Oleh :
SHINTIA HELGUSTARY
835770084
PENDAHULUAN
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta
didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif,
berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global
dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication
dan collaboration. Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan
menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan
bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan
kerjasama ini memanfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana
seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan
terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan
sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit
seseorang mengembangkan pekerjaannya.
4. Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu:
Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik
harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki itu yang terintegrasi dalam satu kecakapan yaitu
kecakapan abad 21. Secara umum, kecakapan abad 21 meliputi :
Seorang pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengatur dan mendesain pembelajaran
agar peserta didik memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Guru harus mengubah paradigma
pembelajaranya :
1. Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan
2. Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi sebagai kawan belajar
3. Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi diarahkan oleh siswa
4. Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas menjadi belajar secara terbuka, ketat
dengan waktu fleksibel sesuai keperluan
5. Belajar berdasarkan fakta menjadi berdasarkan projek dan survei
6. Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
7. Pengulangan dan latihan menjadi penyelidikan dan perancangan
8. Aturan dan prosedur menjadi penemuan dan penciptaan
9. Kompetitif menjadi collaboratif
10. Berfokus pada kelas menjadi berfokus pada masyarakat
11. Hasilnya ditentukkan sebelumnya menjadi hasilnya terbuka
12. Mengikuti norma menjadi keanekaragaman yang kreatif
13. Komputer sebagai subjek belajar menjadi peralatan semua jenis belajar
14. Presentasi dengan media statis menjadi interaksi multimedia dinamis
15. Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi tidak terbatas
16. Tes diukur dengan norma menjadi unjuk kerja diukur pakar, penasehat dan teman sebaya
Kurikulum yang sudah dikembangkan saat ini oleh sekolah-sekolah dituntut untuk merubah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini sesuai
dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar
(thinking and learning skils). Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan
kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa apabila guru mampu
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas yang
menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong
siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran
yang dikembangkan.
Selain pendekatan pembelajaran, siswa pun harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Literasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam
proses pembelajaran untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar siswa. Kegiatan-kegiatan
yang harus disiapkan oleh guru adalah kegiatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
menggunakan teknologi komputer untuk melatih keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan
masalah melalui kolaborasi dan komunikasi dengan teman sejawat, guru-guru, ahli atau orang
lain yang memiliki minat yang sama.
Aspek lain yang tidak kalau pentingnya adalah Assessmen. Guru harus mampu merancang
sistem assessmen yang bersifat kontinyu/berkelanjutan – sejak siswa melakukan kegiatan,
sedang dan setelah selesai melaksanakan kegiatannya. Assessmen bisa diberikan diantara siswa
sebagai feedback, oleh guru dengan rubric yang telah disiapkan atau berdasarkan kinerja serta
produk yang mereka hasilkan.
Perkembangan teknologi memang akan selalu pesat dalam era globalisasi seperti sekarang
ini. Keadaan demikian tidak bisa kita hindari sebagai seorang pendidik. Bukan berarti kita harus
resisten merespon keadaan ini, melainkan kita harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan
teknologi agar pembelajaran pun tidak lagi monoton dan konservatif. Optimalisasi Pemanfaatan
ICT Untuk Pembelajaran Abad 21 menjadi sangat mendesak untuk dikembangkan.
Dengan kehadiran teknologi dan komunikasi (ICT) memberikan tantangan dalam dunia
pendidikan, peserta didik lebih tertarik mempelajari ICT dibandingkan materi pembelajaran
lainya, peserta didik bahkan rela berjam-jam di depan komputer untuk mengakses internet dan
mencari informasi yang tidak bisa didapatkan di sekolah. Fenomena seperti ini menjadi tugas dan
pekerjaan rumah yang besar bagi dunia pendidikan untuk bisa mengadopsi dan melakukan
inovasi pembelajaran. Jangan sampai dunia pendidikan formal hanya dijadikan tempat untuk
memperoleh ijazah semata tanpa memberikan kontribusi dalam membina generasi penerus
perjuangan bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan.
Menurut Sutrisno (2011) tuntutan dalam menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di
depan mata, berbagai perangkat komputer beserta koneksinya dalam menghantarkan peserta
belajar secara cepat dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan tepat, untuk itu
dibutuhkan sumber daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan TIK, kemudian
ditambahkan oleh Alessi dan Trollip (2001), pembelajaran berbasis ICT memiliki banyak
keunggulan. Salah satunya keunggulan itu berupa penggunaan waktu yang digunakan menjadi
lebih efektif , bahan materi pelajaran menjadi lebih mudah diakses,menarik, dan murah biayanya.
Ini lah yang menjadi tantangan pembelajaran abad 21, kehadiran ICT dalam dunia pendidikan
maka dituntut siswa untuk kreatif, inovatif, berfikir kritis serta metakognitif dan sehingga
menjadikan siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerja kolaborasi (berkelompok).
dengan harapan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat dijadikan bekal
hidup di masyarakat yang memiliki karakter baik lokal maupun global dan dapat dipertanggung
jawabkan secara personal maupun sosial masyarakat.
PEMBAHASAN
TIK dalam kreativitas siswa Dalam pelaksanaan pembelajaran, sarana TIK dapat
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dapat memanfaatkan
sarana-sarana teknologi informasi dan komunikasi atau aplikasi-aplikasi komputer dalam
aktivias pembelajarannya seperti Teknologi Internet yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar.
Aplikasi-aplikasi komputer yang merupakan bagian dari sarana teknologi informasi dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Salah satu aplikasi
yang dapat dimanfaatkan siswa dalam pembelajaran yaitu aplikasi presentasi seperti Microsoft
Powerpoint, Lectora, Macromedia Flash dan sebagainya. Dengan aplikasi-aplikasi tersebut akan
memicu kreativitas siswa dalam mengembangkan materi presentasi dimana siswa dapat
memanfaatkan teknologi multimedia yang dapat diintegrasikan pada aplikasi-aplikasi tersebut.
TIK dalam aktivitas kolaborasi siswa. Dalam proses belajar mengajar, siswa juga dapat
memanfaatkan sarana teknologi yang sudah tersedia untuk digunakan sebagai sarana kolaborasi
dalam pembelajaran di kelas.
Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatakan dalam aktivitas pembelajaran khususnya
kolaborasi siswa yaitu aplikasi web jejaring social (Social Network) seperti Facebook, Twitter,
Frienster dan sebagainya. Sebagai contoh aplikasi Facebook yang ada di dunia maya tidak hanya
sekedar aplikasi yang hanya dapat digunakan untuk berkomunikiasi dengan teman, mencari
teman update status dan sebagainya, tetapi dapat juga dimanfaatakan dalam pembelajaran siswa.
Dengan menggunakan web jejaring social Facebook dapat dimanfaatakn sebagai media untuk
melakukan diskusi pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan lebih menyenangkan dan
mengasyikan.
TIK sebagai media komunikasi siswa dalam pembelajaran. Sarana teknologi informasi dan
komunikasi juga dapat digunakan sebagai media komunikasi siswa dalam kaitannya dengan
pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaatkan fasialitas E-Mail (Electronic Mail) yang
terdapat pada jaringan internet. Dengan menggunakan e-mail siswa dapat berkomunikasi dengan
sesame siswa, dengan guru bahkan dengan stakeholder lain yang dapat membantu proses
pembelajaran siswa. Sebagai contoh, dengan menggunakan email siswa dapat mengirimkan hasil
tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya.
Dengan menggunakan teknologi email, siswa dapat mengirimkan hasil tugas yang diberikan guru
kepada siswa dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat.
PENUTUP
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang saat ini dimana untuk memiliki
kemampuan mengakses atau memanfaatkannya merupakan salah satu bagian dari ketrampilan
kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh semua orang terutama bagi siswa sebagai peserta
didik di sekolah.