) Kajian Teori
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologis, sosial, spritual yang ditunjukkan pada inidividu,
keluarga, dan masyarakat.
Keberhasilan suatu organisasi rumah sakit sangat tergantung
pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur
karyawan atau tenaga perawat dengan sistem, struktur organisasi,
teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah
disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu
organisasi. Oleh karena itu penetapan SDM di Rumah Sakit dalam hal
ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan adalah, proses membuat perencanaan untuk menentukan
berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu
ruangan tiap shiftnya. Untuk keperluan itu, beberapa ahli telah,
mengembangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada
saat ini cukup, kurang atau berlebih.
b) Menurut Gillies (1994)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut :
[𝑇𝑃 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑥𝑗𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 /ℎ𝑎𝑟𝑖 ]
atau
𝐴𝑋𝐵𝑋 365
[𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡(𝑇𝑃) = ]
(365 − 𝐶)𝑋𝐽𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan :
TP :Tenaga perawat
A :Jam efektif /24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien.
B : Sensus harian = BOR x jumlah tempat tidur.
C : Jumlah hari libur.
Prinsip perhitungan Gilles adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
adalah:
Waktu keperawatan langsung (rata-rata 4-5/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah :
- Keperawatan mandiri/self care = ¼ x 4 = 1 jam
- Keperawatan partial/partial care = ¾ x 4 = 3 jam
- Keperawatan total/total care = (1-1,5) x 4 = 4 – 6 jam
- Keperawatan intensif/ intensif care = 2 x 4 = 8 jam
Waktu perawatan tidak langsung
- Menurut RS detrolit (Gilles, 1994) = 38 menit/klien/hari
- Menurut wolfed an young = 60 menit/klien/hari = 1
jam/hari/klien
Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15
menit/hari/klien = 0,25/jam/hari/klien
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu
(kalau hari kerja efektif 6 hari hari maka 40/6 = 6,6
dibulatkan menjadi 7 jam/hari, kalau hari kerja efektif 5
hari maka 40/5
= 8 jam/hari.
c) Menurut Douglas (1994)
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 1
unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing masing
kategori mempunyai nilai standar/shiftnya. Identifikasi jumlah pasien
berdasarkan ketergantungan dengan panduan.
Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai dengan
kebutuhan, dengan format klasifikasi menurut derajat ketergantungan.
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap
keperatawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut ;
Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam per 24 jam,
dengan kriteria :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam per 24 jam
dengan kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Folley catheter/intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
Perawatan maksimal atau memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
- Segalanya diberikan / dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction.
- Gelisah / disorientasi.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut :
20𝑥 3,5
= 7
70
= 7
= 10 perawat
b. Loss day
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+𝑐𝑢𝑡𝑖+ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟)𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
(52+12+16) 𝑥 10
= 285
80 𝑥 10
= 285
= 2,8
=3
c. Non nursing job
= ( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 )𝑥 25%
= ( 10+ 3) x 25%
= 3,25
=4
d. Faktor koreksi
= 3+ 4
=7
e. Jumlah tenaga perawat
= Tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi
= 10+ 7
= 17
Analisa : berdasarkan perhitungan data menurut DepKes RI di Ruang
Wijayakusuma membutuhkan 17 perawat. Pada saat ini di Ruang
Wijayakusuma terdapat 23 perawat dengan 1 orang kepala ruang, 2
orang ketua tim, 17 orang perawat pelaksana, 2 orang perawat siaga.
Jumlah tenaga perawat yang diperlukan di Ruang
Wijayakusuma menurut Dougles
Menurut Douglas jumlah tenaga perawat keseluruhan ditambah 1/3
ssehingga perhitungannya pda tabel berikut:
Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 1
Tanggal 21 Maret 2023
Tabel 2.5 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 3 Tanggal
23 Maret 2023
4 𝑥 62,50 % X 32 𝑥 365
= (365−80) 𝑥 7
29.200
= 1995
= 14,63
≈ 15 orang
Analisa :
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Gillies di Ruang
Wijayakusuma, membutuhkan 15 perawat tiap hari. Pada saat ini di
Ruang Wijayakusuma terdapat 14 perawat sudah termasuk 1 kepala
ruang, dan 2 kepala tim. Pada shift pagi 6 perawat, siang 4 perawat, dan
malam 4 perawat. sehingga menurut Gillies tanaga perawap di ruang
Wijayakusuma kekurangan 1 perawat.
2) Kualitas
a) Kajian Teori
Keberhasilan organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur karyawan
yaitu tenaga perawat dengan sistem, struktur, organisasi, teknologi,
tugas, budaya kerja, dan lingkungannya. Hal-hal demikian dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
sumber daya yang cukup dengan kualitas yang tinggi dan profesional
sesuai dengan tugas fungsinya
b) Kajian Data
Hasil pengkajian yang telah di lakukan didapatkan staff
karyawan di Ruang Wijayakusuma sebagai berikut:
Tabel 2.7 Data Perawat di Wijayakusuma 2023
No Nama TMT PK Jabatan Pendidikan Pelatihan
1. Endang Hastowati, 1994 III KARU NERS M. Karu
S.Kep, Ns
2. Tri Agus Setyowati, 1998 III KATIM NERS BTCLS
S.Kep, Ns
3. Sri Handayani, S.Kep, 2019 III KATIM NERS BTCLS
Ns
4. Ermawati L, S.Kep, 2019 I PJ NERS BTCLS
Ns
5. Solikhun, Amd. Kep 2020 I AN DIII BTCLS
6. Retno Setiowati, S.Si 2008 II PJ DIV BTCLS
T
7. Arif Setyoko, STr, 2020 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
8. Efi Rochimah , AMK 2007 II PJ DIII BTCLS
9. A. Ismoyo Dewo, 2020 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
10. Tri Enji Stafiani, 2019 II PJ NERS BTCLS
S.Kep, Ns
11. Ngasirotun Jamilah, 2004 III KATIM NERS BTCLS
S.Kep, Ns
12. Anifatul Faizah, AMK 2009 II PJ DIII BTCLS
13. Kartika Ardana, 2019 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
14. Nur Istiqomah, S.Kep, 2022 I AN NERS BTCLS
Ns
15. Rizal Achmad 2019 I AN DIII BTCLS
Nurdiyanto, A.Md,
Kep
16. Riska Tri I, S.Kep, Ns 2021 I AN NERS BTCLS
17. Fita Rizki A, AMK 2014 II PJ DIII BTCLS
18. Dyah Meitasari, 2019 I AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
19. Bayu Andre Setiawan, 2022 II AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
20. Ade Wahyu Putri E, 2021 I AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
21. Nur Janah Agustini, III PJ NERS BTCLS
S.Kep, Ns
22. Dina Khairani 2020 ADM S1
23. Sutarman 1989 TRP SMA
Analisa :
Setelah di observasi selama 3 hari di ruang Wijayakusuma tenaga
perawat sebagian besar adalah lulusan DIII yang berjumlah 8 orang dan 11
orang perawat yang berpendidikan S1 Ners. Sehingga kualitas tenaga
perawat dipengaruhi oleh faktor tingkat Pendidikan. Dimana diharapkan
bahwa perawat yang berpendidikan S1 Ners akan lebih dapat
mengkoordinasi sistem pelayanan rumah sakit dengan baik. Banyaknya
perubahan baik yang akan menimbulkan dampak baik bagi kemajuan
ruangan yang telah dikelola. Namun, pengalaman dengan lamanya bekerja
di RS dengan rata-rata pengalaman kerja lebih dari 10 tahun tersebut juga
dapat mempengaruhi pola pikir perawat untuk menciptakan perubahan baik
bagi ruangan tanpa dilihat dari sisi jabatan perawat tersebut.
b. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan Kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.
2) Kajian Data
- Data demografi pasien
Tabel 2.8 Jumlah pasien yang dirawat di Ruang
Wijayakusuma Berdasarkan Demografi Tanggal 1 Maret 2023
Sumber : hasil data tertulis dari ruang Wijayakusuma oleh mahasiswa ners
UMP
Analisa : Berdasarkan studi dokumentasi yang didapatkan pada Rekam Medik,
diagnose keperawatan paling banyak ditemukan yaitu nyeri akut dengan
presentasi 40,9%.
2. MONEY
a. Kajian Teori
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Paket tarif harian meliputi akomodasi, jasa visit 1 dokter DPJP, asuhan /
tindakan keperawatan, jasa pelayanan BPJS, jasa pelayanan makanan. Di
luar pelayanan tersebut dikenakan tarif sesuai ketentuan.
Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi alat mebeler di
Ruang Wijayakusuma dalam keadaan baik.
e) Inventaris Alat Elektronik
Mutasi Ʃ
No. Nama Alat Ʃ awal Tambah Kurang Ket.
akhir
1 Kulkas 15 - - 15 Baik
2 AC 35 - - 35 Baik
Jam 20 - - 20 Baik
3
Dinding
4 Telepon 32 - - 32 Baik
5 TV 1 - - 1 Baik
Kipas - - - - Baik
7
Angin
8 Komputer 5 - - 5 Baik
9. Printer 2 - - 2 Baik
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners universitas
muhammadiyah purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas kondisi alat mesin di Ruang
Wijayakusuma dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi kebutuhan alat medis masing-masingpasien.
f) Tata Letak Ruang
4. MACHINE
a. Kajian Teori
Machine atau mesin adalah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Alat-alat yang akan digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan. Machine atau
mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
b. Kajian Data
Tabel 2.20 Daftar alat Mesin di Ruang
Wijayakusuma
No Nama Alat Jumlah Kondisi
1 Nebulizer 3 Baik
2 EKG 3 Baik
3 Suction 3 Baik
C. PROSES
1. Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)
Proses pelayanan Keperawatan adalah upaya untuk dapat menilai mutu
dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator klinik keperawatan.
SP2KP adalah sitem pemberian pelayanan keperawatan professional yang
merupakan pengembengan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerja sama professional antara
perawat primer (PP) dan perawat associated (PA) serta tenaga Kesehatan
lainnya.
a. Kepala Ruang
1) Kajian Teori
Kepala ruanag adalah seorang perawat professional yang diberi
wewenang dan tanggungjawab dan mengelola kegiatan pelayanan
perawatan di satu ruang rawat.
Uraian tugas kepala Ruang, diantara yaitu :
a) Perencanaan
(1) Menunjuk perawat primer dan tugasnya masing-masing
(2) Mengikuti serah terima di shift sbelumnya
(3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat
primer
(4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien oleh perawat peimer
b) Peorganisasian
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiatif secara
jelas
(4) Membuat rencana kendali kepala ruangan membawahi dua perawat
primer (PP). Perawat primer membawahi dua perawat pelaksana
(5) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
(6) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik
(7) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
(8) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep klien
c) Pengawasan
(a) Melalui komunikasi yaitu mengawasi berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
(b) Melalui supervise :
i) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamai sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat
ini.
ii) Pengawaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perawat primer.
d) Evaluasi
(a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun Bersama.
(b) Audit keperawatan
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi d a n w a w a n c a r a pelaksanaan uraian tugas
kepala ruang di Ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama 3 hari
dari tanggal 21-23 Maret 2023 terlampir sebagai berikut :
Tabel 2.21 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang
Wijayakusuma
Observasi
NO Indikator
Ya Tidak
1 Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya 🗸
pada formulir rekam keperawatan untuk digunakan
sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih
lanjut.
2 Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan 🗸
diagnosa keperawatan dan rencana terapi yang
ditetapkan oleh dokter.
3 Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai 🗸
dengan rencana keperawatan serta membuat rencana
pulang ( resume )
4 Membagi tugas kepada semua anggota timnya 🗸
dengan mempertimbangkan kemampuan anggota dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.
5 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan 🗸
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang 🗸
jaga sore dan menerima laporan tugas dari perawat
jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah 🗸
jadi anggota tim dan melakukan evaluasi hasil
kerjanya
8 Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan 🗸
keperawatan berdasar laporan anggota tim sebagai
masukan untuk membuat laporan kerja pertanggung
jawaban ruangan.
9 Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim 🗸
kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas
kasus – kasus dalam rangka meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan. (NA)
10 Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama 🗸
anggota tim, dokter dan tim kesehatan lain untuk
mengetahui keadaan pasien dalam rangka
memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan.
11 Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa 🗸
praktek yang ada didalam tim dalam rangka orientasi
dan pelaksanaan praktek keperawatan.
12 Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota 🗸
tim untuk mengetahui masalah dalam tim
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk
mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan
perawatan klien berjalan sesuai dengan tujuan
13 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan 🗸
dalam rangka memperlancar pelaksanaan
kegiatan
TOTAL 13
PRESENTASE 100%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang diperoleh hasil sebesar
100% untuk item Ya. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas kepala ruang di
ruang telah dilakukan dalam kategori baik. Kepala ruang sudah
mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan beban kerja.
b. Ketua tim
1) Kajian teori
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok
tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di runag
rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
Uraian tugas Ketua Tim, diantara adalah sebagai berikut:
a) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
b) Membuat tujuna dan rencana keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktik
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain
e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f) Menerima dan menyesuaikan rencana
g) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial dan kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
h) Membantu jadwal perjanjian klinik
2) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas Ketua Tim di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal 21-23 Maret 2023
terlampir sebagai berikut: n = 2
Tabel 2.22 Tugas Ketua Tim di Ruang Wijayakusuma
No. Variabel yang dinilai Terlaksana
Ya Tidak
Total 8 4 6 6 8 4
Presentase 67% 33% 50% 50% 67% 33%
Presentase Akhir 65%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa: Berdasarkan data observasi selama 3 hari, meeting morning
memperoleh hasil 65%, yang artinya meeting morning di ruang
Wijayakusuma masuk dalam kategori baik.
e. Timbang Terima
1) Kajian teori
a) Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien
b) Tujuan
Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggungjawab
antar anggota tim perawat
Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
c) Manfaat
Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti
oleh perawat pada shift berikutnya
Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya
Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada
yang belum terungkap
d) Metode pelaporan
Perawat yang bertanggung jawa terhadap pasien melaporkan
langsung kepada perawat penanggungjawab berikutnya. Cara ini
memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan
dan kejelasan rencana keperawatan
Pelaksanaan timbnag terima dapat juga dilakukan di ruang
perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi
klien satu persatu
e) Prosedur pelaksanaan
Kedua kelompok dinas sudah siap
Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang
telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawatan (tanggung jawab)
Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian dserah terimakan
kepada petugas berikutnya
Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
- Identitas klien dan diagnosa medis
- Masalah keperawatan yang masih muncul
- Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
- Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang
tidak rutin dijalankan
- Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan
Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap
keterangan- keterangan yang kurang jelas
Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas,
singkat, dan padat
Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang
rumit
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
disepakati
- Dipimpin oleh penanggung jawab klien/perawat primer
- Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
- Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggungjawab
- Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik
dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta
kerahasiaan klien
- Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan
yang ada pada klien, dengan kata lain informasi yang
diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu, baru
kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum
dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan
- Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan
volume suara yang pelan dan tegas agar klien disebelahnya
tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga
privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
didekat klien
- Jika ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut
sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang
perawat
f. Pre conference
1) Kajian teori
Preconference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab
tim. Isi preconference adalah rencana tiap perawat (rencana harian)
dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim
(1) Persiapan
(a) Ketua tim menyiapkan ruangan
(b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawab serta buku berita acara timbang
terima perawat jaga yang telah diisi
(2) Pelaksanaan
(a)Ketua tim/PJ membuka pre conference dengan salam dan doa
(b)Ketua tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
(c)Ketua tim/PJ memandu pelaksanaan pre conference
(d)Ketua tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, rencana
tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
(e)Ketua tim/PJ membagi tugas kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
(f) Ketua tim/PJ mendiskusikan dengan kelompok tentang cara dan
strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
(g)Ketua tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
(h)Ketua tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
(i) Ketua tim/PJ menympulkan hasil pre conference
(3) Penutup
(a) Ketua tim/PJ mengakhiri pre conference
(b) Ketua tim/PJ mendokumentasikan hasil pre conference
2) Kajian Data
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan post conference di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase 55,56%,
pada hari 1 sedangkan hari ke 2 dan 3 tidak terkaji karena di ruangan tidak
melakukan post conference .
2. Standar Keselamatan Pasien (SKP)
(1) Kajian Teori
(a) Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi: assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
(b) Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
(c) Enam sasaran
Patient Safety meliputi :
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko pasien jatuh
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
a) Kajian Teori
(a) Pengertian
Menurut teori identifikasi artinya adalah pengumpulan data
dan pencatatan segala keterangan dengan bukti-bukti dari seseorang
sehingga kita dapat mendapatkan dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang dengan kata lain bahwa dengan
identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan
identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang dengan
membedakan
dari orang lain. Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit akan
diberikan gelang identitas. Identitas pasien terdiri dari 3 hal, yaitu
nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien dan no rekam medis
pasien. gelang identitas juga dibedakan warnanya yaitu gelang warna
biru untuk pasien laki-laki, gelang warna pink untuk pasien
perempuan. Terdapat dua warna gelang tambahan yaitu gelang warna
merah untuk pasien yang memiliki riwayat alergi, dan gelang warna
kuning untuk pasien yang berisiko jatuh.
b) kajian Data
Tabel 2.28 Hasil Penialaian Ketepatan Identifikasi Pasien Tanggal 21-23 Maret
2023
Observasi
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Pemberian gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
2 Identitas gelang pasien sesuai nama pasien 🗸 🗸 🗸
3 Identitas gelang pasien ditulis sesuai no RM 🗸 🗸 🗸
pasien
4 Identitas gelang pasien sesuai dengan tanggal 🗸 🗸 🗸
lahir pasien.
5 Identitas gelang pasien sesuai dengan label obat 🗸 🗸 🗸
pasien
6 Perawat menanyakan nama pasien saat 🗸 🗸 🗸
memberikan obat pasien
7 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
saat memberikan obat pasien
8 Perawat menanyakan nama pasien saat 🗸 X X
melakukan tindakan invasif.
9 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
saat melakukan tindakan invasif.
10 Perawat menanyakan nama pasien saat X X X
mengambil sampel darah.
11 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien X X X
saat mengambil sampel darah.
Total 9 8 8
Persentase 81% 72% 72%
Total presentase 75%
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, diperoleh hasil 75% yang berarti
perawat ruang Wijayakusuma baik dalam identifikasi pasien.
2) Komunikasi Efektif
a) Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Suatu komunikasi yang tidak efektif adalah hal paling
sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Suatu
komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu dan
dimengerti oleh sang penerima informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan menanggapi hasil yang
penting dapat mempengaruhi secara negatif hasil yang penting dapat
mempengaruhi secara negatif hasil akhir pasien. Menerapkan sebuah
proses/prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui telpon (lisan), atau
penyampaian hasil uji klinis penting, yang harus diverifikasi dengan
“mengulang” selengkap-lengkapnya perintah ataupun hasi, uji klinis yang
diterima, yang harus dilakukan oleh orang yang menerima informasi tersebut.
b) Kajian Data
Tabel 2.29 Komunikasi Efektif Perawat di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21 Maret 2023 s.d 9 April 2023
n=9
Observasi
N
ASPEK YANG DINILAI H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Komunikasi dalam catatan √ √ √
perawat menggunakan SOAP
2 Jika pasien ada program puasa, √ √ √
pasien diberi penjelasan puasa.
(NA)
3 Komunikasi dalam catatan √ √ √
integrasi dokter menggunakan
SOAP
4 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi perawat menulis ttd
dan nama terang
5 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi dokter menulis ttd dan
nama terang
6 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi profesi lain menulis
ttd dan nama terang
7 Dokumentasi setelah konsul √ √ √
dicatatan terintegrasi
menggunakan SBAR (NA)
Total 7 7 7
Presentase 100% 100% 100%
Presentase Akhir 100%
Sumber : observasi mahasiswa ners UMP 2023
Analisis : berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama 3 hari diruang
Wijayakusuma didapatkan presentase komunikasi efektif seniali 100% yang artinya
komunikasi di ruang Wijayakusuma sudah sangat baik.
3) Keamanan Obat High Alert
(a) Kajian Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan
Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai
resep dan selalu menggunakan prinsip 6 benar. Begitu banyaknya pasien yang
berobat ke rumah sakit, banyaknya petugas kesehatan dari berbagai disiplin
ilmu, dan begitu banyaknya prosedur tindakan, memungkinkan dalam
pemberian pengobatan, untuk mencegah hal ini, diperlukan beberapa cara,
yaitu :
(a) Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Look Alike
Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa ucapan
dan mirip (NORUM).
(b) Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
(c) Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
(d) Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar obat,
benar dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat
pemberian (rute), benar pasien dan benar dokumentasi.
(2) Kajian Data
3. PPI
a) Kajian Teori
(1) Kebersihan tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di Rumah
Sakit. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat
mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar
pengendalian infeksi. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan
6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub
berbasis alkohol.
Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah
transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak
penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan
insiden MRSA, VRE di ICU.
Cuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas di bawah aliran air (Larsan, 2005).
Kapan Mencuci Tangan
(a) Sebelum kontak dengan pasien.
(b) Sebelum tindakan aseptik.
(c) Setelah kontak dengan pasien.
(d) Setelah terkena cairan tubuh
(e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Alternatif Kebersihan Tangan
Handsrub berbasis alkohol 70%:
- Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas.
- Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau.
- Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml 100 ml alkohol 70 %)
- Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan.
- Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
- Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
- Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama
efektifnya mencuci tangan sabun antimikroba (Pereira, Lee dan Wade
2007).
- Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.
Enam langkah kebersihan tangan :
(a) Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
(b) Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan
kanan, dan lakukan sebaliknya.
(c) Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari
tangan saling menyilang.
(d) Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(e) Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya.
(f) Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya.
(2) Penggunaan APD
Penggunaan secara rasional dan konsistensi APD yang tersedia
serta higiene sanitasi tangan yang menandai juga akan membantu
mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD dalah
langkah yang paling kelihatan dalam upaya pengendalian dan
penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang terakhir dan paling
lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena itu jangan
mengandalkan sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada
langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif,
maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas
(3) Pengolahan sampah/limbah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daera, sedngkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya
tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis.
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
(4) Penatalaksanaan linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit
untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling dan alat
instrument steril lainnya.
(5) Perlindungan kesehatan petugas
Keselamatan dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, hasil karja dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan kesehatan
kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
(6) Etika batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme tubuh
pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu,
asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal. Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan
cara menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju. Jadi
bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
(7) Teknik menyuntik yang aman
Jarum suntik adalah perangkat yang paling banyak menyebabkan
luka bagi petugas kesehatan .
a. Intruksi penyuntikan oleh dokter.
b. Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya seperti kapas
alkohol 70% dalam wadah tertutup.
c. Persiapan pasien, cek ulang identitas pasien dan cek ulang riwayat
alergi.
d. Persiapan obat, cek jenis obat, dosis obat, cara pemberian dengan
intruksi penyuntikan.
e. Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
f. Lakukan penyuntikan.
g. Cara penyuntikan secara intravena langsung, tentukan vena mana
yang akan disuntik.
b) Kajian data
Tabel 2.36 Penatalaksanaan Linen Ruangan Wijayakusuma tanggal 21 Maret
2023
NO INDIKATOR Observasi
YA Tidak
1 Penyimpanan linen bersih dalam almari bersih, 🗸
kering, tertutup
2 Pemakaian linen bersih dengan system FIFO 🗸
3 Troly linen bersih dan siap pakai 🗸
4 Buang limbah yang ada di tempat tidur sebelum 🗸
linen digulung dan dimasukan ke kantong plastic
5 Linen kotor masuk kantong plastik putih 🗸
6 Linen terkontaminasi masuk kantong plastic 🗸
kuning
7 Tidak meletakan linen kotor / terkontaminasi 🗸
dilantai, meja, kursi atau yang lainnya. Linen
kotor/terkontaminasi.
8 Penyimpanan linen kotor dan terkontaminasi 🗸
dalam plastik diikat dan dimasukan dalam ember
tertutup
Total Jumlah 8 0
Prosentase 100%
Sumber : Hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : Bedasarkan hasil observasi didapatkan kesimpulan bahwa
penempatan linen sudah sangat baik karna mendapat presentase 100%.
Tabel 2.37 Praktek menyuntik aman di Ruang Wijayakusuma tanggal 21-23
Maret 2023
Observasi
No Praktek menyuntik yang aman 21 22 23
1. Suntikan disiapkan menggunakan teknik septic di 🗸 🗸 🗸
daerah yang bersih bebas dari kontaminasi atau kontak
dengan darabh, cairan tububh ,atau peralataan yang
terkontaminasi
2. Jarum dan jarum suntik digunakan hanya untuk satu 🗸 🗸 🗸
pasien (termasuk jarum suntik insulin)
3. Septum karet pada botol obat didesineksi dengan X X X
alkohol sebelum di tusuk
4. Obat botol dimasukan dengan jarum baru dan jarum 🗸 🗸 🗸
,suntik baru ,meskipun saat untuk mendapatkan dosis
tambah untuk pasien yang sama (NA)
5. Obat-obatan dosis tunggal (single use) ampul dan 🗸 🗸 🗸
botol larutan intrasvena digunakan banya untuk satu
pasien
6. Botol multi dosis diberi tanggal oleh perawat saat 🗸 🗸 🗸
pertama kali dibuka dan dibuang dalam waktu 28 hari
kecuali pabrik mencantumkan tanggal yang berbeda
(lebih pendek/lebih lama)
Catatan : tanggal tersebut berbeda dengan
tanggal kadaluarsa yang tercetak pada botol (NA)
7. Bila memungkinkan botol multi dosis di peruntukan 🗸 🗸 🗸
untuk satu pasien (NA)
8. Botol multi dosis yang akan digunakan untuk lebih dari 🗸 🗸 🗸
satu pasien disimpan di area pengobatan terpusat dan
tidak memasuki area pengobatan terpusat dan tidak
memasuki area perawatan pasien segera (misalnya :
ruang operasi ,,ruang pasien/ bilik (NA)
TOTAL 7 7 7
Presentase 87,5 87,5 87,5
% % %
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan presentase sebesar
87,5% yang berarti praktek menyuntik aman di ruang Wijayakusuma sudah
dilaksanakan dengan sangat baik.
KETERA
TANGGAL
NO INDIKATOR NGAN
21 22 23
I. Nurse Station
1. Ruangan bersih √ √ √
2. Tertata rapi √ √ √
II. Kamar Jaga
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Tidak ada baju petugas tergantung √ √ √
III. Kamar /Ruangan Pasien
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Barang-barang tertata rapi √ √ √
IV. Ruang Obat
1. Ruangan bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Suhu ruangan <25°C, X X X
3. Kelembaban ruangan 60-70% X X X
4. Suhu dan kelembaban dipantau setiap hari/ X X X
dibuat grafik
5. Tidak ada obat kadaluarsa √ √ √
6. Kulkas tempat penyimpanan obat bersih √ √ √
dari bunga es
V. Dapur
1. Dapur bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Lemari tempat penyimpanan alat makan √ √ √
bersih dan terawat
VI. Gudang
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Tersedia spilkit infeksi lengkap √ √ √
VII Lain-lain
.
1. Tidak ada binatang pengganggu, √ √ √
pengerat atau serangga
2. Kamar mandi bersih dan tidak berbau √ √ √
3. Dinding dan langit-langit tidak berjamur X X X
4. APD (masker N95, face shield, goggle, √ √ √
sepatu boot, sarung tangan, topi) tersimpan
rapi
5. APD kotor diletakkan pada tempat yang √ √ √
telah disediakan
6. Lantai dipel 2 kali sehari atau bila kotor √ √ √
Total jumlah
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Penghitungan : IPCN/IPCLN
18
= X 100%
18 + 4 (81,81%)
TANGGAL KET
NO INDIKATOR
21 22 23
5
= X 100%
5+2 (71,42%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
kepatuhan petugas terhadap penggunaan apd di Ruang Wiayakusuma, didapatkan
presentase 71,42%, karena pada point Menggunakan satu handscoon untuk satu
tindakan dan Menggunakan handscoon pada saat akan melakukan tindakan (didepan
pasien) belum dilaksanakan.
Tabel 2.40 Formulir Pemantauan Penempatan Pasiendi ruang
Wijayakusuma
RUANG : Wijayakusuma BULAN :Maret
TANGGAL KETERANGAN
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Penempatan pasien non infeksius √ √ √
terpisah dengan pasien infeksius
2 Penempatan pasien disesuaikan dengan √ √ √
pola trasmisi infeksi penyakit kontak
3 Bila ruang tersendiri penuh, √ √ √
menerapkan sistem cohorting, jarak
antara tempat tidur minimal 1 meter.
4 Ruangan dengan sistem cohorting diberi √ √ √
tanda kewaspadaan berdasarkan
trasmisinya
5 Pasien yang tidak dapat menjaga √ √ √
kebersihan diri atau lingkungannya
dipisahkan
Jumlah 5 5 5
Prosentase
Keterangan : √ = dilakukan, X = tidak dilakukan
Penghitungan : IPCN/IPCLN
5
= X 100%
5 (100%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan penempatan pasien di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase
100% , karena setiap point dilaksanakan dengan baik oleh ruangan .
Tabel 2.41 Formulir Pemantauan Pengelolaan Limbah di ruang
Wijayakusuma
Ruang : Wijayakusuma Bulan : Maret 2023
TANGGAL KET
NO INDIKATOR
21 22 23
VII. KETERSEDIAAN
3. Tempat sampah kuning (infeksius) 🗸 🗸 🗸
bersih dan berpedal/injak
4. Tempat sampah hitam (non 🗸 🗸 🗸
infeksius) bersih dan berpedal/injak
5. Safety box berlogo biohazard 🗸 🗸 🗸
6. Tempat sampah besar bersih 🗸 🗸 🗸
dan berpedal/injak
7. Tempat penampungan sampah 🗸 🗸 🗸
sementara bersih dan tertutup rapat
KEPATUHAN PEMBUANGAN
III.
LIMBAH NON BENDA TAJAM
3. Plastik sesuai jenis tempat sampah 🗸 🗸 🗸
4. Sampah infeksius (Diapers, Pembalut, 🗸 🗸 🗸
Kassa, blood set, selang infus, kateter,
sarung tangan, dll) dibuang ketempat
sampah infeksius / kantong kuning)
5. Sampah non infeksius (kertas, tissue, 🗸 🗸 🗸
plastik, pembungkus spuit, pembungkus
sarung tangan, dll) dibuang ketempat
sampah non infeksius / kantong hitam)
6. ¾ penuh diikat dan diganti 🗸 🗸 🗸
KEPATUHAN PEMBUANGAN
III
LIMBAH BENDA TAJAM
1. Membuang sampah benda tajam (jarum, 🗸 🗸 🗸
pisau, ampulan, cutter, dll) ke safety
box
2. Safety box isi ¾ penuh segera diganti 🗸 🗸 🗸
3. Safety box dibawa ke TPS infeksius dalam 🗸 🗸 🗸
1x24 jam
4. Limbah benda tajam diangkut dari 🗸 🗸 🗸
TPS infeksius ke tempat pemusnahan
sesuai jadwal
5. Proses pengangkutan menerapkan prinsip- 🗸 🗸 🗸
prinsip PPI
2 Perawat 1 √ √ √ √ X √ x √
3 Perawat 2 √ x X √ √ √ X √
4 Perawat 2 √ x X X √ X X √
5 Perawat 3 √ x X X X X X √
6 Perawat 3 √ x X √ √ √ X X
7 Perawat 4 √ x X X X X X √
8 Perawat 4 √X x X √ X X X X
9 Perawat 5 X x X X X √ X √
10 Perawat 5 √ x X √ √ X x X
7 3 1 1 10 10 10 0 10
Presentas1 70 % 30 % 10% 10% 60% 50% 50% 0% 70%
Moment :
4. MUTU PELAYANAN
a. Instrumen A
Identifikasi data dilakukan selama 3 hari pada tanggal 14 Februari 2023
– 16 Februari 2023 dengan cara wawancara dan melihat rekam medik
pasien. Semua data tentang semua asuhan keperawatan yang terekam
mulai dari pengkajian, diagnosa masalah, intervensi, implementasi, dan
evaluasi semuanya disimpan pada E-RM dan masing-masing petugas
memiliki akun tersendiri.
E-RM merupakan suatu sistem rekam medik yang menggunakan
elektronik berdasarkan lembaran atau berkas rekam medik. E-RM
merupakan catatan perkembangan pasien selama dirawat di rumah sakit. E-
RM dituliskan oleh satu atau leih petugas kesehatan yang bekerja di rumah
sakit.
1. ASKEP SIM RS
Tabel 2.46 Askep SIM di Ruang Wijayakusuma RSUD
BanyumasPeriode 21-23 Maret 2023
N : 3 Hari
Intervensi
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √
2. Disusun menurut urutan √ √ √
Prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √
pasien perubahan, perilaku, kondisi,
pasien atau kriteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan √ √ √
keterlibatan pasien/ keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerja √ √ √
sama, dengan tim kesehatan lain
Total 6 6 6
Total 2 2 2
2. Discharge Palanning
No Kegiatan Observasi
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan
1.
dan pengetahuan pasien/keluarga)
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan
2.
lanjutan pasien di rumah
3 Membuat rencana interaksi
Menyiapkan tempat untuk memberikan
4.
discharge planning
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat control,
surat pulang, obat-obatan
B. ORIENTASI
1. Memberi salam dengan senyum.
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat)
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
5 Menjelaskan tujuan kegiatan
Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan
6
untuk kegiatan pemberian discharge planning
C. KERJA
Memberikan kesempatan pasien/keluarga
1.
untuk mengklarifikasi informasi
Menjelaskan informasi Menyiapkan tempat untuk
2. memberikan discharge planning secara urut
sesuai pedoman:
Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut
di rumah
Penyuluhan/pendidikan kesehatan:
Periksa ulang/control
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pemantauan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Wiayakusuma,
didapatkan presentase 70,83%, karena terdapat 7 point yang belum dilaksanakan.
3 ADMISSION CARE
Tabel 2.48 Hasil Penialain Admission Care Di Ruang Wijayakusuma Tanggal
21-23 Maret 2023
OBSERVASI
ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
21 22 23
A. PERSIAPAN ALAT :
1. Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai kebutuhan 🗸 🗸 🗸
2. Formulir pengkajian Keperawatan 🗸 🗸 🗸
3. Formular penerimaan pasien baru
4. Buku informasi pasien baru 🗸 🗸 🗸
2Alat tulis 🗸 🗸 🗸
B. PELAKSANAAN :
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi 🗸 🗸 🗸
3. Ucapkan salam 🗸 🗸 🗸
4. Perkenalkan diri
5. Pastikan identitas pasien 🗸 🗸 🗸
6. Sediakan privasi untuk pasien
7. Orientasikan klien dan keluarga pada x 🗸 🗸
lingkungan dan fasilitas pelayanan x x x
8. Lakukan pengkajian Riwayat penyakit
9. Lakukan pengkajian fisik awal 🗸 🗸 🗸
10. Lakukan pengkajian terkait 🗸 🗸
🗸
pembiayaan dengan cera tepat :
umum,bpjs,asuransi lain x x x
11. Lakukan pengkajian psikososial awal
dengan tepat 🗸 🗸 🗸
12. Lakukan pengakajian religus awal dengan 🗸 🗸 🗸
tepat
13. Jelaskan hak dan kewajiban pasien 🗸 🗸 🗸
14. Dokumentasikan informasi yang 🗸 🗸 🗸
didapatkan
15. Lakukan pengkajian awal sesuai usia 🗸 🗸 🗸
(anak/dewasa)
🗸 🗸 🗸
16. Lakukan pengkajijan resiko (resiko
jatuh, nutrisi,nyeri, alergi) 🗸 🗸 🗸
17. Lakukan kebersihan tangan
sesuai prosedur 🗸 🗸 🗸
18. Buat diagnose keperawatan 🗸 🗸 🗸
19. Buat discharge planning
20. Lakukan pencegahan keamanan dengan 🗸 🗸 🗸
cara tepat 🗸 🗸 🗸
21. Dapatkan order dari dokter untuk 🗸 🗸 🗸
perawatan pasien
🗸 🗸 🗸
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
🗸 🗸 🗸
1. Pemeliharaan kerahasiaan pasien
2. Kenali resiko pasien untuk masuk 🗸
Kembali ke unit perawatan
🗸 🗸
🗸 🗸 🗸
Total 25 26 26
Presentase 89, 92, 10 94%
2% 8% 0%
Analisis : berdasarkan kuesioner yang kami bagi, kepuasan perawat masuk dalam
kategori sangat baik dengan nilai prosentase 89%.
No Kriteria Observasi
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 5 1
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok 4 2
diruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda/ 6 0
keluarga anda
4 Apakah perawat menanyakan pantangan dalam hal makanan anda/ 6 0
keluarga anda
5 Apakah perawat menanyakan/ memperhatikan berapa jumlah 5 1
makanan dan minuman yang bisa anda/ keluarga anda habiskan
6 Apakah anda/ keluarga anda tidakmampu makan sendiri, apakah 1 5
perawat membantu menyuapinya
7 Pada saat anda/ keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat 6 0
selalu memriksa cairan/ tetesanya dan area sekitar jarum infuse
8 Apabila anda atau keluarga anda mengalami kesulitan buang air 4 2
besar, apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, atau
sayur-sayuran dan minum yang cukup
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/ keluarga anda saat 1 5
buang air besar atau buat air kecil apakah perawat memasang
sampiran atau selimut, menutup pintu atau jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/ keluarga anda selalu dijaga 6 0
kebersihanya dengan disapu dan dipel setiap harinya
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak licin, tidak 6 0
berbau dan cukup terang
12 Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (istirahat 1 5
total), apakah dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak 1 5
mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti setiap kotor 5 1
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari : 2 4
kurang gerak, berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat 6 0
memberikan tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya, peraturan atau tata tertib yang erlaku dirumah sakit
17 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat 6 0
memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatanapakah perawat 6 0
mengawasi keadaan anda secara teratur pagi, sore, maupun
malam
hari
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi bantuan bila 6 0
diperlukan
20 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 6 0
21 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum melakukan 5 1
tindakan perawatan dan pengobatan
22 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat yang 6 0
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 6 0
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat membantu 4 2
menyiapkan atau meminumkan obat
25 Selama anda/ keluarga andadirawat apakah diberikan penjelasan 6 0
tentang perawatan/ pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah
anda/ keluarga anda diperbolehkan pulang
Total 116 34
Presentase 77% 23%
Sumber : di isi oleh pasien ruangan Wijayakusuma
Analisa : berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari didaptkan kepuasan
pasien terhadap ruan Wijayakusuma dalam kategori baik dengan nilai presentasi
77%.
c. Instrumen C
1. Tabel 2.51 SPO Memberikan Obat Melalui Intravena
No. Prosedur 14 15 16
1 Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
2. Gunakan APD sesuai indikasi 3 3 3
3. Ucapkan salam 3 3 3
4. Perkenalkan diri - - -
5. Identifikasi pasien 3 3 3
6. Ambil obat sesuai prinsip: benar obat,
benar pasien, benar dosis, benar waktu,
3 3 3
benar cara pemberian, benar indikasi dan
dokumentasi
7. Pakai sarung tangan 3 3 2
8. Posisikan pasien dengan nyaman 3 3 3
9. Tentukan vena yang akan ditusuk, syarat
vena tidak bercabang, bukan bekas 3 3 3
tusukan
10. Pasang perlak/pengalas di bawah area
- - -
yang akan disuntik
11. Bila vena sudah ditemukan misal vena
2 2 1
brakhialis , atur lengan lurus dan pasang
turniquet sampai vena benar-benar dapat
dilihat dan diraba
12. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila
masih terdapat udara dalam spuit maka 3 3 3
udara harus dikeluarkan
13. Bersihkan arera tempat penyuntikan
dengan alkohol swab dengan cara 2 2 2
memutar dari dalam keluar
14. Tusukan jarum ke dalam vena dengan
posisi jarum sejajar dengan vena dengan 3 3 3
sudut 15-30 derajat
15. Lakukan aspirasi dengan cara menarik
plunger spuit, bila darah sudah terhisap
3 3 3
lepaskan tourniquet dan dorong pelan-
pelan ke dalam vena
16. Setelah obat masuk vena, segera tarik
spuit, usap dengan alkohol swab dengan 3 3 3
sedikit menekan
17. Kembalikan pasien pada posisi yang
nyaman, tutup dan buang spuit, ampul/vial 3 3 3
di tempat yang telah tersedia (safety box)
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
3 3 3
sesuai prosedur
19. Lakukan evaluasi respon pasien 1 1 1
20 Ucapkan salam 3 3 3
21. Rapikan perairan - - -
22. Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
23. Dokumentasikan tindakan 3 3 3
Total 56 56 54
Presentase 80,18%
Tabel 2.52 SOP Pemeriksaan TTV di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21-23 Maret 2023
Observasi
N
PROSEDUR H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Buku catatan tanda-tanda vital √ √
dan alat tulis
2 Arloji √ √
3 Spignomanometer √ √
4 Stetoskope √ √
5 Termometer dan alat pembersih √ √
6 Tissue √ √
7 Bengkok √ √
8 Handscoon √ √
Pelaksanaan
1 Salam terapeutik, beritahu √ √ √
klien prosedur yang akan
dilakukan dan menutup tirai
2 Atur posisi klien senyaman √ √ √
mungkin dan dekatkan alat ke
pasien
3 Cuci tangan dan memakai √ √ √
handscoon
4 Mengukur suhu tubuh
1) Bersihkan ketiak pasien √ √ √
dengan tissue
2) Pasang termometer di √ √ √
tengah ketiak, tangan diletakan
di atas dada klien selama 5-10
menit
3) Lepaskan termometer, baca √ √ √
indicator suhu
4) Bersihkan termometer √ √ √
(sesuai jenis termometer)
5 Mengukur nadi
1) Letakan kedua lengan √ √ √
telentang di sisi tubuh klien
2) Tentukan letak arteri ( denyut √ √ √
nadi yang akan di hitung )
3) Meletakan ujung jari √ √ √
telunjuk, jari tengah dan jari
manis pada arteri/nadi yang
akan diukur, tekan dengan
lembut. Tentukan frekwensi
permenit, keteraturan irama
dan kekuatan denyutan
4) Menghitung frekwensi nadi √ √ √
mulai hitungan nol (0) selama
satumenit/30 detik dikalikan 2,
jika tidak teratur dilakukan satu
menit
6 Mengukur pernafasan dengan √ √ √
menghitung naik turunnya dada
dan perut jika Teratur 30 detik
dikalikan 2, jika tidak teratur
dilakukan satu menit penuh
7 Mengukur tekanan darah
1) Buka lengan baju jika perlu √ √ √
2) Pasang manset pada lengan √ √ √
yang sudah disiapkan
(Kanan/kiri) sekitar 3 cm di
atas fossa kubiti jangan terlalu
ketat/longgar
3) Pegang denyut nadi radialis, √ √ √
pompa sampai denyut nadi
tidak teraba kemudian 20
mmHg dari nilai normal
8 Catat hasil pengukuran suhu, √ √ √
nadi, pernafasan, dan tekanan
darah pasien pada buku
Catatan TTV
9 Rapihkan pasien dan alat √ √ √
10 Lepas handscon dan cuci √ √ √
tangan
Total 17 17 17
Presentase 65,3 65,3 65,3
% % %
Presentase Akhir 65,3
%
Observasi
H1 H2 H3
N
PROSEDUR
O Ti Ti
Ya da Ya Tidak Ya da
k k
Persiapan alat
1 Standart infus. √ √ √
2 Cairan infus √ √ √
3 Infus set √ √ √
4 Alkohol swab √ √ √
5 Transparan dresing √ √ √
6 Gunting √ √ √
7 Plester √ √ √
8 Pengalas dan perlak √ √ √
9 Bengkok √ √ √
10 Handscoon √ √ √
Pelaksanaan
1 cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan) √ √ √
2 Identifikasi pasien(sesuai SPO √ √ √
identifikasi pasien)
3 Jelaskan pada pasien tindakan yang √ √ √
akan dilakukan
4 Bawa peralatan kepasien √ √ √
5 Atur posisi pasien dengan posisi √ √ √
supine( terlentang).
6 Siapkan set infus dan cairan infus √ √ √
untuk siap digunakan - Lepaskan
penutup botol cairan lalu didesinfeksi
dengan alkohol swab dan tusukkan
pipa saluran udara dan saluran infus.
7 Isi selang infus : tekan bilik drip dan √ √ √
lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½
penuh
8 Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan √ √ √
sampai keluar sehingga udara tidak
ada pada selang infus, lalu klem ke
posisi off, pastikan slang bersih dari
udara dan gelembung udara, ujung
slang ditutup kembali
9 Pakai sarung tangan √ √ √
10 Periksa ulang cairan yang akan √ √ √
diberikan
11 Siapkan area yang akan dipasang infus √ √ √
12 Pasang perlak dan pengalas di bawah √ √ √
anggota badan yang akan dipasang
infuse
13 Lakukan fixasi √ √ √
14 Tentukan vena yang akan ditusuk √ √ √
15 Desinfeksi area yang akan ditusuk √ √ √
dengan diameter 5 – 19 cm melingkar
dari arah dalam keluar
16 Tusukkan jarum infus/abocath pada √ √ √
vena yang telah ditentukan
17 Tutup bagian yang ditusuk dengan √ √ √
tegaderm
18 Tulis tanggal dan ukuran jarum √ √ √
infus/abocath pada plester bagian luar
19 Hitung jumlah tetesan infus sesuai √ √ √
dengan kebutuhan
20 Perhatikan reaksi pasien √ √ √
21 Rapikan pasien √ √ √
22 Rapikan peralatan dan kembalikan √ √ √
pada tempatnya
23 Cuci tangan √ √ √
24 Catat waktu pemasangan, jenis cairan √ √ √
dan jumlah cairan serta peralatan habis
pakai pada status pasien
Total 28 29 29
Presentase 82,3 85, 85,2
% 2% %
Presentase Akhir 84,2
%
Tabel 2.54 SOP Pengecekan GDS di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21-23 Maret 2023
Observasi
N
PROSEDUR H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Glukometer / alat monitor √ √ √
kadar glukosa darah
2 Kapas Alkohol √ √ √
3 Handscoon √ √ √
4 Stik GDA / strip tes glukosa √ √ √
darah
5 Lanset / jarum penusuk √ √ √
6 Bengkok √ √ √
Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi data √ √ √
sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Menempatkan alat di dekat √ √ √
pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai √ √ √
pendekatan terapeutik
2 Cek identitas klien dengan √ √ √
gelang pasien
3 Menjelaskan tujuan dan √ √ √
prosedur tindakan pada
keluarga/klien
4 Memberikan kesempatan √ √ √
bertanya
5 Menanyakan kesiapan klien √ √ √
sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1 Menjaga privacy klien √ √ √
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Memakai sarung tangan √ √ √
4 Atur posisi pasien senyaman √ √ √
mungkin
5 Pastikan alat bisa digunakan √ √ √
6 Pasang stik GDA pada alat √ √ √
glukometer dan otomatis Alat
glukometer akan hidup
7 Mengurut jari yang akan √ √ √
ditusuk (darah diambil dari
salah satu ujung jari telunjuk,
jari tengah, jari manistangan
kiri / kanan)
8 Desinfeksi jari yang akan √ √ √
ditusuk dengan kapas alkohol
9 Menusukkan lanset di jari √ √ √
tangan pasien, dan
biarkandarah mengalir secara
spontan
10 Tempatkan ujung strip tes √ √ √
glukosa darah (bukan
diteteskan ) secara otomatis
terserap ke dalam strip
11 Menutup bekas tusukkan lanset √ √ √
menggunakan kapas alkohol
12 Alat glukometer akan berbunyi √ √ √
dan bacalah angka yangtertera
pada monitor
13 Keluarkan strip tes glukosa √ √ √
dari alat monitor
14 Matikan alat monitor kadar √ √ √
glukosa darah
Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan √ √ √
2 Berpamitan dengan klien √ √ √
3 Membereskan alat-alat √ √ √
4 Melepas sarung tangan √ √ √
5 Mencuci tangan √ √ √
6 Mencatat kegiatan dalam √ √ √
lembar catatan keperawatan
Total 31 31 32
Presentase 91,1 91,1 94,1
% %
Presentase Akhir 92,1
%
A. OUTPUT
1. Mutu Asuhan Keparawatan ( ABC)
Hasil penilaian mutu pelayanan dari instrumen A, B, dan C di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas selama hasil observasi bulan Maret
2023 :
Tabel 2.55
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A, B, C) di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas periode Maret 2023
No Instrumen Tercapai Rata rata
1 Instrumen A 88%
2 Instrumen B 83 % 83,6%
3 Instrumen C 80,25%
b. Kajian Data
Tabel 2.56 Situasi Pasien di Ruang Wijayakusuma Periode
taggal 1-23 Maret 2023
Keterangan Maret Total
2023
Jumlah pasien 95 95
dirawat
Jumlah pasien 73 73
keluar
Sembuh 73 73
Meninggal 0 0
Jumlah hari lama 241 241
rawat pasien keluar
Sumber : Data Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas tahun 2023
Tabel 2.57 Efisiensi Ruang Wijayakusuma
Periode 1-23 Maret 2023
Rata –
Indikator Maret 2023
rata
BOR 62,5 % 62,5 %
Av LOS 4 4
TOI 1 1
BTO 2,2 2,2
Sumber : Data Ruang RSUD Banyumas tahun 2023
Analisa :
Jika dilihat dari BOR bulan maret 2023 pada ruang Wijayakusuma
termasuk ideal yaitu menurut DepKes RI dikatakan ideal jika 60 – 80
%. Av Loss (lama rata-rata hari keperawatan) pasien di Ruang
Wijayakusuma selama bulan Maret 2023 adalah 4 hari selama 1 bulan
tidak ideal, karena menurut DepKes RI idealnya adalah 6-9 hari. TOI
(lama rata-rata 1 tempat tidur kosong) di Ruang Wijayakusuma 1 hari
selama sebulan ideal, menurut DepKes RI ideal TOI adalah 1-3 hari.
BTO atau frekuensi pemakaian tempat tidur di Ruang selama periode
1-23 maret adalah 2 tempat tidur tidak ideal, menurut DepKes RI
Idealnya 40-50 tempat tidur.
BAB III
PERENCANAAN
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah proses managemen keperawatan di ruang
Wijayakusuma diperoleh seperti terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tema Analisa Data Presentase Kategori Rata-
rata
SP2KP Meeting Morning 65 % baik
Timbang Terima 65 % baik
Pre Conference 77 % baik
Post Conference 55 % Cukup
- Alat Peraga (0)
Pelaksanaan tugas kepala ruang 100% Sangat baik
Pelaksanaan tugas ketua tim 90% Sangat baik
Pelaksanaan tugas perawat pelaksana 100% Sangat baik
B. Prioritas Masalah
Tabel
Prioritas Masalah
Di Ruang RSUD Banyumas
Masalah C A R L Total Prioritas
Pengurangan resiko jatuh (50 %) 3 3 4 4 144 2
Kepatuhan 5 momen hand hygine 3 3 5 5 225 1
(44%)
Post conference (55%) 2 2 5 5 100 3
Identifikasi Pasien (75%) 2 2 3 3 36 4
C. Analisa SWOT
Masalah 1: Pengurangan resiko jatuh (50 %)
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Perawat belum melakukan
ketua tim dan perawat pelaksana asessmen awal dan/atau asesmen
yang sudah mempunyai ulang resiko jatuh pada semua
pengalaman kerja yang cukup pasien
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan 2. Belum optimalnya pemasangan
D3 keperawatan penanda risiko jatuh pada gelang
3. Tersedianya fasilitas untuk pasien dan di tempat tidur pasien
penandaan resiko jatuh 3. Belum optimalnya edukasi kepada
4. Tersedia SPO penatalaksanaan pasien dan/atau keluarga pasien
resiko jatuh terkait resiko jatuh
5. Terdapat bed dengan safety rail
EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari management dalam 1. Lakukan asessmen awal dan 1. Lebih mengoptimalkan penilaian
pelaksanaan pasien resiko jatuh asessmen ulang untuk pelaksanaan risiko jatuh
2. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian lembar 2. Mengoptimalkan management
mencukupi penilaian resiko jatuh dan risiko jatuh pada pasien
3. Kemampuan perawat untuk pemberian penanda resiko jatuh 3. Sosialisasikan tentang patient
memahami pentingnya melakukan 2. Ajak perawat untuk memasang safety serta identifikasi pasien
pengisian lembar penilaian resiko tanda resiko jatuh di tempat tidur beresiko.
jatuh dan pemberian penanda resiko pasien yang sudah disediakan
jatuh
3. Ajak perawat untuk mengedukasi
kepada pasien dan keluarga pasien
terkait resiko jatuh
4. Evaluasi terkait pemberian label
pada pasien resiko jatuh
THREATENING 5. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
1. Pasien tidak tahu perawatan 1. Tingkatkan kualitas pelayanan 1. Berikan informasi kepada perawat
secara mandiri terkait penyakit rumah sakit dengan menurunkan mengenai pentingnya penandaan
2. Peningkatan resiko jatuh angka risiko jatuh pada pasien risiko jatuh pada gelang pasien
3. Tuntutan pasien akan 2. Edukasi terkait perawatan penyakit dan tempat tidur pasien
keselamatan dan kenyamanan dan resiko jatuh 2. Observasi kelengkapan pengisian
dalam proses keperawatan lembar resiko jatuh pada setiap
rekam medis pasien
Masalah 2:Kepatuhan 5 momen hand hygine
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Tersedianya wastafel, sabun cuci Perawat kurang sadar sehingga tidak
tangan, handuk cuci tangan sekali
melakukan cuci tangan sesuai dengan 5
pakai dan juga handrub.
2. Terdapatnya poster 6 langkah cuci Moment Cuci Tangan
tangan disamping wastafel dan di
dekat semua handrub
3. Sebagian besar perawat sudah
EKSTERNAL mendapatkan pelatihan dari PPI
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Peningkatan resiko infeksi karena Sosialisasikan kembali tentang 6 1. Selalu mengingatkan perawat
belum optimalnya kepatuhan 5 momen langkah cuci tangan yang benar dalam untuk melakukan 5 momen
hand hygiene 5 moment kebersihan tangan.
2. Sosialisasikan dampak tidak
terlaksananya 5 moment cuci
tangan
Masalah 3: Post Conference
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Jarang terlaksannya kegiatan post
ketua tim dan perawat pelaksana conference pada setiap shift
yang sudah mempunyai 2. Kurangnya kesadaran melakukan
pengalaman kerja yang cukup post conference
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan
D3 keperawatan
3. Tersedianya fasilitas untuk post
conference
4. Telah tersedianya tempat untuk
dilakukan post conference di
ruangan
5. Tersedia SPO Post conference
EKSTERNAL 6. Adanya SDM lulusan S1
sebanyak 6 orang dan D3
sebanyak 10 orang yang terampil
dan mengerti tentang pelaksanaan
post conference
EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
5. Dukungan dari management dalam 2. Lakukan asessmen awal dan 4. Lebih mengoptimalkan penilaian
pelaksanaan Identifikasi Pasien asessmen ulang untuk pelaksanaan risiko jatuh
6. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian Identifikasi 5. Mengoptimalkan management
mencukupi pasien di SIM. risiko jatuh pada pasien
7. Kemampuan perawat untuk 3. Ajak perawat untuk menanyakan 6. Sosialisasikan tentang patient
memahami pentingnya melakukan identifikasi pasien dan safety serta identifikasi pasien
identifikasi pasien agar tidak mencocokan di gelang pasien. beresiko.
adanya kesalahan ketika melakukan 4. Ajak perawat untuk mengisi
tindakan. dokumentasi di SIM
5. Evaluasi terkait pemberian label
pada pasien resiko jatuh
THREATENING 6. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
4. Pasien tidak tahu perawatan 3. Tingkatkan kualitas pelayanan 3. Berikan informasi kepada perawat
secara mandiri terkait penyakit rumah sakit dengan melakukan mengenai pentingnya
5. Pasien tidak tau obat apa yang identifikasi pasien sesuai sop dan Mengidentifikasi pasien dan
diberikan perawat mendokumentasikan. mendokumentasikan.
6. Tuntutan pasien akan 4. Observasi kelengkapan pengisian
keselamatan dan kenyamanan identifikasi pasien.
dalam proses keperawatan
D. POA
Masalah Sub masalah Prioritas Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran Penanggung
jawab
SKP Pencegahan 2 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan ketua ruang, Selasa, 28 Semua Vita
resiko jatuh pencegahan resiko jatuh dan team standar keselamatan Maret 2023 perawat di Cahyaningsih
(50) 50% (dari 50% menjadi pasien ruang Wijaya
100% dengan kriteria Kusuma
hasil : 2. Mencari litertur untuk
1. Assesment mengurangi resiko jatuh pasien
resiko jatuh terisi
3. Menyediakan sarana
2. Perawat mau (memberikan tanda untuk pasien
mengaplikasikan dengan indikasi resiko jatuh
kembali dengan menggunakan tanda
pengidentifikasian resiko jatuh berupa tanda segitiga
resiko jatuh berwarna kuning dan stiker fall
risk di gelang identifikasi pasien )
3. Memasang safety
rail untuk bed 4. Melakukan sosilisasi kepada
yang terdapat perawat tentang pentingnya
safety railnya mengurangi resiko jatuh pada
pasien terindikasi resiko jatuh
5. Melakukan roleplay tindakan
untuk mengurangi resiko jatuh
(memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga kuning,
memberi stiker fall risk pada
gelang identifikasi pasien,
memasang pengaman tempat
tidur pasien, mengunci roda
tempat tidur mendekatkan
barang-barang berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering )
6. Memberikan kesempatan perawat
diruangan untuk mengaplikasikan
tindakan untuk mengurangi resiko
jatuh (memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga kuning
dan memberi stiker fall risk pada
gelang identifikasi pasien,
memasang pengaman tempat
tidur pasien, mengunci roda
tempat tidur, mendekatkan
barang-barng berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering)
7. Monitor perawat dalam tindakan
mengurangi kejadian resiko jatuh
8. Observasi tindakan perawat untuk
penanganan pasien resiko jatuh
9. Observasi kelengkapan dokumen
penilaian resiko jatuh di setiap
rekam medis pasien
10. Evaluasi dan dokumentasi
tindakan perawat dalam
penanganan resiko jatuh
PPI Kepatuhan 5 1 Meningkatkan Kepatuhan 1. Koordinasi dengan ketua ruang, Semua Amelia
moment hand 5 moment hand dan team standar keselamatan perawat di wardah
hygine (44%) hygine56% (dari 44% pasien ruang
menjadi 100%) dengan 2. Mencari literatur terkait 5 wijayakusuma
kriteria hasil : momen cuci tangan
3. Menyediakan sarana cuci
1. Petugas tangan (handwash, tisu
melakukan kering)
moment ke 1 ( 4. Melakukan sosialisasi kembali 5
sebelum kontak momen cuci tangan
dengan pasien) 5. Observasi perawat dalam
2. Petugas melakukan 5 momen cuci
melakukan tangan
moment ke 2 (
sebelum melakukan 6. Evaluasi dan dokumentasi
tindakan aseptik) observasi pelaksanaan 5 momen
3. Petugas melakukan cuci tangan
momen ke 3
(sesudah terkena
cairan tubuh pasien)
4. Petugas
melakukan momen
4 (setelah kontak
dengan pasien)
5. Petugas melakukan
moment ke 5 (
setelah kontak
dengan lingkungan
pasien)
S2KP Post 3 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Kepala Ruang Semua Fitri Dian
Conference pelaksanaan Post tentang masalah yang ditemukan perawat di Kumala
55,56%, Confrence 45,5% (dari 2. Cari literatur dan SOP Post ruang
54,5% menjadi 100%) Conference Wijayakusuma
dengan kriteria hasil : 3. Persiapkan sarana untuk post
1. post conference conference yaitu SOP post
dilakukan setiap conference yang disesuaikan
menjelang akhir oleh ruangan
shift 4. Sosialisasikan SOP post
2. Post Conference conference ke perawat
dibuka oleh perawat ruangan
primer/katim dengan 5. Rolplaykan pelaksanaan SOP
salam dan doa post conference ke perawat
3. Perawat primer/katim ruangan dalam melakukan tujuan
melakukan klarifikasi post conference, anggota
menjelaskan
kepada pasien sebelum hasil tindakan, memberikan
dilakukan operan jaga reinforcement, dan menyimpulkan
berikutnya hasil post conference
Perawat primer/katim 6. Motivasi perawat pelaksanaan
menutup post post conference
conference dengan doa 7. Berikan kesempatan untuk
setelah dari pasien perawat ruang untuk melaksanaan
SOP post conference dalam
tujuan post conference, anggota
menjelaskan hasil tindakan,
memberi reinforcement, dan
menyimpulkan hasil post
conference
8. Melakukan observasi terhadap
perawat ruangan dalam
melakukan post conference
Mereview pelaksanaan post
conference Evaluasi kegiatan post
conference
SKP Identifikasi 4 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Kepala Ruang Semua Eviyanti
Pasien (75%) Identifikasi Pasien 25% tentang masalah yang ditemukan perawat di Khasanah
(dari 75% menjadi 100%) 2. Cari literatur dan SOP Identifikasi ruang
dengan kriteria hasil : Pasien Wijayakusuma
1. Selalu menanyakan 3. Persiapkan sarana
terlebih dahulu kepada mengidentifikasi pasien
pasien tentang identitas 4. Sosialisasikan SOP
“Nama” dan setelah itu Identifikasi Pasien ke perawat
ruangan
mencocokan 5. Rolplaykan pelaksanaan SOP
dengan gelang Identifikasi Pasien ke perawat
pasien. ruangan dalam melakukan tujuan
2. Perawat melakukan Identifikasi Pasien
dokumentasi/ mengisi
SIM