Anda di halaman 1dari 159

BAB I

HASIL PENGKAJIAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan seseorang secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes, 2014).
Rumah sakit dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks,karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan. Semakin
kritisnya masyarakat sekarang, menuntut sebuah rumah sakit harus dapat memberikan
pelayanan yang baik sehingga sangat diperlukannya manajemen yang baik agar
pelayanan yang diberikan bisa semaksimal mungkin.Manajemen keperawatan adalah
proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap
pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000 dalam Nursalam,
2017).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalakan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC
(Planing, Organizing, Acutuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi. (Nursalam, 2007) Manajemen keperawatan adalah
suatu tugas khusus yang harus dilakukan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang
ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien keluarga dan masyarakat. Manager keperawata di tuntut
untuk merencanakan, megorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana
yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi
individu, keluraga dan masyarakat
Proses managemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga di harapkan dapat
sealing menopang. Sebagaimana proses keperawatan dalam managemen keperawatan
terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksaaan dan evaluasi
hasil, karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga daripada seorang pegawai maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih
rumit dibandingkan proses keperawatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Terletak di Kabupaten
Bantul terletak di sebelah selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan
dengan : Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan :
Samudra Indonesia, Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul, Sebelah Barat :
Kabupaten Kulon Progo. Luas Wilayah Kabupaten Bantul 506,85Km (15,90 dari luas
wilayah Propinsi DIY ) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari
separaunya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari :
Bagian Barat , adalah daerah landai yang yang kurang serta perbukitan yang
membunjur dari Utara ke Selatan 89,86 Km2 (17,73 % dari seluruh wilayah)
Bagian Tengah : adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang
subur seluas 210,94 km2 (41,62 %).
Bagian Selatan adalah sebenarnya merupakan bagian dari bagian dari daerah
tengah dengan keadaan alam yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di Pantai
Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek, Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul sendiri dalam pelayanan sehari-hari untuk berusaha
memberikan pelayanan yang selalu berdasarkan pada visi misi untuk mencapai pelayanan
yang lebih baik lagi. Untuk mencapai visi tersebut maka misi yang diusung oleh Rumah
Sakit ini adalah:
1. Memberikan pelayanan prima pada pelanggan
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait
5. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas
6. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk mendukung pertumbuhan
organisasi.

RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki 15 ruang rawat inap, salah satunya adalah
ruang rawat Bakung.
Ruang Rawat Inap Bakung merupakan salah satu ruang rawat inap penyakit
dalam untuk merawat pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Ruang Rawat
Inap Bakung terletak di lantai 2 tepatnya di atas ruang Almanda. Ruang Rawat Inap
Bakung memiliki 10 kamar dengan satu kamar adalah kamar isolasi dengan kapasitas 28
tempat tidur. Ruang Bakung menerapkan metode MPKP Modifikasi Tim Primer yang
dikepalai oleh koordinator ruangan, dua PPJA dan 15 Asociate Nurse.

Beberapa upaya mewujudkan rumah sakit yang berkualitas dan unggul dalam
pelayanan RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki visi dan misi. Visi dari RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah terwujudnya Rumah Sakit yang unggul dan menjadi
kebanggaan seluruh masyarakat. Selain visi dan misi, RSUD Panembahan Senopati
Bantul mempunyai 5 nilai, yaitu “Jujur, Rendah hati, Kerja sama, Profesional dan
Inovasi”.

Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan managerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan managerial yang dimiliki perawat dapat
dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan
manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kulyah juga melalui pembelajaran di
lahan praktek. Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners angkatan XII Universitas
Respati Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Ruang Rawat Inapa Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Yogyakarta dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
pendidikan. Adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktik mahasiswa Program Profesi Ners stase Manajemen Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dilaksanakan di ruang Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 17 Februari 2020 sampai dengan 21
Maret 2020
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik keperawatan manajemen selama 5 minggu,
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep dann prinsip manajemen
keperawatan pada unit pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan manajemen di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan pelayanan
keperawatan terkait dengan fungsi asuhan keperawatan, perencanaaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian di ruang rawat.
b. Mengidentifikasi penyebab masalah dan menentukan prioritas masalah
berdasarkan hasil identifikasi masalah.
c. Membuat perencanaan dan pengorganisasian dengan skala prioritas sesuai
kondisi ruangan untuk penanganan masalah.
d. Mengimplementasikan perencanaan yang telah ditetapkan.
e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakuka.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifkasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan,proses
pelayanan,keadaan inventaris ruangan dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukankepada kepalaruangan,perawatprimer,perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatandilakukanuntukpengumpulandata mengenaikarakteristikpasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetapruangan dan
inventaris ruangan.
4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan,
penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan model praktek keperawatan
profesional.
E. Skoring/Penilaian
Standar Penilaian yang di gunakan untuk menilai mutu asuhan keperawatan
menggunakan instrumen A, B, dan C (Depkes, RI 1997). Kriteria penilaian
dengan menggunakan acuan dari Arikunto (2006) dengan rentang nilai sebagai
berikut :
1. Kriteria Baik (76-100%)
2. Kriteria Cukup (56-75%)
3. Kriteria Kurang (≤55%)
F. Peserta Praktik
Mahasiswa stase managemen Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan XII
Universitas Respati Yogyakarta kelompok Q dengan anggota:
1. Wawan Desta Juliandi (19160044)
2. As Ganda Prasetya (19160157)
3. Ni made Esha Ari Ningsih (19160105)
4. Wiwin Indun Istiqomah (19160086)
5. Mariana H Boger (19160094)
6. Ni Luh Yeni Sukmawati (19160153)
7. Desy Firdausy (19160118)
8. Ester Rante Panggalo (19160033)
9. Widya Erlanda (19160132)
BAB II

HASIL PENGKAJIAN

A. Unsur Input
1. Filosofi, Visi dan Misi
a. Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Sejarah RSUD Panembahan Senopati Bantul
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul terletak di Jalan Doktor Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Trirenggo,
Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdiri sejak tahun 1953 sebagai RS hongeroedem (HO),
tahun 1956 resmi menjadi RS Kabupaten dengan jumlah sebanyak 60 TT,
tahun 1967 bertambah menjadi 90 TT. Pada tanggal 1 April 1982 dari RS
Kabupaten diresmikan Kabupaten Bantul Type D, tanggal 26 Februari 1993
ditetapkan sebagai RS Type C (SK Menkes RI Nomor
202/Menkes/SK/11/1993).
Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama menjadi RSD Panembahan
Senopati Bantul. Tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan Kelas RSUD
Panembahan Senopati Bantul dari Type C menjadi Kelas B Non Pendidikan
. Tahun 2012 mendapatkan akreditasi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: HK.03.05/III/431/12 tentang Penetapan Rumah
Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Utama. Tanggal 14 April 2015 telah mendapatkan Sertifikat
Akreditasi dari Komite Akriditasi Rumah Sakit (KARS) dengan predikat
“Paripurna” Bintang Lima.
2) Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 dimana didalamnya tercantum isu
strategis tentang kesehatan antara lain dibutuhkan kebijakan layanan rumah
sakit yang berupa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), penguatan
Fungsi Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat,
Penguatan Konstribusi SKPD dan satke holder dalam pembangunan
kesehatan, Komitmen Politik dalam kebijakan desa bebas empat masalah
kesehatan, keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan bidang
kesehatan, transparasi dan akuntabilitas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dan layanan medik.
Sejalan dengan hal tersebut diatas RSUD Panembahan Senopati
Bantul mengembangkan kegiatan yang tersusun dalam Rencana Strategis
RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2016-2021 dan berdasarkan
Keputusan Bupati Bantul Nomer 203 Tahun 2015 tentang pengesahan Visi,
Misi, dan Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul
dengan:
3) Tujuan
Menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
cepat dan tepat sesuai standar pelayanan rumah sakit dengan didukung
sumberdaya manusia yang profesional.
4) Visi dan Misi
a. Visi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
“TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT YANG UNGGUL DAN
MENJADI KEBANGGAAN SELURUH MASYARAKAT”
b. Misi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
a) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan
b) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia
c) Meningkatkan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian.
d) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan instansi terkait
e) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas
f) Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk
menudukung pertumbuhan organisasi
c. Nilai-nilai: Jujur, Rendah hati, Kerjasama, Profesional dan Inovatif
d. Meaning Streatment RSUD Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul:“MELAYANI SEPENUH HATI UNTUK KUALITAS HIDUP
YANG LEBIH BAIK”
b. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Bakung
Ruang rawat inap Bakung di RSUD Panembahan Senopati Bantul khusus
penyakit dalam kelas 3 yang diperunutkkan pasien dewasa laki-laki maupun
perempuan. Ruang rawat inap Bakung ini mempunyai 10 kamar, kamar 2 sampai
10 memiliki kapasitas 3 tempat tidur, 3 meja pasien dan 3 kursi untuk menjaga
pasien di setiap kamar. Kamar nomor 1 merupakan ruang isolasi. Ruang rawat
inap bakung memiliki 4 kamar mandi pasien yang digunakan secara umum.
2. Man

a. Pasien

1) Kajian Teori

Undang-Undang tentang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasal 1yang


menyatakan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang
membutuhkan pelayanan medis atau keperawatan yang terganggu kondisi
kesehatan baik jasmani maupun rohani (Who, 2010). Karakteristik pasien
yang dirawat di suatu ruangan berpengaruh dalam pemberian pelayanan
keperawatan. Semakin banyak ragam penyakit dan alat-alat medik yang
digunakan di ruangan dituntut semakin banyak pula penmgetahuan dan
keterampilan yang harus dimili oleh perawat. Demikian pula perangkat lunak
yang harus dimiliki ruangan seperti petunjuk teknis standar asuhan
keperawatan, juga semakin banyak yang harus disediakan

2) Kajian Data
Ruang rawat Bakung merupakan salah satu ruang perawatan penyakit dalam
yang dikembangkan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Ruang Bakung
merupakan ruang rawat inap kelas III yang terdiri dari 10 kamar. 9 kamar
berisi 3 tempat tidur, 1 kamar sebagai ruang isolasi berisi 1 tempst tidur
sehingga kapasitas ruangan adalah 28 TT. Jumlah pasien yang dirawat setiap
bulan bervariasi, dari periode Januari 2019 sampai Januari 2020 jumlah pasien
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1Distribusi jumlah pasien di ruang Bakung RSUD Panembahan


Senopati Bantul bulan Januari 2019 – Desember 2019

NO BULAN JUMLAH PASIEN

1 Januari 146

2 Februari 141

3 Maret 152

4 April 149

5 Mei 154

6 Juni 136

7 Juli 151

8 Agustus 142

9 September 139

10 Oktober 155

11 November 154

12 Desember 152

TOTAL 1.771
Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung 2019-2020

ANALISA DATA
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan jumlah pasien selama 1 tahun pada
bulan Februari 2019 sampai Januari 2020 paling banyak yaitu pada bulan
Oktober 2019 yaitu berjumlah 155 orang dan jumlah paling sedikit pada bulan
Juni 2019 yaitu berjumlah 136 orang.

Tabel 2.2 Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Diruang Bakung RSUD


Panembahan Senopati Bantul Tahun 2019

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH KASUS

1 Congestive heart failure 132


2 Chronic kidney disease, stage 5 69
3 Chronic kidney disease, unspecified 67
4 Typhoid fever 65
5 Bronchopneumonia, unspecified 59
6 Gastroenteritis and colitis of 59
unspecified origin
7 Anaemia, unspecified 52
8 Dengue fever (classical dengue) 52
9 Non-insulin-dependent diabetes 47
mellitus: Without complications
10 Urinary tract infection, site not 40
specified

JUMLAH 642

Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung 2019

ANALISA DATA

Berdasarkan data sekunder dari rekam medis, didapatkan data 10 penyakit


terbanyak dari tahun 2019 di ruang Bakung dengan penyakit terbanyak yaitu
Congestive heart failure sebanyak 132 pasien.

b. Tenaga Perawat
1) Kuantitas Tenaga Perawat
a) Kajian Teori
Jumlah tenaga perawat yang berada di ruang perawatan berpengaruh
terhadap pemberian asuhan keperawatan.Perencanaan jumlah tenaga
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pasien
diperlukan agar mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
b) Kajian Data
(1) Menurut Gilies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut:

A X B X 365
Tenaga Perawat =
(365-C) x jam kerja/hari

Keterangan:
A : Jam efektif dalam 24 jam
B : BOR x jumlah tempat tidur (jumlah pasien rata-rata
perhari)
C Jumlah hari libur
365 : Jumlah hari selama setahun

Jumlah hari perawatan dalam setahun x 100%


BOR =
TT x 365
= 9457 x 100%
28 x 365
= 9457 x 100%
10220
= 92,53
2) Kualitas Tenaga Perawat
a) Kajian Teori
Perawat sebagai salah satu anggota tim pemberi layanan kesehatan di
rumah sakit yang berpusat pada pasien, bertanggung jawab untuk memberikan
asuhan keperawatan. Salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang berkualitas
memerlukan sumber daya yang sesuai dengan kualitas dan profesionalisme
perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (PPNI, 2016).
Praktek professional yang merupakan ciri profesi yang harus tetap
diperhatikan dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan akuntanbilitas
dan standar kinerja yang tinggi. Upaya untuk mempertahankan
profesionalisme perawat bisa dilaksanakan dengan Pendidikan Kerawat
Berkelanjutan (PKB) sesuai standar PPNI (PPNI, 2016).
PKB adalah proses pengembangan keprofesian yang meliputi
berbagai kegiatan yang dilakukan seesorang dalam kapasitasnya sebgai
perawat praktisi, guna mempertahankan dan meningkatkan
profesionalismenya sebagai seorang perawat sesuai standar kompetensi yang
ditetapkan. Kegiatan dapat berupa pengalaman memberikan asuhann
keperawatan, publikasi karya ilmiah dan pengabdian masyarakat. Pendidikan
Keperawatan Berkelanjutan Perawat Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor
38 tahun 2014 tentang Keperawatan, dimana perawat berkewajiban
mengembangkan Praktik Profesionalnya melalui dengan meningkatkan dan
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki (PPNI, 2016).
Kualitas dan kompetensi tenaga perawat dalam suatu ruangan juga
menjadi indicator profesionalisme perawat. Kompetensi sesuai dengan PPNI
yang harus dimiliki perawat dengan fungsi tubuh:

(1) Gangguan sistem imun


(2) Gangguan sistem respirasi
(3) Gangguan sistem kardiovaskuler
(4) Gangguan sistem hematologi
(5) Ganggguan sistem sensori
(6) Gangguan sistem neurologi
(7) Gangguan sistem pencernaan
(8) Gangguan sistem muskuloskeletal
(9) Gangguan sistem urinaria
(10) Gangguan sistem endokrin
(11) Gangguan sistem integument
(12) Gangguan sistem reproduksi

Menurut PPNI (2001), tingkat kemampuan diharapkan dapat


dikuasai oleh perawat bertingkat sesuai dengan kemampuan
berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki yang terbagi
menjadi yaitu PK I, PK II, PK III dan PK IV. Tingkat kemampuan
yang harus dimiliki perawat pada setiap jenjang yaitu:

(1) Keperawatan Medikal Bedah Umum (PK I)


Melakukan kemampuann keperawatan dasar umum medikal
bedah
(2) Keperawatan Medikal Bedah Dasar (PK II)
Melakukan konsep biomedik bedah dasar:
(a) Mengumpulkan data
(b) Menganalisa data dan menetapkan diagnose keperawatan
(c) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang
menggambarkan intervensi pada keperawatan medikal
bedah tanpa komplikasi
(d) Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh meliputi:
(i) Membantu klien memenuhi kebutuhan dasar
(ii) Melakukan observasi
(iii) Melakukan pendidikan kesehatan
(iv) Melakukan pemeriksaan diagnostic
(v) Mengelola asuhan keperawatan klien medikal
(vi) Mengelola pasien pre dan post operasi minor
(vii) Melakukan tindakan kolaborasi
(viii) Melakukan dokumentasi keperawatan
(3) Keperawatan Medikal Bedah Lanjut (PK III)
Memahami konsep biomedical bedah lanjutan:
(a) Mengumpulkan data
(b) Menganalisa data dan menetapkan diagnose keperawatan
(c) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang
menggambarkan intersensi keperawatan medikal bedah
dengan resiko
(d) Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh:
(i) Melakukan obervasi
(ii) Melakukan pendidikan kesehatan
(iii) Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostic
(iv) Mengelola asuhan keperawatan klien medika bedah
dengan resiko dan atau komplikasi
(v) Mengelola kllien pre dan post operasi sedang
(vi) Melakukan tindakan kolaborasi
(vii) Melakukan keperawatan
(viii) Melakukan konseling
(ix) Melakukan dokumentasi keperawatan
(4) Keperawatan medikal bedah khusus (PK IV)
Memahami konsep biomedikal bedah lebih spesifik
(a) Dapat melakukan asuhan keperawatan medikal bedah yang
khusus pada salah satu sistem tubuh berikut:
(i) Gangguan sistem imun
(ii) Gangguan sistem respirasi
(iii) Gangguan sistem kardiovaskuler
(iv) Gangguan sistem hematologi
(v) Gangguan sistem sensori
(vi) Gangguan sistem neurologi
(vii) Gangguan sistem pencernaan
(viii) Gangguan sistem musculoskeletal
(ix) Gangguan sistem urinaria
(x) Gangguan sistem endokrin
(xi) Gangguan sistem integumen
(xii) Gangguan sistem reproduksi
(b) Bertindak sebagai supervisor perawat jenjang PK I, PK II,
PK III sesuai kekhususannya
(c) Bertindak sebagai pendidik klien, keluarga, teman dan
peserta didik
(d) Melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
medikal bedah dengan otonomi penuh
(e) Mampu sebagai konselor dalam bidang medikal bedah
khusus
(f) Mampu melakukan riset di bidang medikal bedah khusus
(5) Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa
prinsip keperawatan anak adalah:
(i) Anak bukan miniatur orang dewasa
(ii) Anak sebagai individu unik dan mempunyai kebutuhan
sesuai tahap perkembangan
(iii)Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan
dan peningkatan derajat kesehatan, bukan mengobati anak
sakit
(iv) Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang
berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat
bertanggung jawab secara komprehenif dalam memberikan
askep anak
(v) Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak
dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi
dan meningkatkan kesejahteraan dengan menggunakan
proses keperawatan yang sesuai dengan moral (etik) dan
askep hukum (legal)
(vi) Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk
meningkatkan maturasi/kematangan
(vii) Berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan

Uraian tugas perawat, yaitu:

(1) Kepala Ruang


(a) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
(i) Menyusun rencana kerja Koordinator Ruangan;
(ii) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan dan kebidanan di ruang yang bersangkutan;
(iii) Menyusun rencana kebutuhan tenaga kebutuhan keperawatan dan
kebidanan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang
rawat, koordinasi dengan Kepala Instalasi Rawat Inap, Kepala
Instalasi Rawat Jalan, Kepala IBS, Kepala IGD dan Kepala
Bidang Keperawatan dan Mutu;
(iv) Menyusun rencana data kebutuhan dan pemeliharaan sarana
prasarana alat medis, keperawatan, kebidnaan, non medis dan
perbekalan farmasi.
(b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi:
(i) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat, melalui kerjasama dengan Profesional Pemberi
Asuhan lain yang bertugas di ruang rawatnya (Inter Professional
Collaborative Practice);
(ii) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit;
(iii) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan dan
kebidanan baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang pelayanan
keperawatan/kebidanan;
(iv) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan dan
kebidanan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan
praktek (Inter Professional Education);
(v) Membimbing tenaga keperawatan dan kebidanan untuk
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan sesuai standar dan konsep IPCP;
(vi) Mengadakan pertemuan berkala /sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan, kebidanan dan petugas lain yang bertugas di
ruangnya;
(vii) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan dan
kebidanan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan
koordinasi dengan Kepala Instalasi/Kepala Bidang Keperawatan
dan Mutu;
(viii) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan ruangan
sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah sakit;
(ix) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai;
(x) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannnya di
ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan dan
kebidanan;
(xi) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan, kebidanan dan kegiatan lain secara tepat dan
benar;
(xii) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat;
(xiii) Bertanggungjawab terhadap pengisian formulir sensus harian
pasien di ruangnya;
(xiv) Bertanggungjawab berkas catatan medis pasien di ruangnya;
(xv) Membuat laporan mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan
dan kebidanan serta kegiatan lainnya, disampaikan kepada
atasannya;
(xvi) Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan dan kebidanan
yang menggunakan ruangnya sebagai lahan praktek;
(xvii)Melaksanakan fungsi koordinasi lintas fungsi dengan KSM,
KFK, Instalasi/ Bagian/Bidang, dan satuan kerja lain.
(c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),
meliputi :
(i) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
dan kebidanan yang telah ditentukan;
(ii) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan dan
kebidanan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan
program bimbingan yang telah ditentukan;
(iii) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan dan kebidanan
secara teknis yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk
diberikan sebagai bahan pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan pembinaan kepada staf, pengembangan SDM;
(iv) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, kebidanan, peralatan dan obat-obatan;
(v) Mengawasi dan menilai indikator mutu ruangan sesuai dengan
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan
Tim Mutu, Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Kepala
Instalasi Rawat Inap, Kepala Instalasi Rawat Jalan, Kepala IBS,
Kepala IGD dan Kepala Bidang Keperawatandan Mutu;
(vi) Meneliti kelengkapan rekam medis pasien pulang dan discharge
planning;

(2) PN( Primer Nurse)


(a) Melakukan orientasi pasien baru
(b) Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang berlaku pada
pasien/keluarga.
(c) Melaksanakan assesmen: bio, psiko, sosial, spiritual, budaya
(d) Menetapkan rencana asuhan keperawatan, kebidanan dan kriteria hasil
(e) Melaksanakan timbang terima
(f) Melakukan round interdisipliner/ visite bersama
(g) Melakukan kolaborasi dengan Profesional Pemberi Asuhan/ tim
kesehatan lain
(h) Melakukan diskusi refleksi kasus
(i) Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang ada dalam groupnya
dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek keperawatan dan
kebidanan
(j) Melakukan bimbingan kepada perawat dan bidan pelaksana yang
menjadi tanggung jawabnya
(k) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien;
(l) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
dengan program dietnya;
(m) Memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
(n) Melakukan perencanaan pulang pasien
(o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan asuhan
(p) Menggantikan tugas penanggung jawab ruang pada pagi hari jika
penanggung jawab tidak ada
(q) Mendelegasikan tugas Perawat Penanggung Jawab Asuhan pada sore,
malam, hari libur kepada perawat/bidan pelaksana
(r) Menerima konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan berupaya
mengatasinya, serta memfasilitasi pelaksanaan konsultasi dengan
dokter
(s) Melakukan pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan asuhan
keperawatan dan kebidanan guna peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan di ruang pelayanan
keperawatan/kebidanan
(t) Mendukung terlaksananya program keselamatan pasien
(u) Membuat laporan tugas kepada Koordinator ruang setiap akhir tugas
tentang kondisi pasien dan masalah yang ada
(v) Mengikuti pertemuan ilmiah/rutin yang diselenggarakan rumah sakit
di lingkungan tugasnya
(w) Bertanggung jawab atas kelengkapan entry data dalam Billing System.
(3) Penanggung Jawab Shift
(a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
pelayanan keperawatan/kebidanan pada shift sore, malam dan hari
libur
(b) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga pelaksana perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar
yang berlaku pada shift sore, malam dan hari libur
(c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan pada shift
sore, malam dan hari libur
(d) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai
(e) Membantu melaksanakan program orientasi kepada petugas baru
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib, dan
fasilitas yang ada
(f) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan secara tepat dan benar untuk tindakan
keperawatan selanjutnya
(g) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungan pada shift sore, malam dan hari
libur
(h) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien pada shift malam
(i) Memelihara berkas catatan medis pada shift sore, malam dan hari libur
(j) Memverifikasi kebenaran rencana keperawatan pada shift sore, malam
dan hari libur
(k) Bersama-sama perawat pelaksana dan bidan pelaksanan melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien shif sore, malam dan hari libur
(l) Melaporkan kejadian penting di ruangan pada waktu Sore/ Malam/
Hari libur
(m) Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung jawab shift
berikutnya secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian dinas
(n) Melakukan entri data indikator mutu sesuai dengan pofil indiator mutu
(o) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh koordinator ruang
(4) PPA (Perawat Pemberi Asuhan)
(a) Membuat laporan harian mengenai asuhan Keperawatan
(b) Melakukan serah terima pasien dan lain lain dalam operan shift jaga
(c) Mendampingi visite dokter dan melaksanakan instruksinya
(d) Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien
(e) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku
(f) Memelihara peralatan perawatan dan medis sehingga dalam kondisi
siap pakai
(g) Melaksanakan program orientas kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan dan tata tertib, Fasilitas dan cara peggunaannya
serta kegiatan rutin sehari hari diruangan
(h) Menciptakan hubungan kerja sama yag baik dengan pasien dan
keluarga.
(i) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien
(j) Menyusun diagnosa keperawatan pasien
(k) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
(l) Melaksanakan evaluasi tindakan kepeawtan yang sudah diberikan
(m) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
(n) Membantu dan menilai kondisi pasien
(o) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
tim kesehatan yang lain
(p) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus
dan peningkatan mutu asuhan keperawatan
(q) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
(r) Melaksanakan sistem dan pelaporan entry data indikator mutu
(s) Memberi penyuluhan kesehatan kepda pasien dan keluarga sesuai
keadaan dan kebutuhan pasien
(t) Melapor pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun
tulisan

.
b) Kajian Data

Tabel 2.3 Tenaga Keperawatan Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan Pendidikan Dan
Pelatihan Yang Pernah Dilakukan

Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
1. Yuk Bariroh S1 Ners PNS KOORD. 4 tahun  Pelatihan pola bimbingan preseptorship  2014
 Patient safety  2014
 Service Exellent  2014
 Preceptor dan Clinical Instructure  2014
 Jabatan fungsional perawat  2015
 FMEA(Failure Mode dan Effects  2015
analysis)  2015
 Anti Fraud dalam pelayanan kesehatan  2015
 CWCCA(Certified wound care clinical
associate)  2016
 K3  2016
 Preceptorship  2016
 PMKP(Peningkatan mutu keselamatan  2016
pasien)  2016
 Pembimbingan klinik keperawatan
 PPGD
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
2. Tri D3 Kep PNS PN 1 9 tahun  PPGD  2016
Winarsih  TB MDR  2013
 Penulisa resep sesuai standart JCL  2013
 K3  2014
 Managemen Ka.Ru  2014
 Komunikasi efektif  2015
 Kolaborasi TB HIV sesuai pedoman  2015
nasional  2015
 TB DOTS dan TB MDR  2015
 OCB  2016
 PPI dasar  2013
 Pembimbing klinik  2013
 Keselamatan pasien  2017
 Indikator mutu
 2017
 Panduan askep
 2016
 Inhouse tranining etika keperwatan
 2016
 Inhouse training luka modern
dipelayanan kesahatan
3. Endang Ayu D3 Kep PNS PN 2 9 tahun  Pembimbing klinik  2013
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
Ningrum  PPGD  2014
 FMEA  2015
 Komunikasi efektif  2015
 Service excellent  2015
 PPI dasar  2016
 Pasien safety  2015
 Implementasi komite keperawatan  2017
 Pelayanan HIV AIDS  2017
 Pelatihan AOC
 2016
 Internalisasi Visi, Misi, dan nilai
 2015
 Indikator mutu
 2017
 Coaching for cultural transformation
 2017

4. Yunita D3 Kep PNS PN 3 9 tahun  Komunikasi efektif  2014


 PPGD  2015
 Tahap pra analitik dan pengambilan  2015
sampel laboratorium
 Manajemen nyeri bagi tenaga kesehatan  2016
 K3  2014
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
 Pengelolaan peralatan medis dan  2015
perawatan  2015
 KARS versi 2012
 Pasien safety  2017
 Implementasi komite keperawatan  2017
 Pengkajian keperawatan dalam asuhan  2016
keperawatan
 PMKP  2017
 PPI dasar  2017
 Pelayanan HIV AIDS  2017
 Panduan asuhan keperawatan medical  2017
 Assesment nyeri  2017
5. Famin D3 Kep PNS PA 1 tahun  PPGD  2018
Kurniati  Simulasi HDP  2015
 PPI  2013
6. Cahyo D3 Kep Non PA 1 Tahun  Tidak ada  Tidak ada
PNS

7. Ariningsih D3 Kep Non PJ Shift 1 tahun  Patient safety  2016


 PPGD  2014
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
PNS  PPI  2016
 Plebotomi  2015
8. Merry Dwi D3 Kep Non PA 1 tahun  Patient safety  2013
Wulan PNS  PPGD  2014
 Service excellent  2014
 K3  2014
 Plebotomi  2015
 PPI dasar  2014
 PPI tingkat lanjut  2015
 Etika perawat dan aplikasi dalam  2016
praktek  2016
 Konsep caring dalam asuhan  2016
keperawatan
 Pengkajian keperawatan dalam asuhan
keperawatan
9. Reni D3 Kep Non PJ Shift 7 tahun  Patient safety  2014
Widayah PNS  PPGD  2017
 Customer service  2016
 K3  2014
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
 PMKP  2016
 PPI  2017
 Inhouse code blue  2017
 Inhouse TB  2017
10. Ika D3 Kep Non PA 1 tahun  Patient safety  2016
Solikhatinin PNS  PPGD  2017
gsih

11. Anita Suci D3 Kep Non PA 3 tahun  PPGD  2017


Palupi PNS  Etika profesi keperawatan  2017
 Implementasi keperawatan  2017
 K3  2017
 PPI Dasar  2017
 Panduan keperawatan  2017
 Red Code  2017
12. Inge D3 Kep Non PA 1 tahun  PPGD  2016
Lutfiana M PNS  2014

13. Dwi Astuti D3 Kep Non PA 3 tahun  PPGD  2018


PNS  K3  2013
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
 Pasien safety  2017
 Customer service  2017
 PPI dasar  2017
 Implentasi komite keperawatan  2017
 Dokumentasi perawat di rekam medis  2016
 Etika perawat dan aplikasi dalam  2016
implementasi  2017
 Panduan asuhan keperawatan medical  2017
 Pelayanan HIV AIDS  2017
 Training TB
14. Desi Merry D3 Kep Non PA 3 tahun  PPGD  2018
K PNS

15. Alifia Diah D3 Kep Non PA 1 tahun  PPGD  2018


L PNS

16. Feri D1 Asper Non Asper 8 tahun  K3  2014


Pramantika PNS  Pelatihan RJP  2014
 Indikator mutu  2017
17. Sri Rahayu SMK Non ADMIN 9 tahun  Kearsipan  2015
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
PNS  Pelatihan RJP  2015
 Komunikasi efektif  2015
 Service excellent  2015
 Perpustakaan berbasis SLIMS  2016
 Indikator mutu  2017
Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung

Analisa Data:

Diruang Bakung dipimpin oleh kepala ruang 1 orang. Berdasarkan kualitas tenaga keperawatan ruang bakung, tingkat pendidikan
terakhir perawat di ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu perawat dengan lulusan Sarjana Keperawatan berjumlah
1 orang, perawat dengan lulusan D-III keperawatan berjumlah 14 orang, perawat dengan lulusan D1 Asper berjumlah 1 orang dan
lulusan SMK berjumlah 1 orang. Hasil data yang didapatkan untuk kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan diruang Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2019 dimana jenjang pendidikan perawat bakung paling banyak merupakan lulusan D-III
keperawatan sebesar (86,5%), dan lulusan S1 keperawatan sebesar (4,5%), D-I sebesar (4,5%) dan lulusan SMK (4,5%).
c. Mahasiswa
a) Kajian Teori
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan aspek yang
tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan calon perawat profesional
secara komprehensif dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampillan.
Pengetahuan yang di dapat dari pendidikan, baik di kelas maupun di
laboratorium akan digunakan pada situasi nyata di lapangan/klinik, sehingga
keselarasan anatara pendidikan dan praktik klinis sangat penting (Komite
Keperawatan dan Bidang Pelayanan Keperawatan RSUP Dr. Sardjito, 2007).
Berdasarkan SK Mendikbud No. 056/U/1994 bahwa ners spesialis merupakan
illmuwan dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan
tanggung jawab sebagai ilmuwan keperawatan klinik.Mahasiswa sebagai
Profesi Ners dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal,
kemampuan teknis dan moral. Hal ini dapat ditempuh dengan meningkatkan
kualitas Ners melalui Program Pendidikan Profesi Ners (Nursalam, 2012)
RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit tipe B
yang mempunyai fungsipelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non
medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan dan
pendidikan.Pendidikan dan praktek keperawatan profesional meruoakan aspek
yang tidak bisa dipisahkan dalam mengembangkan calon perawat, bidan, dan
dokter secara komprehensif dalam hal pengetahuan. Mahasiswa praktikan
berhak mendapatkan bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik
pembimbing klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes)
Berdasarkan dari data lembaga Akreditasi Profesi LAM PTKes tahun
2012 mengatakan bahwa standar perbandingan antara CI (Pembimbing
Klinik) dengan mahasiswa praktik adalah 1 : 5-8, yang dimaksud dengan 1 : 5
– 8 adalah 1 CI membimbing 5-8 mahasiswa praktik. Setiap CI membimbing
mahasiswa praktik sesuai bidang ilmunya masing-masing.
b) Kajian Data
Tabel 2.5 Rekapitulasi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang Rawat Bakung RSUD PanembahanSenopati Bantul Periode
Januari 2019-Desember 2019

NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total

1 Stikes Al Islam 2 2
Universitas Respati
2 2 2 6 2 8 20
Yogyakarta
3 Stikes Guna Bangsa 4 4 5 13

Universitas Ahmad
4 4 2 11 4 2 4 27
Yani

5 Stikes Surya Global 3 3 4 3 6 7 8 5 39

6 Karya Bakti Husada 4 3 3 10


Universitas Noto
7 4 6 6 2 4 2 24
Kusumo
Universitas Alma
8 2 2
Ata

9 Akper YKY 2 2

10 Stikes Madani 2 4 6 4 2 18
NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total

11 Stikes Wira Husada 2 2 3 7

12 Stikes Yogyakarta 1 1

NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
Universitas Aisyiyah
13 2 2 4
Yogyakarta
14 Potekkes 2 2

Jumlah 4 11 9 15 13 18 13 9 17 20 16 26 171

Presentase
Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung
ANALISA DATA

Berdasarkan tabel diatas, mahasiswa yang praktek di ruang rawat Bakung


RSUD Panembahan Senopati Bantul dari bulan Januari 2019 sampai Desember
2020 berjumlah 171 mahasiswa. Jumlah terbanyak mahasiswa yang praktik di
ruang rawat Bakung yaitu mahasiswa dari Stikes Surya Global sebanyak 39
mahasiswa. Berdasarkan data menunjukkan bahwa ruang rawat Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah salah satu ruangan yang digunakan untuk
praktik mahasiswa.

3. Money
a. Kajian teori
Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien akan
meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit. Bagi pasien
umum yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu, maka
dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan pembayaran.
Sedangkan untuk pasien BPJS, pembayaran dilakukan dengan
melengkapi persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang keluarga
belum dapat melengkapinya, maka terpaksa pasien harus membayar
seperti pasien umum. Biasanya ini terjadi pada pasien BPJS yang
mengalami kecelakaan, karena harus melengkapi dengan Surat
Keterangan Polisi dan Jasa Raharja. Selama tahun 2019 sampai dengan
bulan januari 2020 tidak ada masalah dalam proses pembayaran atau
klaim BPJS sehingga pemasukan keuangan Ruang Bakung lancer.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis dan non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan rumah sakit dapat berjalan dengan optimal dan dirasakan
manfaatnya oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu
mempersiapkan atau bahan medis dan non medis serta jasa pelayanan
peralatan medis.
Menurut Djojodibroto (1997), ada tiga komponen biaya tarif pelayanan
rumah sakit, yaitu:
1) Jasa pekayanan rumah sakit yang terdiri atas biaya tenaga kerja,
biaya material dan biaya overhead
2) Jasa media dan anastesi adalah biaya pelayanan profesional medis
yang diberikan oleh tenaga medis
3) Jasa saranba, penggunaan bahan dan alkat yang digunakan
langsung untuk memberikan pelayanan pada pasien
b. Kajian data
Pengelolaan keuangan ruangan Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta sepenuhnya di atur oleh pihak RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Semua pengelolaan keuangan ditangani langsung oleh
bagian keuangan Rumah Sakit. Bagian keuangan bertugas untuk
memverifikasi biaya pendapatan dan pengeluaran. Belanja investasi
perlatan medis dan non medis, sarana dan prasarana, termasuk sumber
dana untuk operasional ruangan, pengelolaan belanja RSUD Panembahan
Senopati Bantul di kelola oleh bagian umum. Bagian keuangan Rumah
Sakit mengatur tentang pengeluaran dan pencairan dana pembiayaan
seperti berikut:
1) Biaya Operasional
a) Belanja pegawai
b) Biaya gaji: PNS dan Non PNS
c) Biaya insentif/jasa pelayanan
2) Belanja daya dan jasa: listrik, air, gas, telepon
3) Belanja pemeliharaan: gedung, alat medis dan non medis
4) Belanja investasi: alat medis dan non medis
Tabel 2.6 Rekapitulasi Proses Pembayaran Pasien Rawat Inap di
Ruang Bakung Tahun 2019
NO BULAN JAMKES UMUM JUMLAH
1 Januari 141 5 146
2 Februari 189 8 197
3 Maret 146 6 152
4 April 143 6 149
5 Mei 146 8 154
6 Juni 136 5 141
7 Juli 142 9 151
8 Agustus 138 4 142
9 September 133 5 138
10 Oktober 150 5 155
11 November 150 4 154
12 Desember 149 3 152
Total 1763 68 1831
Sumber : Data Administrasi 2019

Dalam proses pembayaran untuk pasien di Ruang Rawat Inap


Bakung pada tahun 2019, pasien yang menggunakan JAMKES
sebanyak 1763 pasien, sedangkan untuk pasien yang menggunakan
pembayaran secara umum sebanyak 68 pasien.

Tabel 2.7 Rekapitulasi Proses Pembayaran Pasien Rawat Inap di


Ruang Bakung Bulan Januari 2020
NO BULAN JAMKES UMUM Jumlah

1 Januari 167 11 178

2 Februari 0 0 0

Sumber : Data Administrasi 2019

Dalam proses pembayaran untuk pasien di Ruang Rawat Inap


Bakung pada bulan Januari 2020, pasien yang menggunakan JAMKES
sebanyak 167 pasien, sedangkan untuk pasien yang menggunakan
pembayaran secara umum sebanyak 11 pasien.

Analisa Data:

sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan prosedur yang
berlaku di rumah sakit pemerintah. Pengelolaan keuangan di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di atur oleh bagian
keuangan rumah sakit. Untuk pembayaran gaji pokok dan biaya jasa
perawat di sesuaikan dengan golongan dan tindakan yang dilakukan di
catat di billing rumah sakit. Dalam proses pembayaran pasien di Ruang
Rawat Inap Bakung sebagian besar banyak yang menggunakan JAMKES
dibandingkan pembayaran secara umum. Untuk sarana-sarana di ruang
Bakung yang kurang, dicatat dan di minta k Bagian RTP (Rumah Tangga
dan Perlengkapan). Berdasarkan hasil wawancara kepada bagian
Administrasi ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki
uang kas ruangan dan uang sosial. Untuk mempermudah pengelolaan
keuangan di ruangan rawat inap Bakung terdapat 1 orang yang
bertugas/bertanggung jawab dalam mengelola uang kas ruangan,
sedangkan bagian administrasi hanya mengelola keuangan sosial di ruang
rawat inap Bakung.

4. Methode
Stem Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (Struktur, Proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut. ( Muwarni
& Herlambang, 2012)
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut.
Adapun tujuan dari Model Prakik Keperawatan Profesioal (MPKP)
memiliki lima tujuan yaitu :
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentuka kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah
yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai
atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi, diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli
& Bahtiar, 2009).
Standar praktik keperawatan di indonesia yang disusun oleh (Depkes
RI 1995 dalam Nursalam 2014) terdiri atas beberapa standar:
1. Menghargai Hak pasien
2. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit
3. Observasi keadaan pasien
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administrasi
6. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif
7. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
8. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
Kebutuhan dasar Manusia dari Henderson), meliputi :
1. Oksigenasi
2. Cairan dan Elektrolit
3. Eliminasi
4. Kenyamanan
5. Kebersihan dan Kenyamanan Fisik
6. Istirahat dan gerak
7. Aktivitas dan Gerak
8. Spiritual
9. Emosional
10. Komunukasi
11. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis.
12. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
13. Penyuluhan
14. Rehabilitasi.
Sebuah standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam seluruh
asuhan keperawatan yang dikenal dengan bahasa standar dalam penentuan
diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2018-2020), Penetapan
Tujuan Dengan NOC (Moorhead, dkk, 2016) dan perencanaaan intervensi
dengan NIC ( Bulechek, dkk, 2016).
Penegakan diagnosa didasarkan pada diagnosa NANDA sebagai
acuan yang digunakan ketika menegakkan suatu diagnosa pada klien.
NANDA (North American Nursing Diagnosis association) sebagai
organisasi keperawatan formal yang meningkat, mengkaji kembali,
mengesahkan daftar terbaru diagnosa keperawatan, dan ketika semakin
banyaknya diagnosa yang dimunculkan maka dikembangkanlah sebuah
sistem klasifikasi atau taksonomi untuk mengatur label diagnosa
(Wilkinson, 2011).Berdasarkan hasil rapat PPNI terbaru telah di sahkan
buku standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan indikator
diagnosis edisi 1 oleh PPNI yang dapat pula digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, buku standar diagnosis keperawatan Indonesia
juga menjadikan NANDA sebagai acuan.
NOC (Nurisng Outcome Clasification) sebagai standar kriteria
hasil untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilkaukan ke pasien.
NOC terdiri dari 7 domain yaitu (Fungsi Kesehatan, Kesehatan Fisiologi,
Kesehatan Psikososial, Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku,
Kondisi Kesehatan yang di rasakan, kesehatan keluarga, Kesehatan
Komunitas) (Moorhead, dkk, 2016).
NIC (Nursing Intervention Clasification) sebagai standar intervensi
yang digunakan pada semua area keperawatan berdasarkan kondisi klinik
dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien
dalam mencapai hasil yang diharapkan (Bulechek, dkk, 2016)
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman
dan instrumentasi penerapan standar Asuhan Keperawatan yang disusun
oleh Depkes (2012), di RSUD Panembahan Senopati Bantul
menggunakan Pedoman Asuhan Keperawatan (PAK) yaitu :
1) Pedoman I, pengkajian keperawatan
2) Pedoman II, diagnosa keperawatan
3) Pedoman III, perencanaan keperawatan
4) Pedoman IV, intervensi keperawatan
5) Pedoman V, evaluasi keperawatan
6) Pedoman VI, dokumentasi
Standar bahasa Keperawatan NANDA, Nursing Outcome
Clasificatio(NOC) dan Nursing Intervention Clasification(NIC) hingga
saat ini belum diaplikasikan secara maksimal sebagai pedoman standar
asuhan keperawatan dibeberapa rumah sakit.
Kajian Data
Standar Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panmbahan Senopati Bantul
Tabel. 2.8 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.
No Nama PAK Keterangan
1. PAK Dekompensasi Cordis Ada
2. PAK Dengue Hemoragic Fever Ada
3. PAK Dispepsia Ada
4. PAK Diabetes Melitus Ada
5. PAK Gastritis Ada
6. PAK Gastroenteritis 1Ada
7. PAK HIV / AIDS Ada
8. PAK Hipertensi Ada
9. PAK Infeksi Saluran Kemih Ada
10. PAK Leptospirosis Ada
11. PAK Serosis Hepatis Ada
12. PAK Tubercolosis Ada
Sumber : Buku PAK Ruang Rawat Inap Bakung Juli 2018
Analisa Data
Dari 12 panduan asuhan keperawatan yang ada di ruang Rawat Inap Bakung
sudah sesuai, karena Ruang Rawat Inap Bakung termasuk ruang rawat inap
penyakit dalam. Berdasarkan data hasil observasi dan studi dokumentasi
diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di dapatkan
hasil terdapat 12 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) yang ada di ruang
rawat inap Bakung.

Tabel. 2.9 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) 10 Penyakit Terbesar


Periode Januari 2019 – Desember 2019 di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.
No Nama PAK Keterangan
1. PAK Congestive heart failure Tidak Ada

2. PAK Chronic kidney disease, stage 5 Tidak Ada

3. PAK Chronic kidney disease, unspecified Tidak Ada

4. PAK Typhoid fever Tidak Ada

5. PAK Bronchopneumonia, unspecified Tidak Ada

6. PAK Gastroenteritis and colitis of Ada


unspecified origin

7. PAK Anaemia, unspecified Ada

8. PAK Dengue fever (classical dengue) Ada


9. PAK Non-insulin-dependent diabetes Ada
mellitus: Without complications

10. PAK Urinary tract infection, site not Ada


specified

Sumber : Buku PAK Ruang Rawat Inap Bakung Juli 2019.

Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi yang telah


dilakukan diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati bantul
didapatkan hasil terdapat 10 PAK yang termasuk dalam 5 penyakit terbesar
yang ada diruang rawat inap Bakung sudah sesuai dan 5 PAK untuk 10
penyakit terbesar tidak ada diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) yang belum ada di
Ruang Rawat Inap Bakung yaitu PAK Congestive heart failure, PAK
Chronic kidney disease, stage 5, PAK Chronic kidney disease, unspecified,
PAK Typhoid fever, PAK Bronchopneumonia, unspecified.
Di Ruang Rawat Inap Bakung dari hasil observasi Panduan Asuhan
Keperawatan yang ada diruang rawat inap Bakung sudah memenuhi dari 6
Standar atau Panduan Asuhan Keperawatan yang mencakup pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, intervensi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
a. Penerapan MPKP
Terdapat beberapa penerapan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP), Fungsional, Tim, Primer, Kasus, Tim Primer
(Nursalam, 2011) . Memilih model pengelolaan pemberian asuhan klien
yang paling tepat untuk setiap unit atau organisasi bergantung pada
keterampilan dan keahlian staf, ketersediaan perawat profesional yang
terdaftar, sumber ekonomi dari organisasi tersebut, keakutan klien, dan
kerumitan yang harus diselesaikan (Marqus & uston, 2010). Metode yang
biasa digunakan adalah metode MPKP. Model praktik keperawatan
profesional merupakan struktur penting dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada pasien yang memiliki suatu sistem ( struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memungkinkan perawat profesional yang
memberi asuhan keperawatan.
Metode modifikasi perawatan primer merupakan kombinasi dari
kedua metode tim dan metode primer, diharapkan kontinuitas asuhan
keperawatan terdapat pada peraw at prime. Pelayanan keperawatan sebagai
inti dari praktk keperawatan proffesionalmenuntut kemampuan perawat
untuk dapat berperan sebagai pengelola pelayanan keperawatan melalui
pelaksanaan MPKP sehingga mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan.
Tabel 2.10 Jenis Metode Praktik Keperawatan Profesional
Model Deskripsi Penanggung Jawab
Fungsional  Berdasarkan orientasi tugas dari Perawat yang bertugas
filosofi keperawatan. pada tindakan
 Perawat melaksanakan tugas tertentu.
(tindakan) berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada.
 Metode fungsional dilaksanakan
oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai
pilihan utama dalam melakukan
intervensi keperawatan kepada
semua pasien dibangsal.
Kasus  Berdasarkan pendekatan holistik Manajer Keperawatan
dan filosofi keperawatan.
 Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi
pada pasien-pasien tertentu.
 Setiap pasien dilimpahkan
kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya
pada saat dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan
tidak jaminan bahwa pasien akn
dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasanya
diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan
oleh perawat privat atau untuk
khusus seperti isolasi, dan
intensive care.

Tim  Berdasarkan pada kelompok Ketua Tim


filosofi keperawatan
 6-7 perawat profesional dan
perawat pelaksana bekerja
sebagai satu tim, di supevisi oleh
ketua tim.
 Metode ini menggunakan tim
yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam
memberikan asuhan
keperawatan terhadap
sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi
2-3 tim yang terdiri atas tenaga
profesional, tehnikal, dan
pembantu dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu.
Primer  Berdasarkan pada tindakan yang Perawat Primer (PP)
komprehensif dari filosofi
keperawatan.
 Perawat bertanggung jawab
terhadap semua aspek
keperawatan metode penugasan
dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan dari mulai pasien
masuk sampai keluar masuk
rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada
kerjasama antar pembuat
rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.

Modifikasi  Model MPKP Tim dan Primer


Tim Primer digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem.
 Keperawatan primer tidk
digunakan secara murni, karena
perawat primer harus
mempunyai latar belakang
pendidikan S1 Keperawatan atau
setera.
 Keperawatan tim tidak
digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien
terfragmentasi pada tim.
 Melalui kombinasi kedua model
tersebut diharapkan komunitas
asuhan keperawatan terdapat
pada primer karena saat ini
perawat yang ada di RS sebagian
besar adalah lulusan DIII,
bimbingan tentang asuhan
keperawatan diberikan oleh
perawat primer/ketua tim
Sumber Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional (Nursalam,2012).
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di kembangkan
beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada :
(Nursalam, 2014).
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dpat diberikan asuhan
keperawatan profesional tingkat III. Pada ketenagaan terdapat tenaga
perawat dengan kemampuan doktor dalam keperawatan klinik yang
berfungsi untuk meakukan riset dan membimbing para perawat
melakukan riset serta memanfaatkanhasil-hail riset dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2. Model Praktik Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional tingkat II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan
kemampuan spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu
tertentu. Perawat spesialis berfungsi untuk memberikan konsultasi
tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer pada area
spesialisnya.
3. Model praktik Keperawatan Profesional I
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional tingkat I dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen
utama yaitu, ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan. Pada model ini adalah kombinasi metode
keperawatan primer dan metode tim disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKP)0
merupaakan tahap awal untuk menuju model PKP.pada model ini
terdapat 3 komponen utama yaitu: ketenagaan Keperawatan, Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan dan di dokumentasi asuhan
keperawatan.
BAGAN ORGANISASI RUANG BAKUNG
BAGAN 2.1 STRUKTUR ORGANISASI RUANG BAKUNG
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Koordinator Ruang
Yuk Baroroh S.Kep., Ns

Administrasi
Sri Rahayu

PPJA I PPJA II
Tri Winarsih. AMK Endang Ayu. AMK

Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse

Tri Wirnarsih. AMK Endang Ayu N. AMK

Inqe Lutfina M. AMK Cahyo Nugroho. Amd. Kep


Anita Suci P Amd. Kep
Desi Mery K Amd. Kep
Dwi Astuti Amd. Kep
Alifia Diah Amd. Kep
Ika Solikhati Amd. Kep
Arningsih. AMK Mery Dwi W. AMK

Yunita. AMK
Reni Widyah. AMK
Famin Kurniati. AMK
Asisten Perawat
Feri Rahayu
Analisis Data :

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan diruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul menggunakan sistem model MPKP (Model Praktik
Keperawatan Profesional) dengan tujuan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Hasil wawancara dan observasi dengan Kepala Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam MPKP Jenis Modifikasi Tim Primer,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdasarkan kriteria MPKP terbagi menjadi dua tim. Tim I berjumlah 8
perawat dan Tim II berjumlah 7 perawat yang berarti kriteria MPKP Tim I dan Tim II
sudah sesuai dengan Metode Praktik Keperawatan Profesional I.
Hasil dari observasi yang dilakukan pada Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam MPKP tingkat I karena menggunakan 3
komponen utama yaitu, ketenagaan, Metode Pemberian Asuhan Keperawatan, Metode
keperawatan Primer, Metode Keperawatan Tim, dan dokumentasi keperawatan dalam
pelaksanaan MPKP Modifikasi Tim Primer diRuang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Bantul Sudah Sesuai.
Tabel 2.11 Standar Proses Operasional (SPO) Di Ruang Rawat Inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
1. Menerima Pasien Baru 2015 Ada
2. Menimbang Berat Badan 2015 Ada
3. Pemeriksaan Fisik (Kepala) 2015 Ada
4. Pemeriksaan Fisik (Dada) 2015 Ada
5. Pemeriksaan Fisik Abdomen 2015 Ada
6. Pemeriksaan Glasgow’s Coma Scale 2015 Ada
7. Pengukuran Tekanan Darah 2015 Ada
8. Pengukuran Suhu Badan (Axilla) 2015 Ada
9. Pengukuran Suhu Badan (Oral) 2015 Ada
10. Pengukuran Suhu Badan (Rectal) 2015 Ada
11. Penghitungan Nadi dan Pernapasan 2015 Ada
12. Memotong kuku 2015 Ada
13. Oral Hygiene Menggunakan Sikat Gigi 2015 Ada
14. Oral Hygiene Tanpa Menggunakan Sikat Gigi 2015 Ada
15. Perawatan Gigi Palsu 2015 Ada
16. Memasang Kap Kutu 2015 Ada
17. Menyisir Rambut 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
18. Mencuci Rambut 2015 Ada
19. Memandikan Pasien di Tempat Tidur 2015 Ada
20. Mengganti Alat Tenun Kotor Tempat Tidur Tanpa 2015 Ada
Memindahkan Pasien
21. Vulva Hygine 2015 Ada
22. Cuci Tangan Biasa dan Anti Septik 2015 Ada
23. Cuci Tangan Steril 2015 Ada
24. Pemakaian Sarung Tangan Steril 2015 Ada
25. Memindahkan Pasien 2015 Ada
26. Menolong Pasien Berjalan Menuju Kursi 2015 Ada
27. Membantu Pasien Bangun Dari Tempat Tidur 2015 Ada
28. Membantu Pasien Pada Posisi Duduk 2015 Ada
29. Membantu Pasien Untuk Posisi Duduk Pada Tepi 2015 Ada
Tempat Tidur
30. Membantu Pasien dengan Posisi Setengah Duduk 2015 Ada
(Semi Folwer)
31. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur Ke Kursi 2015 Ada
32. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi SIM 2015 Ada
33. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Trendelenbrug 2015 Ada
34. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Dorsal 2015 Ada
Recumenent
35. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Litotomi 2015 Ada
36. Mengatur Posisi Pasien dengan Genu Pectoral (Knee 2015 Ada
Chest)
37. Membantu pasien Berjalan dengan Kruk 2015 Ada
38. Pengelola Obat-Obatan 2015 Ada
39. Pemberian Obat Intravena (IV) 2015 Ada
40. Pemberian Obat Sub Cutan (SC) 2015 Ada
41. Pemberian Obat Cutan (IC)
42. Pemberian Obat Intramuskuler (IM) 2015 Ada
43. Pemberian Obat Supositorial 2015 Ada
44. Pemberian Obat Tetes Mata 2015 Ada
45. Pemberian Salf Mata 2015 Ada
46. Pemberian Irigasi Mata 2015 Ada
47. Pemberian Tetes Telinga 2015 Ada
48. Pemberian Irigasi Telinga 2015 Ada
49. Pemberian Tetes Hidung 2015 Ada
50. Pemberian Irigasi Telinga. 2015 Ada
51. Pemberian Obat Topikal 2015 Ada
52. Penyiapan Specimen Darah Vena 2015 Ada
53. Memberikan Oksigen dengan Binasal Kanul 2015 Ada
54. Latihan Napas dalam 2015 Ada
55. Melatih Batuk Efektif 2015 Ada
56. Fisioterapi Dada 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
57. Penghisapan lender 2015 Ada
58. Inhalasi Manual 2015 Ada
59. Inhalasi Nebulizer 2015 Ada
60. Postural Drainase 2015 Ada
61. Pemasangan Infus 2015 Ada
62. Menberikan Tranfusi Darah 2015 Ada
63. Vena Sectic 2015 Ada
64. Perawatan Infus 2015 Ada
65. Memberikan Makan/Minum Pada Pasien 2015 Ada
66. Pemasangan NGT 2015 Ada
67. Pemberian Makan Lewat NGT 2015 Ada
68. Melepas Selang NGT 2015 Ada
69. Membantu Pasien Pada Waktu BAB/BAK 2015 Ada
70. Menolong Memberikan Urinal 2015 Ada
71. Pemasangan Kateter Pria 2015 Ada
72. Pemasangan Kateter Pada Wanita 2015 Ada
73. Perawatan Kateter Pria 2015 Ada
74. Perawatan Kateter Wanita 2015 Ada
75. Pelepasan Kateter 2015 Ada
76. Hugnah Rendah/Tinggi 2015 Ada
77. Memberikan Huknah Gliserin 2015 Ada
78. Membimbing Relaksasi Distraksi 2015 Ada
79. Pemberian Kribat es 2015 Ada
80. Pemberian Kribat Es Gantung 2015 Ada
81. Pemberian Kribat Es Leher 2015 Ada
82. Pemberian buli-buli Panas 2015 Ada
83. Perawatan Luka Kotor 2015 Ada
84. Pengkajian Jahitan Luka 2015 Ada
85. Menyiapkan dan Memberikan Kompres Basah 2015 Ada
86. Perawatan luka Jahit 2015 Ada
87. Latihan Pergerakan Sendi (ROM Ekstremitas Atas) 2015 Ada
88. Latihan Pergerakan Sendi (ROM Ekstremitas Bawah) 2015 Ada
89. Alih Baring 2015 Ada
90. Menyiapkan dan Memasang Bantal Angin 2015 Ada
91. Penilaian Balance Cairan 2015 Ada
92. Memasang Balutan 2015 Ada
93. Perawatan Luka Lecet 2015 Ada
94. Memelihara Mulut Pasien Yng Patah Tulang Rahang 2015 Ada
Atau Akan Menjalani Operasi Rahang
95. Mengumbah Kandung Kemih (Dengan Spuit) 2015 Ada
96. Mengumbah Kandung Kemih (Dengan Menggunakan 2015 Ada
Tetesan)
97. Bilas Lambung 2015 Ada
98. Perawatan Pasien Yang Akan Meninggal 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
99. Penggunaan Suction Pump 2015 Ada
100. Penggunaan Suction Pump 2015 Ada
101. Penggunaan Sterilisator 2015 Ada
102. Pemakaian Syringe dan Infus Pump 2015 Ada
103. Pemasangan EKG 2015 Ada
104. Set-Up Ventilator Aqoma 2015 Ada
105. Penggunaan DC SHOCK Emergency 2015 Ada
106. Menyiapkan Pasien Untuk Tindakan Intubasi 2015 Ada
107. Memasang T. Piece Dinding 2015 Ada
108. Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan 2015 Ada
Extubasi
109. Tindakan Intermiten Positive Pressure Breathing 2015 Ada
(IPPB)
110. Penyimpanan Alat Gigi 2015 Ada
111. Sterilisasi Alat Gigi Dengan Dry Heat Oven 2015 Ada
112. Pencucian Alat-Alat gigi 2015 Ada
113. Pemberian Imunisasi Pada Bayi dan Anak 2015 Ada
114. Penanganan Vaksin 2015 Ada
115. Prosedur Penanganan Limbah Imunisasi 2015 Ada
116. Prosedur Penggunaan Lemari Pendingin Untuk 2015 Ada
Pnyimpanan Vaksin
117. Oral Care Pada Bayi Dengan Candidiasis Oral 2015 Ada
118. Perawatan Tali Pusat Dengan Infeksi 2015 Ada
119. Pengukuran Antropometri 2015 Ada
120 Pemeriksaan Audiometri 2015 Ada
121 Manajemen Resiko Jatuh 2015 Ada

Sumber : Data Sekunder Standar Prosedur Operasional Ruang Rawat Inap Bakung
2015.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data sekunder di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil bahwa terdapat 121
Standar Prosedur Operasional Prosdur Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
pasien yang merupakan acuan Tahun 2015. Berdasarkan hasil observasi Terdapat 9
SPO yang tidak ada di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul yaitu, SPO Pemeriksaan Gula Darah, SPO Pemberian Insuln, SPO
Pelepasan Infus, SPO Pengukuran Suhu Badan Axila (Digital),SPO Memberikan
Oksigen Dengan Rebrething Mask (RM), SPO Memberikan Oksigen Dengan Non
Rebrething Mask (NRM), SPO Bladder Training, SPO Rampelid Test, SPO
Kompres hangat

5. Material/Machine
a. Material
1) Kajian Teori
Manajemen keperawatan mengatur atau mengelola semua aspek yang
terkait dengan ruangan dan pelayanan. Salah satu hal yang dapat menunjang
suatu pelayanan yaitu adanya fasilitas yang memadai. Rumah sakit memiliki
kondisi yang berbeda berbeda beda dan komplek kondisi ini mempengaruhi
manajemenpelayanan keperawatan termasuk penggunaan fasilitasdan peralatan
yang di gunakan untuk menunjang pemberian asuhan keperawatan dan
kelanvcaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan
yang efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhu dengan standar yang telah di tetapkan oleh masing-masing institusi
dengan memperhatikan jenis alat, bahan, warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah
yang di butuhkan juga di dasarkan atas per grup bahan-bahan yang di pakai di
simpan maupun di cuci.
Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup dengan
kebutuhan maka sulit di harapkan baiknya mutu dari pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw materia) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik selain manusia
yang ahli di dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi
materi sebagai salah satu sarana akan tercapai hasil yang di kehendaki
(Nursalam, 2010)
Penyediaan alat-alat di ruangan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul menggunakan pedoman baku pengusulan alat yang meliputi :
alat medis, alat non-medis, percatatan dan pelaporan.
2) Kajian Data
Pengunaan bahan, alat dan obat obatan du ruangan rawat inap Bakung
menggunakan pedoman baku standar fasilitas dan peralatan keperawatan. Dan
perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung di kelola oleh bidang
pelayanan. Perekapan kebutuhan alat medis dan non medis di lakukan tiap
akhir tahun.
Tabel 2.12 Inventaris Alat Medik di Ruang Rawat Inap Bakung, RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Standar Keterangan
Alat di Alat Baik Per
Ruangan Ruangan
1 Tabung transport O 2 2 1 1 Sesuai
2 Timbangan injak 2 2 1 Sesuai
3 O2 Central 28 28 1:1 Sesuai
4 Nebulizer 4 4 2 Sesuai
5 Tensimeter 3 2 1:10 Sesuai
Pasien
6 Set Perawatan Luka 2 2 - Sesuai
7 Stetoscope 2 2 2 Sesuai
8 Kursi Roda 2 2 2 Sesuai
9 Ambu Bag 2 2 2 Sesuai
10 Troli EKG 1 1 1 Sesuai
11 Bed dicubitus 3 3 3 Sesuai
12 Troli Obat 2 2 2 Sesuai
13 Alat cek GDS 1 1 1:20 Belum Sesuai
Pasien
14 Termometer 4 3 3 Sesuai
15 Torniquet 2 2 2 Sesuai
16 Saturasi 1 1 1 Sesuai
17 Suction 1 1 1:20 Belum Sesuai
18 Bak Spuit 28 28 1:1 Pasien Sesuai
19 Penligt 1 1 1 Sesuai
20 Alat baca rongent 1 1 1 Sesuai
21 Bantal medikasi 1 1 2 Belum Sesuai
22 Alat suhu kukas 1 1 1 Sesuai
23 Alat suhu ruang 1 1 1 Sesuai
24 Gerus obat oral 1 1 1 Sesuai
25 Troli EKG 1 1 1 Sesuai
26 Troli tindakan 5 5 3 Sesuai
27 Pispot 10 10 1:3 Sesuai
28 Urinal 10 10 1:3 Sesuai
29 Tiang infus 28 28 1:1 Sesuai
30 Kulkas 1 1 1 Sesuai
31 Troli Emergency 0 0 0 Belum Sesuai
Sumber : Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang Rawat
Inap Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta Tahun 2020

Analisis Data
Dari tabel di atas di tetapkan hasil sebagian besar jumlah alat medis yang
baik/berfungsi di ruang rawat inap Bakung sudah sesuai dengan standar alat medis di
ruangan rawat inap kelas III, sebagian besar alat medis yang terdapat di ruang rawat
inap RSUD Panembahan Senopati Bantul telah memenuhi standar kebutuhan allat
medis ruangan. Dari tabel tersebut terdapat beberapa alat yang belum memenuhi
standar.
Troli Emergencimerupakan troli yang berisi peralatan dan pelengkapan untuk
melakukan resusitasi kardiopulmonal dan untuk memenuhi kegawatdaruratan lainnya.
Troli emergenci tersebut digunakan di dalam area instalasi rawat inap dan hanya di
gunakan jika code blue atau pada pasien yang mengalami masalah pada Airway,
Breathing, dan Circulation. Peralatan dan obat obatan yang ada di dalam troli
emergenci harus dapat mengatasi masalah penyakit dalam dan syaraf. Ruang rawat
Bakung RSUD Panembahan Senopatin Bantul memerlukan Troli Emergenci
dikarenakan menurut studi dokumentasi terdapat kasus Cardiopulmonal pada 10 besar
penyakit yang ada di unit rawat inap Bakung.

Tabel 2.13 Inventaris Alat Non Medis di Ruang Rawat Inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Standar Keterangan
Alat di Alat Baik Per
Ruangan Ruangan
1. Nurse station 2 2 1 Sesuai
2. Komputer 1 1 1 Sesuai
3. CPU 1 1 1 Sesuai
4. Scan barcode 1 1 1 Sesuai
5. Kursi merah 15 15 1:1 Sesuai
8. Meja administrasi 1 1 1 Sesuai
9. Cabinet status 1 1 1 Sesuai
10. Almari dokumen set 1 1 1 Sesuai
11. Meja map 1 1 1 Sesuai
12 Kipas angin dinding 1 1 2 Belum Sesuai
13 Jam dinding 1 1 1 Sesuai
14 Tempat tisu 2 2 2 Sesuai
15 Televisi 1 1 1 Sesuai
16 Meja spisemen 1 1 1 Sesuai
17 White board 2 2 1 Sesuai
18 Lampu emergency 1 1 1 Sesuai
19 Tempat sampah 10 10 5 Sesuai
20 Loker Petugas 2 2 1 Sesuai
Ruang Tindakan
1. Almari set loket obat 1 1 1 Sesuai
2. Almari alat 1 1 1 Sesuai
3. Loker set oral 1 1 1 Sesuai
4. Kipas angin 1 1 1 Sesuai
5. AC 1 1 1 Sesuai
6. Tempat sampah medis 2 2 2 Sesuai
7. Troli belanja 1 1 1 Sesuai
8. Almari linen 1 1 1 Sesuai
9. Tempat Sampah 4 4 3 Sesuai
Infeksius
10. Tempat Sampah Non 6 6 3 Sesuai
Infeksius
Ruang Pasien
1. Bed Pasien 28 28 1:1 Sesuai
2. Almari pasien 28 28 1:1 Sesuai
3. Kursi penunggu pasien 28 28 1:1 Sesuai
4. Kasur pasien 28 28 1:1 Sesuai
5. Bantal pasien 28 28 1:1 Sesuai
Ruang Coas
1. Bed tingkat 1 1 1 Sesuai
2. Kasur busa 2 1 1 Sesuai
3. Cabinet 1 1 1 Sesuai
4. AC 1 1 1 Sesuai
Ruang Confrens
1. Meja konferensi 1 1 1 Sesuai
2. Kursi 8 8 5 Sesuai
3. Withe board 1 1 1 Sesuai
4. Almari 1 1 1 Sesuai
5. AC 1 1 1 Sesuai
Ruang Kepala Ruang
1. Almari 1 1 1 Sesuai
2. Meja 2 1 1 Sesuai
3. Kursi beroda 1 1 1 Sesuai
4. AC 1 1 1 Sesuai
Sumber : Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang Rawat Inap
Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta Tahun 2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui mesin-mesin dan sarana pra sarana yang
dimiliki Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian berada dalam
kondisi baik dan aktif. Pemeliharaan dan pengelolaan alat di ruang Bakung dilakukan
telah petugas IPSRS yang bertanggungjawab sesuai dengan jenis alat dan kalibrasi
dilakukan tiga bulan sekali.
6. Machine
1) Kajian Teori
Didalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung/penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan
merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lainnya yang dipergunakan
untuk melaksanakan asuhan keperawataa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit
dengan memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan. Juga didasarkan pergrup bahan-bahan yang dipakai maupun disimpan.
Penyediaan alat-alat diruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
tidak menggunakan pedoman buku Standar Fasilitas dan Peralatan Keperawatan
yang meliputi : alat medis, alat non-medis, pencatatan, dan pelaporan.
2) Kajian Data
Penggunaan bahan, alat dan obat-obatan diruang rawat inap anggrek ada
yang beberapa belum menggunakan standar ruangan ada beberapa yang sudah
menggunakan pedoman/buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan, dan
perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung dikelola oleh bidang pelayanan.
Fasilitas diruang anggrek dan fasilitas ruang rawat seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.14 Fasilitas dan Peralatan Medis di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahn 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Jumlah Keterangan
Alat di Alat Alat
Ruangan Baik Rusak
1 EKG 1 1 0 Seseuai
2 Nebulizer 2 2 0 Sesuai
3 Syiring Pump 0 0 0 Sesuai
4 Infus Pump 6 6 0 Sesuai
5 Suction 1 1 0 Sesuai
6 Alat GDS 1 1 0 Sesuai
7 TermometerDigital 1 1 0 Sesuai
Sumber :Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang
Rawat Inap Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul,
Yogyakarta Tahun 2019

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil observasi dan
wawancana dengan petugas kesehatan tentang fasilitas mesin yang ada
diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, diperoleh
hasil bahwa fasilitas dan peralatan mesin di ruang Bakung sebagian besar
dalam keadaan baik, meskipun ada beberapa peralatan yang tidak sesuai
dengan standar yang sudah di tetapkan di rumah sakit

B. Unsur Proses
1. Instrumen A
a. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian Kepala Ruang
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006)
dengan rentang nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2.--- Hasil Pengkajian Pelaksanaan Tugas PN di dalam Sistem Asuhan
Keperawatan dengan Model Primary Kombinasi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
Keperawatan dengan pasien atau Keluarga H-1 H-2 H-3
dapat Terjalin Terus Menerus Selama 1 0 1 0 1 0
Pasien Dirawat
1 Membagi staff ke dalam grup PN sesuai 2 0 2 0 2 0
dengan kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP 2 0 2 0 2 0

3 Kepala ruang melakukan meeting morning 2 0 2 0 2 0

4 Membagi pasien ke dalam grup PN sesuai 2 0 2 0 2 0


dengan kemapuan dan beban kerja
5 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran 2 0 2 0 2 0
tugas PN dan AN
6 Melakukan supervisi dan memberi motivasi 2 0 2 0 2 0
seluruh staf keperawatan untuk mencapai
kinerja yang optimal
7 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan 0 2 0 2 0 2
keperawatan dengan melakukan evaluasi
melalui angket setiap pasien akan pulang
8 Mendelegasikan tugas kepada PPJA pada jaga 2 0 2 0 2 0
sore, malam, libur
9 Berperan serta sebagai konsultan dari PN 2 0 2 0 2 0

10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas 2 0 2 0 2 0


staff melalui daftar hadir yang ada diruang
11 Memberikan pendidikan kesehatan kepada 0 2 0 0 2
pasien dan keluarga
18 4 18 4 18 4
JUMLAH

18/22 4/22x 18/22 4/22x1 18/22 4/22x1


x100 100 x100 00%: x100 00%:
PRESENTASE %:81 %: %:81 18.18 %:81 18.18
.81% 18.18 .81% % .81% %
%
DILAKUKAN 54/66 x100%:
81.81
RATA-RATA
TIDAK 12/66 x100%:
DILAKUKAN 18.18
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan tabel tentang evaluasi kepala ruang dari tanggal 18-20 februari 2020 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan hasil tanggal 19- 20 februari 2020 yaitu

81.81%. Hal ini menunjukkan bahwa tugas kepala ruang masuk kedalam kriteria baik

(Arikunto, 2009). Item yang paling banyak tidak dilakukan oleh kepala ruang adalah

kepala ruang tidak melakukan peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan

evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang, dan tidak memberikan pendidikan

kesehatan kepada pasien dan keluarga.

2) Pengkajian Hubungan Profesional Antar Perawat dan Pasien


Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%

Tabel 2.--- Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan Pasien Dalam
Sistem Asuhan Keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul 18-
2020 februari 2020 (n=1) Tanggal 18-20 Februari 2010

NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


Keperawatan dengan pasien atau Keluarga H-1 H-2 H-3
dapat Terjalin Terus Menerus Selama 1 0 1 0 1 0
Pasien Dirawat
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh
pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas 0 1 0 1 0 1
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang
menjadi tanggung jawabnya segera setelah 1 0 1 0 1 0
menerima operan tugas setiap pasien
3 PN menginformasikan peraturan dan tata tertib
RS yang berlaku pada setiap pasien atau 1 0 1 0 1 0
keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dalam satu grup
yang akan merawat selama pasien dirawat di 1 0 1 0 1 0
RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring
pasien untuk mengetahui perkembangan atau 1 0 1 0 1 0
kondisi pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana
tindakan atau program pengobatan sesuai 1 0 1 0 1 0
wewenang dan tanggung jawabnya
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 1 0 0 0
PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga 1 1
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima
konsultasi / keluhan pasien/ keluarga dan 1 0 1 0 1 0
berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau
perawat yang bertanggung jawab selama ia di 1 0 1 0 1 0
rawat dan di tulis pada papan nama pasien
10 PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan
pasien yang akan pulang 1 0 1 0 1 0

JUMLAH 9 1 9 1 9 1

9/10x 1/10x 9/10x 1/10x1 9/10x 1/10x1


PRESENTASE 100: 100: 100: 00: 100: 00:
90% 10% 90% 10% 90% 10%
DILAKUKAN 27/30 x100:
90%
TIDAK 9/30 x100:
DILAKUKAN 10%
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan hasil observasi di ruang bakung, didapatkan hasil nilai hubungan


profesional antar perawat dengan pasien dalam sistem asuhan keperawatan adalah 90 %
dalam kategori baik . kategori yang belum dilakukan yaitu kepala ruang tidak melakukan
supervisi seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas

3) Pengkajian Hubungan Profesional Kemitraan Antar Staf Dengan Tim Dokter/Ksehatan


Lain
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2.38 Hubungan profesional/ Kemitraan Antar Staf Keperawatan dengan
Dokter/Tim Kesehatan lain di RSUD Panembahan Senopati Bantul
(n=1) Tanggal 18-20 Februari 2010

NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


Keperawatan dengan pasien atau Keluarga H-1 H-2 H-3
dapat Terjalin Terus Menerus Selama 1 0 1 0 1 0
Pasien Dirawat
1 PN atau AN melakukan visite bersama dengan
dokter/ tim kesehatan lain yang merawat 1 0 1 0 1 0
2 PN melakukan diskusi kasus dengan dokter/
tim kesehatan minimal 1x/minggu 1 0 1 0 1 0
3 Hubungan profesional/ kemitraan dengan tim
dokter/tim kesehatan lain tercermin dalam 1 0 1 0 1 0
dokumen rekam medis
4 PN atau AN dapat segera memberikan data
pasien yang akurat dengan cepat dan tepat
1 0 1 0 1 0
kepada dokter/ tim kesehatan lain bila
dibutuhkan
5 PN/ AN menggunakan rekam medik sebagai
sarana hubungan profesional dalam rangka 1 0 1 0 1 0
pelaksanaan program kolaborasi
6 Dokter/ tim kesehatan lain menggunakan
rekam keperawatan sebagai sarana hubungan 1 0 1 0 1 0
profesional dalam rangka program kolaborasi
7 Dokter/ tim kesehatan yang lain mengetahui 1 0 0 0
setiap pasien PN nya
1 1
8 PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi
pasien/ keluarga dengan dokter/ tim kesehatan 1 0 1 0 1 0
lain

JUMLAH 8 0 8 0 8 0

8/8x1 0/8x1 8/8x1 0/8x10 8/8x1 0/8x10


00%: 00%: 00%: 0%:0 00%: 0%:0
PRESENTASE
100 0% 100 % 100 %
% % %
DILAKUKAN 24/24x100%:
100%
TIDAK 0/24 x100%:
DILAKUKAN 0%
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan Hubungan Profesional/Kemitraan Antar

Staf Keperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan lain di Ruang Bakung menunjukan hasil

100%. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara staf perawat dengan dokter dalam

kategori baik.

4) Pengkajian Serah Trima Tugas Operan Jaga


Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%

Tabel 2.39
Hasil pengkajian pelaksanaan operan jaga di Ruang RSUD Panembahan
Senopati Bantul

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 H-2 H-3
NO Tindakan Persiapan
1 0 1 0 1 0

A Semua perawat yang akan melakukan


1 0 1 0 1 0
operan jaga menyiapkan buku catatan
B Pelaksanaan di ners station

1 Operan dilaksanakan setiap pergantian shift


1 0 1 0 1 0
2 perawat pelaksana membuka operan jaga
dengan doa 0 1 0 1 0 1
3 Perawat primer mempersilahkan Perawat
Associate untuk melaporkan pasien kepada 1 0 1 0 1 0
perawat PA jaga pagi
4 PA melaporkan/menjadi tanggung jawabnya
terkait hal-hal yang perlu di sampaikan seperti
:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang mungkin
muncul
1 0 1 0 1 0
c. Tidakan keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaboratif
Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan kegiatan selanjutnya, misalnya
opersai, pemeriksaan penunjang,dll
5 PA jaga pagi mengklarifikasi apa yang
disampaikan PA jaga malam 1 0 1 0 1 0
6 PP mengajak PA malam dan PA pagi yang 1 0 0 0
bertanggung jawab untuk mengklarifikasi
pasien 1 1
C Pelaksanaan di kamar pasien
1 Yang masuk kedalam kamar hanya PP,PA
malam dan PA jaga pagi yang bertanggung 1 0 1 0 1 0
jawab terhadap pasien tersebut
2 PA malam mengucapkan salam dan menyapa
1 0 1 0 1 0
pasien
3 PA pagi menanyakan masalah keperawatan
yang akan dilakukan tindakan terhadap pasien 1 0 1 0 1 0
tanggung jawabnya

4 PA malam menyampaikan bahwa tugasnya


1 0 1 0 1 0
sudah selesai dan di ganti tim pagi
5 PA malam memperkenalkan nama perawat
yang akan bertanggung jawab merawat pasien 1 0 1 0 1 0
sekanjutnya terhadap pasien.
6 PA yang akan bertanggung jawab selanjutnya
menyapa dan memastikan bahwa dia yang 1 0 1 0 1 0
akan merawat.
7 PP memberikan kesempatan kepada pasien
0 1 0 1 0 1
dan keluarga untuk bertanya
8 PP menutup pertemuan dan menyampaikan
selamat istirahat kepada pasien 1 0 1 0 1 0
D Penutup
1 PP pagi menutup operan jaga dengan doa 0 1 0 1 0 1

JUMLAH 13 3 13 3 13 3
13/16 3/16x 13/16 3/16x1 13/16 3/16x1
x100 100 x100 00%: x100 00%:
PRESENTASE %:81 %: %:81 18.75 %:81 18.75
.25% 18.75 .25% % .25% %
%
DILAKUKAN 39/48x100%:81.25
RATA-RATA
TIDAK 9/48x100%:18.75
DILAKUKAN
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima

Tugas Jaga (Operan) Di ruang bakung menunjukan hasil 81.25% termasuk dalam kategori

baik (Arikunto 2009). Ada beberapa hal yang masih belum dilakukan sebanyak 18.75%,

dimana item yang paling banyak yang belum dilakukan adalah perawat pelaksana belum

membuka operan jaga dengan doa, PP memberikan kesempatan kepada pasien dan

keluarga untuk bertanya dan PP pagi menutup operan jaga dengan doa

5) Pengkajian Tugas PN
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2.--- Hasil Pengkajian Pelaksanaan Tugas PN di dalam Sistem Asuhan
Keperawatan dengan Model Primary Kombinasi di RSUD Panembahan
Senopati Bantul (n=2) (1= Ya, 0=Tidak)

NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIA PENILAIA


Keperawatan dengan pasien atau H-1 N H-2 N H-3
Keluarga dapat Terjalin Terus Menerus 1 0 1 0 1 0
Selama Pasien Dirawat
1 Bertugas pada pagi hari 2 0 2 0 2 0

2 Bersama AN menerima operan tugas jaga 2 0 2 0 2 0


dari AN yang tugas malam
3 Bersama AN melakukan konfirmasi / 2 0 2 0 2 0
supervisi tentang kondisi pasien segera
setelah selesai operan tugas jaga malam
4 Bersama AN melakukan do’a bersama 2 0 1 1 1 1
sebagai awal dan akhir tugas dilakukan
setelah selesai operan tugas jaga malam
5 Melakukan pre conference dengan semua 0 2 0 2 0 2
AN yang ada dalam grupnya setiap awal
dinas pagi
6 Membagi tugas atau pasien kepada AN 2 0 2 0 2 0
sesuai kemampuan dan beban kerja
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah
atau diagnosa dan perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang menjadi tangung
jawab ada bukti di rekam keperawatan

2 0 2 0 2 0
8 Memonitor dan membimbing tugas AN 2 0 2 0 2 0

9 Membantu tugas AN untuk kelancaran 2 0 2 0 2 0


pelaksanaan asuhan pasien
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi 1 1 2 0 2 0
catatan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh AN yang ada di bawah tanggung
jawabnya
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap 2 0 2 0 2 0
pasien sesuai tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam rekam keperawatan
12 Melaksanakan operan jaga pada setiap akhir 2 0 2 0 2 0
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga
dari AN untuk persiapan operan tugas jaga
berikutnya
13 Mendamping AN dalam operan tugas jaga 2 0 2 0 2 0
kepada AN yang tugas jaga berikutnya
14 Memperkenalkan AN yang ada dalam satu 2 0 2 0 2 0
grup atau yang akan merawat selama pasien
dirawat atau kepada pasien/ keluarga baru
15 Mendelegasikan tugas kepada AN pada sore, 2 0 2 0 2 0
malam, libur
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang 2 0 2 0 2 0
bila pagi hari tidak bertugas
17 menyelenggarakan diskusi kasus dengan 1 1 2 0 2 0
dokter dan tim kesehatan lain setiap minggu
18 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam 0 2 0 2 0 2
pertemuan rutin keperawatan di ruangan
minimal sebulan sekali
19 Melakukan bimbingan klinik keperawatan 0 2 0 2 0 2
kepada AN minimal seminggu sekali (ronde
keperawatan/ bed side teaching)
20 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 1 1 2 0 2 0
JUMLAH 31 9 33 7 33 7

PRESENTASE 77,5 22,5% 82,2 17,5 77.5 17,5


% % % % %
Dilakukan 97/120x 100 = 80,83%

Tidak Dilakukan 23/120 x100 =19,16 %

Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan hasil observasi PN ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul


didapatkan hasil nilai PN adalah 80,83% dalam kategori baik. PN di evaluasi secara penuh
selama 3 hari dengan jumlah responden 2 orang PN. Dalam menjalankan tugas sebagai PN
ada beberapa tugas yang tidak dilakukan oleh PN yaitu tidak melakukan pre conference
dengan semua AN yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi, tidak melakukan
pertemuan diskusi kasus di ruangan minimal sebulan sekali dan tidak melaksanakan ronde
dan bed side teaching.

6) Pengkajian Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan


Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2.-- Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan yang Dapat Menjamin
asuhan Keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul (n= 3) (Ya=1
Tidak= 0)

NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


Keperawatan dengan pasien atau Keluarga H-1 H-2 H-3
dapat Terjalin Terus Menerus Selama 1 0 1 0 1 0
Pasien Dirawat
1 Penyedia mengadakan pertemuan rutin karu 3 0 3 0 3 0
minimal 1x/minggu
2 PJ Ru Kep mengadakan pertemuan rutin 2 1 3 0 2 1
dengan seluruh staf keperawatan minimal
sebulan sekali
3 Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PN 3 0 3 0 3 0
minimal 1x seminggu
4 PN mengadakan pre dan post conference pada 0 3 0 3 0 3
setiap awal dan akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang tugas 3 0 3 0 3 0
jaga sebelumnya
6 PN mendampingi serah terima tugas jaga 3 0 3 0 3 0
antara AN pada tugas jaga berikutnya
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari 3 3
jaga sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya 3 0 0 0
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama 3 0 3 0 3 0
dalam pengkajian, menetapkan diagnosa dan
penyusunan rencana keperawatan
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama 3 0 3 0 3 0
dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan
10 PN membuat laporan tugas pada PJ Ru Kep 3 0 3 0 3 0
setiap akhir tugas terutama keadaan umum
pasien dan permasalahan yang ada
11 PN melakukan motivasi / bimbingan/ 0 3 0 3 0 3
reinforcment dengan AN setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada 3 0 3 0 3 0
13 PPJr mengantikan tugas PJRu pada tugas 3 0 3 0 3 0
S/M/HL
JUMLAH 32 7 33 6 32 7

PRESENTASE 82,05 17,94 84,61 15,38 82,05 17,94


% % % % % %
Dilakukan 97/117x100 = 82,90 %

Tidak dilakukan 20/117x100= 17,09 %

Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 Februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan hasil pengkajian Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan yang


Dapat Menjamin asuhan dengan pasien di ruang Bakung menunjukan hasil 82,90% yang
artinya dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan profesional antar staf
keperawatan cukup. Kategori yang perlu di tingkatkan yaitu PN mengadakan pre dan post
conference pada setiap awal dan akhir jaga pagi pertemuan karu seminggu sekali dan PN
melakukan motivasi/bimbingan / reinforcement dengan AN setiap hari.

7) Pengkajian Hubungan Pelaksanaan meeting morning


Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%

Tabel 2.-- Hasil pengkajian pelaksanaan meeting morning di RSUD Panembahan


Senopati Bantul (Ya=1, 0= Tidak )

NO Tindakan Persiapan PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0

1 Kepala ruang menyiapkan materi dan 1 0 1 0 1 0


informasi mengenai kegiatan-kegiatan
non keperawatan di ruangan.
2 Kepala ruang menyiapkan tempat untuk 1 0 1 0 1 0
meeting morning
3 Mempersiapkan salah satu staf untuk jadi 1 0 1 0 1 0
notulen
4 Meeting morning diikutioleh semua staf 0 1 0 1 0 1
yang jaga pagi dan malam beserta
administrasi ruangan
Pelaksanaan

1 Kepala ruang membuka meeting morning 1 0 1 0 1 0


dilanjutkan dengan berdoa bersama
2 Kepala ruang memberikan informasi dan 1 0 1 0 1 0
arahan kepada staf dengan materi yang
telah di persiapkan sebelumnya
3 Kepala ruang melakukan klarifikasi apa 1 0 1 0 1 0
yang dilakukan kepada staf
4 Memberikan kesempatan kepada staf 1 0 1 0 1 0
untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul di ruangan
5 Bersama-sama staf mendiskusikan 0 1 0 1 0 1
pemecahan masalah

6 Kepala ruang memberikan motivasi dan 0 1 0 1 0 1


reinforcement kepada staf
Penutup
1 Kepala ruang menutup meeting morning 1 0 1 0 1 0
2 Kepala ruang dan peserta meeting 1 0 1 0 1 0
morning menandatangani notulensi
3 Meeting morning dilanjutkan dengan 1 0 1 0 1 0
operan jaga
JUMLAH 10 3 10 3 10 3

PRESENTASE 76,9 23,0 76,9 23,07 76,9 23,07


2% 7% % % % %
Dilakukan 30/39x100 =76,92 %

Tidak dilakukan 9/39x100 = 23,0%

Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan Evaluasi Pelaksanaan Meeting


Morning selama 3 hari di Ruang bakung menunjukan hasil 76,92% dilakukan metting
morning, hal ini menunjukan pelaksanaan metting morning sudah berjalan, tetapi dalam
melakukan metting morning, belum mencantumkan semua staf yang ada pada ruang
bakung untuk mengikuti meeting morning, tidak ada diskusi mengenai pemecahan
masalah, tidak ada motivasi dan reinforcement kepada staf.
8) Pengkajian Pelaksanaan Pre Conference
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2--- Hasil pengkajian pelaksanaan pre conference Ruang Bakung di RSUD
Panembahan Senopati Bantul (1 = Ya, 0 = Tidak)

No Tindakan Persiapan Penilaian H- Penilaian Penilaian H-


1 H-2 3

1. PN menyiapkan ruangan /tempat 0 1 0 1 0 1


2. PN menyiapkan rekam medik pasien 0 1 0 1 0 1
yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1. PN menjekaskan tujuan dilakukan nya 0 1 0 1 0 1
pre conference
2. PN memandu pelaksanaan pre 0 1 0 1 0 1
conference
3. PN menjelaskan masalah keperawatan 0 1 0 1 0 1
pasien dan rencana yang menjadi
tanggung jawabnya
4. PN memberikan reinforcement positif 0 1 0 1 0 1
pada anggota
Penutup
1. PN menyimpulkan hasil preconference 0 1 0 1 0 1
Jumlah 0 7 0 7 0 7
Total % 0 100% 0% 100% 0% 100%
Dilakukan 0:21x 100 = 0%
Tidak dilakukan 21:21 x 100 = 100%
Sumber: Hasil Observasi Tanggal 18-20 Februari 2020 Di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference
di Ruang Bakung menunjukan hasil 100% tidak dilakukan dan hal ini bisa menjadi bahan
evaluasi untuk perawat untuk dilakukan pre conference setiap hari
9) Pengkajian Pelaksanaan Post Confrence
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
 Kriteria baik 76-100%
 Kriteria cukup 56-75%
 Kriteria kurang <56%
Tabel 2.--- Hasil pengkajian pelaksanaan post conference Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul

No Tindakan Persiapan Penilaian Penilaian Penilaian


H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0
1. PN menyiapkan ruangan/tempat 0 1 0 1 0 1
2. PN menyiapkan rekam medik pasien 0 1 0 1 0 1
yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1. PN menjelaskan tujuan dilakukan post 0 1 0 1 0 1
conference
2. PN memandu pelaksanaan post 0 1 0 1 0 1
conference
3. PN menjelaskan hasil asuhan 0 1 0 1 0 1
keperawtan pasien tindakan yang
telah dilakukan dan rencana lanjut
Penutup
1. PN memberikan reinforsemen positif 0 1 0 1 0 1
kepada perawat pelaksana
2. PN menyimpulkan hasil post 0 1 0 1 0 1
conference
Jumlah 0 7 0 7 0 7
Total % 0% 100 0 100 0 100%
% %
Dilakukan 0 : 21 x 100 = 0%
Tidak di 21:21 x 100 = 100%
lakukan
Sumber: hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan evaluasi pelaksanaan Post
Conference di Ruang Bakung menunjukkan hasil 100% tidak pernah dilakukan. Hal ini
menunjukkan selama observasi 3 hari pelaksanaan post conference tidak pernah dilakukan.
b. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
a. Kajian Teori
Proses asuhan keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai
maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara
sistematis. Selama melakukan proses keperawatan, perawat
menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji
status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan
merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan atau hasil
asuhan keperawatan yang melibatkan hubungan kerjasama antar
perawat dank lien, keluarga atau masyarakat agar mencapai hasil akhir
yang optimal (Dermawan, 2012).
Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif
pemecahan masalah yang dilakukan perawat terhadap klien dengan
pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis,
sistimatis, dinamis dan terstruktur (Muhlisin, 2011). Proses
keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis dan
terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
berfokus pada respon individu terhadap gangguan kesehatan yang
dialami (Manurung, 2011). Proses asuhan keperawatan terdiri dari
Manurung (2011) :
1) Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang


bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan.

2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses
keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat terhadap
permasalahan kesehatan baik aktual maupun potensial atau sebuah
kesimpulan yang di hasilkan dari analisa data. Kriteria diagnosa
dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan
kebutuhan pasien, dibuat dengan wewenang perawat , dengan
komponen terdiri atas masalah, penyebab dan tanda gejala masalah
kesehatan yang kemungkinan besar akan, dan dapat di tanggulangi
oleh perawat.
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah berdasarkan diagnosa keperawatan yang merupakan
keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, tujuan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dan implementasi dari semua tindakan keperawatan.
Prioritas masalah ditentukan dengan member prioritas utama atau
yang mengancam kehidupan pasien. Prioritas kedua masalah yang
mempengaruhi perilaku.
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat agar kebutuhan pasien terpenuhi yang
mencangkup akspek peningkatan, pencegahan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan
keluarga. Dalam pelaksanakan tindakan keperawatan harus sesuai
dengan rencana yang ada atau rencana yang sudah di buat,
menjelaskan maksud dan tujuan tindakan keperawatan, waktu yang
di butuhkan dalam memberikan tindakan keperawatan, menyakut
bio-psiko-sosio-spritual pasien, menerapkan prinsip bersih dan
steril, prinsip aman, nyaman, ekonomis serta menjaga privasi,
mengutamakan keselamatan, kesehatan yang mengancam pasien,
merapikan pasien serta alat-alat setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan pada sop yang berlaku atau sudah di tentukan dan
mendokumentasikan semua yang sudah dilakukan.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan untuk menentukan atau memantau apakah rencana
keperawatan efektif atau tidak efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan. Dalam melakukan evaluasi perawat
seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon pasien terhadap intervensi yang sudah di berikan
, serta dapat menyimpulkan tujuan dari tindakan sudah tercapai
atau belum serta kemampuan dalam tindakan keperawatan pada
kriteria hasil.
6) Pencatatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan dan perkembangan pasien selama dalam pemberian
asuhan keperawatan. Pencatatan dilakukan selama pasien dirawat
inap dan dirawat jalan. Catatan dapat digunakan sebagai bahan
informasi, komunikasi dan laporan yang dilakukan selesai
melakukan tindakan asuhan keperwatan. Penulisan harus jelas dan
ringkas serta menggunakan istilah yang baku sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan. Setiap pencatatan harus
mencatumkan paraf dan nama perawatan yang melaksanakan
tindakan dan waktu pelaksanaan serta menggunakan formulir yang
telah ada dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan pencatatan POKUS (Process Orientasi and Client
Focus Sistem). Digunakan untuk mengorganisir asuhan keperawata.
Penulisan catatan perkembangan dan menggunkan format DAR
(Data-Action-Respnse) dengan data berisi mengenai data subjektif
dan obyektif yang mendukung dokumentasi focus, action berupa
dokumentasi tindakan keperawatan yang segera atau yang akan
dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan klien dan
repon terhadap tindakan yang telah dilakukan. Dalam menilai
kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Standar keperawatan telah
dijabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahap proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Instrument penilaian
tersebut telah disusun oleh Depkes (Instrumen A).

Tabel 2.16 Hasil Standar Pengkajian Asuhan Keperawatan dengan Instrumen


A di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020

ASPEK YANG
NO
DINILAI
Kode Berkas Rekam Medis Pasien

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada format tertulis
1 identitas pasien 2 2 2 2 2 2 2 2 2
lengkap
Pencatatan data dikaji
sesuai dengan
pedoman pengkajian
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
dan pemberian tanda
(V) sesuai dengan
kotak yang disediakan
Data dikaji dari pasien
3 1 2 2 2 2 2 2 2 2
masuk sampai pulang
Pengkajian nyeri
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
dilakukan
Pengkajian resiko
5 0 2 2 2 2 2 2 2 2
jatuh dilakukan
Pengkajian kebutuhan
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2
edukasi dilakukan
Masalah dirumuskan
berdasarkan
7 2 2 2 2 2 1 2 2 2
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan norma dan
pola
Tertulis tanggal, jam,
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2
paraf dan nama terang
JUMLAH 13 16 16 16 16 15 16 16 16
140/144x100:
Presentase
97,22 %

Analisis Data

Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 97,22% masuk kategori baik
menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak
dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk
sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu
sampel rekam medis.

Tabel 2.17 Hasil Standar Diagnosa Asuhan Keperawatan dengan Instrumen A di


Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tanggal 18-20 Februari 2020
Kode berkas rekam medias pasien
NO Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Diagnosa yang dibuat 2 2 2 2 2 2 2 2 2
berdasarkan masalah
yang dirumuskan
2 Merumuskan diagnose 2 1 2 2 2 2 2 1 2
actual/resiko/kolaboratif
3 Tertulis identitas 2 2 2 2 2 2 2 2 2
pasien, tanggal, jam,
paraf dan nama terang

Jumlah 6 5 6 6 6 6 6 5 6

52/54x100
Presentase
96,29 %
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap diagnosa di Ruang Rawat Inap

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 96,29% masuk kategori baik menurut

kriteria penilaian Arikunto (2006). Namun ada beberapa aspek penilaian pada diagnose

yang masih kurang atau masih belum lengkap dilakukan oleh perawatnya yaitu dalam

merumuskan diagnosa actual/resiko/kolaboratif.

Tabel 2.18 Hasil Standar Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan dengan


Instrumen A di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020

ASPEK YANG DINILAI


NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Berdasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2
diagnosa
keperawatan
2 Rumusan tujuan 2 2 2 1 2 1 2 2 2
mengandung
komponen
subjek,
perubahan
perilaku, kriteria
waktu atau
kriteri hasil
3 Rencana 2 2 2 2 2 2 2 2 2
tindakan
mengacu tujuan
dengan kalimat
perintah terinci,
jelas
4 Rencana 2 1 2 2 2 2 2 2 2
tindakan terdiri
dari tindakan
observasi,
Nurshing care
dan edukasi
5 Rencana 2 2 2 2 2 2 2 2 2
tindakan
menggambarkan
kerja sama
dengan tim
kesehatan lain

10 9 10 9 10 9 10 10 10
JUMLAH
87/90x100 :
Presentase
96,66 %

Analisa Data

Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap rencana tindakan di Ruang

Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 96,66% masuk kategori

baik menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Namun masih ada beberapa yang belum

tepat pada tahap rencana tindakan yaitu rumusan tujuan mengandung komponen subjek,

perubahan perilaku, kriteria waktu atau kriteri hasil dalam rencana tindakan, rencana

tindakan terdiri dari tindakan observasi, Nurshing care dan edukasi.

Tabel 2.20 Hasil Standar Tindakan Keperawatan Asuhan Keperawatan dengan


Instrumen A di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020

ASPEK YANG DINILAI


NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tindakan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
mengacu pada
rencana
keperawatan
2 Perawat 2 2 2 2 2 2 2 2 2
mengobservasi
respon pasien
terhadap
tindakan
keperawatan
3 Semua 2 2 2 2 2 2 2 2 2
tindakan yang
dilaksanakan
dicatat dengan
ringkas dan
jelas
4 Monitoring 0 2 2 2 2 2 2 2 2
resiko jatuh
terisi
5 Mengisi pada 2 2 2 2 2 2 2 2 2
lembar mutasi
saat serah
terima pasien
6 Pemberian 2 2 2 2 2 2 2 2 2
edukasi pada
pasien terisi
7 Tertulis 2 2 2 2 2 2 2 2 2
identitas
pasien,
tanggal, jam,
paraf dan
nama terang

JUMLAH 12 14 14 14 14 14 14 14 14
Presentase 124/126x100
= 98,41 %
Analisa Data

Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap tindakan keperawatan di Ruang

Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 98,41% masuk kategori

baik menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada salah satu aspek yang tidak

dilakukan ditahap ini yaitu monitoring resiko jatuh.

Tabel 2.21 Hasil Standar Tindakan Evaluasi Keperawatan Asuhan Keperawatan


dengan Instrumen A di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020

ASPEK YANG DINILAI


NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Evaluasi 2 2 2 1 2 2 2 1 2
berdasarkan
pada tujuan
dan tercatat
dalam
catatan
integrasi
2 Tertulis 2 2 2 2 2 2 2 2
tanggal,
jam, paraf
dan nama
terang

JUMLAH 4 4 4 3 4 4 4 3 4
34/36x100:
94,44 %
Presentase

Analisa Data

Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat

Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 94,44% masuk kategori baik

menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak

dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk

sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu

sampel rekam medis.

Tabel 2.22 Hasil Standar Catatan Keperawatan Asuhan Keperawatan dengan


Instrumen A di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020

ASPEK YANG DINILAI


NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Menulis pada 2 2 2 2 2 2 2 2 2
format yang
baku
2 Pencatatan 2 2 1 2 2 2 1 2 2
ditulis
dengan jelas,
ringkas,
istilah yang
baku dan
benar
3 Berkas 2 2 2 2 2 2 2 2 2
catatan
keperawatan
disimpan
sesuai
ketentuan
yang berlaku
(sesuai
urutan dalam
petunjuk
penyusunan
format rekam
medis)

JUMLAH 6 6 5 6 6 6 5 6 6
Presentase 34/36x100 = 96,29 %

Sumber : hasil observasi studi dokumentasi asuhan keperawatan diruang Bakung


RSUD Panembahan Senopati Bantul

Analisa Data

Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat

Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 94,44% masuk kategori baik

menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak

dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk

sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu

sampel rekam medis.

2. Instrumen B
a. Persepsi Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kesannya terhadap kinerja atau hasil satu
produk dan harapan- harapannya (Nursalam, 2016).
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit, dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan terhadap hasil survey dengan instrument yang baku
(indicator kerja Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005 : 31 dalam Nursalam, 2016).
Menurut Nursalam (2016) ada enam faktor yang menyebabkan timbulnya
rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk yaitu :
1) Tidak sesuai harapan dan kenyataan
2) Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
3) Perilaku personal kurang memuaskan
4) Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
5) Cost selalu tinggi karena jarak terlalu jauh, banyak waktu yang terbuang dan
harga tidak sesuai
6) Promosi/ iklan tidak sesuai dengan kenyataan
Ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan :
1) Sistem keluhan dan saran
2) Survei kepuasan pelanggan
3) Pembeli bayangan
4) Analisis kehilangan pelanggan
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat
melakukan peningkat mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan
puas terhadap pelayanan berdasarkan hasil survey dengan instrumen yang
baku (indicator kinerja Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005: 31 dalam
Nursalam, 2012)
Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “Marketing servis competin
through quality” (New York freepress, 1991 : 16) dalam Nursalam (2016)
mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain :

1) Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan


meteri komunikasi yang menarik, dan lain-lain
2) Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk memberikan
perhatian secara pribadi kepada konsumen
3) Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar
dan mengatasi keluhan dari konsumen
4) Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan, terpecaya dan akurat dan konsisten
5) Kepastian, yaitu berupa kemampuan keryawan untuk menimbulkan
keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada
konsumen
Instrumen B mengobservasi tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan
keperawatan dengan cara membagikan kuesioner kepada pasien di Ruang
Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul tanggal 20
Februari 2019. Kriteria pasien yang diambil adalah pasien yang sudah
dirawat minimal 3 hari dengan jumlah pasien sebanyak 20 pasien.
Tabel 2.23 Instrumen Hasil Mutu Asuhan Keperawatan : Berdasarkan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Responden (n=20) Total %


No Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Ya Td Ya TD
Perawat selalu
memperkenalkan diri
1
dalam melakukan
tindakan 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 10 10 50% 50%
Apakah perawat
memanggil nama
anda dengan benar
2
pada saat perawat
bertemu pertama kali
dengan anda ? 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 100% 0
Apakah perawat
melihat nama di
3 gelang identitas anda
sebelum melakukan
tindakan pada anda? 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 95% 5%
Apakah ada larangan
4
merok di ruangan? 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14 6 65% 35%
Apakah perawat
menanyakan
5
bagaimana nafsu
makan pasien? 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16 4 80% 20%
Apakah perawat
menanyakan atau
6 memperhatikan
berapa jumlah
makanan dan 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
minuman yang biasa
pasien habiskan ? 15 5 75% 25%
Apakah ruangan
selalu dijaga
7
kebersihannya disapu
dan dipel setiap hari ? 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 95% 5%
Apakah lantai kamar
mandi/WC selalu
8 bersih, tidak licin,
tidak berbau, cukup
terang ? 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 13 7 65% 35%
Apakah alat-alat
tenun seperti seprei,
9
selimut dll diganti
setiap kotor ? 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 90% 10%
Apakah perawat
memberikan
penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia
dan cara
10.
penggunaannya
peraturan atau tata
tertib yang berlaku di
rumah sakit ?
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 85% 15%
Selama pasien dalam
perawatan apakah
perawat selalu
11
mengawasi keadaan
pasien dengan teratur
setiap pagi, sore 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
maupun malam hari? 17 3 85% 15%
Selama pasien dalam
perawatan apakah
12 perawat segera
memberi bantuan
yang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0 100% 0%
Apakah perawat
13 bersikap ramah dan
sopan ? 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 95% 5%
Apakah anda/pasien
mengetahui perawat
14 yang bertanggung
jawab setiap kali
pergantian dinas 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16 4 80% 20%
Apakah perawat
selalu memberi
penjelasan sebelum
15
melakukan tindakan
perawatan/pengobatan
? 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 90% 10%
Apakah perawat
selalu bersedia
16 mendengarkan dan
memperhatikan setiap
keluhan anda/pasien ? 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2 90% 10%
Pada saat anda/ pasien
dipasang infus apakah
perawat selalu
17
memeriksa cairan/
tetesannya dan area
sekitar pemasangan 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 4 80% 20%
infus ?
Apakah perawat
membantu
18
menyiapkan
/meeminumkan obat? 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 4 80% 20%
Saat perawat
melakukan tindakan
19
apakah perawat selalu
menutup sampiran ? 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 4 80% 20%
Selama anda/pasien
dirwat apakah
diberikan penjelasan
tentang perawatan /
20
pengobatan
/pemeriksaan lanjutan
setelah anda / pasien
diperbolehkan pulang 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 6 75% 25%
JUMLAH 331 69
331 : 400 69:400
PRESENTASE x 100 = x100 =
82,75% 17,25%
Analisis Data

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata persepsi kepuasan pasien


terhadap pelayanan keperwatan menurut responden diruang rawat inap Bakung sebanyak
78,12% pasien menjawab ya untuk penrnyataan yang diberikan, dan 21,87% pasien
menjawab tidak untuk pernyataan kepuasaan pelayanan kepuasan pasien. Hal ini dapat
disebabkan karena terdapat beberapa poin dalam pelayanan yang belum dilakukan oleh
perawatdi ruang Bakung.
Penilaian aspek keseluruhan didapatkan hasil 50% perawat tidak memperkenalkan
diri saat melakukan pelayanan,35% pasien mengatakan kamar mandi/WC tidak bersih,
licin dan berbau, 35% menyatakan tidak ada larangan merokok di ruangan, 25% pasien
mengatakan perawat tidak memperhatikan berapa jumlah makanan/minuman yang biasa
pasien habiskan, 25% pasien mengatakan perawat tidak pernah memberikan penjelasan
tentang perawatan/pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah pasien di perbolehkan
pulang. Beberapa aspek pertanyaan ditanyakan kepada responden menyesuaikan dengan
kondisi pasien saat dilakukan pengkajian.
b. Kepuasan Kerja Perawat

Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam memberikan
pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh
petugas kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut
adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat
mempengaruhi produktifitas seorang karyawan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjannya dari segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
(Harapan, 2004 dalam Argapati dkk (2013). Perawat yang merasa puas dalam
pekerjaannya akan memberikan pelayanan lebih baik dan bermutu kepada pasien rumah
sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya
meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit (Crose, 1999) dalam Argapati dkk (2013).
Pengukuran kepuasan kerja tenaga perawat tidak hanya penting untuk mengetahui
kinerja rumah sakit terutama bidang ketenagaannya, tetapi juga untuk menentukan strategi
manajemen dimasa mendatang. Hal ini menunjukan betapa pentingnya kepuasan kerja
perawat untuk kemajuan rumah sakit kedepannya. Misalnya, seorang perawat yang merasa
tidak puas dalam melakukan pekerjaannya akan sering mangkir dalam bekerja. Tingkat
kehadiran ini dapat menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat. Ketika beban
kerja perawat meningkat, maka hasil kerja perawat tersebut menjadi tidak maksimal,
sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi, dan kinerja rumah sakit. Oleh karena itu,
pandangan dan juga perasaan perawat terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi
positif.
Tabel 2.24 Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul (Tanggal 20
Februari 2020) (n :8)

No Pertanyaan STP % TP % CP % P % SP %
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang 0 0 0 0 3 37,5% 5 62,5 0 0
saudara lakukan %
2 Sistem penggajian yang dilakukan institusi tempat saudara 0 0 0 0 2 25% 6 75% 0 0
bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan pendidikan 0 0 0 0 3 37.5% 5 62.5 0 0
saudara %
4 Pembagian insentif tambahan atau sesuai prestasi atau 0 0 0 0 2 25% 6 75% 0 0
pekerjaan ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pekerjaan %
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
tempat parker dan kantin %
7 Kondisi ruangan kerja terutama yang berkaitan dengan 0 0 0 0 0 0 7 87.5 1 2.5
ventilasi udara, kebisingan dan kebersihan % %
8 Adanya jaminan kesehatan keselamatan kerja 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
10 Hubungan antarkaryawan dalam kelompok kerja 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
11 Kemampuan dalam bekerja sama antar karyawan 0 0 0 0 0 0 7 87,5 1 12.
% 5
%
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
saudara %
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
No Pertanyaan STP % TP % CP % P % SP %
penugasan yang diberikan %
15 Kemampuan supervisi/ pengawasan dalam membuat 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
keputusan %
16 Perlakuan atasan selama saya bekerja di sini 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
17 Kebebasan melakukan metode sendiri dalam menyelesaikan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pekerjaan %
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pelatihan atau pendidikan tambahan %
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
20 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
mendapatkan kenaikan pangkat %
Sumber: Hasil pengkajian terhadap perawat 20 Februari di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
Analisis Data

Hasi Presentase Kepuasan Kerja Perawat

ST (Sangat Tidak Puas) : 0%


TP (Tidak Puas) : 0%
CP (Cukup Puas) : 6,9%
P (Puas) : 91,7%
SP (Sangat Puas) : 1,4%
Berdasarkan tabel kepuasan kerja perawat di atas disimpulkan sebanyak 91,7%
merasa puas, 6,9% perawat merasa cukup puas, 1,4% perawat merasa sangat puas dan
tidak ada perawat yang merasa tidak puas dengan kepuasan kerja perawat. Berdasarkan
tabel di atas sebanyak 8 perawat merasa puas dengan kemampuan dalam menggunakan
waktu bekerja yang diberikan.
Pada aspek gaji yang diterima perawat berdasarkan data pada tabel sebanyak 5
karyawan menyatakan puas dan 3 karyawan menyatakan cukup puas dengan jumlah gaji
yang diterima dibandingkan pekerjaan yang dilakukan .
3. Instrumen C
a. Standar praktik keperawatan
1) Kajian Teori
Standar praktek keperawatan adalah ekspektasi minimal dalam memberikan
asuhan keperawatan yang aman, efektif, etis (PNNI, 1999). Standar praktek
keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi
masyarakat terhadap praktik yang dil;akukan oleh anggota profesi. Standar
praktik keperawatan harus dinamik sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.Tujuan standar praktik keperawatan menurut
Gillies (1989) adalah untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,
mengurangi biaya asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari kelainan
dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak
terapeutik.
Ruang lingkup standar praktik keperawatan menurut PNNI (2009) :
Standar I : Ilmu Pengetahuan
Standar II : Akuntabilitas profesional
Standar III : Pengkajian
Standar II : Perencanaan
Standar II : Pelaksanaan
Standar II : Evaluasi
Standar intervensi keperawatan dirumah sakit mengacu pada teori
kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh handerson, yaitu terdiri dari
14 kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2011).
2) Kajian Data
Hasil observasi menggunakan instrumen prosedur di ruang bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul

Tabel 2.25 Observasi pelaksanaan pengambilan darah vena di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1:
ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=6)
NO Aspek Yang Dinilai PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n: 6 H-2 n:6 H-3 n:6
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila 6 0 6 0 1 5
ada
2 Mencuci Tangan 4 2 6 0 6 0

3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 5 1 5 1 3 3

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 6 0 6 0 5 1


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3 3 6 0 6 0
pada keluarga atau pasien
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 3 3 5 1 2 4
dilakukan
C Tahap Kerja

1 Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari 5 1 5 1 3 3


arah distal
2 Memasang perlak dan alasnya 1 5 3 3 2 4

3 Membebaskan daerah yang akan di injeksi 4 2 5 1 6 0

4 Meletakan tourniquet 5 cm proksimal yang 5 1 6 0 6 0


akan ditusuk
5 Memakai hand scoon 6 0 6 0 6 0

6 Membersihkan kulit dengan kapas alcokol 5 1 5 1 5 1


(melingkar dari arah dalam kearah luar)
biarkan kering
7 Mempertahankan vena pada posisi stabil 6 0 5 1 6 0

8 Memegang spuit dengan sudut 30 derajat 6 0 6 0 6 0


9 Menusuk dengan kemiringan 30 derajat dan 6 0 6 0 5 1
lubang jarum menghadap ke atas
10 Melakukan aspirasi dan pastikan darah jsudah 5 1 6 0 6 0
masuk ke spuit, ambil sesuai kebutuhan
11 Membuka torniquet 6 0 6 0 6 0

12 Mencabut spuit sambil menekan daerah 6 0 6 0 6 0


tusukan dengan kapas
13 Menutup daerah tusukan dengan plester atau 3 3 5 1 2 4
hipavik
14 Memasukkan darah ke dalam botol specimen 6 0 5 1 5 1

C Tahap Terminasi

1 Evaluasi tindakan 2 4 4 2 1 5

2 Berpamitan dengan pasien 6 0 5 1 6 0

3 Membereskan alat-alat 6 0 6 0 6 0
4 Mencuci tangan 6 0 6 0 6 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 1 6 0 5 1
keperawatan
122 28 136 14 117 33
JUMLAH

81.33 18.66 90.66 9.33% 78% 22%


PRESENTASE % % %
375/450X100
PATUH
=83.33%
RATA-RATA
75/450X100
TIDAK PATUH
= 16.66%

Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengambilan darah vena di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data kepatuhan perawat 83.33%
(Kategori baik) dan data tidak patuh 16.66% (Kategori kurang) perawat melakukan
prosedur dengan baik. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang
tidak sesuai yaitu tidak memasang perlak dan alasnya dan tidak mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan.

Tabel 2.26 Observasi pelaksanaan pemasangan infus di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020)
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n:6 H-2 n:4 H-3 n: 2
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi

1 Melakukan verifikasi program pasien 6 0 4 0 2 0

2 Mencuci Tangan 4 2 4 0 2 0

3 Menyiapkan obat sesuai prinsip 6 0 4 0 1 1


4 Membawa alat didekat pasien dengan benar 6 0 3 1 2 0

B Tahap Orientasi

Memberikan salam sebagai pendekatan


1 6 0 4 0 2 0
terapeutik
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
2 5 1 2 2 1 1
pada keluarga atau pasien
Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan
3 4 2 3 1 1 1
dilakukan

C Tahap Kerja

1 Melakukan desinfeksi tutup 2 4 4 0 1 1

2 Menutup saluran infu/klem 5 1 4 0 2 0

3 Menusukkan saluran infus dengan benar 6 0 4 0 2 0

4 Menggantung botol cairan pada standart infus 6 0 4 0 2 0

5 Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda 6 0 4 0 2 0


Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara
6 6 0 4 0 2 0
dalam slang

7 Mengatur posisi dan pilih vena 6 0 4 0 2 0

8 Memasang perlak dan alasnya 6 0 3 1 2 0

Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang


9 3 3 4 0 2 0
akan ditusuk

10 Memakai handscoon 5 1 4 0 2 0

11 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol 6 0 4 0 2 0

12 Mempertahankan vena pada posisi stabil 6 0 4 0 2 0

13 Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat 6 0 4 0 2 0

Menusuk vena dengan lubang jarum


14 6 0 4 0 2 0
menghadap ke atas
15 Memasukkan IV cateter secara perlahan 5 1 4 0 2 0
Menarik mandiri dan menyambung dengan
16 5 1 4 0 2 0
slang
17 Melepas torniquet 6 0 4 0 2 0
18 Mengalirkan cairan infus 6 0 4 0 2 0
19 Melakukan fiksasi IV kateter 6 0 4 0 2 0
Memberi desinfeksi daerah tusukan dan
20 5 1 4 0 2 0
menutup dengan kassa
21 Mengatur tetesan sesuai program 6 0 3 1 2 0

C Tahap Terminasi

1 Evaluasi tindakan 4 2 3 1 1 1

2 Berpamitan dengan pasien 6 0 4 0 2 0

3 Membereskan alat-alat 6 0 4 0 2 0
4 Mencuci tangan 6 0 4 0 2 0
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
5 6 0 4 0 2 0
keperawatan

JUMLAH 179 19 129 7 61 5


90.40 9.59 94.85 5.14 92.42 7.57
PRESENTASE
% % % % % %
369/400X100
PATUH
=92,25%
RATA-RATA
31/400X100
TIDAK PATUH
=7.75%

Analalisa Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemasangan infusdi ruang rawat inap


Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantuldidapatkan data patuh 92.25% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 7.75% (Kategori
kurang). Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu
tidak mencuci tanagan sebelum melakukan tindakan dan tidak memperhatikan selang infus
yang berisi udara.

Tabel 2.27 Observasi pelaksanaan perawatan luka di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak), Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n:2 H-2 n:4 H-3 n:1
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan verifikasi program pasien 0 2 0 4 1 0

2 Mencuci Tangan 0 2 0 4 1 0

3 Menyiapkan obat sesuai prinsip 0 2 0 4 1 0


4 Mendekatkan alat di dekat pasien dengan 2 0 4 0 1 0
benar

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 0 2 0 4 1 0


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 0 2 1 3 1 0
pada keluarga atau pasien
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 0 2 0 4 1 0
dilakukan

C Tahap Kerja

1 Memasang sampiran/jaga privacy 0 2 2 2 1 0

2 Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat 2 0 3 1 1 0


terlihat
3 Membuka peralatan 2 0 4 0 1 0

4 Memakai sarung tangan 1 1 4 0 1 0

5 Membasahi plester dengan alkohol dengan 2 0 4 0 1 0


menggunakan pincet
6 Membuka balutan lapisan terluar 2 0 4 0 1 0

7 Membersihkan sekitar luka dan bekas plester 2 0 4 0 1 0

8 Membuka balutan lapisan dalam 2 0 4 0 1 0

9 Menekan tepi luka(sepanjang luka) untuk 0 2 4 0 1 0


mengeluarkan pus
10 Melakukan debidment 0 2 4 0 1 0

11 Membersihkan luka dengan menggunakan 2 0 4 0 1 0


NaCl
12 Melakukan kompres desinfektan dan tutup 2 0 4 0 1 0
dengan kassa
13 Memasang plester atau verband 2 0 4 0 1 0

14 Merapikan pasien 2 0 4 0 1 0

C Tahap Terminasi

1 Evaluasi tindakan 1 1 3 1 1 0
2 Berpamitan dengan pasien 2 0 4 0 1 0

3 Membereskan alat-alat 2 0 4 0 1 0
4 Mencuci tangan 0 2 0 4 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 1 1 4 0 1 0
keperawatan
29 26 73 31 26 0
JUMLAH

52.72 47.27 70.19 29.80 100 0%


PRESENTASE % % % % %
128/185X100
PATUH
=69.18%
RATA-RATA
57/185X100
TIDAK PATUH
=30.81%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan perawatan lukadi ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patu 69.18% (Kategori cukup) perawat
melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 30.81% (Kategori kurang). Hasil
analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan steril serta saat menyiapkan kasa basah petugas hanya
memeras menggunakan tangan dan tidak menggunakan pinset, serta saat perawatan luka
petugas tidak menggunakan perlak pengalas
2.28 Observasi pelaksanaan pengukuran tekanan darah di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 n: 7 H-2 n:6 H-3 n:5
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila
ada 6 1 4 2 4 1
2 Mencuci Tangan
4 3 3 3 4 1
3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 7 0 6 0 5 0

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan


terapeutik 6 1 5 1 4 1
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga atau pasien 5 2 2 4 3 2
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan 2 5 2 4 2 3

C Tahap Kerja

1 Mengatur posisi klien : supinasi 4 3 1 1


5 4
2 Menempatkan diri disebelah kanan pasien bila
memungkinkan 6 1 5 1 5 0
3 Membebaskan lengan pasien dari baju
6 1 5 1 5 0
4 Memasang manset 2 jari diatas medianan
cubiti, selang sejajar arteri bracialis 6 1 5 1 5 0
5 Meraba denyut arteri bracialis
3 4 4 2 3 2
6 Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri
bracialis 7 0 6 0 5 0
7 Menutup sekrup balon, membuka pengunci air
raksa 7 0 5 1 5 0
8 Memompa menset hingga tak terdengar bunyi
denyut arteri 7 0 6 0 5 0
9 Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil
melihat turunnya air raksa atau jarum dan
dengarkan bunyi denyut pertama (systole) 7 0 6 0 5 0
hingga bunyi terakhir (diastole) sampai
tekanan nol
10 Melakukan validasi dengan mengulang mulai
pin 8-9 (Bila hasil pengukur keduanya berbeda 6 1 3 3 5 0
ulangi sekali lagi)
11 Mengunci air raksa dan melepaskan menset
7 0 5 1 4 1
12 Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan
7 0 6 0 5 0

C Tahap Terminasi

1 Merapikan pasien
6 1 5 1 5 0
2 Berpamitan dengan pasien
7 0 6 0 5 0
3 Membereskan alat-alat 7 0 6 0 4 1
4 Mencuci tangan 6 1 6 0 5 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
7 0 6 0 5 0
keperawatan

JUMLAH 136 25 112 26 102 13

84.47 15.52 81.15 18.84 88.69 11.30


PRESENTASE % % % % % %
350/414X100
PATUH
=84.54%
RATA-RATA
64/414X100
TIDAK PATUH
=15.45%

Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengukuran tekanan darahdi ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 84.54% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 15.45% (Kategori
Baik). Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu
tidak menggunakan sarung tangan, dan mencuci tangan

Tabel 2.29 Observasi pelaksanaan pengukuran suhu axila di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020)( (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 n:7 H-2 n:5 H-3 n:4
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila 7 0 5 0 3 1
ada
2 Mencuci Tangan 5 2 3 2 2 2

3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 7 0 5 0 3 1

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 6 1 4 1 4 0


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3 4 3 2 1 3
pada keluarga atau pasien
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 3 4 2 3 1 3
dilakukan

C Tahap Kerja

1 Mengatur posisi 6 1 5 0 4 0

2 Membebaskan axila pasien pada lengan yang 6 1 5 0 4 0


jauh
3 Membersihkan axila dengan tissu 2 5 4 1 2 2

4 Menekan tombol pada bagian termometer 7 0 5 0 4 0

5 Memeriksa thermometer, pastikan pada skala 7 0 5 0 4 0


dibawah 350C
6 Memasang reservoir termometer dengan tepat 7 0 4 1 4 0
pada tengah axila
7 Menyilangkan tangan di depan dada 7 0 5 0 2 2
memegang bahu
8 Mengangkat termometer setelah bunyi alaram 7 0 5 0 4 0

9 Membaca hasil pengukuran dan mencatat hasil 1 6 3 2 4 0

10 Membersihkan termometer: usap seluruh 7 0 5 0 2 2


permukaan termometer menggunakan alkohol
70%
11 Menekan tombol pada bagian termometer 7 0 5 0 2 2
untuk mematikan termometer
12 Mengembalikan termometer pada tempatnya 6 1 5 0 4 0

C Tahap Terminasi

1 Merapikan pasien 6 1 5 0 4 0

2 Berpamitan dengan pasien 4 3 5 0 4 0

3 Membereskan alat-alat 6 1 5 0 4 0
4 Mencuci tangan 6 1 4 1 3 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 2 5 0 4 0
keperawatan
128 33 102 13 73 19
JUMLAH

79,50 20,49 88,69 11,30 79,34 20,65


PRESENTASE % % % % % %
PATUH 303/368
=82,33%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 65/368
=17,66%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengukuran suhu axila di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 82,33% (Kategori Baik)
perawat melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 17,66% (Kategori kurang) .
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan

2.30 Observasi pelaksanaan Pengukuran nadi dan pernafasan di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 n:5 H-2 n: 5 H-3 n:4
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila 4 1 5 0 2 2
ada
2 Mencuci Tangan 3 2 5 0 2 2

3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 5 0 5 0 3 1


B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 5 0 5 0 3 1


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3 2 4 1 1 3
pada keluarga atau pasien
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 4 1 4 1 2 2
dilakukan

C Tahap Kerja

1 Mengatur posisi 4 1 5 0 4 0

2 Menentukan lokasi nadi yang akan diukur 5 0 5 0 4 0

3 Meraba denyut nadi dengan 3 jari (telunjuk 5 0 5 0 4 0


dan tengah)
4 Menghitung nadi sekurang-kurangnya1/2 5 0 5 0 4 0
menit dan 1 menit untuk pasien aritmia dan
anak
5 Mengamati gerakan dada/perut pasien selama 5 0 5 0 3 1
1 menit
6 Menilai hasil pengukuran 5 0 5 0 4 0

C Tahap Terminasi

1 Merapikan pasien 5 0 5 0 4 0

2 Berpamitan dengan pasien 5 0 5 0 4 0

3 Membereskan alat-alat 5 0 5 0 4 0
4 Mencuci tangan 4 1 5 0 3 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 0 5 0 4 0
keperawatan
77 8 83 2 55 13
JUMLAH

90,58 9,41 97,64 2,35% 80,88 19,11


PRESENTASE % % % % %
215/238X100
PATUH
=90,33%
RATA-RATA
23/238X100=
TIDAK PATUH
9,66%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan Pengukuran nadi dan pernafasandi ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 90,33% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 9,66% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

Tabel 2.31 Observasi pelaksanaan perekaman EKG di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 n:2 H-2 n:1 H-3 n:1
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila 2 0 1 0 1 0
ada
2 Mencuci Tangan 1 1 1 0 1 0

3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 2 0 1 0 1 0

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 2 0 1 0 1 0


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 1 1 1 0 1 0
pada keluarga atau pasien
3 Instruksikan pasien tidur rileks 2 0 1 0 1 0

C Tahap Kerja

1 Pasang flat dan elektrode pada dada pasein 2 0 1 0 1 0


dengan ketentuan:
 Kabel merah (R) pasang di tangan
kanan (RA)
 Kabel kuning (K) pasang di tangan kiri
(LA)
 Kabel hijau (F) pasang di tungkai kiri
(RL)
 Kabel hitam (G) pasang ditungkai
kanan (Grounding)
 V1 ruang ICS IV garis sternal kanan
 V2 ruang ICS IV garis sternal kiri
 V3 Di tengah antara V2 dan V4
 V4 ruang ICS V garis mid clavikula
 V5 setinggi V4 garis axila depan kiri
V6 setinggi V4 garis axila tengah kiri
2 Mesin di ON kan untuk pemasangan 2 0 1 0 1

3 Mulai kalibrasi 2 0 1 0 1 0

4 Pilih lead selector di putar pada hantaran: I, II, 2 0 1 0 1 0


III, AVR, AVL, AVF, V1-V6 minimal
direkam 3-4 QRS komplek
5 Lepaskan kabel dan elektrode dari tubuh 2 0 1 0 1 0
pasein, bersihkan tubuh pasein dari jelly/air
6 Beri keterangan: nama lead masing-masing, 1 1 1 0 1 0
nama pasein, tanggal dan jam pembuatan,
nama pembuat perekaman

C Tahap Terminasi

1 Merapikan pasien 2 0 1 0 1 0

2 Berpamitan dengan pasien 2 0 1 0 1 0

3 Membereskan alat-alat 2 0 1 0 1 0
4 Mencuci tangan 2 0 1 0 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 2 0 1 0 1 0
keperawatan
31 2 16 0 17 0
JUMLAH

93.93 6.66 100 0% 100 0%


PRESENTASE % % % %
64/66X100
PATUH
=96.96%
RATA-RATA
2/66X100
TIDAK PATUH
=3.03%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan perekaman EKGdi ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan patuh 96.96% (Kategori Baik) perawat
melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 3.03% (Kategori kurang). Hasil
analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan, mencuci tangan dan memberi keterangan nama lead masing-
masing, nama pasein, tanggal dan jam pembuatan, nama pembuat perekaman pada lembar
hasil EKG
Tabel 2.32 Observasi pelaksanaan pemberian obat intrabmuskular (IM) di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala
Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 n:2 H-2 n:2 H-3 n:0
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila 2 0 1 1 0 0
ada
2 Mencuci Tangan 1 1 2 0 0 0
3 Menyiapkan obat sesuai prinsip 2 0 2 0 0 0
4 Membawa alat di dekat pasein dengan benar 2 0 2 0 0 0

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan 2 0 2 0 0 0


terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 1 1 1 1 0 0
pada keluarga atau pasien
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 2 0 1 1 0 0
dilakukan

C Tahap Kerja

1 Membaca kembali etiket obat yang akan 0 2 1 1 0 0


diberikan
2 Mengatur posisi pasien sesuai tempat 2 0 2 0 0 0
penyuntikan
3 1 1 2 0 0 0
Memasang perlak dan alasnya
4 2 0 2 0 0 0
Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
5 2 0 2 0 0 0
Memakai hand scoon
6 Menentukan tempat penyuntikan dengan benar 1 1 2 0 0 0

7 Memebersihkan kulit dengan kapas alkohol 2 0 2 0 0 0


(melingkar dari arah dalam ke arah luar)
biarkan kering
8 Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk 2 0 2 0 0 0
meregangkan kulit
9 Menusukkan spuit dengan spuit 90 derajat, 2 0 2 0 0 0
jarum masuk 2/3
10 Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak 2 0 1 1 0 0
masuk ke spuit
11 Memasukkan obat secara perlahan 2 0 2 0 0 0
12 Mencabut jarum dari tempat tusukan 2 0 2 0 0 0
13 Menekan daerah tusukan dengan kapas 2 0 2 0 0 0
disinfektan
14 Membuang spuit ke dalam tempat yang telah 2 0 2 0 0 0
disediakan
15 Membaca kembali etiket obat yang akan 1 1 1 1 0 0
diberikan

C Tahap Terminasi

1 Evaluasi tindakan dan reaksi pasien terhadap 2 0 1 1 0 0


obat
2 2 0 2 0 0 0
Berpamitan dengan pasien
3 Membereskan alat-alat 2 0 2 0 0 0
4 Mencuci tangan 1 1 2 0 0 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 2 0 2 0 0 0
keperawatan
JUMLAH 46 8 45 7 0 0

PRESENTASE 85.18 14.81 86.53 13.46 0% 0%


% % % %
RATA-RATA 91/1106X100
PATUH
=85.84%
15/110X100
TIDAK PATUH
=14.15%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian obat intrabmuskular (IM)di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantuldidapatkan data patuh 85.84% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 14.15% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
mencuci tangan dan tidak memasang perlak serta tidak menunggu obat yang disuntikan
benar-benar sudah masuk

Tabel 2.33 Observasi pelaksanaan pemberiaan oksigen dengan binasal kanul di


ruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan
skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1n:4 H-2 n:1 H-3 n:1
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

A Tahap Pre Interaksi


1 Melakukan Verifikasi data sebelumnya bila
ada 4 0 1 0 1 0
2 Mencuci Tangan 3 1 1 0 1 0
3 Membawa alat didekat pasien dengan benar 4 0 1 0 1 0

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan


terapeutik 3 1 1 0 1 0
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga atau pasien 2 2 1 0 1 0
3 Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan 2 2 1 0 1 0

C Tahap Kerja

1 Menjaga privasi pasien 4 0 0 0


1 1
2 Memastikan tabung masih berisi oksigen
4 0 1 0 1 0
3 Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai
batas 3 1 1 0 1 0
4 Menyambung selang binasal oksigen dengan
humidifer 4 0 1 0 1 0
5 Mengatur posisi pasien semifowler
3 1 1 0 1 0
6 Membuka flowmeter dengan ukuran yang
sesuai kebutuhan dan memastikan adanya 4 0 1 0 1 0
aliran udara
7 Memasang kanul pada hidung pasien secara
4 0 1 0 1 0
hati-hati
8 Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon
3 1 1 0 1 0
pasien
9 Merapikan pasien 4 0 1 0 1 0

C Tahap Terminasi

1 Evaluasi tindakan 3 1 1 0 1 0
2 Berpamitan dengan pasien
4 0 1 0 1 0
3 Membereskan alat-alat 4 0 1 0 1 0
4 Mencuci tangan 3 1 1 0 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
4 0 1 0 1 0
keperawatan

JUMLAH 69 11 20 0 20 0

86.25 13.75 100 0% 100 0%


PRESENTASE % % % %
109/120
PATUH
=90.83%
RATA-RATA
11/120
TIDAK PATUH
=9.16%

Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberiaan oksigen dengan binasal kanuldi ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data 90.83% (Kategori
Baik)perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 9.16% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
A. Kepatuhan cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien
a. Kepatuhan Cuci Tangan dan Pemakaian Sarung Tangan
Tabel 2.34 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan
Pemakaian Sarung Tangan Bersih Di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul, dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0
Tidak) (n=8)

No Aspek yang dinilai Penilaian Penilaian Penilaian


H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0

Pemakaian Sarung Tangan Bersih

1 Melakukan kebersihan tangan 7 1 7 1 7 1


terlebih dahulu dengan 6
langkah
2 Pemakaian sarung tangan, jaga 7 1 7 1 7 1
kebersihannya, pakai sarung
tangan sekali pakai saat merawat
pasien, segera lepas sarung
tangan apabila selesai digunakan
atau saebelum beralih ke pasien
lain atau atifitas yang lain.
3 Hindari kontak dengan benda- 8 0 8 0 8 6
benda lain selain yang
berhubungan dengan tindakan
yang sedang dilakukan
(membuka pintu selagi masih
memakai sarung tangan,
menulis, mengangkat telpon dan
sebagainnya)
4 Lepas sarung tangan dan 8 0 8 0 8 0
masukan ke limbah infeksius
5 Lakukan cuci tangan segera 8 0 8 0 8 0
setelah melepas sarung tangan
dengan 6 langkah menggunakan
air dan sabun antiseptik
JUMLAH 31 1 31 1 31 1

96,87 3,12 96,87 3,12% 96,87% 3,12%


PRESENTASE
% % %
93/96X100
PATUH
=96,87%
RATA-RATA
3/96X100
TIDAK PATUH
=3,12%
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemasangan sarung tangan bersih di
ruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan data
96,87% (kategori baik). Terdapat 96,87% perawat yang patuh dalam melakukan
pelaksanaan pemakaian sarung tangan bersih dan terdapat 3,12% perawat yang tidak
patuh dalam melakukan pelaksanaan pemakaian sarung tangan bersih.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa perawat di Ruangan Bakung,


sebagian besar perawat selalu melakukan pemakaian sarung tangan bersih sebelum
melakukan tindakan dan pemberian obat.

Tabel 2.35 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan 5 Momen Cuci
Tangan Bersih Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0 Tidak) (n=8)

Penilaian H-1 Penilaian H-2 Penilaian H-3


No Aspek yang di nilai
1 0 1 0 1 0
5 Momen Cuci Tangan
1 Sebelum kontak dengan 5 3 5 3 5 3
pasien
2. Sebelum tindakan absertif 6 2 6 2 6 2
3 Setelah kontak pasien 8 0 8 0 8 0
4 Setelah kontak dengan 8 0 8 0 8 0

cairan tubuh

5 Setelah kontak dengan 4 4 4 4 4 4

lingkungan

Jumlah 31 9 31 9 31 9
Presentase 77,5% 22,5% 77,5% 22,5% 77,5% 22,5%
93/120X100
Patuh
=77,5%
RATA-RATA
27/120X100
Tidak Patuh
=22,5%

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan kepatuhan 5 momen cuci tangan di ruang


rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan data 77,5%
(kategori cukup). Terdapat 77,5% perawat yang patuh dalam melakukan 5 momen
cuci tangan bersih dan terdapat 22,5% perawat yang tidak patuh dalam melakukan 5
momen cuci tangan bersih.

Berdasarkan hasil observasi bahwa masih ada perawat yang melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan SPO yaitu pada saat kontak dengan lingkungan pasien
perawat tidak melakukan cuci tangan sesuai dengan SPO.

Tabel 2.36 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan Prosedur


Handwash Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0 Tidak) (n=8)

No Aspek yang di nilai Penilaian Penilaian Penilaian


H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0
Pelaksanaan Prosedur Handwash
1 Membasahi tangan dengan 8 0 8 0 8 0
air mengalir

2 6 langkah cuci tangan 7 1 7 1 7 1


terlaksana
3 Membilas tangan dengan air 8 0 7 1 7 1
mengalir sampai bersih
4 Mengeringkan tangan 6 2 6 2 6 2
dengan handuk atau 1x pakai
tissue
5 Waktu seluruh minimal 40- 6 2 2 6 6 2
60 detik
Jumlah 35 5 35 5 35 5
Presentase 87,5 12,5%% 87,5% 12,5% 87,5% 12,5%
PATUH 105/120
=87,5%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 15/120X100
=12,5%

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan prosedur handwash di ruang rawat inap


Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan data 87,5% (kategori baik).
Terdapat 87,5% perawat yang patuh dalam melakukan prosedur handwash dan
terdapat 12,5% perawat yang tidak patuh dalam melakukan prosedur handwash.
Berdasarkan hasil observasi bahwa masih ada perawat yang melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan SPO yaitu pada saat kontak dengan lingkungan pasien
perawat tidak melakukan cuci tangan sesuai dengan SPO.

Tabel 2.37 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan Prosedur


Handrub (Alcuta) Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul, dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0 Tidak) (n=8)

Penilaian Penilaian Penilaian


No Aspek yang dinilai H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0
Pelaksanaan Prosedur Handrub (Alcuta)
1 Tangan tidak kotor 7 1 7 1 7 1
2 6 langkah handrub terlaksana 8 0 8 0 8 0
3 Waktu 20-30 detik 7 1 7 1 7 1
JUMLAH 20 2 20 2 20 2
90,90% 9,09% 90,90 9,09% 90,90 9,09
PRESENTASE
% % %
PATUH 60/66X100
=90,90%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 6/66X100
=9,09%

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan prosedur handrub di ruang rawat inap


Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan data 90,90% (kategori baik).
Terdapat 90,90% perawat yang patuh dalam melakukan pelaksanaan prosedur handrub
dan terdapat 9,09% perawat yang tidak patuh dalam pelaksanaan prosedur handrub

Berdasarkan hasil observasi bahwa perawat melakukan prosedur handrub sudah


sesuai dengan SPO Rumah Sakit

b. Sasaran Keselamatan Pasien


Solusi keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, yang meliputi : assesment risiko,identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya serta
inplementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan (Depkes,2006).
Menurut UU No. 44 tahun 2009 pasal 43 tentang keselamatan pasien
menjelaskan :
1) Ayat 1 Rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
2) Ayat 2 Standar keselamatan pasien sebagaimana di maksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui pelaporan insiden,menganalisa dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.
3) Ayat 3 Rumah sakit melaporkan sebagaimana maksud pada ayat (2)
kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan
oleh mentri
4) Ayat 4 Pelaporan insiden keselamatan pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibuat secara anonim dan ditujukan untuk mengoreksi
system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
5) Ayat 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) di atur dengan peraturan
menteri.
Dalam rangka asuhan pasien lebih lama, perlu menetapkan program
keselamatan pasien yang telah ditetapkan pada peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1961/Menkes/Per/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit. Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk
diterapkan di semua rumah sakit yang di akreditasi oleh komisi Akregritasi
Rumah sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu pada Nine Life Saving Patient
Safety Solution dari WHO patient safety (2007) yang digunakan oleh komite
keselamatan pasien rumah sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari joint
Commision International (JCI).
Sasaran keselamatan pasien dimaksud untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamata pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain
sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara
umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh. Enam sasaran
keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. Sasaran I : ketetapan identifikasi pasien
1) Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki atau
meningkatkan ketelitian identifikasi pasien
2) Maksud dan tujuan sasaran I
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di
hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan
identifikasi pasien dapat terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius
atau tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur
atau kamar atau lokasi rumah sakit, adanya kelainan sensori atau akibat
keadaan lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekkan yaitu : pertama, untuk mengidentifikasi pasien sebagai
individu yang menerima pelayanan atau pengobatan, dan kedua untuk
kesesuaian pelayanan atau atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan prosedur yang secara kolaboratif di kembangkan untuk
memperbaiki proses identifikasi khususnya pada proses untuk
mengidentifikasi pasien ketika memberikan obat, darah, atau produk darah
: pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis,atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan prosedur
memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien,
nomor rekam medis, tanggal lahir,gelang identitas pasien dengan barkode
dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi bisa digunakan untuk
mengidentifikasi. Kebijakan dan atau prosedur juga menjelaskan
penggunaan identitas berbeda di lokasi berbeda di rumah sakit, seperti
pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, dan ruang operasi, termasuk
identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif
digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan atau prosedur agar dapat
memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi.
Suatu sistem dimana petugas kesehatan/perawat/bidan melaksanakan
asuhan pasien lebih aman dengan memasang gelang identitas. Kegiatan ini
meliputi:
a. Pemasangan gelang identitas pasien untuk rawat inap dipasang di
IGD
b. Memberikan gelang ( warna biru untuk laki-laki dan merah muda
untuk pasien perempuan)
c. Gelang diberi label nama lengkap
d. Gelang diberi label untuk rekam medik
e. Gelang diberi label tanggal lahir
f. Pemasangan gelang identitas pasien yang belum terpasang di IGD di
pasang diruangan dimana pasien dirawat
g. Gelang identitas pasien tertulis di resep pasien.
2. Sasaran II : peningkatan Komonikasi Yang Terapeutik
1) Standar SKP
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan
efektifitas komonikasi antara pemberi layanan.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran II
Komonikasi efektif yang tepat waktu,akurat,lengkap,jelas,dan dipahami
oleh pasien akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komonikasi dapat berbentuk elektronik,lisan dan
tertulis. Komonikasi yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis,seperti melaporkan hasil laboratorium
cito melalui telepon ke unit pelayanan. Rumah sakit cara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan atau prosedur untuk perintah lisan dan
telepon masuk: mencatat atau memasukkan ke computer perintah yang
yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima pesan, kemudian
penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil
pemeriksaan, dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan atau prosedur mengidentifikasikan
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali
bila tidak memungkinkan seperti situasi gawat darurat di IGD atau ICU.
3) Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai (High
Alert)
3. Standar SKP III
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai (high - alert)
1) Maksud dan Tujuan Sasaran III
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,
manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan
pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication)
adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel
event), obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) seperti obat0obatan yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (nama obat serupa dan ucapan mirip/NORUM,
Look Alike Sound Alike/ LASA). Obat-obatan yang sering disebutkan
dalam isu keselamatan pasien adalah elektrolit konsentrat secara tidak
sengaja misalnya : (kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat ,
kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9 % dan magnesium
sulfat 50% atau lebih pekat) kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik diunit pelayanan pasien, atau bila
perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan,
atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk
mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
meningkatkan proses pengelolaan obat-obatan yang perlu diwaspadai,
termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi.
Sistem petugas kesehatan melaksanakan asuhan pasien lebih aman dalam
memberikan obat untuk menghindari kesalahan, kegiatan meliputi:
a. Petugas kesehatan melakukan cross cek dan doble cek untuk
pemberian obat dengan program inovasi 5 jari dan berisikan 5
program tepat sesama perawat.
b. Petugas kesehatan melakukan cross dan double cek tepat nama
pemberian obat
c. Petugas kesehatan melakukan cross dan double cek untuk tepat waktu
dalam pemberian obat
d. Petugas kesehatan melakukan cross dan double cek tepat obat dalam
pemberian obat
e. Petugas kesehatan melakukan cross dan double cek tepat cara dalam
pemberian obat
f. Petugas kesehatan melakuk an cross dan double cek untuk tepat dosis
obat dalam pemberian obat
g. Obat di tempatkan ditempat obat atau troli dengan identitas pasien
dibaca jelas
h. Petugas kesehatan memberikan edukasi atau penjelasan kepada pasien
atau keluarga sebelum obat diberikan
i. Pemberian obat terdokumentasi dengan jelas direkam medic Petugas
kesehatan melakukan cross dan double cek tepat nama pemberian obat
Petugas kesehatan melakukan cross dan double cek tepat nama
pemberian obat
4. Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien oprasi
1) Standar SKP IV
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat
lokasi,tepat prosedur dan tepat pasien
2) Maksud dan tujuan SKP IV
Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien, salah pada oprasi adalah suatu
yang menghawatirkan dan tidak jarang terjadi di Rumah Sakit. Kesalahan
ini adalah akibat dari komonikasi yang tidak efektif atau yang tidak
adekuat,antara tim anggota bedah, kurang atau tidak melibatkan pasien
didalam pendanaan lokasi (site marking) dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi oprasi. Di samping itu, assement yang tidak kuat
penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
mendukung, komonikasi yang terbuka antar anggota tim bedah,
permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan dan tidak terbaca
(illegible handwriting)dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor
konstribusi yang terjadi. Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan atau prosedur yang efektif dalam
mengeliminasi masalah yang menghawatirkan digunakan juga praktik
berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical safety cek list dari
WHO patient safety (2009) juga di The Join Commision Suniversal
protocol for preventing wrong site, wrong prosedur, wrong penson
surgery. Penandaan lokasi oprasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan
atas suatu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan
secara konsisten di Rumah Sakit dan harus dibuat oleh operator atau
orang yang melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jika memungkinkan dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
Penandaan lokasi oprasi dilakukan semua kasus termasuk laterality,
multipel level (tulang belakang).
Maksud proses verifikasi pra operatif adalah untuk :
1) Memferivikasi lokasi, prosedur dan pasien yang besar
2) Memastikan bahwa semua dokumen , foto (imaging), hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan
dipampang.
3) Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan atau inplant-
inpalnt yang dibutuhkan.
3) Sasaran V : Pengurangan Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
5. Standar SKP V
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
1) Maksud dan tujuan sasaran V
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan dan peningkatan biaya untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.
6. Sasaran VI : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
1) Standar SKP VI
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
dari cidera karena jatuh.
2) Maksud dan tujuan sasaran VI
Jumlah kasus jatuh bermakna sebagai penyebab cidera bagi pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi atau masyarakat dijalani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya di Rumah Sakit perlu mengobservasi resiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pasien
jatuh.
Tabel 2.40 Observasi pelaksanaan ketetapan identitas pasien di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1:
ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


No Aspek Yang Dinilai H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0
Ketetapan Identitas Pasien
Penasanbgan identitas gelang 8 0 8 0 8 0
1 pasien

Memberikan gelang (berwarna 8 0 8 0 8 0


biru untuk pasien laki-laki dan
2
berwarna merah muda untuk
pasien perempuan)
3 Gelang di beri label nama lengkap 8 0 8 0 8 6
Gelang di beri label nomor rekam 8 0 8 0 8 0
4
medis
Gelang diberi label tanggal lahir 8 0 8 0 8 0
5
(umur) pasien
Pemasangan gelang pasien yang 0 8 0 8 0 8
6 belum terpasang di IGD di pasang
di ruangan di mana pasien dirawat
Gelang identitas pasien ditulis 8 0 8 0 8 0
7
diresep pasien
JUMLAH 48 8 48 8 48 8
85,71 14,2 85,71 14,28 85,71 14,28
PRESENTASE
% 8% % % % %
PATUH 144/168X100
=85,71%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 24/168X100
=14,28%
Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis 6 pelaksanaan sasaran keselamatan pasien dalam


kepatuhan identifikasi pasien rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
didapatkan data 85,71% (kategori baik), perawat melakukan prosedur dengan baik. Hasil
analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan SPO yaitu
pada pemasangan gelang pasien yang belum terpasang di IGD dipasang diruangan dimana
pasien dirawat karena semua gelang identifikasi pasien sudah dilakukan di IGD sebelum
pasien di antar ke Bangsal rawat inap.
Tabel 2.41 Observasi pelaksanaan Peningkatan komonikasi efektif serah terima
pasien antar unit di ruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20
Februari 2020)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


No Aspek Yang Dinilai H-1 H-2 H-3
1 0 1 1 0 1
Peningkatan Komunikasi Efektif
Serah terima didahului dengan 8 0 8 0 8 0
perkenalan antar petugas / unit
1
didepan pasien baru dan keluarga
pasien
Komonikasi antar pemberi 8 0 8 0 8 0
tanggung jawab dan penerima
tanggung jawab dilakukandengan
2 suara perlahan/ tidak rebut,jika
ada hal-hal yang bersifat
rahasia,serah terima bole
dilakukan diruang jaga perawat
Menyebutkan identitas 7 1 7 1 7 1
pasien,diagnosa medis,diagnosa
3 keperawatan,tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
beserta waktu pelaksanaannya
Menginformasikan jenis dan 8 0 8 0 8 0
4 waktu rencana keperawatan yang
belum dilakukan
Menyebutkan perkembangan 7 1 7 1 8 0
5
pasien yang ada selama shift
Menginformasikan pelayanan 7 1 8 0 8 0
6 kesehatan yang telah dilakukan
(bila ada)
7 Menyebutkan terapi 8 0 8 0 8 0
JUMLAH 46 3 54 2 55 1
93,87 6,12 96,42 3,57 98,21 1,78
PRESENTASE
% % % % % %
155/161X100
PATUH
=96,27%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 6/161X100
=3,72%
Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien dalam


peningkatan komonikasi efektif serah terima pasien antar unit di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul, didapatkan data 96,27% (kategori baik), perawat
melakukan prosedur dengan baik. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan SPO. Analisis SPO yang dilakukan yaitu komonikasi
efektif serah terima pasien antar unit. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan SPO yaitu serah terima didahului dengan perkenalan
antar petugas / unit didepan pasien baru dan keluarga pasien.

Tabel 2.34 Observasi pelaksanaan kewaspadaan obat sebelum melakukan tindakan


di ruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020)

PENILAIAN- PENILAIAN PENILAIAN


No Aspek Yang Dinilai H1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0
Kewaspadaan Obat
Petugas kesehatan (Perawat) 6 2 6 2 7 1
melakukan cross check dan
double check untuk pemberian
1
obat dengan program inovasi 5
jari dan berisikan 5 program tepat
sesama perawat
Petugas kesehatan (Perawat) 7 1 8 0 7 1
melakukan cross check dan
2
double check untuk tepat nama
pemberian obat
Petugas kesehatan (Perawat) 6 2 6 2 6 2
melakukan cross check dan
3
double check untuk tepat waktu
pemberian
Petugas kesehatan (Perawat) 7 1 6 2 7 1
4 melakukan cross check dan
double check untuk tepat obat
Petugas kesehatan (Perawat) 6 2 6 2 7 1
melakukan cross check dan
5
double check untuk tepat cara
pemberian obat
Petugas kesehatan (Perawat) 7 1 7 1 7 1
6
melakukan cross check dan
double check untuk tepat dosis
obat
Obat ditempatkan di tempat obat / 8 0 8 0 8 0
7 troly dengan identitas pasien yang
jelas terbaca
Petugas kesehatan (Perawat) 6 2 7 1 5 3
memberikan edukasi atau
8
penjelasan kepada pasien/
keluarga sebelum obat diberikan
Pemberian obat terdokumentasi 8 0 8 0 8 0
9
dengan jelas di Rekam Medik
JUMLAH 48 8 48 8 48 8
85,71 14,2 85,71 14,28 85,71 14,28
PRESENTASE
% 8% % % % %
144/168X100
PATUH
=85,64%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 24/168X100
=14,35%
Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien dalam


peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul, didapatkan data 85,64% (kategori baik), perawat melakukan prosedur
dengan baik. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan SOP.

Tabel 2.34 Observasi pelaksanaan risiko infeksi di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal
(18-20 Februari 2020)

NO Aspek Yang Dinilai PENILAIA PENILAIAN PENILAIAN


N H-1 H-2 H-3
1 0 1 0 1 0

Pencegahan Risiko Infeksi


1 Di ruang rawat inap tersedia cairan anti 7 1 7 1 8 0
septik (handrub).
2 Petugas kesehatan, perawat / bidan 6 2 6 2 5 3
melakukan edukasi kepada pasien baru
/keluarga tentang pentingnya penggunaan
handrub
3 Petugas kesehatan, perawat / bidan 6 2 6 2 6 2
melakukan cuci tangan sebelum menyentuh
pasien
4 Petugas kesehatan, perawat / bidan 8 0 8 0 8 0
melakukan cuci tangan sesudah menyentuh
pasien
5 Petugas Rumah Sakit, Petugas kesehatan, 8 0 8 0 8 0
Perawat/Bidan patuh terhadap prosedur
cuci tangan
JUMLAH 35 5 35 5 35 5
87,5 12,5 87,5 12,5 87,5 12,5
PRESENTASE
% % % % % %
PATUH 105/120
=87,5%
RATA-RATA
TIDAK PATUH 15/120
=12,5%

Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien dalam


pengurangan resiko infeksi yang harus diwaspadai rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul, didapatkan data 87,5% (kategori baik), perawat melakukan prosedur
dengan baik. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan SOP.
Tabel 2.35 Observasi pelaksanaan pengurangan risiko jatuh kepada pasien resiko jatuh sesuai
dengan kondisi dan penyakit di ruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul, dengan skala Guttmen (1: Ya, 0: Tidak) (n=8)

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


H-1 H-2 H-3
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0

Pencegahan Roisiko Jatuh


1 Di ruang rawat inap terpasang penghalang sisi 8 0 8 0 8 0
kanan dan sisi kiri tempat tidur
2 Posisi tempat tidur serendah mungkin, roda 8 0 8 0 8 0
terkunci

3 Perawat memasang penanda resiko di gelang 8 0 5 3 6 2


identitas pasien kepada pasien yang beresiko
jatuh sesuai dengan kondisi dan penyakit
pasien
4 Di bed pasien terpasang penanda resiko pasien 6 2 7 1 5 3
jatuh kepada pasien yang beresiko jatuh sesuai
dengan kondisi dan penyakit pasien
5 Memastikan pasien tidak memakai alas kaki 6 2 7 1 6 2
yang licin, pencahayaan yang adekuat
6 Petugas meletakkan barang-barang pribadi 6 2 7 1 8 0
berada dalam jangkauan
7 Petugas memberikan edukasi mengenai 7 1 6 2 7 1
pencegahan resiko jatuh pada pasien dan
keluarga
Jumlah 49 7 48 8 48 8
Presentase 87,5 12,5 85,71 17,85 87,5 17,5%
% % % % %
Patuh 145/168X100
=86,30%
Rata- rata
Tidak patuh 23/168X100
=15,86%

Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien dalam pengurangan


resiko jatuh yang harus diwaspadai rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul, didapatkan data 86,30 % (kategori baik), perawat melakukan prosedur sesuai SPO
dengan baik dan masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
SPO yaitu petugas meletakkan barang-barang pribadi berada dalam jangkauan.
C. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
a) Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan yang
meliputi ( BOR,LOSE,TOI,BTO)
1) BOR (Bed Occupancy Rate) merupakan indikator untuk menilai seberapa
efektivitas pemakaian tempat tidur yang ada di suatu ruangan atau rumah
sakitdalam jangka waktu tertentu. Standar nasional untuk RSU dalam 1 tahun
adala sekitar (60-85%)

Jumlah hari perawatan


BOR = x100
Jumlah TT X hari perawatan

2) LOS (length of stay) adalah efisiensi yang menunjukan lama waktu pasien
tinggal.
Semakin pendek lenght of stay pasien semakin baik, menurut standar yang
baik adalah sekitar 7-10 hari.
Lama hari perawatan
LOS = x100
Jumlah pasien keluar hidup atau mati

3) TOI (Turn Over Internal ) merupakan indikator mutu pelayana keperawatan


yang rata-rata menunjukan tempat tidur kosong atau waktu antara tempat tidur
di tinggalkan pasien sampai di isi kembali. Standar nasional adalah 1-3 hari

Jumlah hari rawat


TOI = x100
Jumlah tempat tidur

4) BTO (Bet Turn Over) merupakan indikatoryang menunjukan pemakaian


tempat tidur di suatu rumah sakit dalam satu satuan waktu. Standar nasional
BTO adalah 5-45 kali

Jumlah pasien keluar


BTO =
Jumlah tempat tidur
Tabel 2.36 Indikator Efisiensi Ruangan

No Indikator Standar
DEPKES
1 BOR 60-85%
2 LOS 7-10%
3 TOI 1-3 Hari
4 BTO 5-45 Kali

Kajian Data
BOR

BOR = Jumlah hari perawatan dalam setahun x 100%


TT x 365
=

BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar
Jumlah tempat tidur

LOS :
LOS = lama hari perwatan x 100%
Jumlah pasien keluar atau mati

TOI :
TOI = (Jumlah tempat tidur x 365) - hari perawatan
Jumlah pasien keluar atau mati
1. BOR di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : ……jika dibandingkan dengan
standar maka dapat disimpulkan BOR dalam kategori lebih (Over).
2. LOS di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : ……standar ketentuan hari maka
dapat disimpulkan dalam kategori baik karena semakin pendek Length Of
StaySemakin baik.
3. TOI di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : …..hari jika dibulatkan menjadi
satu hari, bila dibandingkan dengan standar RS yaitu 1-3 hari, maka
disimpulkan bahwa mutu pelayanan RS menunjukkan rata-rata tempat tidur
kosong atau waktu antara tempat tidur ditinggalkan pasien sampai diisi
kembali masuk dalam kategori cukup.
4. BTO di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 adalah ….. bila dibandingkan dengan
standar nasional RS yaitu dalam satu tahun terakhir masuk dalam kategori
berlebih karena melebihi memenuhi standar yang sudah ditentukan.
2. Kajian Instrumen A

Tabel 3.37 Nilai rata – rata instrumen A Di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020 (n:9)

NO Aspek yang dinilai Hasil Keterangan

1 Pengkajian 97,22 % Aspek pengkajian yang dilakukan sudah masuk

(Baik) pada kriteria baik (97,22). Namun masih terdapat

2,78 % pencatatan data yang belum dilakukan oleh

perawat ruangan.

2 Diagnosa 96, 29% Diagnosa keperawatan yang dimunculkan

(Baik) dikategorikan baik (96,29 %), sebanyak 3,71 %

pengkajian belum merumuskan diagnose


keperawatan berdasarkan masalah keperawatan

yang ditegakkan. Ada beberapa diagnose yang

belum mencantumkan data focus, etiologi dan

problem. Selain itu hanya terdapat 1 diagnosa dan

diagnose yang ditegakkan hanya terdapat 1

sehingga tidak ada diagnosa yang diprioritaskan.

3 Perencanaan 96,66 % Rencana asuhan keperawatan yang dibuat termasuk

(Baik) dalam kategori baik (96,66 %), dan sebanyak 3,34

% perencanaan asuhan keperawatan belum

dikembangkan oleh perawat. Perawat masih

menggunakan format rencana tindakan dan hanya

mencentang berdasarkan rencana tindakan yang

sudah ada tanpa melakukan pengembangan pada

rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan

untuk pasien.

4 Implementasi 98,41 % Implementasi rencana asuhan keperawatan yang

(Baik) telah dilakukan termasuk dalam kategori baik

(98,41 %) dan sebanyak 1,59 % implementasi

keperawatan yang ditulis oleh perawa tidak

mengacu pada rencana tindakan dan tidak

mencantumkan respon pasien saat dilakukan

implementasi. Implementasi yang dilakukan lebih

banyak tindakan kolaborasi dengan tim medis,

sedangkan tindakan mandiri keperawatan hanya

minimal.
5 Evaluasi 94,44 % Evaluasi keperawatan termasuk dalam kategori

(Baik) baik (94,44 %), sebanyak 5,56 % evaluasi belum

berdasarkan dengan tujuan yang dicantumkan.

Evaluasi terdapat tanda tangan dan nama terang

tetapi ada beberapa evaluasi yang belum

mencantumkan jam evaluasi.

6 Catatan asuhan 96,29 % Catatan asuhan keperawatan termasuk dalam

keperawatan (Baik) kategori baik (96,29 %) dan 3,71 % berkas catatan

keperawatan belum disimpan sesuai dengan

ketentuan yang berlalu.

Analisa Data :

Berdasarkan tabel evaluasi asuhan keperawatan dengan instrument A diketahui bahwa

nilai rata-rata asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul yaitu 96,5 %. Nilai rata rata tersebut tergolong dalam kategori baik menurut

Arikunto (2006). Hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan pengkajian yang ada di

ruang rawat inap bakung termasuk dalam kategori baik dan penulisan komponen asuhan

keperawatan belum dilakukan oleh perawat yaitu sekitar 4 %. Hal ini sesuai dengan teori

yang dikemukan oleh hidayat (2011) dalam memberikan asuhan keperawatan memerlukan

data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien yang

memerlukan asuhan keperawatan. Dari hasil studi dokumentasi dan observasi pemeriksaan

fisik yang terdapat dalam pengkajian hanya mencakup pada pemeriksaan fsik yang

mengalami keluhan saja namun tidak ditulis lengkap dalam catatan asuhan keperawatan.

Diagnosa menggambarkan masalah pasien baik actual, risiko maupun potensial

berdasarkan hasil pengajian data. Diagnose dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien. Diagnosis

keperawatan yang tepat berdasarkan NANDA yang berhubungan dengan faktor berhubungan

(etiologi) dan sesuai batasan karakteristik (tanda dan gejala) (Herdman, 2011). Hasil

observasi dokumentasi didapatkan ada beberapa hasil diagnosa yang dirumuskan tidak

mencantumkan etiologi dan batasan karakteristik berupa tanda dan gejala yang mendukung

penegakkan diagnosa. Selain itu dalam menegakkan diagnosa tidak diprioritaskan karena

dalam penegakkan diagnose hanya 1 diagnosa yang ditegakkan untuk semua pasien.

Perencanaan keperawatan sebagai pengembangan strategi desain untuk mecegah,

megurangi, atau mengoreksi masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan

(Iyer, dkk, 1996 Cit Nursalam 2011). Perencanaan keperawatan di ruang rawat inap bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul tergolong baik (96,66 %) namun perencanaan masih

berdasarkan perencanaan yang telah ada. Perencanaan yang dibuat tidak dikembangkan dan

hanya berpatokan pada rencana yang telah ada dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien.

Perawat mengimplementasikan tindakan yang diidentifikasi dalam rencana asuhan

keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan rencana yang ada

menyangkut bio-psiko-sosio-spiritual pasien (Nursalam, 2011). Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul tergolong

dalam kategori baik (98,41 %) namun perawat tidak melakukan pencatatan respon pasien

selama diberikan tindakan keperawatan. Perawat lebih banyak melakukan tindakan

kolaboratif dan tindakan mandiri keperawatan hanya dilakukan secara minimal.

Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan

kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan

menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam tindakan
keperawatan pada kriteria hasil (Nursalam, 2012) evaluasi yang telah dicantumkan di Ruang

Rawat Inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kategori baik

(94,44 %). Ada beberapa evaluasi yang belum berdasarkan dengan tujuan yang dicantumkan.

Evaluasi terdapa tanda tangan dan nama terang tetapi ada beberapa yang belum

mencantumkan jam evalua

Instrumen B

a. Persepsi Kepuasan Pasien


Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan
adalah perasaan senang atau kesannya terhadap kinerja atau hasil satu produk dan
harapan- harapannya (Nursalam, 2016).
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit, dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan terhadap hasil survey dengan instrument yang baku (indicator
kerja Rumah sakit, Depker RI Tahun 2005 : 31 dalam Nursalam, 2016).
Menurut Nursalam (2016) ada enam faktor yang menyebabkan timbulnya rasa
tidak puas pelanggan terhadap suatu produk yaitu :
7) Tidak sesuai harapan dan kenyataan
8) Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
9) Perilaku personal kurang memuaskan
10) Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
11) Cost selalu tinggi karena jarak terlalu jauh, banyak waktu yang terbuang dan
harga tidak sesuai
12) Promosi/ iklan tidak sesuai dengan kenyataan
Ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan :
5) Sistem keluhan dan saran
6) Survei kepuasan pelanggan
7) Pembeli bayangan
8) Analisis kehilangan pelanggan
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan
peningkat mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan hasil survey dengan instrumen yang baku (indicator kinerja
Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005: 31 dalam Nursalam, 2012)

Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “Marketing servis competin


through quality” (New York freepress, 1991 : 16) dalam Nursalam (2016)
mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain :
6) Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan meteri
komunikasi yang menarik, dan lain-lain
7) Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk memberikan
perhatian secara pribadi kepada konsumen
8) Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan dari konsumen
9) Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan, terpecaya dan akurat dan konsisten
10) Kepastian, yaitu berupa kemampuan keryawan untuk menimbulkan keyakinan
dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen
Instrumen B mengobservasi tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan
keperawatan dengan cara membagikan kuesioner kepada pasien di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul tanggal 20 Februari 2019.
Kriteria pasien yang diambil adalah pasien yang sudah dirawat minimal 3 hari
dengan jumlah pasien sebanyak 20 pasien.
Tabel 2.37 Instrumen Evaluasi Hasil Mutu Asuhan Keperawatan:Berdasarkan
Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
No Jenis Kegiatan Hasil Keterangan
1 Perawat selalu Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
memperkenalkan diri dalam rawat inap Bakung RSUD Panembahan
melakukan tindakan Senopati Bantul tentang perkenalan diri
perawat dalam melakukan tindakan sebanyak
50% 50%, angka tersebut dalam kategori kurang.
Ada 50% perawat yang tidak melakukan
perkenalan diri dalam melakukan tindakan di
ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
2 Apakah perawat memanggil Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
nama anda dengan benar pada rawat inap Bakung RSUD Panembahan
saat perawat bertemu pertama Senopati Bantul tentang kebenaran perawat
kali dengan anda ? dalam memanggil nama pasien dengan benar
100%
pada saat bertemu pertama kali sebanyak
100%, angka tersebut termasuk dalam
kategori baik.
3 Apakah perawat melihat nama Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
di gelang identitas anda rawat inap Bakung RSUD Panembahan
sebelum melakukan tindakan Senopati Bantul tentang perawat melihat
pada anda? nama di gelang identitas pasien sebelum
95% melakukan tindakan sebanyak 95%, angka
tersebut termasuk dalam kategori baik. Ada
5% perawat yang tidak melihat nama di
gelang identitas pasien sebelum melakukan
tindakan di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
4 Apakah ada larangan merokok Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
di ruangan? rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul tentang larangan merokok di
ruangan sebanyak 65%, angka tersebut
65%
termasuk dalam kategori cukup. Ada 35%
perawat yang tidak menuruti larangan
merokok di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
5 Apakah perawat menanyakan Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
bagaimana nafsu makan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
pasien? Senopati Bantul tentang perawat
menanyakan bagaimana nafsu makan pasien
sebanyak 80%, angka tersebut termasuk
dalam kategori baik. Ada 20% perawat yang
80%
tidak menanyakan bagaimana nafsu makan
pasien di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul

6 Apakah perawat menanyakan Hasil observasi yang telah dilakukan diruang


atau memperhatikan berapa rawat inap Bakung RSUD Panembahan
jumlah makanan dan minuman Senopati Bantul tentang perawat
yang biasa pasien habiskan ? menanyakan bagaimana nafsu makan pasien
75% sebanyak 80%, angka tersebut termasuk
dalam kategori baik. Ada 20% perawat yang
tidak menanyakan bagaimana nafsu makan
pasien di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
7 Apakah ruangan selalu dijaga Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
kebersihannya disapu dan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
95%
dipel setiap hari ? Senopati Bantul tentang ruangan selalu
dijaga kebersihannya sebanyak 95%, angka
tersebut termasuk dalam kategori baik. Ada
5% yang menyatakan bahwa ruangantidak
selalu di jaga kebersihannya di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul
8 Apakah lantai kamar Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
mandi/WC selalu bersih, tidak rawat inap Bakung RSUD Panembahan
licin, tidak berbau, cukup Senopati Bantul tentang lantai kamar
terang ? mandi/WC selalu bersih, tidak licin, tidak
berbau dan cukup terang sebanyak 65%,
65%
angka tersebut termasuk dalam kategori
cukup. Ada 35% yang menyatakan bahwa
lantai kamar mandi/WC tidak selalu
bersih,licin, berbau dan tidak terang di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul
9 Apakah alat-alat tenun seperti Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
seprei, selimut dll diganti rawat inap Bakung RSUD Panembahan
setiap kotor ? Senopati Bantul tentang alat-alat tenun di
ganti setiap kotor sebanyak 90%, angka
90%
tersebut termasuk dalam kategori baik. Ada
10% yang menyatakan bahwa alat-alat tenun
tidak pernah diganti di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
10 Apakah perawat memberikan Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
penjelasan tentang fasilitas rawat inap Bakung RSUD Panembahan
yang tersedia dan cara Senopati Bantul tentang perawat
penggunaannya peraturan atau memberikan penjelasan tentang fasiliras,
tata tertib yang berlaku di peraturan atau tata tertib ruangan sebanyak
rumah sakit ? 85% 85%, angka tersebut termasuk dalam
kategori baik. Ada 15% yang menyatakan
bahwa perawat tidak pernah memberikan
penjelasan tentang fasilitas, peraturan atau
tata tertib yang berlaku di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
11 Selama pasien dalam Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
perawatan apakah perawat rawat inap Bakung RSUD Panembahan
selalu mengawasi keadaan Senopati Bantul tentang perawat selalu
pasien dengan teratur setiap mengawasi keadaan pasien dengan teratur
pagi, sore maupun malam sebanyak 85%, angka tersebut termasuk
hari? 85% dalam kategori baik. Ada 15% yang
menyatakan bahwa perawat tidak pernah
mengawasi kedaan pasien secara teratur
selama pasien dalam perawatan di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul
12 Selama pasien dalam Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
perawatan apakah perawat rawat inap Bakung RSUD Panembahan
segera memberi bantuan Senopati Bantul tentang perawat segera

100% memberi bantuan kepada pasien sebanyak


100%, angka tersebut termasuk dalam
kategori baik.

13 Apakah perawat bersikap Hasil observasi yang telah dilakukan diruang


ramah dan sopan ? rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul tentang perawat selalu
bersikap ramah dan sopan sebanyak 95%,
95% angka tersebut termasuk dalam kategori baik.
Ada 5% yang menyatakan bahwa perawat
tidak bersikap ramah dan sopan di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul
14 Apakah anda/pasien Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
mengetahui perawat yang rawat inap Bakung RSUD Panembahan
80%
bertanggung jawab setiap kali Senopati Bantul tentang pasien mengetahui
pergantian dinas perawat yang bertanggung jawab setiap kali
pergantian dinas sebanyak 80%, angka
tersebut termasuk dalam kategori baik. Ada
20% yang menyatakan bahwa pasien tidak
mengetahui perawat yang bertanggung jawab
setiap kali pergantian dinas di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul
15 Apakah perawat selalu Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
memberi penjelasan sebelum rawat inap Bakung RSUD Panembahan
melakukan tindakan Senopati Bantul tentang perawat
perawatan/pengobatan ? memberikan penjelasan sebelum melakukan
tindakan sebanyak 90%, angka tersebut
90%
termasuk dalam kategori baik. Ada 10%
yang menyatakan bahwa perawat tidak
pernah memberikan penjelasan sebelum
melakukan tindakan di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
16 Apakah perawat selalu Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
bersedia mendengarkan dan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
memperhatikan setiap keluhan Senopati Bantul tentang perawat selalu
anda/pasien ? bersedia mendengarkan dan memperhatikan
keluhan pasien sebanyak 90%, angka

90% tersebut termasuk dalam kategori baik. Ada


10% yang menyatakan bahwa perawat tidak
pernah bersedia mendengarkan dan
memperhatikan setiap keluhan pasien di
ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
17 Pada saat anda/ pasien Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
dipasang infus apakah perawat rawat inap Bakung RSUD Panembahan
selalu memeriksa cairan/ 80% Senopati Bantul tentang perawat selalu
tetesannya dan area sekitar memeriksa cairan/tetesan dan area sekitar
pemasangan infus ? pemasangan infus pasien sebanyak 80%,
angka tersebut termasuk dalam kategori baik.
Ada 20% yang menyatakan bahwa perawat
tidak pernah memeriksa cairan/tetesan dan
area sekitar pemasangan infus pasien di
ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
18 Apakah perawat membantu Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
menyiapkan /meeminumkan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
obat? Senopati Bantul tentang perawat membantu
menyiapkan/meminumkan obat sebanyak
80%, angka tersebut termasuk dalam
80%
kategori baik. Ada 20% yang menyatakan
bahwa perawat tidak pernah membantu
menyiapkan/meminumkan obat di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul
19 Saat perawat melakukan Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
tindakan apakah perawat rawat inap Bakung RSUD Panembahan
selalu menutup sampiran ? Senopati Bantul tentang perawat selalu
menutup sampiran saat melakukan tindakan
sebanyak 80%, angka tersebut termasuk
80%
dalam kategori baik. Ada 20% yang
menyatakan bahwa perawat tidak pernah
menutup sampiran saat melakukan tindakan
di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
20 Selama anda/pasien dirwat Hasil observasi yang telah dilakukan diruang
apakah diberikan penjelasan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
tentang perawatan / Senopati Bantul tentang perawat selalu
pengobatan /pemeriksaan 75% memberikan penjelasn tentang
lanjutan setelah anda / pasien perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjut
diperbolehkan pulang setelah pasien diperbolehkan pulang
sebanyak 75%, angka tersebut termasuk
dalam kategori baik. Ada 25% yang
menyatakan bahwa perawat tidak pernah
memberikan penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjut
setelah pasien diperbolehkan pulang di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul

Analisa Data:
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa nilai dari data primer kuesioner persepsi
klien terhadap mutu pelayanan yang telah di rawat selama 3 hari di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di dapatkan hasil dari 20 tindakan terdapat
80,73%, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dalam
kategori baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul telah melakukan pelayanan keperawatan
dengan baik meskipun ada beberapa perawat yang belum melakukan pelayanan sesuai
dengan poin yang telah ditentukan. Menurut Nursalam (2016), menyatakan bahwa kepuasan
pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat
kepuasan pasien , manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu
pelayanan.persentase pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan berdasarkan
terhadap hasil survey dengan instrument yang baku.

b. Kepuasan Kerja Perawat


Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam memberikan
pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh
petugas kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut
adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat
mempengaruhi produktifitas seorang karyawan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjannya dari segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
(Harapan, 2004 dalam Argapati dkk (2013). Perawat yang merasa puas dalam
pekerjaannya akan memberikan pelayanan lebih baik dan bermutu kepada pasien rumah
sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya
meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit (Crose, 1999) dalam Argapati dkk (2013).
Pengukuran kepuasan kerja tenaga perawat tidak hanya penting untuk mengetahui
kinerja rumah sakit terutama bidang ketenagaannya, tetapi juga untuk menentukan strategi
manajemen dimasa mendatang. Hal ini menunjukan betapa pentingnya kepuasan kerja
perawat untuk kemajuan rumah sakit kedepannya. Misalnya, seorang perawat yang merasa
tidak puas dalam melakukan pekerjaannya akan sering mangkir dalam bekerja. Tingkat
kehadiran ini dapat menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat. Ketika beban
kerja perawat meningkat, maka hasil kerja perawat tersebut menjadi tidak maksimal,
sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi, dan kinerja rumah sakit. Oleh karena itu,
pandangan dan juga perasaan perawat terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi
positif.
Tabel Evaluasi Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul pada tanggal 20 Februari 2020
NO Jenis Kegiatan Keterangan
1 Jumlah gaji yang diterima Hasil observasi yang telah dilakukan di
dibandingkan pekerjaan yang Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
saudara lakukan Panembahan Senopati Bantul tentang
jumlah gaji yang diterima oleh perawat
sebanyak 62,5% yang merasa puas,
angka tersebut termasuk dalam kategori
cukup, ada 37,5% perawat yang merasa
cukup puas.
2 Sistem penggajian yang dilakukan Hasil observasi yang telah dilakukan di
institusi tempat saudara bekerja Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
sistem penggajian yang dilakukan
sebanyak 75% yang merasa puas, ada
25% yang merasa cukup puas.
3 Jumlah gaji yang diterima Hasil observasi yang telah dilakukan di
dibandingkan dengan pendidikan Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
saudara Panembahan Senopati Bantul tentang
jumlah gaji yang diterima sebanyak
62,5% yang merasa puas, ada 37,5%
yang merasa cukup puas.
4 Pembagian insentif tambahan atau Hasil observasi yang telah dilakukan di
sesuai prestasi atau pekerjaan Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
ekstra Panembahan Senopati Bantul tentang
pembagian insentif tambahan atau
sesuai prestasi atau pekerjaan ekstra
sebanyak 75% yang merasa puas, ada
25% yang merasa cukup puas.
5 Tersedianya peralatan dan Hasil observasi yang telah dilakukan di
perlengkapan yang mendukung
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
pekerjaan
Panembahan Senopati Bantul tentang
tersedianya peralatan dan perlengkapan
yang mendukung pekerjaan sebanyak
100% yang merasa puas.
6 Tersedianya fasilitas penunjang Hasil observasi yang telah dilakukan di
seperti kamar mandi, tempat
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
parker dan kantin
Panembahan Senopati Bantul tentang
tersedianya fasilitas penunjang seperti
kamar mandi, tempat parker dan kantin
sebanyak 100% yang merasa puas.
7 Kondisi ruangan kerja terutama Hasil observasi yang telah dilakukan di
yang berkaitan dengan ventilasi
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
udara, kebisingan dan kebersihan
Panembahan Senopati Bantul tentang
kondisi ruangan kerja terutama yang
berkaitan dengan ventilasi udara,
kebisingan dan kebersihan sebanyak
12,5% yang merasa puas, 87,5% yang
merasa cukup puas.
8 Adanya jaminan kesehatan Hasil observasi yang telah dilakukan di
keselamatan kerja
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
adanya jaminan kesehatan keselamatan
kerja sebanyak 100% yang merasa puas.
9 Perhatian institusi rumah sakit Hasil observasi yang telah dilakukan di
terhadap saudara
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
perhatian institusi rumah sakit terhadap
saudara sebanyak 100% yang merasa
puas.
10 Hubungan antarkaryawan dalam Hasil observasi yang telah dilakukan di
kelompok kerja
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
hubungan antarkaryawan dalam
kelompok kerja sebanyak 100% yang
merasa puas.
11 Kemampuan dalam bekerja sama Hasil observasi yang telah dilakukan di
antar karyawan
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
kemampuan dalam bekerja sama antar
karyawan 12,5% yang merasa puas,
87,5% yang merasa cukup puas.
12 Sikap teman-teman sekerja Hasil observasi yang telah dilakukan di
terhadap saudara
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
Sikap teman-teman sekerja terhadap
saudara sebanyak 100% yang merasa
puas.
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan Hasil observasi yang telah dilakukan di
latar belakang pendidikan saudara
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
kesesuaian antara pekerjaan dan latar
belakang pendidikan saudara sebanyak
100% yang merasa puas.
14 Kemampuan dalam menggunakan Hasil observasi yang telah dilakukan di
waktu bekerja dengan penugasan
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
yang diberikan
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kemampuan dalam menggunakan
waktu bekerja dengan penugasan yang
diberikan sebanyak 100% yang merasa
puas.
15 Kemampuan supervisi/ Hasil observasi yang telah dilakukan di
pengawasan dalam membuat
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
keputusan
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kemampuan supervisi/ pengawasan
dalam membuat keputusan sebanyak
100% yang merasa puas.
16 Perlakuan atasan selama saya Hasil observasi yang telah dilakukan di
bekerja di sini
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
Perlakuan atasan selama saya bekerja di
sini sebanyak 100% yang merasa puas.
17 Kebebasan melakukan metode Hasil observasi yang telah dilakukan di
sendiri dalam menyelesaikan
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
pekerjaan
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kebebasan melakukan metode sendiri
dalam menyelesaikan pekerjaan
sebanyak 100% yang merasa puas.
18 Kesempatan untuk meningkatkan Hasil observasi yang telah dilakukan di
kemampuan kerja melalui
pelatihan atau pendidikan Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
tambahan
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan sebanyak 100%
yang merasa puas.
19 Kesempatan untuk mendapatkan Hasil observasi yang telah dilakukan di
posisi yang lebih tinggi
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kesempatan untuk mendapatkan posisi
yang lebih tinggi sebanyak 100% yang
merasa puas.
20 Kesempatan untuk membuat suatu Hasil observasi yang telah dilakukan di
prestasi dan mendapatkan
Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
kenaikan pangkat
Panembahan Senopati Bantul tentang
Kesempatan untuk membuat suatu
prestasi dan mendapatkan kenaikan
pangkat sebanyak 100% yang merasa
puas.
Analisa data
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai dari data kuesioner kepuasan kerja
perawat diruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul mencapai 6,25%
perawat yang merasa cukup puas, 92,5 % perawat yang merasa puas dan 1,25% perawat
yang merasa sangat puas.
BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN
A. Identifikasi Masalah dan POA

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN POAC

N Masalah Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Sasaran Target Waktu P


o Pelaksanaa J
n
1. Penerapan 5K ( Mengoptimalkan Mengoptimalkan Koordinato 1. 95 % 24-29
Kebersihan, penerapan 5 K penerapan 5K ( r Ruang, Ruang Februari
Kedisiplinan, (Kebersihan,Kedisiplinan Kebersihan, PPJA, AN, Nurse 2020
Keramahan,Kerjasama , Keramahan, Kerjasama, Kedisiplinan, SPER dan
Station
, Kreatifitas) data Kreatifitas). Keramahan, keluarga
berdasarkan hasil 1. Melakukan koordinasi Kerjasama, pasien menerapka
observasi tanggal 18- dengan Koordinator Kreativitas). untuk n 5K
20 Februari 2020 di Ruang, PPJA, AN dan 1. Mengoptimalkan kamar 2. 85 %
dapatkan hasil : CS. penataan ruang pasien. Ruang
a. R. Nurse Station 2. Mencari Literatur nurse station, ruang Tindakan
70 % 3. Melakukan penataan tindakan, ruang menerapka
b. R. Tindakan 50% ruang dengan pantry dan kamar
n 5K
c. R. Pantry 75 % memperhatikan 5K pasien sesuai
d. Kamar Pasien 50 4. Melakukan evaluasi dengan 5K. 3. 95 %
% 5. Melakukan 2. Lakukan koordinasi Ruang
Dokumentasi atau konsultasi Pantry
tentang rencana menerapka
penataan ruang n 5K
nurse station, ruang 4. 85%
tindakan, kamar Kamar
pasien dan Pasien
koordinasi dengan menerapka
pramusaji terkait
n 5K
penataan ruang
pantry.
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan: Pelaksanaan meeting Koordinato 85 % Minggu ke II
pelaksanaan MPKP Meeting Morning morning. r Ruang, pelaksanaan (23-29
dengan metode 1. Koordinasi dengan 1. Melakukan PPJA, AN, meeting Februari
metode modifikasi tim koordinator ruang koordinasi dengan Admin, morning 2020)
primer (Hasil terkait meeting koordinator ruang, Asper, CS bsesuai Minggu ke
Observasi 6 hari ). morning yang harus PPJA dan AN, procedure IV
a. 67 % Pelaksanaan dihadiri oleh setiap Admin, Asper, CS (2-7 Maret
meeting morning staf. dalam pelaksanaan 2020).
b. Belum dilaksanakan 2. Melakukan role play meeting morning
Pre and post untuk penerapan diruangan setiap
conference meeting morning. pagi.
(Presentase 0 %) 3. Melakukan Evaluasi 2. melakukan role
c. Belum 4. Melakukan play untuk
terlaksananya ronde Dokumentasi penerapan meeting
keperawatan secara morning sebagai
optimal. (Presentasi role model.
0 %) 3. Melakukan evaluasi
terhadap kegiatan
meeting morning.
4. Melakukan
dokumentsi
pelaksanaan
meeting morning

Pelaksanaan Pre and Koordinato Minggu ke


Post Conference. Pelaksanaan Pre and r Ruang, III. (2-7
1. Melakukan Post Conference. PPJA, AN Maret 2020).
koordinasi dengan 1. Melakukan Terlaksanany Minggu ke
koordinataor ruang, koordinasi dengan a pre dan post IV . (9-14
PPJA,AN. koordinator ruang, conference Maret 2020).
2. Melakukan role play PPJA, AN dalam
sesuai
pre dan post pelaksanaan pre
confrence conference setelah procedure
3. Melakukan evaluasi operan jaga pagi sebesar 75 %
4. Melakukan dan post conference
dokumentasi. sebelum operan
jaga selanjutnya.
2. Melakukan role
play pre dan post
conference di
ruangan.
3. Melakukan evaluasi
terhadap kegiatan
pre dan post
conference yang
dilakukan.
4. Melakukan
dokumentasi
pelaksanaan pre dan
post conference.

Koordinato Minggu Ke
Pelaksanaan Ronde r Ruang, IV.
Pelaksanaan Ronde Keperawatan. PPJA ,AN,
Keperawatan 1. Melakukan Dokter,
1. Melakukan koordinasi dengan Ahli Gizi,
Dilaksanakan
koordinasi dengan koordinator ruang, Farmasi, ronde
koordinataor ruang, PPJA, dan AN, Radiologi. keperawatan
PPJA,AN, Dokter, Dokter, Ahli Gizi, minimal 1
Ahli Gizi, Farmasi, Farmasi, Radiologi.
kali sebulan
Radiologi. dalam pelaksanaan
2. Membuat jadwal ronde keperawatan. jika
ronde keperawatan 2. Melakukan menemukan
dengan koordinator koordinasi dan kasus langka
ruang dan PPJA, diskusi dengan dan menarik.
Dokter, Ali Gizi, koordinator ruang
Farmasi, Radiologi. dan PPJA dalam
3. Melakukan role play membuat jadwal
untuk penerapan ronde keperawatan.
ronde keperawatan. 3. Melakukan role
4. Melakukan evaluasi play ronde
5. Melakukan keperawatan di
dokumentasi. ruangan.
4. Melakukan evaluasi
terhadap kegiatan
ronde keperawatan
yang dilakukan.
5. Melakukan
dokumentasi
pelaksanaan ronde
keperawatan
3. Belum optimalnya Pengajuan Panduan 1. Melakukan Koordinato 85 % PAK, Minggu ke
Panduan Asuhan Asuhan Keperawatan koordinasi dengan r Ruang SPO yang IV.
keperawatan (PAK) (PAK). Pengajuan koordinator ruangan tersedia
dan Standar Prosedur Standat Prosedur dalam pengajuan diruangan.
Operasional di Operasional (SPO). Panduan Asuhan
ruangan. Hasil 1. Melakukan Keperawatan
observasi 18-20 koordinasi dengan (PAK), dan Standar
februari 2020 koordinator ruang. Prosedur
didapatkan hasil. Operasional yang
a. 50 % Panduan belum tersedia
Asuhan diruangan.
Keperawatan yang
ada di ruangan
terkait 10 besar
penyakit terbanyak
di ruang rawat
inap.
b. 60 % Standar
Prosedur
Operasional (SPO)
yang ada di
ruangan.

4. Belum optimalnya Mengoptimalkan Mengoptimalkan Koordinato 1. 90 % Minggu ke


unsur proses penerapan 5K. penerapan 5K r Ruang, Komunikas II, Minggu
((Instrumen B) hasil 1. Melakukan 1. Melakukan PPJA, AN, i antar ke IV
mutu asuhan koordinasi dengan koordinassi dengan CS perawat ke
keperawatan di Ruang koordinator ruang dan koordinator ruang pasien.
Bakung meliputi : PPJA terkait dan PPJA 2. 90 %
a. Komunikasi antar komunikasi antar komunikasi antar literatur
perawat ke pasie perawat ke pasien perawat dan pasien (gambar)
presentase 50% terutama pada tahap terutama pada tahap terpasang
b. Edukasi larangan pre interaksi. pre interaksi di setiap
merokok di bangsal 2. Mencari literatur yang (perkenalan). kamar
presentasi 65%. terkait dengan 2. Mencari literatur pasien.
c. Kebersihan Toilet larangan merokok. yang terkait dengan 3. 85%
Pasien 65 %. 3. Melakukan larangan merokok Kebersihan
koordinasi dengan CS (gambar). toilet
terkait kebersihan 3. Observasi pasien.
toilet pasien. komunikasi antar
4. Melakukan evaluasi perawat ke pasien
5. Melakuakan dan kebersihan
Dokumentasi. toilet, menempel
stiker terkait
larangan merokok
di setiap kamar
pasien.
4. Mendokumentasika
n tindakan yang
sudah dilakukan.
5. Kewaspadaan standar Pelaksanaan five momen Mengoptimalkan Koordinato 85% Minggu ke
dan 6 sasaran cuci tangan. pelaksanaan 5 moment r Ruang, Pelaksanaan 5 II.
keselamatan pasien 1. Melakukan cuci tangan. PPJA,AN, momoent cuci Minggu ke
a. Pencegahan koordinasi dan 1. Melakukan ASPER, tangan di IV.
Infeksi diskusi dengan koordinasi dan Keluarga ruang bakung
Nosokomial 77,5 koordinator dan diskusi dengan Pasien
% % 5 moment IPCLN Ruang koordinator ruang
cuci tangan yang Bakung. dan IPCLN Ruang
dilakukan 2. Melakukan role play Bakung dalam
diruangan. terkait five momen melakukan rencana
cuci tangan di pencegahan infeksi
ruangan. nosokomial.
3. Melakuakan Evaluasi 2. Berkoordinasi
4. Melakukan dengan koordinatorr
Dokumentasi ruang untuk
memotivasi tenaga
perawat agar
melakukan 5
momen cuci tangan,
dan 6 langkah cuci
tangan.
3. Melakukan role
play terkait dengan
5 momen cuci
tangan.
Dan melakukan
penggunaan Hand
Rub setelah operan
jaga di setiap sifnya
sebelum kontak
dengan lingkungan
pasien.
4. Melakukan evaluasi
pelaksanaan cuci
tangan yang
dilakukan oleh
perawat, pasien dan
keluarga pasien.
5. Melakukan
dokumentasi
pencegahan infeksi
nosokomial
khususnya tentang
cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai