Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Oleh :
SHINTIA HELGUSTARY
835770084

PENDAHULUAN

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi penerus


menjadi generasi yang memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Setidaknya ada empat yang
harus dimiliki oleh generasi abad 21,yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for
working and  skills for living in the word. Bagaimana seorang guru harus mendesain
pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21?
Pembelajaran abad ke-21 yang berpusat pada siswa berbeda dengan pembelajaran tradisional
yang berpusat pada guru, dalam arti bahwa keduanya memiliki pendekatan yang berbeda
terhadap isi, pembelajaran, lingkungan ruang kelas, penilaian, dan teknologi. Hal ini yang
menjadikan hal yang harus dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik yang tergabung dalam
empat cara yaitu :

1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta
didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif,
berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.

2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global
dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication
dan collaboration.  Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan
menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan
bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan
kerjasama ini memanfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana
seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.

3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan
terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan
sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit
seseorang mengembangkan pekerjaannya.

4. Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu:
Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik
harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki itu yang terintegrasi dalam satu kecakapan yaitu
kecakapan abad 21. Secara umum, kecakapan abad 21 meliputi :

a. Kecakapan Pembelajaran dan Inovasi


1. Kreativitas dan Inovasi
– Memperlihatkan originalitas dan penemuan dalam pekerjaan
– Mengembangkan, menerapkan dan menyampaikan gagasan baru pada orang lain
– Terbuka dan penuh tanggap dalam melihat pandangan baru dan berbeda
– Bertindak pada gagasan kreatif untuk membuat kontribusi nyata dan berguna di mana
inovasi dilakukan
2. Pemikiran Kritis dan Pemecahan Masalah
– Melatih pengutaraan pendapat yang logis dalam pemahaman
– Membuat pilihan dan keputusan kompleks
– Memahami keterkaitan di antara sistem
– Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan siginifikan yang memperjelas beragam
sudut pandang dan mengarah pada solusi yang baik
– Membingkai, menganalisis dan membuat sintesis informasi untuk pemecahan masalah
dan menjawab pertanyaan
3. Komunikasi dan Kolaborasi
– Mengungkapkan pemikiran dan gagasan secara jelas dan efektif melalui penyampaian
lisan dan tulisan
– Memperlihatkan kemampuan bekerja secara efektif dengan tim berlainan
– Melatih fleksibilitas dan kesediaan membantu dalam kompromi  pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan suatu tujuan umum
– Sanggup berbagi tanggung jawab bagi pekerjaan kolaboratif

b. Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi


1. Literasi Informasi
– Mengakses informasi secara efisien dan efektif, mengevaluasi informasi secara kritis,
kompeten dan kreatif bagi persoalan atau masalah yangdihadapi
– Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum di seputar akses dan penggunaan
informasi
2. Literasi Media
– Memahami bagaimana pesan media dibentuk, untuk tujuan apa dan menggunakan
sarana, karakteristik serta konvensi yang mana
– Menguji bagaimana para inividu menafsirkan pesan secara berbeda, bagaimana nilai-
nilai dan sudut pandang tercakup atau tak tercakup danbagaimana media dapat
mempengaruhi keyakinan dan perilaku
– Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum yang mengitari aksesdan
penggunaan informasi
3. Literasi ICT (Information, Communications and Technology)
– Menggunakan teknologi digital, sarana komunikasi dan/atau jaringan yang sesuai untuk
mengakses, mengelola, memadukan, mengevaluasi dan menciptakan informasi  agar
berfungsi dalam sebuah ekenomi pengetahuan
– Menggunakan teknologi sebagai sarana untuk penelitian, pengaturan, evaluasi serta
pennyampaian informasi, dan memiliki pemahaman dasar persoalan etis/hukum di
seputar akses dan penggunaan informasi

c. Kecakapan Kehidupan dan Karier


1. Fleksibilitas dan Kemampuan Beradaptasi
– Mengadaptasi beragam peran dan tanggung jawab
– Bekerja secara efektif dalam iklim ambiguitas dan perubahan prioritas
2. Inisiatif dan Kemandirian
– Memantau pemahaman dan mempelajari kebutuhan seseorang
– Melangkah melebihi penguasaan dasar kecakapan dan/atau kurikulum dan memperluas
pembelajaran seseorang dan kesempatan untuk mendapatkan keahlian
– Memperlihatkan inisiatif untuk meningkatkan tingkat kecakapan menuju tingkat
profesional
– Menetapkan, memprioritaskan dan menyelesaikan tugas-tugas tanpa pengawasan
langsung
– Menggunakan waktu dan mengelola beban kerja secara efisien
– Memperlihatkan komitmen untuk belajar sebagai proses seumur hidup
3. Kecakapan Lintas Budaya
– Bekerja secara tepat dan produktif dengan orang lain
– Menggali kecerdasan kolektif dari kelompok secara tepat
– Menjembatani perbedaan budaya dan menggunakan pandangan berbeda untuk
meningkatkan inovasi dan kualitas kerja
4. Produktivitas dan Akuntabilitas
– Menetapkan dan memenuhi standar tinggi dan tujuan agar mampu menyampaikan
kualitas kerja tepat waktu
– Memperlihatkan ketekunan dan etos kerja positif (misalnya tepat waktu dan dapat
diandalkan)
5. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab
– Menggunakan kecakapan antarpribadi dan pemecahan masalah untuk mempengaruhi
dan memandu orang lain menuju sebuah tujuan
– Menggali kekuatan orang lain untuk menyelesaikan sebuah tujuan umum
– Memperlihatkan integritas dan perilaku etis
– Bertindak secara bertanggung jawab dengan memikirkan kepentingan masyarakat
komunitas yang lebih besar

Seorang pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengatur dan mendesain pembelajaran
agar peserta didik memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Guru harus mengubah paradigma
pembelajaranya :
1. Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan
2. Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi sebagai kawan belajar
3. Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi diarahkan oleh siswa
4. Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas menjadi belajar secara terbuka, ketat
dengan waktu fleksibel sesuai keperluan
5. Belajar berdasarkan fakta menjadi berdasarkan projek dan survei
6. Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
7. Pengulangan dan latihan menjadi penyelidikan dan perancangan
8. Aturan dan prosedur menjadi penemuan dan penciptaan
9. Kompetitif menjadi collaboratif
10. Berfokus pada kelas menjadi berfokus pada masyarakat
11. Hasilnya ditentukkan sebelumnya menjadi hasilnya terbuka
12. Mengikuti norma menjadi keanekaragaman yang kreatif
13. Komputer sebagai subjek belajar menjadi peralatan semua jenis belajar
14. Presentasi dengan media statis menjadi interaksi multimedia dinamis
15. Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi tidak terbatas
16. Tes diukur dengan norma menjadi unjuk kerja diukur pakar, penasehat dan teman sebaya

Kurikulum yang sudah dikembangkan saat ini oleh sekolah-sekolah dituntut untuk merubah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini sesuai
dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar
(thinking and learning skils). Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan
kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa apabila guru mampu
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas yang
menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong
siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran
yang dikembangkan.

Selain pendekatan pembelajaran, siswa pun harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Literasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam
proses pembelajaran untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar siswa. Kegiatan-kegiatan
yang harus disiapkan oleh guru adalah kegiatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
menggunakan teknologi komputer untuk melatih keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan
masalah melalui kolaborasi dan komunikasi dengan teman sejawat, guru-guru, ahli atau orang
lain yang memiliki minat yang sama.

Aspek lain yang tidak kalau pentingnya adalah Assessmen. Guru harus mampu merancang
sistem assessmen yang bersifat kontinyu/berkelanjutan – sejak siswa melakukan kegiatan,
sedang dan setelah selesai melaksanakan kegiatannya. Assessmen bisa diberikan diantara siswa
sebagai feedback, oleh guru dengan rubric yang telah disiapkan atau berdasarkan kinerja serta
produk yang mereka hasilkan.

Perkembangan teknologi memang akan selalu pesat dalam era globalisasi seperti sekarang
ini. Keadaan demikian tidak bisa kita hindari sebagai seorang pendidik. Bukan berarti kita harus
resisten merespon keadaan ini, melainkan kita harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan
teknologi agar pembelajaran pun tidak lagi monoton dan konservatif. Optimalisasi Pemanfaatan
ICT Untuk Pembelajaran Abad 21 menjadi sangat mendesak untuk dikembangkan.

Dengan kehadiran teknologi dan komunikasi (ICT) memberikan tantangan dalam dunia
pendidikan, peserta didik lebih tertarik mempelajari ICT dibandingkan materi pembelajaran
lainya, peserta didik bahkan rela berjam-jam di depan komputer untuk mengakses internet dan
mencari informasi yang tidak bisa didapatkan di sekolah. Fenomena seperti ini menjadi tugas dan
pekerjaan rumah yang besar bagi dunia pendidikan untuk bisa mengadopsi dan melakukan
inovasi pembelajaran. Jangan sampai dunia pendidikan formal hanya dijadikan tempat untuk
memperoleh ijazah semata tanpa memberikan kontribusi dalam membina generasi penerus
perjuangan bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Menurut Sutrisno (2011) tuntutan dalam menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di
depan mata, berbagai perangkat komputer beserta koneksinya dalam menghantarkan peserta
belajar secara cepat dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan tepat, untuk itu
dibutuhkan sumber daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan TIK, kemudian
ditambahkan oleh Alessi dan Trollip (2001), pembelajaran berbasis ICT memiliki banyak
keunggulan. Salah satunya keunggulan itu berupa penggunaan waktu yang digunakan menjadi
lebih efektif , bahan materi pelajaran menjadi lebih mudah diakses,menarik, dan murah biayanya.
Ini lah yang menjadi tantangan pembelajaran abad 21, kehadiran ICT dalam dunia pendidikan
maka dituntut siswa untuk kreatif, inovatif, berfikir kritis serta metakognitif dan sehingga
menjadikan siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerja kolaborasi (berkelompok).
dengan harapan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat dijadikan bekal
hidup di masyarakat yang memiliki karakter baik lokal maupun global dan dapat dipertanggung
jawabkan secara personal maupun sosial masyarakat.

Means (1993) dalam laporan penelitian mereka menerangkan bahwa kebutuhan


masyarakat persekolahan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran merupakan bagian
dari reformasi pembelajaran. Kebutuhan untuk memanfaatkan teknologi itu mula-mula
dipengaruhi oleh fakta-fakta yang terjadi di komunitas luar sekolah (bisnis, pemerintahan, dan
masyarakat umum) yang sudah lazim menggunakan teknologi dalam aktivitas berkomunikasi,
mencari informasi, dan aktivitas komersial. Fakta itu menjadi seperti sebuah tekanan terhadap
komunitas sekolah untuk juga menggunakan teknologi agar para siswa familier dengan teknologi.
Pada perkembangan selanjutnya, karena pengaruh kemajuan aplikasi teknologi yang makin
canggih, teknologi menjadi suatu media dan alat yang dipandang sangat penting dan strategis
untuk menunjang pencapaian tujuan reformasi pembelajaran.

Menurut Reeves (1998), untuk kepentingan pembelajaran di sekolah, terdapat dua


pendekatan pokok dalam penggunaan teknologi, yaitu para siswa dapat belajar ‘dari’ dan
‘dengan’ teknologi. Belajar ‘dari’ teknologi dilakukan seperti dalam penggunaan computer-
based instruction (tutorial) atau integrated learning systems. Belajar ‘dengan’ teknologi adalah
menggunakan teknologi sebagai cognitive tools (alat bantu pembelajaran kognitif) dan
menggunakan teknologi dalam lingkungan pembelajaran konstruktivis (constructivist learning
environments).
Dengan hadirnya ICT di dunia pendidikan seyogyanya dapat menghantarkan wajah
pendidikan kearah yang lebih baik sehingga tantangan pembelajaran abad 21 dapat terselesaikan,
tentunya tidak terlepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik yang dituntut kreatif dan inovatif
mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi dan komunikasi.

PEMBAHASAN

Pemanfaatan Perangkat TIK/ICT dalam Pembelajaran Abad 21 Dalam proses


pembelajaran abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat bantu dalam upaya
mencapai proses pembelajaran yang mengutamakan kemampuan keterampilan kecakapan abad
21 yang harus dimiliki oleh peserta didik.

Banyak perangkat-perangkat teknologi atau aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi


yang menunjang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai kemampuan
kecakapan abad 21 seperti kecakapan kreativitas, inovasi, komunikasi, kolaborasi, literasi
informasi dan media, dan sebagainya.

TIK dalam kreativitas siswa Dalam pelaksanaan pembelajaran, sarana TIK dapat
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dapat memanfaatkan
sarana-sarana teknologi informasi dan komunikasi atau aplikasi-aplikasi komputer dalam
aktivias pembelajarannya seperti Teknologi Internet yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar.

Dengan menggunakan teknologi internet, siswa dapat mengakses sumber-sumber belajar


yang ada di dalamnya dengan memanfaatkan halaman-halaman sistus web yang menyediakan
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh siswa.

Dengan teknologi internet, siswa dapat mengakses berbagai informasi yg dibutuhkan


sesuai dengan materi pembelajaran yang dibahas dalam pembelajaran di sekolah, sehingga
melatih kemandirian siswa dalam mencari kebutuhan informasi serta meningkatkankreativitas
siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang dapat dijadikan sumber
pembelajaran.

Aplikasi-aplikasi komputer yang merupakan bagian dari sarana teknologi informasi dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Salah satu aplikasi
yang dapat dimanfaatkan siswa dalam pembelajaran yaitu aplikasi presentasi seperti Microsoft
Powerpoint, Lectora, Macromedia Flash dan sebagainya. Dengan aplikasi-aplikasi tersebut akan
memicu kreativitas siswa dalam mengembangkan materi presentasi dimana siswa dapat
memanfaatkan teknologi multimedia yang dapat diintegrasikan pada aplikasi-aplikasi tersebut.

TIK dalam aktivitas kolaborasi siswa. Dalam proses belajar mengajar, siswa juga dapat
memanfaatkan sarana teknologi yang sudah tersedia untuk digunakan sebagai sarana kolaborasi
dalam pembelajaran di kelas.
Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatakan dalam aktivitas pembelajaran khususnya
kolaborasi siswa yaitu aplikasi web jejaring social (Social Network) seperti Facebook, Twitter,
Frienster dan sebagainya. Sebagai contoh aplikasi Facebook yang ada di dunia maya tidak hanya
sekedar aplikasi yang hanya dapat digunakan untuk berkomunikiasi dengan teman, mencari
teman update status dan sebagainya, tetapi dapat juga dimanfaatakan dalam pembelajaran siswa.
Dengan menggunakan web jejaring social Facebook dapat dimanfaatakn sebagai media untuk
melakukan diskusi pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan lebih menyenangkan dan
mengasyikan.

TIK sebagai media komunikasi siswa dalam pembelajaran. Sarana teknologi informasi dan
komunikasi juga dapat digunakan sebagai media komunikasi siswa dalam kaitannya dengan
pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaatkan fasialitas E-Mail (Electronic Mail) yang
terdapat pada jaringan internet. Dengan menggunakan e-mail siswa dapat berkomunikasi dengan
sesame siswa, dengan guru bahkan dengan stakeholder lain yang dapat membantu proses
pembelajaran siswa. Sebagai contoh, dengan menggunakan email siswa dapat mengirimkan hasil
tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya.
Dengan menggunakan teknologi email, siswa dapat mengirimkan hasil tugas yang diberikan guru
kepada siswa dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat.

PENUTUP

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang saat ini dimana untuk memiliki
kemampuan mengakses atau memanfaatkannya merupakan salah satu bagian dari ketrampilan
kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh semua orang terutama bagi siswa sebagai peserta
didik di sekolah.

Dengan memiliki keterampilan kecakapan abad 21 khsusnya penggunakan teknologi


informasi dan komunikasi dapat membantu dalam mengembangkan pembelajaran siswa dalam
upaya mencapai kecakapan abad 21 seperti kemampuan berkomunikasi, kolaborasi, kreativitas,
inovasi, kemandirian dan sebagainya.

Sarana-sarana atau perangkat-perangkat teknologi sudah tersedia banyak di dunia ini


yang dapat dimanfaatkan dalam prose pembelajaran siswa di kelas seperti teknologi jaringan
internet, aplikasi jejaring social, aplikasi presentasi dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Umum Penyelenggaraan


Pendidikan Kecakapan Hidup di SMA.  Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
2. Means, B. (1993). Using technology to support education reform. Amerika Serikat: US
Government Printing Office.
3. Reeves, T.C. (1998). The impact of media and technology in schools. A research report
prepared for the Bertelsmann Foundation. Amerika Serikat: University of Georgia.
4. Siahaan, Sudirman. (2009). ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Pembelajaran”, Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan-Departemen Pendidikan Nasional.
5. Teach, Intel (2007), “Modul Pelatihan Intel Teach – Getting Started”, Intel Education
6. http://simpelpas.wordpress.com/2011/10/04/pembelajaran-abad-21/
7. http://abuabbad.wordpress.com/2012/05/07/ict-untuk-pembelajaran-abad-21/
8. http://yohafrinal.wordpress.com/artikel/pembelajaran-abad-21/
9. http://www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm
10. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2243612-model-pembelajaran-
project-based-learning/#ixzz25bCT0ULq
11. http://jogjabelajar.org/

Anda mungkin juga menyukai