Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR Modul 2

NAMA : ROFATIO VERONIKA


KELAS :A
PRODI : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
NOMER PESERTA : 19120309710098
ASAL SEKOLAH : SMPN1 SUNGKAI TENGAH

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?


Jawab:
Kompetensi guru yang harus dimiliki secara utuh adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi pedagogik, yakni kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai
dengan mengevaluasi. Kompetensi Pedagogik meliputi:
 Guru dapat menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional dan intelektual
 Guru dapat menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang
mendidik.
 Guru mampu mengembangkan kurikulum yamg terkait dengan mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
 Guru dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
 Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pemelajaran
 Guru dapat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
 Guru mampu menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
 Guru mampu memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
 Guru dapat melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2) Kompetensi kepribadian, yakni kompetensi yang mencerminkan kepribadian
yang mantab, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian meliputi :
 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasinal indonesia.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri
 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3) Kompetensi sosial, yakni kempuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat


untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial meliputi :
 Bersikap inklusif, bersikap objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
 Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.
 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4) Kompetensi profesional, yakni kemampuan yang berkenaan dengan pengusaan


materi pembelajaran sacara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi pembelajaran dan substansi keilmuan yang menaungi materi
dalam kurikulum serta menambah wawasan keilmuan. Kompetensi profesional
meiputi :
 Menguasai materi struktu, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

2. Menghadapai abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan
siswa?
Jawab:
a. Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk menghadapi abad 21 adalah
sebagai berikut :
 Keterampilan profesional yakni guru dihadapkan pada tuntutan
mengantarkan peserta didik memiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era
dimana ketrampilan tingkat medium tergantikan ketrampilan tingkat tinggi
yang mengutamakan kreatifitas. Menghadapi situasi ini guru perlu
melengkapi diri dengan rentang ketrampilan yang memadai, penguasaan
materi dan pengalaman praktis. Ketrampilan ini membawa peserta didik
memenuhi kualifikasi dibidang dan kehidupan era ekonomi berbasis
pengetahuan atau ekonomi era inovasi.
 Keterampilan pedagogis yakni mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk berfikir kritis, kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan
kompleks di kehidupannya.
 Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran
menggunakan beragam pendekatan dan metode. Penilaian mencakup
kemajuan belajar didasarkan standar kompetensi nasional dalam kurikulum,
pencatatan sistematis pencapaian belajar, melaksanakan penilaian otentik,
merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemajuan peserta
didik dan mengelola umpan balik dari hasil penilaian. Pembelajaran abad 21
penilaian bisa menggunakan bantuan teknologi contohnya dalam penerapan
e-learning berbasis moodle guru dapat menggunakan learning management
system (LSM).
 Keterampilan mengelola suasana pembelajaran. Respon pembelajaran
adalah respon budaya dimana pada konteks tatap muka langsung guru
mengelola kelas yang menjamin adanya motivasi, saling berkomunikasi
langsung, dan disipin belajar. Pada konteks pembelajaran berbasis teknologi
(dimensi teknologi) guru perlu mengembangkan ketrampilan cara menjaga
motivasi dan menghundarkan perilaku-perilaku menyimpang. Contohnya
pada pembelajaran e-learning guru harus mampu mengelola forum diskusi
online yang sederhana forum diskusi melalui wahtsapp.
 Keterampilan memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap terhadap
perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan
dengan menjunjung tinggi etika dalam praktek profesionalnya.

b. Ketrampilan yang harus dimiliki siswa untuk menghadapi abad 21 adalah sebagai
berikut :
 Communication (komunikasi)
Di abad 21 siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi
dengan berbagai cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk
memahami , mengelola, menciptakan komunikasi yang efektif dalam
berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Siswa
diberikan kemampuannya untuk mengutarakan ide-ide nya baik itu pada
saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan
masalah dari gurunya. Siswa dan guru tidak boleh kagi anti TIK, mereka
harus biasa dengan komunikasi yang berteknologi.
 Collaboration (kolaborasi)
Siswa harus mampu kemampuannya dalam bekerjasama berkelompok dan
kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab,
bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada
tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan
tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja dan
hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang
tinggi untuk diri sendiri dan orang lain memaklumi kerancuan.
 Critical thinking and problem solving (berfikir kritis dan memecahkan
masalah)
Terdiri dari dua macam masalah yakni masalah akademis dan masalah
otentis.
Masalah akademis terkait pada ranah kognisi sedangakn masalah otentis
terkait pada masalah yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari.
Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri,
siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan,
menganalisa dan menyelesaikan masalah.
 Creativity and innovation (kreatif dan inovatif)
Siswa mampu mengembangkan, melaksanakan dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif
terhadap perspektif baru dan berbeda.

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?


Jawab:
Rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan yang dapat dilakukan yaitu
antara lain:
1) Guru mengikuti kegiatan untuk pengembangan diri melalui diklat fungsional.
Diklat fungsional misalnya diklat pengembangan di Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan (LPMP)
2) Guru mengikuti kegiatan kolektif, misalnya melalui pertemuan Kelompok Kerja
Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), bedah buku, dll.
3) Guru melakukan publikasi ilmiah dengan menghasilkan karya ilmiah, sebagai
aplikasi dari peningkatan kompetensi yang telah dimiliki setelah mengikuti
berbagai kegiatan pengembangan diri. Misalnya dengan membuat:
 Laporan hasil penelitian bidang pendidikan yang diterbitkan dalam
bentuk majalah/jurnal ilmiah terakreditasi (tingkat nasional, provinsi, dan
tingkat kabupaten/kota)
 Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran
pada satuan pendidikan yang dimuat jurnal tingkat nasional yang
terakreditasi maupun tidak terakreditasi/tingkat provinsi maupun jurnal
tingkat lokal.
 Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru.
 Modul diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat
kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota; atau sekolah/madrasah setempat.
 Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-ISBN
dan/atau tidak ber-ISBN; karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh
kepala sekolah/madrasah tiap karya; buku pedoman guru.
4) Dengan kompetensi yang dimiliki dan berhasil menghasilkan karya ilmiah, maka
guru diharapkan mampu untuk menghasilkan karya inovatif. Karya inovatif ini
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Kompetensi
ini bisa dalam bentuk:
 Penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana;
 Penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks
dan/atau sederhana;
 Pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-praktikum kategori
kompleks dan/ atau sederhana;
 Penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional
maupun provinsi.

Anda mungkin juga menyukai