Dosen Pembimbing :
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas stase Manajemen
Keperawatan ini dengan judul “Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Cengkareng Pada Tahun 2022”. Karya tulis ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas profesi ners stase Manajemen Keperawatan. Penulis
menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
3. Ibu Ns. Royani, M.Kep selaku Wakil Ketua I STIKes IMC Bintaro.
4. Ibu Ns. Dyah Juliastuti, M.Kep.,Sp.Mat, Ph.D selaku Ka Prodi Profesi Ners
STIKes IMC Bintaro.
5. Ibu Ns. Mey Lys Hutasoit, M.Kep.,CPC selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan tugas ini
7. Ibu Ns. Andriani Lubis S.Kep selaku CI keperawatan yang telah membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis.
8. Ibu Ns. S.Kep selaku kepala ruangan rawat inap melon RSUD Cengkareng
9. Kakak-kakak perawat yang ada di ruangan rawat inap melon RSUD Cengkareng
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan
11. Teman dan sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenaan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut PP Nomor 47 Tahun 2021 Pasal (1) Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang memiliki risiko
tinggi terhadap keselamatan pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
sumber daya manusia dan lingkungan rumah sakit, sehingga perlu
diselenggarakan keselamatan dan kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit
yang sehat, aman, selamat dan nyaman secara berkesinambungan (Kemenkes RI,
2016). Sebagai penyedia layanan kesehatan tentunya rumah sakit tidak terlepas
dari sistem manajemen.
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2013). Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu
pengorganisasian,perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009). Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan
manajemen antara lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan
nursing low manager. Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing
low manager yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu
bangsal atau ruangan. Kepala ruang keperawatan yang merupakan bagian dari
manajemen keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk
memajukan staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
professional (Nursalam, 2013).
3
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga di
harapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawatan pun terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng (RSUD Cengkareng) adalah
sebuah rumah sakit pemerintah yang terletak di Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit pemerintah tipe B. Rumah sakit ini
dibangun diatas lahan seluas 26.000 m2 dengan luas bangunan 31.600 m2. Pada
tanggal 20 Mei 2003, secara resmi Gubernur Provinsi DKI Jakarta meresmikan
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Pada tahun 2019 mengalami
penambahan luas bangunan menjadi 56.192,59 m2, dengan penambahan
bangunan perawatan 8 lantai dan bangunan parkir motor 6 lantai. RSUD
Cengkareng memiliki beberapa ruang perawatan yaitu ruang IGD, ruang
instalasi rawat jalan (Poli mata, Poli bedah umum, Poli neurologi, Poli bedah
urologi, Poli gigi, Poli bedah orthopedic, Poli psikiatri, Poli bedah onkologi, Poli
kulit kelamin, Poli bedah syaraf, Poli bedah anak, poli THT, Poli anak, Poli
edukasi, Poli tumbuh kembang, Poli paru, Poli imunisasi, Poli jantung, Poli
psikologi, Poli anasthesi, Poli penyakit dalam, Poli kebidanan), instalasi rawat
inap (Ruang manggis, Ruang belimbing, Ruang ICU, ICCU, NICU, perina,
Ruang intermediate, Ruang rambutan, Ruang papaya, Ruang bersalin (VK),
Ruang Anggur, Ruang sirsak, Ruang mangga, Ruang apel, Ruang melon, Ruang
Cherry, Ruang Kiwi), Kamar operasi, Radiologi, CT Scan, Ruang Hemodialisa,
Ruang Medical Check up, Ruang Laboraturium, Farmasi (apotek), Ruang cath
lab. Pada ruang melon memiliki 25 perawat, 38 bed, dan 4 kamar yang terdiri
dari kelas 2 dan 3. RSUD Cengkareng melayani pasien umum, BPJS, dan
asuransi asuransi lainnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswi
Profesi Ners STIKes IMC Bintaro yang sedang berpraktek manajemen
keperawatan di ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng ditemukan bahwa
pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih
terdapat kendala dan perlu adanya perbaikan. Seperti kurangnya sumber daya
4
manusia di ruang melon, jenjang/tingkat pendidikan dan ilmu yang harus terus di
perbaharui, pendokumentasian belum menggunakan digitalisai, penulisan asuhan
keperawatan masih menggunakan nanda nic noc belum menggunakan
standarisasi (sdki). Hal ini menjadi salah satu permasalahan pada manajemen
keperawatan di RSUD Cengkareng.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di RSUD Cengkareng selama
2 minggu, diharapkan mahasiswi mampu menerapkan konsep dan prinsip
manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk:
b. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng
c. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik
manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan
d. Mengetahui pengorganisasian pelaksanaan kegiatan keperawatan di ruang
rawat inap melon RSUD Cengkareng
C. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Bagi pasien
Agar memenuhi kebutuhan pasien dalam mempertahankan kualitas dan
kepuasaan pasien dalam segi biologis, psikologis, sosial dan spiritual
2. Bagi mahasiswa
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap mahasiswa
seputar ilmu manajemen keperawatan, meningkatkan pengetahuan terhadap
penting nya meningkatkan SDM tenaga kesehatan dan informasi tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan di runah sakit.
3. Bagi perawat
Penulisan ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi perawat untuk
5
mewujudkan tanggung jawabnya dengan baik maka perawat harus
mencerminkan praktik pelayanan keperawatan profesional dan berorientasi
pada upaya kebutuhan klien dengan menempuh tingkat pendidikan formal
dari pengalaman belajar yang luas
4. Bagi rumah sakit
Penulisan ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi rumah sakit untuk lebih
menggali masalah-masalah yang ada di ruang perawatan baik dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan serta peningkatan mutu kualitas SDM
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MANAJAMEN
1. Definisi Manajemen
7
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai
tingkat manajerial
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendegelasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manejer yang dapat memotivasi
staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
i. Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan
j. Pengedalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
intruksi dan menetapkan prinsip prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar memperbaiki kekurangan.
a. Manajemen layanan/Operasional
8
Gambar 2.1
Tingkat Manajerial
Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang orang yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor faktor tersebut adalah: kemampuan menerapkan
pengetahuan, keterampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.
9
4. Tujuan Manajemen Keperawatan
a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan
c. Pengembangan staf
Tabel 2.1
Manajer Leader
10
2) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir.
Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam
menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metode proses
Melaksanakan fungsi, tuhas, dan Bisa bukan dari organisasi formal
tanggung jawab tertentu
11
dan juga mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip
dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki
ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua keterampilan
ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Dengan
kata lain, dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan proses
keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah dengan
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian
asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.
a. Metode Tim
12
menjadi tanggung jawabnya.
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.
d) Akuntabilitas dalam tim kabur.
c. Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua.
13
Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan
kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2012).
d. Metode Kasus
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umunya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2012).
1) Kelebihan metode kasus :
a) Kebutuhan pasien terpenuhi
b) Pasien merasa puas
c) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
d) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
14
2) Kekurangan metode kasus :
e. Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan
metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat
merawat pasien dari datang sampai pulang. Kelebihan dan kekurangan
metode modul sama dengan gabungan antara metode tim dan metode
perawat primer.
16
dapat di kombinasikan menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi,
serta mempunyai pintu darurat.
5) Proses Keperawatan
Gambar 2.2
Proses asuhan keperawatan
18
Tabel 2.2
Pembagian proses pengambilan keputusan
Implementasi
a) Pengkajian
19
didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun
menggunakan alat
2) Data subjektif : data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien
dan bersifat subyektif.
20
Self care : kurang dari 2 jam
6) Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan sebagai acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Fungsi
21
manajemen tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
22
Contoh perencanaan SDM keperawatan :
Tabel 2.3
Perencaan SDM Keperawatan
Kebidanan
Jumlah 25 92
b. Pengorganisasian (Organizing)
23
telah dibagi bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakannya, bagaimana tugas tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
24
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang orang,
alat-alat, tugas tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a) Pembagian kerja
b) Pendegelasian
c) Koordinasi
d) Manajemen waktu
25
4) Aktifitas pengorganisasian
b) Mengembangkan prosedur
5) Struktur organisasi
b) Adhocracy
6) Kegunaan pengorganisasian:
b) Mengembangkan kemampuan
26
d) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
e) Pengarahan bertujuan membuat organisasi lebih
berkembang dan dinamis
2) Unsur unsur
a) Kepimpinan
b) Motivasi
c) Komunikasi
d. Pengendalian (Controling)
Manfaat pengawasan
c) Berpandangan ke depan
e) Bersifat obyektif
f) Bersifat fleksibel
h) Bersifat ekonomis
Audit
28
29
2)Audit proses dan 3) Audit hasil. Berikut ini uraian dari ketiga
kategori tersebut:
30
Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)
31
2) Indikator mutu pelayanan keperawatan :
Kepuasan pasien
Kecemasan
3) Kondisi Pasien:
4) Kondisi SDM
Rumus :
Jumlah hari perawatan
X 100
Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu
32
Keterangan:
Keterangan:
33
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang
dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :
Keterangan:
c) Kepuasan pasien
d) Kecemasan
e) Kenyamanan
f) Pengetahuan
34
pelaksana. Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala
ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau
meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.
c) Survey kepuasaan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah
tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk
yang dirasakan dalam hubungannya denga harapan seseorang.
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah
kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.
36
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu
atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.
37
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuahan keperawatan sesuai standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan
ruang rawat.
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan
38
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar.
18) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat
inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi,
dan kepala UPF di rumah sakit.
39
9) Uraian Tugas Perawat Pelaksana
b) Perawat pelaksana
1) Memlihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siappaka
4) Melakukan pengkajian perawatan dan menentukan diagnose
keperawatan sesuai batas kewenangannya
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan danbatas kemampuannya, antara lain :
a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan.
b) Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien dan
keluarganya mengenaipenyakitnya.
7) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
40
8) Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai protap yang berlaku,
selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter.
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus
danupaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuaijadwal dinas.
13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan
14) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau
persetujuan atasan.
15) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepatdan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
16) Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupuntulisan pada saat pergantian dinas
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuaidengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a) Program diet
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
c) Pentingnya pemerikasaan ulang dirumah sakit, puskesmas,
atau institusikesehatan lain
d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan jadwal istirahat,
makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan
keadaan sosial ekonomi
18) Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti kursi
roda, tongkat penyangga, protesa, dll
19) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya merawat luka, melatih anggota gerak, dll.
20) Menyiapkan pasien akan pulang, meliputi : surat izin pulang, surat
keterangan istirahat/opname, petunjuk diet, resep obat untuk di rumah
41
jika diperlukan, surat rujukan, dll
42
BAB III
PEMBAHASAN
43
B. Visi, Misi, dan Nilai Utama RSUD Cengkareng
1. Visi RSUD Cengkareng
“ Menjadi rumah sakit terbaik pilihan masyarakat”
2. Misi RSUD Cengkareng
a) Mengembangkan sumber daya manusia unggul yang berorientasi pada layanan
b) Mengembangkan layanan prima yang mampu bersaing dan menyelenggarakan
pendidikan tenaga kesehatan berkualitas
c) Mengembangkan sarana dan prasarana berbasis teknologi yang terintegrasi
d) Mewujudkan suasana kerja yang harmonis, kondusif dan produktif
e) Mewujudukan kepercayaan dan kemitraan dengan seluruh pihak terkait
3. Nilai Utama RSUD Cengkareng
a) Kemitraan
b) Empati
c) Profesional
d) Intergritas
e) Inovatif
44
C. Struktur Organisasi RSUD Cengkareng
45
2. Metode Asuhan Keperawatan RSUD Cengkareng
Ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng, menerapkan metode tim sebagai
metode pelayanan asuhan keperawatannya, yang dimana sistem nya yaitu adanya
kepemipinan serta saling memberikan pengalaman antar tim, hal ini dibuktikan
adanya sistem dibimbing dalam bagaimana caranya memberikan pelayanan yang
efektif terhadap pasien, serta mengisi rekam medik serta adanya kerja sama antar
anggota tim yang lain, dibuktikan dengan ketika perawat penanggung jawab shift
yang sedang bertugas tidak bisa menemani dokter untuk visit, ketua tim ataupun
perawat pelaksana siap menemani untuk menemui pasien anak.
46
3. Denah Rawat Inap
a. Material
1. pencahayaan : terang disemua ruang bisa untuk membaca
tertutup dan ruang bermain bersih
2. Ventilasi : meski ruang rawat inap di RSUD Cengkareng tidak terpapar
udara bebas namun ruang perawatan pun tetap bisa mendapatkan udara luar
dengan membuka jendela kamar pasien
3. Lantai : lantai keramik bersih dan kering
4. Atap : rapat atau tidak bocor, bagian dalam bersih
5. Dinding : kuat, tidak retak dan bersih
6. Sarana air bersih : tersedia
7. Pembuangan air limbah : lancar
8. Tempat sampah medis dan non medis : terpisah
b. Fasilitas untuk petugas
1. Ruang nurse station
2. Ruang ganti perawat
3. Kamar mandi dan WC
4. Ruang administrasi dengan komputer dan akses internet
47
5. Ruang dokter
6. Ruang CI
7. Ruang Nakes
c. Fasilitas alat tenun
1. Sprei
2. Stik laken
3. Perlak
4. Sarung bantal
5. Selimut
6. Kasur
7. Bantal
d. Fasilitas alat medis
Tabel 3.1
Fasilitas alat medis
Tabel 3.2
Fasilitas untuk pasien
4. Proses Keperawatan
RSUD Cengkareng menggunakan Proses Keperawatan yang menyeluruh,
yang pada umunya adanya pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi serta evaluasi, dalam penegakkan diagnosa Ruang Rawat inap masih
menggunakan system campuran berdasarkan dengan NANDA NIC NOC dan
SDKI SIKI SLKI dalam penegakkan diagnosa.
5. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
49
Ruang rawat inap melon RSUD Cengkareng memiliki tenaga kesehatan
sebanyak 25 perawat dan 3 asisten perawat yang bertugas di ruang rawat inap
melon RSUD Cengkareng dengan kriteria pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan Terakhir Banyaknya
S.Kep Ners 4
D3 Keperawatan 21
SMK Keperawatan 3
Dari data tersebut total Sumber Daya Manusia di Rawat Inap yaitu sebanyak 25
tenaga kesehatan dengan mayoritas 25% berpendidikan terakhir S.Kep Ners, 65%
berpendidikan Diploma Keperawatan dan sebanyak 10% berpendidikan SMK
keperawatan.
2) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap
melon RSUD Cengkareng
Minimal Care 20 6 10
Parsial Care 18 6 14
Total Care 0 0 0
Jumlah 38 24
50
3. Ketua tim : 1 perawat
Karu
PPJA
Ka Tim 1 Ka Tim 2
PA PA PA PA
b) Pengarahan
perencanaan manajerial dan usaha, RSUD CENGKARENG
menyediakan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan para
perawat.
Tabel 3.5
Diklat Jumlah %
Jumlah 25 100
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa perawat rawat inap
pernah mengikuti kegiatan diklat (Evaluasi komunikasi efektif, Pemasangan DC,
Menghitung cairan infus, Menghitung dosis obat). Pelatihan ini diikuti oleh perawat secara
bergantian dan sesuai dengan kebutuhan.
2) Rotasi perawat di ruang rawat inap
Rotasi dilakukan jika ada unit yang membutuhkan tenaga keperawatan dan
disesuaikan dengan minat para tenaga keperawatan
c) Pengendalian (Controlling)
1) Supervisi Kepala Ruangan Rawat Inap
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, terkait dengan pembagian
tugas, serta pendokumentasian yang dilakukan, kepala ruangan selalu
controlling dengan menggunakan sistem audit yang memantau
pelayanan yang telah diberikan oleh perawat pelaksana dengan 3
minggu sekali, dan rutin mengecek dokumentasi melalui rekam medic
klien.
2) BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur di ruang rawat inap adalah sebanyak 38 tempat tidur. Data
perhitungan tempat tidur terpakai (BOR) di rawat inap melon RSUD
Cengkareng selama 6 bulan terakhir yaitu :
Nama kegiatan Apr Mei Jun Jul Agt Sept
BOR 66.32 76.9 81.4 73.43 83.36 88.25
1
Dari analisa di atas maka BOR ruang rawat inap tidak sesuai nilai BOR
menurut DEPKES RI yang bernilai 70-80% sedangkan pada ruang
rawat inap melon selama 6 bulan terakhir terjadi peningkatan besar dari
bulan april hingga bulan september, pada bulan september terjadi
peningkatan BOR sebesar 3,87% dibandingkan bulan agustus.
Pengumpulan data dilakukan melalui permintaan data BOR selama 6
bulan terakhir kepada kepala ruangan, data yang diberikan yaitu data
pasien dalam 6 bulan terakhir yaitu, pada april sebanyak (66.32%), pada
mei sebanyak (76.91%), pada juni sebanyak (81.4%), pada juli
52
sebanyak (73.43%), pada agustus (83.43%), pada september sebanyak
(88.25%).
53
serta evaluasi serta mencatat balance cairan pada setiap shift nya dan menyiapkan
serta meracik dosis obat serta mengecek kembali nama obat serta jam pada daftar
obat pasien, serta meminta pasien menyebutkan kembali nama panjang beserta
tanggal lahir sang pasien. Hal ini bertujuan untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan seperti keliru dalam pemberian obat kepada pasien yang berujung
fatal, kerugian rumah sakit serta mengancam keselamatan pasien.
8. Money
9. Operan jaga
Berdasarkan hasil observasi, ruang rawat inap pada setiap shiftnya melakukan
keliling ruangan paisen sebanyak 100% dilakukan untuk berpamitan dan
mengenalkan perawat selanjutnya yang akan bergantian, memberikan asuhan
keperawatan.
A. Analisa SWOT
Kekuatan Kelemahan
54
keperawatan dengan pendidikan diagnose keperawatan dan menjdi
2. Ketenagakerjaan
55
Kekuatan Kelemahan
Peluang Strategi
1. Sudah terdapat tenaga 1. Dengan jumlah lulusan Ners yang
1. Ada nya perbantuan dalam shift 1. Mengingatkan penanggung jawab shift
keperawatan dengan hanya sebanyak orang, menjadi
yang membantu untuk memberikan untuk melatih perawat orientasi untuk
pendidikan D3 21 orang, S1 catatan penting untuk lebih baik
pelayanan agar tercapai secara menjadi perawat efektif
Ners 4 orang, Smk sering dilakukan nya diklat
maksimal 2. Memonitor dan mengecek tentang
Keperawatan 4 orang, sedang keperawatan untuk menambah skill
2. Ada nya perawat yang sedang kinerja perawat yang dalan masa orientasi
menjalankan profesi Ners 2 dan pedoman perawat dalam
menjalankan orientasi, yang bisa
orang melakukan asuhan keperawatan.
dilibatkan untuk memberikan
2. Mempunyai sistem kerja sama 2. Banyak nya penunggu yang ikut
pelayanan keperawatan setiap shift
dalam tim yang efektif kedalam ruangan pasien, ini juga
nya, sehingga kinerja perawat tetap
sebagai ulasan penting mengingat
maksimal dan efektif setiap shift nya
bahwa tidak seharusnya penunggu
lebih dari 1 orang, karna dapat
memaximalisir terjadinya
B. penularan infeksi nosocomial
Prioritas masalah
1. Skoring
1 Kelengkapan 4 3 3 5 5 20 1
Dokumentasi
Keperawatan
2. Ketenagakerjaan 5 3 3 4 4 19 2
Keterangan :
a. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar dan sering terjadi masalah
b. Severity (Sv) : besar nya kerugian yang ditimbulkan karena masalah ini
c. Manageability (Mn): berfokus pada keperawatan sehingga dapat di atur perubahannya
d. Nursing concent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
e. Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya
56
Keterangan rentang nilai yang digunakan 1-5 ;
Nilai 5 : sangat penting
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : kurang penting
Material:
Money : Tidak ada - Asuhan keperawatan
masalah SDKI masih dalam tahap
untuk pembakuan
diagnose keperawatan
Ketidak lengkapan
dokumen asuhan
keperawatan
Material :
Kurang nya SDM tenaga
Money : Tidak ada kesehatan yang dibutuhkan
masalah 57
Ketidakcukupan
SDM yang
diperlukan
58
Kamis kepegawaian untuk bertambahnya
menambah jumlah jumlah tenaga
perawat di ruang inap perawat dengan
Melon RSUD jenjang pendidikan
Cengkareng S1 Ners di ruang
Melon RSUD
Cengkareng
59
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Belum optimalnya pembakuan dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan
standarisasi SDKI sehingga masih menggunakan standarisasi Nanda NIc Noc yang
masih tercampur
2. Masih kurangnya jumlah SDM tenaga perawat di ruang Melon RSUD Cengkareng
berupa jumlah tenaga perawat dengan jenjang pendidikan S1 Profesi
B. Saran
1. Bagi perawat ruangan`
Diharapkan untuk mewujudkan tanggung jawabnya dengan baik maka perawat harus
mencerminkan praktik pelayanan keperawatan profesional dan berorientasi pada
upaya kebutuhan klien dengan menempuh tingkat pendidikan formal dari pengalaman
belajar yang luas
2. Bagi RSUD Cengkareng
Diharapkan untuk lebih menggali masalah-masalah yang ada di ruang perawatan baik
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan serta peningkatan mutu kualitas SDM
tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
DOKUMENTASI
62