Anda di halaman 1dari 120

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG WIJAYAKUSUMA RSUD


BANYUMAS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 29
Vita Cahyaningsih (2211040102)
Amelia Wardah (2211040153)
Eviyanti Khasanah (2211040192)
Fitri Dian Kumala (2211040161)
Hauzan Fadhil (2211040132)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
biopsiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada
paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan,
dilakukan melalui proses pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhi
kebutuhan dasar manusia, penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengevaluasian. Seluruh proses diatas
disebut proses keperawatan Perawat sebagai salah satu profesi yang berperan
penting dalam penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian dari integral dari
pelayanan kesehatan yang mempunyai konstribusi yang sangat menentukan
kualitas pelayanan rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk peningkatan
pelayanan rumah sakit juga diikuti upaya peningkatan profesionalitas dan
kualitas pelayanan keperawatan.

Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu


dilakukan pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan, sehingga
menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan
dihargai keprofesionalannya yang dapat dicapai melalui penerapan sistem
manajemen keperawatan. Penerapan sistem manajemen keperawatan
membutuhkan kemampuan manajerial yang tangguh dimana dapat dimiliki
melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan keterampilan
melalui bangku kuliah yang harus dilalui lewat pembelajaran di lahan praktik.
Praktek klinik adalah bagian penting dalam pendidikan keperawatan
dengan tujuan utama menghasilkan perawat yang percaya diri, kompeten,
memiliki konsep diri yang sehat, berkomitmen melakukan asuhan keperawatan
yang berpusat pada klien, dan menjadi pembelajar mandiri (Levett Jones et al.,
2015). Mahasiswa sarjana keperawatan di Indonesia melaksanakan praktek
klinik setelah menyelesaikan program sarjana yaitu selama pendidikan profesi
baik di rumah sakit maupun di komunitas. Pelayanan kesehatan paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat sehingga baik rumah sakit milik pemerintah
maupun swasta, selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada pasien dan keluarganya melalui penyediaan peralatan pengobatan,
tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas pendukung lainnya seperti
tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotek dan sebagainya. ( Supriyanto
dan Ernawati. 2010).

Kegiatan praktik klinik keperawatan ini bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan dan kemandirian kami mahasiswa profesi ners dalam melakukan
praktik management dalam penerapan model Metode Asuhan keperawatan
Profesional (MAKP) dengan model keperawatan Tim dapat di terapkan di
ruang keperawatan.

Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan


melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan
Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan


perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana
strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun
langkah-langkah perencanaan, melakukan pengawasan dan pengendalian
(Nursalam, 2000). Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah
focus pada sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari
manajemen keperawatann untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas
pelayanann keperawatan, untuk kepuasaan pasien melalui penigkatan
produktifitas dan kualiatas keerja perawat (Nursalam, 2000).

Proses manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap – tahap


yaitu pengkajian ( kajian situasional ), perencanaan (strategi operasional),
implementasi dan evaluasi. Untuk menciptkan pelayanan yang berkualitas,
maka diperlukan berbagai sumber daya yang dapat mendukung system
pelayanan kesehatan. Dengan adanya system pengelolaan yang baik,
kemungkinan untuk terwujudnya suatu pemanfaatan atau pemberdayaan segala
sumber daya yang ada secara optimal.

Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa dilakukan


dengan pembelajaran akademik maupun di lahan praktik. Melalui praktik
tersebut diharapkan mahasiswa dapat melakukan pendekatan melalui
manajemn keperawatan di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen selama 3 minggu di Ruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas, mahasiswa Ners mampu memahami
manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana prasarana maupun mutu
pelayanan keperawatan dalam tatanan klinik dan Mahasiswa Ners mampu
mengaplikasikan kemampuan managerial untuk meningkatkan mutu serta
kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi masalah manajemen keperawatan di Ruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas

b. Mengaplikasikan Standar manajemen di Ruang Wijayakusuma RSUD


Banyumas.
Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa Ners UMP di Ruang HCU RSUD Banyumas.

C. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik manajemen mahasiswa profesi pendidikan
Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari tanggal 20 Maret – 8 April
2023.

D. Cara Pengkajian
Pengumpulan data pengkajian di Ruang Wijayakusuma RSUD
Banyumas dilakukan dengan cara:

1. Angket/kuesioner

Kegiatan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada


pasien, kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang ada di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas, yang berisi tentang mutu asuhan
keperawatan yang terdapat di ruangan

2. Wawancara

Kegiatan dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada


pasien, yang berada di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas mengenai
proses pelayanan perawat terhadap pasien.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi dilakukan dengan


cara melihat dokumen-dokumen yang terdapat di ruangan tentang data
pasien, inventaris ruangan, Standar Operasional Prosedur (SOP), profil RS
dan ruangan, serta sensus harian pasien.

4. Observasi

Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan cara


melihat langsung tentang kondisi fisik ruangan, barang-barang inventaris,
proses Pemberian asuhan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, meeting morning, pre-post conference dan
operan jaga yang dilakukan di ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

E. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit

a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan


pelaksanaan SP2KP.

b. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan


pelaksanaan SKP.

c. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan


pelaksanaan PPI

d. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.

2. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat khususnya


diruang Wijayakusuma RSUD Banyumas, sehingga dapat mengelola
manajemen ruang dan asuhan keperawatan pada pasien.

b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP, SKP dan


PPI ddi ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan


SP2KP, SKP dan PPI di ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,


Threat) dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).

F. Peserta

Mahasiswa praktik manajemen di Ruang Wijayakusuma RSUD


Banyumas adalah mahasiswa program ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto angkatan 2022/2023. Nama anggota kelompok yang melakukan
praktek di Ruang Wijayakusuma, meliputi :

Ketua : Hauzan Fadhil S.Kep


Wakil Ketua : Eviyanti Khasanah S.Kep
Bendahara : Amelia Wardah S.Kep
Sekertaris I : Fitri Dian Kumala S.Kep
Sekertaris II : Vita Cahyaningsih S.Kep
G. Kategori Penilaian
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto yang akan diberikan pada
masing-masing komponen instrumen pengumpulan data. Kategori penilaian ini
digunakan untuk menentukan nilai atau analisa yang terbagi dalam 5 kategori
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang, dengan rentang nilai
sebagai berikut:
1. Kategori sangat baik = 81-100%
2. Kategori baik = 61-80%
3. Kategori cukup = 41-60%
4. Kategori kurang = 21-40%
5. Kategori sangat kurang = 1-20%
Adapun kelompok menyepakati masalah yang akan diangkat berdasarkan:
1. Nilai <60%
2. Nilai mutlak 100% meliputi :
a. Identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Pemberian obat melalui intravena
3. Nilai Kritis
Pada SOP yang tidak dilakukan di Ruang Wijayakusuma yang merupakan
intervensi penting perlu diperhatikan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN DATA

A. Profil dan Gambaran Umum RS


1. Visi, Misi, Motto, Filosofi Rumah Sakit
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang bermutu tinggi, seimbang dan
komprehensif
b. Misi
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang
kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau bagi
masyarakat.
1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang
kesehatan yang seimbang, komprehensif dan terintegrasi,
2) Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
3) Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait
c. Filosofi
Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami
d. Motto
Rumah Sakit Umum Banyumas memberikan Pelayanan Terbaik yang
“CEMERLANG” (Cepat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah, Lancar,
Aman, Nyaman, Gairah).
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Gawat Darurat (IGD)
b. Pelayanan Rawat Jalan
1) Klinik Umum/General Check Up
2) Klinik Spesialis Bedah Umum
3) Klinik Spesialis Bedah Ortopedi
4) Klinik Spesialis THT-KL
5) Klinik Spesialis Urologi
6) Klinik Spesialis Bedah Syaraf
7) Klinik Spesialis Kebidanan, Kandungan, dan Laktasi/KB
8) Klinik Spesialis Kulit Kelamin
9) Klinik Spesialis Syaraf
10) Klinik Gigi dan Mulut
11) Klinik Gigi Spesialis Protodonsi
12) Klinik Spesialis Bedah Mulut
13) Klinik Spesialis Gizi Klinis
14) Klinik Spesialis Anak dan Tumbuh Kembang Anak
15) Klinik Geriatri
16) Klinik Jiwa
17) Klinik Spesialis Mata
18) Klinik Spesialis paru dan TB DOTS
19) Klinik Spesialis Bedah Anak
20) Klinik Spesialis Penyakit Dalam
21) Klinik Spesialis Jantung
22) Klinik Spesialis Onkologi
23) Klinik VCT
24) Pelayanan Operasi/Bedah
25) Pelayanan Hemodialisa
26) Pelayanan Pasien Thalasemia
27) Pelayanan Fisioterapi
28) Pelayanan Psikologi
29) Klinik VIP
c. Rawat Inap
1) Rawat inap umum
(a) Ruang Arjuna (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(b) Ruang Bima (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(c) Ruang Nakula (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(d) Ruang Sadewa (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(e) Ruang (Ruang Rawat Inap Bedah Laki-Laki)
(f) Ruang Dahlia (Ruang Rawat Inap Bedah Perempuan)
(g) Ruang Edelwais
(h) Ruang Flamboyan
(i) Ruang Gardena (Ruang Rawat Inap Kelas 1)
(j) Ruang Kantil (Ruang Rawat Inap Anak)
(k) Ruang Melati
(l) Ruang Teratai
(m) Ruang Seruni
(n) Ruang Permata Hati (Ruang Rawat Inap pasca persalinan)
(o) Wijayakusuma (Ruang Rawat Inap VIP)
2) Rawat unit khusus
(a) Instalasi Bedah Sentral
(b) Instalasi Gawat Darurat
(c) Intensive Care Unit
(d) Hight Care Unit
(e) Unit Stroke
(f) ICCU
(g) IMC
(h) PICU/HCU Anak
(i) HCU
(j) Kamar Bersalin
(k) Pelayanan jiwa terpadu
(l) Unit Thalasemia
(m) Perinatology
3) Pelayanan penunjang
(a) Instalasi laboratorium
(b) Instalasi radiologi
(c) Instalasi farmasi
(d) Instalasi teknologi informatika (ITI)
(e) Instalasi pemasaran P2CSR
(f) Instalasi gizi
(g) Instalasi sterilisasi sentral
(h) Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana RS
(i) Instalasi rehabilitasi medik (IRM)
(j) Instalasi sanitasi dan penyehatan lingkungan
(k) Instalasi rekam medis
(l) Pelayanan bina rohani,
(m) Pemulasaran jenazah
(n) Pelayanan transportasi (ambulance)
3. Ruang Rawat Inap Wijayakusuma
a. Profil Ruang Wijayakususma
Pelayanan rawat inap di rumah sakit adalah pelayanan kepada
pasien, untuk observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik,
rehabilitasi mental dan pelayanan kesehatan lainnya di ruang
Wijayakusuma rawat inap.
Ruangan Wijayakusuma pada awalnya merupakan ruangan VIP
dan kelas 1, tetapi semenjak bulan Maret kemarin diubah menjadi
ruangan VIP dan Kelas 2.
Ruang Wijayakusuma merupakan ruangan untuk perawatan
penyakit dalam. Ruang Wijayakusuma berada di lantai 1 tepatnya di
gedung paling barat di RSUD Banyumas. Ruang Wijayakusuma
adalah ruang rawat inap yang terdiri dari VIP sebanyak 12 tempat
tidur dan kelas 2 sebanyak 20 tempat tidur, terdapat 6 ruang kamar
jaga residen dan 1 tempat bed.
Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas memberikan pelayanan
prima terutama untuk jenis pelayanan standar VIP. Ruang
Wijayakusuma menyelenggarakan fasilitas pelayanan untuk pasien
BPJS dan Umum. Ruang Wijayakusuma menyediakan kapasitas 30
kamar.
Ruang Wijayakusuma dipimpin oleh 1 kepala ruangan (KARU)
yang dibantu oleh 2 ketua tim (KATIM), 18 perawat pelaksana (PP), 1
petugas administrasi, dan 1 transporter. Bentuk pelayanan
keperawatan yang ditetapkan di Ruang Wijayakusuma adalah Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP), dengan
metode yang digunakan Modular.
b. Struktur Organisasi Ruangan
DIREKTUR
dr. Dani Esti Novia

WADIR PELAYANAN
dr. Rudi Kristiyanto, Sp.B

KA INST RAWAT INAP


dr. Taufik Hidayanto, Sp.KJ

Wa Ka INST RAWAT
INAP
Supriyanto, S.Kep,Ns

Administrasi Tansporter KEPALA RUANG


Dina Khairani Sutarman Endang Hastowati S.Kep, Ns

KETUA TIM 1 PERAWAT SIAGA KETUA TIM 2


Tria Agus Setyowati, S.Kep., Ns Nur Istiqomah, S.Kep, Ns Ngasirotun J, S.Kep., Ns

PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT Anifatul Faizah, AMK
PELAKSANA Kartika Ardana S.Kep., Ns
Eti Rochimah AMK Riaka Tri I S.Kep., Ns
Retno Setiowati, S Si T Nur Janah S.Kep., Ns
Sri Handayani S.Kep., Ns Rizal Achmad N A.Md, Kep
Ermawati L S.Kep., Ns Fita Rizki A.Md, Kep
A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns Dyah Meitasari A.Md, Kep
Solikhun, Amd, Kep Bayu Andre S A.Md, Kep
Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns Ade Wahyu P E A.Md, Kep
Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns
Gambar 2.1
c. Denah Ruangan Wijayakusuma RSUD Banyumas
1 3 5 7 9 11 R. Perawat Kamar jaga 13 15 17 19 21 23. 25. res 27. res 29. res
Nurse station dokter
Kela s 2 res peny. saraf bedah
VIP
mata dalam anak
Pintu Pintu
depan
belakang
2 4 6 8 10 12 R. R. Dapur R. 16 18 20 22 24 26. 28. res 30. res
tindakan alat conferance
tempat urologi saraf
VIP medis
Gudang Kelas 2
R. bed
obat

Gambar 2.2
d. Fasilitas Pelayanan Ruang Perawatan
1) Fasilitas Petugas Kesehatan
a) Nurse Station
Kondisi nurse station kurang rapi karena banyaknya dokumen dan
arsip ruang Wijayakusuma yang tidak tertata. Nurse station
terletak ditengah kamar perawatan.
b) Kamar mandi
Kamar mandi ruang diskusi 1, kamar mandi petugas 1 diruang
perawat.
c) AC
2 Nurse Station dan 1 ruang obat.
d) Jam Dinding
2 jam dinding, di nurse station dan ruang perawat.
e) Telepon
Terdapat 1 telepon di ruang nurse station, dan 1 teleon antar ruang
pasien di nurse station.
f) Wastafel
Terdapat 2 wastafel berada di nurse station dan ruang tindakan.
2) Fasilitas pasien
a) Tempat Tidur
Terdapat 32 bed. Terdiri dari 12 di ruang VIP dan 20 diruang kelas
2
b) Kamar Mandi
Untuk kamar mandi sendiri setiap kamar ada 1.
c) Almari
Terdapat 37 almari kecil.
e. Profil Tenaga Keperawatan
1) Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan tenaga Perawat di
Ruang Wijayakusuma :
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan studi dokumentasi
didapatkan data Pendidikan formal perawat di Ruang Wijayakusuma
sebagai berikut :
Table 2.1 Distribusi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di
Ruang Wijayakusuma
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
1. Endang Hastowati S.Kep, Ns KARU NERS M.Karu
2. Tria Agus Setyowati, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS
3. Ngasirotun J, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS
4. Sri Handayani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
5. Ermawati L S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
6. Retno Setiowati, S Si T PJ DIV BTCLS
7. Eti Rochimah AMK PJ DIII BTCLS
8. Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
9. Anifatul Faizah, AMK PJ DIII BTCLS
10. Fita Rizki A.Md, Kep PJ DIII BTCLS
11. Nur Janah A S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS
12. A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
13. Solikhun, Amd, Kep AN DIII BTCLS
14. Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
15. Kartika Ardana S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
16. Riaka Tri I S.Kep., Ns AN NERS BTCLS
17. Rizal Achmad N A.Md, Kep AN DIII BTCLS
18. Dyah Meitasari A.Md, Kep AN DIII BTCLS
19. Bayu Andre S A.Md, Kep AN DIII BTCLS
20. Ade Wahyu P E A.Md, Kep AN DIII BTCLS
Sumber : jadwal dinas ruang Wijayakusuma bulan maret 2023
B. Kajian Manajemen Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (MAN)
a. Perawat
1) Kuantitas
a) Kajian Teori
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologis, sosial, spritual yang ditunjukkan pada inidividu,
keluarga, dan masyarakat.
Keberhasilan suatu organisasi rumah sakit sangat tergantung
pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur
karyawan atau tenaga perawat dengan sistem, struktur organisasi,
teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah
disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu
organisasi. Oleh karena itu penetapan SDM di Rumah Sakit dalam hal
ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan adalah, proses membuat perencanaan untuk menentukan
berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu
ruangan tiap shiftnya. Untuk keperluan itu, beberapa ahli telah,
mengembangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada
saat ini cukup, kurang atau berlebih.
b) Menurut Gillies (1994)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut :

[𝑇𝑃 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑥𝑗𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 /ℎ𝑎𝑟𝑖 ]
atau
𝐴𝑋𝐵𝑋 365
[𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡(𝑇𝑃) = ]
(365 − 𝐶)𝑋𝐽𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan :
TP :Tenaga perawat
A :Jam efektif /24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien.
B : Sensus harian = BOR x jumlah tempat tidur.
C : Jumlah hari libur.
Prinsip perhitungan Gilles adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
adalah:
 Waktu keperawatan langsung (rata-rata 4-5/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah :
- Keperawatan mandiri/self care = ¼ x 4 = 1 jam
- Keperawatan partial/partial care = ¾ x 4 = 3 jam
- Keperawatan total/total care = (1-1,5) x 4 = 4 – 6 jam
- Keperawatan intensif/ intensif care = 2 x 4 = 8 jam
 Waktu perawatan tidak langsung
- Menurut RS detrolit (Gilles, 1994) = 38 menit/klien/hari
- Menurut wolfed an young = 60 menit/klien/hari = 1
jam/hari/klien
 Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15
menit/hari/klien = 0,25/jam/hari/klien
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu
(kalau hari kerja efektif 6 hari hari maka 40/6 = 6,6
dibulatkan menjadi 7 jam/hari, kalau hari kerja efektif 5
hari maka 40/5
= 8 jam/hari.
c) Menurut Douglas (1994)
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 1
unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing masing
kategori mempunyai nilai standar/shiftnya. Identifikasi jumlah pasien
berdasarkan ketergantungan dengan panduan.
Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai dengan
kebutuhan, dengan format klasifikasi menurut derajat ketergantungan.
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap
keperatawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut ;
 Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam per 24 jam,
dengan kriteria :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
 Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam per 24 jam
dengan kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Folley catheter/intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
 Perawatan maksimal atau memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
- Segalanya diberikan / dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction.
- Gelisah / disorientasi.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat


Ketergantungan Pasien
Tingkat ketergantungan Kebutuhan tenaga perawat
pasien Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Partial 0.27 0.15 0.10
Total 0.36 0.30 0.20

d) Menurut Depkes (2001)


Beberapa model pendekatan pendapat yang dilakukan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah:
 Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI, rata-rata jam
keperawatan ialah:
- Bedah 4 jam/hari/klien
- Penyakit dalam 3.5 jam/hari/klien
- Gawat 10 jam/hari/klien
- Kebidanan 2.5 jam/hari/klien
- Pasien anak 4.5 jam/hari/klien
 Berdasarkan tingkat ketergantungan jumlah jam perawatan
menurut Depkes:
1) Askep minimal 2 jam
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengwasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2) Askep sedang 3.08 jam
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3) Askep agak berat 4.15 jam
- Sebagian besar aktivitas dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4jam sekali
- Terpasang folly cateter, intake output dicatat
- Terpasang infus
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
4) Askep berat 6.16 jam
- Segala aktivitas diberikan perawat
- Posisi tidur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, terapi intravena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah:
1) Jumlah perawat yang tersedia:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
2) Loss day
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
3) Non nursing job
Jumlah perawat yang tersedia + (loss day x 25%)
4) Faktor koreksi
Loss day + non nursing job
5) Jumlah tenaga perawat
Tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi
e) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian data jumlah pegawai di Ruang
Wijayakusuma ini adalah 23 orang, dengan rincian 1 orang kepala
ruang, 2 orang ketua tim, 17 orang perawat pelaksana, 2 orang perawat
siaga, 1 orang dibagian administrasi dan 1 transporter. Dari jumlah
tersebut, dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu:
 Shift pagi: 1 KARU, 2 KATIM, 2 PJ, 1 PP
 Shift sore: 2 PJ, 2 PP
 Shift malam: 2 PJ, 2 PP
 Lepas: 2
 Libur: 2
 Cuti: 1
Perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah
kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana dan administrasi.
Kapasitas tempat tidur di Wijayakusuma adalah 32 tempat tidur
dengan tipe kelas VIP dan 2. Berikut ini adalah perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga di ruang Wijayakusuma:
Akumulasi jumlah pasien di tanggal 23 Maret 2023 setelah penerbitan
SK bahwa ruang Wijayakusuma dibagi menjadi 2 kelas yaitu tipe
kelas VIP dan kelas 2 :
Jumlah perawat yang tersedia menurut Depkes di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas

Rata-rata pasien perhari = 460 : 23 = 20

a. Jumlah perawat yang tersedia


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

20𝑥 3,5
= 7

70
= 7

= 10 perawat
b. Loss day
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+𝑐𝑢𝑡𝑖+ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟)𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

(52+12+16) 𝑥 10
= 285

80 𝑥 10
= 285

= 2,8
=3
c. Non nursing job
= ( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 )𝑥 25%
= ( 10+ 3) x 25%
= 3,25
=4
d. Faktor koreksi
= 3+ 4
=7
e. Jumlah tenaga perawat
= Tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi
= 10+ 7
= 17
Analisa : berdasarkan perhitungan data menurut DepKes RI di Ruang
Wijayakusuma membutuhkan 17 perawat. Pada saat ini di Ruang
Wijayakusuma terdapat 23 perawat dengan 1 orang kepala ruang, 2
orang ketua tim, 17 orang perawat pelaksana, 2 orang perawat siaga.
Jumlah tenaga perawat yang diperlukan di Ruang
Wijayakusuma menurut Dougles
Menurut Douglas jumlah tenaga perawat keseluruhan ditambah 1/3
ssehingga perhitungannya pda tabel berikut:
Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 1
Tanggal 21 Maret 2023

Pagi Siang Malam


Minimal care 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
Partial care 0,27 x 26 = 7,02 0,15 x 17 = 2,55 0,10 x 21 = 2,1
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 7,02 2,55 2,1
Hasil 8 3 2
Tabel 2.4 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 2 Tanggal
22 Maret 2023

Pagi Siang Malam


Minimal care 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
Partial care 0,27 x 21 = 5,67 0,15 x 20 = 3 0,10 x 20= 2,0
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 5,67 3 2,0
Hasil 6 3 2

Tabel 2.5 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 3 Tanggal
23 Maret 2023

Pagi Siang Malam


Minimal care 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0,
Partial care 0,27 x 20 = 5,4 0,15 x 19 = 2,85 0,10 x 22 = 2,2
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 5,4 2,85 2,2
Hasil 6 3 3
Rata-rata hari 1,2,3 = 36/3 = 12= 12
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sehari sebanyak 12 orang , perawat libur atau
cuti adalah 1/3 x 12 = 4 . Sehingga keseluruhan tenaga perawat dalam sehari adalah
12
+ 4 = 16 perawat.
Analisa : berdasarkan kajian daa menggunakan perhitungan Douglas di Ruang
Wijayakusuma selama observasi 3 hari pada tanggal 21-23 Maret 2023
membutuhkan 16 orang perawat dalam satu hari. Pada saat ini di Ruang
Wijayakusuma terdapat 14 orang perawat yang bertugas dalam 1 hari sudah termasuk
1 kepala ruang dan 2 kepala tim dengan shift pagi (7-8 orang), shift siang (4orang),
shift malam (4orang). sehingga membutuhkan 2 perawat tambahan agar sesuai
dengan perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas.
Tabel 2.6 Tabel Jumlah tenaga perawat yang diperlukan di Ruang
Wijayakusuma menurut Gillies
Rata-rata jam Jumlah
Jumlah
No Bulan perawatan pasien BOR % tempat
Pasien
/hari tidur
1. Maret 460 4 62,5 % 32
Total 460 4 62,5 % 32
Rata-rata 460 4 62,5 % 32
Tenaga perawat
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
= (365−𝐶)𝑥 𝑗𝑎𝑚
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

4 𝑥 62,50 % X 32 𝑥 365
= (365−80) 𝑥 7

29.200
= 1995

= 14,63
≈ 15 orang
Analisa :
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Gillies di Ruang
Wijayakusuma, membutuhkan 15 perawat tiap hari. Pada saat ini di
Ruang Wijayakusuma terdapat 14 perawat sudah termasuk 1 kepala
ruang, dan 2 kepala tim. Pada shift pagi 6 perawat, siang 4 perawat, dan
malam 4 perawat. sehingga menurut Gillies tanaga perawap di ruang
Wijayakusuma kekurangan 1 perawat.
2) Kualitas
a) Kajian Teori
Keberhasilan organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur karyawan
yaitu tenaga perawat dengan sistem, struktur, organisasi, teknologi,
tugas, budaya kerja, dan lingkungannya. Hal-hal demikian dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
sumber daya yang cukup dengan kualitas yang tinggi dan profesional
sesuai dengan tugas fungsinya
b) Kajian Data
Hasil pengkajian yang telah di lakukan didapatkan staff
karyawan di Ruang Wijayakusuma sebagai berikut:
Tabel 2.7 Data Perawat di Wijayakusuma 2023
No Nama TMT PK Jabatan Pendidikan Pelatihan
1. Endang Hastowati, 1994 III KARU NERS M. Karu
S.Kep, Ns
2. Tri Agus Setyowati, 1998 III KATIM NERS BTCLS
S.Kep, Ns
3. Sri Handayani, S.Kep, 2019 III KATIM NERS BTCLS
Ns
4. Ermawati L, S.Kep, 2019 I PJ NERS BTCLS
Ns
5. Solikhun, Amd. Kep 2020 I AN DIII BTCLS
6. Retno Setiowati, S.Si 2008 II PJ DIV BTCLS
T
7. Arif Setyoko, STr, 2020 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
8. Efi Rochimah , AMK 2007 II PJ DIII BTCLS
9. A. Ismoyo Dewo, 2020 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
10. Tri Enji Stafiani, 2019 II PJ NERS BTCLS
S.Kep, Ns
11. Ngasirotun Jamilah, 2004 III KATIM NERS BTCLS
S.Kep, Ns
12. Anifatul Faizah, AMK 2009 II PJ DIII BTCLS
13. Kartika Ardana, 2019 I AN NERS BTCLS
S.Kep, Ns
14. Nur Istiqomah, S.Kep, 2022 I AN NERS BTCLS
Ns
15. Rizal Achmad 2019 I AN DIII BTCLS
Nurdiyanto, A.Md,
Kep
16. Riska Tri I, S.Kep, Ns 2021 I AN NERS BTCLS
17. Fita Rizki A, AMK 2014 II PJ DIII BTCLS
18. Dyah Meitasari, 2019 I AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
19. Bayu Andre Setiawan, 2022 II AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
20. Ade Wahyu Putri E, 2021 I AN DIII BTCLS
A.Md, Kep
21. Nur Janah Agustini, III PJ NERS BTCLS
S.Kep, Ns
22. Dina Khairani 2020 ADM S1
23. Sutarman 1989 TRP SMA

Analisa :
Setelah di observasi selama 3 hari di ruang Wijayakusuma tenaga
perawat sebagian besar adalah lulusan DIII yang berjumlah 8 orang dan 11
orang perawat yang berpendidikan S1 Ners. Sehingga kualitas tenaga
perawat dipengaruhi oleh faktor tingkat Pendidikan. Dimana diharapkan
bahwa perawat yang berpendidikan S1 Ners akan lebih dapat
mengkoordinasi sistem pelayanan rumah sakit dengan baik. Banyaknya
perubahan baik yang akan menimbulkan dampak baik bagi kemajuan
ruangan yang telah dikelola. Namun, pengalaman dengan lamanya bekerja
di RS dengan rata-rata pengalaman kerja lebih dari 10 tahun tersebut juga
dapat mempengaruhi pola pikir perawat untuk menciptakan perubahan baik
bagi ruangan tanpa dilihat dari sisi jabatan perawat tersebut.
b. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan Kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.
2) Kajian Data
- Data demografi pasien
Tabel 2.8 Jumlah pasien yang dirawat di Ruang
Wijayakusuma Berdasarkan Demografi Tanggal 1 Maret 2023

No. Kabupaten Jumlah Presentase (%)


1 Banyumas 299 65 %
2 Cilacap 89 19,35 %
3 Banjarnegara 38 8,26 %
4 Purbalingga 28 6,09%
5 Bandung 3 0,65%
6 Tegal 1 0,21%
7 Brebes 2 0,43%
Total 460 100%
Sumber
: hasil data tertulis dari ruang Wijayakusuma oleh mahasiswa ners UMP
Analisa : Berdasarkan data yang sudah di rekap dari Maret 2023
didapatkan hasil bahwa presentase pasien terbanyak berasal dari
kabupaten banyumas, yaitu 65% sedangkan presentase pasien paling
sedikit berasal dari kabupaten bandung, tegal, dan brebes.
 Data Kasus di Ruang Wijayakusuma
Tabel 2.9 Data Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul Di
Ruang Wijayakusuma (Tanggal 1 Maret 2023)
No Diagnosa Presentase %
1 Nyeri akut 40,9%
2 Hipertermia 22,72%
3 Ketidakstabilan kadar glukosa 9,09%
darah
4 Pola nafas 9,09%
5. Penurunan curah jantung 4,54%
6. Perfusi jaringan 9,09%
7. Diare 4,54%

Sumber : hasil data tertulis dari ruang Wijayakusuma oleh mahasiswa ners
UMP
Analisa : Berdasarkan studi dokumentasi yang didapatkan pada Rekam Medik,
diagnose keperawatan paling banyak ditemukan yaitu nyeri akut dengan
presentasi 40,9%.

2. MONEY
a. Kajian Teori
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Menurut UU No 28 Tahun 2009, pendapatan asli daerah adalah


sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan
yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisah-pisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
b. Kajian Data

Berdasarkan hasil data subyektif di Ruang Wijayakusuma terdapat


beberapa sumber pendapatan rumah sakit umum daerah Banyumas, antara
lain :

1) Daftar Isian Proyek pemerintah pusat dari APBN.

2) Daftar Isian Kegiatan dari APBN.

3) Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan pelayanan


Rumah Sakit

4) Pendapatan rumah sakit : Tarif ruangan

Paket tarif harian meliputi akomodasi, jasa visit 1 dokter DPJP, asuhan /
tindakan keperawatan, jasa pelayanan BPJS, jasa pelayanan makanan. Di
luar pelayanan tersebut dikenakan tarif sesuai ketentuan.

Tabel 2.10 Tarif Ruang Wijayakusuma Rsud Banyumas


Periode 1 Maret 2023 – 23 Maret 2023
NO KELAS PAKET
1 VIP 500.000
2 Kelas 2 220.000
Sumber : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ruang Wijayakusuma 2023
Tabel 2.11 Laporan Pendapatan Total Ruang Wijaya Kusuma
Berdasarkan Payor
Periode 1 Maret 2023 – 23 Maret 2023
BPJS NON PBI Rp. 113,671,360,00
UMUM Rp. 22.533.984,00
TOTAL Rp. 136.205.344,00
Sumber : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ruang Wijaya Kusuma 2023
Analisa :

Berdasarkan system informasi manajemen rumah sakit ruang Wijaya Kusuma


pendapatan tertinggi di ruang Wijaya Kusuma diperoleh dari BPJS PBI yaitu Rp.
113.671.360,00, dan paling sedikit diperoleh dari Umum yaitu Rp. 22.533.98,00
3. MATERIAL (SARANA DAN PRASARANA)
a. Kajian Teori
Material terdiri dari bahan setengah jadi (row material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau
materi-materi sebagai alat atau sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki
(Kesmas, 2015).
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas
untuk mencapai tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan (Brantas, 2009).
Mebeler memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, atau
disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan
untuk melengkapi rumah, kantor, dan instansi rumah sakit. Mebeler adalah
istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat
mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di
permukaannya (Postell, 2009).
Terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi sebagai salah
satu sarana. Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
material yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis, spesifikasi) serta
pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas. Pengertian dan ruang lingkup standar yaitu:
1) Pengertian
Standar peralatan keperawatan adalah perawatan keperawatan yang
meliputi penentuan kebutuhan (jumlah jenis dan spesifikasi) serta
pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
2) Ruang Lingkup
Perawatan keperawatan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari
(a) Alat tenun
(b) Alat kesehatan
(c) Alat rumah tangga
(d) Alat pencatatan dan pelaporan keperawatan
Pengelolaan peralatan keperawatan yang meliputi: standar
perencanaan, standar pengadaan, standar distribusi, standar
penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian, standar
penghapusan dan standar pengawasan dan pengendalian.
(e) Jenis Standar
a) Standar 1 : alat tenun
(a) Pernyataan
Penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah,
jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang
memadai untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
(b) Rasional
Terpenuhinya kebutuhan alat tenun untuk mendukung
pelayanan keperawatan yang lebih efektif dan efisien.
(c) Kriteria Struktur :
- Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengelolaan alat
tenun.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat tenun di rumah
sakit.
- Adanya SOP/ protap penggunaan alat tenun.
- Adanya SOP/ protap pemeliharaan alat tenun.
- Adanya standar alat tenun yang meliputi jumlah, jenis,
dan
- spesifikasi.
- Adanya pedoman menghitung alat tenun.
- Adanya tempat penyimpanan alat tenun yang memadai.
- Adanya pengelolaan alat tenun.
(d) Kriteria Proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat tenun sesuai jumlah,
jenis dan spesifikasi.
- Menyusun rencana kebutuhan alat tenun sesuai beban
kerja dan jenis pelayanan.
- Pelaksanaan pendistribusian, pemeliharaan, dan
penyimpanan alat tenun sesuai SOP/ protap.
- Melaksanakan koordinasi antara bidang keperawatan
dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat tenun.
- Mengoptimalkan alat tenun menurut fungsi dan masa
pakai.
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan
alat tenun secara teratur dan berkala.
(e) Kriteria Hasil :
- Tersedianya alat tenun sesuai standar.
- Tersedianya dokumen meliputi jumlah, jenis,
spesifikasi, kondisi dan masa pakai alat tenun.
Tabel 2.12 Teori Kebutuhan Linen
No Nama barang Ratio
1 Gordyn 1:2
2 Baju perawat 1:5
3 Seprai besar 1:5
4 Manset dewasa 1:4
5 Topi 1:3
6 Penutup seprai 1:5
7 Piyama 1:5
8 Selimut wool 1:1
9 Selimut biasa 1:5
10 Seprai kecil 1 : 6-8
11 Sarung bantal 1:6
12 Sarung guling 1:3
13 Sarung kasur 1:1
14 Sarung buli buli panas 1:4
15 Sarung eskap 1 :4
16 Sarung windring 1 : 10
17 Sarung oksigen 1:3
18 Taplak meja 1:3
19 pasien Taplak 1:3
20 meja teras Vitrase 1:2
21 Tutup alat 1:2
22 Stik laken 1 : 6-8
23 Handuk 1:3
24 Waslap 1:5
25 Banak short 1:2
26 Handuk fontanin 1:5
27 Lap piring 1:4
28 Lap kerja 1:2
29 Masker 1:2
30 Duk 1:3
31 Duk lubang 1:3
Sumber : Depkes RI 2001
b) Standar 2: Alat keperawatan
(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi
jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
(b) Rasional:
Terpenuhinya alat keperawatan yang memadai untuk
mendukung pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
(c) Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat keperawatan dan
kebidanan di RS.
- Adanya SOP/Protap penggunaan alat keperawatan.
- Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat keperawatan.
- Adanya standar alat meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
keperawatan
- Adanya tempat penyimpanan alat keperawatan yang
memadai
(d) Kriteria proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat keperawatan sesuai
dengan jumlah, jenis dan spesifikasi
- Menyusun rencana kebutuhan alat keperawatan yang
meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
- Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan
penyimpanan alat keperawatan SOP
- Melaksanakan koordinasi antara bidang keperawatan
dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat untuk
pelayanan keperawatan.
- Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa pakai
sesuai dengan SOP
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan
alat keperawatan secara teratur dan berkala
(e) Kriteria hasil:
- Tersedianya alat keperawatan sesuai dengan standar
- Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan alat
tertentu, kondisi dan masa pakai alat keperawatan.
- Adanya daftar inventaris alat keperawatan ditiap unit
kerja secara teratur dan berkala.
- Alat keperawatan di ruang rawat inap umum dengan
kapasitas 11 kamar dengan 1 pasien per ruangan.
Tabel 2.13 Teori Kebutuhan Alat keperawatan
NO Nama Barang Ratio : Alat
1 Tensi meter 2 / Ruangan
2 Stetoskop 2 / Ruangan
3 Timbangan berat badan/ 1 / Ruangan
4 tinggi badan 2 / Ruangan
5 Irigator set 1 / Ruangan
6 Sterilisator 12 / Ruangan
7 Tabung oksigen 2 / Ruangan
8 Slym zuiger 2 / Ruangan
9 V C set 2 / Ruangan
10 Gunting verban 2 / Ruangan
11 Korentang dan semptung 2 / Ruangan
12 Bak instrumen besar 2 / Ruangan
13 Bak instrumen sedang 2 / Ruangan
14 Bak instrumen kecil 2 / Ruangan
15 Blas spuit 2 / Ruangan
16 Gliserin spuit 2 / Ruangan
17 Bengkok 1 Pasien : 2
18 Pispot 1 Pasien : 2
19 Urinal 2 / Ruangan
20 Set angkat jahit 5 / Ruangan
21 Set ganti balutan 5 / Ruangan
22 Termometer 1:1
23 Standar infus 1 Pasien : 4
24 Eskap atau ice bag 12 / Ruangan
25 Masker oksigen 12 / Ruangan
26 Nasal kanul 1 / Ruangan
27 Reflek hammer 1 / Ruangan
Sumber: Departemen Kesehatan RI Tahun 2001

c) Standar 3: Alat rumah tangga


(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga rawat inap baik dari
segi jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
rumah tangga yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
(b) Rasional:
Terpenuhinya kebutuhan alat rumah tangga rawat inap yang
memadai dalamupaya mendukung pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien.
(c) Kriteria Struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat rumah
tangga rawat inap
- Adanya mekanisme pengelolaan alat rumah tangga
rawat inap di RS.
- Adanya SOP penggunaan alat rumah tangga rawat inap.
- Adanya SOP pemeliharaan penggunaan rumah tangga
rawat inap.
- Adanya standar meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
alat rumah tangga rawat inap.
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat rumah
tangga rawat inap
- Adanya tempat penyimpanan alat rumah tangga rawat
inap yang memadai
Tabel 2.14 Teori Kebutuhan Alat Rumah Tangga

No Jenis barang Ratio


1 Kursi roda 2-3/ Ruangan
2 Lemari obat emergency 1 / Ruangan
3 Meja pasien 1:1
4 Over bed table 1:1
5 Standar infus 2-3 / Ruangan
6 Standar Waskom double 4-6 / Ruangan
7 Waskom mandi 8-12 / Ruangan
8 Lampu sorot 1 / Ruangan
9 Lampu senter 1-2 / Ruangan
10 Lampu kunci duplikat 1 / Ruangan
11 Nampan 2-3 / Ruangan
12 Tempat tidur 1:1
13 fungsional Tempat 1:2
14 tidur biasa Troli obat 1 / Ruangan
15 Troli balut 1 / Ruangan
16 Troli pispot 1 / Ruangan
17 Troli suntik 1 / Ruangan
18 Timbangan BB/TB 1 / Ruangan
19 Dorongan oksigen 1 / Ruangan
20 Piring makan 1:1
21 Piring snack 1:1
22 Gelas 1:1
23 Tatakan dan tutup 1:2
24 gelas Sendok 1:2
25 Garpu 1:2
26 Kran air 1:1
27 Baki 5 / Ruangan
28 Tempat sampah pasien 1:1
29 Tempat sampah besar 4 / Ruangan
30 tertutup Senter 2 / Ruangan
Sumber: Departemen Kesehatan RI Tahun 2001
d) Standar 4: Alat pencatatan dan pelaporan
(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan baik
dari segi jumlah dan jenisnya yang dapat menjamin
pelaksaan dan pelaporan dalam menunjang tercapainya
tujuan pelayanan keperawatan.
(b) Rasional:
Terpenuhinya alat pencatatan dan pelaporan yang
diperlukan dalam upaya mendukung pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien.
(c) Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
pencatatan dan pelaporan keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat pencatatan
pelaporan di RS
- Adanya petunjuk teknis pengisian alat pencatatan dan
pelaporan
- Adanya SOP/Protap penyimpanan alat pencatatan dan
pelaporan
- Adanya standar alat pencatatan dan pelaporan meliputi
jumlah, jenis dan spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
pencatatan dan pelaporan.
- Alat pencatatan dan pelaporan di ruang rawat inap
dengan kapasitas 30 orang pasien per ruangan.
b. Kajian
Data

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 1 hari (20 Maret


2023), berikut kami sampaikan hasil sebagai berikiut :
a) Data Alat Tenun
Tabel 2.15 Data Alat Tenun di Ruang Wijayakusuma
No Nama Jumlah Kondisi
1 Gaun gon 74 Baik
2 Baju Perawat 23 Baik
(Tindakan)
3 Celana perawat 26 Baik
4 kerudung 23 Baik
5 Perlak 31 Baik
6 Baju pasien 43\ Baik
7 Sarung guling 64 Baik
8 Sarung bantal 20 Baik
9 Sprei 60 Baik
10 Linen kotor 9
11 Stik Laken 109 Baik
12 Set(sprei,sarban, 39 Baik
sargul,selimut)
13 Gorden - Tidak ada
Sumber : observasi mahasiswa profesi ners UMP
Analisa Alat Tenun :
Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa semua kondisi alat
tenun masih dalam keadaan baik. Pasien mengeluhkan tidak ada
gorden penyekat yang ada diruang kelas 2

b) Data Alat Keperawatan


Tabel 2.16 Data Alat Keperawatan di Ruang
Wijayakusuma
No Nama Jumlah Kondisi
1 Tensimeter
31 Baik
-Tensimeter manual 3
-tensimeter digital Baik
2 Stetoskop 4 Baik
3 Timbangan
-Dewasa 1 Baik
-Bayi 1 Baik
4 Bak instrument besar 4 Baik
kecil 1
5 Bengkok - Baik
6 Pispot 32 Baik
7 Termometer digital 3 Kondisi baik 2,
rusak 1
8 Standar infus 32 Baik
9 Set ganti balut 2 Baik
12 Torniquet 4 Baik
13 Kursi roda 3 Baik
14 Troly obat 3 Baik
15 Kasur dekubitus 1 Baik
21 Safety box jarum/ 3 Baik
derigen
22 APAR 2 Baik
23 Oksigen portable 2 Baik
24 Tempat sampah 6 Baik
infeksius
25 Oxymetri 2 Baik
28 Glukotest 1 Baik
29 Kerangjang sampel 1 Baik
30 Tremos darah 1 Baik
Sumber : Observasi mahasiswa profesi Ners UMP

Analisa Alat Keperawatan : Berdasarkan hasil observasi


keadaan alat keperawatan dalam kondisi baik, kecuali
termometer terdapat 1 yang tidak berfungsi.
c) Data Alat Rumah Tangga
Tabel 2.17 Data Alat Rumah Tangga di Ruang
Wijayakusuma
No Nama Jumlah Kondisi
1 Over bed table 11 Baik
Meja pasien 32 Baik
2 Lemari obat emergency 1 Baik
3 Bed pasien 32 Baik
4 Standar infuse 32 Baik
5 Tempat sampah besar Tidak ada
tertutup - diruangan
- Infeksius
- Bersih
6 piring 45 Baik
7 Baskom 2 Baik
9 Lemari Linen 2 Baik
10 Lemari loker 4 Baik
11 Lemari RM 2 Baik
12 Etalase 2 Baik
14 Kursi Perawat 16 Baik
15 Jam dinding 20 Baik
16 Kursi Tunggu 32 Baik
17 Meja Tulis 2 Baik
18 Ember 31 Baik
Sumber : Observasi mahasiswa profesi Ners UMP
Aanalisa Alat Rumah Tangga : Berdasarkan hasil observasi
keadaan alat rumah tangga dalam kondisi baik.

d) Inventaris Daftar Mebeler

Tabel 2.18 Daftar Mebeler di Ruang Wijayakusuma RSUD


Banyumas

NO Jenis Alat/Fasilitas Jumlah Keterangan


Saat Ini
3 Meja kayu 4 Baik
4 Kursi busa 16 Baik
5 Troli stenlis 3 Baik
6 Almari obat 1 Baik
7 Rak piring 1 Baik
8 Tempat tidur pasien 32 Baik
9 Brangkar 1 Baik
10 Etalase 2 Baik
11 Meja pasien 32 Baik
12 Sofa perawat 4 Baik
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah
purwokerto2023

Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi alat mebeler di
Ruang Wijayakusuma dalam keadaan baik.
e) Inventaris Alat Elektronik

Tabel 2.19 Inventaris Alat Elektronik di Ruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas

Mutasi Ʃ
No. Nama Alat Ʃ awal Tambah Kurang Ket.
akhir
1 Kulkas 15 - - 15 Baik
2 AC 35 - - 35 Baik
Jam 20 - - 20 Baik
3
Dinding
4 Telepon 32 - - 32 Baik
5 TV 1 - - 1 Baik
Kipas - - - - Baik
7
Angin
8 Komputer 5 - - 5 Baik
9. Printer 2 - - 2 Baik
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners universitas
muhammadiyah purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas kondisi alat mesin di Ruang
Wijayakusuma dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi kebutuhan alat medis masing-masingpasien.
f) Tata Letak Ruang

Ruang wijayakusuma merupakan ruang perawatan kelas vip


dan kelas 2 mempunyai kamar berjumlah 32 kamar. Masing-masing
kamar vip mempunyai fasilitas yaitu 1 bed pasien, AC, tv, kulkas, 1
kursi penunggu, 1 meja pasien,1over bed table, 1 set sofa, 1 telfon, 1
tensi manual,1 sofa bed lipat, 1 jam dinding. Dan untuk kamar kelas 2
mempunyai fasilitas 2 bed pasien,2 meja pasien, 2kursi penunggu
pasien,1 AC, 1jam dinding. Sarana pendukung yang ada di Ruang
Wijayakusuma ada nurse station, dapur, kamar mandi, gudang, ruang
obat, ruang tindakan, ruang linen dan ruang conferens.
Analisa:
a) Ruang Nurse Station

Terletak di tengah antara kamar ruang vip dan kelas 2.


Pencahayaan pada siang dan malam hari cukup terang, sirkulasi
udara cukup baik terdapat AC. Penempatan alat kerja diruangan
sudah rapi namun akan lebih rapi bila memanfaatkan tempat atau
rak yang kosong untuk menyimpan barang-barang atau dokumen
sehingga memudahkan untuk pencarian.
b) Ruang tindakan
Terletak di tengah antara kamar ruang vip dan kelas 2, letak
penyimpanan dekat dengan ruang perwat dan kamar pasien.
Pencahayaan ruangan kurang sehingga memerlukan lampu saat
siang dan malam hari namun kondisi saat ini lampu yang
digunakan sudah cukup baik. Terdapat 2 etalase, 1 lemari, 1 kulkas,
di dalam ruangan tidak terdapat troli karena troli diletakan di depan
ruang tindakan, tidak dilengkapi alat-alat yang menunjang dan
tidak ada bed pasien sehinggatidak dapat mendukung untuk
tindakan.
c) Ruang Obat
Terdapat lemari khusus obat untuk masing-masing pasien
sehinggamemudahkan saat mencari dan mempersiapkan obat untuk
pasien. Terdapat etalase untuk meletakkan infus diletakkan sesuai
kamar pasien dan terdapat kulkas untuk penyimpanan obat.

4. MACHINE
a. Kajian Teori
Machine atau mesin adalah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Alat-alat yang akan digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan. Machine atau
mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
b. Kajian Data
Tabel 2.20 Daftar alat Mesin di Ruang
Wijayakusuma
No Nama Alat Jumlah Kondisi

1 Nebulizer 3 Baik

2 EKG 3 Baik

3 Suction 3 Baik

4 Syringe pump 5 Baik

5 Infus Pump 5 Baik

Sumber : Hasil observasi mahasiswa profesi Ners UMP


Analisa : Berdasarkan data di ruang Wijayakusuma kondisi mesin
yang berada di ruangan masih baik dan cukup memadai untuk
kebutuhan pasien.
5. METODE
a. Kajian Teori
a) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah suatu cara untuk membagi pekerjaan
yang ada di suatu unit perawatan kepada tenaga yang ada di unit
tersebut. Terdapat metode penugasan yang sering digunakan di ruangan
sebagai berikut :
1) Metode Fungsional
Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan terdiri dari
pemisahan tugas keperawatan yang terlibat di dalam setiap
perawatan pasien dan penugasan masing-masing anggota staf
keperawatan untuk melakukan satu atau dua fungsi bagi semua
pasien di sebuah unit.
Kelebihannya :
Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan untuk menjadi
sangat terampil di dalam melakukan satu atau dua tugas yang
merupakan spesialisnya.
Kekurangannya :
Perawatan setiap pasiennya dipilah pilah, tidak total sehingga
proses keperawatan sulit diterapkan dan perawat melihat askep
hanya sebagai ketrampilan saja.
2) Metode Tim
Konsep :
- Ketua tim adalah perawat yang berpendidikan luas dan
berpengalaman.
- Komunikasi efektif diperlukan untuk kelanjutan askep.
- Dokumentasi harus selalu divalidasi.
- Pelaksanaan metode tim harus fleksibel, dapat dilakukan pada
shift pagi, sore, malam.
Kelebihannya :
- Pelayanan keperawatan yang komprehensif.
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
- Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat di tekan
melalui rapat tim.
- Memberi kepuasan bagi anggota tim melalui hubungan
interpersonal.
Kekurangannya :
- Rapat tim memerlukan waktu.
- Tidak dapat dilakukan bila perawat belum terampil atau
berpengalaman.
- Pertanggunggugatan dalam tim tidak jelas.
3) Metode Primary
Metode penugasan utama bekerja baik di dalam sebuah
organisasi dengan staf perawat yang semuanya berijazah. Masing-
masing perawat diberikan seluruh tanggungjawab bagi
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perawatan pasien untuk
semua beban tugas kecil. Dalam metode ini, seorang perawat
bertanggung jawab dalam askep klien yang menjadi tanggung
jawabnya selama 24 jam terus-menerus dari datang sampai pulang.
Keperawatan tim merupakan sebuah metode penugasan perawatan
yang dimaksudkan
untuk menghasilkan sekelompok perawat professional, teknis dan
penyokong. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpenglaman serta punya pengetahuan di bidangnya.
4) Metode Modular
Metode modular adalah pengorganisasian pelayanan/askep
yang dilakukan perawat professional untuk sekelompok klien
semenjak masuk rumah sakit sampai pulang (tanggung jawab total).
Untuk metode ini perlu perawat yang berpengatuan, terampil, dan
punya kemampuan kepemimpinan. Keuntungan dan kerugian
metode ini merupakan gabungan metode primer dan tim.
b. Kajian Data :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
jumlah staf Ruang Wijayakusuma 23 orang, dengan perincian 1 orang
Kepala Ruang, 2 orang Ketua Tim, 18 orang Perawat Pelaksana 1 orang
dibagian Administrasi, dan 1 orang Transporter.
c. Analisa Data :
Metode penugasan yang digunakan di Ruang menggunakan metode
modular. Alurnya dimulai dengan membaca laporan yang dibuat shift
malam kepada perawat shift pagi, selanjutnya melakukan timbang terima,
setelah timbang terima kemudian secara langsung dari pasien satu ke pasien
lainnya, setelah semua dioperkan dilanjutkan dengan pre conference yang
tujuannya adalah pembagian tugas dan Menyusun rencana kegiatan, pada
akhir pelayanan dilakukan pre cpnference (belum efektif), selanjutnya
dilakukan operan sore (dari jaga pagi ke jaga sore) dan seterusnya.

C. PROSES
1. Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)
Proses pelayanan Keperawatan adalah upaya untuk dapat menilai mutu
dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator klinik keperawatan.
SP2KP adalah sitem pemberian pelayanan keperawatan professional yang
merupakan pengembengan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerja sama professional antara
perawat primer (PP) dan perawat associated (PA) serta tenaga Kesehatan
lainnya.
a. Kepala Ruang
1) Kajian Teori
Kepala ruanag adalah seorang perawat professional yang diberi
wewenang dan tanggungjawab dan mengelola kegiatan pelayanan
perawatan di satu ruang rawat.
Uraian tugas kepala Ruang, diantara yaitu :
a) Perencanaan
(1) Menunjuk perawat primer dan tugasnya masing-masing
(2) Mengikuti serah terima di shift sbelumnya
(3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat
primer
(4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien oleh perawat peimer
b) Peorganisasian
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiatif secara
jelas
(4) Membuat rencana kendali kepala ruangan membawahi dua perawat
primer (PP). Perawat primer membawahi dua perawat pelaksana
(5) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
(6) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik
(7) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
(8) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep klien
c) Pengawasan
(a) Melalui komunikasi yaitu mengawasi berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
(b) Melalui supervise :
i) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamai sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat
ini.
ii) Pengawaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perawat primer.
d) Evaluasi
(a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun Bersama.
(b) Audit keperawatan
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi d a n w a w a n c a r a pelaksanaan uraian tugas
kepala ruang di Ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama 3 hari
dari tanggal 21-23 Maret 2023 terlampir sebagai berikut :
Tabel 2.21 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang
Wijayakusuma
Observasi
NO Indikator
Ya Tidak
1 Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya 🗸
pada formulir rekam keperawatan untuk digunakan
sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih
lanjut.
2 Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan 🗸
diagnosa keperawatan dan rencana terapi yang
ditetapkan oleh dokter.
3 Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai 🗸
dengan rencana keperawatan serta membuat rencana
pulang ( resume )
4 Membagi tugas kepada semua anggota timnya 🗸
dengan mempertimbangkan kemampuan anggota dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.
5 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan 🗸
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang 🗸
jaga sore dan menerima laporan tugas dari perawat
jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah 🗸
jadi anggota tim dan melakukan evaluasi hasil
kerjanya
8 Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan 🗸
keperawatan berdasar laporan anggota tim sebagai
masukan untuk membuat laporan kerja pertanggung
jawaban ruangan.
9 Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim 🗸
kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas
kasus – kasus dalam rangka meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan. (NA)
10 Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama 🗸
anggota tim, dokter dan tim kesehatan lain untuk
mengetahui keadaan pasien dalam rangka
memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan.
11 Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa 🗸
praktek yang ada didalam tim dalam rangka orientasi
dan pelaksanaan praktek keperawatan.
12 Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota 🗸
tim untuk mengetahui masalah dalam tim
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk
mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan
perawatan klien berjalan sesuai dengan tujuan
13 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan 🗸
dalam rangka memperlancar pelaksanaan
kegiatan
TOTAL 13
PRESENTASE 100%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang diperoleh hasil sebesar
100% untuk item Ya. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas kepala ruang di
ruang telah dilakukan dalam kategori baik. Kepala ruang sudah
mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan beban kerja.
b. Ketua tim
1) Kajian teori
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok
tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di runag
rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
Uraian tugas Ketua Tim, diantara adalah sebagai berikut:
a) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
b) Membuat tujuna dan rencana keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktik
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain
e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f) Menerima dan menyesuaikan rencana
g) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial dan kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
h) Membantu jadwal perjanjian klinik
2) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas Ketua Tim di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal 21-23 Maret 2023
terlampir sebagai berikut: n = 2
Tabel 2.22 Tugas Ketua Tim di Ruang Wijayakusuma
No. Variabel yang dinilai Terlaksana
Ya Tidak

1. Katim melakukan pengkajian lengkap dan 2


mencatatnya pada formulir rekam medis
keperawatan untuk digunakan sebagai dasar
perencanaan askep lebih lanjut
2. Membuat rencana askep berdasarkan diagnosa 2
keperawatan dan rencana terapi yang
ditetapkan
oleh dokter
3. Melaksanakan askep sesuai dengan rencana 2
keperawatan serta membuat rencana ulang
(resume)
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada 2
pasien dan keluarga sesuai kebutuhan klien
5. Mengadakan serah terima petugas kepada 2
perawat yang jaga sore dan menerima laporan
tugas dari perawat jaga malam
6. Memberikan bimbingan kepada perawat yang 2
telah menjadi anggota tim dan mengevaluasi
hasil kerja
7. Menyusun data yang berhubungan dengan 2
askep berdasarkan laporan anggota tim sebagai
masukan untuk membuat laporan kerja
pertanggungjawaban ruangan
8. Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter 0 0
dan tim kesehatan lain untuk membicarakan
dan membahas kasus-kasus dalam rangka
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan
keperawatan
9. Katim melakukan kunjungan keliling ruangan 2
bersama anggota tim, dokter, dan tim
kesehatan lain untuk mengetahui keadaan
pasien dalam memberikan asuhan keperawatan
dan
pelayanan keperawatan
10. Memberikan bimbingan kepada siswa atau 2
mahasiswa praktek yang ada di dalam tim
dalam rangka orientasi dan pelaksanaan
praktek
keperawatan
Jumlah 18
Persentase 90%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas


Muhammadiyah Purwokerto
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari
mengenai uraian pelaksanaan ketua tim di ruang Wijayakusuma
banyumas sebanyak 90%. Ketua tim telah melaksanakan tugasnya
dengan kategori baik, namun ketua tim tidak melakukan evaluasi hasil
kerja perawat pelaksana setiap hari. Sehingga ketua tim perlu
meningkatkan pelaksanaan tugasnya sedangkan point menghadiri
pertemuan klinik dengan dokter dan tim Kesehatan lain untuk
membicarakan dan membahas kasus-kasus dalam rangka
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan tidak dapat
terkaji karna selama waktu observasi dari tanggal 21-23 Maret 2023
tidak ada pertemuan klinik.
c. Perawat pelaksana
1) Kajian teori
Perawat pelaksana adalah seorang perawta yang diberi wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan perawatan langsung kepada klien
Uraian tugas perawat pelaksana adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang yaitu:
 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
 Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon
klien pada catatan perawatan
b) Melakasanakan program medik dengan penuh tanggung jawab yaitu:
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan dioperasi
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual klien yaitu:
 Memelihara klien dan lingkungan
 Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman dan ketenangan
 Pendekatan dan komunikasi terapeutik
d) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis
e) Melatih klien untuk menolong dirnya sendiri sesua dengan
kemampuannya
f) Memberikan pertolongan segera kepada klien gawat taua sakaratul
maut
g) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan runagan secara
administratif
h) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
i) Sensus harian atau formulir
j) Rujukan harian atau formulir
k) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
l) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan,
dan keindahan ruangan
m) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas
n) Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS)
o) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan
p) Membuat laporan harian klien
2) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan uraian tugas perawat
pelaksana di ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama 3 hari dari
tanggal 21-23 Maret 2023 terlampir sebagai berikut:
Tabel 2.23 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruang
Wijayakusuma
No. Variabel yang dinilai Terlaksana
Ya Tidak
1. Mengerjakan tugas yang diberikan katim 🗸

2. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang 🗸


kondisi pasien segera setelah operan
3. Melakukan doa pada awal dan akhir dinas 🗸

4. Mengikuti pre conference yang diadakan oleh 🗸


katim tiap shift sesuai jadwal kerja
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada 🗸
pasien yang menjadi tanggung jawab dan ada
bukti rekam medik
6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada 🗸
bukti direkam perawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah 🗸
klien/keluarga kepada katim
8. Membimbing dan melakukan pendidikan 🗸
kesehatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
9. Menerima keluhan/keluarga dan berusaha 🗸
mengatasinya
10. Melengkapi catatan askep pada semua pasien 🗸
yang menjadi tanggung jawabnya
11. Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas 🗸
pada semua pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
12. Mengikuti post conference yang dilakukan 🗸
oleh katim pada akhir tugas dan melaporkan
kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi
tanggungjawabnya pada katim
13. Bila katim butuh bantuan, wajib mengenalkan 🗸
anggota grup yang ada dalam satu grup yang
akan memberikan askep pada jaga berikutnya
kepada klien atau keluarga
14. Berkoordinasi dengan tim/koordinator 🗸
ruang/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pada pasien
15. Mengikuti diskusi kasus dengan tim kesehatan 🗸
lain tiap satu minggu sekali
16. Melaksanakan tugas pendelegasian katim pada 🗸
sore, malam, dan atau hari libur
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemua rutin 🗸
keperawatan di ruangan
18. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 🗸
anggota tim
Jumlah 18
Persentase 100%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Ners Universitas


Muhammadiyah Purwokerto
Analisa : Berdasarkan hasil observasi di ruang Wijayakusuma
didapatkan bahwa perawat pelaksana sudah melakukan tugasnya
dengan baik dan pengisian formulir memperoleh hasil 100% .
d. Meeting Morning
1) Kajian teori
a) Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum dimulainya
operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi
b) Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan
komunikasi)
c) Kebijakan
(1) Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada
kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar tercapai dalam
memberikan askep yang optimal dan tepat
(2) Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu
pelaksanaan kurang lebih 15 menit
(3) Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
pramusaji, tenaga, administrasi ruang dan house keeping
d) Prosedur
(1) Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan non keperawatan di rung tersebut
(2) Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning meeting
(3) Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen
(4) Meeting morning diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi dan
jaga malam
e) Pelaksanaan
(1) Karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan doa
bersama
(2) Spiritual corner (membaca Al-Quran/kultum/membaca hadist)
(3) Melakukan repetitve magce power (budaya kerja dan
keyakinan dasar) dibacakan oleh salah satu peserta ditirukan
oleh semua peserta meeting morning
(4) Karu memberikan informasi dan arahan kepada staf dengan
materi yang telah disiapkan sebelumnya
(5) Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada
staff
(6) Memberikan kesempatan kepada staff untuk mengungkapkan
permasalahan yang muncul di ruangan
(7) Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang
dapat di tempuh
(8) Karu memberikan motivasi dan reinforcement kepada staf
f) Penutup
(1) Karu menutup meeting morning
(2) Karu dan peserta meeting morning menandatangani notulensi
(3) Meeting morning dilanjutkan dengan operan jaga
2) Kajian data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 harim pada tanggal 21-23 Maret
2023, persentase proses pelaksanaan meeting morning di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas terlampir sebagai berikut:

Tabel 2.24 Meeting Morning Ruang Wijaya Kusuma RSUD Banyumas


Periode 21-23 Maret 2023
n = 3 hari
Observasi 21-23 Maret 2023
No Prosedur Meeting Morning H1 H2 H3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Karu sudah mempersiapkan 🗸
materi dan informasi mengenai
🗸 🗸
kegiatan- kegiatan non
keperawatan di ruangan tersebut

2 Karu sudah menyiapkan tempat 🗸


🗸 🗸
untuk melakukan meeting
morning
3 Karu sudah mempersiapkan salah 🗸
🗸 🗸
satu staf untuk menjadi notulen

4 Meeting morning diikuti oleh 🗸


seluruh staf yang jaga pagi dan 🗸 🗸
malam

5 Karu memulai meeting morning 🗸


dengan salam dilanjutkan dengan 🗸 🗸
doa pembuka

6 Karu memberikan arahan kepada 🗸


staf dengan materi yang telah 🗸 🗸
disiapkan sebelumnya

7 Karu melakukan klarifikasi apa


yang telah disampaikan kepada 🗸 🗸 🗸
staf

8 Memberikan kesempatan kepada


staf untuk mengungkapkan
🗸 🗸
permasalahan yang muncul di
ruangan

9 Bersama-sama staf mendiskusikan


pemecahan masalah yang dapat 🗸 🗸
ditempuh
10 Karu memberi motifasi dan
🗸 🗸 🗸
reinforcement kepada staf

11 Karu menutup meeting morning 🗸 🗸 🗸


12 Karu menandatangani catatan
🗸 🗸 🗸
notulensi

Total 8 4 6 6 8 4
Presentase 67% 33% 50% 50% 67% 33%
Presentase Akhir 65%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa: Berdasarkan data observasi selama 3 hari, meeting morning
memperoleh hasil 65%, yang artinya meeting morning di ruang
Wijayakusuma masuk dalam kategori baik.
e. Timbang Terima
1) Kajian teori
a) Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien
b) Tujuan
 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
 Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggungjawab
antar anggota tim perawat
 Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
c) Manfaat
 Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti
oleh perawat pada shift berikutnya
 Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya
 Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada
yang belum terungkap
d) Metode pelaporan
 Perawat yang bertanggung jawa terhadap pasien melaporkan
langsung kepada perawat penanggungjawab berikutnya. Cara ini
memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan
dan kejelasan rencana keperawatan
 Pelaksanaan timbnag terima dapat juga dilakukan di ruang
perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi
klien satu persatu
e) Prosedur pelaksanaan
 Kedua kelompok dinas sudah siap
 Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang
telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawatan (tanggung jawab)
 Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian dserah terimakan
kepada petugas berikutnya
 Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
- Identitas klien dan diagnosa medis
- Masalah keperawatan yang masih muncul
- Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
- Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang
tidak rutin dijalankan
- Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan
 Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap
keterangan- keterangan yang kurang jelas
 Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas,
singkat, dan padat
 Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang
rumit
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
disepakati
- Dipimpin oleh penanggung jawab klien/perawat primer
- Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
- Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggungjawab
- Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik
dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta
kerahasiaan klien
- Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan
yang ada pada klien, dengan kata lain informasi yang
diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu, baru
kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum
dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan
- Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan
volume suara yang pelan dan tegas agar klien disebelahnya
tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga
privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
didekat klien
- Jika ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut
sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang
perawat

Tabel 2.25 Hasil Penilaian Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang


Wijayakusuma Tanggal 21-23 Maret 2023

No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket


21 22 23
A. Tahap pre interaksi
1. Mempersiapkan buku laporan shift dan 🗸 🗸 🗸
melengkapi buku laporan jaga
2. Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas 🗸 🗸 🗸
jaga. Operan dilakukan di nurse station dengan
suara perlahan untuk menjaga privasi pasien
3. Mempersiapkan anggota untuk dimulai timbang 🗸 🗸 🗸
terima (karu, katim, anggota)
B. Tahap Kerja
4. Mempersiapkan perawat jaga shift sebelumnya 🗸 🗸 🗸
untuk melaporkan pasiennya
5. Menyebutkan kondisi pasien sesuai buku 🗸 🗸 🗸
laporan shift
6. Melakukan kunjungan ke pasien sambil X X 🗸
menanyakan review kondisi pasien
7. Menginformasikan kepada pasien dan X X X
keluarga, serta mengobservasi dan
menginspeksi keadaan pasien serta
menanyakan keluhan-keluhan
pasien
C. Penutup
8. Menutup operan di nurse station dengan 🗸 X 🗸
memberikan ucapan terima kasih kepada
perawat jaga sebelumnya dan motivasi untuk
perawat jaga sebelumnya
9. Menutup dengan doa pulang untuk perawat shift X X 🗸
sebelumnya dan doa untuk mengawali kegiatan
bagi perawat shift baru
10. Menandatangani buku laporan jaga oleh X X 🗸
penanggung jawab kedua shiift
Total 6 5 9 20
Persentase 60% 50% 90% 67%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa : berdasarkan observasi mahasiswa selama 3 hari di ruang
Wijayakusuma didapatkan kesimpulan bahwa tindakan timbang terima (operan
jaga) ruangan mendapatkan kategori cukup dengan nilai prosentase 66%.

f. Pre conference
1) Kajian teori
Preconference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab
tim. Isi preconference adalah rencana tiap perawat (rencana harian)
dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim
(1) Persiapan
(a) Ketua tim menyiapkan ruangan
(b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawab serta buku berita acara timbang
terima perawat jaga yang telah diisi
(2) Pelaksanaan
(a)Ketua tim/PJ membuka pre conference dengan salam dan doa
(b)Ketua tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
(c)Ketua tim/PJ memandu pelaksanaan pre conference
(d)Ketua tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, rencana
tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
(e)Ketua tim/PJ membagi tugas kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
(f) Ketua tim/PJ mendiskusikan dengan kelompok tentang cara dan
strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
(g)Ketua tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
(h)Ketua tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
(i) Ketua tim/PJ menympulkan hasil pre conference
(3) Penutup
(a) Ketua tim/PJ mengakhiri pre conference
(b) Ketua tim/PJ mendokumentasikan hasil pre conference
2) Kajian Data

Tabel 2.26 PreConference Ruang Wiayakusuma RSUD Banyumas


Periode 21-23 Maret 2023
N= 3 hari

No Prosedur pre conference Observasi 21-23 Maret 2023


Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Persiapan
1. Ketua tim dan perawat/bidan pelaksana √ √ √
2. Status pasien √ √ √
3. Buku catatan pribadi/log book √ √ √
4. Alat tulis √ √ √
Pelaksanaan
1. Buka kegiatan pre conference dengan bacaan √ √ √
salam oleh ketua tim/PJ shift
2. Semua perawat/bidan pada shift saat itu sesuai √ √ √
timnya berkumpul di nurse station
3. Ketua tim merencanakan asuhan √ √ √
keperawatan/kebidanan pada tiap pasien yang
menadi tanggungjawabnya kepada anggota
timnya
4. Anggota tim menuliskan semua asuhan √ √ √
keperawatan/kebidanan yang direncanakan
oleh ketua tim di buku log book masing-
masing.
5. Tutup kegiatan pre conference dengan bacaan √ √ √
salam oleh ketua tim/PJ shift
Total 7 2 7 2 8 1
Presentase 77, 22,2 77, 22,2 88,89 11,1
77 2% 77 2% % 1%
%
Presentase Akhir 21 77,77% 6 22,22%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari
terhadap pelaksanaan preconference di Ruang Wiayakusuma, didapatkan
presentase 77,77%, pada hari 1 dan 2 sedangkan hari ke 3 mendapatkan hasil
88,89%. terdapat kenaikan presentase pada hari ke 3 dikarenakan pada point
Buka kegiatan pre conference dengan bacaan salam oleh ketua tim/PJ shift
dilaksanakan.
g. Post Conference
1) Kajian teori
Post conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
(1) Persiapan
(a) Ketua tim menyiapkan ruangan
(b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawabnya
(2) Pelaksanaan
(a) Ketua tim/PJ membuka post conference dengan salam dan doa
(b) Ketua tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
(c) Ketua tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan
(d) Ketua tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah
yang ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dan mencari upaya untuk penyelesaian masalah
(e) Ketua tim/PJ memberika reinforcement positif pada anggota tim
(f) Ketua tim/PJ menyimpulkan hasil post conference
(g) Ketua tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
dilakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya
(3) Penutup
(a) Ketua tim/PJ mengakhiri post conference
(b) Ketua tim/PJ mendokumentasikan hasil post conference
2) Kajian Data
Tabel 2.27 Post Conference Ruang Wiayakusuma RSUD BanyumasPeriode 21
- 23 Maret 2023
N: 3 hari

Observasi 21-23 Maret 2023


No Variabel yang dinilai H3
H1 H2
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan tempat untuk post conference √ √
Menyiapkan rekam medic pasien √
2 √
yang menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukan post
3 √ √
conference
Menerima penjelasan dari PA tentang hasil √
4 tindakan/hasil asuhan keperawatan yang √
telah dilakukan
Mendiskusikan masalah yang telah √
ditemukan dalam memberikan askep pada
5 √
pasien dan mencari upaya penyelesaian
masalah
6 Memberi reinforcement pada PA √ √
7 Menyimpulkan hasil post conference √ √
Mengklarifikasi pasien sebelum
8 melakukan operan tugas jaga shift √

berikutnya (melakukan ronde
keperawatan)
Memotivasi untuk memberikan √
9 tanggapan dan penyelesaian masalah √
yang sedang didiskusikan
Jumlah 5 4 √
Presentasi 55,5 44,44
0%
6% %

Total presentasi IYA TIDAK

Presentasi (%) 55%


Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan post conference di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase 55,56%,
pada hari 1 sedangkan hari ke 2 dan 3 tidak terkaji karena di ruangan tidak
melakukan post conference .
2. Standar Keselamatan Pasien (SKP)
(1) Kajian Teori
(a) Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi: assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
(b) Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
 Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
(c) Enam sasaran
Patient Safety meliputi :
 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
a) Kajian Teori
(a) Pengertian
Menurut teori identifikasi artinya adalah pengumpulan data
dan pencatatan segala keterangan dengan bukti-bukti dari seseorang
sehingga kita dapat mendapatkan dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang dengan kata lain bahwa dengan
identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan
identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang dengan
membedakan
dari orang lain. Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit akan
diberikan gelang identitas. Identitas pasien terdiri dari 3 hal, yaitu
nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien dan no rekam medis
pasien. gelang identitas juga dibedakan warnanya yaitu gelang warna
biru untuk pasien laki-laki, gelang warna pink untuk pasien
perempuan. Terdapat dua warna gelang tambahan yaitu gelang warna
merah untuk pasien yang memiliki riwayat alergi, dan gelang warna
kuning untuk pasien yang berisiko jatuh.

(b) Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dilakukan Pada Saat :

 Sebelum memberikan obat kepada pasien


 Sebelum memberikan transfusi darah dan produk darah
 Sebelum mengambil sampel darah, atau sample lainnya untuk
pemeriksaan
 Sebelum melakukan tindakan prosedur

b) kajian Data

Tabel 2.28 Hasil Penialaian Ketepatan Identifikasi Pasien Tanggal 21-23 Maret
2023
Observasi
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Pemberian gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
2 Identitas gelang pasien sesuai nama pasien 🗸 🗸 🗸
3 Identitas gelang pasien ditulis sesuai no RM 🗸 🗸 🗸
pasien
4 Identitas gelang pasien sesuai dengan tanggal 🗸 🗸 🗸
lahir pasien.
5 Identitas gelang pasien sesuai dengan label obat 🗸 🗸 🗸
pasien
6 Perawat menanyakan nama pasien saat 🗸 🗸 🗸
memberikan obat pasien
7 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
saat memberikan obat pasien
8 Perawat menanyakan nama pasien saat 🗸 X X
melakukan tindakan invasif.
9 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien 🗸 🗸 🗸
saat melakukan tindakan invasif.
10 Perawat menanyakan nama pasien saat X X X
mengambil sampel darah.
11 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien X X X
saat mengambil sampel darah.
Total 9 8 8
Persentase 81% 72% 72%
Total presentase 75%
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, diperoleh hasil 75% yang berarti
perawat ruang Wijayakusuma baik dalam identifikasi pasien.

2) Komunikasi Efektif
a) Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Suatu komunikasi yang tidak efektif adalah hal paling
sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Suatu
komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu dan
dimengerti oleh sang penerima informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan menanggapi hasil yang
penting dapat mempengaruhi secara negatif hasil yang penting dapat
mempengaruhi secara negatif hasil akhir pasien. Menerapkan sebuah
proses/prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui telpon (lisan), atau
penyampaian hasil uji klinis penting, yang harus diverifikasi dengan
“mengulang” selengkap-lengkapnya perintah ataupun hasi, uji klinis yang
diterima, yang harus dilakukan oleh orang yang menerima informasi tersebut.
b) Kajian Data
Tabel 2.29 Komunikasi Efektif Perawat di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21 Maret 2023 s.d 9 April 2023
n=9
Observasi
N
ASPEK YANG DINILAI H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Komunikasi dalam catatan √ √ √
perawat menggunakan SOAP
2 Jika pasien ada program puasa, √ √ √
pasien diberi penjelasan puasa.
(NA)
3 Komunikasi dalam catatan √ √ √
integrasi dokter menggunakan
SOAP
4 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi perawat menulis ttd
dan nama terang
5 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi dokter menulis ttd dan
nama terang
6 Setelah mengisi catatan √ √ √
integrasi profesi lain menulis
ttd dan nama terang
7 Dokumentasi setelah konsul √ √ √
dicatatan terintegrasi
menggunakan SBAR (NA)
Total 7 7 7
Presentase 100% 100% 100%
Presentase Akhir 100%
Sumber : observasi mahasiswa ners UMP 2023
Analisis : berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama 3 hari diruang
Wijayakusuma didapatkan presentase komunikasi efektif seniali 100% yang artinya
komunikasi di ruang Wijayakusuma sudah sangat baik.
3) Keamanan Obat High Alert
(a) Kajian Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan
Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai
resep dan selalu menggunakan prinsip 6 benar. Begitu banyaknya pasien yang
berobat ke rumah sakit, banyaknya petugas kesehatan dari berbagai disiplin
ilmu, dan begitu banyaknya prosedur tindakan, memungkinkan dalam
pemberian pengobatan, untuk mencegah hal ini, diperlukan beberapa cara,
yaitu :
(a) Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Look Alike
Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa ucapan
dan mirip (NORUM).
(b) Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
(c) Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
(d) Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar obat,
benar dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat
pemberian (rute), benar pasien dan benar dokumentasi.
(2) Kajian Data

Tabel 2.30 Keamanan Obat High Alert Ruang Wijayakusuma RSUD


Banyumas21-23 Maret 2023
n = 3 Hari
Observasi
H1 H2 H3
No Variabel
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Tersedianya loker pemisah obat 🗸 🗸


🗸
antar pasien
2 Pemisah obat norum (nama obat, rupa 🗸 🗸
🗸
dan ucapan mirip)
3 Penyimpanan obat sesuai indikasi 🗸
🗸 🗸
tempat penyimpanan
4 Tersedia obat emergency 🗸 🗸 🗸
5 Penyimpanan obat emergency 🗸 🗸 🗸
6 Penyimpanan obat High Alert
 Tempat penyimpanan terkunci
 Jauh dari tempat pasien 🗸 🗸 🗸
 Memiliki daftar obat dan jumlah
obat – obatan high alert
7 Adanya etiket obat oral maupun 🗸 🗸
🗸
parenteral saat pemberian
8 Etiket obat parenteral terdiri dari 🗸 🗸
nama pasien, nama obat dan waktu 🗸
pemberian
9 Pemberian obat oral dan parenteral 🗸 🗸
🗸
diletakkan pada tempat khusus
obat
TOTAL 7 8 8
PRESENTASE 78% 89 89
% %

PERSENTASE AKHIR 85%

Sumber :Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwokerto 2023


Analisa : Berdasarkan observasi di Ruang Wijayakusuma pada tanggal 21- 23
Maret tentang keamanan obat high alert sudah termasuk kategori sangat baik
dengan prosentase 85%.

4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi


a) Kajian teori
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan dengan
menggunakan prosedur invasif, dengan tahapan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan pada umumnya dilakukan
dengan membuat sayatan, setelah yang ditangani tampak, maka akan dilakukan
perbaikan dengan penutupan serta penjahitan luka (Sjamsuhiddayat & Jong,
2016). Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati suatu
penyakit, cacat atau cidera, serta mengobati kondisi yang tidak mungkin
disembuhkan dengan tindakan atau obat-obatan sederhana (Potter, P.A,Perry,
2016).
b) Kajian Data
Tabel 2.31 Penilain Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi di Ruang Wijayakusuma Tanggal 21-23 Maret 2023
No. Kriteria Penilaian Hari Ket
H1 H2 H3
1. Klinik menggunakan suatu tanda yang √ x √ X = tidak
jelas dan dimengerti untuk identifikasi ada
lokasi operasi bedah minor dan tindakan op
melibatkan pasien didalam proses pada hari
penandaan itu
2. Klinik menggunakan suatu prosedur √ x √
untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat dan fungsional
3. Setiap tim menerapkan dan mencatat √ x √
prosedur sebelum tindakan tepat
sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan
4. Kebijakan dan prosedur √ x √
dikembangkan untuk mendukung
proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien
termasuk prosedur medis dan dental
Total 4 4
Persentase 100%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari
terhadap pelaksanaan Penilain Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi di Ruang Wijayakusuma, didapatkan presentase 100% pada hari ke 1 dan ke
3, sedangkan pada hari ke 2 tidak terkaji karena pada hari itu di ruangan tidak ada
pasien dengan program operasi.

5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


a) Kajian teori
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar
dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan
besar bagi pasien maupun para prooesional pelayanan kesehatan. Infeksi
biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood steam infection) dan
pneumonia (seringkali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalahcuci
tangan (hand hygine) yang tepat. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif
untuk mengembangkan kebijakna dan/ atau prosedur yang menyesuikan atau
mengadopsi petunjuk hand hygine yang diterima secara umum dan untuk
implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
b) Kajian data
Tabel 2.32 Hasil Penilaian Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan di Ruang Wijayakusuma Tanggal 21-23 Maret
2023
No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket
21 22 23
1. Klinik mengadaptasi pedoman hand 🗸 🗸 🗸
hygiene terbaru yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum
2. Klinik menerapkan program hand 🗸 X X
hygiene yang efektif
3. Kebijakan/prosedur dikembangkan untuk 🗸 🗸 🗸
mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan
Total 3 2 2 7
Presentase 100% 66% 66% 77%
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarka hasil observasi yang mahasiswa lakukan selama 3 hari, dapat
dsimpulkan bahwa ruangan Wiajayakusuma mendapatkan kategori baik dalam
upaya pengurangan resiko infeksi dengan nilai prosentase 77%.

6) Pengurangan risiko pasien jatuh


a) Kajian teori
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi
pasien rawat inap. Dalam konteks masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai
jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah pasien yang
bermkemungkinan mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan,
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien
Tabel 2.33 Skore Tingkatan Risiko
Jatuh Ketentuan Skala Morse

Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan


Tidak Beresiko 0 – 24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25 – 50 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh resiko tinggi
b) Kajian data
Tabel 2.34 Pengurangan risiko pasien jatuh di Ruang Wijayakusuma periude
21-23 Maret 2023
No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket
14 15 16
1. Klinik menerapkan proses assesmen awal 🗸 🗸 🗸
atas pasien risiko jatuh dan melakukan
assesmen ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
dan lain-lain
2. Langkah-langkah yang diterapkan untuk 🗸 🗸 🗸
mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asessmen dianggap beresiko
jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, X X X
baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak dari kejadian
tidak diharapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur X X X
dikembangakn untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien
cedera akibat jatuh di klinik
Total 2 2 2 6
Presentase 50% 50% 50% 50%

Tabel 2.35 Tindakan Pasien Jatuh Di Ruang Wijayakusuma


No Tindakan penilaian pasien resiko jatuh rawat Observasi
inap dewasa
Ya Tidak
1 Perawat melakukan pengkajian resiko jatuh menggunakan 🗸
SPO RSUD Banyumas
2 Memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning pada 🗸
pergelangan tangan pasien, jika penilaian SPOhasilnya
>45
3 Memasang label segitiga merah untuk resiko tinggi dan 🗸
segitiga kuning untuk resiko rendah ditempat tidur
4 Menuliskan tanda resiko jatuh di white board pada nurse 🗸
station (NA)
5 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan 🗸
prosedur pencegahan pasien jatuh
6 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan 🗸
terpasang saat pasien sendiri
Total 4 2
Presentase 66% 34%

Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP


Analisa: berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama 3 hari, didapatkan total nilai
presentase 50% (cukup), yang berarti pengurangan resiko jatuh pasien masih kurang
efektif dengan dibuktikan tidak terpasangnya stiker kuning di gelang identitas pasien
dan kurang tepatnya waktu pengkajian ulang sesuai dengan kriteria resiko jatuh.

3. PPI
a) Kajian Teori
(1) Kebersihan tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di Rumah
Sakit. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat
mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar
pengendalian infeksi. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan
6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub
berbasis alkohol.
Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah
transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak
penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan
insiden MRSA, VRE di ICU.
Cuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas di bawah aliran air (Larsan, 2005).
Kapan Mencuci Tangan
(a) Sebelum kontak dengan pasien.
(b) Sebelum tindakan aseptik.
(c) Setelah kontak dengan pasien.
(d) Setelah terkena cairan tubuh
(e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Alternatif Kebersihan Tangan
Handsrub berbasis alkohol 70%:
- Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas.
- Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau.
- Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml 100 ml alkohol 70 %)
- Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan.
- Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
- Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
- Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama
efektifnya mencuci tangan sabun antimikroba (Pereira, Lee dan Wade
2007).
- Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.
Enam langkah kebersihan tangan :
(a) Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
(b) Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan
kanan, dan lakukan sebaliknya.
(c) Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari
tangan saling menyilang.
(d) Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(e) Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya.
(f) Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya.
(2) Penggunaan APD
Penggunaan secara rasional dan konsistensi APD yang tersedia
serta higiene sanitasi tangan yang menandai juga akan membantu
mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD dalah
langkah yang paling kelihatan dalam upaya pengendalian dan
penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang terakhir dan paling
lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena itu jangan
mengandalkan sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada
langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif,
maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas
(3) Pengolahan sampah/limbah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daera, sedngkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya
tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis.
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
(4) Penatalaksanaan linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit
untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling dan alat
instrument steril lainnya.
(5) Perlindungan kesehatan petugas
Keselamatan dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, hasil karja dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan kesehatan
kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
(6) Etika batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme tubuh
pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu,
asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal. Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan
cara menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju. Jadi
bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
(7) Teknik menyuntik yang aman
Jarum suntik adalah perangkat yang paling banyak menyebabkan
luka bagi petugas kesehatan .
a. Intruksi penyuntikan oleh dokter.
b. Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya seperti kapas
alkohol 70% dalam wadah tertutup.
c. Persiapan pasien, cek ulang identitas pasien dan cek ulang riwayat
alergi.
d. Persiapan obat, cek jenis obat, dosis obat, cara pemberian dengan
intruksi penyuntikan.
e. Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
f. Lakukan penyuntikan.
g. Cara penyuntikan secara intravena langsung, tentukan vena mana
yang akan disuntik.
b) Kajian data
Tabel 2.36 Penatalaksanaan Linen Ruangan Wijayakusuma tanggal 21 Maret
2023
NO INDIKATOR Observasi
YA Tidak
1 Penyimpanan linen bersih dalam almari bersih, 🗸
kering, tertutup
2 Pemakaian linen bersih dengan system FIFO 🗸
3 Troly linen bersih dan siap pakai 🗸
4 Buang limbah yang ada di tempat tidur sebelum 🗸
linen digulung dan dimasukan ke kantong plastic
5 Linen kotor masuk kantong plastik putih 🗸
6 Linen terkontaminasi masuk kantong plastic 🗸
kuning
7 Tidak meletakan linen kotor / terkontaminasi 🗸
dilantai, meja, kursi atau yang lainnya. Linen
kotor/terkontaminasi.
8 Penyimpanan linen kotor dan terkontaminasi 🗸
dalam plastik diikat dan dimasukan dalam ember
tertutup
Total Jumlah 8 0
Prosentase 100%
Sumber : Hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : Bedasarkan hasil observasi didapatkan kesimpulan bahwa
penempatan linen sudah sangat baik karna mendapat presentase 100%.
Tabel 2.37 Praktek menyuntik aman di Ruang Wijayakusuma tanggal 21-23
Maret 2023
Observasi
No Praktek menyuntik yang aman 21 22 23
1. Suntikan disiapkan menggunakan teknik septic di 🗸 🗸 🗸
daerah yang bersih bebas dari kontaminasi atau kontak
dengan darabh, cairan tububh ,atau peralataan yang
terkontaminasi
2. Jarum dan jarum suntik digunakan hanya untuk satu 🗸 🗸 🗸
pasien (termasuk jarum suntik insulin)
3. Septum karet pada botol obat didesineksi dengan X X X
alkohol sebelum di tusuk
4. Obat botol dimasukan dengan jarum baru dan jarum 🗸 🗸 🗸
,suntik baru ,meskipun saat untuk mendapatkan dosis
tambah untuk pasien yang sama (NA)
5. Obat-obatan dosis tunggal (single use) ampul dan 🗸 🗸 🗸
botol larutan intrasvena digunakan banya untuk satu
pasien
6. Botol multi dosis diberi tanggal oleh perawat saat 🗸 🗸 🗸
pertama kali dibuka dan dibuang dalam waktu 28 hari
kecuali pabrik mencantumkan tanggal yang berbeda
(lebih pendek/lebih lama)
Catatan : tanggal tersebut berbeda dengan
tanggal kadaluarsa yang tercetak pada botol (NA)
7. Bila memungkinkan botol multi dosis di peruntukan 🗸 🗸 🗸
untuk satu pasien (NA)
8. Botol multi dosis yang akan digunakan untuk lebih dari 🗸 🗸 🗸
satu pasien disimpan di area pengobatan terpusat dan
tidak memasuki area pengobatan terpusat dan tidak
memasuki area perawatan pasien segera (misalnya :
ruang operasi ,,ruang pasien/ bilik (NA)
TOTAL 7 7 7
Presentase 87,5 87,5 87,5
% % %
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan presentase sebesar
87,5% yang berarti praktek menyuntik aman di ruang Wijayakusuma sudah
dilaksanakan dengan sangat baik.

Tabel 2.38 Formulir Pemantauan Pengendalian Lingkungan di ruang


Wijayakusuma

KETERA
TANGGAL
NO INDIKATOR NGAN
21 22 23
I. Nurse Station
1. Ruangan bersih √ √ √
2. Tertata rapi √ √ √
II. Kamar Jaga
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Tidak ada baju petugas tergantung √ √ √
III. Kamar /Ruangan Pasien
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Barang-barang tertata rapi √ √ √
IV. Ruang Obat
1. Ruangan bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Suhu ruangan <25°C, X X X
3. Kelembaban ruangan 60-70% X X X
4. Suhu dan kelembaban dipantau setiap hari/ X X X
dibuat grafik
5. Tidak ada obat kadaluarsa √ √ √
6. Kulkas tempat penyimpanan obat bersih √ √ √
dari bunga es
V. Dapur
1. Dapur bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Lemari tempat penyimpanan alat makan √ √ √
bersih dan terawat
VI. Gudang
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Tersedia spilkit infeksi lengkap √ √ √
VII Lain-lain
.
1. Tidak ada binatang pengganggu, √ √ √
pengerat atau serangga
2. Kamar mandi bersih dan tidak berbau √ √ √
3. Dinding dan langit-langit tidak berjamur X X X
4. APD (masker N95, face shield, goggle, √ √ √
sepatu boot, sarung tangan, topi) tersimpan
rapi
5. APD kotor diletakkan pada tempat yang √ √ √
telah disediakan
6. Lantai dipel 2 kali sehari atau bila kotor √ √ √
Total jumlah
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Penghitungan : IPCN/IPCLN

18
= X 100%
18 + 4 (81,81%)

Keterangan : √ = dilakukan, X = tidak dilakukan


Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pemantauan kesehatan lingkungan di Ruang Wiayakusuma, didapatkan
presentase 81,81%, karena terdapat 3 point yang belum dilaksanakan
Tabel 2.39 Formulir Kepatuhan Penggunaan APD di Ruang Wijayakusuma
RUANG : Wijayakusuma BULAN : Maret

TANGGAL KET
NO INDIKATOR
21 22 23

1. APD digunakan sesuai indikasi 🗸 🗸 🗸

2. Pemakaian APD benar 🗸 🗸 🗸

3. Pelepasan APD benar 🗸 🗸 🗸

4. Pengelolaan APD bekas pakai benar 🗸 🗸 🗸

5. Menggunakan satu handscoon untuk satu pasien 🗸 🗸 🗸

6. Menggunakan satu handscoon untuk satu tindakan X X X


Menggunakan handscoon pada saat akan
7. X X X
melakukan tindakan (didepan pasien)
Penghitungan : IPCN

5
= X 100%
5+2 (71,42%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
kepatuhan petugas terhadap penggunaan apd di Ruang Wiayakusuma, didapatkan
presentase 71,42%, karena pada point Menggunakan satu handscoon untuk satu
tindakan dan Menggunakan handscoon pada saat akan melakukan tindakan (didepan
pasien) belum dilaksanakan.
Tabel 2.40 Formulir Pemantauan Penempatan Pasiendi ruang
Wijayakusuma
RUANG : Wijayakusuma BULAN :Maret

TANGGAL KETERANGAN
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Penempatan pasien non infeksius √ √ √
terpisah dengan pasien infeksius
2 Penempatan pasien disesuaikan dengan √ √ √
pola trasmisi infeksi penyakit kontak
3 Bila ruang tersendiri penuh, √ √ √
menerapkan sistem cohorting, jarak
antara tempat tidur minimal 1 meter.
4 Ruangan dengan sistem cohorting diberi √ √ √
tanda kewaspadaan berdasarkan
trasmisinya
5 Pasien yang tidak dapat menjaga √ √ √
kebersihan diri atau lingkungannya
dipisahkan
Jumlah 5 5 5
Prosentase
Keterangan : √ = dilakukan, X = tidak dilakukan
Penghitungan : IPCN/IPCLN

5
= X 100%
5 (100%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan penempatan pasien di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase
100% , karena setiap point dilaksanakan dengan baik oleh ruangan .
Tabel 2.41 Formulir Pemantauan Pengelolaan Limbah di ruang
Wijayakusuma
Ruang : Wijayakusuma Bulan : Maret 2023

TANGGAL KET
NO INDIKATOR
21 22 23
VII. KETERSEDIAAN
3. Tempat sampah kuning (infeksius) 🗸 🗸 🗸
bersih dan berpedal/injak
4. Tempat sampah hitam (non 🗸 🗸 🗸
infeksius) bersih dan berpedal/injak
5. Safety box berlogo biohazard 🗸 🗸 🗸
6. Tempat sampah besar bersih 🗸 🗸 🗸
dan berpedal/injak
7. Tempat penampungan sampah 🗸 🗸 🗸
sementara bersih dan tertutup rapat
KEPATUHAN PEMBUANGAN
III.
LIMBAH NON BENDA TAJAM
3. Plastik sesuai jenis tempat sampah 🗸 🗸 🗸
4. Sampah infeksius (Diapers, Pembalut, 🗸 🗸 🗸
Kassa, blood set, selang infus, kateter,
sarung tangan, dll) dibuang ketempat
sampah infeksius / kantong kuning)
5. Sampah non infeksius (kertas, tissue, 🗸 🗸 🗸
plastik, pembungkus spuit, pembungkus
sarung tangan, dll) dibuang ketempat
sampah non infeksius / kantong hitam)
6. ¾ penuh diikat dan diganti 🗸 🗸 🗸
KEPATUHAN PEMBUANGAN
III
LIMBAH BENDA TAJAM
1. Membuang sampah benda tajam (jarum, 🗸 🗸 🗸
pisau, ampulan, cutter, dll) ke safety
box
2. Safety box isi ¾ penuh segera diganti 🗸 🗸 🗸
3. Safety box dibawa ke TPS infeksius dalam 🗸 🗸 🗸
1x24 jam
4. Limbah benda tajam diangkut dari 🗸 🗸 🗸
TPS infeksius ke tempat pemusnahan
sesuai jadwal
5. Proses pengangkutan menerapkan prinsip- 🗸 🗸 🗸
prinsip PPI

Total jumlah 100% 100% 100% 100%

Sumber : Hasil observasi dan wawancara mahasiswa ners UMP


Analisa : Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan presentase 100%.

Tabel 2.42 Formulir Monitoring


Transport Pasien Airborne diruang Wijayakusuma
Ruang : Wijayakusuma
NO KEGIATAN Tanggal
Keterangan
21 22 23
1 Menginformasikan kepada pasien dan
keluarga tentang rencana transfer
yang
akan dilakukan
2 mengkoordinasikan dengan
perawat/petugas unit yang dituju
3 Memeriksa kelayakan kondisi
pasien yang akan ditransfer
4 Petugas melakukan kebersihan tangan
Diruangan
5 Petugas pengantar
menggunakan masker N 95 Wijayakusuma
6 Pasien menggunakan masker bedah tidak terdapat
selama dalam perjalanan ke ruangan
yang dituju ruangan Airborn
7 Anjurkan untuk tidak banyak bergerak sehingga kami
selama perjalanan
8 Formulir pemindahan pasien tidak dapat
antar ruangan diiisi dengan memonitoring.
lengkap
9 Kedaan umum dantanda-tanda vital
diobservasi sebelum pasien
ditransfer
10 Hasil observasi dicatat pada catatan
perawatan
11 Kondisi pasien dimonitor selama
transfer
12 Dilakukan serah terima dengan
perawat unit yang dituju
13 Petugas menandatangani formulir serah
terima
Skore
Tabel 2.43 Formulir Monitoring Paska Pajanan diruang Wijayakusuma
Ruang : Wijayakusuma Bulan :Maret

NO INDIKATOR YA TDK KET

1. Petugas mengetahui alur terpajan 🗸


2. Petugas segera mencuci daerah terpajan dengan air 🗸
mengalir
3. Petugas segera lapor jika terpajan 🗸
4. Status pasien segera diketahui (Hepatitis B, Hepatitis C, 🗸
dan HIV/ AIDS)
5. Petugas terpajan konsul dokter jaga IGD atau dokter 🗸
penyakit dalam
6. Petugas terpajan segera melakukan pemeriksaan status 🗸
Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/ AIDS jika diperlukan
7. Petugas terpajan segera mendapatkan profilaksis jika 🗸
diperlukan
8. Petugas terpajan konseling dengan PPI (IPCN/ IPCD) 🗸
9. Petugas terpajan segera imunisasi jika diperlukan 🗸
10. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 1 🗸
paska pajanan
11. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 3 🗸
paska pajanan
12. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 6 🗸
paska pajanan
Jumlah 15 2
Prosentase 88,23 %
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners UMP

Analisa : Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan kesimpulan bahwa


didapat hasil presentasi 88,23 %.
Tabel 3.44 Sarana Kebersihan Tangan di Ruang Wijayakusuma 14 Februari
2023
No ITEM HASIL
YA TDK
A Kebersihan tangan dengan handrub

1. Handrub di setiap pintu √


2. Handrub di setiap tempat tidur √
3 Tertulis tanggal di buka pada kemasan handrub √
4 Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan di √
tempat handrub
5 Tersedia poster 5 moment cuci tangan di √
tempat handrub
B Kebersihan tangan dengan air mengalir
1. Tersedia wastafel berfungsi baik √
2. Wastafel tampak bersih, bebas dari perawatan lainnya √
3. Gagang kran air berbentuk panjang √
4. Tersedia sabun cair pada tempatnya √
5. Tersedia handuk sekali pakai √
6. Tersedia tempat handuk kotor di samping wastafel √
7. Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan √
di wastafel
8. Tersedia 5 poster momen cuci tangan √
Total 13
Persentase 100%
Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwokerto
2023
Analisa: Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
disimpulkan bahwa saranakebersihan tangan mencapai 100 %
dengan kategori baik.
Tabel 3.45 Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangandi Ruang Wijayakusuma
RSUD Banyumas
N : 10 perawat

Handw handrub MOMENT Sblm Sdh


Tgl No Profesi ash HS HS
Ya Tidak 1 2 3 4 5
21/3/23 1 Perawat 1 X x X √ √ √ x √

2 Perawat 1 √ √ √ √ X √ x √
3 Perawat 2 √ x X √ √ √ X √
4 Perawat 2 √ x X X √ X X √
5 Perawat 3 √ x X X X X X √
6 Perawat 3 √ x X √ √ √ X X
7 Perawat 4 √ x X X X X X √
8 Perawat 4 √X x X √ X X X X
9 Perawat 5 X x X X X √ X √
10 Perawat 5 √ x X √ √ X x X
7 3 1 1 10 10 10 0 10
Presentas1 70 % 30 % 10% 10% 60% 50% 50% 0% 70%

Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwokerto


2023
Keterangan :
√: Ya X: Tidak

Moment :

1 : sebelum kontak dengan pasien


2 : sebelum melakukan tindakan aseptik
3 : setelah kontak dengan cairan tubuh
4 : setelah kontak dengan pasien
5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa kepatuhan
5 momen cuci tangan dari 5 petugas yaitu 85 % hal ini berada di kategori baik,
yang melakukan cuci tangan, pada moment cuci tangan setelahkontak dengan
pasien perawat sudah banyak yang melakukan moment tersebut, namun untuk
moment
sebelum kontak dengan pasien perlu ditingkatlan lagi dengan mendapatkan
presentasi 10% begitu juga dengan sebelum pengguanaan handscoon perawat
tidak melakukan cuci tangan namun pada setelah menggunakan handscoon
beberapa perawat sudah melakukana kebersihan mencuci tangan.

4. MUTU PELAYANAN
a. Instrumen A
Identifikasi data dilakukan selama 3 hari pada tanggal 14 Februari 2023
– 16 Februari 2023 dengan cara wawancara dan melihat rekam medik
pasien. Semua data tentang semua asuhan keperawatan yang terekam
mulai dari pengkajian, diagnosa masalah, intervensi, implementasi, dan
evaluasi semuanya disimpan pada E-RM dan masing-masing petugas
memiliki akun tersendiri.
E-RM merupakan suatu sistem rekam medik yang menggunakan
elektronik berdasarkan lembaran atau berkas rekam medik. E-RM
merupakan catatan perkembangan pasien selama dirawat di rumah sakit. E-
RM dituliskan oleh satu atau leih petugas kesehatan yang bekerja di rumah
sakit.
1. ASKEP SIM RS
Tabel 2.46 Askep SIM di Ruang Wijayakusuma RSUD
BanyumasPeriode 21-23 Maret 2023

N : 3 Hari

Observasi Maret 2023


N Aspek yang dinilai
H1 H2 H3
o
Pengkajian YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan √ √ √
pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (Bio-psiko-sosial- √ √ √
spiritual)
3. Data yang dikaji sejak pasien masuk √ √ √
sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
Total 4 3 1 3 1
Presentase SIM 100 75%25% 75% 25%
%
Diagnosa
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan √ √ √
masalah yang telah dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan √ √ √
PES
3. Merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √
aktual/potensial
Total 2 1 2 1 2 1
Presentase SIM 66,6 33,33% 66,6 33,33% 66,67 33,33%
7% 7% %

Intervensi
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √
2. Disusun menurut urutan √ √ √
Prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √
pasien perubahan, perilaku, kondisi,
pasien atau kriteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan √ √ √
keterlibatan pasien/ keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerja √ √ √
sama, dengan tim kesehatan lain
Total 6 6 6

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Implementasi

1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada √ √ √


rencana Tindakan
2. Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √
terhadap tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil √ √ √
evaluasi
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan √ √ √
dicatat ringkas dan jelas
Total 4 4 4

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Evaluasi

1. Evaluasi mengacu pada tujuan √ √ √

2. Hasil evaluasi dicatat √ √ √

Total 2 2 2

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Catatan Asuhan Keperawatan

1. Menulis pada format yang baku √ √ √

2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan √ √ √


tindakan yang dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, √ √ √
istilah yang baku dan benar
4. Setiap melakukan tindakan, perawat √ √ √
mencantumkan paraf/ nama jelas dan
tanggal jika dilakukannya Tindakan

5. Berkas catatan keperawatan disimpan √ √ √


sesuai dengan ketentuan yang baku
Presentase SIM 5 5 5

Total presentase SIM 100 100 100%


% %
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners UMP 2023
Analisa : Askep yang ada di ruang Wijayakusuma sangat baik dengan nilai prosentase 95%,
hanya di bagian pengkajian masih sedikit kurang.

2. Discharge Palanning

Tabel 2.47 Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Rawat


Wijayakusuma Rsud BanyumasTanggal 21-23 Maret 2023

No Kegiatan Observasi
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan 
1.
dan pengetahuan pasien/keluarga)
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan 
2.
lanjutan pasien di rumah
3 Membuat rencana interaksi 
Menyiapkan tempat untuk memberikan 
4.
discharge planning
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman 
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat control,
surat pulang, obat-obatan
B. ORIENTASI
1. Memberi salam dengan senyum. 
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat) 
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga 
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 
Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan 
6
untuk kegiatan pemberian discharge planning
C. KERJA
Memberikan kesempatan pasien/keluarga 
1.
untuk mengklarifikasi informasi
Menjelaskan informasi Menyiapkan tempat untuk 
2. memberikan discharge planning secara urut
sesuai pedoman:
Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut 
di rumah
Penyuluhan/pendidikan kesehatan: 

Cara pemakaian obat 

Cara makan dan minum/pengaturan diet 

Cara pengaturan aktivitas dan istirahat 

Periksa ulang/control 

3 Mengklarifikasi informasi yang telah diberikan 

Menanyakan kejelasan informasi discharge 


4
planning yang telah disampaikan pada
pasien/keluarga
D. TERMINASI
Mengevaluasi pengetahuan pasien/keluarga 
1.
tentang informasi discharge planning yang
diberikan.
Memberi reinforcement positif (terima kasih, 
2.
atas kerjasamanya, dsb) dan
3 Mengakhiri pertemuan dengan salam 
E. DOKUMENTASI
Perawat dan pasien/keluarga menandatangani bukti 
1. pemberian discharge planning pada blangko rekam
medic yang telah tersedia.
TOTAL 17 7
PERSENTASE 70,83% 29,17%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pemantauan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Wiayakusuma,
didapatkan presentase 70,83%, karena terdapat 7 point yang belum dilaksanakan.
3 ADMISSION CARE
Tabel 2.48 Hasil Penialain Admission Care Di Ruang Wijayakusuma Tanggal
21-23 Maret 2023

OBSERVASI
ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
21 22 23
A. PERSIAPAN ALAT :
1. Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai kebutuhan 🗸 🗸 🗸
2. Formulir pengkajian Keperawatan 🗸 🗸 🗸
3. Formular penerimaan pasien baru
4. Buku informasi pasien baru 🗸 🗸 🗸
2Alat tulis 🗸 🗸 🗸
B. PELAKSANAAN :
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi 🗸 🗸 🗸
3. Ucapkan salam 🗸 🗸 🗸
4. Perkenalkan diri
5. Pastikan identitas pasien 🗸 🗸 🗸
6. Sediakan privasi untuk pasien
7. Orientasikan klien dan keluarga pada x 🗸 🗸
lingkungan dan fasilitas pelayanan x x x
8. Lakukan pengkajian Riwayat penyakit
9. Lakukan pengkajian fisik awal 🗸 🗸 🗸
10. Lakukan pengkajian terkait 🗸 🗸
🗸
pembiayaan dengan cera tepat :
umum,bpjs,asuransi lain x x x
11. Lakukan pengkajian psikososial awal
dengan tepat 🗸 🗸 🗸
12. Lakukan pengakajian religus awal dengan 🗸 🗸 🗸
tepat
13. Jelaskan hak dan kewajiban pasien 🗸 🗸 🗸
14. Dokumentasikan informasi yang 🗸 🗸 🗸
didapatkan
15. Lakukan pengkajian awal sesuai usia 🗸 🗸 🗸
(anak/dewasa)
🗸 🗸 🗸
16. Lakukan pengkajijan resiko (resiko
jatuh, nutrisi,nyeri, alergi) 🗸 🗸 🗸
17. Lakukan kebersihan tangan
sesuai prosedur 🗸 🗸 🗸
18. Buat diagnose keperawatan 🗸 🗸 🗸
19. Buat discharge planning
20. Lakukan pencegahan keamanan dengan 🗸 🗸 🗸
cara tepat 🗸 🗸 🗸
21. Dapatkan order dari dokter untuk 🗸 🗸 🗸
perawatan pasien
🗸 🗸 🗸
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
🗸 🗸 🗸
1. Pemeliharaan kerahasiaan pasien
2. Kenali resiko pasien untuk masuk 🗸
Kembali ke unit perawatan
🗸 🗸
🗸 🗸 🗸

Total 25 26 26
Presentase 89, 92, 10 94%
2% 8% 0%

Sumber: Berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah


Purwokerto
Analisa: Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas didapatkan hasil presentasi total 94%

b. Instrumen B (Kepuasan Perawat dan Pasien)

Instrumen B mengevaluasi tentang persiapan pasien terhadap mutu yang


memenuhi kriteria yaitu suda dirawat inap minimal 3 hari, bersedia mengisi
kuisioner, atau pasien rawat inap yang hendak pulang.
Askpek mutu pelayanan di dalam ruah sakit dapat dilihat dari aspek yang
berpengaruh, sebagai berikut:
1. Sumber daya dimensi mutu pelayanan
Dimensi mutu pelayanan untuk mengukur sejauh mana suatu pelayanan
kesehatan telah dicapai standar pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut
:
a. Kompetisi teknis
b. Akses terhadap pelayanan
c. Efektifitas
d. Hubungan antar manusia
e. Efisiensi
f. Kelangsungan pelayanan
Tabel 2.49 Survei Kepuasan Perawat di Ruang Wijayakusuma
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Saya puas dengan sistem 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
pemberian gaji ditempat saya
kerja
2. Gaji yang diterima sesuai 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
dengan pendidikan saya
3. Saya merasa puas dengan 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
kondisi lingkungan kerja
saya
4. Kondisi kerja sangat 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
menyenangkan dan nyaman
5. Saya merasa tidak puas X X X X X
dengan cara rumah sakit
menerapkan kebijakan yang
berlaku
6. Sanksi yang diterapkan oleh 🗸 🗸 X 🗸 🗸
rumah sakit tidak merugikan
karyawan
7. Tingkat kebersamaan 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
diantara rekan kerja lebih
memuaskan saya
8. Rekan kerja saya dirumah 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
sakit ini menyenangkan
9. Komunikasi dengan atasab 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
sangat baik
10. Atasan membantu dalam 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
permasalahan yang
menyangkut pekerjaan
11. Saya puas dengan prestasi 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
kerja saya saat ini
12. Saya mendapatkan 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
pengakuan yang selayaknya
atas prestasinya
13. Saya sangat dihargai 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
ditempat kerja
14. Atasan saya sangat 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
menghargai hasil kerja saya
15. Pekerjaan yang saya lakukan X X 🗸 X X
tidak sesuai dengan job
description
16. Saya bisa menyelesaikan 🗸 🗸 X 🗸 🗸
tugas-tugas saya selama jam
kerja
17. Saya merasa puas dengan 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
tingkat tanggungjawab
dalam pekerjaan yang saya
emban
18. Sebagai perawat saya 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
bertanggungjawab atas
pekerjaan yang diberikan
kepada saya
19. Saya puas karea mendapat 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
pelatihan yang sesuai untuk
mendukung pelaksanaan
pekerjaan saya
20. Kenaikan poisi/promosi/gaji 🗸 🗸 🗸 🗸 🗸
ditandai dengan adil
memperhatikan masa kerja,
kinerja dan kemampuan
Total YA : YA : YA : YA: YA:
18 18 17 18 18
TDK TDK TDK TDK TDK
:2 :2 :3 :2 :2
Presentase 90% 90% 85% 90% 90%
Total presentase 89%
Sumber: instrument di isi oleh perawat Wijayakusuma

Analisis : berdasarkan kuesioner yang kami bagi, kepuasan perawat masuk dalam
kategori sangat baik dengan nilai prosentase 89%.

Tabel 2.50 Survei kepuasan pasien diruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas
n : 6 Pasien

No Kriteria Observasi
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 5 1
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok 4 2
diruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda/ 6 0
keluarga anda
4 Apakah perawat menanyakan pantangan dalam hal makanan anda/ 6 0
keluarga anda
5 Apakah perawat menanyakan/ memperhatikan berapa jumlah 5 1
makanan dan minuman yang bisa anda/ keluarga anda habiskan
6 Apakah anda/ keluarga anda tidakmampu makan sendiri, apakah 1 5
perawat membantu menyuapinya
7 Pada saat anda/ keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat 6 0
selalu memriksa cairan/ tetesanya dan area sekitar jarum infuse
8 Apabila anda atau keluarga anda mengalami kesulitan buang air 4 2
besar, apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, atau
sayur-sayuran dan minum yang cukup
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/ keluarga anda saat 1 5
buang air besar atau buat air kecil apakah perawat memasang
sampiran atau selimut, menutup pintu atau jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/ keluarga anda selalu dijaga 6 0
kebersihanya dengan disapu dan dipel setiap harinya
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak licin, tidak 6 0
berbau dan cukup terang
12 Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (istirahat 1 5
total), apakah dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak 1 5
mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti setiap kotor 5 1
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari : 2 4
kurang gerak, berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat 6 0
memberikan tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya, peraturan atau tata tertib yang erlaku dirumah sakit
17 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat 6 0
memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatanapakah perawat 6 0
mengawasi keadaan anda secara teratur pagi, sore, maupun
malam
hari
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi bantuan bila 6 0
diperlukan
20 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 6 0
21 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum melakukan 5 1
tindakan perawatan dan pengobatan
22 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat yang 6 0
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 6 0
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat membantu 4 2
menyiapkan atau meminumkan obat
25 Selama anda/ keluarga andadirawat apakah diberikan penjelasan 6 0
tentang perawatan/ pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah
anda/ keluarga anda diperbolehkan pulang
Total 116 34
Presentase 77% 23%
Sumber : di isi oleh pasien ruangan Wijayakusuma
Analisa : berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari didaptkan kepuasan
pasien terhadap ruan Wijayakusuma dalam kategori baik dengan nilai presentasi
77%.
c. Instrumen C
1. Tabel 2.51 SPO Memberikan Obat Melalui Intravena
No. Prosedur 14 15 16
1 Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
2. Gunakan APD sesuai indikasi 3 3 3
3. Ucapkan salam 3 3 3
4. Perkenalkan diri - - -
5. Identifikasi pasien 3 3 3
6. Ambil obat sesuai prinsip: benar obat,
benar pasien, benar dosis, benar waktu,
3 3 3
benar cara pemberian, benar indikasi dan
dokumentasi
7. Pakai sarung tangan 3 3 2
8. Posisikan pasien dengan nyaman 3 3 3
9. Tentukan vena yang akan ditusuk, syarat
vena tidak bercabang, bukan bekas 3 3 3
tusukan
10. Pasang perlak/pengalas di bawah area
- - -
yang akan disuntik
11. Bila vena sudah ditemukan misal vena
2 2 1
brakhialis , atur lengan lurus dan pasang
turniquet sampai vena benar-benar dapat
dilihat dan diraba
12. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila
masih terdapat udara dalam spuit maka 3 3 3
udara harus dikeluarkan
13. Bersihkan arera tempat penyuntikan
dengan alkohol swab dengan cara 2 2 2
memutar dari dalam keluar
14. Tusukan jarum ke dalam vena dengan
posisi jarum sejajar dengan vena dengan 3 3 3
sudut 15-30 derajat
15. Lakukan aspirasi dengan cara menarik
plunger spuit, bila darah sudah terhisap
3 3 3
lepaskan tourniquet dan dorong pelan-
pelan ke dalam vena
16. Setelah obat masuk vena, segera tarik
spuit, usap dengan alkohol swab dengan 3 3 3
sedikit menekan
17. Kembalikan pasien pada posisi yang
nyaman, tutup dan buang spuit, ampul/vial 3 3 3
di tempat yang telah tersedia (safety box)
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
3 3 3
sesuai prosedur
19. Lakukan evaluasi respon pasien 1 1 1
20 Ucapkan salam 3 3 3
21. Rapikan perairan - - -
22. Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
23. Dokumentasikan tindakan 3 3 3
Total 56 56 54
Presentase 80,18%
Tabel 2.52 SOP Pemeriksaan TTV di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21-23 Maret 2023

Observasi
N
PROSEDUR H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Buku catatan tanda-tanda vital √ √
dan alat tulis
2 Arloji √ √
3 Spignomanometer √ √
4 Stetoskope √ √
5 Termometer dan alat pembersih √ √
6 Tissue √ √
7 Bengkok √ √
8 Handscoon √ √
Pelaksanaan
1 Salam terapeutik, beritahu √ √ √
klien prosedur yang akan
dilakukan dan menutup tirai
2 Atur posisi klien senyaman √ √ √
mungkin dan dekatkan alat ke
pasien
3 Cuci tangan dan memakai √ √ √
handscoon
4 Mengukur suhu tubuh
1) Bersihkan ketiak pasien √ √ √
dengan tissue
2) Pasang termometer di √ √ √
tengah ketiak, tangan diletakan
di atas dada klien selama 5-10
menit
3) Lepaskan termometer, baca √ √ √
indicator suhu
4) Bersihkan termometer √ √ √
(sesuai jenis termometer)
5 Mengukur nadi
1) Letakan kedua lengan √ √ √
telentang di sisi tubuh klien
2) Tentukan letak arteri ( denyut √ √ √
nadi yang akan di hitung )
3) Meletakan ujung jari √ √ √
telunjuk, jari tengah dan jari
manis pada arteri/nadi yang
akan diukur, tekan dengan
lembut. Tentukan frekwensi
permenit, keteraturan irama
dan kekuatan denyutan
4) Menghitung frekwensi nadi √ √ √
mulai hitungan nol (0) selama
satumenit/30 detik dikalikan 2,
jika tidak teratur dilakukan satu
menit
6 Mengukur pernafasan dengan √ √ √
menghitung naik turunnya dada
dan perut jika Teratur 30 detik
dikalikan 2, jika tidak teratur
dilakukan satu menit penuh
7 Mengukur tekanan darah
1) Buka lengan baju jika perlu √ √ √
2) Pasang manset pada lengan √ √ √
yang sudah disiapkan
(Kanan/kiri) sekitar 3 cm di
atas fossa kubiti jangan terlalu
ketat/longgar
3) Pegang denyut nadi radialis, √ √ √
pompa sampai denyut nadi
tidak teraba kemudian 20
mmHg dari nilai normal
8 Catat hasil pengukuran suhu, √ √ √
nadi, pernafasan, dan tekanan
darah pasien pada buku
Catatan TTV
9 Rapihkan pasien dan alat √ √ √
10 Lepas handscon dan cuci √ √ √
tangan
Total 17 17 17
Presentase 65,3 65,3 65,3
% % %
Presentase Akhir 65,3
%

Tabel 2.53 SOP Pemasangan Infus di Ruang Wijaya Kusuma RSUD


Banyumas
Periode 21-23 Maret 2023

Observasi
H1 H2 H3
N
PROSEDUR
O Ti Ti
Ya da Ya Tidak Ya da
k k
Persiapan alat
1 Standart infus. √ √ √
2 Cairan infus √ √ √
3 Infus set √ √ √
4 Alkohol swab √ √ √
5 Transparan dresing √ √ √
6 Gunting √ √ √
7 Plester √ √ √
8 Pengalas dan perlak √ √ √
9 Bengkok √ √ √
10 Handscoon √ √ √
Pelaksanaan
1 cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan) √ √ √
2 Identifikasi pasien(sesuai SPO √ √ √
identifikasi pasien)
3 Jelaskan pada pasien tindakan yang √ √ √
akan dilakukan
4 Bawa peralatan kepasien √ √ √
5 Atur posisi pasien dengan posisi √ √ √
supine( terlentang).
6 Siapkan set infus dan cairan infus √ √ √
untuk siap digunakan - Lepaskan
penutup botol cairan lalu didesinfeksi
dengan alkohol swab dan tusukkan
pipa saluran udara dan saluran infus.
7 Isi selang infus : tekan bilik drip dan √ √ √
lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½
penuh
8 Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan √ √ √
sampai keluar sehingga udara tidak
ada pada selang infus, lalu klem ke
posisi off, pastikan slang bersih dari
udara dan gelembung udara, ujung
slang ditutup kembali
9 Pakai sarung tangan √ √ √
10 Periksa ulang cairan yang akan √ √ √
diberikan
11 Siapkan area yang akan dipasang infus √ √ √
12 Pasang perlak dan pengalas di bawah √ √ √
anggota badan yang akan dipasang
infuse
13 Lakukan fixasi √ √ √
14 Tentukan vena yang akan ditusuk √ √ √
15 Desinfeksi area yang akan ditusuk √ √ √
dengan diameter 5 – 19 cm melingkar
dari arah dalam keluar
16 Tusukkan jarum infus/abocath pada √ √ √
vena yang telah ditentukan
17 Tutup bagian yang ditusuk dengan √ √ √
tegaderm
18 Tulis tanggal dan ukuran jarum √ √ √
infus/abocath pada plester bagian luar
19 Hitung jumlah tetesan infus sesuai √ √ √
dengan kebutuhan
20 Perhatikan reaksi pasien √ √ √
21 Rapikan pasien √ √ √
22 Rapikan peralatan dan kembalikan √ √ √
pada tempatnya
23 Cuci tangan √ √ √
24 Catat waktu pemasangan, jenis cairan √ √ √
dan jumlah cairan serta peralatan habis
pakai pada status pasien
Total 28 29 29
Presentase 82,3 85, 85,2
% 2% %
Presentase Akhir 84,2
%
Tabel 2.54 SOP Pengecekan GDS di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Banyumas
Periode 21-23 Maret 2023

Observasi
N
PROSEDUR H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Glukometer / alat monitor √ √ √
kadar glukosa darah
2 Kapas Alkohol √ √ √
3 Handscoon √ √ √
4 Stik GDA / strip tes glukosa √ √ √
darah
5 Lanset / jarum penusuk √ √ √
6 Bengkok √ √ √
Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi data √ √ √
sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Menempatkan alat di dekat √ √ √
pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai √ √ √
pendekatan terapeutik
2 Cek identitas klien dengan √ √ √
gelang pasien
3 Menjelaskan tujuan dan √ √ √
prosedur tindakan pada
keluarga/klien
4 Memberikan kesempatan √ √ √
bertanya
5 Menanyakan kesiapan klien √ √ √
sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1 Menjaga privacy klien √ √ √
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Memakai sarung tangan √ √ √
4 Atur posisi pasien senyaman √ √ √
mungkin
5 Pastikan alat bisa digunakan √ √ √
6 Pasang stik GDA pada alat √ √ √
glukometer dan otomatis Alat
glukometer akan hidup
7 Mengurut jari yang akan √ √ √
ditusuk (darah diambil dari
salah satu ujung jari telunjuk,
jari tengah, jari manistangan
kiri / kanan)
8 Desinfeksi jari yang akan √ √ √
ditusuk dengan kapas alkohol
9 Menusukkan lanset di jari √ √ √
tangan pasien, dan
biarkandarah mengalir secara
spontan
10 Tempatkan ujung strip tes √ √ √
glukosa darah (bukan
diteteskan ) secara otomatis
terserap ke dalam strip
11 Menutup bekas tusukkan lanset √ √ √
menggunakan kapas alkohol
12 Alat glukometer akan berbunyi √ √ √
dan bacalah angka yangtertera
pada monitor
13 Keluarkan strip tes glukosa √ √ √
dari alat monitor
14 Matikan alat monitor kadar √ √ √
glukosa darah
Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan √ √ √
2 Berpamitan dengan klien √ √ √
3 Membereskan alat-alat √ √ √
4 Melepas sarung tangan √ √ √
5 Mencuci tangan √ √ √
6 Mencatat kegiatan dalam √ √ √
lembar catatan keperawatan
Total 31 31 32
Presentase 91,1 91,1 94,1
% %
Presentase Akhir 92,1
%
A. OUTPUT
1. Mutu Asuhan Keparawatan ( ABC)
Hasil penilaian mutu pelayanan dari instrumen A, B, dan C di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas selama hasil observasi bulan Maret
2023 :
Tabel 2.55
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A, B, C) di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas periode Maret 2023
No Instrumen Tercapai Rata rata
1 Instrumen A 88%
2 Instrumen B 83 % 83,6%
3 Instrumen C 80,25%

2. Efisiensi Ruang Rawat


a. Kajian Teori
1) Bed Occupation Rate (BOR)
BOR adala presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnyatingkat pemantauan dari tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter dari BOR ini idealnya 60-85%.
Rumus =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑥 100
2) Average Length of Stay (Av LOS)
Menurut DepKes RI, Av LOS yaitu rata-rata lama rawatan
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Menurut
DepKes RI ideal dari Av LOS adalah 6-9.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Rumus = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

3) Bed Turn Over (BTO)


Menurut DepKes RI (2015), BTO yaitu frekuensi pemakaian
tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu
(biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada pemakaian
tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, 1 tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)
Rumus = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟

4) Tun Over nterval (TOI)


TOI yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat
terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan
gambaran tingkat efisiensi daripada penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempa tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
Rumus =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑖)−ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖) 𝑥 100

b. Kajian Data
Tabel 2.56 Situasi Pasien di Ruang Wijayakusuma Periode
taggal 1-23 Maret 2023
Keterangan Maret Total
2023
Jumlah pasien 95 95
dirawat
Jumlah pasien 73 73
keluar
Sembuh 73 73
Meninggal 0 0
Jumlah hari lama 241 241
rawat pasien keluar
Sumber : Data Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas tahun 2023
Tabel 2.57 Efisiensi Ruang Wijayakusuma
Periode 1-23 Maret 2023
Rata –
Indikator Maret 2023
rata
BOR 62,5 % 62,5 %
Av LOS 4 4
TOI 1 1
BTO 2,2 2,2
Sumber : Data Ruang RSUD Banyumas tahun 2023
Analisa :
Jika dilihat dari BOR bulan maret 2023 pada ruang Wijayakusuma
termasuk ideal yaitu menurut DepKes RI dikatakan ideal jika 60 – 80
%. Av Loss (lama rata-rata hari keperawatan) pasien di Ruang
Wijayakusuma selama bulan Maret 2023 adalah 4 hari selama 1 bulan
tidak ideal, karena menurut DepKes RI idealnya adalah 6-9 hari. TOI
(lama rata-rata 1 tempat tidur kosong) di Ruang Wijayakusuma 1 hari
selama sebulan ideal, menurut DepKes RI ideal TOI adalah 1-3 hari.
BTO atau frekuensi pemakaian tempat tidur di Ruang selama periode
1-23 maret adalah 2 tempat tidur tidak ideal, menurut DepKes RI
Idealnya 40-50 tempat tidur.
BAB III
PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah proses managemen keperawatan di ruang
Wijayakusuma diperoleh seperti terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tema Analisa Data Presentase Kategori Rata-
rata
SP2KP Meeting Morning 65 % baik
Timbang Terima 65 % baik
Pre Conference 77 % baik
Post Conference 55 % Cukup
- Alat Peraga (0)
Pelaksanaan tugas kepala ruang 100% Sangat baik
Pelaksanaan tugas ketua tim 90% Sangat baik
Pelaksanaan tugas perawat pelaksana 100% Sangat baik

PPI 1. Kepatuhan 5 Moment Hand Hygine 44 % kurang


- Moment 1 10 %
- Momen 2 10%
- Momen 3 60%
- Momen 4 50%
- Momen 5 50%
- Sebelum memakai Handscone 0%
- Sesudah memakai Handscone 100%
- Handwash 70%
- Handrub 50%
2. Penempatan Pasien 100% Sangat baik
3. Penggunaan APD 71,4% baik
72,7% Kritikal
4. Monitor dekontaminasi perawatan
kurang
peralatan perawatan pasien
81% Sangat baik
5. Pengendalian lingkungan
100% Sangat baik
6. Pengelolaan limbah
100% Sangat baik
7. Penatalaksanaan linen
85,7% Sangat baik
8. Perlindungan Kesehatan Petugas
100% Sangat baik
9. Etika batuk
87,5% Sangat baik
10. Menyuntik dengan aman
SKP Ketepatan identifikasi pasien 75% Kritikal
kurang
Komunikasi efektif 100% Sangat baik
Keamanan obat yang perlu diwaspadai 100% Sangat baik
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, 85% Sangat baik
tepat pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi 77% Sangat baik
Pengurangan risiko jatuh 50 % Kurang
Instrumen Proses Asuhan Keperawatan 100% Sangat baik
A Admission Care 94 % Sangat baik
Discharge Planning 70,83% baik
Instrumen Survei kepuasan pasien 77% Sangat baik
B Survei kepuasan perawat 89% Sangat baik
Instrumen Pemasangan infus 84,2% Sangat Baik
C Pemberian obat intravena 80,18% Baik
TTV 65,3% Baik
Cek Gula Darah 92,1% Sangat baik

Berdasarkan data diatas, masalah yang muncul sesuai kategori


penilaian di bab I, maka kami mengambil masalah dengan presentase <60%
sebagai berikut :

1. Pengurangan resiko jatuh (50%)


2. Post Conference (55%)
3. Kepatuhan 5 moment cuci tangan (44%)
4. Identifikasi Pasien (75%)

B. Prioritas Masalah

Prioritas utama dilakukan dengan metode CARL (Capability,


Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1-5.
Kriteria CARL mempunyai arti :
C : ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : kemudahan masalah yang ada diatasi atau tidak, kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan
R : kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/ kemampuan dan motivasi
L : seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas
1. Berdasarkan kesepakatan bersama
a. Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah
b. Nilai 2 : tidak menjadi masalah
c. Nilai 3 : Cukup menjadi masalah
d. Nilai 4 : sangat menjadi masalah
e. Nilai 5 : sangat menjadi masalah
2. Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan rangking
atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai terendah

Tabel
Prioritas Masalah
Di Ruang RSUD Banyumas
Masalah C A R L Total Prioritas
Pengurangan resiko jatuh (50 %) 3 3 4 4 144 2
Kepatuhan 5 momen hand hygine 3 3 5 5 225 1
(44%)
Post conference (55%) 2 2 5 5 100 3
Identifikasi Pasien (75%) 2 2 3 3 36 4
C. Analisa SWOT
Masalah 1: Pengurangan resiko jatuh (50 %)
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Perawat belum melakukan
ketua tim dan perawat pelaksana asessmen awal dan/atau asesmen
yang sudah mempunyai ulang resiko jatuh pada semua
pengalaman kerja yang cukup pasien
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan 2. Belum optimalnya pemasangan
D3 keperawatan penanda risiko jatuh pada gelang
3. Tersedianya fasilitas untuk pasien dan di tempat tidur pasien
penandaan resiko jatuh 3. Belum optimalnya edukasi kepada
4. Tersedia SPO penatalaksanaan pasien dan/atau keluarga pasien
resiko jatuh terkait resiko jatuh
5. Terdapat bed dengan safety rail

EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari management dalam 1. Lakukan asessmen awal dan 1. Lebih mengoptimalkan penilaian
pelaksanaan pasien resiko jatuh asessmen ulang untuk pelaksanaan risiko jatuh
2. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian lembar 2. Mengoptimalkan management
mencukupi penilaian resiko jatuh dan risiko jatuh pada pasien
3. Kemampuan perawat untuk pemberian penanda resiko jatuh 3. Sosialisasikan tentang patient
memahami pentingnya melakukan 2. Ajak perawat untuk memasang safety serta identifikasi pasien
pengisian lembar penilaian resiko tanda resiko jatuh di tempat tidur beresiko.
jatuh dan pemberian penanda resiko pasien yang sudah disediakan
jatuh
3. Ajak perawat untuk mengedukasi
kepada pasien dan keluarga pasien
terkait resiko jatuh
4. Evaluasi terkait pemberian label
pada pasien resiko jatuh
THREATENING 5. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
1. Pasien tidak tahu perawatan 1. Tingkatkan kualitas pelayanan 1. Berikan informasi kepada perawat
secara mandiri terkait penyakit rumah sakit dengan menurunkan mengenai pentingnya penandaan
2. Peningkatan resiko jatuh angka risiko jatuh pada pasien risiko jatuh pada gelang pasien
3. Tuntutan pasien akan 2. Edukasi terkait perawatan penyakit dan tempat tidur pasien
keselamatan dan kenyamanan dan resiko jatuh 2. Observasi kelengkapan pengisian
dalam proses keperawatan lembar resiko jatuh pada setiap
rekam medis pasien
Masalah 2:Kepatuhan 5 momen hand hygine

STRENGHT WEAKNESS

INTERNAL 1. Tersedianya wastafel, sabun cuci Perawat kurang sadar sehingga tidak
tangan, handuk cuci tangan sekali
melakukan cuci tangan sesuai dengan 5
pakai dan juga handrub.
2. Terdapatnya poster 6 langkah cuci Moment Cuci Tangan
tangan disamping wastafel dan di
dekat semua handrub
3. Sebagian besar perawat sudah
EKSTERNAL mendapatkan pelatihan dari PPI
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Rumah sakit mengutamakan 1. Review pentingnya 5 moment


pengetahuan perawat tentang 5 kebersihan tangan
moment cuci tangan 2. Lakukan evaluasi pelaksanaan 5
2. Dukungan dari PPI terhadap moment kebersihan tangan
pelaksanaan 5 moment cuci 3. Motivasi perawat dalam
tangan melakukan edukasi kebersihan
tangan kepada keluarga pasien
THREATENING STRATEGI S-T STRATEGI S-O

Peningkatan resiko infeksi karena Sosialisasikan kembali tentang 6 1. Selalu mengingatkan perawat
belum optimalnya kepatuhan 5 momen langkah cuci tangan yang benar dalam untuk melakukan 5 momen
hand hygiene 5 moment kebersihan tangan.
2. Sosialisasikan dampak tidak
terlaksananya 5 moment cuci
tangan
Masalah 3: Post Conference
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Jarang terlaksannya kegiatan post
ketua tim dan perawat pelaksana conference pada setiap shift
yang sudah mempunyai 2. Kurangnya kesadaran melakukan
pengalaman kerja yang cukup post conference
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan
D3 keperawatan
3. Tersedianya fasilitas untuk post
conference
4. Telah tersedianya tempat untuk
dilakukan post conference di
ruangan
5. Tersedia SPO Post conference
EKSTERNAL 6. Adanya SDM lulusan S1
sebanyak 6 orang dan D3
sebanyak 10 orang yang terampil
dan mengerti tentang pelaksanaan
post conference

OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O


1. Dukungan dari Karu dan Katim 1. Adanya dukungan dari Karu dan 1. Melakukan sosialisasi tentang post
2. Dukungan dari management Katim Sehingga SDM yang conference
SP2KP RSUD Banyumas terampil dapat melakukan post
conferece
3. Pemberdayaan perawat pelaksana 2. Adanya perawat lulusan S1 dan 2. Lebih mengoptimalkan
untuk terlibat dalam kegiatan post D3 yang telah mendapatkan pelaksanaan Post Conference di
confernce pengetahuan tentang managemen ruangan
4. Pemberdayaan katim untuk sehingga dapat mengaplikasikan
mengingatkan perawat pelaksana post conference di ruangan
dalam melakukan post conference 3. Adanya fasilitas yang tersedia
untuk post conference sehingga
fasilitas yang ada dapat
dimanfaatkan dengan baik
4. Dukungan dari management
SP2KP untuk berjalannya proses
post conference
THREATENING 1. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
Kurangnya motivasi untuk melakukan 1. Adanya SDM yang terampil 1. Kurangnya motivasi untuk
post conference sehingga mampu memotivasi melakukan post conference untuk
perawat lain untuk melakukan post efisiensi waktu tindakan asuhan
conference sehingga keperawatan pasien
2. Adanya kemauan dari petugas 2. Memberikan informasi mengenai
untuk memperbaiki kekurangan pentingnya dilakukan post
ruangan serta conference
kemampuan untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada
untuk terlaksananya post
conference sehingga sehingga tidak
terjadi perbedaan beban kerja anta
perawat
pelaksana
Masalah 4: Identifikasi Pasien
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 6. Adanya SDM yang terampil yaitu 4. Sebagian perawat menyebutkan
ketua tim dan perawat pelaksana nama, tidak menanyakan nama
yang sudah mempunyai kepada pasien dan mencocokan
pengalaman kerja yang cukup digelang pasien.
7. Terdapat perawat lulusan S1 dan 5. Beberapa perawat tidak
D3 keperawatan mendokumentasikan identifikasi
8. Tersedianya fasilitas untuk pasien di SIM.
Mengidentifikasi Pasien
9. Tersedia SPO penatalaksanaan
Identifikasi Pasien

EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
5. Dukungan dari management dalam 2. Lakukan asessmen awal dan 4. Lebih mengoptimalkan penilaian
pelaksanaan Identifikasi Pasien asessmen ulang untuk pelaksanaan risiko jatuh
6. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian Identifikasi 5. Mengoptimalkan management
mencukupi pasien di SIM. risiko jatuh pada pasien
7. Kemampuan perawat untuk 3. Ajak perawat untuk menanyakan 6. Sosialisasikan tentang patient
memahami pentingnya melakukan identifikasi pasien dan safety serta identifikasi pasien
identifikasi pasien agar tidak mencocokan di gelang pasien. beresiko.
adanya kesalahan ketika melakukan 4. Ajak perawat untuk mengisi
tindakan. dokumentasi di SIM
5. Evaluasi terkait pemberian label
pada pasien resiko jatuh
THREATENING 6. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
4. Pasien tidak tahu perawatan 3. Tingkatkan kualitas pelayanan 3. Berikan informasi kepada perawat
secara mandiri terkait penyakit rumah sakit dengan melakukan mengenai pentingnya
5. Pasien tidak tau obat apa yang identifikasi pasien sesuai sop dan Mengidentifikasi pasien dan
diberikan perawat mendokumentasikan. mendokumentasikan.
6. Tuntutan pasien akan 4. Observasi kelengkapan pengisian
keselamatan dan kenyamanan identifikasi pasien.
dalam proses keperawatan
D. POA

Masalah Sub masalah Prioritas Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran Penanggung
jawab
SKP Pencegahan 2 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan ketua ruang, Selasa, 28 Semua Vita
resiko jatuh pencegahan resiko jatuh dan team standar keselamatan Maret 2023 perawat di Cahyaningsih
(50) 50% (dari 50% menjadi pasien ruang Wijaya
100% dengan kriteria Kusuma
hasil : 2. Mencari litertur untuk
1. Assesment mengurangi resiko jatuh pasien
resiko jatuh terisi
3. Menyediakan sarana
2. Perawat mau (memberikan tanda untuk pasien
mengaplikasikan dengan indikasi resiko jatuh
kembali dengan menggunakan tanda
pengidentifikasian resiko jatuh berupa tanda segitiga
resiko jatuh berwarna kuning dan stiker fall
risk di gelang identifikasi pasien )
3. Memasang safety
rail untuk bed 4. Melakukan sosilisasi kepada
yang terdapat perawat tentang pentingnya
safety railnya mengurangi resiko jatuh pada
pasien terindikasi resiko jatuh
5. Melakukan roleplay tindakan
untuk mengurangi resiko jatuh
(memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga kuning,
memberi stiker fall risk pada
gelang identifikasi pasien,
memasang pengaman tempat
tidur pasien, mengunci roda
tempat tidur mendekatkan
barang-barang berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering )
6. Memberikan kesempatan perawat
diruangan untuk mengaplikasikan
tindakan untuk mengurangi resiko
jatuh (memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga kuning
dan memberi stiker fall risk pada
gelang identifikasi pasien,
memasang pengaman tempat
tidur pasien, mengunci roda
tempat tidur, mendekatkan
barang-barng berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering)
7. Monitor perawat dalam tindakan
mengurangi kejadian resiko jatuh
8. Observasi tindakan perawat untuk
penanganan pasien resiko jatuh
9. Observasi kelengkapan dokumen
penilaian resiko jatuh di setiap
rekam medis pasien
10. Evaluasi dan dokumentasi
tindakan perawat dalam
penanganan resiko jatuh
PPI Kepatuhan 5 1 Meningkatkan Kepatuhan 1. Koordinasi dengan ketua ruang, Semua Amelia
moment hand 5 moment hand dan team standar keselamatan perawat di wardah
hygine (44%) hygine56% (dari 44% pasien ruang
menjadi 100%) dengan 2. Mencari literatur terkait 5 wijayakusuma
kriteria hasil : momen cuci tangan
3. Menyediakan sarana cuci
1. Petugas tangan (handwash, tisu
melakukan kering)
moment ke 1 ( 4. Melakukan sosialisasi kembali 5
sebelum kontak momen cuci tangan
dengan pasien) 5. Observasi perawat dalam
2. Petugas melakukan 5 momen cuci
melakukan tangan
moment ke 2 (
sebelum melakukan 6. Evaluasi dan dokumentasi
tindakan aseptik) observasi pelaksanaan 5 momen
3. Petugas melakukan cuci tangan
momen ke 3
(sesudah terkena
cairan tubuh pasien)
4. Petugas
melakukan momen
4 (setelah kontak
dengan pasien)
5. Petugas melakukan
moment ke 5 (
setelah kontak
dengan lingkungan
pasien)
S2KP Post 3 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Kepala Ruang Semua Fitri Dian
Conference pelaksanaan Post tentang masalah yang ditemukan perawat di Kumala
55,56%, Confrence 45,5% (dari 2. Cari literatur dan SOP Post ruang
54,5% menjadi 100%) Conference Wijayakusuma
dengan kriteria hasil : 3. Persiapkan sarana untuk post
1. post conference conference yaitu SOP post
dilakukan setiap conference yang disesuaikan
menjelang akhir oleh ruangan
shift 4. Sosialisasikan SOP post
2. Post Conference conference ke perawat
dibuka oleh perawat ruangan
primer/katim dengan 5. Rolplaykan pelaksanaan SOP
salam dan doa post conference ke perawat
3. Perawat primer/katim ruangan dalam melakukan tujuan
melakukan klarifikasi post conference, anggota
menjelaskan
kepada pasien sebelum hasil tindakan, memberikan
dilakukan operan jaga reinforcement, dan menyimpulkan
berikutnya hasil post conference
Perawat primer/katim 6. Motivasi perawat pelaksanaan
menutup post post conference
conference dengan doa 7. Berikan kesempatan untuk
setelah dari pasien perawat ruang untuk melaksanaan
SOP post conference dalam
tujuan post conference, anggota
menjelaskan hasil tindakan,
memberi reinforcement, dan
menyimpulkan hasil post
conference
8. Melakukan observasi terhadap
perawat ruangan dalam
melakukan post conference
Mereview pelaksanaan post
conference Evaluasi kegiatan post
conference
SKP Identifikasi 4 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Kepala Ruang Semua Eviyanti
Pasien (75%) Identifikasi Pasien 25% tentang masalah yang ditemukan perawat di Khasanah
(dari 75% menjadi 100%) 2. Cari literatur dan SOP Identifikasi ruang
dengan kriteria hasil : Pasien Wijayakusuma
1. Selalu menanyakan 3. Persiapkan sarana
terlebih dahulu kepada mengidentifikasi pasien
pasien tentang identitas 4. Sosialisasikan SOP
“Nama” dan setelah itu Identifikasi Pasien ke perawat
ruangan
mencocokan 5. Rolplaykan pelaksanaan SOP
dengan gelang Identifikasi Pasien ke perawat
pasien. ruangan dalam melakukan tujuan
2. Perawat melakukan Identifikasi Pasien
dokumentasi/ mengisi
SIM

Anda mungkin juga menyukai