MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANGN NEUROLOGI RSU MAYJEN H.A THALIB
KOTA SUNGAI PENUH
DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep
(Nursalam, 2011).
memberi kepuasan kepada klien yang hal ini adalah konsumen ( Adill Et All,
2009).
suatu sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter,
perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainya, yang mempunyai satu tujuan
tempat dimana orang yang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang
sangat dekat .
metode fungsional hanya inisiatif kerja bersama sesuai kebutuhan pasien dan
Kepala ruangan juga mengatakan bahwa tidak adanya visi dan misi ruangan
visi dan misi rumah sakit. selanjutnya kepala ruangan juga mengatakan Tidak
neurologi adalah berdasarkan keadaan pasien, pasien dengan total care maka
rumah sakit, terdapat adanya satu buku laporan dinas semua shift dan satu
neurologi, tidak terdapatnya visi dan misi ruangan, kemudian masih kurang
terapeutik yang baik antar perawat dengan pasien seperti pengenalan perawat
pada saat pertukaran shift, orientasi pasien/keluarga pada saat baru masuk
pasien dengan resiko jatuh dan yang tidak, tidak terlihat identitas nama
pasien di kotak penyimpanan obat hanya terdapat nama ruangan dan nomor
tempat tidur. Kemudian tidak ada kotak saran sebagai tempat pasien/keluarga
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Profesional (MPKP).
2.
Tujuan Khusus
mampu :
(MPKP).
2.
Bagi Perawat
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG NEUROLOGI RSU MAYJEN H.A THALIB SUNGAI PENUH
Berdasarkan wawancara dan observasi tanggal 18 s/d 19 Desember 2021
Umum RSU milik Pemerintah Kota Sungai Penuh yang awalnya bernama
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang didirikan pada tahun 1953. Rumah
sakit ini terletak di jalan Jendral Basuki Rahmat. Status Rumah Sakit ini pada
baik pada masa itu sehingga diresmikan RSUD dengan klasifikasi tipe D.
masyarakat terhadap layanan Rumah Sakit, maka pada tahun 1999 dinaikkan
klasifikasi tipe C dengan fasilitas tempat tidur sebanyak 70 buah dan dibangun
diatas tanah seluas 70x80x41 Ha. Pada tanggal 11 November 2005, RSUD
berubah lagi menjadi RSU mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh dengan
RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh melayani rujukan bagi 18
Puskesmas, beberapa Klinik dan Rumah Sakit Swasta yang ada di wilayah
B. Profil dan Kajian Situasi RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh
pelayanan Paripurna.
4. Sifat, Maksud dan Tujuan RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai
Penuh
keperawatan
C. Kajian Situasi di Ruang Neurologi RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai
Penuh
1. Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
DESI HASRIANTI, Amd.Kep
1) Fokus Telaah
2) Lingkup Garapan
3) Basis Intervensi
c. Model Pelayanan
yang digunakan hanya inisiatif kerja bersama sesuai kebutuhan pasien dan
d. Letak Ruangan
Letak ruangan Neurologi berada di arah timur rumah sakit,
e. Kapasitas Ruangan
Tabel 2.1
Jumlah Ruangan Rawat dan Bed Pasien
di Ruang Neurologi
NO Ruangan Kelas
Jumlah bed
1 Ruangan 1 5 bed
Ruangan
2 2/3 2 bed
Laki-laki
Ruangan
3 2/3 2 bed
Perempuan
Berdasarkan tabel diatas terdapat jumlah bed yang ada di ruang Neurologi
1) 1 ruangan Dokter
2) 2 Ruangan perawat
8) 7 Ruang Perawatan
3. Analisis terhadap Pasien
a. Karakteristik
Thalib Kota Sungai Penuh adalah terdiri dari berbagai jenis diagnosa
Kota Sungai Penuh. Sesuai dengan visi dan misi rumah sakit dan
sebagian besar pasien yang dirawat di RSU dengan jaminan BPJS dan
pasien umum.
b. Tingkat ketergantungan
a. Man (Manusia)
b. Non manusia
1) Metode
2) Money
3) Machine
rumah sakit.
5. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan fisik
lest pasien terletak di troli lest pasien, stok obat terletak di ruang
penyimpanan alat.
Rumus:
Berdasarkan data dari Rekam Medis RSU Mayjen H.A Thalib Kota
Pada Triwulan I :
342
= x 100 %
810
= 42 %
Pada Triwulan II :
330
= x 100 %
810
= 41 %
Hasil perhitungan BOR Triwulan I dan II tahun 2021 didapatkan
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara
Rumus :
Pada Triwulan I :
Pada Triwulan II :
244
=
86
= 2,83 = 3 hari
didapatkan nilai yaitu 4 hari dan 3 hari. Nilai ini menurut Depkes
hal ini terjadi karena adanya pasien pulang dengan keadaan kesehatan
yang belum sehat secara optimal dari hasil observasi kelompok ada
berobat ke luar daerah. Kemudian penyebab lain dari hari rawat pasien
Pada Triwulan I :
( 9 x 90 ) −342
=
70
468
=
70
= 7 Hari
Pada Triwulan II :
( 9 x 90 ) −330
=
86
480
=
86
= 6 Hari
nilai yaitu 7 hari dan 6 hari. Nilai ini menurut Depkes (2008) melebih
dari rentang normal. Menurut kelompok hal ini sama hal nya dengan
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat
Rumus :
Pada Triwulan I :
71
=
9
= 8 kali
Pada Triwulan II :
didapatkan nilah yaitu 8 dan 10 kali. Nilai ini menurut Depkes (2008)
kelompok hasil ini belum bisa dikatakan dalam rentang tidak normal
a. Perencanaan
mengacu pada visi misi rumah sakit RSU Mayjen H.A Thalib Kota
Sungai Penuh.
konsisten.
bersama.
ruangan.
b. Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
fungsinya masing-masing.
yang ada.
masing-masing.
c. Ketenagaan
1) Kebutuhan tenaga
2) Ketersedian tenaga
neurologi
Tingkat
Jumlah
ketergantungan Pagi Siang Malam
pasien
Pasien
Total 1 pasien 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,30 = 1,73 1 x 0,9 = 0,9
pershif sesuai dengan perbandingan jumlah pasien. Hasil ini sesuai dengan
jumlah perawat pershift yaitu pada shift pagi biasanya 3 orang perawat
a) Kegiatan overan
Prosedur overan setiap pergantian shift, dari hasil
keperawatan.
rapat rutin
5) Pengendalian
dari :
1. Angka tidak terpasangnya stiker kuning dan segitiga
membedakan identitas
keperawatan.
hal yang sama yang tepat dan dengan akurat ( Depkes 1995
Rumah Sakit.
di ruang neurologi
d) Kepuasan Pasien
rauang neurologi.
A.
ANALISA SWOT
33
NO FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Masalah
Strenght/ Kekuatan Weakness/Kelemahan Opportunity/ Threatened/ manajemen
Peluang Ancaman
1. Pengarahan dan
Pengawasan
Kepuasan pasien
(pelayanan)
P
erawat yang
melakukan
kegiatan overan
sesuai dengan
SOP
5
0% perawat
melakukan
kegiatan overan.
2. Pengendalian
K
epuasan pasien
(pelayanan)
5
0% perawat
melakukan
asuhan
keperawatan saat
masuk 34
5
0% metode tim
B.
DAFTAR MASALAH
2. Belum optimalnya penggunaan metoda tim dalam pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat inap,
C.
PRIORITAS MASALAH
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan perhitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan.
Proses memprioritaskan masalah yang akan dilakukan dengan pembobotan yang memperhatikan aspek sebagai berikut :
1) Magnitude (M)
2) Severity (S)
3) Manageable (Mn)
35
Bisa dipecahkan
5) Affordability (A)
1) Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensi tinggi)
2) Severity/akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu masalah lebih serius
3) Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada di yakini dapat dipecahkan (menentukan jalan keluar)
4) Nursing concern/keterlibatan perawat jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan pertimbangan perawat
5) Affordability/keterbatasan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan
36
Dengan rentang nilai 1-5 yaitu : 5=sangat penting, 4=penting, 3=cukup penting, 2=kurang penting, 1=sangat kurang penting.
dimana yang terjadi prioritas adalah masalah dengan nilai atau skor paling besar. Skor akhir dirumuskan dengan cara M x S x
Mn x Nc x Af
37
pelaksanaan overan
2. Belum optimalnya penggunaan metoda
Hasil pembobotan ini adalah hasil sementara yang akan disepakati saat presentasi awal bersama pihak rumah sakit. Metode
pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu,
keterbatasan sumber daya dan kewenang, maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah:
38