Oleh :
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :
1 ASIMUDIN 6 NELLY SAFITRI
5 FITRI YENI
Pembimbing Akademik :
Ns. FITRIANOLA REZKIKI, M. Kep
Ns. WIWIT FEBRINA, M. Kep
Pembimbing Klinik
Ns. YANTI NOPITA, M.Kep
Sub Pokok Bahasan : Overan SBAR di ruang Anak RSUD Mayjen H.A Thalib
Kota Sungai Penuh
Waktu : 60 Menit
Jam : 09.00 WIB –09.30 WIB
Hari/ Tanggal : Jum’at, 16 September 2022
Sabtu, 17 September 2022
Minggu, 18 September 2022
Tempat : Ruang Anak RSUD M.H. A.Thalib Kota Sungai Penuh Penyuluh
: Mahasiwa Profesi Universitas Fort De Kock Bukittinggi
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama,hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2006)
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Oleh karena
itu diperlukan kemampuan managerial dari tenaga keperawatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan
RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh yang merupakan salah satu rumah
sakit yang ada di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci dimana setiap tahunnya
selalu berkembang, baik pada sarana fisik rumah sakit maupun pada prasarananya serta
peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusianya. Terhitung tanggal 01
Januari 2013 RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh telah menerapkan Pola
Pengelolaan.
Ruang Rawat Inap Anak adalah salah satu diantara rungan di RSU Mayjen H.A
Thalib Kota Sungai Penuh yang memberikan pelayanan khusus pada anak yang sakit.
Ruang anak terdapat 7 kamar rawatan dengan jumlah 15 tempat tidur pasien. Dimana
rungan rawat inap anak terletak di lantai 2 di bagian atas rungan persalinan dan
bersebelahan dengan ruang rawat inap perinatalologi. Dan rungan rawat inap ini
memiliki berbagai fasilitas yang memadai dan memiliki tenaga kesehatan yang terampil
di bidang khusus rawat inap anak.
Salah satu kemampuan managerial keperawatan adalah dalam hal perencanaan.
Untuk menyusun suatu perencanaan, mengacu pada Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP), salah satunya diwujudkan melalui konfren keperawatan (Nursalam,
2006)
RSUD Mayjen H.A Thalib Kota Sungai Penuh memerlukan aspek manajemen
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien khususnya diruang anak, di mana
dibutuhkan tenaga profesional dalam menangani masalah pasien yang membutuhkan
pertolongan segera. Untuk meningkatkan aspek manajemen tersebut, maka perlu
dilaksanakan diseminasi ilmu yang membahas tentang overan,
konferent,pendokumentasian,ronde keperawatan, discharge planning dan metode tim.
untuk peningkatan mutu pelayanan, khususnya pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi materi tentang overan SBAR.
2. Tujuan Khusus
a) Perawat mengetahui pengertian tentang overan SBAR.
b) Perawat mengetahui tujuan dilakukannya tentang overan SBAR.
c) Perawat mengetahui pedoman tentang overan SBAR.
d) Pemberian contoh melalui video tenteng overan SBAR.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1) Topik
Desiminasi ilmu tenteng overan SBAR di ruangan anak RSUD Mayjen H.A
Thalib Kota Sungai Penuh
2) Sasaran
Semua perawat yang dinas di ruangan anak RSUD Mayjen H.A Thalib Kota
Sungai Penuh.
a) Metode
Peran
Diskusi
b) Media
Catatan perkembangan pasien
Form SBAR
c) Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 16 September 2022
Sabtu, 17 September 2022
Minggu, 18 September 2022
Waktu : 09.00 WIB –09.30 WIB
Tempat : Ruang Anak
d) Setting Tempat
Keterangan:
: Kepala Ruangan
: Ketua Tim
3. Penutup 5 Menit
- Mengucapkan terima kasih - Memperhatikan dan
kepada perawat shift malam mendengarkan
- Mengucapkan selamat bertugas - Memperhatikan dan
kepada perawat shift pagi mendengarkan
- Menutup dengan doa dan salam - Menjawab salam
g) Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
70% Laporan telah dikoordinasikan sesuai perencanaan.
60% Peserta menghadiri role play.
75% Tempat dan media serta alat role play sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
75% Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan.
80% Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
75% peserta aktif dalam kegiatan role play
75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama role play
c. Evaluasi Hasil
75% Mengetahui cara overan SBAR.
75% Mengetahui tujuan dilakukannya overan SBAR.
75% Mengetahui pedoman pelaksanaan tentang overan SBAR.
Materi Role Play
OVERAN (TIMBANG TERIMA)
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Prosedur Overan Jaga (Nursalam, 2002),
Meliputi:
1) Persiapan
Kedua kelompok dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2) Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/overan
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
Identitas klien dan diagnosa medic
Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
Intervensi kolaborasi dan dependen
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.
Shif kerja atau overan memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang
perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau overan
(http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com , 2009) adalah sebagai berikut:
1) Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2) Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.
3) Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4) Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5) Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.