HASIL PENGKAJIAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan seseorang secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes, 2014).
Rumah sakit dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks,karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan. Semakin
kritisnya masyarakat sekarang, menuntut sebuah rumah sakit harus dapat memberikan
pelayanan yang baik sehingga sangat diperlukannya manajemen yang baik agar
pelayanan yang diberikan bisa semaksimal mungkin.Manajemen keperawatan adalah
proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap
pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000 dalam Nursalam,
2017).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalakan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC
(Planing, Organizing, Acutuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi. (Nursalam, 2007) Manajemen keperawatan adalah
suatu tugas khusus yang harus dilakukan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang
ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien keluarga dan masyarakat. Manager keperawata di tuntut
untuk merencanakan, megorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana
yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi
individu, keluraga dan masyarakat
Proses managemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga di harapkan dapat
sealing menopang. Sebagaimana proses keperawatan dalam managemen keperawatan
terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksaaan dan evaluasi
hasil, karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga daripada seorang pegawai maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih
rumit dibandingkan proses keperawatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Terletak di Kabupaten
Bantul terletak di sebelah selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan
dengan : Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan :
Samudra Indonesia, Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul, Sebelah Barat :
Kabupaten Kulon Progo. Luas Wilayah Kabupaten Bantul 506,85Km (15,90 dari luas
wilayah Propinsi DIY ) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari
separaunya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari :
Bagian Barat , adalah daerah landai yang yang kurang serta perbukitan yang
membunjur dari Utara ke Selatan 89,86 Km2 (17,73 % dari seluruh wilayah)
Bagian Tengah : adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang
subur seluas 210,94 km2 (41,62 %).
Bagian Selatan adalah sebenarnya merupakan bagian dari bagian dari daerah
tengah dengan keadaan alam yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di Pantai
Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek, Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul sendiri dalam pelayanan sehari-hari untuk berusaha
memberikan pelayanan yang selalu berdasarkan pada visi misi untuk mencapai pelayanan
yang lebih baik lagi. Untuk mencapai visi tersebut maka misi yang diusung oleh Rumah
Sakit ini adalah:
1. Memberikan pelayanan prima pada pelanggan
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait
5. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas
6. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk mendukung pertumbuhan
organisasi.
RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki 15 ruang rawat inap, salah satunya adalah
ruang rawat Bakung.
Ruang Rawat Inap Bakung merupakan salah satu ruang rawat inap penyakit
dalam untuk merawat pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Ruang Rawat
Inap Bakung terletak di lantai 2 tepatnya di atas ruang Almanda. Ruang Rawat Inap
Bakung memiliki 10 kamar dengan satu kamar adalah kamar isolasi dengan kapasitas 28
tempat tidur. Ruang Bakung menerapkan metode MPKP Modifikasi Tim Primer yang
dikepalai oleh koordinator ruangan, dua PPJA dan 15 Asociate Nurse.
Beberapa upaya mewujudkan rumah sakit yang berkualitas dan unggul dalam
pelayanan RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki visi dan misi. Visi dari RSUD
Panembahan Senopati Bantul adalah terwujudnya Rumah Sakit yang unggul dan menjadi
kebanggaan seluruh masyarakat. Selain visi dan misi, RSUD Panembahan Senopati
Bantul mempunyai 5 nilai, yaitu “Jujur, Rendah hati, Kerja sama, Profesional dan
Inovasi”.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan managerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan managerial yang dimiliki perawat dapat
dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan
manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kulyah juga melalui pembelajaran di
lahan praktek. Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners angkatan XII Universitas
Respati Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Ruang Rawat Inapa Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Yogyakarta dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
pendidikan. Adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
HASIL PENGKAJIAN
A. Unsur Input
1. Filosofi, Visi dan Misi
a. Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Sejarah RSUD Panembahan Senopati Bantul
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul terletak di Jalan Doktor Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Trirenggo,
Kecamatan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdiri sejak tahun 1953 sebagai RS hongeroedem (HO),
tahun 1956 resmi menjadi RS Kabupaten dengan jumlah sebanyak 60 TT,
tahun 1967 bertambah menjadi 90 TT. Pada tanggal 1 April 1982 dari RS
Kabupaten diresmikan Kabupaten Bantul Type D, tanggal 26 Februari 1993
ditetapkan sebagai RS Type C (SK Menkes RI Nomor
202/Menkes/SK/11/1993).
Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama menjadi RSD Panembahan
Senopati Bantul. Tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan Kelas RSUD
Panembahan Senopati Bantul dari Type C menjadi Kelas B Non Pendidikan
. Tahun 2012 mendapatkan akreditasi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: HK.03.05/III/431/12 tentang Penetapan Rumah
Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Utama. Tanggal 14 April 2015 telah mendapatkan Sertifikat
Akreditasi dari Komite Akriditasi Rumah Sakit (KARS) dengan predikat
“Paripurna” Bintang Lima.
2) Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021 dimana didalamnya tercantum isu
strategis tentang kesehatan antara lain dibutuhkan kebijakan layanan rumah
sakit yang berupa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), penguatan
Fungsi Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat,
Penguatan Konstribusi SKPD dan satke holder dalam pembangunan
kesehatan, Komitmen Politik dalam kebijakan desa bebas empat masalah
kesehatan, keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan bidang
kesehatan, transparasi dan akuntabilitas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dan layanan medik.
Sejalan dengan hal tersebut diatas RSUD Panembahan Senopati
Bantul mengembangkan kegiatan yang tersusun dalam Rencana Strategis
RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2016-2021 dan berdasarkan
Keputusan Bupati Bantul Nomer 203 Tahun 2015 tentang pengesahan Visi,
Misi, dan Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul
dengan:
3) Tujuan
Menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
cepat dan tepat sesuai standar pelayanan rumah sakit dengan didukung
sumberdaya manusia yang profesional.
4) Visi dan Misi
a. Visi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
“TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT YANG UNGGUL DAN
MENJADI KEBANGGAAN SELURUH MASYARAKAT”
b. Misi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
a) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan
b) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia
c) Meningkatkan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian.
d) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan instansi terkait
e) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas
f) Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk
menudukung pertumbuhan organisasi
c. Nilai-nilai: Jujur, Rendah hati, Kerjasama, Profesional dan Inovatif
d. Meaning Streatment RSUD Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul:“MELAYANI SEPENUH HATI UNTUK KUALITAS HIDUP
YANG LEBIH BAIK”
b. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Bakung
Ruang rawat inap Bakung di RSUD Panembahan Senopati Bantul khusus
penyakit dalam kelas 3 yang diperunutkkan pasien dewasa laki-laki maupun
perempuan. Ruang rawat inap Bakung ini mempunyai 10 kamar, kamar 2 sampai
10 memiliki kapasitas 3 tempat tidur, 3 meja pasien dan 3 kursi untuk menjaga
pasien di setiap kamar. Kamar nomor 1 merupakan ruang isolasi. Ruang rawat
inap bakung memiliki 4 kamar mandi pasien yang digunakan secara umum.
2. Man
a. Pasien
1) Kajian Teori
2) Kajian Data
Ruang rawat Bakung merupakan salah satu ruang perawatan penyakit dalam
yang dikembangkan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Ruang Bakung
merupakan ruang rawat inap kelas III yang terdiri dari 10 kamar. 9 kamar
berisi 3 tempat tidur, 1 kamar sebagai ruang isolasi berisi 1 tempst tidur
sehingga kapasitas ruangan adalah 28 TT. Jumlah pasien yang dirawat setiap
bulan bervariasi, dari periode Januari 2019 sampai Januari 2020 jumlah pasien
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1 Januari 146
2 Februari 141
3 Maret 152
4 April 149
5 Mei 154
6 Juni 136
7 Juli 151
8 Agustus 142
9 September 139
10 Oktober 155
11 November 154
12 Desember 152
TOTAL 1.771
Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung 2019-2020
ANALISA DATA
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan jumlah pasien selama 1 tahun pada
bulan Februari 2019 sampai Januari 2020 paling banyak yaitu pada bulan
Oktober 2019 yaitu berjumlah 155 orang dan jumlah paling sedikit pada bulan
Juni 2019 yaitu berjumlah 136 orang.
JUMLAH 642
ANALISA DATA
b. Tenaga Perawat
1) Kuantitas Tenaga Perawat
a) Kajian Teori
Jumlah tenaga perawat yang berada di ruang perawatan berpengaruh
terhadap pemberian asuhan keperawatan.Perencanaan jumlah tenaga
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pasien
diperlukan agar mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
b) Kajian Data
(1) Menurut Gilies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut:
A X B X 365
Tenaga Perawat =
(365-C) x jam kerja/hari
Keterangan:
A : Jam efektif dalam 24 jam
B : BOR x jumlah tempat tidur (jumlah pasien rata-rata
perhari)
C Jumlah hari libur
365 : Jumlah hari selama setahun
.
b) Kajian Data
Tabel 2.3 Tenaga Keperawatan Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan Pendidikan Dan
Pelatihan Yang Pernah Dilakukan
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
1. Yuk Bariroh S1 Ners PNS KOORD. 4 tahun Pelatihan pola bimbingan preseptorship 2014
Patient safety 2014
Service Exellent 2014
Preceptor dan Clinical Instructure 2014
Jabatan fungsional perawat 2015
FMEA(Failure Mode dan Effects 2015
analysis) 2015
Anti Fraud dalam pelayanan kesehatan 2015
CWCCA(Certified wound care clinical
associate) 2016
K3 2016
Preceptorship 2016
PMKP(Peningkatan mutu keselamatan 2016
pasien) 2016
Pembimbingan klinik keperawatan
PPGD
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
2. Tri D3 Kep PNS PN 1 9 tahun PPGD 2016
Winarsih TB MDR 2013
Penulisa resep sesuai standart JCL 2013
K3 2014
Managemen Ka.Ru 2014
Komunikasi efektif 2015
Kolaborasi TB HIV sesuai pedoman 2015
nasional 2015
TB DOTS dan TB MDR 2015
OCB 2016
PPI dasar 2013
Pembimbing klinik 2013
Keselamatan pasien 2017
Indikator mutu
2017
Panduan askep
2016
Inhouse tranining etika keperwatan
2016
Inhouse training luka modern
dipelayanan kesahatan
3. Endang Ayu D3 Kep PNS PN 2 9 tahun Pembimbing klinik 2013
Lama Tahun
No Nama Pendidikan Status Jabatan Pelatihan
Kerja Pelatihan
Ningrum PPGD 2014
FMEA 2015
Komunikasi efektif 2015
Service excellent 2015
PPI dasar 2016
Pasien safety 2015
Implementasi komite keperawatan 2017
Pelayanan HIV AIDS 2017
Pelatihan AOC
2016
Internalisasi Visi, Misi, dan nilai
2015
Indikator mutu
2017
Coaching for cultural transformation
2017
Analisa Data:
Diruang Bakung dipimpin oleh kepala ruang 1 orang. Berdasarkan kualitas tenaga keperawatan ruang bakung, tingkat pendidikan
terakhir perawat di ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu perawat dengan lulusan Sarjana Keperawatan berjumlah
1 orang, perawat dengan lulusan D-III keperawatan berjumlah 14 orang, perawat dengan lulusan D1 Asper berjumlah 1 orang dan
lulusan SMK berjumlah 1 orang. Hasil data yang didapatkan untuk kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan diruang Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2019 dimana jenjang pendidikan perawat bakung paling banyak merupakan lulusan D-III
keperawatan sebesar (86,5%), dan lulusan S1 keperawatan sebesar (4,5%), D-I sebesar (4,5%) dan lulusan SMK (4,5%).
c. Mahasiswa
a) Kajian Teori
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan aspek yang
tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan calon perawat profesional
secara komprehensif dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampillan.
Pengetahuan yang di dapat dari pendidikan, baik di kelas maupun di
laboratorium akan digunakan pada situasi nyata di lapangan/klinik, sehingga
keselarasan anatara pendidikan dan praktik klinis sangat penting (Komite
Keperawatan dan Bidang Pelayanan Keperawatan RSUP Dr. Sardjito, 2007).
Berdasarkan SK Mendikbud No. 056/U/1994 bahwa ners spesialis merupakan
illmuwan dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan
tanggung jawab sebagai ilmuwan keperawatan klinik.Mahasiswa sebagai
Profesi Ners dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal,
kemampuan teknis dan moral. Hal ini dapat ditempuh dengan meningkatkan
kualitas Ners melalui Program Pendidikan Profesi Ners (Nursalam, 2012)
RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit tipe B
yang mempunyai fungsipelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non
medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan dan
pendidikan.Pendidikan dan praktek keperawatan profesional meruoakan aspek
yang tidak bisa dipisahkan dalam mengembangkan calon perawat, bidan, dan
dokter secara komprehensif dalam hal pengetahuan. Mahasiswa praktikan
berhak mendapatkan bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik
pembimbing klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes)
Berdasarkan dari data lembaga Akreditasi Profesi LAM PTKes tahun
2012 mengatakan bahwa standar perbandingan antara CI (Pembimbing
Klinik) dengan mahasiswa praktik adalah 1 : 5-8, yang dimaksud dengan 1 : 5
– 8 adalah 1 CI membimbing 5-8 mahasiswa praktik. Setiap CI membimbing
mahasiswa praktik sesuai bidang ilmunya masing-masing.
b) Kajian Data
Tabel 2.5 Rekapitulasi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang Rawat Bakung RSUD PanembahanSenopati Bantul Periode
Januari 2019-Desember 2019
NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
1 Stikes Al Islam 2 2
Universitas Respati
2 2 2 6 2 8 20
Yogyakarta
3 Stikes Guna Bangsa 4 4 5 13
Universitas Ahmad
4 4 2 11 4 2 4 27
Yani
9 Akper YKY 2 2
10 Stikes Madani 2 4 6 4 2 18
NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
12 Stikes Yogyakarta 1 1
NAMA INSTITUSI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
Universitas Aisyiyah
13 2 2 4
Yogyakarta
14 Potekkes 2 2
Jumlah 4 11 9 15 13 18 13 9 17 20 16 26 171
Presentase
Sumber: Data Sekunder Ruang Bakung
ANALISA DATA
3. Money
a. Kajian teori
Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien akan
meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit. Bagi pasien
umum yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu, maka
dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan pembayaran.
Sedangkan untuk pasien BPJS, pembayaran dilakukan dengan
melengkapi persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang keluarga
belum dapat melengkapinya, maka terpaksa pasien harus membayar
seperti pasien umum. Biasanya ini terjadi pada pasien BPJS yang
mengalami kecelakaan, karena harus melengkapi dengan Surat
Keterangan Polisi dan Jasa Raharja. Selama tahun 2019 sampai dengan
bulan januari 2020 tidak ada masalah dalam proses pembayaran atau
klaim BPJS sehingga pemasukan keuangan Ruang Bakung lancer.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis dan non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan rumah sakit dapat berjalan dengan optimal dan dirasakan
manfaatnya oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu
mempersiapkan atau bahan medis dan non medis serta jasa pelayanan
peralatan medis.
Menurut Djojodibroto (1997), ada tiga komponen biaya tarif pelayanan
rumah sakit, yaitu:
1) Jasa pekayanan rumah sakit yang terdiri atas biaya tenaga kerja,
biaya material dan biaya overhead
2) Jasa media dan anastesi adalah biaya pelayanan profesional medis
yang diberikan oleh tenaga medis
3) Jasa saranba, penggunaan bahan dan alkat yang digunakan
langsung untuk memberikan pelayanan pada pasien
b. Kajian data
Pengelolaan keuangan ruangan Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta sepenuhnya di atur oleh pihak RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Semua pengelolaan keuangan ditangani langsung oleh
bagian keuangan Rumah Sakit. Bagian keuangan bertugas untuk
memverifikasi biaya pendapatan dan pengeluaran. Belanja investasi
perlatan medis dan non medis, sarana dan prasarana, termasuk sumber
dana untuk operasional ruangan, pengelolaan belanja RSUD Panembahan
Senopati Bantul di kelola oleh bagian umum. Bagian keuangan Rumah
Sakit mengatur tentang pengeluaran dan pencairan dana pembiayaan
seperti berikut:
1) Biaya Operasional
a) Belanja pegawai
b) Biaya gaji: PNS dan Non PNS
c) Biaya insentif/jasa pelayanan
2) Belanja daya dan jasa: listrik, air, gas, telepon
3) Belanja pemeliharaan: gedung, alat medis dan non medis
4) Belanja investasi: alat medis dan non medis
Tabel 2.6 Rekapitulasi Proses Pembayaran Pasien Rawat Inap di
Ruang Bakung Tahun 2019
NO BULAN JAMKES UMUM JUMLAH
1 Januari 141 5 146
2 Februari 189 8 197
3 Maret 146 6 152
4 April 143 6 149
5 Mei 146 8 154
6 Juni 136 5 141
7 Juli 142 9 151
8 Agustus 138 4 142
9 September 133 5 138
10 Oktober 150 5 155
11 November 150 4 154
12 Desember 149 3 152
Total 1763 68 1831
Sumber : Data Administrasi 2019
2 Februari 0 0 0
Analisa Data:
sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan prosedur yang
berlaku di rumah sakit pemerintah. Pengelolaan keuangan di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di atur oleh bagian
keuangan rumah sakit. Untuk pembayaran gaji pokok dan biaya jasa
perawat di sesuaikan dengan golongan dan tindakan yang dilakukan di
catat di billing rumah sakit. Dalam proses pembayaran pasien di Ruang
Rawat Inap Bakung sebagian besar banyak yang menggunakan JAMKES
dibandingkan pembayaran secara umum. Untuk sarana-sarana di ruang
Bakung yang kurang, dicatat dan di minta k Bagian RTP (Rumah Tangga
dan Perlengkapan). Berdasarkan hasil wawancara kepada bagian
Administrasi ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki
uang kas ruangan dan uang sosial. Untuk mempermudah pengelolaan
keuangan di ruangan rawat inap Bakung terdapat 1 orang yang
bertugas/bertanggung jawab dalam mengelola uang kas ruangan,
sedangkan bagian administrasi hanya mengelola keuangan sosial di ruang
rawat inap Bakung.
4. Methode
Stem Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (Struktur, Proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut. ( Muwarni
& Herlambang, 2012)
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut.
Adapun tujuan dari Model Prakik Keperawatan Profesioal (MPKP)
memiliki lima tujuan yaitu :
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentuka kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah
yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai
atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi, diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli
& Bahtiar, 2009).
Standar praktik keperawatan di indonesia yang disusun oleh (Depkes
RI 1995 dalam Nursalam 2014) terdiri atas beberapa standar:
1. Menghargai Hak pasien
2. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit
3. Observasi keadaan pasien
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administrasi
6. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif
7. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
8. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
Kebutuhan dasar Manusia dari Henderson), meliputi :
1. Oksigenasi
2. Cairan dan Elektrolit
3. Eliminasi
4. Kenyamanan
5. Kebersihan dan Kenyamanan Fisik
6. Istirahat dan gerak
7. Aktivitas dan Gerak
8. Spiritual
9. Emosional
10. Komunukasi
11. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis.
12. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
13. Penyuluhan
14. Rehabilitasi.
Sebuah standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam seluruh
asuhan keperawatan yang dikenal dengan bahasa standar dalam penentuan
diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2018-2020), Penetapan
Tujuan Dengan NOC (Moorhead, dkk, 2016) dan perencanaaan intervensi
dengan NIC ( Bulechek, dkk, 2016).
Penegakan diagnosa didasarkan pada diagnosa NANDA sebagai
acuan yang digunakan ketika menegakkan suatu diagnosa pada klien.
NANDA (North American Nursing Diagnosis association) sebagai
organisasi keperawatan formal yang meningkat, mengkaji kembali,
mengesahkan daftar terbaru diagnosa keperawatan, dan ketika semakin
banyaknya diagnosa yang dimunculkan maka dikembangkanlah sebuah
sistem klasifikasi atau taksonomi untuk mengatur label diagnosa
(Wilkinson, 2011).Berdasarkan hasil rapat PPNI terbaru telah di sahkan
buku standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan indikator
diagnosis edisi 1 oleh PPNI yang dapat pula digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, buku standar diagnosis keperawatan Indonesia
juga menjadikan NANDA sebagai acuan.
NOC (Nurisng Outcome Clasification) sebagai standar kriteria
hasil untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilkaukan ke pasien.
NOC terdiri dari 7 domain yaitu (Fungsi Kesehatan, Kesehatan Fisiologi,
Kesehatan Psikososial, Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku,
Kondisi Kesehatan yang di rasakan, kesehatan keluarga, Kesehatan
Komunitas) (Moorhead, dkk, 2016).
NIC (Nursing Intervention Clasification) sebagai standar intervensi
yang digunakan pada semua area keperawatan berdasarkan kondisi klinik
dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien
dalam mencapai hasil yang diharapkan (Bulechek, dkk, 2016)
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman
dan instrumentasi penerapan standar Asuhan Keperawatan yang disusun
oleh Depkes (2012), di RSUD Panembahan Senopati Bantul
menggunakan Pedoman Asuhan Keperawatan (PAK) yaitu :
1) Pedoman I, pengkajian keperawatan
2) Pedoman II, diagnosa keperawatan
3) Pedoman III, perencanaan keperawatan
4) Pedoman IV, intervensi keperawatan
5) Pedoman V, evaluasi keperawatan
6) Pedoman VI, dokumentasi
Standar bahasa Keperawatan NANDA, Nursing Outcome
Clasificatio(NOC) dan Nursing Intervention Clasification(NIC) hingga
saat ini belum diaplikasikan secara maksimal sebagai pedoman standar
asuhan keperawatan dibeberapa rumah sakit.
Kajian Data
Standar Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panmbahan Senopati Bantul
Tabel. 2.8 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.
No Nama PAK Keterangan
1. PAK Dekompensasi Cordis Ada
2. PAK Dengue Hemoragic Fever Ada
3. PAK Dispepsia Ada
4. PAK Diabetes Melitus Ada
5. PAK Gastritis Ada
6. PAK Gastroenteritis 1Ada
7. PAK HIV / AIDS Ada
8. PAK Hipertensi Ada
9. PAK Infeksi Saluran Kemih Ada
10. PAK Leptospirosis Ada
11. PAK Serosis Hepatis Ada
12. PAK Tubercolosis Ada
Sumber : Buku PAK Ruang Rawat Inap Bakung Juli 2018
Analisa Data
Dari 12 panduan asuhan keperawatan yang ada di ruang Rawat Inap Bakung
sudah sesuai, karena Ruang Rawat Inap Bakung termasuk ruang rawat inap
penyakit dalam. Berdasarkan data hasil observasi dan studi dokumentasi
diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di dapatkan
hasil terdapat 12 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) yang ada di ruang
rawat inap Bakung.
Koordinator Ruang
Yuk Baroroh S.Kep., Ns
Administrasi
Sri Rahayu
PPJA I PPJA II
Tri Winarsih. AMK Endang Ayu. AMK
Yunita. AMK
Reni Widyah. AMK
Famin Kurniati. AMK
Asisten Perawat
Feri Rahayu
Analisis Data :
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan diruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul menggunakan sistem model MPKP (Model Praktik
Keperawatan Profesional) dengan tujuan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Hasil wawancara dan observasi dengan Kepala Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam MPKP Jenis Modifikasi Tim Primer,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdasarkan kriteria MPKP terbagi menjadi dua tim. Tim I berjumlah 8
perawat dan Tim II berjumlah 7 perawat yang berarti kriteria MPKP Tim I dan Tim II
sudah sesuai dengan Metode Praktik Keperawatan Profesional I.
Hasil dari observasi yang dilakukan pada Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam MPKP tingkat I karena menggunakan 3
komponen utama yaitu, ketenagaan, Metode Pemberian Asuhan Keperawatan, Metode
keperawatan Primer, Metode Keperawatan Tim, dan dokumentasi keperawatan dalam
pelaksanaan MPKP Modifikasi Tim Primer diRuang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Bantul Sudah Sesuai.
Tabel 2.11 Standar Proses Operasional (SPO) Di Ruang Rawat Inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
1. Menerima Pasien Baru 2015 Ada
2. Menimbang Berat Badan 2015 Ada
3. Pemeriksaan Fisik (Kepala) 2015 Ada
4. Pemeriksaan Fisik (Dada) 2015 Ada
5. Pemeriksaan Fisik Abdomen 2015 Ada
6. Pemeriksaan Glasgow’s Coma Scale 2015 Ada
7. Pengukuran Tekanan Darah 2015 Ada
8. Pengukuran Suhu Badan (Axilla) 2015 Ada
9. Pengukuran Suhu Badan (Oral) 2015 Ada
10. Pengukuran Suhu Badan (Rectal) 2015 Ada
11. Penghitungan Nadi dan Pernapasan 2015 Ada
12. Memotong kuku 2015 Ada
13. Oral Hygiene Menggunakan Sikat Gigi 2015 Ada
14. Oral Hygiene Tanpa Menggunakan Sikat Gigi 2015 Ada
15. Perawatan Gigi Palsu 2015 Ada
16. Memasang Kap Kutu 2015 Ada
17. Menyisir Rambut 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
18. Mencuci Rambut 2015 Ada
19. Memandikan Pasien di Tempat Tidur 2015 Ada
20. Mengganti Alat Tenun Kotor Tempat Tidur Tanpa 2015 Ada
Memindahkan Pasien
21. Vulva Hygine 2015 Ada
22. Cuci Tangan Biasa dan Anti Septik 2015 Ada
23. Cuci Tangan Steril 2015 Ada
24. Pemakaian Sarung Tangan Steril 2015 Ada
25. Memindahkan Pasien 2015 Ada
26. Menolong Pasien Berjalan Menuju Kursi 2015 Ada
27. Membantu Pasien Bangun Dari Tempat Tidur 2015 Ada
28. Membantu Pasien Pada Posisi Duduk 2015 Ada
29. Membantu Pasien Untuk Posisi Duduk Pada Tepi 2015 Ada
Tempat Tidur
30. Membantu Pasien dengan Posisi Setengah Duduk 2015 Ada
(Semi Folwer)
31. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur Ke Kursi 2015 Ada
32. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi SIM 2015 Ada
33. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Trendelenbrug 2015 Ada
34. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Dorsal 2015 Ada
Recumenent
35. Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Litotomi 2015 Ada
36. Mengatur Posisi Pasien dengan Genu Pectoral (Knee 2015 Ada
Chest)
37. Membantu pasien Berjalan dengan Kruk 2015 Ada
38. Pengelola Obat-Obatan 2015 Ada
39. Pemberian Obat Intravena (IV) 2015 Ada
40. Pemberian Obat Sub Cutan (SC) 2015 Ada
41. Pemberian Obat Cutan (IC)
42. Pemberian Obat Intramuskuler (IM) 2015 Ada
43. Pemberian Obat Supositorial 2015 Ada
44. Pemberian Obat Tetes Mata 2015 Ada
45. Pemberian Salf Mata 2015 Ada
46. Pemberian Irigasi Mata 2015 Ada
47. Pemberian Tetes Telinga 2015 Ada
48. Pemberian Irigasi Telinga 2015 Ada
49. Pemberian Tetes Hidung 2015 Ada
50. Pemberian Irigasi Telinga. 2015 Ada
51. Pemberian Obat Topikal 2015 Ada
52. Penyiapan Specimen Darah Vena 2015 Ada
53. Memberikan Oksigen dengan Binasal Kanul 2015 Ada
54. Latihan Napas dalam 2015 Ada
55. Melatih Batuk Efektif 2015 Ada
56. Fisioterapi Dada 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
57. Penghisapan lender 2015 Ada
58. Inhalasi Manual 2015 Ada
59. Inhalasi Nebulizer 2015 Ada
60. Postural Drainase 2015 Ada
61. Pemasangan Infus 2015 Ada
62. Menberikan Tranfusi Darah 2015 Ada
63. Vena Sectic 2015 Ada
64. Perawatan Infus 2015 Ada
65. Memberikan Makan/Minum Pada Pasien 2015 Ada
66. Pemasangan NGT 2015 Ada
67. Pemberian Makan Lewat NGT 2015 Ada
68. Melepas Selang NGT 2015 Ada
69. Membantu Pasien Pada Waktu BAB/BAK 2015 Ada
70. Menolong Memberikan Urinal 2015 Ada
71. Pemasangan Kateter Pria 2015 Ada
72. Pemasangan Kateter Pada Wanita 2015 Ada
73. Perawatan Kateter Pria 2015 Ada
74. Perawatan Kateter Wanita 2015 Ada
75. Pelepasan Kateter 2015 Ada
76. Hugnah Rendah/Tinggi 2015 Ada
77. Memberikan Huknah Gliserin 2015 Ada
78. Membimbing Relaksasi Distraksi 2015 Ada
79. Pemberian Kribat es 2015 Ada
80. Pemberian Kribat Es Gantung 2015 Ada
81. Pemberian Kribat Es Leher 2015 Ada
82. Pemberian buli-buli Panas 2015 Ada
83. Perawatan Luka Kotor 2015 Ada
84. Pengkajian Jahitan Luka 2015 Ada
85. Menyiapkan dan Memberikan Kompres Basah 2015 Ada
86. Perawatan luka Jahit 2015 Ada
87. Latihan Pergerakan Sendi (ROM Ekstremitas Atas) 2015 Ada
88. Latihan Pergerakan Sendi (ROM Ekstremitas Bawah) 2015 Ada
89. Alih Baring 2015 Ada
90. Menyiapkan dan Memasang Bantal Angin 2015 Ada
91. Penilaian Balance Cairan 2015 Ada
92. Memasang Balutan 2015 Ada
93. Perawatan Luka Lecet 2015 Ada
94. Memelihara Mulut Pasien Yng Patah Tulang Rahang 2015 Ada
Atau Akan Menjalani Operasi Rahang
95. Mengumbah Kandung Kemih (Dengan Spuit) 2015 Ada
96. Mengumbah Kandung Kemih (Dengan Menggunakan 2015 Ada
Tetesan)
97. Bilas Lambung 2015 Ada
98. Perawatan Pasien Yang Akan Meninggal 2015 Ada
No Nama Prosedur Tetap Tahun Keterangan
Terbit
99. Penggunaan Suction Pump 2015 Ada
100. Penggunaan Suction Pump 2015 Ada
101. Penggunaan Sterilisator 2015 Ada
102. Pemakaian Syringe dan Infus Pump 2015 Ada
103. Pemasangan EKG 2015 Ada
104. Set-Up Ventilator Aqoma 2015 Ada
105. Penggunaan DC SHOCK Emergency 2015 Ada
106. Menyiapkan Pasien Untuk Tindakan Intubasi 2015 Ada
107. Memasang T. Piece Dinding 2015 Ada
108. Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan 2015 Ada
Extubasi
109. Tindakan Intermiten Positive Pressure Breathing 2015 Ada
(IPPB)
110. Penyimpanan Alat Gigi 2015 Ada
111. Sterilisasi Alat Gigi Dengan Dry Heat Oven 2015 Ada
112. Pencucian Alat-Alat gigi 2015 Ada
113. Pemberian Imunisasi Pada Bayi dan Anak 2015 Ada
114. Penanganan Vaksin 2015 Ada
115. Prosedur Penanganan Limbah Imunisasi 2015 Ada
116. Prosedur Penggunaan Lemari Pendingin Untuk 2015 Ada
Pnyimpanan Vaksin
117. Oral Care Pada Bayi Dengan Candidiasis Oral 2015 Ada
118. Perawatan Tali Pusat Dengan Infeksi 2015 Ada
119. Pengukuran Antropometri 2015 Ada
120 Pemeriksaan Audiometri 2015 Ada
121 Manajemen Resiko Jatuh 2015 Ada
Sumber : Data Sekunder Standar Prosedur Operasional Ruang Rawat Inap Bakung
2015.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data sekunder di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil bahwa terdapat 121
Standar Prosedur Operasional Prosdur Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
pasien yang merupakan acuan Tahun 2015. Berdasarkan hasil observasi Terdapat 9
SPO yang tidak ada di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati
Bantul yaitu, SPO Pemeriksaan Gula Darah, SPO Pemberian Insuln, SPO
Pelepasan Infus, SPO Pengukuran Suhu Badan Axila (Digital),SPO Memberikan
Oksigen Dengan Rebrething Mask (RM), SPO Memberikan Oksigen Dengan Non
Rebrething Mask (NRM), SPO Bladder Training, SPO Rampelid Test, SPO
Kompres hangat
5. Material/Machine
a. Material
1) Kajian Teori
Manajemen keperawatan mengatur atau mengelola semua aspek yang
terkait dengan ruangan dan pelayanan. Salah satu hal yang dapat menunjang
suatu pelayanan yaitu adanya fasilitas yang memadai. Rumah sakit memiliki
kondisi yang berbeda berbeda beda dan komplek kondisi ini mempengaruhi
manajemenpelayanan keperawatan termasuk penggunaan fasilitasdan peralatan
yang di gunakan untuk menunjang pemberian asuhan keperawatan dan
kelanvcaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan
yang efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhu dengan standar yang telah di tetapkan oleh masing-masing institusi
dengan memperhatikan jenis alat, bahan, warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah
yang di butuhkan juga di dasarkan atas per grup bahan-bahan yang di pakai di
simpan maupun di cuci.
Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup dengan
kebutuhan maka sulit di harapkan baiknya mutu dari pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw materia) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik selain manusia
yang ahli di dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi
materi sebagai salah satu sarana akan tercapai hasil yang di kehendaki
(Nursalam, 2010)
Penyediaan alat-alat di ruangan rawat inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul menggunakan pedoman baku pengusulan alat yang meliputi :
alat medis, alat non-medis, percatatan dan pelaporan.
2) Kajian Data
Pengunaan bahan, alat dan obat obatan du ruangan rawat inap Bakung
menggunakan pedoman baku standar fasilitas dan peralatan keperawatan. Dan
perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung di kelola oleh bidang
pelayanan. Perekapan kebutuhan alat medis dan non medis di lakukan tiap
akhir tahun.
Tabel 2.12 Inventaris Alat Medik di Ruang Rawat Inap Bakung, RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Standar Keterangan
Alat di Alat Baik Per
Ruangan Ruangan
1 Tabung transport O 2 2 1 1 Sesuai
2 Timbangan injak 2 2 1 Sesuai
3 O2 Central 28 28 1:1 Sesuai
4 Nebulizer 4 4 2 Sesuai
5 Tensimeter 3 2 1:10 Sesuai
Pasien
6 Set Perawatan Luka 2 2 - Sesuai
7 Stetoscope 2 2 2 Sesuai
8 Kursi Roda 2 2 2 Sesuai
9 Ambu Bag 2 2 2 Sesuai
10 Troli EKG 1 1 1 Sesuai
11 Bed dicubitus 3 3 3 Sesuai
12 Troli Obat 2 2 2 Sesuai
13 Alat cek GDS 1 1 1:20 Belum Sesuai
Pasien
14 Termometer 4 3 3 Sesuai
15 Torniquet 2 2 2 Sesuai
16 Saturasi 1 1 1 Sesuai
17 Suction 1 1 1:20 Belum Sesuai
18 Bak Spuit 28 28 1:1 Pasien Sesuai
19 Penligt 1 1 1 Sesuai
20 Alat baca rongent 1 1 1 Sesuai
21 Bantal medikasi 1 1 2 Belum Sesuai
22 Alat suhu kukas 1 1 1 Sesuai
23 Alat suhu ruang 1 1 1 Sesuai
24 Gerus obat oral 1 1 1 Sesuai
25 Troli EKG 1 1 1 Sesuai
26 Troli tindakan 5 5 3 Sesuai
27 Pispot 10 10 1:3 Sesuai
28 Urinal 10 10 1:3 Sesuai
29 Tiang infus 28 28 1:1 Sesuai
30 Kulkas 1 1 1 Sesuai
31 Troli Emergency 0 0 0 Belum Sesuai
Sumber : Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang Rawat
Inap Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta Tahun 2020
Analisis Data
Dari tabel di atas di tetapkan hasil sebagian besar jumlah alat medis yang
baik/berfungsi di ruang rawat inap Bakung sudah sesuai dengan standar alat medis di
ruangan rawat inap kelas III, sebagian besar alat medis yang terdapat di ruang rawat
inap RSUD Panembahan Senopati Bantul telah memenuhi standar kebutuhan allat
medis ruangan. Dari tabel tersebut terdapat beberapa alat yang belum memenuhi
standar.
Troli Emergencimerupakan troli yang berisi peralatan dan pelengkapan untuk
melakukan resusitasi kardiopulmonal dan untuk memenuhi kegawatdaruratan lainnya.
Troli emergenci tersebut digunakan di dalam area instalasi rawat inap dan hanya di
gunakan jika code blue atau pada pasien yang mengalami masalah pada Airway,
Breathing, dan Circulation. Peralatan dan obat obatan yang ada di dalam troli
emergenci harus dapat mengatasi masalah penyakit dalam dan syaraf. Ruang rawat
Bakung RSUD Panembahan Senopatin Bantul memerlukan Troli Emergenci
dikarenakan menurut studi dokumentasi terdapat kasus Cardiopulmonal pada 10 besar
penyakit yang ada di unit rawat inap Bakung.
Tabel 2.13 Inventaris Alat Non Medis di Ruang Rawat Inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Standar Keterangan
Alat di Alat Baik Per
Ruangan Ruangan
1. Nurse station 2 2 1 Sesuai
2. Komputer 1 1 1 Sesuai
3. CPU 1 1 1 Sesuai
4. Scan barcode 1 1 1 Sesuai
5. Kursi merah 15 15 1:1 Sesuai
8. Meja administrasi 1 1 1 Sesuai
9. Cabinet status 1 1 1 Sesuai
10. Almari dokumen set 1 1 1 Sesuai
11. Meja map 1 1 1 Sesuai
12 Kipas angin dinding 1 1 2 Belum Sesuai
13 Jam dinding 1 1 1 Sesuai
14 Tempat tisu 2 2 2 Sesuai
15 Televisi 1 1 1 Sesuai
16 Meja spisemen 1 1 1 Sesuai
17 White board 2 2 1 Sesuai
18 Lampu emergency 1 1 1 Sesuai
19 Tempat sampah 10 10 5 Sesuai
20 Loker Petugas 2 2 1 Sesuai
Ruang Tindakan
1. Almari set loket obat 1 1 1 Sesuai
2. Almari alat 1 1 1 Sesuai
3. Loker set oral 1 1 1 Sesuai
4. Kipas angin 1 1 1 Sesuai
5. AC 1 1 1 Sesuai
6. Tempat sampah medis 2 2 2 Sesuai
7. Troli belanja 1 1 1 Sesuai
8. Almari linen 1 1 1 Sesuai
9. Tempat Sampah 4 4 3 Sesuai
Infeksius
10. Tempat Sampah Non 6 6 3 Sesuai
Infeksius
Ruang Pasien
1. Bed Pasien 28 28 1:1 Sesuai
2. Almari pasien 28 28 1:1 Sesuai
3. Kursi penunggu pasien 28 28 1:1 Sesuai
4. Kasur pasien 28 28 1:1 Sesuai
5. Bantal pasien 28 28 1:1 Sesuai
Ruang Coas
1. Bed tingkat 1 1 1 Sesuai
2. Kasur busa 2 1 1 Sesuai
3. Cabinet 1 1 1 Sesuai
4. AC 1 1 1 Sesuai
Ruang Confrens
1. Meja konferensi 1 1 1 Sesuai
2. Kursi 8 8 5 Sesuai
3. Withe board 1 1 1 Sesuai
4. Almari 1 1 1 Sesuai
5. AC 1 1 1 Sesuai
Ruang Kepala Ruang
1. Almari 1 1 1 Sesuai
2. Meja 2 1 1 Sesuai
3. Kursi beroda 1 1 1 Sesuai
4. AC 1 1 1 Sesuai
Sumber : Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang Rawat Inap
Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta Tahun 2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui mesin-mesin dan sarana pra sarana yang
dimiliki Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian berada dalam
kondisi baik dan aktif. Pemeliharaan dan pengelolaan alat di ruang Bakung dilakukan
telah petugas IPSRS yang bertanggungjawab sesuai dengan jenis alat dan kalibrasi
dilakukan tiga bulan sekali.
6. Machine
1) Kajian Teori
Didalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung/penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan
merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lainnya yang dipergunakan
untuk melaksanakan asuhan keperawataa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit
dengan memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan. Juga didasarkan pergrup bahan-bahan yang dipakai maupun disimpan.
Penyediaan alat-alat diruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
tidak menggunakan pedoman buku Standar Fasilitas dan Peralatan Keperawatan
yang meliputi : alat medis, alat non-medis, pencatatan, dan pelaporan.
2) Kajian Data
Penggunaan bahan, alat dan obat-obatan diruang rawat inap anggrek ada
yang beberapa belum menggunakan standar ruangan ada beberapa yang sudah
menggunakan pedoman/buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan, dan
perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung dikelola oleh bidang pelayanan.
Fasilitas diruang anggrek dan fasilitas ruang rawat seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.14 Fasilitas dan Peralatan Medis di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahn 2019
No Nama Alat Jumlah Jumlah Jumlah Keterangan
Alat di Alat Alat
Ruangan Baik Rusak
1 EKG 1 1 0 Seseuai
2 Nebulizer 2 2 0 Sesuai
3 Syiring Pump 0 0 0 Sesuai
4 Infus Pump 6 6 0 Sesuai
5 Suction 1 1 0 Sesuai
6 Alat GDS 1 1 0 Sesuai
7 TermometerDigital 1 1 0 Sesuai
Sumber :Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara di Ruang
Rawat Inap Bakung , RSUD Panembahan Senopati, Bantul,
Yogyakarta Tahun 2019
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil observasi dan
wawancana dengan petugas kesehatan tentang fasilitas mesin yang ada
diruang rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul, diperoleh
hasil bahwa fasilitas dan peralatan mesin di ruang Bakung sebagian besar
dalam keadaan baik, meskipun ada beberapa peralatan yang tidak sesuai
dengan standar yang sudah di tetapkan di rumah sakit
B. Unsur Proses
1. Instrumen A
a. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian Kepala Ruang
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006)
dengan rentang nilai sebagai berikut :
Kriteria baik 76-100%
Kriteria cukup 56-75%
Kriteria kurang <56%
Tabel 2.--- Hasil Pengkajian Pelaksanaan Tugas PN di dalam Sistem Asuhan
Keperawatan dengan Model Primary Kombinasi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
NO Hubungan Profesional Antar staf PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
Keperawatan dengan pasien atau Keluarga H-1 H-2 H-3
dapat Terjalin Terus Menerus Selama 1 0 1 0 1 0
Pasien Dirawat
1 Membagi staff ke dalam grup PN sesuai 2 0 2 0 2 0
dengan kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP 2 0 2 0 2 0
Berdasarkan tabel tentang evaluasi kepala ruang dari tanggal 18-20 februari 2020 di
RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan hasil tanggal 19- 20 februari 2020 yaitu
81.81%. Hal ini menunjukkan bahwa tugas kepala ruang masuk kedalam kriteria baik
(Arikunto, 2009). Item yang paling banyak tidak dilakukan oleh kepala ruang adalah
kepala ruang tidak melakukan peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan
evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang, dan tidak memberikan pendidikan
Tabel 2.--- Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan Pasien Dalam
Sistem Asuhan Keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul 18-
2020 februari 2020 (n=1) Tanggal 18-20 Februari 2010
JUMLAH 9 1 9 1 9 1
JUMLAH 8 0 8 0 8 0
Staf Keperawatan Dengan Dokter/Tim Kesehatan lain di Ruang Bakung menunjukan hasil
100%. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara staf perawat dengan dokter dalam
kategori baik.
Tabel 2.39
Hasil pengkajian pelaksanaan operan jaga di Ruang RSUD Panembahan
Senopati Bantul
JUMLAH 13 3 13 3 13 3
13/16 3/16x 13/16 3/16x1 13/16 3/16x1
x100 100 x100 00%: x100 00%:
PRESENTASE %:81 %: %:81 18.75 %:81 18.75
.25% 18.75 .25% % .25% %
%
DILAKUKAN 39/48x100%:81.25
RATA-RATA
TIDAK 9/48x100%:18.75
DILAKUKAN
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tugas Jaga (Operan) Di ruang bakung menunjukan hasil 81.25% termasuk dalam kategori
baik (Arikunto 2009). Ada beberapa hal yang masih belum dilakukan sebanyak 18.75%,
dimana item yang paling banyak yang belum dilakukan adalah perawat pelaksana belum
membuka operan jaga dengan doa, PP memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya dan PP pagi menutup operan jaga dengan doa
5) Pengkajian Tugas PN
Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan dari arikunto (2006) dengan rentang
nilai sebagai berikut :
Kriteria baik 76-100%
Kriteria cukup 56-75%
Kriteria kurang <56%
Tabel 2.--- Hasil Pengkajian Pelaksanaan Tugas PN di dalam Sistem Asuhan
Keperawatan dengan Model Primary Kombinasi di RSUD Panembahan
Senopati Bantul (n=2) (1= Ya, 0=Tidak)
2 0 2 0 2 0
8 Memonitor dan membimbing tugas AN 2 0 2 0 2 0
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 Februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sumber : hasil observasi tanggal 18-20 februari 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses
keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat terhadap
permasalahan kesehatan baik aktual maupun potensial atau sebuah
kesimpulan yang di hasilkan dari analisa data. Kriteria diagnosa
dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan
kebutuhan pasien, dibuat dengan wewenang perawat , dengan
komponen terdiri atas masalah, penyebab dan tanda gejala masalah
kesehatan yang kemungkinan besar akan, dan dapat di tanggulangi
oleh perawat.
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah berdasarkan diagnosa keperawatan yang merupakan
keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, tujuan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dan implementasi dari semua tindakan keperawatan.
Prioritas masalah ditentukan dengan member prioritas utama atau
yang mengancam kehidupan pasien. Prioritas kedua masalah yang
mempengaruhi perilaku.
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat agar kebutuhan pasien terpenuhi yang
mencangkup akspek peningkatan, pencegahan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan
keluarga. Dalam pelaksanakan tindakan keperawatan harus sesuai
dengan rencana yang ada atau rencana yang sudah di buat,
menjelaskan maksud dan tujuan tindakan keperawatan, waktu yang
di butuhkan dalam memberikan tindakan keperawatan, menyakut
bio-psiko-sosio-spritual pasien, menerapkan prinsip bersih dan
steril, prinsip aman, nyaman, ekonomis serta menjaga privasi,
mengutamakan keselamatan, kesehatan yang mengancam pasien,
merapikan pasien serta alat-alat setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan pada sop yang berlaku atau sudah di tentukan dan
mendokumentasikan semua yang sudah dilakukan.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan untuk menentukan atau memantau apakah rencana
keperawatan efektif atau tidak efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan. Dalam melakukan evaluasi perawat
seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon pasien terhadap intervensi yang sudah di berikan
, serta dapat menyimpulkan tujuan dari tindakan sudah tercapai
atau belum serta kemampuan dalam tindakan keperawatan pada
kriteria hasil.
6) Pencatatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan dan perkembangan pasien selama dalam pemberian
asuhan keperawatan. Pencatatan dilakukan selama pasien dirawat
inap dan dirawat jalan. Catatan dapat digunakan sebagai bahan
informasi, komunikasi dan laporan yang dilakukan selesai
melakukan tindakan asuhan keperwatan. Penulisan harus jelas dan
ringkas serta menggunakan istilah yang baku sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan. Setiap pencatatan harus
mencatumkan paraf dan nama perawatan yang melaksanakan
tindakan dan waktu pelaksanaan serta menggunakan formulir yang
telah ada dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan pencatatan POKUS (Process Orientasi and Client
Focus Sistem). Digunakan untuk mengorganisir asuhan keperawata.
Penulisan catatan perkembangan dan menggunkan format DAR
(Data-Action-Respnse) dengan data berisi mengenai data subjektif
dan obyektif yang mendukung dokumentasi focus, action berupa
dokumentasi tindakan keperawatan yang segera atau yang akan
dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan klien dan
repon terhadap tindakan yang telah dilakukan. Dalam menilai
kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Standar keperawatan telah
dijabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahap proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Instrument penilaian
tersebut telah disusun oleh Depkes (Instrumen A).
ASPEK YANG
NO
DINILAI
Kode Berkas Rekam Medis Pasien
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada format tertulis
1 identitas pasien 2 2 2 2 2 2 2 2 2
lengkap
Pencatatan data dikaji
sesuai dengan
pedoman pengkajian
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
dan pemberian tanda
(V) sesuai dengan
kotak yang disediakan
Data dikaji dari pasien
3 1 2 2 2 2 2 2 2 2
masuk sampai pulang
Pengkajian nyeri
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
dilakukan
Pengkajian resiko
5 0 2 2 2 2 2 2 2 2
jatuh dilakukan
Pengkajian kebutuhan
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2
edukasi dilakukan
Masalah dirumuskan
berdasarkan
7 2 2 2 2 2 1 2 2 2
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan norma dan
pola
Tertulis tanggal, jam,
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2
paraf dan nama terang
JUMLAH 13 16 16 16 16 15 16 16 16
140/144x100:
Presentase
97,22 %
Analisis Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 97,22% masuk kategori baik
menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak
dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk
sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu
sampel rekam medis.
Jumlah 6 5 6 6 6 6 6 5 6
52/54x100
Presentase
96,29 %
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap diagnosa di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 96,29% masuk kategori baik menurut
kriteria penilaian Arikunto (2006). Namun ada beberapa aspek penilaian pada diagnose
yang masih kurang atau masih belum lengkap dilakukan oleh perawatnya yaitu dalam
10 9 10 9 10 9 10 10 10
JUMLAH
87/90x100 :
Presentase
96,66 %
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap rencana tindakan di Ruang
Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 96,66% masuk kategori
baik menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Namun masih ada beberapa yang belum
tepat pada tahap rencana tindakan yaitu rumusan tujuan mengandung komponen subjek,
perubahan perilaku, kriteria waktu atau kriteri hasil dalam rencana tindakan, rencana
JUMLAH 12 14 14 14 14 14 14 14 14
Presentase 124/126x100
= 98,41 %
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap tindakan keperawatan di Ruang
Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 98,41% masuk kategori
baik menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada salah satu aspek yang tidak
JUMLAH 4 4 4 3 4 4 4 3 4
34/36x100:
94,44 %
Presentase
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 94,44% masuk kategori baik
menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak
dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk
sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu
JUMLAH 6 6 5 6 6 6 5 6 6
Presentase 34/36x100 = 96,29 %
Analisa Data
Hasil dari evaluasi standar asuhan keperawatan pada tahap pengkajian di Ruang Rawat
Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu 94,44% masuk kategori baik
menurut kriteria penilaian Arikunto (2006). Ada beberapa aspek penilaian yang tidak
dilakukan oleh perawat pada tahap pengkajian ini yaitu pada pengkajian pasien masuk
sampai pasien pulang, dan juga pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada salah satu
2. Instrumen B
a. Persepsi Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kesannya terhadap kinerja atau hasil satu
produk dan harapan- harapannya (Nursalam, 2016).
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit, dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan terhadap hasil survey dengan instrument yang baku
(indicator kerja Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005 : 31 dalam Nursalam, 2016).
Menurut Nursalam (2016) ada enam faktor yang menyebabkan timbulnya
rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk yaitu :
1) Tidak sesuai harapan dan kenyataan
2) Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
3) Perilaku personal kurang memuaskan
4) Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
5) Cost selalu tinggi karena jarak terlalu jauh, banyak waktu yang terbuang dan
harga tidak sesuai
6) Promosi/ iklan tidak sesuai dengan kenyataan
Ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan :
1) Sistem keluhan dan saran
2) Survei kepuasan pelanggan
3) Pembeli bayangan
4) Analisis kehilangan pelanggan
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat
melakukan peningkat mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan
puas terhadap pelayanan berdasarkan hasil survey dengan instrumen yang
baku (indicator kinerja Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005: 31 dalam
Nursalam, 2012)
Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “Marketing servis competin
through quality” (New York freepress, 1991 : 16) dalam Nursalam (2016)
mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain :
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam memberikan
pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh
petugas kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut
adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat
mempengaruhi produktifitas seorang karyawan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjannya dari segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
(Harapan, 2004 dalam Argapati dkk (2013). Perawat yang merasa puas dalam
pekerjaannya akan memberikan pelayanan lebih baik dan bermutu kepada pasien rumah
sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya
meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit (Crose, 1999) dalam Argapati dkk (2013).
Pengukuran kepuasan kerja tenaga perawat tidak hanya penting untuk mengetahui
kinerja rumah sakit terutama bidang ketenagaannya, tetapi juga untuk menentukan strategi
manajemen dimasa mendatang. Hal ini menunjukan betapa pentingnya kepuasan kerja
perawat untuk kemajuan rumah sakit kedepannya. Misalnya, seorang perawat yang merasa
tidak puas dalam melakukan pekerjaannya akan sering mangkir dalam bekerja. Tingkat
kehadiran ini dapat menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat. Ketika beban
kerja perawat meningkat, maka hasil kerja perawat tersebut menjadi tidak maksimal,
sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi, dan kinerja rumah sakit. Oleh karena itu,
pandangan dan juga perasaan perawat terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi
positif.
Tabel 2.24 Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul (Tanggal 20
Februari 2020) (n :8)
No Pertanyaan STP % TP % CP % P % SP %
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang 0 0 0 0 3 37,5% 5 62,5 0 0
saudara lakukan %
2 Sistem penggajian yang dilakukan institusi tempat saudara 0 0 0 0 2 25% 6 75% 0 0
bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan pendidikan 0 0 0 0 3 37.5% 5 62.5 0 0
saudara %
4 Pembagian insentif tambahan atau sesuai prestasi atau 0 0 0 0 2 25% 6 75% 0 0
pekerjaan ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pekerjaan %
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
tempat parker dan kantin %
7 Kondisi ruangan kerja terutama yang berkaitan dengan 0 0 0 0 0 0 7 87.5 1 2.5
ventilasi udara, kebisingan dan kebersihan % %
8 Adanya jaminan kesehatan keselamatan kerja 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
10 Hubungan antarkaryawan dalam kelompok kerja 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
11 Kemampuan dalam bekerja sama antar karyawan 0 0 0 0 0 0 7 87,5 1 12.
% 5
%
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
saudara %
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
No Pertanyaan STP % TP % CP % P % SP %
penugasan yang diberikan %
15 Kemampuan supervisi/ pengawasan dalam membuat 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
keputusan %
16 Perlakuan atasan selama saya bekerja di sini 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
17 Kebebasan melakukan metode sendiri dalam menyelesaikan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pekerjaan %
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
pelatihan atau pendidikan tambahan %
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
%
20 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan 0 0 0 0 0 0 8 100 0 0
mendapatkan kenaikan pangkat %
Sumber: Hasil pengkajian terhadap perawat 20 Februari di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
Analisis Data
Tabel 2.25 Observasi pelaksanaan pengambilan darah vena di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1:
ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=6)
NO Aspek Yang Dinilai PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n: 6 H-2 n:6 H-3 n:6
1 0 1 0 1 0
B Tahap Orientasi
C Tahap Terminasi
1 Evaluasi tindakan 2 4 4 2 1 5
3 Membereskan alat-alat 6 0 6 0 6 0
4 Mencuci tangan 6 0 6 0 6 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 1 6 0 5 1
keperawatan
122 28 136 14 117 33
JUMLAH
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengambilan darah vena di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data kepatuhan perawat 83.33%
(Kategori baik) dan data tidak patuh 16.66% (Kategori kurang) perawat melakukan
prosedur dengan baik. Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang
tidak sesuai yaitu tidak memasang perlak dan alasnya dan tidak mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan.
Tabel 2.26 Observasi pelaksanaan pemasangan infus di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020)
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n:6 H-2 n:4 H-3 n: 2
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0
2 Mencuci Tangan 4 2 4 0 2 0
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
10 Memakai handscoon 5 1 4 0 2 0
C Tahap Terminasi
1 Evaluasi tindakan 4 2 3 1 1 1
3 Membereskan alat-alat 6 0 4 0 2 0
4 Mencuci tangan 6 0 4 0 2 0
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
5 6 0 4 0 2 0
keperawatan
Analalisa Data
Tabel 2.27 Observasi pelaksanaan perawatan luka di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak), Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
H-1 n:2 H-2 n:4 H-3 n:1
NO Aspek Yang Dinilai
1 0 1 0 1 0
2 Mencuci Tangan 0 2 0 4 1 0
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
14 Merapikan pasien 2 0 4 0 1 0
C Tahap Terminasi
1 Evaluasi tindakan 1 1 3 1 1 0
2 Berpamitan dengan pasien 2 0 4 0 1 0
3 Membereskan alat-alat 2 0 4 0 1 0
4 Mencuci tangan 0 2 0 4 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 1 1 4 0 1 0
keperawatan
29 26 73 31 26 0
JUMLAH
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan perawatan lukadi ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patu 69.18% (Kategori cukup) perawat
melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 30.81% (Kategori kurang). Hasil
analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan steril serta saat menyiapkan kasa basah petugas hanya
memeras menggunakan tangan dan tidak menggunakan pinset, serta saat perawatan luka
petugas tidak menggunakan perlak pengalas
2.28 Observasi pelaksanaan pengukuran tekanan darah di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
C Tahap Terminasi
1 Merapikan pasien
6 1 5 1 5 0
2 Berpamitan dengan pasien
7 0 6 0 5 0
3 Membereskan alat-alat 7 0 6 0 4 1
4 Mencuci tangan 6 1 6 0 5 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
7 0 6 0 5 0
keperawatan
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengukuran tekanan darahdi ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 84.54% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 15.45% (Kategori
Baik). Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu
tidak menggunakan sarung tangan, dan mencuci tangan
Tabel 2.29 Observasi pelaksanaan pengukuran suhu axila di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020)( (n=8)
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
1 Mengatur posisi 6 1 5 0 4 0
C Tahap Terminasi
1 Merapikan pasien 6 1 5 0 4 0
3 Membereskan alat-alat 6 1 5 0 4 0
4 Mencuci tangan 6 1 4 1 3 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 2 5 0 4 0
keperawatan
128 33 102 13 73 19
JUMLAH
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengukuran suhu axila di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 82,33% (Kategori Baik)
perawat melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 17,66% (Kategori kurang) .
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan
2.30 Observasi pelaksanaan Pengukuran nadi dan pernafasan di ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak)
Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
C Tahap Kerja
1 Mengatur posisi 4 1 5 0 4 0
C Tahap Terminasi
1 Merapikan pasien 5 0 5 0 4 0
3 Membereskan alat-alat 5 0 5 0 4 0
4 Mencuci tangan 4 1 5 0 3 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 5 0 5 0 4 0
keperawatan
77 8 83 2 55 13
JUMLAH
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan Pengukuran nadi dan pernafasandi ruang rawat inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data patuh 90,33% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 9,66% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
Tabel 2.31 Observasi pelaksanaan perekaman EKG di ruang rawat inap Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0:
Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
3 Mulai kalibrasi 2 0 1 0 1 0
C Tahap Terminasi
1 Merapikan pasien 2 0 1 0 1 0
3 Membereskan alat-alat 2 0 1 0 1 0
4 Mencuci tangan 2 0 1 0 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 2 0 1 0 1 0
keperawatan
31 2 16 0 17 0
JUMLAH
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan perekaman EKGdi ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan patuh 96.96% (Kategori Baik) perawat
melakukan prosedur dengan baik dan data tidak patuh 3.03% (Kategori kurang). Hasil
analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan, mencuci tangan dan memberi keterangan nama lead masing-
masing, nama pasein, tanggal dan jam pembuatan, nama pembuat perekaman pada lembar
hasil EKG
Tabel 2.32 Observasi pelaksanaan pemberian obat intrabmuskular (IM) di ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan skala
Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal (18-20 Februari 2020) (n=8)
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
C Tahap Terminasi
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian obat intrabmuskular (IM)di ruang rawat
inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantuldidapatkan data patuh 85.84% (Kategori
Baik) perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 14.15% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
mencuci tangan dan tidak memasang perlak serta tidak menunggu obat yang disuntikan
benar-benar sudah masuk
B Tahap Orientasi
C Tahap Kerja
C Tahap Terminasi
1 Evaluasi tindakan 3 1 1 0 1 0
2 Berpamitan dengan pasien
4 0 1 0 1 0
3 Membereskan alat-alat 4 0 1 0 1 0
4 Mencuci tangan 3 1 1 0 1 0
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
4 0 1 0 1 0
keperawatan
JUMLAH 69 11 20 0 20 0
Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberiaan oksigen dengan binasal kanuldi ruang
rawat inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data 90.83% (Kategori
Baik)perawat melakukan prosedur dengan baik dan tidak patuh 9.16% (Kategori kurang).
Hasil analisis masih ada perawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai yaitu tidak
menggunakan sarung tangan dan memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
A. Kepatuhan cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien
a. Kepatuhan Cuci Tangan dan Pemakaian Sarung Tangan
Tabel 2.34 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan
Pemakaian Sarung Tangan Bersih Di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul, dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0
Tidak) (n=8)
Tabel 2.35 Tindakan di Ruang Bakung Hasil Observasi Pelaksanaan 5 Momen Cuci
Tangan Bersih Di Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul,
dengan Skala Guttmen (1: Ya, 0 Tidak) (n=8)
cairan tubuh
lingkungan
Jumlah 31 9 31 9 31 9
Presentase 77,5% 22,5% 77,5% 22,5% 77,5% 22,5%
93/120X100
Patuh
=77,5%
RATA-RATA
27/120X100
Tidak Patuh
=22,5%
Berdasarkan hasil observasi bahwa masih ada perawat yang melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan SPO yaitu pada saat kontak dengan lingkungan pasien
perawat tidak melakukan cuci tangan sesuai dengan SPO.
Tabel 2.34 Observasi pelaksanaan risiko infeksi di ruang rawat inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul dengan skala Guttmen (1: ya, 0: Tidak) Tanggal
(18-20 Februari 2020)
Analisis Data
Analisis Data
2) LOS (length of stay) adalah efisiensi yang menunjukan lama waktu pasien
tinggal.
Semakin pendek lenght of stay pasien semakin baik, menurut standar yang
baik adalah sekitar 7-10 hari.
Lama hari perawatan
LOS = x100
Jumlah pasien keluar hidup atau mati
No Indikator Standar
DEPKES
1 BOR 60-85%
2 LOS 7-10%
3 TOI 1-3 Hari
4 BTO 5-45 Kali
Kajian Data
BOR
BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar
Jumlah tempat tidur
LOS :
LOS = lama hari perwatan x 100%
Jumlah pasien keluar atau mati
TOI :
TOI = (Jumlah tempat tidur x 365) - hari perawatan
Jumlah pasien keluar atau mati
1. BOR di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : ……jika dibandingkan dengan
standar maka dapat disimpulkan BOR dalam kategori lebih (Over).
2. LOS di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : ……standar ketentuan hari maka
dapat disimpulkan dalam kategori baik karena semakin pendek Length Of
StaySemakin baik.
3. TOI di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 yaitu : …..hari jika dibulatkan menjadi
satu hari, bila dibandingkan dengan standar RS yaitu 1-3 hari, maka
disimpulkan bahwa mutu pelayanan RS menunjukkan rata-rata tempat tidur
kosong atau waktu antara tempat tidur ditinggalkan pasien sampai diisi
kembali masuk dalam kategori cukup.
4. BTO di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
satu tahun terakhir pada tahun 2020 adalah ….. bila dibandingkan dengan
standar nasional RS yaitu dalam satu tahun terakhir masuk dalam kategori
berlebih karena melebihi memenuhi standar yang sudah ditentukan.
2. Kajian Instrumen A
Tabel 3.37 Nilai rata – rata instrumen A Di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tanggal 18-20 Februari 2020 (n:9)
perawat ruangan.
untuk pasien.
minimal.
5 Evaluasi 94,44 % Evaluasi keperawatan termasuk dalam kategori
Analisa Data :
nilai rata-rata asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul yaitu 96,5 %. Nilai rata rata tersebut tergolong dalam kategori baik menurut
Arikunto (2006). Hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan pengkajian yang ada di
ruang rawat inap bakung termasuk dalam kategori baik dan penulisan komponen asuhan
keperawatan belum dilakukan oleh perawat yaitu sekitar 4 %. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukan oleh hidayat (2011) dalam memberikan asuhan keperawatan memerlukan
data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien yang
memerlukan asuhan keperawatan. Dari hasil studi dokumentasi dan observasi pemeriksaan
fisik yang terdapat dalam pengkajian hanya mencakup pada pemeriksaan fsik yang
mengalami keluhan saja namun tidak ditulis lengkap dalam catatan asuhan keperawatan.
berdasarkan hasil pengajian data. Diagnose dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien. Diagnosis
keperawatan yang tepat berdasarkan NANDA yang berhubungan dengan faktor berhubungan
(etiologi) dan sesuai batasan karakteristik (tanda dan gejala) (Herdman, 2011). Hasil
observasi dokumentasi didapatkan ada beberapa hasil diagnosa yang dirumuskan tidak
mencantumkan etiologi dan batasan karakteristik berupa tanda dan gejala yang mendukung
penegakkan diagnosa. Selain itu dalam menegakkan diagnosa tidak diprioritaskan karena
dalam penegakkan diagnose hanya 1 diagnosa yang ditegakkan untuk semua pasien.
megurangi, atau mengoreksi masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan
(Iyer, dkk, 1996 Cit Nursalam 2011). Perencanaan keperawatan di ruang rawat inap bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul tergolong baik (96,66 %) namun perencanaan masih
berdasarkan perencanaan yang telah ada. Perencanaan yang dibuat tidak dikembangkan dan
hanya berpatokan pada rencana yang telah ada dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan rencana yang ada
keperawatan di Ruang Rawat Inap Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul tergolong
dalam kategori baik (98,41 %) namun perawat tidak melakukan pencatatan respon pasien
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam tindakan
keperawatan pada kriteria hasil (Nursalam, 2012) evaluasi yang telah dicantumkan di Ruang
Rawat Inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kategori baik
(94,44 %). Ada beberapa evaluasi yang belum berdasarkan dengan tujuan yang dicantumkan.
Evaluasi terdapa tanda tangan dan nama terang tetapi ada beberapa yang belum
Instrumen B
Analisa Data:
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa nilai dari data primer kuesioner persepsi
klien terhadap mutu pelayanan yang telah di rawat selama 3 hari di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul di dapatkan hasil dari 20 tindakan terdapat
80,73%, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dalam
kategori baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul telah melakukan pelayanan keperawatan
dengan baik meskipun ada beberapa perawat yang belum melakukan pelayanan sesuai
dengan poin yang telah ditentukan. Menurut Nursalam (2016), menyatakan bahwa kepuasan
pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat
kepuasan pasien , manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu
pelayanan.persentase pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan berdasarkan
terhadap hasil survey dengan instrument yang baku.
BAB III
Koordinato Minggu Ke
Pelaksanaan Ronde r Ruang, IV.
Pelaksanaan Ronde Keperawatan. PPJA ,AN,
Keperawatan 1. Melakukan Dokter,
1. Melakukan koordinasi dengan Ahli Gizi,
Dilaksanakan
koordinasi dengan koordinator ruang, Farmasi, ronde
koordinataor ruang, PPJA, dan AN, Radiologi. keperawatan
PPJA,AN, Dokter, Dokter, Ahli Gizi, minimal 1
Ahli Gizi, Farmasi, Farmasi, Radiologi.
kali sebulan
Radiologi. dalam pelaksanaan
2. Membuat jadwal ronde keperawatan. jika
ronde keperawatan 2. Melakukan menemukan
dengan koordinator koordinasi dan kasus langka
ruang dan PPJA, diskusi dengan dan menarik.
Dokter, Ali Gizi, koordinator ruang
Farmasi, Radiologi. dan PPJA dalam
3. Melakukan role play membuat jadwal
untuk penerapan ronde keperawatan.
ronde keperawatan. 3. Melakukan role
4. Melakukan evaluasi play ronde
5. Melakukan keperawatan di
dokumentasi. ruangan.
4. Melakukan evaluasi
terhadap kegiatan
ronde keperawatan
yang dilakukan.
5. Melakukan
dokumentasi
pelaksanaan ronde
keperawatan
3. Belum optimalnya Pengajuan Panduan 1. Melakukan Koordinato 85 % PAK, Minggu ke
Panduan Asuhan Asuhan Keperawatan koordinasi dengan r Ruang SPO yang IV.
keperawatan (PAK) (PAK). Pengajuan koordinator ruangan tersedia
dan Standar Prosedur Standat Prosedur dalam pengajuan diruangan.
Operasional di Operasional (SPO). Panduan Asuhan
ruangan. Hasil 1. Melakukan Keperawatan
observasi 18-20 koordinasi dengan (PAK), dan Standar
februari 2020 koordinator ruang. Prosedur
didapatkan hasil. Operasional yang
a. 50 % Panduan belum tersedia
Asuhan diruangan.
Keperawatan yang
ada di ruangan
terkait 10 besar
penyakit terbanyak
di ruang rawat
inap.
b. 60 % Standar
Prosedur
Operasional (SPO)
yang ada di
ruangan.