Anda di halaman 1dari 31

LOKAKARYA MINI I

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP PARU
RSUD MAYJEN H.A THALIB
KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

YOKI SAPUTRA, S.Kep SUCHI LEONA RENDA, S.Kep


YULI MARTINI, S.Kep NIKE RAMADHANI, S.Kep
MESA SETYA, S.Kep NERANTI VIDIATAMA, S.Kep
DESI MARIZA, S.Kep PEBIE YENANDA, S.Kep
IRA HANINGSIH, S.Kep NURUL AFRIZA, S.Kep

PEMBIMBING AKADEMIK
Ns. IMELDA R. KARTIKA, M.Kep
Ns. RATNA DEWI, M.Kep

PEMBIMBING KLINIK
Ns. YANTI NOPITA, S.Pd., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji Syukur senantiasa


kita panjatkan ke Hadirat Allah S.W.T atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Lokakarya Mini I di Ruang Rawat Inap Paru RSU Mayjen H.A Thalib
Kota Sungai Penuh.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
kepercayaan kepada kami, terutama kepada Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Klinik kami yaitu : Ibu Ns. Imelda R. Kartika, M. Kep, Ibu Ns.
Ratna Dewi, M. Kep, Ns. Yanti Nopita, S.Pd., M. Kep. Dan tak lepas juga
terimakasih kepada Kepala Ruangan dan semua staf di ruang Rawat Inap Paru
RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh, semoga semua ini bisa memberikan
manfaat kepada kita semua.
Meskipun makalah ini tak lepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Dan Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Sungai Penuh, September


2022
Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan

proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan dalam suatu organisasi dimana

dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi

terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi

(Nursalam, 2016).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

keperawatan. Pelayanan tersebut berupa pelayanan yang komprehensif,

bio-psiko-sosio-spiritual ditujukan kepada perorangan, keluarga dan

masyarakat dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia (WHO,

2000).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesionalisme. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses

keperawatan sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara

profesional, sehingga diharapkan keduanya saling bekerjasama.

Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah fokus

pada sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari
manajemen keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan

kualitas pelayanan keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui

peningkatan produktifitas dan kualitas kerja perawat (Nursalam, 2016).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan medis bagi rawat inap, rawat jalan, gawat

darurat serta pelayanan penunjang seperti laboratorium, radiologi serta

layanan lainnya. Untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien,

rumah sakit dituntut memiliki kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan

efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif antara Pemilik Rumah

Sakit/Representasi Pemilik/Dewan Pengawas, Direktur Rumah Sakit, para

pimpinan di rumah sakit, dan kepala unit kerja unit pelayanan.

Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu

ruangan yang merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk

menerapkan ilmu dan asuhan keperawatan secara optimal. Akan tetapi

tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang

kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan

profesional hanyalah akan menjadi suatu teori. Untuk itu perawat perlu

mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek Keperawatan

Profesional yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan

keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan.

Model praktek keperawatan profesional salah satunya adalah

dengan adanya posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim

atau perawat pelaksana, dalam suatu bagian perlu adanya suatu


pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain

dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mutu

asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar profesi yang

ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan

dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga

keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek

sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat

diperhatikan dan dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui

berbagai cara, salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan

keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran

dilahan praktek.

Ruang Rawat Inap Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen

H.A Thalib merupakan salah satu ruang perawatan yang membutuhkan

manajemen keperawatan yang baik demi tercapainya mutu pelayanan yang

optimal. Khususnya ruang rawat inap paru merupakan ruang rawat yang

terdiri dari 1 ruang perawat, 1 ruang karu, 1 ruang dokter dan terdapat 5

ruangan dengan 11 tempat tidur pasien. Maka perludilakukan sebuah studi

tentang proses keperawatan di ruang rawat inap paru. Dalam Program

Studi Profesi Ners Angkatan ke XIX Fakultas Kesehatan Universitas Fort

De Kock Bukittinggi dalam Praktek Manajemen Keperawatan, mahasiswa

akan berusaha menerapkan konsep tersebut.

B. WAKTU PELAKSANAAN

Praktek Keperawatan Manajemen di dilaksanakan pada tanggal 2

s/d 25 September 2022.


C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang

rawat inap Paru Rumah Sakit Mayjen H.A. Thalib Sungai Penuh

diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip

manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata

dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran model keperawatan yang tepat di Ruangan

Paru RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh.

b. Mengetahui gambaran pelaksanaan operan di Ruangan Paru RSUD

Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh.

c. Mengetahui gambaran sistem komunikasi di Ruangan Paru RSUD

Mayjen H.A Kota Sungai Penuh.

D. PRAKTIKAN

Mahasiswa yang melakukan praktek manajemen keperawatan di

Ruang Rawat Inap Paru adalah mahasiswa profesi Ners Kelompok 1

Angkatan XIX Universitas Fort De Kock, yang berjumlah 10 orang

mahasiswa, terdiri dari: Yoki Saputra, Yuli Martini, Mesa Setya, Desi

Mariza, Ira Haningsih, Suchi Leona Renda, Nike Ramadhani, Neranti

Vidiatama, Pebie Yenanda, Nurul Afriza.


BAB II

HASIL KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. PROFIL / GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1. Gambaran Umum RSUD Mayjen H. A. Thalib Kota Sungai Penuh

RSUD Mayjen H.A Thalib Sungai Penuh merupakan salah satu

Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kota Sungai Penuh selain Rumah

Sakit Bakri. RSUD Mayjen H.A Thalib Sungai Penuh ini awalnya

bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang didirikan pada tahun

1953. Rumah sakit ini terletak di jalan Jendral Basuki Rahmat. Status

Rumah Sakit ini pada tahun 1972 RSUD Kabupaten Kerinci mengalami

perkembangan yang cukup baik pada masa itu sehingga diresmikan RSUD

dengan klasifikasi tipe D. Seiring perkembangan zaman dan dalam usaha

memenuhi tuntutan masyarakat terhadap layanan Rumah Sakit, maka pada

tahun 1999 dinaikkan klasifikasi tipe C dengan fasilitas tempat tidur

sebanyak 70 buah dan dibangun diatas tanah seluas 70x80x41 Ha. Pada

tanggal 11 November 2005, RSUD Kabupaten Kerinci berubah nama

menjadi RSU mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci. Kemudian pada

tanggal 14 November tahun 2021 ini berubah lagi menjadi RSUD Mayjen

H.A Thalib Kota Sungai Penuh dengan fasilitas tempat tidur 102 buah.
RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh melayani rujukan

bagi 18 Puskesmas, beberapa Klinik dan Rumah Sakit Swasta yang ada di

wilayah Kabupaten Kerinci Dan Kota Sungai Penuh.

2. Visi Misi Rumah Sakit

a. Visi

Menjadi pusat pelayanan Prima dan mampu memberikan


pelayanan Paripurna.
b. Misi RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh
1) Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan
2) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas
3) Mewujudkan SDM yang professional
4) Mengembangkan fasilitas rumah sakit
5) Mengembangkan sarana dan prasarana
6) Menciptakan suasana kerja yang harmonis dalam kebersamaan
7) Berperan aktif mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat menuju kerinci sehat.
3. Motto RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh
“Kami Memberikan Pelayanan dengan semangat, Kepercayaan diri,
keceriaan dan kelembutan”.
4. Sifat, Maksud dan Tujuan RSU Mayjen H.A Thalib Kota Sungai
Penuh
a. Terselenggaranya pelayanan keperawatan prima melalui proses
keperawatan
b. Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
c. Terpeliharanya hubungan kerja sama yang efektif dengan semua
anggota tim kesehatan
d. Terlaksananya pengembangan sumberdaya manusia keperawatan
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan baik formal maupun non
formal sesuai rencana pengembangan tenaga keperawatan
e. Terciptanya iklim yang menunjang proses belajar dalam kegiatan
pendidikan bagi pengembangan tenaga keperawatan.

5. Misi bidang keperawatan


a. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai standar
pelayanan
b. Meningkatkan citra keperawatan melalui penerapan etika
keperawatan dalam memberikan pelayanan prima
c. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan prima dan terjangkau
seluruh lapisan masyarakat

B. PROFIL / GAMBARAN UMUM RUANG RAWAT INAP

1. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Paru

Ruang Rawat Inap Paru adalah salah satu diantara rungan di RSU

Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh. Dimana rungan rawat inap Paru

terletak bagian timur Rumah sakit yang berhadapan dengan ruang UTDRS,

sebelah ruang rawat inap Neuro dan dibelakang Instalasi Gizi RS. Ruang

Rawat Inap Paru memiliki berbagai fasilitas yang memadai terdapat 10

ruangan dan 11 tempat tidur dan memiliki tenaga kesehatan yang terampil.

2. Denah Ruangan
C. UNSUR INPUT

1. Pasien

a. Jumlah Pasien

1) Pasien hari Jumat, 02 September 2022 4 orang

2) Pasien hari Sabtu, 03 September 2022 3 orang

3) Pasien hari Minggu, 04 September 2022 2 orang


NO DIAGNOSA JUMLAH PERSENTASE
b.
1 Pneumonia 170 43,35%

2 PPOK 56 15,60%

3 Asma Bronkial 56 15,60%

4 TB Paru 36 10,03%

5 Broncitis 17 4,74%

6 Hemoptisis 6 1,67%

7 Dyspnoe 6 1,67%

8 Asma 5 1,39%

9 Broncoiektasi 4 1,11%

10 Broncopneumoni 3 0,84%

359 100%

10 Penyakit Terbesar Tahun 2021


2. Ketenagaan

a. Jumlah tenaga perawat

LAMA
NO NAMA PENDIDIKAN
KERJA

1 NINI SILFIA, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 1998

2 NETY HERAWATI, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN

3 SRI SARTIKA, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 2007

4 ARIPSO, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 2022

5 AGEL ANALIA, AMK DIII KEPERAWATAN 2013

6 HAMIDAH, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 2007

7 LIA UTARI, S.Kep PROFESI NERS 2022


8 KHAIRIL AMRI, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN

9 Ns. DUI RESTI, S.Kep PROFESI NERS 2015

10 HENGKY PUTRA, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 2013

11 WIRA AGUNG SAPUTRA, Amd.Kep DIII KEPERAWATAN 2018

12 YAYAN GUNAWAN, S.Kep S1 KEPERAWATAN 2017

b. Usia

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 58,3% perawat di

ruang Paru RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh berumur

21-30 tahun.

c. Jenis kelamin
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 50% perawat di

ruang Paru RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh berjenis

kelamin laki-laiki.

d. Lama Kerja

Berdasarkan diagram diatas didapatkan 41,7% perawat di

ruang Paru RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh bekerja

diantara 6-10 tahun.

3. Sarana dan Prasarana

a. Fasilitas Pasien
NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI
1 Tempat Tidur 11 Baik
2 Tiang Infus 13 Baik
3 Lemari 12 Baik
4 Oksigen Sentral 10 Baik
5 Tong Sampah Infeksi 1 Baik
6 Tong Sampah Non 1 Baik
Infeksi
7 AC 2 Tidak baik

b. Fasilitas Tenaga Kesehatan

1) Ruang kepala ruangan 1

2) Ruang perawat 1

3) Kamar mandi perawat/ WC ada 1.

4) Ruang Dokter 1

5) Nurse station 1

6) Ruang Tindakan 1

7) Ruang peralatan dan dapur berada di sebelah kanan Nurs Station.

c. Alkes yang ada

NO NAMA ALAT JUMLAH KONDISI


KESEHATAN
1 Tensi Termometer 1 Baik
2 Tensi Jarum 1 Baik
3 EKG 1 Baik
4 Stetoskop 1 Baik
5 Nebulizer 2 Baik
6 Section 1 Baik
7 Timbangan 1 Baik
8 Lemari Obat 2 Baik
9 Monitor + Saturasi 1 Baik
10 Stoler/Meja obat 5 Baik
11 Gunting 1 Baik
12 Com Besar 2 Baik
13 Amubak 2 Baik
14 Bengkok 1 Baik
15 Bak Instrumen 3 Baik
d. Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai

Dari hasil observasi pada tanggal 03 Januari 2022, obat-obatan

untuk pasien di ruang perawatan paru disimpan dalam laci-laci kecil

yang berada di ruangan tindakan. Menurut perawat obat-obatan

diletakkan di ruang tindakan agar memudahkan akses untuk tindakan.

Laci-laci obat diberi tulisan sesuai nama pasien. Untuk bahan habis

pakai seperti: alat penampung urine, infus set, kateter, kasa, masker,

plester, handscoon, selang oksigen, selang NGT, tissue alcohol dan

bahan medis sekali pakai lainnya tersedia di ruangan, setelah

digunakan sekali dibuang dalam tempat sampah medis dengan tanda

kantong plastik berwarna kuning terletak tepat disebelah kanan

ruanagan tindakan.

Tempat sampah terdiri atas: tempat sampah infeksi, non

infeksi, bahan yang terbuat dari kaca, botol infus, dan safety box

tempat spuit bekas. Masing-masing tempat sampah diberi tanda nama

sesuai fungsinya. Namun untuk spesifikasi jenis- jenis sampah belum

diberi tanda. Sehingga masih ditemukan sampah yang tidak sesuai

peletakannya, seperti saat observasi ditemukan sampah medis yang

dibuang ke tempat sampah nonmedis. Safety box dalam keadaan

terbuka dan berisi spuit yang memenuhi lebih dari ¾ box sehingga

sudah tidak ideal lagi.

D. UNSUR PROSES

1. Proses Asuhan Keperawatan


2. Proses Manajemen Pelayanan/ Operasional Keperawatan

a. P (planning)

1) Visi, Misi, dan Moto ruangan

Dari hasil observasi dan wawancara visi, misi dan motto ruangan

belum dirumuskan di ruang Paru. Hanya terdapat visi, misi dan

moto Rumah Sakit.

2) Analisis Terhadap Pasien

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala ruangan

mengatakan bahwa rata-rata pasien yang dirawat diruang paru

berada pada tingkat minimal care hingga partial care.

3) Jadwal Shift

Penjadwalan shift dilakukan 1 bulan sekali oleh kepala ruangan.

Jadwal shift dibuat dalam 3 shift yaitu pagi (07.30-14.00 WIB), sore

(14.00-20.00 WIB) dan malam (20.00-07.30 WIB). Kepala ruangan

hanya dinas pagi saja.

4) Rapat

Dari hasil wawancara, menurut kepala ruangan rapat ruangan tidak

rutin dilaksanakan tiap bulan, hal tersebut juga sesuai dengan hasil

kuesioner yang dilakukan terhadap perawat diruangan Paru dimana

hasil kuesioner untuk rapat bulanan 58,3% menjawab kadang-

kadang.

5) Ketenagakerjaan

Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu proses

membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak tenaga


yang dibutuhkan dan dengan kriteria sepeti apa pada suatu unit

untuk setiap shiftnya. Untuk penetapan ini ada beberapa rumus yang

dikembangkan oleh para ahli. Selain untuk menetapkan jumlah

tenaga perawat, rumus ini juga dapat digunakan untuk menilai dan

membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau

lebih.

Rumus tersebut antara lain :

Tenaga Perawat (TP) =


A x B x 365

(365-C) x Jam Kerja/hari

Ket :

A : jam efektif/24 jam waktu perawatan yang dibutuhkan pasien/hari

B : Rata-rata jumlah pasien perhari BOR x Jumlah tempat tidur

C : Jumlah hari libur

365 : Jumlah hari kerja dalam 1 tahun

Maka perhitungan tenaga sesuai BOR

Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan


Tingkat Ketergantungan Tanggal
02-04 September 2022
Tingkat
Jumlah
Ketergantungan Pagi Siang Malam
pasien
Pasien
1 Pasien 1x0,36 = 0,36 1x0,30 = 1,73 1x0,9 = 0,9
Total
Parsial 5 Pasien 5x0,27=1,08 5x0,15=0,6 5x0,10=0,4

Minimal 1 Pasien 0 0 0
Jumlah 5 Pasien 4,14 3,83 2,3
Jumlah tenaga perawat 4 perawat 4 perawat 2 perawat

b. O (organizing)

1) Struktur Organisasi
Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 41,7%

perawat ruang rawat inap paru mengatakan tidak ada struktur

organisasi di ruangan.

Dari hasil observasi diruangan pada tanggal 02 September

2022 bahwa terlihat adanya struktur organisasi yang terpajang di

Ruang Rawat Paru, namun merupakan Struktur Organisasi yang

lama karena masih terdapat sebagian perawat lama yang sudah di

mutasi ke ruangan lain dan perawat baru yang belum dimasukkan

namanya. Dari wawancara dengan karu mengatakan terjadi

pegantian perawat ruangan, sehingga struktur pun berubah.

Analisis : Pada struktur ruang rawat inap Paru tergambar

pembagian kerja dan jabatan, dipimpin oleh seorang Kepala

Ruangan yang membawahi Katim, dan anggota Katim pada struktur

sebaiknya di tulis Perawat Pelaksana, agar tanggung jawabnya lebih

jelas dan harus di kerjakan karena agar kegiatan pelayanan

keperawatan dapat terlaksana dengan baik.

2) Penerapan Model Keperawatan


Berdasarkan diagram diatas didapatkan 66,7% perawat di

ruang Paru RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh

mengatakan sudah menggunakan metode Tim.

Hasil observasi didapatkan Model pelayanan keperawatan

yang diterapkan di ruang rawat inap Paru RSUD Mayjen H.A

Thalib Sungai Penuh adalah model keperawatan fungsional sistem

pemberian asuhan keperawatan berdasarkan fungsi masing-masing

misalnya kepala ruangan menjalankan fungsinya sebagai kepala

ruangan, katim dan anggota/perawat pelaksana menjalankan

tugasnya sesuai dengan fungsinya sehingga dalam pelaksanaannya

metode yang digunakan hanya inisiatif kerja bersama sesuai

kebutuhan pasien dan asuhan keperawatan dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan pasien saja. Semua perawat di ruangan bekerja

sama dalam shift nya masing-masing.

Hasil wawancara dengan Karu mengatakan metode yang

dipakai diruangan menggunakan metode inisiatif kerja bersama,

hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah tenaga diruangan.

Analisis : Belum optimalnya pengetahuan tentang metode tim di

ruang rawat Inap Paru. Model pelayanan keperawatan yang


diterapkan mengacu kepada model keperawatan fungsional karena

pada pelaksanaannya metode yang digunakan hanya inisiatif kerja

bersama sesuai kebutuhan pasien bukan berdasarkan pembagian

tugas didalam kelompok, namun pada pembagian tugas

berdasarkan struktur orgasisasi mengacu kepada model

keperawatan metode tim.

c. A (actuating)

1) Overan SBAR

Timbang terima sering disebut dengan operan atau over

hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

Harus dilakukan seefektif mungkin dengan singkat, jelas dan

lengkap tentang perkembangan keadaan pasien, tindakan mandiri

perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum

dilakukan dan perkembangan saat itu.

Timbang terima dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu

pada pergantian shift malam ke pagi (07.30), pagi ke sore (13.30)

dan sore ke malam (19.30). Timbang terima selalu di ikuti oleh

semua perawat yang telah dan akan dinas. Kegiatan timbang terima

di pimpin langsung oleh kepala ruang untuk dinas pagi dan dinas

sore, untuk dinas malam dilakukan oleh katim dan perawat

pelaksana.
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 66,7% perawat

mengetahui hal-hal apa saja yang harus disampaikan dalam

pelaporan overan dan telah menerapkan operan SBAR. Namun

berdasarkan observasi ditemukan beberapa hal yang belum

disampaikan saat melakukan overan, seperti diagnosa keperawatan

dan intervensi yang telah atau akan dilakukan baik intervensi

kolaborasi maupun mandiri. Seratus persen perawat mengatakan

pelaporan overan dicatat di buku. Setelah overan, kepala ruangan

mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus

melakukan evaluasi.

Analisis : Belum optimalnya pengetahuan dan pelaksanaan operan

menggunakan SBAR.

2) Pre & Post Conference

Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa kepala ruangan

Paru sudah mempunyai rencana harian, seperti melaksanakan

operan jaga dan kegiatan preconference. Namun, kegiatan


preconference hanya dilakukan di shift pagi saja sebelum

melakukan tindakan sedangkan untuk shift sore dan malam tidak

dilakukan preconference.

Dari hasil wawancara karu mengatakan hanya dinas pagi

saja, yang bisa dilakukan hanya pre conference dan post

conference pada dinas pagi saja. Untuk sore dan malam sudah di

delegasikan kepada yang dinas sore dan malam, hanya saja kurang

berjalan karena tidak ada karu.

Analisis : Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conference

3) Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada

kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor,

kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan

seluruh anggota tim.

Hasil wawancara kepada Kepala Ruangan Instalasi Rawat

Inap paru RSUD Mayjen H.A Thalib pada hari Sabtu, 03

September 2022, menyatakan bahwa ronde keperawatan yang ada

diruangan dilakukan langsung saat overan/timbang terima di

hadapan pasien.

Namun berdasarkan obsevasi yang dilakukan pada tanggal

03 September 2022 ronde keperawatan yang dilakukan belum


optimal dimana tidak di jadwalkan secara khusus utuk penentuan

waktu ronde, Tidak adanya proposal mengenai kasus apa yang

akan di bahas dalam pelaksanaannya tidak melibatkan perawat

lain,konselor atau tim kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan

atau validasi.

Analisis : Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di

ruangan Paru.

d. C (controlling)

1) Pendokumentasian Askep

Berdasarkan wawancara pada tanggal 03 September dan

observasi tanggal 04 September 2022 di ruang rawat inap paru

ditemukan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan pasien

dilakukan sesuai dengan ketetapan standar pendokumentasian

berupa pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi, evaluasi dan

catatan perkembangan. Setiap masing-masing pasien memiliki

dokumentasi lengkap. Hanya saja ruangan belum menggunakan

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).

Dokumentasi dibuat berdasarkan format untuk penulisan

asuhan keperawatan yang dibuat oleh rumah sakit yaitu CPPT.

Kegiatan Evaluasi Keperawatan juga ditulis dalam lembar evaluasi

berupa SOAP (Subjective –Objective – Analysis – Planning).


Analisis : pendokumentasian sudah dilakukan sesuai SOP yang

ada di ruumah Sakit, namun belum menggunakan SDKI, SLKI dan

SIKI.

2) Monitoring Kinerja

E. UNSUR OUTPUT / KELUARAN

1. Efisiensi Ruang Rawat

a. BOR

b. LOS

c. BTO

d. TOI

2. Hasil Evaluasi Penerapan SAK

3. Kepuasan Kerja Karyawan

4. Kepuasan Pasien

5. Mutu Pelayanan
BAB III

PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN

A. PERMASALAHAN

B. RENCANA KEGIATAN
BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

B. EVALUASI
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

4. Money
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
perawat pelaksana semua keuangan di ruangan dikelola
sepenuhnya oleh administrasi rumah sakit. Sehingga kebutuhan
pengembangan ruangan disesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan serta permintaan kebutuhan pasien yang sebelumnya
diajukan oleh kepala ruangan kepada pihak rumah sakit yaitu
untuk masalah meringankan biaya pihak rumah sakit
bekerjasama dengan BPJS.
Sedangkan keuangan ruangan seperti uang sosial, iuran-iuran
sederhana untuk kepentingan bersama secara pribadi di Ruang
Rawat Inap Paru dikelola oleh satu orang bendahara ruangan.
Analisis : Dalam pengkajian yang kami lakukan untuk
permasalahan tentang money kebutuhan pengembangan
ruangan untuk kebutuhan pasien sudah baik, untuk
pengembangan program dan kesejahteraan perawat juga sudah
baik.
1) Machine
Hasil observasi di Ruang Rawat Inap Bangsal Anak diperoleh
data bahwa terdapat sarana dan prasarana guna mendukung
kualitas pelayanan optimal. Rumah sakit telah memberikan
beberapa fasilitas penunjang yang berkaitan dengan
perkembangan teknologi misalnya rontgen dan laboratorium
yang merupakan fasilitas penunjang rumah sakit.
Sarana, Prasarana, Peralatan Kesehatan Di Ruang Rawat
Inap Paru

Alat Tulis

No Nama Alat Jumlah


1 Format askep Menyesuaikan
2 Gravik vital sign Menyesuaikan
3 Lembar obat Menyesuaikan
4 Spidol 2
5 Pulpen 3
6 Spidol merah hitam biru 2
7 Penggaris 2
8 Strapless besar 1
9 Strapless kecil 1
10 Map snelletcher 20
11 Box file 10
12 Buku laporan dinas 1
13 Buku terapi 1
14 Buku Register 1
Analisis : Berdasarkan data sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan yang dilampirkan, beberapa alkes mencukupi seperti
tiang infus, tabung oksigen, namun beberapa tidak mencukupi
seperti tensimeter, termometer digital, bak injeksi, pinset anatomis,
seharusnya mengacu kepada dokumentasi aspak rumah sakit, hal
ini bisa di sebabkan oleh pendokumentasian yang kurang terhadap
jumlah dan kondisi yang ada di ruangan.

Berdasarkan Data Alat Tulis (ATK) yang ada di ruang rawat inap
bangsal anak mencukupi untuk kebutuhan setiap periode
permintaan yang di ajukan dan di penuhi oleh pihak rumah sakit,
saat ini adalah kondisi ATK yang ada.

5. Sarana dan Prasarana

Anda mungkin juga menyukai