Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP MELON


RSUD CENGKARENG

Dosen Pembimbing :

Ns. Mey Lys C Hutasoit, M. Kep

Di susun oleh kelompok 1 :


1. Areha Binar Febrinesa S.Kep
2. Mellynia Eka Pratiwy S.Kep
3. Nabilla Azzahra S.Kep
4. Riska Andini S.Kep
5. Ristina Amelia Putri S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDICAL CENTRE

BINTARO PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TANGERANG SELATAN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas stase Manajemen
Keperawatan ini dengan judul “Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Cengkareng Pada Tahun 2022”. Karya tulis ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas profesi ners stase Manajemen Keperawatan. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ani Yuliani selaku ketua Yayasan Ichsan Medical Centre.

2. Bapak Dr. H. rahmat Salam., M. Si selaku Ketua STIKes IMC Bintaro.

3. Ibu Ns. Royani, M.Kep selaku Wakil Ketua I STIKes IMC Bintaro.

4. Ibu Ns. Dyah Juliastuti, M.Kep.,Sp.Mat, Ph.D selaku Ka Prodi Profesi Ners
STIKes IMC Bintaro.

5. Ibu Ns. Mey Lys Hutasoit, M.Kep.,CPC selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan tugas ini

6. Ibu Ns. S.Kep selaku Manager Keperawatan RSUD Cengkareng

7. Ibu Ns. Andriani Lubis S.Kep selaku CI keperawatan yang telah membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis.

8. Ibu Ns. S.Kep selaku kepala ruangan rawat inap melon RSUD Cengkareng

9. Kakak-kakak perawat yang ada di ruangan rawat inap melon RSUD Cengkareng
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas

10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan

11. Teman dan sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenaan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut PP Nomor 47 Tahun 2021 Pasal (1) Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang memiliki risiko
tinggi terhadap keselamatan pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
sumber daya manusia dan lingkungan rumah sakit, sehingga perlu
diselenggarakan keselamatan dan kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit
yang sehat, aman, selamat dan nyaman secara berkesinambungan (Kemenkes RI,
2016). Sebagai penyedia layanan kesehatan tentunya rumah sakit tidak terlepas
dari sistem manajemen.
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2013). Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu
pengorganisasian,perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009). Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan
manajemen antara lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan
nursing low manager. Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing
low manager yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu
bangsal atau ruangan. Kepala ruang keperawatan yang merupakan bagian dari
manajemen keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk
memajukan staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
professional (Nursalam, 2013).

3
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga di
harapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawatan pun terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng (RSUD Cengkareng) adalah
sebuah rumah sakit pemerintah yang terletak di Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit pemerintah tipe B. Rumah sakit ini
dibangun diatas lahan seluas 26.000 m2 dengan luas bangunan 31.600 m2. Pada
tanggal 20 Mei 2003, secara resmi Gubernur Provinsi DKI Jakarta meresmikan
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Pada tahun 2019 mengalami
penambahan luas bangunan menjadi 56.192,59 m2, dengan penambahan
bangunan perawatan 8 lantai dan bangunan parkir motor 6 lantai. RSUD
Cengkareng memiliki beberapa ruang perawatan yaitu ruang IGD, ruang
instalasi rawat jalan (Poli mata, Poli bedah umum, Poli neurologi, Poli bedah
urologi, Poli gigi, Poli bedah orthopedic, Poli psikiatri, Poli bedah onkologi, Poli
kulit kelamin, Poli bedah syaraf, Poli bedah anak, poli THT, Poli anak, Poli
edukasi, Poli tumbuh kembang, Poli paru, Poli imunisasi, Poli jantung, Poli
psikologi, Poli anasthesi, Poli penyakit dalam, Poli kebidanan), instalasi rawat
inap (Ruang manggis, Ruang belimbing, Ruang ICU, ICCU, NICU, perina,
Ruang intermediate, Ruang rambutan, Ruang papaya, Ruang bersalin (VK),
Ruang Anggur, Ruang sirsak, Ruang mangga, Ruang apel, Ruang melon, Ruang
Cherry, Ruang Kiwi), Kamar operasi, Radiologi, CT Scan, Ruang Hemodialisa,
Ruang Medical Check up, Ruang Laboraturium, Farmasi (apotek), Ruang cath
lab. Pada ruang melon memiliki 25 perawat, 38 bed, dan 4 kamar yang terdiri
dari kelas 2 dan 3. RSUD Cengkareng melayani pasien umum, BPJS, dan
asuransi asuransi lainnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswi
Profesi Ners STIKes IMC Bintaro yang sedang berpraktek manajemen
keperawatan di ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng ditemukan bahwa
pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih
terdapat kendala dan perlu adanya perbaikan. Seperti kurangnya sumber daya

4
manusia di ruang melon, jenjang/tingkat pendidikan dan ilmu yang harus terus di
perbaharui, pendokumentasian belum menggunakan digitalisai, penulisan asuhan
keperawatan masih menggunakan nanda nic noc belum menggunakan
standarisasi (sdki). Hal ini menjadi salah satu permasalahan pada manajemen
keperawatan di RSUD Cengkareng.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di RSUD Cengkareng selama
2 minggu, diharapkan mahasiswi mampu menerapkan konsep dan prinsip
manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk:
b. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng
c. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik
manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan
d. Mengetahui pengorganisasian pelaksanaan kegiatan keperawatan di ruang
rawat inap melon RSUD Cengkareng

C. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Bagi pasien
Agar memenuhi kebutuhan pasien dalam mempertahankan kualitas dan
kepuasaan pasien dalam segi biologis, psikologis, sosial dan spiritual
2. Bagi mahasiswa
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap mahasiswa
seputar ilmu manajemen keperawatan, meningkatkan pengetahuan terhadap
penting nya meningkatkan SDM tenaga kesehatan dan informasi tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan di runah sakit.
3. Bagi perawat
Penulisan ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi perawat untuk

5
mewujudkan tanggung jawabnya dengan baik maka perawat harus
mencerminkan praktik pelayanan keperawatan profesional dan berorientasi
pada upaya kebutuhan klien dengan menempuh tingkat pendidikan formal
dari pengalaman belajar yang luas
4. Bagi rumah sakit
Penulisan ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi rumah sakit untuk lebih
menggali masalah-masalah yang ada di ruang perawatan baik dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan serta peningkatan mutu kualitas SDM
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MANAJAMEN
1. Definisi Manajemen

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui


orang lain (Gillies, 1989). Menurut Siagin (1999), manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan
menurut Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, perorganisasian dan pengontrolan dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan
selanjutnya Swanburg pada tahun 200 mendefinisikan manajemen sebagai ilmu
atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif
dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses yang dinamis, yang


senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan dan merupakan
proses mengorganisir sumber sumber untuk mencapai tujuan dimana arah
tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.

2. Prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan

Berikut merupakan prinsip prinsip yang mendasari manajemen


keperawatan, yaitu:

a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena


melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanan melalui penggunaan waktu yang


efektif.

7
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai
tingkat manajerial
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendegelasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manejer yang dapat memotivasi
staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
i. Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan
j. Pengedalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
intruksi dan menetapkan prinsip prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar memperbaiki kekurangan.

3. Lingkup Manajemen Keperawatan

a. Manajemen layanan/Operasional

Pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan


yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh
seorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkatan manajerial
tersebut yaitu :

8
Gambar 2.1

Tingkat Manajerial

Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang orang yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor faktor tersebut adalah: kemampuan menerapkan
pengetahuan, keterampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.

b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan


yang menggunakan konsep konsep manajemen didalamnya seperti:
perencanaan, perorganisasian, implementasi, pengendalian dan evaluasi.
Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses
keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien.

Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang


menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai
yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu:
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implentasi dan evaluasi.

9
4. Tujuan Manajemen Keperawatan
a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan

b. mencegah atau mengatasi permasalahan manajerial

c. pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan


melibatkan seluruh komponen yang ada
d. meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah:
a. Terselenggaranya pelayanan/

b. Asuhan keperawatan yang berkualitas

c. Pengembangan staf

d. Budaya riset bidang keperawatan


1) Perbedaan Manajer dan Leader
Berikut ini adalah perbedaan manajer dan pemimpin (leader)

Tabel 2.1

Perbedaan Manager & Leader

Manajer Leader

Posisi formal sesuai struktur Seringkali tanpa kewenangan


organisasi yang didelegasikan tapi
memiliki power

Mempunyai sumber power yang Mempunyai peran yang lebih


terlegitimasi beragam

10
2) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir.
Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam
menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metode proses
Melaksanakan fungsi, tuhas, dan Bisa bukan dari organisasi formal
tanggung jawab tertentu

Menekankan pada kontrol, Fokus pada proses kelompok,


pembuatan keputusan, analisa pengumpulan info, umpan balik,
keputusan, dan hasil pemberdayaan yang lain

Memanipulasi orang, lingkungan dan Menekankan pada hubungan


waktu dan sumber lain untuk interpersonal
mencapai tujuan organisasi

Tanggung jawab akuntabilitas formal Mempunyai pengikut yang


lebih besar daripada leader suka/suka rela

Mempunyai tujuan yang


mungkin atau tidak
Mempunyai bawahan langsung yang merefleksikan organisasi
suka dan tidak suka Tersebut

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah


klien (keliat, 2015). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan
keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan
menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan)
dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metode pemberian asuhan
keperawatan yaitu proses keperawatan

3) Definisi Asuhan Keperawatan


Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien

11
dan juga mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip
dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki
ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua keterampilan
ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Dengan
kata lain, dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan proses
keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah dengan
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian
asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.

4) Macam Macam Metode Asuhan keperawatan

a. Metode Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok


perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin


kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien, serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin
tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan atau asuhan
keperawatan klien.
1) Kelebihan metode tim :
a) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b) Pasien dilayani secara komprehensif.
c) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan.
d) Tercipta kerja sama yang baik.
e) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
f) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda- beda
dengan aman dan efektif.

2) Kekurangan metode tim :

a) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan

12
menjadi tanggung jawabnya.
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.
d) Akuntabilitas dalam tim kabur.

b. Metode Primary Tim


Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat
1) Kelebihan metode primary tim :
a) Mendorong kemandirian perawat
b) Ada keterikatan antara pasien dan perawat selama dirawat
c) Berkomunikasi langsung dengan dokter
d) Perawatan adalah perawatan komprehensif
e) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan
f) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
2) Kekurangan metode primary tim :
a) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
b) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
c) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

c. Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua.

13
Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan
kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2012).

1) Kelebihan metode fungsional :


a) Sederhana.
b) Efisien.
c) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah
selesaitugas.
e) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
f) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didikyang praktek untuk keterampilan tertentu.
2) Kekurangan metode fungsional :
a) Pasien mendapat banyak perawat.
b) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
c) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d) Pelayanan terputus-putus.
e) Kepuasan kerja keseluruhan sulit tercapai.

d. Metode Kasus
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umunya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2012).
1) Kelebihan metode kasus :
a) Kebutuhan pasien terpenuhi
b) Pasien merasa puas
c) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
d) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
14
2) Kekurangan metode kasus :

a) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang


terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.

b) Membutuhkan banyak tenaga.

c) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga


tugas rutin yang sederhana terlewatkan.

d) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat


penanggung jawab klien bertugas.

e. Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan
metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat
merawat pasien dari datang sampai pulang. Kelebihan dan kekurangan
metode modul sama dengan gabungan antara metode tim dan metode
perawat primer.

f. Metode Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)


Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996 dalam Sitorus, 2005).
1) Material
2) Lingkungan Fisik
a) Fasilitas fisik lokasi
1. Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi
2. Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat
dengan unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu unit
pelayanan terpadu.
3) Ukuran
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan
kompleksitas rumah sakit. menurut standar Gudelines for Contraction
15
and Equipment for Hospital and Medical Vasilities (1992-1993).
4) Ruangan

a) Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien,


catatan: dalam konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum
seharusnya dapat menampung dua pasien. peraturan sekarang,
kapasitas maksimum ruangan menampung sekitar empat pasien.

b) Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas


minimal 9,2 m2. Ruang toilet, kloset, loker, gudang, ruang depan,
susunan ruangan seharusnya berukuran minimal 0,91 m2
termasuk dari sisi dan kaki tempat tidur dan dinding.

c) Ruang operator perawat harus mengarah kesemua ruangan .

d) Dalam konstruksi baru, wastapel harus disediakan di setiap


ruangan pasien. letak wastapel harus berdekatan dengan tempat
tidur dan tempat menyuci peralatan. Toilet harus dirancang untuk
satu tempat tidur atau dua tempat tidur.

e) Ruang pasien mempunyai jendela pada bagian yang sesuai.

f) Setiap pasien harus dekat dengan toilet tanpa harus keluar


ruangan. satu toilet diperuntukkan untuk empat tempat tidur atau
lebih dari ruang pasien. Toilet memiliki water closet dan wastapel
yang menggunakan pintu double acting.

g) Setiap pasien harus terpisah dari lemari pakaian, loker.

h) Jika dalam ruangan terdapat banyak tempat tidur diperlukan


penghalang untuk menjaga privasi.

i) Untuk ventilasi, ruang oksigen, ruang oksigen, vakum udara dan


listrik harus sesuai dengan standar.
5) Desain Ruangan
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur
yang telah ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat
mungkin yang paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan
di tengah. Desain seperti ini akan memberikan pengamatan yang
maksimal kepada klien. selain itu harus mempunyai washtafel dan

16
dapat di kombinasikan menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi,
serta mempunyai pintu darurat.

5) Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian


masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan.
Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik
Pengkajian
sentral dalam proses penyelesaian masalah.
Menurut Craven dan Hirnle
(2000) Evaluasi proses Diagnosis keperawatan
merupakan suatu panduan untuk
memberikan asuhan keperawatan professional, baik
untuk individu, kelompok,
Pelaksanaan Perencanaan
keluarga dan komunitas.

Gambar 2.2
Proses asuhan keperawatan

Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu


kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat
seperti yang disampaikan ileh Yura dan Waish (1983) bahwa proses
keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditunjukan untuk
memenuhi tujuan keperawatan meliputi: mempertahankan kesehatan optimal,
kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi kualitas hidup.
a. Teori yang mendasari Proses Keperawatan:
17
1) Teori sistem, didasarkan pada input, proses dan keluaran/output

2) Teori kebutuhan manusia, berdasarkan tahapan pemenuhan kebutuhan


dasar, biasanya digunakan teori Maslow
3) Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah

Perbandingan antara proses pengambilan keputusan dan proses keperawatan

18
Tabel 2.2
Pembagian proses pengambilan keputusan

Proses Pengambilan Keputusan Proses Keperawatan

Pengumpulan data: Identifikasi Pengkajian : Pengumpulan data


masalah
Perencanaan terdiri dari: Interpretasi untuk menentukan
Penentuan tujuan, Identifikasi diagnosa keperawatan
soslusi
Perencanaan terdiri dari :
Implementasi penentuan tujuan dan rencana
Evaluasi dan Revisi proses tindakan

Implementasi

Evaluasi dan mofifikasi

a) Pengkajian

1) Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, proses


sitematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber,
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

2) Data dasar: kumpulan data tentang status kesehatan klien,


kemampuan klien mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri, hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain

3) Data fokus: data tentang perubahan atau respon klien terhadap


kesehatan dan masalah kesehatan serta hal hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan kepada klien

b) Data yang diperoleh berdasarkan 2 type :


1) Data objektif : data yang diapatkan dari pasien yang terukur bida

19
didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun
menggunakan alat
2) Data subjektif : data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien
dan bersifat subyektif.

c) Metode pengumpulan data

Untuk melakukan pengumpulan data keperawatan, perawat dapat


melakukan beberapa metode, yaitu: wawancara melalui komunikasi
efektif, observasi dan pemeriksaan fisik. Pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis dengan tujuan
untuk menentukan diagnosa keperawatan yang tepat untuk menyusun
rencana tindakan keperawatan yang tepat, baik bagi individu, keluarga dan
komunitas (Craven & Hirnie, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu
format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam
pengumpulan data.
1) Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status
kesehatan baik aktual maupun potensial.
2) Rencana (Intervensi) Keperawatan

 Tahap perencanaan melibatkan serangkaian tahap dimana


perawat dan pasien menyusun prioritas, menulis tujuan dan hasil
yang diharapkan dan menulis rencana tindakan guna
menyelesaikan masalah klien.
3) Implementasi

 Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan


rencana. Selama tahap ini perawat melanjutkan mengumpulkan
data, melakukan tindakan keperawatan atau mendelegasikan
tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan.

Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka perlu dilakukan


sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Klasifikasi ini terdiri dari: perawatan total, parsial dan mandiri.
Menurut Gillies (1995) rata rata pasien membutuhkan perawatan
sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut:

20
 Self care : kurang dari 2 jam

 Minimal care : 2 jam

 Moderete care : 3,5 jam

 Extensive care : 5-6 jam

 Intensive care : 7 jam

Berdasarkan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan


keperawatan diruangan perawatan untuk pasien dibagi dalam
tiga kategori:
 Keperawatan total : 6 jam

 Keperawatan parisal : 4 jam

 Keperawatan mandiri : 2 jam

Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialosikasikan


untuk tindakan bagi individu pasien selama 24 jam, tidak
termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompol dan
ADL pasien.
a. Evaluasi

Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap


intervensi keperawatan dan kemudian membandingkan respon
tersebut dengan standar. Satndar ini sering disebut sebagai
“outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau
hasil keperawatan telah dicapai. Selanjutnya semua tindakan
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat
didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi
dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective,
analyses, planning).

6) Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan sebagai acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Fungsi

21
manajemen tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu:

a. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan


sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara menyeluruh dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
tersebut. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternative sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagin, 1990).
1) Jenis perencanaan
a) Jangka pendek
b) Jangka menengah
c) Jangka panjang
2) Perencanaan meliputi kegiatan :
a) Pengumpulan data: data tentang pasien, pegawai/staf,
kepemimpinan, peralatan, dan pelayanan keperawatan.
b) Analisa lingkungan: dengan menggunakan analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunitties, Treath)
c) Prngorganisasian data: memilih data yang mendukung dan
menghambat
d) Pembuatan rencana: menentukan objek/sarana yang ingin
dicapai, uraian kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung
jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode.

22
Contoh perencanaan SDM keperawatan :
Tabel 2.3
Perencaan SDM Keperawatan

No Jenis/kategori Rata Rata rata Jumlah jam


rata jam perawatan./hari
perhari perawatan
pasien/hari
1. Pasien internal 11 4 44
2. Pasien bedah 2 3 6
3. Pasien gawat 0 0 0
4. Pasien anak 6 4 27
5. Pasien 6 2,5 15

Kebidanan
Jumlah 25 92

Kebutuhan perawat bisa di hitung dengan formula (rumus) yaitu dengan


cara ditambah dengan faktor koreksi berupa loss day (hari libur, cuti dan

hari besar) dengan rumus:

Jumlah jam perawatan = 92 13 perawat

Jam kerja efektif/hari = 7 jam

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan


besar menjadi kegiatan kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang

23
telah dibagi bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakannya, bagaimana tugas tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

24
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang orang,
alat-alat, tugas tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1) Tipe tipe organisasi

a) Organisasi lini: pembentukkan organisasi dengan jumlah


peserta yang sedikit sarana dan prasarana terbatas, serta
tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana
b) Organisasi staf: pengembangan dari organisasi lini dengan
cara satuan organisasi staf berperan sebagai pembantu
pimpinan.
c) Organisasi lini dan staf: pengembangan dari organisasi staf
dan diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat
tersebut.
2) Prinsip pengorganisasian:

a) Pembagian kerja

b) Pendegelasian

c) Koordinasi

d) Manajemen waktu

3) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi:

a) Pola struktur berarti proses hubungan interaksi yang


dikembangkan secara efektif
b) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja
dalam organisasi
c) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang
sama pola hubungan antara kegiatan yang tepat dan
pembinaan cara komunikasi yang efektif antara perawat

25
4) Aktifitas pengorganisasian

a) Mengembangkan uraian tugas

b) Mengembangkan prosedur

c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas

5) Struktur organisasi

a) Birokrasi (Hierarchial Structure/Line Structure)

b) Adhocracy

c) Matrik (Free Form Structure)

6) Kegunaan pengorganisasian:

a) Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus


dilakukan untuk mencapai tujuan
b) Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan
perorangan atau kelompok
c) Mengatur mekanisme kerja antar masing masing anggota
kelompok untuk hubungan dan organisasi
c. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua


anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan
pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan intruksi yang
menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat
membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif
1) Tujuan pengarahan:

a) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

b) Mengembangkan kemampuan

c) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

26
d) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
e) Pengarahan bertujuan membuat organisasi lebih
berkembang dan dinamis
2) Unsur unsur

a) Kepimpinan

b) Motivasi

c) Komunikasi

d. Pengendalian (Controling)

Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan

dari arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas


berkesinambungan dan dibuat berdasarkan evaluasi pada waktu
kegiatan sedang berjalan.
 Prinsip Controlling:

a) Pengawasan yang dilakukan oleh manajer keperawatan


dapat dimengerti oleh staf, Hasilnya dapat diukur
b) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan manajemen yang
penting untuk meyakinkan proses mencapai tujuan
organisasi tercapai dengan baik
c) Standar unjuk kerja (standart of performance) harus
dijelaskan kepada semua staf pelaksana. Kinerja staf dinilai
oleh manajer sebagai bahan pertimbangan memberikan
reward kepada mereka yang mampu bekerja profesional

 Manfaat pengawasan

a) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah


dilaksanakan oleh staf dalam kurun waktu tertentu,
b) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman
staf yang melaksanakantugas
c) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi
sudah digunakan dengantepat dan efisien
27
d) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan?

e) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan


(reward)
 Karakteristik pengendalian yang baik

a) Menggambarkan kegiatan sebenarnya

b) Melaporkan kesalahan dengan tepat

c) Berpandangan ke depan

d) Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting

e) Bersifat obyektif

f) Bersifat fleksibel

g) Menggambarkan pola kegiatan organisasi

h) Bersifat ekonomis

i) Bersifat mudah dimengerti

j) Menunjukkan kegiatan perbaikan

 Langkah langkah pengendalian/pengontrolan

a) Menetapkan standar dan menetapkan metode


mengukur prestasi kerja
b) Melakukan pengukuran prestasi kerja

c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

d) Mengambil tindakan korektif

 Audit

Audit merupakan penilaian/evaluasi dari pekerjaan yang telah


dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan.
Peralatan atau instrumen yang dipilih digunakan untuk
mengumpulkan bukti dan untuk mengevaluasi apakah standar
yang telah ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik atau belum.
Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu : 1) Audit struktur

28
29
2)Audit proses dan 3) Audit hasil. Berikut ini uraian dari ketiga
kategori tersebut:

a) Audit struktur: audit yang berfokus pada sumber daya


manusia; lingkungan perawatan (termasuk fasilitas fisik,
peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan
rekam medic); serta pelanggan (internal maupun eksternal).
Standar dan indikator diukur dengan menggunakan cek list.
b) Audit proses: Merupakan pengukuran pelaksanaan
pelayanan keperawatan untuk menentukan apakah standar
keperawatan telah tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat
restropektif, concurrent, atau peer review. Restropektif
adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan
keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat
kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peerreview
adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap
pelaksanaan kegiatan.
c) Audit hasil: audit produk kerja yang dapat berupa kondisi
pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien
dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi
SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan.
Untuk indikator mutu umum dapat berupa BOR, ALOS,
TOI, angka infeksi nosokomial (NI) dan angka dekubitus.
Pada ruang perawatan yang menerapkan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP), pengendalian dapat
diukur dalam bentuk kegiatan pengukuran yang
menggunakan indikator umum, indikator mutu pelayanan,
indikator pasien dan SDM seperti berikut ini.
1) Indikator mutu umum :

 Penghitungan lama hari rawat (BOR)

 Penghitungan rata-rata lama di rawat (ALOS)

30
 Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

31
2) Indikator mutu pelayanan keperawatan :

 Keselamatan pasien (patien safety)

 Keterbatasan perawatan diri.

 Kepuasan pasien

 Kecemasan

 Kenyamanan & Pengetahuan

3) Kondisi Pasien:

 Audit dokumentasi asuhan keperawatan

 Survey masalah baru

 Kepuasan pasien dan keluarga

 Penilaian kemampuan pasien dan keluarga

4) Kondisi SDM

 Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter

 Penilaian kinerja perawat

Berikut ini uraian tentang masing-masing indikator:

1. Indikator mutu Umum :

a. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai (BOR)

Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat


tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah
80– 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70–80 %.
Rumus penghitungan BOR sbb:

Rumus :
Jumlah hari perawatan
X 100
Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu
32
Keterangan:

• Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat


dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu
• Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan,
maka jumlahnya 28 – 31 hari, tergantung jumlah hari
dalam satu bulan tersebut.
b. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)

Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat


seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara
umum ALOS yang ideal antara 6 – 9 hari Di ruang MPKP
pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan rumus sbb :

Jumlah hari perawatan pasien keluar


Rumus :
Jumlah pasien keluar ( hidup + mati)

Keterangan:

• Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari


perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu
periode waktu.
• Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien

c. Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)

Turn Over Interval ( TOI ) adalah rata-rata hari tempat tidur


tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu
1 – 3 hari.

33
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang
dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :

(Jumlah TT x hari ) – hari perawatan RS


Rumus :
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan:

• Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki

• Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang


keluar hidup danmati
• Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan
keluar baik pulang,mutasi lari, atau meninggal

2. Indikator mutu pelayanan keperawatan:

a) Keselamatan pasien (patien safety)

b) Keterbatasan perawatan diri.

c) Kepuasan pasien

d) Kecemasan

e) Kenyamanan

f) Pengetahuan

3. Indikator kondisi pasien

a) Survey Masalah Keperawatan

Survey masalah keperawatan adalah survey masalah


keperawatan yang dibandingkan dengan standar NANDA untuk
pasien baru/her opname yang dilakukan untuk satu periode
waktu tertentu (satu bulan).
b) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen


asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat

34
pelaksana. Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala
ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau
meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.
c) Survey kepuasaan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah
tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk
yang dirasakan dalam hubungannya denga harapan seseorang.
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah
kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.

7) Peran Kepala Ruangan

Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994)


adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah
sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil
dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya
kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan.

Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan


kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan
melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan.
Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan
dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta
pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)


sebagai berikut :

1) Perencanaan: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,


kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan, membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi dan tujuan
organisasi, menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan, serta
merencanakan dan mengelola rencana perubahan.

2) Pengorganisasian: meliputi pembentukkan struktur untuk


35
melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan
kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi
dalam organisasi dan menggunakan power sertawewenang dengan
tepat.
3) Ketenagaan: pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruitmen, interview,
mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf,
dan sosialisasi staf.
4) Pengarahan: mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya

manusia, seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,


pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5) Pengawasan: meliputi penampilan kerja, pengawasan umum,
pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan profesional. Seorang
manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-hari akan
bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi,
keuangan, personalia, dll.

8) Kepala Ruangan Sebagai Kepala Unit Ruangan

Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut Depkes


(1994), adalah sebagai berikut :
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :

1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan, serta


tenaga lain sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.

3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan


keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

b) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :

1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di


ruang rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan.

36
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu
atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.

37
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuahan keperawatan sesuai standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan
ruang rawat.
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan

pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercapai


pelayanan optimal.
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan
bahan lain yangdiperlukan dalam ruang rawat.
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.

10) Melaksanakan program orientasi pada pasien dan keluarga


meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk
memeriksa pasien dan mencatat program.
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang
rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk
pemberian asuhan keperawatan.
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat
untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang berlangsung.
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga
dalam batas wewenangnya.
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.

38
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar.
18) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat
inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi,
dan kepala UPF di rumah sakit.

19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara


petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.

22) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar permintaan makanan


berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian
memeriksa/meneliti ulang saat pengkajiannya.
23) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.

24) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan


keperawatan, serta kegiatan lain di ruangan rawat.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,
meliputi :

1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang


telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan.
2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar
Penilaian dan Pelaksasnaan Pekerjaan Pegawai (DP3)bagi
pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di
bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik
pangkat/golongan, melanjutkan sekolah), mengawasi dan
mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien.
3) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.

39
9) Uraian Tugas Perawat Pelaksana

a) Perawat penanggung jawab obat


1) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya obat pasien sesuai
advice dokter.
2) Memberikan obat kepada pasien dengan memperhatian prinsip
(tepat pasien, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat dosis, tepat
waktu, tepat dalam pendokumentasian).

3) Mengetahui obat yang akan diberikan kepada pasien, meliputi


jenis dan efek samping (mis : analgetik, efek samping jantung
berdebar).

4) Membantu perawat pelaksana dalam pemberian asuhan


keperawatan kepada pasien.

5) Melakukan overan kepada penanggung jawab obat di shift


berikutnya..

b) Perawat pelaksana
1) Memlihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siappaka
4) Melakukan pengkajian perawatan dan menentukan diagnose
keperawatan sesuai batas kewenangannya
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan danbatas kemampuannya, antara lain :
a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan.
b) Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien dan
keluarganya mengenaipenyakitnya.
7) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.

40
8) Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai protap yang berlaku,
selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter.
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus
danupaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuaijadwal dinas.
13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan
14) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau
persetujuan atasan.
15) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepatdan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
16) Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupuntulisan pada saat pergantian dinas
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuaidengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a) Program diet
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
c) Pentingnya pemerikasaan ulang dirumah sakit, puskesmas,
atau institusikesehatan lain
d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan jadwal istirahat,
makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan
keadaan sosial ekonomi
18) Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti kursi
roda, tongkat penyangga, protesa, dll
19) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya merawat luka, melatih anggota gerak, dll.
20) Menyiapkan pasien akan pulang, meliputi : surat izin pulang, surat
keterangan istirahat/opname, petunjuk diet, resep obat untuk di rumah
41
jika diperlukan, surat rujukan, dll

42
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum RSUD Cengkareng


RSUD Cengkareng merupakan Rumah Sakit Umum Daerah pertama yang
berada di wilayah Jakarta Barat. Rumah sakit ini dibangun di atas lahan 26.000 m2
dengan luas bangunan 31.600 M2. Berawal pada tahun 1999, Walikota Jakarta Barat
mengusulkan pembangunan RSUD untuk wilayah Jakarta Barat, dengan cara
menyediakan tanah fasilitas sosial/ fasilitas umum yang diberikan Perumnas untuk
dijadikan sebuah rumah sakit. Pada saat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan DKI
Jakarta juga mengusulkan pembangunan RSUD tersebut kepada Gubernur, melalui
Sekertaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan akhirnya Gubernur DKI Jakarta
menyetujui pembangunan RSUD Cengkareng.
Selanjutnya pada tahun 2001 mulai dilakukannya pembangunan. Adapun pada
saat pelaksanaaanya dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu Tahap I selama 187 hari dan
dilanjutkan pada tahap II / tahun 2002 selama 243 hari. Konsep utama bentuk
bangunannya yang terdiri dari 2 sayap, merupakan metamorfosis dari gubahan pesawat
terbang. Hal ini karena letaknya dekat dengan Bandara Soekarno Hatta. Sebagian besar
interior, misalnya pada raling tangga dan counter/ruangan-ruangan, didesain dengan
ornamen-ornamen khas Betawi, mengingat RSUD Cengkareng merupakan salah satu
RSUD di Provinsi DKI Jakarta.
Pada tanggal 20 Mei 2003, secara resmi Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta
meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng (Grand Opening). Diiringi
dengan pembukaan pelayanan penunjang medis lainnya, seperti: Laboratorium,
Radiologi, Apotik/Farmasi, CSSD, Ambulance, dll. Dan sebagai usaha untuk dapat
memberikan pelayanan optimal, maka sampai dengan saat ini RSUD Cengkareng masih
terus melengkapi fasilitas pelayanannya. Pada tahun 2019 mengalami penambahan luas
bangunan menjadi 56.192,59 m2, dengan penambahan bangunan perawatan 8 lantai dan
bangunan parkir motor 6 lantai.

43
B. Visi, Misi, dan Nilai Utama RSUD Cengkareng
1. Visi RSUD Cengkareng
“ Menjadi rumah sakit terbaik pilihan masyarakat”
2. Misi RSUD Cengkareng
a) Mengembangkan sumber daya manusia unggul yang berorientasi pada layanan
b) Mengembangkan layanan prima yang mampu bersaing dan menyelenggarakan
pendidikan tenaga kesehatan berkualitas
c) Mengembangkan sarana dan prasarana berbasis teknologi yang terintegrasi
d) Mewujudkan suasana kerja yang harmonis, kondusif dan produktif
e) Mewujudukan kepercayaan dan kemitraan dengan seluruh pihak terkait
3. Nilai Utama RSUD Cengkareng
a) Kemitraan
b) Empati
c) Profesional
d) Intergritas
e) Inovatif

44
C. Struktur Organisasi RSUD Cengkareng

D. Gambaran Ruang Rawat Inap


1. Pelayanan Kesehatan di RSUD Cengkareng
Pelayanan Rawat Inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan
disuatu ruangan di rumah sakit. Pasien yang berobat di unit rawat jalan maupun di
ruang gawat darurat akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya,
bila pasien tersebut memerlukan perawatan didalam rumah sakit, atau menginap di
RSUD Cengkareng juga memberikan pelayanan kesehatan rawat inap dalam hal
penyelenggaraan pelayanan opname dan pemulihan kesehatan yang diberikan
kepada pasien. RSUD Cengkareng mempunyai beberapa kelas perawatan yang
dapat dikategorikan sebagai berikut :

45
2. Metode Asuhan Keperawatan RSUD Cengkareng

Ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng, menerapkan metode tim sebagai
metode pelayanan asuhan keperawatannya, yang dimana sistem nya yaitu adanya
kepemipinan serta saling memberikan pengalaman antar tim, hal ini dibuktikan
adanya sistem dibimbing dalam bagaimana caranya memberikan pelayanan yang
efektif terhadap pasien, serta mengisi rekam medik serta adanya kerja sama antar
anggota tim yang lain, dibuktikan dengan ketika perawat penanggung jawab shift
yang sedang bertugas tidak bisa menemani dokter untuk visit, ketua tim ataupun
perawat pelaksana siap menemani untuk menemui pasien anak.

46
3. Denah Rawat Inap

a. Material
1. pencahayaan : terang disemua ruang bisa untuk membaca
tertutup dan ruang bermain bersih
2. Ventilasi : meski ruang rawat inap di RSUD Cengkareng tidak terpapar
udara bebas namun ruang perawatan pun tetap bisa mendapatkan udara luar
dengan membuka jendela kamar pasien
3. Lantai : lantai keramik bersih dan kering
4. Atap : rapat atau tidak bocor, bagian dalam bersih
5. Dinding : kuat, tidak retak dan bersih
6. Sarana air bersih : tersedia
7. Pembuangan air limbah : lancar
8. Tempat sampah medis dan non medis : terpisah
b. Fasilitas untuk petugas
1. Ruang nurse station
2. Ruang ganti perawat
3. Kamar mandi dan WC
4. Ruang administrasi dengan komputer dan akses internet

47
5. Ruang dokter
6. Ruang CI
7. Ruang Nakes
c. Fasilitas alat tenun
1. Sprei
2. Stik laken
3. Perlak
4. Sarung bantal
5. Selimut
6. Kasur
7. Bantal
d. Fasilitas alat medis
Tabel 3.1
Fasilitas alat medis

No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan


1 Tensimeter 4 2 Baik,2 Diperbaiki
rusak
2 Stetoskop 3 Baik -
3 Senter 1 Baik -
4 Thermometer 8 1 Baik, 2 -
rusak
5 Oximeter 2 2 baik -

6 Alat pemadam kebakaran 2 Baik -


7 Bak injeksi 4 Baik -
8 Gunting 7 Baik -
9 Troli 5 Baik -
10 Nampan 5 Baik -
11 Infus plum 4 Baik -
12 Syring plum 7 Baik -
13 Papan puasa 3 Baik -
14 Tong spatel 1 Baik -
15 Tourniquet 6 Baik -
16 Ekg 48 1 Baik -
a. Fasillitas untuk pasien

Tabel 3.2
Fasilitas untuk pasien

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur 38 Baik
2 Nakas 38 Baik
3 AC 11 Baik
4 Kamar mandi 6 Baik
5 Westafel 6 Baik
6 Standar infuse 30 Baik
7 Pispot 8 Baik
8 Bel 42 Baik
9 Troley emergency 1 Baik
10 Tempat sampah 10 Baik
11 Laken 1:3 Baik
12 Jam dinding 7 Baik
13 Sampiran 38 Baik
14 Kursi 38 Baik

4. Proses Keperawatan
RSUD Cengkareng menggunakan Proses Keperawatan yang menyeluruh,
yang pada umunya adanya pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi serta evaluasi, dalam penegakkan diagnosa Ruang Rawat inap masih
menggunakan system campuran berdasarkan dengan NANDA NIC NOC dan
SDKI SIKI SLKI dalam penegakkan diagnosa.

5. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan

49
Ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng memiliki tenaga kesehatan
sebanyak 25 perawat dan 3 asisten perawat yang bertugas di ruang rawat inap
melon RSUD Cengkareng dengan kriteria pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan Terakhir Banyaknya
S.Kep Ners 4
D3 Keperawatan 21
SMK Keperawatan 3

Dari data tersebut total Sumber Daya Manusia di Rawat Inap yaitu sebanyak 25
tenaga kesehatan dengan mayoritas 25% berpendidikan terakhir S.Kep Ners, 65%
berpendidikan Diploma Keperawatan dan sebanyak 10% berpendidikan SMK
keperawatan.
2) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap
melon RSUD Cengkareng

Kategori Rata rata Rata rata jam Jumlah jam


pasien/hari perawatan/ hari keperawatan/hari

Minimal Care 20 6 10

Parsial Care 18 6 14

Total Care 0 0 0

Jumlah 38 24

Kebutuhan perawat dapat dihitung dengan formula (rumus) yaitu :


Jumlah jam perawatan

Jam kerja efektif

Maka perhitungan yaitu : 24/7 = 3,42


Hasil perhitungan 3,42 maka dibulatkan menjadi 3
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yaitu 3 perawat, yang terjadi
pada ruang rawat memiliki 3-6 orang perawat dalam 1 shift yang terdiri
sebagai berikut :

1. Ketua penanggung jawab shift : 1 perawat


2. Perawat pelaksana : 4 perawat

50
3. Ketua tim : 1 perawat

a) Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Melon


Bagan 3.3
Struktur organisasi ruang rawat inap melon

Karu

PPJA

Ka Tim 1 Ka Tim 2

PA PA PA PA

Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pengadaan inventaris


alat dilakukan dengan oleh pihak rumah sakit bila ada
pengusulan/permintaan dari ruangan

b) Pengarahan
perencanaan manajerial dan usaha, RSUD CENGKARENG
menyediakan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan para
perawat.

1) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan diklat yang diperoleh

Tabel 3.5

karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan diklat

Diklat Jumlah %

Pernah diklat 25 100

Tidak pernah diklat 510

Jumlah 25 100
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa perawat rawat inap
pernah mengikuti kegiatan diklat (Evaluasi komunikasi efektif, Pemasangan DC,
Menghitung cairan infus, Menghitung dosis obat). Pelatihan ini diikuti oleh perawat secara
bergantian dan sesuai dengan kebutuhan.
2) Rotasi perawat di ruang rawat inap
Rotasi dilakukan jika ada unit yang membutuhkan tenaga keperawatan dan
disesuaikan dengan minat para tenaga keperawatan

c) Pengendalian (Controlling)
1) Supervisi Kepala Ruangan Rawat Inap
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, terkait dengan pembagian
tugas, serta pendokumentasian yang dilakukan, kepala ruangan selalu
controlling dengan menggunakan sistem audit yang memantau
pelayanan yang telah diberikan oleh perawat pelaksana dengan 3
minggu sekali, dan rutin mengecek dokumentasi melalui rekam medic
klien.
2) BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur di ruang rawat inap adalah sebanyak 38 tempat tidur. Data
perhitungan tempat tidur terpakai (BOR) di rawat inap melon RSUD
Cengkareng selama 6 bulan terakhir yaitu :
Nama kegiatan Apr Mei Jun Jul Agt Sept
BOR 66.32 76.9 81.4 73.43 83.36 88.25
1
Dari analisa di atas maka BOR ruang rawat inap tidak sesuai nilai BOR
menurut DEPKES RI yang bernilai 70-80% sedangkan pada ruang
rawat inap melon selama 6 bulan terakhir terjadi peningkatan besar dari
bulan april hingga bulan september, pada bulan september terjadi
peningkatan BOR sebesar 3,87% dibandingkan bulan agustus.
Pengumpulan data dilakukan melalui permintaan data BOR selama 6
bulan terakhir kepada kepala ruangan, data yang diberikan yaitu data
pasien dalam 6 bulan terakhir yaitu, pada april sebanyak (66.32%), pada
mei sebanyak (76.91%), pada juni sebanyak (81.4%), pada juli

52
sebanyak (73.43%), pada agustus (83.43%), pada september sebanyak
(88.25%).

3) Kepuasaan pasien terhadap pelayanan


Saat ini mahasiswa belum mendapatkan data tentang nilai kepuasan
pasien terhadap pelayanan di ruang rawat inap RSUD CENGKARENG,
namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan, secara kuantitatif didapatkan rata-rata pasien puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan, hal ini dibuktikan
dengan seringnya pasien memberikan gift makanan untuk para perawat.

4) Distribusi responden berdasarkan lama hari rawat


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung
jawab shift didapatkan hasil Average Length of Stay (ALOS) atau
lamanya hari rawat pasien 3-5 hari perawatan, selanjutnya pengobattan
akan dilanjutkan dengan minum obat pulang dan control 3-7 hari
setelah pulang dari ruang rawat inap

6. Kepala Ruangan sebagai Pengelola Ruangan Unit

Berdasarkan observasi, kepala ruangan menyiapkan berbagai tugasnya, seperti


membuat jadwal dines, merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan,
serta tenaga lain seperti perbantuan, dan care giver. Selain itu pada setiap shiftnya
kepala ruangan selalu menemani saat dokter visit ke ruangan pasien, serta
mencatat intruksi yang diberikan oleh dokter baik itu pemeriksaan laboraturium,
tambahan obat, obat yang dihentikan, dan pemeriksaan radiologi atau usg serta
fisioterapi.
Selain itu, kepala ruangan secara teratur mengecek rekam medik pasien yang ada
di ruang rawat inap, untuk melakukan controlling apa saja yang belum dilengkapi
baik itu dalam pengkajian sampai dengan evaluasi.

7. Uraian Tugas Perawat Pelaksana


Berdasarkan observasi yang dilakukan, perawat pelaksana melaksanakan tugasnya
dengan cukup baik, yaitu selalu mengisi pengkajian, implementasi, intervensi

53
serta evaluasi serta mencatat balance cairan pada setiap shift nya dan menyiapkan
serta meracik dosis obat serta mengecek kembali nama obat serta jam pada daftar
obat pasien, serta meminta pasien menyebutkan kembali nama panjang beserta
tanggal lahir sang pasien. Hal ini bertujuan untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan seperti keliru dalam pemberian obat kepada pasien yang berujung
fatal, kerugian rumah sakit serta mengancam keselamatan pasien.

8. Money

1. Penyediaan kebutuhan bahan abis pakai diruangan dapat langsung diperoleh


melalui omprahan permintaan barang ke depo farmasi atau gudang umum

2. Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan


barang yang diajukan ke bagian administrasi rumah sakit

9. Operan jaga

Berdasarkan hasil observasi, ruang rawat inap pada setiap shiftnya melakukan
keliling ruangan paisen sebanyak 100% dilakukan untuk berpamitan dan
mengenalkan perawat selanjutnya yang akan bergantian, memberikan asuhan
keperawatan.

A. Analisa SWOT

1. Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan

Kekuatan Kelemahan

1. Sudah terdapat tenaga 1. Belum memiliki standar asuhan


keperawatan SDKI untuk menentukan

54
keperawatan dengan pendidikan diagnose keperawatan dan menjdi

D3 21 orang, S1 Ners 4 orang, acuhan dasar keperawatan dikarenakan

Smk Keperawatan 4 orang, sedang proses pembakuan

sedang menjalankan profesi dokumentasi asuhan keperawatan

Ners 2 orang secara menyuluruh menggunakan


standarisasi SDKI
2. memiliki format baku dalam
asuhan keperawatan

3. Metode asuhannya sudah


menggunakan metode tim

2. Ketenagakerjaan

55
Kekuatan Kelemahan
Peluang Strategi
1. Sudah terdapat tenaga 1. Dengan jumlah lulusan Ners yang
1. Ada nya perbantuan dalam shift 1. Mengingatkan penanggung jawab shift
keperawatan dengan hanya sebanyak orang, menjadi
yang membantu untuk memberikan untuk melatih perawat orientasi untuk
pendidikan D3 21 orang, S1 catatan penting untuk lebih baik
pelayanan agar tercapai secara menjadi perawat efektif
Ners 4 orang, Smk sering dilakukan nya diklat
maksimal 2. Memonitor dan mengecek tentang
Keperawatan 4 orang, sedang keperawatan untuk menambah skill
2. Ada nya perawat yang sedang kinerja perawat yang dalan masa orientasi
menjalankan profesi Ners 2 dan pedoman perawat dalam
menjalankan orientasi, yang bisa
orang melakukan asuhan keperawatan.
dilibatkan untuk memberikan
2. Mempunyai sistem kerja sama 2. Banyak nya penunggu yang ikut
pelayanan keperawatan setiap shift
dalam tim yang efektif kedalam ruangan pasien, ini juga
nya, sehingga kinerja perawat tetap
sebagai ulasan penting mengingat
maksimal dan efektif setiap shift nya
bahwa tidak seharusnya penunggu
lebih dari 1 orang, karna dapat
memaximalisir terjadinya
B. penularan infeksi nosocomial

Prioritas masalah
1. Skoring

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skore Prioritas

1 Kelengkapan 4 3 3 5 5 20 1
Dokumentasi
Keperawatan
2. Ketenagakerjaan 5 3 3 4 4 19 2

Keterangan :
a. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar dan sering terjadi masalah
b. Severity (Sv) : besar nya kerugian yang ditimbulkan karena masalah ini
c. Manageability (Mn): berfokus pada keperawatan sehingga dapat di atur perubahannya
d. Nursing concent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
e. Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya

56
Keterangan rentang nilai yang digunakan 1-5 ;
Nilai 5 : sangat penting
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : kurang penting

C. Analisis Fish Bone


1. Analisis fish bone tentang ketidak lengkapan dokumen keperawatan

Material:
Money : Tidak ada - Asuhan keperawatan
masalah SDKI masih dalam tahap
untuk pembakuan
diagnose keperawatan

Ketidak lengkapan
dokumen asuhan
keperawatan

Man: Metode : Kurang


Kurang sadarnya memage waktu
perawat untuk
melengkapi
dokumentasi

2. Analisis fish bone tentang ketidak cukupan sdm yang diperlukan

Material :
Kurang nya SDM tenaga
Money : Tidak ada kesehatan yang dibutuhkan
masalah 57
Ketidakcukupan
SDM yang
diperlukan

Man: Metode : Kurang nya


D. Perencanaan
Terlalu memaksakan SDM perawat dengan
No. sehingga Masalah jenjang pendidikan Rencana tindakan
menyebabkan profesi
1. Kelengkapan
perkerjaan tidak - memberikan pengarahan, pentingnya tujuan
maksimal
dokumentasi pendokumentasian asuhan keperawatan karena
perawat dokumentasi keperawatan merupakan salah satu
proses keperawatan yang berupa catatan
perkembangan pasien serta tanggung gugat
keperawatan
2. Ketenaga kerjaan -rekomendasi unit kepegawaian untuk
menambah jumlah tenaga perawat dengan
jenjang pendidikan S1 Profesi di ruang rawat
inap Melon RSUD Cengkareng

E. Implementasi dan Evaluasi


Masalah Tgl/Hari Implementasi Evaluasi
Kelengkapan 10/11/2022 1.Memberikan Kelengkapan
dokumentasi Kamis pengarahan tentang dokumentasi asuhan
Keperawatan tujuan keperawatan di
pendokumentasian ruang melon RSUd
2.Mengobservasi cengkareng
kelengkapan status standarisasi nya
keperawatan di setiap masi tercampur
status klien dengan Nanda Nic
Noc, masi dalam
proses pembakuan
dokumentasi asuhan
keperawatan
menggunakan
standarisasi SDKI
Ketenaga kerjaan 10/11/2022 1.Merekomendasi unit Belum

58
Kamis kepegawaian untuk bertambahnya
menambah jumlah jumlah tenaga
perawat di ruang inap perawat dengan
Melon RSUD jenjang pendidikan
Cengkareng S1 Ners di ruang
Melon RSUD
Cengkareng

59
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Belum optimalnya pembakuan dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan
standarisasi SDKI sehingga masih menggunakan standarisasi Nanda NIc Noc yang
masih tercampur
2. Masih kurangnya jumlah SDM tenaga perawat di ruang Melon RSUD Cengkareng
berupa jumlah tenaga perawat dengan jenjang pendidikan S1 Profesi

B. Saran
1. Bagi perawat ruangan`
Diharapkan untuk mewujudkan tanggung jawabnya dengan baik maka perawat harus
mencerminkan praktik pelayanan keperawatan profesional dan berorientasi pada
upaya kebutuhan klien dengan menempuh tingkat pendidikan formal dari pengalaman
belajar yang luas
2. Bagi RSUD Cengkareng
Diharapkan untuk lebih menggali masalah-masalah yang ada di ruang perawatan baik
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan serta peningkatan mutu kualitas SDM
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.

60
DAFTAR PUSTAKA

“Profil Rumah Sakit – RSUD Cengkareng” www.rsudcengkareng.com. Di akses tanggal 8-


November-2022
“Cengkareng, Rumah sakit Umum Daerah | Portal Resmi Provinsi Jakarta” jakgo-
dev.smartcity.jakrta.go.id. Di akses tanggal 8-November-2022
Nursalam.2014.Manajemen Keperawatan.Jagakarsa, Jkarta Selatan. Ariyanto

61
DOKUMENTASI

62

Anda mungkin juga menyukai