Anda di halaman 1dari 128

PROPOSAL PROGRAM INOVASI STASE MANAJEMEN

DI RUANG ANGGREK RSUD WONOSARI

Disusun Oleh:
Alfiatin Nazhiroh (220300871)
Ayu Asfrestyanti (220300878)
Eni Hayati (220300885)
Wina Lestari (220300929)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PROGRAM INOVASI STASE MANAJEMEN
DI RUANG ANGGREK RSUD WONOSARI

Alfiatin Nazhiroh (220300871)


Ayu Asfrestyanti (220300878)
Eni Hayati (220300885)
Wina Lestari (220300929)

Telah Disetujui:

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Febrika Agri A. S.Kep.Ns R. Jaka Sarwadhamana, S.Kep., Ns., MPH


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Program Inovasi di
Ruang Anggrek RSUD Wonosari”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW.Sehubungan dengan itu, kami melakukan penyusunan
laporan ini atas bantuan, dukungan serta arahan dari pembimbing. Oleh karena itu,
perkenankankami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Lusia Retno Hertanti, AMK selaku Kepala Ruang di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari
2. Febrika Agri A. S.Kep.Ns. selaku Co-Preceptor dan Perawat Pelaksana di
Ruang Anggrek RSUD Wonosari
3. Raden Jaka Sarwadhamana, S.Kep.,Ns., MPH selaku Dosen Pembimbing Stase
Manajemen Keperawatan
4. Perawat Primer dan Perawat Associate di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
5. Bapak dan Ibu yang telah banyak memberikan dukungan, baik material
maupun spiritual serta doanya.
6. Teman-teman Mahasiswa Ners yang selalu bekerja dalam kebersamaan,
kekompakan dan keceriaan.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan.

Semoga bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan yang terbaik dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca dalam rangka perbaikan kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wonosari, 13 JAnuari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama

dalam pengembangan keperawatan dimasa depan untuk mencapai kualitas kesehatan

yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan tuntunan profesi dan

tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan

secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Sebagian kita ketahui bahwa semakin meningkatnya pengetahuan dan perkembangan

teknologi dimasa sekarang serta meningkatnya kesadaran masyarakat tentang hak dan

kewajiban sebagai konsumen, maka tuntunan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan semakin meningkat sehingga pentingnya peningkatan tentang manajemen

keperawatan untuk melindungi perawat.

Keperawatan merupakan pelayanan professional yang integral sehingga tidak

dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara komprehensif. Pelayanan

keperawatan merupakan pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan dituju kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat

maupun sakit. Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila

dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi

dalam peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit khususnya pelayanan

keperawatan.

Mutu pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit juga ditentukan oleh mutu

pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan terutama di peruntukkan bagi

kebutuhan dasar manusia (4). Pelayanan keperawatan sebagai bentuk kegiatan utama

dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan

sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keadaan aktual pelayanan


keperawatan menunjukkan bahwa banyak tenaga keperawatan lebih berkonsentrasi

dan terlibat dengan tindakan pengobatan dan penggunaan teknologi yang berorientasi

medik untuk mengatasikompleksitas penyakit.

Sudut pandang definisi pelayanan keperawatan diantaranya yaitu sudut

pandang pasien (individu, keluarga dan masyarakat). Kualitas merupakan adanya

perawat atau tenaga kesehatan yang memberikan perawatan yang terampil dan

kemampuan perawat dalam memberikan perawatan. Pelaksanaan layanan

keperawatan tidak terlepas dari fungsi- fungsi manajemen keperawatan yang

dilaksanakan secara efisien dan efektif. Ada 5 fungsi manajemen keperawatan yaitu

perencanaann (Planning), pengorganisasian (Organizing) ketenagaan (Staffing),

pengarahan (Actuating), pengawasan (Controling). Masing-masing fungsi managemen

tersebut saling keterkaitan satu sama lain dan dapat diterapkan baik oleh manajemen

tingkat atas, menengah maupun bawah dalam jajaran keperawatan dapat diterapkan

mulai dari kepala bagian keperawatan sampai kepala ruangan. Adapun komponen

fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi, metode pemberian asuhan

keperawatan pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan, bekerja dalam

organisasi dengan memahami kekuatandan otoritas.

Berdasarkan dengan tingkat keberagaman kasus dan tindakan yang ada di

wisma abiyasa, maka dirasa sangat perlu dilakukan sebuah studi tentang proses

manajemen keperawatan di Ruang Anggrek RSUD Wonosari dimana salah satu

bentuknya dengan melakukan praktek stase manajemen keperawatan. Berdasarkan

penjelasan diatas maka perlunya dilakukan sebuah studi tentang proses manajemen

keperawatan di Ruang Anggrek RSUD Wonosari dimana salah satu bentuk untuk

meningkatkatkan kinerja perawat untuk memberikan pelayanan secara optimal dan

sesuai dengan standar keperawatan.


Perawat merupakan sebagai salah satu bagian integral dari pelayanan

kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga

pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan pasien. Salah satu cara

untuk meningkatkan keterampilan yang handal selain yang di dapat selama kuliah

juga harus melalui pembelajaran dilahan praktek. Mahasiswa Program Studi Ners

Universitas Alma Ata Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan

manajerialnya di Ruang Anggrek RSUD Wonosari dengan arahan dari pembimbing

lapangan maupun pembimbing akademik yang intensif. Dengan adanya praktek

tersebut mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola ruang

perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4

minggu di Ruang Anggrek RSUD Wonosari mahasiswa mampu

memahami manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana maupun

kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik baik dari segi kualitas

maupun kuantitas.

2. Tjuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu menganalisa masalah terkait

manajemen dan tatanan klinik maupun pengelolaan sarana yang ada di

Ruang Anggrek RSUD Wonosari yang meliputi:

1. Mampu menganalisis unsur input dalam proses manajemen

keperawatan

2. Mampu menganalisis unsur proses dalam proses manajemen


keperawatan

3. Mampu menganalisis unsur proses dalam output manajemen

keperawatan

4. Mampu berkontribusi dalam meningkatkan manajemen di Ruang

Anggrek RSUD Wonosari

C. Manfaat

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait peran perawatan dalam

manajemen keperawatan yang ada di ruangan sesuai prosedur dan mampu

meningkatkan kualitas serta fasilitas Rumah Sakit.

2. Bagi RSUD Wonosari

Dapat digunakan sebagai data tambahan untuk pertimbangan dalam praktik

keperawatan di Ruang Anggrek.

3. Bagi Ruang Anggrek

Dapat membentuk tim keperawatan yang solid dengan pendekatan fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

D. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan ini bertempat di Ruang Anggrek

RSUD Winosari selama 4 minggu dari tanggal 09 Januari sampai 04 Februari 2023.

E. Cara Pengkajian

Pengkajian di Ruang Anggrek RSUD Wonosari diperoleh dengan cara:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan, inventaris

ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke

pasien.
2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat pelaksana,

mahasiswa praktek dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan

pasien dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat. Wawancara mendalam

digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan perawat dan pasien secara fisik,

finansial, sosial, dan psikologi.

3. Studi dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenagaan,

dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan

inventaris ruangan.

4. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melaluiobservasi

maupun wawancara mendalam.

F. Skala Penilaian

Setelah masing-masing data didapatkan, kemudian akan diberi penilaian dengan

menggunakan prosentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif yaitu menggunakan

Arikunto (2004).

1. Kriteria baik (76-100%)

2. Kriteria cukup (56-75%)

3. Kriteria kurang (40-55%)

4. Kriteria tidak baik (<40%)

G. Peserta Didik

Mahasiswa tahap profesi Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu – Ilmu

Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta yang sedang menjalani stase manajemen

periode 7 Maret sampai 26 Maret 2022 di Ruang Anggrek RSUD Wonosari dengan
anggota:

1. Alfiatin Nazhiroh, S.Kep

2. Ayu Asfrestyanti, S.Kep

3. Eni Hayati, S.Kep

4. Wina Lestari, S.Kep


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

A. Telaah Pustaka

1. Manajemen Keperawatan

a. Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen merupakan suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih

untuk mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan orang lain, guna mencapai hasil

tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja (7).Manajemen adalah

seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen adalah

upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan lingkungan kerja

yang menguntungkan. Salah satu peran perawat adalah sebagai pengelola

(manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola

layanan keperawatan di semua tatananlayanan kesehatan (rumah sakit,

puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang berada dalam

tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajamen keperawatan (4).

Manajemen keperawatan sendiri dapat diartikan sebagai proses layanan

keperawatan melalui upaya staff keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat.

Dengan demikian perawat menjalankan fungsi manajerial keperawatan yang

meliputi planning, organizing, actuating, staffing, directing, dan controlling (8):

b. Perencanaan (planning).

Seorang manajer keperawatan harus mampu menetapkan pekerjaan yang

harus dilakukannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang didasarkan

atas rencana yang logis dan bukan perasaan. Fungsi perencanaan meliputi

beberapa tugas, diantaranya mengenali masalah, menetapkan dan


mengkhususkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, mengembangkan

tujuan, dan terakhir menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dapat

tercapai.

1) Pengorganisasian (organizing).

Fungsi ini meliputi proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan,

wewenang, serta sumber daya keperawatan sehingga tujuan keperawatan

dapat tercapai.

2) Gerak aksi (actuating).

Actuating atau disebut juga “gerak aksi” mencakup kegiatan yang

dilakukan oleh seorang manajer keperawatan untuk mengawali dan

melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam unsur perencanaan dan

pengorganisasian agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

melaksanakan fungsi actuating, seorang manajer keperawatan harus mampu

menetapkan dan memuaskan keutuhan manusiawi para staf keperawatan,

memberi penghargaan, memimpin, mengemangkan, serta memberi

kompensasi kepada mereka.

3) Pengelolaan Staff (staffing).


Fungsi staffing mencakup memperoleh, menempatkan dan mempertahankan

anggota/staf pada posisi yang diutuhkan dalam pekerjaankeperawatan.

4) Pengarahan (directing).

Seorang manajer keperawatan harus mampu memberikan arahan kepada

staf keperawatan sehingga mereka menjadi perawat yang berpengetahuan

dan mampu bekerja secara efektif guna mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

5) Pengendalian (controlling).

Tugas–tugas dalam fungsi ini mencakup kelanjutan tugas untuk melihat


apakah kegiatan yang dilaksanakan oleh staf keperawatan telah berjalan

sesuai rencana (8).

Fungsi manajerial dilaksanakan di tiap tingkatan manajemen, baik first level

manager, middle manager, maupun top manager. Oleh karena itu untuk

dapat melaksanakan peran manajer dengan baik, seorang perawat harus

memiliki ketrampilan manajerial yang meliputi technical skill, human skill,

dan conceptual skill. Technical skill adalah kemampuan untuk

menggunakan pengetahuan. Metode, teknik, dan peralatan yang diperlukan

dalam melaksanakan tugas – tugas manajerial. Human Skill mencakup

kemampuan-kemampuan untuk bekerjasama, memahami, dan memotivasi

orang lain, baik individu maupun kelompok. Human skill adalah

ketrampilan yang terkait dengan kepemimpinan dan hubungan antar

manusia. Conceptual skill mencakup kemampuan untuk memahami

kompleksitas organisasi secara keseluruhan dan kemampuan untuk menilai

apakah kegiatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan organisasi atau

tidak. Keterampilan ini juga meliputi kemampuan untukmengkoordinasikan

dan mengintegrasikan semua kepentingan dan aktivitas organisasi (8).

Jadi, conceptual skill berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan

berfikir.

c. Komponen Sistem Manajemen Keperawatan

1. Input

Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa

informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Manajemen pelayanan

keperawatan berrfokuspada komponen 5 M (Man, Money, Material, Methode,

Machine (8). Menurut Harington Emerson dalam Phiffner John F. dan


Presthus Robert V (1960) manajemen mempunyai lima unsur (5M). Berikut

adalah dasar-dasar manajemen 2001, yaitu:

a) Man

(1) Pasien

Pasien adalah orang datang ke dokter dengan meminta

pertolongan medis. Seseorang yang datang ke dokter dengan

sendirinya mempunyai masalah medis, problem medis dapat bersifat

psikologis dan fisiologis. Problem medis bersifat psikologis seperti

kekhawatiran atau ingin berkonsultasi untuk mengetahui kesehatannya

ataupun karena problem fungsional dapat pula karena problem

gangguan organ. Pasien adalah seseorang yang melakukan konsultasi

masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan baik

langsung maupun tidak langsung.

(2) Mahasiswa Praktikan

Pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus

dilalui oleh setiap perawat. Hal ini merupakan suatu upaya penjaminan

mutupenyelenggara pendidikan keperawatan dimana diperukan sebuah

standar penyelenggara pendidikan dan pengembangan penelitian

keperawatan.

(3) Ketenagakerjaan

1. Kuantitas
Perencanaan keperawatan yang sangat penting adalah perencanaan

SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya SDM keperawatan. Perencanaan

SDM keperawatan merupakan kegiatan merencanakan tenaga kerja agar

sesuai dengan kebutuhan organisasi serta efektif, efisien dalam membantu

terwujudnya tujuan. Adapun tujuan perencanaan SDM keperawatan adalah :


(a) Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan contoh

perencanaan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat pendidikan

(DIII, Ners, Ners Spesialis)

(b) Peminatan SDM keperawatan sesuai minat, spesialisasi, dan

kualifikasi pendidikan yang tepat

(c) Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun

masa mendatang

(d) Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas Mempermudah

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu

proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak

tenaga yang dibutuhkan dan dengan kriteria seperti apa pada suatu

unit untuk setiap shiftnya. Untuk penetapan ini ada beberapa

rumus yang dikembangkan oleh para ahli. Selain untuk

menetapkan rumus ini juga dapat digunakan untuk menilai dan

membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau

berlebih. Rumus tersebutantara lain:

1. Menurut Gillies (1982)

Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan

dengan perhitungan sebagai berikut :

Tenaga Perawat =

Keterangan :

A: jam efektif/24 jam (waktu perawatan yang

dibutuhkan klien)

B: sensus harian → BOR x Jumlah tempat tidur


C : jumlah hari libur : 365-64 = 64 hari libur.

2. Menurut Douglas (1984)


Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut

Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan setiap

shift klien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3)

untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat

berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap

shift jaga seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Jumlah tenaga keperawatan berdasarkan
klasifikasiketergantungan klien
Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap

perawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24

jam,dengan kriteria:

i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

ii. Ambulasi dengan pengawasan

iii. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift

iv. Pengobatan minimal, status psikologi stabil

v. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam

dengan kriteria:

i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu


ii. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

iii. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

iv. Folley catheter/intake output dicatat

v. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan

memerlukan prosedr.

3) Perawatan maksimal atau total memerlukan

waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :

i. Segalanya diberikan/dibantu

ii. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

iii. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena

iv. Pemakaian suction

v. Gelisah, disorientasi
3. Menurut Depkes (2001)

Kebutuhan tenaga perawat di unit perawatan rawat inap

menggunakan rumus:

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu

ditambah (faktor koreksi) dengan hari libur atau cuti atau

hari besar (loss day). Tenaga keperawatan yang

mengerjakan pekerjaan non keperawatan diperkirakan

25% dari jam pelayanan keperawatan.

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐼 + 𝐿𝑜𝑠𝑠 𝐷𝑎𝑦

2. Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan pengawasan yang

berhubungandengan kegiatan yang dipantau untuk diatur dalam

pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.

Dalam keperawatan, tujuan kualitas pelayanan adalah untuk

memastikanbahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan,

tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa

atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilkan sesuai

dengan standar atau keinginan pasien. Pelatihan kursus yang

diperlukan bagi tenaga perawat professional di rumah sakit

yaitu etika komunikasi yang meliputi :

1) Komunikasi dalam keperawatan

2) Etika Keperawatan

3) Manajemen Keperawatan

4) Hospital manajemen training

5) Audit medic

6) Pencegahan penyakit nosocomial

7) Sanitasi rumah sakit

Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian

integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit, strategi manajemen

sumber daya manusia sebenarnya juga merupakan bagian integral dari

strategi rumah sakit dengan pemahaman bahwa sumberdaya manusia

adalah asset utama rumah sakit sehingga perlu juga direncanakan

rotasi dan mutasi sumber daya manusia untuk menyesuaikan beban

dan tuntutan pelayanan dimasa depan sehingga penyesuaian keahlian

yang dibutuhkan melalui pelatihan terus menerus dan


berkesinambungan (9). Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit

dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh

pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM

yang sesuai dengan kualitas yang tinggi dan profesional sesuai dengan

tugas dan fungsinya (9). Pendidikan SDM diruang Cempaka terdiri

dari, S1 Keperawatan Ners, D III keperawatan,dan SPK.

b) Method
Metode (Standart) atau Standar Prosedur Operasionalkeperawatan di

Indonesia yang digunakan sebagai pedoman dan instrumentasi penerapan

standart asuhan keperawatan disusun oleh Kemenkes (10). Standar adalah

suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang dapat

diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik

acuan yang digunakan sebagai pembanding. Standar menunjukkan pada

tingkat ideal tercapai yangdiinginkan, diukur dalam bentuk minimal dan

maksimal, penyimpanganmasih dalam batas atas yang dibenarkan

toleransi. Standar merupakan pernyataan yang absah, model yang disusun

berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa yang

memadai dan sesuai, dapat diterima dengan layak (11).

Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu

pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar, yang

dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai

tolak ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat. Standard

praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan(11).

c) Materials
Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan adalah semua bentuk

alat kesehatan yang dipergunakan dalam melaksanakan tindakan demi


menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga

diperoleh tujuan keperawatan yang efisien dan efektif (9) .

Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan

meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya

dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Ruang

lingkup peralatan keperawatan adalah alat tenun, alat kesehatan, alat rumah

tangga, alat pencatatan pelaporan keperawatan, standar pengadaan standar

distribusi,standar penggunaan standar penghapusan, standar pengawasan

dan pengendalian (9).

d) Money
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bagi

petugas medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar

pelayanan rumah sakit berjalan seoptimal mungkin dan dapat di rasakan

oleh seluruh masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan

jasa non medis dan jasa pemborongan. Salah satu fungsi rumah sakit

memberikan pelayanan kesehatan bagi petugas medis maupun non medis.

Sejak berdirinya RSUD Panembahan Senopati biaya anggaran berasal

dari APBD/APBN dan biaya operasional. APBN adalah suatu alat yang

berguna untuk mengatur pendapatan dan juga pengeluaran negara dalam

hal pembiayaan dan juga pelaksanaan berbagai aktivitas pemerintah, mulai

dari pembangunan, pencapaian ekonomi, meningkatkan pendapatan

nasional, stabilitas perekonomian, serta menentukan arah dan prioritas

pembangunan secara menyeluruh. Dalam penerapannya, APBN memiliki

beberapa peran penting yaitu peran pengawasan, perencanaan, otorisasi,

distribusi, alokasi, dan stabilisasi. Setiap bentuk penerimaan akan menjadi

hak dan pengeluaran akan menjadi kewajiban negara yang harus diinput
kedalam APBN.

Dana Ruang Setyaki bersumber pada anggaran rumah sakit yang harus

dipertanggung jawabkan dan dikelola terpusat oleh bagian keuangan RSUD

Panembahan Senopati dengan pertimbangan prioritas program dari ruangan yang

ada diruang setyaki.

e) Machines

Mesin merupakan peralatan yang berupa barang elektronik dan

membutuhkan tenaga listrik yang digunakan untuk membantu menangani

pasien baik secara medis maupun keperawatan.

a. Proses

Proses adalah kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi

sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk

melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dalam

pelayanan keperawatan. Unsur proses terdiri dari

1) Proses Asuhan Keperawatan

Standar keperawatan yang dipakai di Indonesia sebagai dasar pedoman

dan instrumentasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan yaitu:

a) Standar I. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

klien. Pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan,

kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa

keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan

respon individu sebagaimana yang telah ditentukan dalam standa praktik

keperawatan dari ANA (American Nurses Association) (12).


b) Standar II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai

pengalaman/respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah

kesehatan yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan memberi dasar

pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir sehingga

perawat menjadi akuntabel (13). Komponen diagnosa menurut PPNI terdiri

dari masalah (P), etologi (E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari

masalah dengan penyebab (PE). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SDKI) merupakan tolak ukur atau acuan yang digunakan sebagai pedoman

dasar penegakan diagnosis keperawatan dalam rangka memberikan asuhan

keperawatan yang aman, efektif dan etis (14).

Menurut Asmadi diagnosa keperawatan ada tiga tipe, yaitu diagnosa

keperawatan aktual, yaitu diagnosa keperawatan yang menjelaskan masalah

kesehatan yang nyata terjadi saat ini danbenar- benar faktual, sesuai dengan

data klinis yang diperoleh. Diagnosa keperawatan risiko, yaitu diagnosa

keperawatan yangmenjelaskan masalah kesehatan yang berpeluang besar

akan terjadi jika tidak dilakukan tindakan keperawatan. Pada diagnosa ini

masalah belum ada secara pasti, namun etiologi penunjangnya sudah ada.

Diagnosa keperawatan potensial, yaitu diagnosa keperawatan yang

menjelaskan tetang keadaan sejahtera (wellness), yakni ketika klien memiliki

potensi untuk lebihmeningkatkan derajat kesehatanya dan belum ada data

maladaptif atau paparan terhadap masalah kesehatansebelumnya (8).


c) Standar III. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah

yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua

tindakan keperawatan (15).

d) Standar IV. Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tindakan

keperawatan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh pasien itu sendiri,

perawat secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya

(16).

e) Standar V. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk

menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana

keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana

keperawatan (17)

f) Standar VI. Catatan Asuhan Keperawatan

Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat selama

pasien dirawat inap maupun rawat jalan, digunakan sebagai informasi,

komunikasi dan laporan, didokumentasikan setelah tindakan selesai

dilakukan, sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan, setiap mencatat

harus mencantumkan inisial atau paraf nama perawat, menggunakan formulir

yang baku, simpan sesuaiperaturan yang berlaku (18).


b. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Definisi MPKP

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,

proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan

tersebut diberikan. MPKP terdiridari elemen sub sistem antara lain (19) (20):

(1) Nilai-nilai profesional (inti MPKP)

(2) Pendekatan manajemen

(3) Metode pemberian asuhan keperawatan

(4) Hubungan professional

(5) Sistem kompensasi dan penghargaan

2. Tujuan MPKP

(1) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

(2) Mengurangi konflik tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan.

(3) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan

keperawatan.

(4) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

(5) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan

keperawatan bagi setiap tim keperawatan

3. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional

a. Model asuhan keperawatan professional fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan


keperawatan sebagai pilihan utama padasaat perang dunia kedua. Pada saat

itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap

perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja

(misalnya, merawat luka) kepada semua pasien di bangsal. Model ini

berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat

melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang

ada (9).

Kelebihan:

(1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas

yang jelas dan pengawasan yang baik;

(2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;

(3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,

sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior

dan/atau belum berpengalaman.

Kelemahan:

(1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;

(2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan

proses keperawatan;

(3) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan

dengan keterampilan saja.

b. Model asuhan keperawatan professional kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat

ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif,
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama

pada hariberikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien

satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat

privat/pribadi dalam memberikan asuhan keperawatan khusus seperti kasus

isolasi dan perawatan intensif (intensivecare) (9).

Kelebihan:

(1) Perawat lebih memahami kasus per kasus.

(2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.

Kekurangan:

(1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab;

(2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan

dasar yang sama.

c. Model asuhan keperawatan professional tim

Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2 - 3 tim/grup yang terdiri atas tenaga

profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling

membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit

rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat (9).

Kelebihan:

(1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;

(2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;

(3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik


mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan:

(1) Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk

konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,

yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu - waktu sibuk.

d. Model asuhan keperawatan professional primer

Gillies (1989) dalam Hidayah (2014) perawat yang menggunakan metode

keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat

primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat

kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat

dipertanggungjawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 - 6

klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah

sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakankomunikasi dan

koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan

membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang

tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain

(associate nurse). Metodepenugasan dimana satu orang perawat

bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan

pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong

praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana

asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya

keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang

ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan


selama pasien dirawat (9). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien

merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.

Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan

yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan

advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena

senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu

diperbarui dan komprehensif (9).

Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self

direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai

keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan

berbagai disiplin ilmu (9). Konsep dasar metode primer: ada tanggung jawab

dan tanggung gugat; ada otonomi; ketertiban pasien dan keluarga.

e. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan asuhan keperawatan

Primary dan Tim).

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat professional dan perawat non professional (perawat

terampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai

pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini

diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki

kemampuan pemimpin. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 klien (20).

4. Tahapan Kegiatan Perawat di Ruang Model Praktik Keperawatan

Profesional
1) Timbang Terima atau Operan Pasien

Timbang terima atau operan merupakan kegiatan yang rutin sebagai

bentuk serah terima pasien kelolaan antara satu shift denga shift lainnya

sebelum dan sesudah perawat melaksanakan tugasnya. Timbang terima

dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien dengan cermat sesuai kondisi

pasien terkini. Dalam operan akan disampaikan beberapa informasi penting

tentang tindakan yang akan dan telah dilakukan, serta dapat memberikan

suatu kejelasan yang lebih luas yang takdapat diuraikan secara tertulis dalam

kegiatan penulisan laporan. Kegiatan operan sebaiknya dilakukan setelah

perawat membaca laporan shift jaga sebelumnya atau resume

laporan,sehinggasaat kegiatan operan dilakukan perawat telah

mempunyai gambaran tentang kondisi pasien yang dioperkan. Kegiatan

operan pasien sebaiknya dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab

langsung dalam memberikan asuhankeperawatan kepada perawat yang akan

bertanggung jawabmemberikan asuhan pada shift selanjutnya.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam kegiatan

layanan yangakan diberikan pada pasien. Dalam metode penugasan

tim,operandapat juga dilakukan oleh ketua tim kepada ketua timyang dinas

berikutnya. Kegiatan operan sebaiknya diikuti kepala ruangan, ketua tim dan

seluruh perawat yang bertugas saat itu dan yang akan bertugas. Hal ini

dimaksudkan untuk dapat memberikan informasi yang jelas (real) tentang

situasi dan kondisi pasien dan memudahkan menerima limpahan tugas, serta

sebagai bahan masukan saat melaksanakan pre conference.


Selain kegiatan timbang terima pasien, umumnya juga diikuti dengan

timbang terima barang/alat obat-obatan, uang dan sebagainya. Pada saat

kegiatan ini yang perlu disampaikan adalah jumlah dan kondisi barang atau

alat pada saat operan dilaksanakan. Agar kegiatan timbang terima dapat

dipertanggung jawabkan, selain informasi secara langsung juga diikuti dengan

bukti secara tertulis yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

2) Pre Conference
Pre Conference merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan aktifitas pelayanan pada awal shift dinas. Pada kegiatan

ini sangat efektif untuk membahas rencana kegiatan yang diperlukan

umpan balik atau tanggapan yang bersifat khusus, maksudnya tanggapan

tersebut kurang etis bila disampaikan di depan pasien saat dilaksanakan

timbang terima. Pada saat kegiatan pre conference seluruh peserta dapat

secara bebas menyampaikan pendapatnya. Kegiatan ini sebaiknya

dilakukan secara singkat sehingga tidak mengganggu kelancaran

pelayanan keperawatan. Kegiatan ini dibawah tanggung jawab kepala

ruangan atau ketua tim yang telah ditentukan.

3) Post Conference
Pada tahap ini, kegiatan berfokus pada pembahasan dari tindakan

yang telah dilaksanakan serta rencana program selanjutnya. Umumnya

kegiatan ini dilakukan sebelum kegiatan timbang terima pada shift

berikutnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh perawat dan kepala ruangan

sebagai penanggung jawab.

4) Pelaksanaan Kegiatan Asuhan


Pada tahap kegiatan ini, perawat melakukan kegiatan asuhan
keperawatan mulai pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai

kegiatan evaluasi. Pada tahap ini ketua tim atau kepala ruangan dapat

melaksanakan kegiatan manajerialnya, seperti supervisi terhadap

pelaksanaan asuhan, koordinasi dengan tim kesehatan lainnya, dan

sebagainya. Selanjutnya akan dibahas salah satu dari metode penugasan

yang ada, pada kesempatan kali ini dibahas Asuhan keperawatan Tim,

mengingat metode ini banyak diterapkan dibeberapa rumah sakit,

khususnya rumahsakit di daerah.

5) Discharge planning

Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi

kepada pasien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan

dilakukan sehubungan dengan kondisi atau penyakitnya pasien bedah.

Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan

pasien (discharge) dari rumahsakit berdasarkan kondisi kesehatan pasien

dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan. Merujuk atau

mengirim pasien ke praktisi kesehatan di luar rumah sakit, unit

pelayanan lain, rumah, atau keluarga didasarkan atas kondisi kesehatan

pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan asuhan.

Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan profesional

pemberi asuhan (PPA) lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan

pasien menentukan kesiapan pasien keluar rumah sakit berdasar atas

kebijakan, kriteria, dan indikasi rujukan yang ditetapkan rumah sakit.

Kebutuhan kesinambungan asuhan berarti rujukan ke dokter spesialis,


rehabilitasi fisik, atau bahkan kebutuhan upaya preventif di rumah yang

dikoordinasikan oleh keluarga pasien. Diperlukan proses yang

terorganisir dengan baik untuk memastikan bahwa kesinambungan

asuhan dikelola oleh praktisi kesehatan atau oleh sebuah organisasi di

luar rumah sakit. Pasien yang memerlukan perencanaan pemulangan

pasien (discharge planning) maka rumah sakit mulai merencanakan hal

tersebut sedini dan sebaik mungkin untuk menjaga kesinambungan

asuhan dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua profesional

pemberi asuhan (PPA) terkait atau relevan serta difasilitasi oleh manajer

pelayanan pasien (MPP). Keluarga dilibatkan dalam proses ini sesuai

dengan kebutuhan. Rumah sakit dapat menetapkan regulasi tentang

kemungkinan pasien diizinkan keluar rumah sakit dalam jangka waktu

tertentu untuk keperluan penting. Elemen dalam discharge planning

antara lain:

1) Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria

pemulangan pasien dan pasien yang rencanapemulangannya

kompleks (discharge planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai

dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.

2) Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan

pasien.

3) Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang

diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode

waktu tertentu.
4) Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar

meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. Proses

perencanaan pemulangan pasien (discharge planning) dilakukan

secara terintegrasi melibatkan semua profesional pemberi asuhan

(PPA) terkait serta difasilitasi oleh manajer pelayanan pasien (MPP)

memuat bentuk bantuan pelayanan yang dibutuhkan dan

ketersediaan bantuan yang dimaksud. Ada bukti pemulangan pasien

yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning)

dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap melibatkan semua PPA

terkait serta difasilitasi oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan

sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.

Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat

ditujukan kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun

institusi yang berada di komunitas dimana pasien berada yang

bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.

Fase pelaksanaan discharge planning sebagai berikut:

1) Pre interaksi

a) Mengumpulkan data tentang klien

b) Membuat rencana pertemuan dengan klien

2) Orientasi

a) Memberi salam dan tersenyum kepada klien

b) Memperkenalkan nama diri

c) Menanyakan nama panggilan kesukaan klien


d) Menanyakan perasaan klien

e) Menjelaskan kerahasiaan

f) Menjelaskan tugas perawat

g) Mejelaskan kegiatan (orientasi) yang akan

dilakukan

h) Menjelaskan tujuan kegiatan

i) Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi

j) Menjelaskan peran perawat


3) Kerja

a) Menanyakan keluhan utama klien

b) Memberi kesempatan bertanya

c) Melakukan orientasi

d) Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi

4) Materi

a) Menjelaskan informasi mengenai penyakit

b) Menjelaskan informasi mengenai penyebab

penyakit

c) Menjelaskan informasi mengenai tanda dan gejala

penyakit

d) Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan di

rumah

e) Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian

obat

f) Menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan


penyakit dan infeksi

g) Menjelaskan informasi mengenai program

pengobatan lanjutan

h) Menjelaskan informasi mengenai nutrisi yang sesuai

dengan program diet

i) Menjelaskan informasi mengenai aktivitas dan

istirahat

j) Menjelaskan informasi mengenai control waktu,


tempat, cara kontrol, persiapan kontrol

5) Terminasi

a) Menyimpulkan hasil kegiatan

b) Memberikan pujian positif

c) Merencanakan tindak lanjut kepada klien

d) Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan

tersenyum

e) Melakukan kontrak selanjutnya.

5. Berdasarkan Nursalam (2014) maka tugas dari kepala ruang, perawat

primer, perawat asosiasi berdasarkan pada system pelayanan MPKP

sebagai berikut (9):

1) Peran Kepala Ruang/Bangsal Dalam Metode Primer

a) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer

b) Orientasi dan merencanakan karyawan baru;

c) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat

asisten;
d) Evaluasi kerja;

e) Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf;

f) Membuat 1 - 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan

yang terjadi.

2) Peran perawat Primer Dalam Metode Primer

a) Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif;

b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan;

c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas;

d) Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang

diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain;

e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai;

f) Menerima dan menyesuaikan rencana;

g) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang;

h) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan

lembaga sosial di masyarakat;

i) Membuat jadwal perjanjian klinis;

j) Mengadakan kunjungan rumah (9).

3) Tugas Tanggung Jawab Perawat Primer

a) Melakukan kontrak klien dan keluarga pada awal masuk

ruangan.

b) Melakukan pengkajian terhadap pasien baru.

c) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkananalisis


rencana perawatan sesuai dengan hasil pengkajian.

d) Menjelaskan rencana perawatan yang sudah ditetapkan kepada

PA dibawah tanggung jawabnya.

e) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien,

setiap kali giliran jaga (shift). Pembagian berdasarkan jumlah

klien, tingkat ketergantungan klien dan tempat tidur yang

berdekatan.

f) Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan


tindakan keperawatan.

g) Memonitoring dokumentasi.

h) Memantau dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.

i) Melakukan tindakan keperawatan yang tidak bisa dilakukan

oleh PA.

j) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboraturium.

k) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung

jawab bersama PA.

l) Mendampingi dokter visit klien dibawah tanggung jawabnya.

Bila tidak ada, visit didampingi oleh PA sesuai tim.

m) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat

catatan perkembangan klien setiap hari.

n) Melakukan pertemuan dengan klien/ keluarga minimal setiap

2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien

(tergantung kondisi klien).

o) Bila PP cuti, tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah


ditunjuk dengan bimbingan kepala ruang.

p) Pemberian pendidikan keperawatan kepada klien/ keluarga.

q) Membantu perencanaan pulang.

r) Bekerjasama dengan kepala ruang dalam mengidentifikasi isu

yang memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence- based

practice (EBP) (21)

4) Wewenang Perawat Primer

a) Mengatur dan membimbing PA, siswa/ mahasiswa dalam tim


keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Meminta bahan dan perangkat kerja yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan asuhan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

pasien.

c) Melakukan kolaborasi dengaan tim kesehatan.

d) Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan

penanggung jawab ruang.

e) Melakukan asuhan dan pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan prima.

f) Mendelegasikan tugas pada PA.

5) Tugas PP yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian

asuhan keperawtan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM)

a) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari

dan kepada AN yang ada dalam satu grup.

b) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien


segera setelah selesai operan setiap pasien.

c) Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang

dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.

d) Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal

tugas. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawab dan ada bukti direkam keperawatan.

e) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti direkam


keperawatan.

f) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/ keluargakepada

PP.

g) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada

pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam

keperawatan.

h) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk

mengatasinya.

i) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien

yang menjadi tanggung jawabnya.

j) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien

yang menjadi tanggung jawabnya.

k) Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap

akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangansemua

pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PP.


l) Bila tidak ada PP wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup

yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya

kepada pasien/keluarga baru.

m) Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore malam libur.

a) Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bilaada

masalah pasien pada sore malam libur.

b) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain


setiap seminggu sekali.

c) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan

diruangan.

d) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN.

e) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik

keperawatan.

6) Tugas dan Tanggung Jawab Perawat Asosiasi

a) Membaca rencana perawatan yang telah ditetapkan PP.

b) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga.

c) Menerima klien baru dan orientasi klien/keluarga jika PP

tidak ditempat.

d) Melakukan tindakan keperawatan terhadap klien berdasarkan

rencana perawatan.

e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

dan mendokumentasikan pada tempat yang tersedia.


f) Mengikuti visit dokter bila PP tidak ditempat.

g) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan.

h) Membuat laporan pergantian dinas dan diparaf.

i) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan

masalah yang perlu diselesaikan.

j) Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostik, laboratorium,

pengobatan dan tindakan.

k) Berperan serta memberikan pendidikan kesehatan.

l) Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.

m) Membantu tim lain yang membutuhkan.

n) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien

yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP

(22).

1. Output

Output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas

pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan

penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.

a. Patient safety

i. Definis

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang

Keselamatan Pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang

membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi


asessment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan

dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya

risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

tindakan yang seharusnya diambil (23).

ii. Standar keselamatan pasien

Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan

penilaiannya dilakukan dengan menggunakan instrumen akreditasi

rumah sakit. Standar keselamatan pasien rumah sakit disusun mengacu

pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh

Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA

tahun 2002 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumah

sakitan di Indonesia (24). Menurut Kemenkes RI (2015), standar

keselamatan pasien terdiri dari tujuh standar, yaitu (24):

a. Hak pasien

Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan

informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasukkemungkinan

terjadinya kejadian tidak diharapkan.

b. Mendidik pasien dan keluarga

Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang

kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin

koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

1. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Rumah sakit

harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,

memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,

menganalisis secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan

perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

2. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program

keselamatan pasien secara terinterasi dalam organisasi melalui

penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah

Sakit”.

b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk

identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau

mengurangi kejadian tidak diharapkan.

c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan

koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan

keputusan tentang keselamatan pasien.

d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk

mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta

meningkatkan keselamatan pasien.

e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektivitas kontribusinya


dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasie

3. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

b. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi

untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan

pasien secara jelas.

c. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung

pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien


d. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien

e. Rumah sakit merencanakan dan mendesaian proses manajemen

informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan

informasi internal dan eksternal.

f. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

4. International Patient Safety Goals (IPSG) versi Joint Commision

International 2015 meliputi (25):

1) Ketepatan identifikasi pasien

Suatu sistem dimana petugas kesehatan/perawat/bidan

melaksanakan asuhan pasien lebih aman dengan memasang gelang

identitas pasien. Kegiatan ini meliputi:

- Pemasangan gelang identitas pasien untuk rawat inap dipasang

di IGD.

- Memberikan gelang (warna biru untuk pasien lakilaki dan merah

muda untuk pasien wanita).

- Gelang diberi label nama lengkap

- Gelang diberi label nomor rekam medik

- Gelang diberi label usia pasien (tanggal lahir)

- Gelang diberi label alamat pasien

- Pemasangan gelang identitas pasien yang belum terpasang di

IGD dipasang di ruangan dimana pasien dirawat.

- Gelang identitas pasien tertulis di resep pasien


2) Peningkatan komunikasi efektif

Komunikasi efektif adalah suatu sistem perawat melaksanakan

asuhan pasien lebih aman dengan meningkatkan komunikasi

efektif untuk menghindari kesalahan prosedur pengobatan dab

perawat. Kegiatan meliputi :

- Perawat/bidan mengecek ulang instruksi dokter dengan cara

melihat instruksi yang ditulis dokter.

- Perawat/bidan meminta kepada dokter untuk membacakan

instruksi obat dengan jelas jika perawat/bidan tidak jelas.

- Perawat/bidan mengisi cek list untuk serah terima pasien dari

perawat ke perawat.

- Perawat/bidan mengisi formulir operan sesuai dengan situasi

dan latar belakang pasien, asessment dan rekomendasidengan

jelas.

- Petugas kesehatan melakukan komunikasi efektif untuk

menghindari kesalahan prosedur dan mengurangi complain.

- Komunikasi dilakukan sesuai protap.

3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat

yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error

dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi

menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)

demikian pula obat-


obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan

Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA).

Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO.

Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah

pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya,

kalium/potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atauyang lebih

pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau lebih besar

dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%],

dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].

4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi

Tata laksana pada tepat pada tepat lokasi, tepat prosedur dan

tepat pasien yang melakukan tindakan bedah yang dilaksanakan

di kamar operasi maupun diluar kamar operasi dengan

menggunakan:

- Penandaan lokasi operasi (marking site) pada organ yang

memiliki 2 sisi (laterality), kanan dan kiri, multiple structures

(jari tangan, jari kaki, lesi), multiple level (operasi tulang

belakang: servical, thorakal, lumbal), dan didokumentasikan di

lembar gambar

- Cara penandaan lokasi operasi

(a) Gunakan tanda yang jelas dan mudah terbaca yang

disepakati dengan menggunakan spidol marker/tinta

khusus
(b) Tanda (marking site) dilakukan pada pasien yang

direncanakan operasi sebelum memasuki ruang operasi

minimal H-1 dibuat oleh dokter operator dan didampingi

oleh perawat penanggung jawab serta keluarga

(c) Tanda dibuat di poli klinik, rawat inap kecuali pasien cito,

tanda dibuat di IGD atau IBS

(d) Semua tindakan kedokteran operatif harussepengetahuan

dan mendapat persetujuan pasien atau keluarga

penanggung jawab pasien terhadap bagian tubuh yang

akan dioperasi

(e) Tanda dibuat dalam keadaan pasien sadar danmemahami

(f) Tanda (marking site) menggunakan tinta permanen yang

tidak mudah terhapus dan harus terlihat setelah proses

pencucian daerah insisi

(g) Penjelasan mengenai prosedur secara tertulis harus

disertakan bila pasien menolak pemberian tanda harus

mengisi form penolakan tindakan

(h) Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:

kasus organ tunggal, kasus intervensi, kasus yang

melibatkan gigi, prosedur yang melibatkan bayipremature

karena penandaan akan mengakibatkan tato permanen

5) Pengurangan resiko infeksi terkait dengan pelayanan Kesehatan


Salah satu cara pengurangan resiko infeksi adalah dengan cuci

tangan. Kebersihan tangan mengacu pada proses membersihkan


tangan dengan melakukan cuci tangan dengan menggunakan

cairan antiseptik berbasis alkohol.

6) Pengurangan resiko pasien jatuh

Intervensi umum yang dilakukan oleh setiap staf tim kesehatan

seperti biasakan pasien dengan lingkungan yang baru dirumah

sakit, pastikan bel dapat dijangkau pasien, memiliki pegangan

yang kokoh dikamar mandi, ruang dan lorong, tempat tidur dalam

posisi rendah, pastikan tempat tidur dalam posisi terkunci,

pastikan cahaya tidak redup, pastikan lantai tidak licin,

komunikasikan risiko jatuh pasien pada anggota keluarga (26).

Berikut merupakan intervensi pencegahan risiko jatuh berdasarkan

tingkatan risiko jatuh :

a) Intervensi risiko jatuh rendah

- Membuang kelebihan peralatan perlengkapan atau

furniture dari kamar dan lorong

- Menjauhkan dan mengamankan kelebihan kabel listrik

dan telepon

- Bersihkan semua tumpahan di kamar pasien atau di

lorong segera

- Tempatkan tanda untuk menunjukkan bahaya lantai

basah

- Mengorientasikan pasien dengan lingkungan sekitar,

termasuk lokasikamar mandi, penggunaan alarm


panggilan

- Menjaga tempat tidur dalam posisi terendah selama

penggunaan kecuali tidak praktis (ketika melakukan

prosedur pada pasien)

- Memasang dua sisi pengaman tempat tidur pasien

- Kunci roda tempat tidur, tandu, & kursi roda

- Menghindari hambatan akses menuju ke toilet

- Tempatkan alarm panggilan dan benda yang sering

dibutuhkan pasien ke tempat yg dapat di jangkau pasien

- Respon segera jika terdengar alarm panggilan

- Ajarkan pasien atau keluarga untuk meminta bantuanyang

diperlukan

- Gunakan alas kaki non slip

b) Intervensi risiko jatuh sedang

Intervensi yang dilakukan untuk menjaga lingkungan unit

aman:

- Membuang kelebihan peralatan atau perlengkapan atau

furniture dari kamar dan Lorong

- Menjauhkan dan mengamankan kelebihan kabel listrik

dan telepon atau kabel

- Membersihkan semua tumpahan di kamar pasien atau di

lorong segera

- Tempatkan tanda untuk menunjukkan bahaya lantai


basah.

Sistem penandaan Institute:

- Pasang gelang atau stiker risiko jatuh pasien

- Pasang stiker segitiga risiko jatuh berwarna kuning pada

pintu atau tempat tidur pasien

Ikuti intervensi risiko jatuh rendah ditambah:

- Pantau & membantu pasien dalam mengikuti jadwal

harian

- Mengawasi atau mendampingi di samping tempat tidur

pasien, kebersihan pribadi dan ke toilet yang sesuai untuk

pasien

- Reorientasi pasien bingung diperlukan

- Menetapkan jadwal eliminasi dan penggunaan samping

tempat tidur jika dibutuhkan.

c) Intervensi risiko jatuh tinggi

Menjaga lingkungan unit aman:

- Membuang kelebihan peralatan atau perlengkapan atau

furniture dari kamar dan Lorong

- Menjauhkan dan mengamankan kelebihan kabel listrik

dan telepon

- Membersihkan semua tumpahan di kamar pasien atau di

lorong segera.

Sistem penandaan Institute:


- Pasang gelang dan stiker risiko jatuh pasien
- Pasang stiker segitiga risiko jatuh berwarna merah pada

pintu atau tempat tidur pasien.

Ikuti intervensi risiko jatuh rendah dan sedang ditambah:


- Tetap dengan pasien saat pasienke toilet

- Mengamati pasien 60 menit

- Ketika pasien membutuhkan mobilisasi harus dengan

bantuan dari staf atau pemberi perawatan terlatih

- Pertimbangkan prosedur samping tempat tidur.

Lakukan evaluasi dan jika diperlukan lakukan tindakan pencegahanketat

berikut:

- Memindahkan pasien ke kamar dengan akses visual terbaik ke

ruang perawat

- Aktifkan alarm tempat tidur atau kursi

- Pemantauan dengan perbandingan perawat 1:1

- Lakukan restrain fisik jika dibutuhkan.

2. Kualitas Pelayaan

a. Definisi Kepuasan Pasien

Pohan (2007) menyebutkan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat

perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan

yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang

diharapkannya (27). Pendapat lain dari Endang (dalam Mamik, 2010)

bahwa kepuasan pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah

memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilh setidak-tidaknya


memenuhi atau melebihi harapan (28).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Budiastuti (dalam Nooria; 2008), faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien yaitu (29):

(1) Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap

kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan

kualitas produk atau jasa dan komunikasi perusahaan, dalamhal ini

rumah sakit dalam mengiklankan tempatnya.

(2) Kualitas pelayanan

Pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang

baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

(3) Faktor emosional

Pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap rumah sakit yang

dipandang “rumah sakit mahal”

(4) Harga

Semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapanyang

lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi

berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

(5) Biaya
Pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderung

puas terhadap jasa pelayanan tersebut.


Sedangkan menurut Yazid (dalam Nursalam; 2011), faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien yaitu (30):

a. Kesesuaian antara harapan dan kenyataan

b. Layanan selama proses menikmati jasa

c. Perilaku personel

d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan

e. Cost atau biaya

f. Promosi atau iklan yang sesuai dengan kenyataan

c. Aspek kepuasan pasien

Menurut Hinshaw dan Atwood (dalam Hajinezhad; 2007), aspek kepuasan

pasien yaitu (31):

- Teknik pelayanan professional

- Kepercayaan

- Pendidikan pasien

d. Dimensi persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa

Berdasarkan Sri Handayani (2016) ada 5 (lima) dimensi yang mewakili

persepsi konsumen terhadap suatu kualitas pelayanan jasa, yaitu: keandalan,

ketanggapan, jaminan, empati dan berwujud

- Keandalan (reliability) adalah dimensi yang mengukur keandalan suatu

pelayanan jasa kepada konsumen. Keandalan didefinisikan sebagai

kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya.

- Ketanggapan (responsiveness) adalah kemampuan untuk membantu

konsumen dan memberikan pelayanan dengan cepat kepada konsumen.


Dimensi ketanggapan merupakan dimensi yang bersifat paling dinamis.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor perkembangan teknologi. Salah satu

contoh aspek ketanggapan dalam pelayanan adalah kecepatan.

- Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas pelayanan yang

berhubungan dengan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan

keyakinan kepada konsumen. Dimensi jaminan meliputi kemampuan

tenaga kerja atas pengetahuan terhadap produk meliputi kemampuan

karyawan dan kesopanan dalam memberi pelayanan, ketrampilan dalam

memberikan keamanan di dalam memanfaatkanjasa yang ditawarkan

dan kemampuan didalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap

jasa yang ditawarkan.

- Empati (emphaty) adalah kesediaan untuk peduli dan memberikan

perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada konsumen (pengguna

jasa). Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar

untuk menciptakan pelayanan yang sesuatu yang tidak diharapkan

pengguna jasa tetapi ternyata diberikan oleh penyedia jasa.

Berwujud (tangible) didefinisikan sebagai penampilan fasilitas

peralatan dan petugas yang memberikan pelayanan jasa karena suatu

service jasa tidak dapat dilihat, dicium, diraba atau didengar maka

aspek berwujud menjadi sangat penting sebagai ukuran terhadap

pelayanan jasa. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemberian

pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas perlu melakukan

pengukuran tingkat kepuasan pasien (pelanggan) (32).


6. Kepuasan Perawat

(1) Definisi

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan parakaryawan dalam memandang pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan puas seseorang terhadap

pekerjaannya. Hal ini dimunculkan dalam sikap positif karyawan terhadap

pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya (32).

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah pandangan seseorang yang bersifat

positif terhadap pekerjaannya.

(2) Teori kepuasan kerja

Menurut Iskandar dan Yuhansyah (2018) menjelaskan bahwa terdapat teori

tentang kepuasan kerja yaitu sebagai berikut (33):

(3) Teori keadilan

Teori ini mengemukakan bahwa tingkat kepuasan kerja seseorang bergantung

pada adanya keadilan pada pekerjaannya. Menurut teori ini beberapa

komponen utama dalam teori keadilan adalah : input, hasil, keadilan dan

ketidakadilan. Input yaitu faktor yang bernilai bagi karyawan yang dianggap

mendukung pekerjaannya,seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah

tugasyang diemban serta peralatanyang digunakan. Hasil adalah sesuatu yang

dianggap penting yang didapatkan dari pekerjaannya, seperti gaji atau upah,

penghargaan, serta aktualisasidiri. Didalam teori juga menjelaskan bahwa

seorang kepala ruangan harus selalu bersikap waspada atau hati-hati agar

persepsi ketidakadilan dalam penilaian kinerja timbul dikalangan perawat


diruangan sehingga memiliki dampak negatif seperti ketidakpuasanterhadap

pekerjaannya, kelalaian dan kesalahan dalam menyelesaikan tugasnya.

Sedangkan kepuasan merupakan hasil dari perasaan seseorang terhadap keadilan

ditempat kerjanya (33).

(4) Teori harapan

Berpendapat bahwa kepuasan kerja terjadi karena hasil pekerjaan

diterima oleh individu sesuai dengan harapannya. Dalam teori ini

mengatakan jika kepala ruang harus memberikan perhatian terhadap

aspek pekerjaan yang perlu untuk diubah agar mendapatkan kepuasan

kerja pada perawat pelaksana (33).

(5) Teori dua factor

Teori ini dikemukakan oleh Herzberg yang membagi situasi yang

mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua

yaitu : statisfiers dan disstatisfiers. Statistifiers atau motivasi

berhubungan dengan aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu

sendiri, yang meliputi prestasi kerja, pengakuan dan tanggung jawab

terhadap pekerjaan itu sendiri. Disstatisfiers atau hyegiene factors

adalah faktor yang berada disekitar pelaksanaan pekerjaan yang

berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik seperti gaji,

keamanan kerja, kondisi kerja supervisi, kebijakan organisasi serta

hubungan interpersonal.

(6) Faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerjaFaktor-faktor kepuasan kerja

adalah(34) :
- Workload (beban kerja)

Tanggung jawab terhadap pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan

pada waktu tertentu serta banyaknya tugas yang dimiliki olehkaryawan.

Beban kerja (workload) merupakan segala sesuatu yang mencakup

berbagai variabel yang mencerminkan jumlah atau kesulitan suatu

pekerjaan seseorang.

- Work content

Konten kerja merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan isi

pekerjaan atau tugas tersebut. Pekerjaan yang berulang dapat membuat

tidak ada beragam yang mengasah keterampilan.

- Autonomy

Otonomi kerja adalah suatu tingkat kebebasan yang dimiliki seseorang

dalam menjalankan pekerjaannya menjelaskan bahwa otonomi kerja

didefinisikan sebagai sejauh mana pekerjaan memberikan substansial,

kebebasan, kemandirian terhadap seseorang.

- Growth/development

Memberikan kesempatan pada karyawan untuk tumbuh serta

berkembang. Dukungan untuk berkembang meliputi pelatihan,

beasiswa, pendidikan (35).

- Financial reward
Menyatakan faktor finansial yang dapat berupa upah, gaji yang sesuai

dengan apa yang dikerjakan, tunjangan.

- Promotion
Merupakan perpindahan dari satu jabatan kejabatan lain yang lebih

tinggi sebagai imbalan karena prestasi kerjanya yang baik, masa

kerjanya yang lama dan lainnya (36).

- Supervisor

Kemampuan dari pengawas dalam memberikan dukungan., supervisi

keperawatan adalah suatu kegiatan profesional dalam pelayanan

keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan yang meliputi fungsi

formatif, restorative dan normative, yang bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas kerja.

- Communication

Pihak atasan mau mendengar dan memahami pendapat atau prestasi

kerja karyawan. Menurut Nursalam (2012) menyatakan bahwa

komunikasi merupakan hal penting dalam faktor kepuasan kerja seperti

pengetahuan tentang suatu kegiatan di organisasi, memiliki rasa percaya

diri yang berhubungan dengan manajemen organisasi (35).

- Co-worker

Hubungan dengan rekan kerja yang terlibat dalam pekerjaannya.

berpendapat bahwa rekan kerja secara sosial dapat mendukung rekan

kerja lainnya yang merupakan faktor dari kepuasan kerja.

- Meaningfulness
Perasaan karyawan menerima imbal balik atas apa yang telah dilakukan.

- Work demand (tuntutan usaha)

merupakan sumber penyebab terjadinya stress yang berkaitan terhadap

jumlah pekerjaan dan tanggung jawab yang menjadi beban kerja yang
harus diterima oleh karyawan.

(7) Indikator kepuasan kerja

Menurut Nursalam (2012) terdapat 6 dimensi yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja, yaitu (35):

• Kesesuaian kerja, yaitu kesesuaian pekerjaan, latar belakang pendidikan

terhadap pekerjaan yang dilakukan.

• Rekan kerja, yaitu rekan kerja yang memiliki kecakapan teknis dan

mudah untuk bekerjasama atau mendukung secara sosial. Rekan kerja

yang bersahabat dan kooperatif akan memberikan kepuasan kerja

kepada karyawan karena merasa enjoy dalam bekerja.

• Gaji, yaitu gaji berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja tetapi

secara lebih luas juga menggambarkan berbagai dimensi dari kepuasan.

• Kesempatan promosi, yaitu kesempatan untuk memperoleh jabatanyang

lebih tinggi atau pengembangan karir.

• Supervisi, yaitu kemampuan atasan dalam memberikan bimbingan

teknis pekerjaan dan sikap. Fasilitas , yaitu ketersediaannya peralatan-

peralatan penunjang yang mendukung pekerjaan Dampak kepuasan

kerja

Kepuasan kerja akan memberikan efek terhadap beberapa aspek, yaitu :

kinerja, kemangkiran dan keterlambatan, pindah kerja, komitmen terhadap

organisasi. Individu yang merasa puas akan pekerjaannya otomatis akan

meningkatkan produktifitasnya dalam bekerja, baik itu ketepatan dalam

kehadiran jam kerja, komitmen untuk mempertahankan pekerjaan di

perusahaan tersebut sehingga termotivasi untuk tidak pindah kerja (37).


7. Efisiensi Ruang

Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi,

yaitu segi medis dengan meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis

dan segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang

ada. Grafik Barber-Johnson adalah grafik yang secara visual dapat menyajikan

dengan jelas tingkat efisiensi kedua segi diatas. Grafik Barber- Johnson

menggambarkan bagaimana pemakaian empat parameter yaitu BOR (Bed

Occupancy Rate), LOS (Length Of Stay), TOI (Turn Over Internal), dan BTO

(Bed Turn Over) sebagai salah satu indikator efisiensi pengelolaanrumah sakit

(38).

Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan kesehatan

rumah sakit, yang meliputi :

1) BOR (Bed Occupancy Rate), merupakan indikator untuk menilai seberapa

efektifitas pemakaian tempat tidur yang ada disuatu ruangan atau rumah

sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar nasional untuk RSU dalam

satu tahun adalah 60% - 85% (8).

2) LOS (Length Of Stay), LOS menurut Depkes 2005 dan Kemenkes 2011,

adalah rerata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran

mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan


hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang

ideal antara 6 - 9 hari (38).

3) TOI (Turn Over Internal), merupakan indikator mutu pelayanan

keperawatan yang menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong

atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai dengan

diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk RSUD dalam satu tahun (38).

4) BTO (Bed Turn Over), merupakan indikator yang menunjukkan frekuensi

pemakaian tempat tidur si suatu rumah sakit dalam satu satuan waktu

tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat pemakaian tempat tidur.

Standar 4-5 kali untuk RSU dalam satu tahun (38).


5. Kerangka teori

System Manajemen
INPUT PROSES OUTPUT
Keperawatan

(5 M)
1. Man
2. Money 1. MPKP 1. Patient safety
3. Materials 2. Perencanaan (planning) 2. Kepuasan pasien
4. Machines 3. Perorganisasian (organizing) 3. Kepuasan keperawat
5. Methode 4. Beban kerja perawat
4. Gerak aksi (actuating)
5. Pengelolaan staff (staffing) 5. Efisiensi ruangan
6. Pengarahan (directing) 6. Memberi asuhan
keperawatan
7. Pengendalian (controlling)
A. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengkajian permasalahan di ruang Anggrek RSUD Wonosari

diperoleh dengan cara :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi ruang Anggrek

RSUD Wonosari, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang

langsung dilakukan ke pasien.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat

pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses

pelayanan pasien dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat.

3. Studi Dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,

ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, SPO

serah terima.

4. Kuesioner

Angket kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat.

Pengumpulan data dilakukan oleh 4 mahasiswa Program Profesi Ners

Universitas Alma Ata

B. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data observasi tentang

standar asuhan keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan

kelengkapan asuhan keperawatan terutama evaluasi SOAP (data primer

dan sekunder).
1) Instrumen A

Instrumen A yaitu lembar observasi tentang standar asuhan keperawatan,

pelaksanaan asuhan keperawatan dan kelengkapan asuhan keperawatan

terutamaevaluasi SOAP (data primer dan sekunder).

2) Instrumen B

Instrumen B bersumber dari pasien yaitu kepuasan pasien terhadap mutu

pelayanan asuhan keperawatan di ruang anggrek RSUD Wonosari (data

primer).

Setelah masing-masing data didapatkan, kemudian akan diberi penilaian dengan

menggunakan prosentase lalu ditafsirkan dengan kalimat kualitatif yaitu :

a. Kriteria baik (76-100%)

b. Kriteria cukup (56-75%)

c. Kriteria kurang (40-55%)

d. Tidak baik (<40%)


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSUD Wonosari

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Gunungkidul terletak di

kabupaten Gunungkidul, yang merupakan daerah perbukitan kapur (KARST) atau

yang lebih dikenal sebagai Kawasan perbukitan Gunung Seribu dan masuk dalam

wilayah provinsi DIY. RSUD Wonosari menempati lokasi di dusun Jeruksari

kelurahan Wonosari, kecamatan Wonosari, kabupaten Gunungkidul yang beralamat di

jalan Taman Bhakti No.6 Wonosari.

Sejak awal berdirinya sampai sekarang RSUD Wonosari telah banyak

mengalami peningkatan baik secara fisik bangunan, sarana dan prasarana hingga

peningkatan jumlah SDM. Selain itu RSUD Wonosari mengalami peningkatan status

rumah sakit dari tipe D menjadi tipe C pada tahun 1993 berdasarkan surat keputusan

Menteri Kesehatan RI No.201/MENKES/SK/II/1993 tanggal 26 Februari 1993.

Semula RSUD Wonosari hanya memberikan pelayanan dasar, kemudian sejak tahun

1980 mulai bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UGM dengan RSUP Dr.

Sardjito dalam menyelenggarakan pelayanan spesialis yaitu Obsgyn, Bedah, Penyakit

Dalam, Kesehatan Anak, dan THT. Kemudian pada tahun 1985 mulai ada dokter

spesialis full timer di RSUD Wonosari serta disusul adanya dokter spesialis Penyakit

Dalam, Obsgyn, Bedah, THT, Mata, Radiologi, Kulit dan Kelamin.

Terkait dengan adanya PP No.23 Tahun 2005 tentang PPK-BLU, maka dalam

upaya untuk pengusulan dan penetapan satuan kerja Instansi Pemerintah untuk

menerapkan PPK-BLU, RSUD Wonosari merupakan salah satu instansi pelayanan

kesehatan yang berkewajiban memenuhi persayaratan pada peraturan tersebut. Saat

ini RSUD Wonosari telah ditetapkan menjadi bentuk pola pengelolaan keuangan BLU

secara bertahap, dengan penetapan keputusan Bupati Gunungkidul per tanggal 27 Juli
2010.

RSUD Wonosari telah lulus akreditasi paripurna bintang 5 tahun 2019 dengan

pelayanan antara lain :

a) IGD (Instalasi Gawat Darurat)

b) Instalasi Rawat Inap

c) Instalasi Rawat Jalan

d) Klinik Fisioterapi

e) Klinik Akupuntur

f) Klinik Anak

g) Klinik Anestesi

h) Instalasi Bedah Sentral

i) Klinik Gigi

j) Klinik Gizi

k) Klinik Jantung

l) Klinik Kandungan

m) Klinik Kulit dan Kelamin

n) Klinik Mata dan THT

o) Klinik Orthopedi

p) Klinik Penyakit Dalam

q) Klinik Jiwa

r) Klinik Syaraf

s) Klinik Urologi

t) Unit Hemodialisa

u) Klinik Geriatri

v) Klinik VCT
w) Klinin General check up/karyawan

x) Klinik Tumbuh kembang

y) Instalasi Farmasi

z) Instalasi Gizi

aa) Instalasi Radiologi

bb) Bank Darah

B. Visi dan Misi RSUD Wonosari

1. Visi

Mewujudkan rumah sakit pilihan masyarakat, mandiri, berbudaya,bermutu dalam

pelayanan dan pendidikan.

2. Misi

a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,

mengutamakan keselamatan pasien dan terjangkau

b) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian berkualitas

yangbersinergi dengan pelayanan.

c) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia professional,

inovatif, berkarakter dan berbudaya.

d) Mengoptimalkan sarana dan prasarana pelayanan yang terstandar.

C. Motto RSUD Wonosari

CBS ”Cepat, Bersih, Simpatik”.

D. Profil Ruangan

1. Profil Ruang Anggrek

Ruang Anggrek merupakan ruang rawat inap bedah dan anak kelas utama. Jumlah

tenaga perawat di ruang Anggrek ada 15 tenaga kesehatan yang terdiri dari perawat
berjumlah 11 orang (2 ners dan 9 D3) dan bidan berjumlah 4 orang (D3).

Ruang Anggrek memiliki 3 ruang perawatan yaitu :

a. Kamar VIP (4 ruang) : 4 bed pasien, 4 bed penunggu pasien, 4 lemari pakaian, 4

lemari barang, 4 meja makan, 4 AC dan TV, 4 dispenser,12 jendela+ventilasi.

b. Kamar kelas I (4 ruang) : 4 bed pasien, 4 bed penunggu, 4 lemari barang, 4

AC dan TV, 4 meja makan, 12 jendela+ventilasi

c. Kamar kelas II (20 ruang) : 19 bed pasien, 20 lemari barang, 20 pasang

jendela+ventilasi

d. Ruang seklusi (1 ruang)

Ruang Anggrek juga memiliki 1 ruang perawat jaga, 1 nurse station, 1 ruang

penyimpanan peralatan dan obat- obatan, 1 ruang linen bersih, 1 ruang linen kotor, 1

ruang box bayi, 1 ruang tindakan, 1 toilet pegawai. Ruang Anggrek memiliki 1 toilet

pegawai dan 1 gudang.


E. Input
Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Anggrek

Kepala Ruang/Case Manager


Zainal Arifin, S.ST.Ns

PN I PN II
Etty Prihatiningsih, S.Tr.Keb Ana Puji Lestari, A.Md.Kep

Bidan Pelaksana Dwi Bidan Pelaksana Alfian


Novita S, Amd.Keb Layli P, Amd.Keb

Perawat Pelaksana Kasmi


Bidan Pelaksana Kusumawati, AMK
Riza Rahmawati, Amd.Keb

Perawat Pelaksana Febrika Perawat Pelaksana Nosia


Agri A., S.Kep, Ns Indriastuti, A.Md.Kep

Perawat Pelaksana Dwi Pawit


Perawat Pelaksana Herlina,
A, Amd.Kep
A.Md.Kep

Perawat Pelaksana Brian Perawat Pelaksana


Nurcahyo P, Amd.Kep Aura Nailul Muna, A.Md.Kep

Perawat Pelaksana Sindy Perawat Pelaksana Afif,


Nurlitasari, Amd.Kep A.Md.Kep

Administrasi Transporter
Meyfa Lutfi Nurdita Dhannu Dwi Santoso
a. Man (Sumber Daya Manusia)

1) Pasien Masuk dan Pulang

Tabel 3.1
Rekapitulasi Pasien Masuk-Pulang Ruang Setyaki RSUD Wonosari
Periode November 2022-Desember 2022
No Bulan Masuk % Pulang % Meninggal %

1. November 108 101 0 93,5%

2. Desember 91 86 0 94,5%

3. Januari 42 36 0 85,7%

Jumlah 241 223 0 92,5%

Analisa Data

Penyajian data diatas dapat diketahui bahwa sejumlah pasien masuk di ruang

Anggrek periode November sampai dengan januari yaitu totalnya 92,5%,

Tabel 3.2
Rekapitulasi Sepuluh Besar Diagnosa Medis Ruang
Anggrek Periode November 2022-januari 2023
No. Jenis Penyakit Jumlah
1 Post SC 29
2 CKD 13
3 Post Sectio Caesarea 10
4 Anemia, thalassemia 10
5 Fraktur 7
6 RSK 7
7 Febris, trombositopenia 6
8 Abses CAE 5
9 BPH 5
10 Hemoroid 4
Sumber : Data Pasien Ruang Anggrek
Analisa data
Kasus terbanyak yang dijumpai di Ruang Anggrek yaitu post SC dengan

jumlah 29 kasus selama periode November-januari 2023 Pengkajian dilakukan

di ruang Anggrek berdasarkan 5M yaitu Man (manusia), Method (bentuk

pelayanan), Material (sarana dan fasilitas),Money (dana) dan Machine.

a. Man (Sumber Daya Manusia)

1) Jumlah Tenaga Kerja

Tabel 3.3
Data Jumlah Pegawai di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari Periode November 2022-januari 2023

No Karakteristik Frekuensi Persentase


1 S1+Ners 1 6,67 %
2 SST+Ners 1 6,67 %
3 D3 Perawat 9 60 %
4 D3 Bidan 4 26,66 %
Total 15 100%
Sumber : Wawancara perawat di ruang Anggrek
dan jadwalpembagian shift.

Berdasarkan tabel 3.3 keseluruhan tenaga kerja di ruang Anggrek

sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 2 perawat primer,

dan 7 perawat asosiate, serta 4 bidan.

2) Kuantitas

(1) Menurut Gillies (1982)

Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan

dengan perhitungan sebagai

berikut :

𝐴 × 𝐵 × 365
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 (𝑇𝑃) =
(365 − 𝐶) × 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
Tenaga Perawat (TP) Ruang Anggrek :

Jumlah jam keperawatan langsung :

Ketergantungan minimal 15 org x 1 = 15

Ketergantungan partial 3 org x 3 =9

Ketergantungan total 3 org x 6 = 18

Total 15 + 9 + 6 = 42 jam

Diketahui jam efektif perawatan 24 jam di Ruang Anggrek

sebesar 7 jam dengan rata-rata BOR November 2022 - Januari 2023

sebesar 40% % dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 26. Libur total

dalam 1 tahun 79 hari, sehingga didapatkan hasil:

Jumlah keperawatan tidak langsung = 21 org klien x 1 jam = 21 jam

Pendidikan Kesehatan = 21 org klien x 0,25 = 5,25 jam

Sehingga jumlah total jam keperawatan klien/hari adalah :

Rata-rata =

= 3,25 jam/klien/hari

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Anggrek yaitu


= 14

Untuk cadangan 20% menjadi 14 x 20% = 3

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka di dapatkan hasil untuk jumlah

tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 14 + 3 = 17 tenaga

keperawatan.

Kebutuhan menurut Gillies sebanyak 21 orang perawat ditambah

dengan 1 kepala ruang= 22 orang. Berdasarkan hasil analisa data yang

dikaji, Ruang Anggrek memiliki 9 perawat,4 bidan dan 1 kepala ruang.

Dilihat dari perhitungan, ruang Anggrek dikategorikan kekurangan

jumlah tenaga kesehatan sebanyak 6.

(2) Menurut Douglas (1984)

Tabel 3.4 Kebutuhan tenaga perawat menurut Douglas


Ruang Anggrek RSUD Wonosari

Waktu Kebutuhan perawat


klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17x15= 2,55 0.14x15 = 2,1 0.07x15 = 1,05
Intermediate 0.27x 3 = 0,81 0.15x 3 = 0,45 0.10x 3= 0,3
Maksimal 0.36x 3 = 1,08 0.30x 3 = 0,9 0.20x 3 = 0,1
Jumlah 5,7 (6) orang 1,56 (2) orang 2,58 (3) orang
Jumlah kebutuhan perawat = pagi+sore+malam
= 6+2+3
= 11 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 11 perawat+1 karu = 12orang
3) Kualitas
1) Analisis Data Modalitas SDM
Table 3. 5
Distribusi Nama, Jabatan, dan Pendidikan Petugas
RuangAnggrek RSUD Wonosari
No Nama Jabatan Pendidikan
1 Zainal Arifin, S.ST.Ns Karu D4+Ners
2 Etty Prihatiningsih, S.Tr.Keb PN D4 bidan
3 Dwi Novita S, A.Md.Keb BA D3 bidan
4 Riza Rahmawati, A.Md.Keb BA D3 bidan
5 Febrika Agri A, S.Kep.,Ns PA S1+Ners
6 Dwi Parwit A, A.Md.Kep PA D3 perawat
7 Brian Nurcahyo P, A.Md.Kep PA D3 perawat
8 Sindy Nurlitasari, A.Md.Kep PA D3 perawat
9 Ana Puji Lestari, A.Md.Kep PN D3 perawat
10 Alfian Layli P, A.Md.Keb BA D3 bidan
11 Kasmi Kusumawati,AMK PA D3 perawat
12 Aura Nailul Muna, A.Md.Kep PA D3 perawat
13 Nosia Indriastuti, A.Md.Kep PA D3 perawat
14 Herlina, A.Md.Kep PA D3 perawat
15 Afif, A.Md.Kep PA D3 perawat

Table 3. 6
Distribusi Jumlah SDM Di Ruang Anggrek
RSUDWonosari

No Kategori Tenaga Jumlah Persentase


1 1.1 Keperawatan:
- S1 Ners 1 5,8%
- SST 1 5,8 %
- AMK 9 52,9 %
1.2 Kebidanan
1 5,8 %
- S.Tr.Keb
- A.Md.Keb 3 17,6 %
1.3 Tenaga Non Medis : 1 5,8 %
- Administrasi
- Transporter 1 5,8 %
Jumlah 17 100 %
Sumber : Data primer Ruang Anggrek, 2022
4) Analisa Data

Dari data diatas tenaga perawat ruang Anggrek RSUD Wonosari

berdasarkan tingkat Pendidikan Ners sebanyak 1 orang (5,8%), SST

sebanyak 1 orang (5,8%), D3 keperawatan sebanyak 9 orang (52,9 %),

D4 kebidanan sebanyak 1 orang (5,8%), D3 kebidanan sebanyak 3

orang (17,4%), SMK sebanyak 1 orang (5,8%), dan SMA 1 orang

(5,8%). Data ini menujukkan bahwa sebagian besar SDM di Ruang

Anggrek RSUD Wonosari terdiri dari perawat dan bidan dengan jenjang

pendidikan S1 Ners, SST, dan D3keperawatan, dan D3 kebidanan.

5) Metode

1. Kajian data

1) Media Informasi

Media informasi untuk pasien baru di ruang Anggrek

sudah ada dalam bentuk leaflet, poster, dan papan tempel yang

meliputi safe word (pesan harian).

2) SPO dan PAK

Untuk saat ini SPO dan PAK di ruang Anggrek sudah ada

di setiap bangsal berbentuk hardfile dan dapat dilihat oleh

perawat diruang Anggrek.

6) Continuing Professional Development (CPD)

Untuk saat ini program CPD di ruang Anggrek sudah beberapa

petugas melakukan pengembangan profesi tenaga keperawatan dengan

tema pelatihan tentang perawatan luka (CWCCA), PONEK

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) dan pelatihan


K3L.

7) Analisa Data

Ruang Anggrek sudah memiliki Panduan Asuhan Keperawatan

(PAK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengacu pada

Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) dan Standar Prosedur

Operasional (SPO) RSUD Wonosari. Selain itu, kegiatan CPD di ruang

Anggrek beberapa petugas sudah melakukan dengan tema pelatihan

tentang perawatan luka (CWCCA), PONEK (Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergency)

Tabel 3.7
Kajian Organizing di Ruang Ruang Anggrek RSUD Wonosari

No Standar Dilakukan Ket


Ya Tidak
1. Pembagian Tugas √
2. Pendelegasian Tugas √
3. Koordinasi Tugas √
4. Pengaturan/Manajemen Waktu √
5. Pengaturan dan pengendalian situasi √
tempat praktik
6. Memberi wewenang kepada tata usaha √
untuk mengurus administrasi klien
Pengembangan MPKP dengan MPM
7. A. Pelaksanaan Tugas
1. Pelaksanaan tugas Kepala Ruang √
Keperawatan
2. Pelaksanaan tugas Primary Nurse √
3. Pelaksanaan tugas Assosiated √
Nurse
B. Hubungan Profesional
1. Hubungan Profesional antara Staf √
Keperawatan dengan Pasien
2. Hubungan Profesional Antar Staf √
Keperawatan √
3. Hubungan Profesional/Kemitraan
Antara Staf Keperawatan Dengan
Dokter/Tim Kesehatan Lain
4. Hubungan Profesional Antara Staf √
Keperawatan Dengan Peserta Didik
Dengan MPM √
5. Pelaksanaan Serah Terima Tugas
Jaga (operan)
6. Pelaksanaan Meeting Morning √
7. Pelaksanaan Pre Conference √
8. Pelaksanaan Post Conference √
9. Pelaksanaan Komunikasiterapeutik
Pelaksanaan Informasi pasien baru √

Jumlah 21 1
Persentase 95,4% 4,54%
Sumber: Hasil observasi tanggal 7-10 Maret 2022
8) Analisa Data

Perencanaan yang telah dilakukan selama 3 hari (9x observasi) oleh

Kepala Ruangan meliputi perencanaan dinas masing-masing perawat

dengan ketentuan jadwal bulan selanjutnya. Pembuatan jadwal selalu

kepala ruang yang membuat. Pengajuan kebutuhan logistik ruangan

diatur melalui perencanaan diawal bulan ke bagian logistik instalasi.

Pengembangan staf dilakukan setiap adanya sesi pelatihan yang

diadakan oleh pihak rumah sakit. dan ruang Anggrek RSUD Wonosari

sudah mengikuti pelatihan tentang perawatan psikogeriatri. Berdasarkan

hasil dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan organizing sudah bagus

(95,4 %) dalam pelaksanaan meeting morning belum optimal dan operan

jaga sudah optimal dilakukan setiap harinya sehingga perlu adanya

peningkatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Ruang

Anggrek RSUD Wonosari.


Tabel 3.8
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Keperawatan

di Ruang Anggrek RSUD Wonosari

Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tdk
1. Membagi staf ke dalam grup MPM sesuai

dengan kemampuan dan beban kerja
2. Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √
3. Menyiapkan materi tentang permasalahan
pasien dan ruangan yang ada pada hari

tersebut termasuk laporan permasalahan dinas
malam
4. Kepala Ruang melakukan meeting morning
untuk menindaklanjuti masalah yang ada yang √
diawali dan diakhiri dengan doa
5. Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai

dengan kemampuan dan beban kerja
6. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran

tugas PN dan AN
7. Melakukan supervisi dan memberi motivasi
seluruh staf keperawatan untuk mencapai √
kinerja yang optimal
8. Memberikan reinforcement positif kepada
semua staf termasuk pada saat mengakhiri

meeting morning kepada dinas malam dan
dinas pagi
9. Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan dengan melakukan evaluasi √
melalui angket setiap pasien akan pulang
10. Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga

sore, malam, libur
11. Berperan serta sebagai konsultan √
12. Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas

staff melalui daftar hadir yang ada di ruang
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada

pasien dan keluarga
14 Mengadakan CNE (Continuing Nursing
Education) √
Jumlah 10 4
Persentase 71,4% 28,5%
Sumber: Hasil observasi tanggal 7-10 Maret 2022
9) Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan) maka

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas kepala ruang yang telah

dilaksanakan saat ini tergolong dalam kategori cukup (71,4%).

Pelaksanaan tugas dari kepala ruang dinilai sudah baik, namun dalam

pelaksanaan meeting morning belum optimal karena masih jarang

dilakukan, padahal kegiataan meeting morning sangat penting untuk

dilakukan setiap harinya. Sehingga perlu adanya peningkatan.

Tabel 3.9 pelaksanaan tugas PN Ruang anggrek RSUD Wonosari


tanggal 9 januari – 4 februari 2023
No Tugas PN Observasi
Ya Tidak
1. Bertugas pada pagi hari √
2. Bersama AN menerima operan tugas jaga dari √
AN yang tugas malam
3. Bersama AN melakukan konfirmasi/supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah selesai √
operan tugas jaga malam
4. Bersama AN melakukan do’a bersama sebagai
awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai √
operan tugas jaga malam
5. Melakukan pre conference dengan semua AN

yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi
6. Membagi tugas atau pasien kepada AN sesuai

kemampuan dan beban kerja
7. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah
atau diagnosa dan perencanaan keperawatan

kepada semua pasien yang menjadi tanggung
jawab ada bukti di rekam keperawatan
8. Memonitor dan membimbing tugas AN √
9. Membantu tugas AN untuk kelancaran

pelaksanaan asuhan pasien
10. Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi
catatan asuhan keperawatan yang dilakukan

oleh AN yang ada di bawah tanggung
jawabnya
11. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap
pasien sesuai tujuan yang ada dalam

perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam rekam keperawatan
12. Melaksanakan post conference pada setiap
akhir dinas dan menerima laporan akhir

tugasjaga dari AN untuk persiapan operan
tugas jaga berikutnya
13. Mendampingi AN dalam operan tugas jaga √
kepada AN yang tugas jaga berikutnya
14. Memperkenalkan AN yang ada dalam satu
grup atau yang akan merawat selama pasien √
dirawat atau kepada pasien/keluarga baru
15. Mendelegasikan tugas kepada AN pada √
soremalam libur
16. Melaksanakan pendelegasian tugas PJ √
ruangbila pagi hari tidak bertugas
17. Menyelenggarakan diskusi kasus dengan √
dokter dan tim kesehatan lain setiap
minggu
18. Menyelenggarakan diskusi kasus dalam
pertemuan rutin keperawatan di ruangan √
minimal sebulan sekali
19. Melakukan bimbingan klinik keperawatan
kepada AN minimal seminggu sekali √
(rondekeperawatan/ bed side teaching)
20. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian √
tugas
Jumlah 18% 2
Presentase 94% 6%
Sumber: Hasil observasi tanggal 5-8 januari 2023
10) Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pengamatan)

pelaksanaan tugas PN pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan tugas PN tergolong dalam kategori baik (94%). Beberapa

hal yang perlu diperhatikan selama observasi, Perlu Menyelenggarakan

diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan minimal

sebulan sekali. dan untuk bimbingan klinik keperawatan kepada AN


minimal seminggu sekali (ronde keperawatan/ bed side teaching)

sedangkan yang dilakukan ruangan 2 minggu sekali ataupun sebulan

sekali.

Tabel 3.10
Pelaksanaaan Tugas AN di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 9 Januari – 4 Februari 2023

Observasi
No Tugas AN
Ya Tdk
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga

dari dan kepada AN yang ada dalam satu grup
2. Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi

pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3. Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas √
jaga
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal

tugas
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam √
keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di

rekam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga

kepada PN
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada √
bukti di rekam keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk

mengatasinya
10. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua

pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua

pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12. Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan

perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada PN
13. Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam
grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada √
jaga berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14. Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam

libur
15. Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain

bila ada masalah pasien pada sore malam libur
16. Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan

lain setiap seminggu sekali
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin

keperawatan di ruangan
18. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN

Jumlah 17 1
Persentase 94,5% 5,5%
Sumber: Hasil observasi tanggal 9 januari -4 februari Maret 2023
11) Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan) pelaksanaan

tugas AN pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas AN

tergolong dalam kategori baik (94,5%). Namun mengenalkan AN yang ada dalam

grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada

pasien/keluarga baru belum optimal dilakukan, mengikuti diskusi kasus dengan

dokter/tim kesehatan lain setiap seminggu sekali belum terlaksana, dan untuk

pendelegasian tugas tidak bisa dilakukan tanpa keterangan yang jelas.

Pelaksanaan Tugas antar staf keperawatan dengan pasien


di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 9 januari – 4 februari 2023

Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan Observasi


No
dengan Pasien atau Keluarga Ya Tdk
1. Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien

yang ada di ruangan setiap awal tugas
2. PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang
menjadi tanggung jawabnya segera setelah menerima √
operan tugas setiap pasien
3. PN menginformasikan peraturan dan tata tertib RS

yang berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru
4. PN memperkenalkan perawat dalam satu grup yang

akan merawat selama pasien dirawat di RS
9. PN atau AN melakukan visit atau monitoring pasien

untuk mengetahui perkembangan atau kondisi pasien
Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan Observasi
No
dengan Pasien atau Keluarga Ya Tdk
6. PN memberikan penjelasan setiap rencana tindakan
atau program pengobatan sesuai wewenang dan √
tanggung jawabnya
7. Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PN
atau AN memberikan penjelasan atas tindakan yang √
akan dilakukan kepada pasien atau keluarga
8. Kesediaan PN atau AN untuk menerima
konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan berupaya √
mengatasinya
9. Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau
perawat yang bertanggung jawab selama ia dirawat √
10. PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan pasien

yang akan pulang.
Jumlah 7 3
Persentase 70% 30%
Sumber: Hasil observasi tanggal 9 januari-4 februari Maret 2023
Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan) pelaksanaan

hubungan profesional antar staf keperawatan dengan pasien pada tabel di atas

mencapai kategori cukup (70%). Setelah operan tidak semua melakukan validasi

dengan pasien maupun keluarga pasien ada beberapa pasien yang tidak

mengetahui nama perawat yang bertanggung jawab merawat, hal ini mungkin

dinilai kurang efektif jika harus memperkenalkan semua perawat yang jaga kepada

keluarga setiap pergantian shift, Dan juga untuk visit atau monitoring pasien untuk

mengetahui perkembangan atau kondisi pasien belum optimal dilakukan.


Tabel 3.12
Tugas antar staf di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 9 januari - 4 februari 2023

Observasi
No Hubungan Profesional Antar staf Keperawatan
Ya Tdk
1. Penanggung jawab pelayanan mengadakan

pertemuan rutin Karu minimal 1x/bulan
2. PJ Ru Kep mengadakan petemuan rutin dengan

seluruh staf kep minimal sebulan sekali
3. Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PN

minimal 1x/minggu
4. PN mengadakan pre dan post conference pada

setiap awal dan akhir jaga pagi
9. PN menerima serah terima dari AN yang tugas

jaga sebelumnya
6. PN mendampingi serah terima tugas jaga antara

AN pada tugas jaga berikutnya
7. AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari

jaga sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya
8. PN melakukan dokumentasi askep terutama dalam
pengkajian, menetapkan diagnosa dan penyusunan √
rencana keperawatan
9. AN melakukan dokumentasi askep terutama

dalam hal pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10. PN membuat laporan tugas pada PJRu Kep setiap
akhir tugas terutama keadaan umum pasien dan √
permasalahan yang ada
11. PN melakukan motivasi/bimbingan/reinforcement

dengan AN setiap hari
12. AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada √
13. PPJp menggantikan tugas PPJs pada tugas

S/M/HL
Jumlah 13 0
Persentase 100% 0%

12) Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan)

pelaksanaan hubungan profesional antar staf keperawatan dengan

pasien pada tabel di atas mencapai kategori baik (100%). Hal ini
menunjukkan bahwa sudah adanya manajemen yang baik antar staf,

namun untuk pre dan post tidak setiap hari dilakukan, dan PPJp tidak

bisa menggantikan tugas PPJs tanpa alasan yang jelas, seperti sakit, dll.

Tabel 3.13
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Ruang Anggrek
RSUD WonosariTanggal 9 - 4 febreuari 2022

Pelaksanaan
No Komponen
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
1. Mengumpulkan data tentang klien √
2. Menyiapkan alat √
Membuat rencana pertemuan dengan klien/ keluarga
3. √
klien
B. FASE ORIENTASI
Memberi salam dan tersenyum pada klien/ keluarga √
1.
klien
Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif, √
2.
biasanya pada pertemuan lanjutan)
3. Memperkenalkan nama perawat √
Menanyakan nama panggilan kesukaan √
4.
klien/keluarga klien
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat √
6. Menjelaskan peran perawat √
7. Memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan √
8. Menjelaskan tujuan kegiatan √
9. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan √
10. Menyatakan kerahasiaan √
C. FASE KERJA
Memberi kesempatan pada klien/keluarga klien √
1.
bertanya
Menanyakan keluhan klien /keluarga klien yang √
2. mungkin berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan
kegiatan
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik √
4. Melaksanakan kegiatan cara dengan baik √
D. FASE TERMINASI
Menyimpulkan hasil kegiatan: evaluasi proses dan √
1.
evaluasi hasil
2. Memberikan reinforcement positif √
Merencanakan tindak lanjut dengan klien/keluarga √
3.
klien
E. DIMENSI RESPON (RESPON NONVERBAL)
1. Berhadapan √
2. Mempertahankan kontak mata √
3. Tersenyum pada saat yang tepat √
4. Mempertahankan sikap terbuka √
Jumlah 24
Presentase 100% 0

13) Analisa Data

Hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan) pelaksanaan

Komunikasi Terapeutik di Ruang Anggrek RSUD Wonosari termasuk

dalam kategori baik (100%). semua item sudah dilakukan oleh perawat

dengan baik.

6. Material

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien perlu sarana dan prasarana

yang mendukung terhadap pelayanan yang diberikan. Ruang Anggrek

merupakan ruang Bedah dan Anak yang terdiri dari kelas VIP B, kelas 1, dan

kelas 2 dengan memberikan pelayanan rawat Inap bagi pasien rujukan dari poli

dan IGD.

Table 3. 14
Jumlah Kamar di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Ruang Pasien Jumlah Keterangan
No
1 Kamar VIP B 4 Baik
2 Kamar kelas 1 4 Baik
3 Kamar kelas 2 9 Baik
4 Ruang Seklusi 1 Baik
Jumlah 18
Sumber: Data observasi Ruang Anggrek 2023
14) Analisa data

Berdasarkan data diatas, kamar di ruang Anggrek terdapat 18 kamar

dengan semua keadaan tempat tidur baik dan 1 ruangan seklusi dengan

keadaan cukup baik

Table 3.15

Ketersediaan Sarana dan Prasarana


Ruang Anggrek RSUD Wonosari
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat Tidur 24 Baik
2 Stetoskop 1 Baik
3 Oxymetri 2 Baik
4 Tensi Meter Digital 2 Cukup
5 Tensi meter manual 1 Baik
6 Timbangan injak 1 Rusak
7 Timbangan bayi 2 Baik
8 Suction 1 Baik
9 EKG 1 Baik
10 Troli tindakan 2 Baik
11 Lampu sorot 1 Baik
12 Termometer digital 1 Baik
13 Gunting 2 Baik
14 Handscoon 15 box Baik
15 Ambubag 2 Baik
16 Infus pump 1 Baik
17 Nebulizer 2 Cukup
18 Set steril 1 Baik
19 Safety box 2 Baik
20 Tempat sampah infeksius 2 Baik
21 Tempat sampah non infeksius 2 Baik
22 Bak mandi bayi 1 Baik
23 Kursi Roda 3 Cukup
24 Kursi Plastik 5 Baik
25 Kursi Citos 23 Baik
26 Oksigen Portable 1 Baik
27 Kursi Panjang 3 set Baik
28 Tourniquet 3 Baik
29 Almari linen 2 Baik
30 Almari alat 3 Baik
31 1 set meja file RM 1 set Baik
32 Lemari file 3 Baik
33 Bagan Organisasi 1 Belum
diperbaharui
34 Papan Pengumuman 1 Baik
15) Analisa Data

Data diatas menunjukkan bahwa ruang Anggrek memiliki

ketersediaan sarana dan prasarana yang baik, namun bagan organisasi

belum diperbaharui.

Tabel 3.16
Daftar Alat tenun di Ruang Anggrek RSUD Wonosari

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Sprei VIP 20 Baik
2 Selimut VIP 20 Baik
3 Baju Pasien VIP 10 Baik
4 Sprei kelas 1 & 2 42 Baik
5 Selimut kelas 1&2 27 Baik
6 Baju Pasien kelas 1&2 25 Baik
7 Sarung bantal 40 Baik
8 Perlak 76 Baik
Sumber: Data Observasi Ruang Anggrek Tahun 2023

16) Analisa Data

Ruang Anggrek memiliki alat tenun rata-rata sudah mencukupi

dengan kebutuhan dan jumlah pasien yang ada setiap hari dengan

kondisi baik dan bersih, dan tertata di almari linen.

7. Money

Sejak berdirinya RSUD Wonosari, pembiayaan RSUD Wonosari dibiayai

oleh APBD/APBN dan pendapatan operasional. Pendapatan operasional ruang

Anggrek didapatkan dari tagihan pasien pulang. Pengeluaran keuangan

operasional di ruang Anggrek digunakan untuk barang habis, pakai, obat, diet

pasien, dan gaji karyawan. Guna percepatan pembayaran klaim dan juga agar

target indikator terpenuhi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :


1) Melakukan monitoring pembayaran

2) Mengintensifkan koordinasi dengan pihak BPJS dengan

penjaminanlainnya

3) Mengoptimalkan pengembangan pelayanan

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di RSUD Wonosari anggaran

untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, ditambah dengan kegiatan-

kegiatan lain yang berhubungan dengan pelayanan adalah :

1) Pemenuhan alat kesehatan, kedokteran dan KB dalam

rangka menuju pelayanan kelas dunia

2) Pelaksanaan Layanan Operasional Rumah Sakit

3) Peningkatan kemampuan SDM dalam rangka peningkatan

mutu/kualitas tenaga kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan melalui kegiatan intramural,

ekstramural, maupun pendidikan formal.

4) Pemenuhan bahan makanan, obat-obatan, bahan penunjang

medik habis pakai kebutuhan pasien rumah sakit dalam

rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

secara terpadu dan komprehensif

5) Pemenuhan perangkat pengolahan data dan komunikasi,

peralatan dan fasilitas perkantoran, serta dukungan sarana

dan prasarana kantor dalam rangka menunjang peningkatan

kualitas layanan kesehatan

6) Pelaksanaan layanan perkantoran

7) Investasi untuk pembelian alat-alat besar.


8. Machine

Kajian Data

Ruang Anggrek memiliki fasilitas mesin khusus sendiri untuk membantu menangani

pasien baik secara medis maupun keperawatan, beberapa alat yang terdapat di ruangan

antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 3.117

Daftar Alat Elektronik di Ruang Anggrek RSUD Wonosari

No Nama Alat Inventaris Keterangan


1. Komputer 1 Baik
2. Printer 1 Baik
3. Print barcode 1 Baik
4. Telepon 1 Baik
5. Televisi 1 Baik
6. AC 20 Baik
Sumber : Data Observasi Ruang Anggrek 2023

17) Analisis Data

Berdasarkan data mesin yang dimiliki ruang Anggrek sudah memiliki

mesin yang sesuai standar minimal RSUD Wonosari. Saat dilakukan

wawancara, observasi, pemeliharaan dan pengecekan mesin di ruangan ini

juga sudah cukup baik dan pemeliharaan mesin masih berfungsi dengan baik,

dan untuk perawatannya yaitu dilaksanakan desinfeksi setelah alat dipakai.


A. Proses

1. Evaluasi Pelaksanaan Life Saving Life Patient

Tabel 3.18
Evaluasi Pelaksanaan 7 Solusi Life Saving Patient Safety Di Ruang
Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 7-10 Januari 2023

Pelaksanaan
No Komponen yang Dinilai Keterangan
Ya Tdk
1. Pastikan identitas pasien
a. Perawat memakaikan gelang √
identitas pasien √
b. Perawat sebelum melakukan
tindakan selalu mengecek minimal √
2 identitas pasien (misal nama dan
tanggal lahir)
c. Status pasien terpisah antara 1
pasien dengan pasien yang lain
2. Komunikasi secara benar saat serah
terima atau pengoperan
pasien
a. Menyebutkan identitas pasien; √
diagnosa medis, diagnose
keperawatan, tindakan keperawatan
yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaan
b. Menginformasikan jenis dan waktu √
rencana tindakan yang belum
dilakukan √
c. Menyebutkan perkembangan √
pasien yang ada selama shift

d. Menyebutkan terapi dan tindakan
medis beserta waktunya yang telah
dilakukan selama shift
e. Menyebutkan tindakan medis yang
belum dilakukan selama shift
Pelaksanaan
No Komponen yang Dinilai Keterangan
Ya Tdk
3. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan
mirip (Norum)
a. Perawat memberi obat sesuai √
dengan prinsip 7 benar (obat, dosis,
waktu, tempat, orang, indikasi
pendokumentasian). √
b. Perawat melakukan √
pendokumentasikan setelah
memberi obat di rekam catatan √
perkembangan. √
c. Obat disusun per pasien pada √
tempatnya masing-masing
d. Adanya pencatatan obat masuk dan √
keluar
e. Memastikan resep obat yang
diterima dan obat yang diberikan
sama
f. Perawat mengklarifikasi kembali
terapi diberikan dokter dengan
mengeja setiap huruf nama obat
g. Perawat menulis nama obat yang
mirip dengan tulisan yang besar dan
jelas
h. Menambahkan barcode identitas √
pasien pada obat yang akan
diberikan
4. Pastikan akurasi pemberian obat pada
pengalihan pelayanan
a. Ada dokumentasi tentang obat- √
obatan yang sudah diberikan, waktu
pemberian dan rute pemberian √
b. Perawat mengecek ulang Program
terapi dari dokter
5. Tingkatkan kebersihan tangan untuk
mencegah infeksi √
Nosokomial
a. Perawat mencuci tangan sebelum √
dan sesudah melakukan tindakan √
b. Perawat mencuci tangan √
menggunakan antiseptic
c. Perawat mencuci tangan dengan
teknik yang benar
Pelaksanaan
No Komponen yang Dinilai Keterangan
Ya Tdk
d. Ada pedoman mengenai cuci
tangan yang benar
6. Gunakan alat injeksi sekali pakai:
a. Perawat mengecek program √
pemberian obat dalam catatan
perawatan
b. Satu spuit digunakan sekali pakai √
untuk satu obat √
c. Perawat memastikan bahwa spuit √
dibuang di tempat sampah medis
d. Perawat membuang spuit dalam
keadaan tertutup
7. Kegiatan di ruang abiyasa
a. Menyiapakan makanan kepada √
pasien
b. Berdoa sebelum makan √
c. Mengajarkan cara mencuci piring √
kepada pasien
d. Melaksanakan senam pagi √
e. Melakukan terapi aktivitas √
kelompok
f. Memberikan pendidikan kesehatan √
kepada pasien
g. Melakukan pengukuran tanda- √
tanda vital

Jumlah 32 1
Skor total = Ya x 100%
96,7% 3,3%
(Ya +Tidak)
Sumber: Hasil Observasi Mahasiswa 2023
18) Analisis Data

Dari hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari (9x

pemantauan) pelaksanaan patient safety di ruang Anggrek

menggunakan indikator 7 Solusi live saving patient safety termasuk

dalam kategori baik (96,7%).


2. Evaluasi Pelaksanaan
Tabel 3.19
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning dalam
Melaksanakan MPMdi Ruang Anggrek Tanggal 7-10 Maret
2022
Observasi Ket
No Variabel yang dinilai
Ya Tdk
1. KaRu menyiapkan tempat untuk melakukan

meeting morning
2. Didahului dengan berdoa √
3. KaRu memberikan arahan kepada staf dengan

materi yang telah disiapkan sebelumnya
4. KaRu melakukan klarifikasi apa yang telah

disampaikan kepada staf
9. Memberikan kesempatan staf untuk
mengungkapkan permasalahan yang muncul di √
ruangan
6. Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan

masalah yang dapat ditempuh
7. KaRu memberi motivasi dan reinforcement kepada

staf
8. Meeting morning diikuti oleh seluruh staff √
Jumlah 0 8
Persentase 0 100%
Sumber: Hasil Observasi tanggal 7-10 Maret 2022
19) Analisa Data

Dari hasil observasi selama 3 hari meeting morning sudah

dilakukan dengan kategori buruk (0%) di Ruang Aggrek meeting

morning jarang dilakukan oleh perawat tugas jaga saat itu.


3. Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga
Tabel 3.20
Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
di Ruang Anggrek RSUD Wonosari 2022
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tdk
1. Perawat pemberi operan menyiapkan tempat untuk √
operan
2. Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis √
yang telah diisi dengan rekam keperawatan yang
lengkap sesuai shift jaga
3. Kepala ruang/PN/AN memimpin operan diawali √
doa Bersama

4. Perawat mengoperkan status kesehatan pasien √


dengan cara membacakan rekam keperawatan

5. Perawat mengoperkan nama pasien, diagnose √


medis dan masalah keperawatan

6. Perawat mengoperkan tindakan keperawatan √


mandiri dan kolaborasi yang telah dilakukan
beserta hasil dan waktu pelaksanaan
7. Perawat menyebutkan perkembangan/kondisi fisik √
pasien yang terjadi selama shift

8. Perawat menyebutkan rencana tindakan √


keperawatan mandiri dan kolaborasi yang akan
dilakukan dan waktu pelaksanaan
9. Perawat penerima operan melakukan pengecekan √
kelengkapan dokuman asuhan keperawatan

10. Perawat penerima operan mencatat hal-hal yang √


dioperkan untuk setiap pasien dalam buku peran
tugas
11. Perawat pemberi dan penerima operan melakukan √
kunjungan pasien dalam rangka klarifikasi kan
konfirmasi
12. Perawat yang mengoperkan menginformasikan √
kepada pasien/keluarga nama perawat shift
berikutnya
13. Perawat penerima operan memberi salam kepada √
pasien/keluarga serta mengenalkan diri dengan
komunikasi yang baik
14. Perawat pemberi dan penerima √
operan menandatangani serah terima
(handover)
15. Pemberi dan penerima operan saling memberikan √
reinforcement

16. Ka Ruang/PN/AN/ menutup operan dengan baik √

Jumlah 16 0

Persentase 100 % 0%

Sumber: Hasil Observasi 2023

20) Analisa Data

Dari hasil observasi selama 6 hari (18x pemantauan)

pelaksanaan serah terima tugas jaga sudah dilakukan dengan kategori

baik (100%) di ruang Anggrek, serah terima jaga dilakukan oleh perawat

tugas jaga saat itu, akan tetapi perawat yang mengoperkan belum

menginformasikan kepada pasien atau keluarga nama perawat shift

berikutnya.

4. Pelaksanaan Pre Confference

Tabel 3.21
Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Observasi Ket
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tdk
1. PN menyiapkan ruangan/tempat √
2. PN menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √
tanggung jawabnya
3. PN menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference √
4. PN memandu pelaksanaan pre conference √
5. PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien, √
keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
6. PN membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan √
yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan
kerja
7. PN mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan √
asuhan pasien/tindakan
8. PN memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9. PN mengklarifikasi kesiapan AN untuk √
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
10. PN memberikan reinforcement positif pada AN √
11. PN menyimpulkan hasil pre conference √
Jumlah 10 1
Persentase 90,9% 9,1%

Sumber: Hasil Observasi Mahasiswa 7-10 Maret 2022

21) Analisis Data

Hasil observasi selama 6 hari (18x pemantauan) menunjukkan

bahwa PN melakukan pre conference namun sesuai prosedur tergolong

kategori baik dengan presentase (90,9%).

5. Pelaksanaan Post Confference


Tabel 3.22
Pelaksanaan Post Conference di Ruang
AnggrekRSUD Wonosari

Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. PN menyiapkan ruang/tempat √
2. PN menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √
tanggung jawabnya
3 PN menjelaskan tujuan dilakukannya post conference √
4. PN menerima penjelasan dari AN tentang hasil √
tindakan /hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan AN
5. PN mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam √
memberikan askep pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
6. PN memberikan reinforcement pada AN √
7. PN menyimpulkan hasil post conference √
8. PN mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan √
tugas jaga berikutnya (melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 7 1
Presentase 87,5% 12,5%
Hasil Observasi tanggal 7-10 Maret 2022

22) Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi selama 6 hari (18x pemantauan) post

conference di ruang Aggrek dilakukan bersamaan dengan operan jaga dan

pelaksanaannya tergolong dalam kategori baik (87,5%).

6. Pelaksanaan Serah Terima Metode SBAR


Tabel 3.23
Pelaksanaan SPO Serah Terima Pasien Dengan Metode
SBAR antara perawat dengan perawat di Ruang Anggrek
RSUD Wonosari
No Variabel Yang Dinilai Ya Tidak
1. Perawat ketika pertukaran jaga/peralihan

perawatan bertemu ketika akan menyerahkan
2. Perawat melakukan serah terima secara lisan
menggunakan SBAR dengan membawakan √
rekam medik
3. Informasi yang disampaikan kepada perawat

penerima selanjutnya tertulis dalam rekam
medik pasien dengan format SOAP, dengan
komponen S juga berisi kondisi pasien saat
dilakukan pemeriksaan bukan hanya berisi
keluhan dari pasien
4. Perawat harus menuliskan waktu (tanggal

dan jam) saat membuat SOAP
5. Perawat penerima dapat melakukan
klarifikasi atau bertanya jika masih
membutuhkan informasi tentang pengelolaan √
pasien
6. Ketika mendapatkan kondisi pasien yang
tidak sesuai yang dengan informasi yang
diberikan oleh perawat sebelumnya dapat
meminta untuk melengkapi rekam medik
sesuai dengan kondisi pasien ketika √
dilakukan serah terima
7. Perawat yang menyerahkan pasien

membutuhkan cap handsover
8. Setelah informasi yang diperlukan
disampaikan dan dimengerti, perawat yang
menyerahkan dan perawat yang menerima √
membubuhkan tanda tangan dan cap nama
9. Perawat melakukan komunikasi SBAR

sesuai SPO
Jumlah 9
Persentase 100%
Sumber: Hasil observasi tanggal 7-10 Maret 202

23) Analisa Data

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari (9x pemantauan)

pelaksanaan SPO serah terima pasien dengan metode SBAR sudah

dijalankan dengan baik (100%)

Tabel 3.24
Kepuasan Pasien di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 9-12 Januari 2022
PELAKSANAAN
NO INDIKATOR
YA TIDAK
Apakah dokter memperkenalkan diri saat memeriksa
1 √
anda
2 Apakah dokter menjelaskan alasan dirawat pada anda √
3 Apakah dokter menjelaskan lama rawat pada anda √
Dokter menjelaskan pengobatan yang akan diberikan
4 √
atau dijalani
Dokter menyediakan waktu untuk anda berkeluh
5 √
kesah
6 Dokter tidak berbicara kasar terhadap anda √
Dokter menjelaskan manfaat obat yang diresepkan/
7 √
diberikan
Perawat memperkenalkan diri dan staf yang
8 √
melayani pada awal perawatan
Perawat berusaha mendengarkan keluh kesah ketika
9 √
anda cemas dan bingung
Perawat berusaha memfasilitasi sarana untuk
10 √
menenangkan diri
Perawat memperkenalkan pohon harapan dan isinya
11 √
untuk membuat anda nyaman
Perawat menjelaskan tujuan perawatan dan kegiatan
12 √
yang harus dilakukan
Perawat menjelaskan tata tertib dan aturan
13 √
diruangan
14 Perawat bicara dengan ramah dan sopan pada anda √
Perawat menanyakan hal-hal yang membuat tidak
15 √
nyaman selama perawatan
Perawat menyemangati dan memotifasi anda
16 √
dengan kalimat lunak
Perawat tidak mengungkapkan yang jelek tentang
17 √
anda tapi memberikan penguatan positif
Perawat menyediakan waktu untuk diskusi bersama
18 √
dengan teman
19 Makanan yang disajikan RS variatif dan enak √
Sarana RS dan sarana hiburan sesuai kebutuhan
20 √
anda
Jumlah 18 2
Presentase 90% 10%
Sumber: Hasil observasi tanggal 7-12 maret 2023

24) Analisa Data

Hasil observasi selama 6 hari (18x pemantauan) kuisioner

kepuasan pelanggan/pasien terhadap pelayanan di atas dari 20

komponen yang di nilai kepada 17 responden, yang masuk kategori

puas sebanyak 15 pasien (88,2%), kategori cukup puas sebanyak 1

pasien (5,8%), dan kategori kurang puas sebanyak 1 pasien (5,8%).

Dari kuisioner kepuasan pelanggan terhadap perawat sudah terbilang

baik dan harus dipertahankan.


Table 3.25
Kepuasan Perawat di Ruang Anggrek RSUD Wonosari, Tanggal 7-12
Maret2022

No Penyataan ST
TP P SP
P
1. Apakah anda puas dengan system
penggajian yang dilakukan institusi √
tempat saudara bekerja
2. Apakah anda puas dengan perhatian
Institusi rumah sakit terhadap √
Saudara
3. Apakah andas puas dengan kesempatan
yang diberikan dalam melakukan pekerjaa √
n yang berbeda dari waktu kewaktu
4. Apakah anda puas dengan kesempatan
Untuk menjadi “orang penting” di √
lingkungan pekerjaan anda
5. Apakah anda merasa puas dengan
kemampuan anda untuk melakukan √
sesuatu sesuai dengan hati nurani anda
6. Apakah anda merasa puas dengan adanya

jaminan atas kesehatan/keselamatan kerja
7. Apakah anda merasa puas dengan
kesempatan yang diberikan dalam √
melakukan sesuatu untuk orang lain
8. Apakah anda merasa puas dengan
kesempatan untuk memberi pendapat √
kepada orang lain
9. Apakah anda merasa puas dengan √
kesempatan untuk melakukan sesuatu yang
dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan anda
10. Apakah anda merasa puas dengan √
Penerapan kebijakan RS
11. Apakah anda merasa puas dengan uang
Jasa perawatan yang anda terima √
Dibandingkan dengan pekerjaan yang anda
lakukan
12. Apakah anda merasa puas dengan
kesempatan yang diberikan untuk √
mengembangkan karir/pekerjaan
13. Apakah anda merasa puas dengan
kebebasan yang diberikan untuk √
memutuskan sesuatu
14. Apakah anda merasa puas dengan
kesempatan untuk mencoba metoda- √
metoda sendiri dalam menjalankan tugas
15. Apakah anda merasa puas dengan situasi √
dan kondi silingkungan pekerjaan anda
16. Apakah anda merasa puas dengan sistemk
erjasama yang dilakukan untuk teman- √
teman sekerja
17. Apakah anda merasa puas dengan
penghargaan terhadap pekerjaan yang √
bagus
18. Apakah perasaan anda puas dengan √
perlakuan atasan selama saudara bekerja
19. Apakah anda puas dengan peralatan dan
perlengkapan yang tersedia untuk √
mendukung pekerjaan
20. Apakah anda puas dengan fasilitas
penunjang yang tersedia seperti kamar √
mandi, tempat parkir, kantin
Jumlah 2 18
Presentase 10% 90%
Sumber: Hasil observasi tanggal 7-12 Maret 2022

25) Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian selama 6 hari (18x pemantauan)

dengan menggunakan kuesioner didapatkan hasil bahwa sebagian

besarperawat merasa puas dengan kebijakan rumah sakit, 10% tidak

puas dan90% merasa puas.

Tabel 3.26
Beban Kerja Perawat di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 9-12
januari 2023
Skor 4 : Tidak menjadi
beban kerja
Skor 3 : Beban kerja ringan
Skor 2 : Beban kerja
sedang
Skor 1 : Beban kerja
berat

No Pernyataan 1 2 3 4 Skor
1. Melakukan observasi pasien secara ketat selama √
jam kerja
2. Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi √
keselamatan kerja
3. Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan √
demi keselamatan kerja
4. Kontak langsung perawat dengan pasien secara √
terus-menerus selama jam kerja
5. Kurangnya tenaga perawat dibandingkan dengan √
pasien kritis
6. Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki √
tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan
dibangsal
7. Harapan pimpinan RS terhadap pelayanan yang √
berkualitas
8. Setiap saat dihadapkan pada keputusan yang tepat √
9. Tanggung jawab dalam melaksanakan perawatan √
kepada pasien
10. Setiap saat menghadapi pasien dengan √
karakteristik tidak berdaya, koma, dan kondisi
terminal
11. Tugas pemberian obat-obatan yang diberikan √
secara intensif
12. Tindakan penyelamatan pasien √
Jumlah

26) Analisa Data :

Hasil observasi selama 6 hari (18x pemantauan) kuisioner

kepuasan pelanggan/pasien terhadap pelayanan di atas dari 12

komponen yang di nilai kepada 14 petugas (perawat dan bidan), yang

masuk kategori beban kerja ringan sebanyak 11 orang (78,5 %), beban

kerja sedang 2 orang (14,2 %), dan tidak menjadi beban kerja

sebanyak 1 orang (7,14 %). Dari beban kerja perawat sudah terbilang

baik dan harus dipertahankan.


Tabel 3.27
Pengkajian Staffing Performance Branding di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari, Tanggal 7-10 Maret 2022
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Standar Persiapan Layanan
Pastikan kebersihan lingkungan kerja √
Pastikan meja sebelum dan setelah bekerja dalam

keadaan rapi dan bersih
Pastikan kelengkapan peralatan kerja dimeja

kerja
2 Standar Salam
Posisi berdiri dan membuat kontak mata untuk

menyambut pelanggan
Mengucapkan salam pembuka (Selamat Pagi

/Siang /Sore /Malam/ Assalamu’alaikum)
Menawarkan bantuan dengan mengucapkan “Ada

yang bisa saya bantu?”
Apabila sudah selesai, mengucapkan

“terimakasih”
Mengucapkan salam penutup (Selamat Pagi/

Siang/ Sore/ Malam)
3 Standar Memberikan / Menerima Berkas
Berikan berkas dengan kedua tangan √
Berikan senyuman simetris √
Diberikan sambil berdiri √
4 Standar Menunjukkan Arah
Tunjukkan arah dengan posisi berdiri dan tangan

kanan terbuka dengan telapak tangan rapat
Berikan senyuman simetris √
Jangan Mengucapkan “Tidak Tahu” √
5 Standar Menerima Atau Mengakhiri Telepon
Mengucapkan salam pembuka (Selamat Pagi/

Siang/ Sore/ Malam/ Assalamu’alaikum)
Menyebutkan unit kerja √
Menyebutkan nama panggilan √
Menawarkan bantuan dengan mengucapkan

“Ada yang bisa saya bantu?”
No Aspek yang dinilai Tidak
Ya
Menjawab dengan ucapan “baik” saat

berada dalam pembicaraan
Mengucapkan terimakasih

Mengucapkan salam penutup (Selamat

Pagi/ Siang/ Sore/ Malam)
6 Standar Performance Pemberi Layanan pria

Rambut

Rambut pendek, rapi, bersih



Panjang rambut tidak boleh melebihi kerah

kemeja
Warna rambut natural

Wajah

Kumis dan bulu hidung dicukur rapi



Tidak memanjangkan jambang

Bagi yang memelihara janggut, dipotong

rapi dengan Panjang maksima l1 cm
Name tag

Dipasang disisi kiri atas dan nama dapat



terbaca dengan jelas
Warna tempat transparan

Seragam Sesuai Ketentuan

Rapi, bersih dan tidak kusut



Bawahan model celana

Kemeja tidak dimasukkan dalam celana

Lengan kemeja tidak digulung

Tidak boleh menggunakan jeans

Sepatu

Warna hitam atau cokelat tanpa tali √

Tidak menggunakan sepatu kets



Total Jumlah 36 1
Persentase 97,29% 2,70%

27) Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian selam 3 hari (9x pemantauan)

staffing performance branding didapatkan hasil sudah baik (97,29%)


Tabel 3.28
Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ruang Anggrek RSUD Wonosari

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Perawat menanyakan keadaan dan kabar klien saat ini. ✓
2. Perawat memperkenalkan semua perawat yang jaga ✓
dan penanggung jawab setiap klien.
3. Katim atau perawat pelaksana menjelaskan keadaan ✓
klien pada AN.
5. Katim dan perawat pelaksana menjelaskan masalah ✓
keperawatan utama kepada AN.
6. Katim atau perawat pelaksana menjelaskan intervensi ✓
yang akan dilakukan.
7. Seluruh tim jaga dihari tersebut mengikuti ronde ✓
keperawatan
8. Ronde keperawatan dilakukan dengan berkeliling ✓
disetiap pasien
9. Ronde keperawatan dilakukan setiap hari ✓
10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien ✓
tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu
dilakukan.
Jumlah 10
Presentase 100%
28) Analisa Data

Berdasarkan hasil observasi selama 6 hari maka dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di ruang anggrek tergolong kurang

dengan presentase 100% dilakukan dan 0% belum dilakukan sesuai dengan

SPO yang ada, untuk itu perlu sekali dilakukan secara rutin agar terdapat

peningkatan dalam pelayanan.


Tabel 3.29
Penandaan Alat Kesehatan dan PKRT di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari

NO KOMPONEN YA TIDAK
1 Label alat kesehatan dan PKRT berbentuk gambar, √
warna, tulisan, atau kombinasi antara ketiganya yang
dimasukkan atau disertakan pada kemasan atau
merupakan bagian dari wadah dan kemasan
2 Penandaan alat kesehatan dan PKRT harus berisi √
informasi yang cukup untuk mencegah terjadinya salah
pengertian dan/atau salah penggunaan, termasuk tanda
peringatan
3 Penandaan harus jelas terbaca dan penempatanya √
mudah terlihat dan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
dari alat kesehatan
4 Petunjuk penggunaan alat kesehatan dan PKRT harus √
ditulis dengan menggunakan istilah yang mudah
dipahami
5 Alat kesehatan dan PKRT mencantumkan √
kontraindikasi, perhatian/peringatan
6 Pencantuman penandaan harus dilakukan sedemikian √
rupa sehingga tidak mudah lepas dari tempat, tidak
mudah luntur atau rusak
7 Penandaan alat kesehatan mencantumkan nama, inisial, √
logo, lambing atau referensi
8 Label atau etiket ditulis atau dicetak dengan √
menggunakan bahasa Indonesia
9 Penandaan alat kesehatan khusus yang diperuntukan √
bagi bayi, anak usia dibawah 5 tahun, ibu hamil atau
menyusui, lansia, dan orang berpenyakit tertentu
10 Alat kesehatan yang kemungkinan memiliki resiko √
terkait K3L mencantumkan cara penggunaan dan
symbol bahaya atau cara peringatan yang jelas
11 Pemberian tanda’’STERIL’’untuk alat kesehatan steril √
12 Penggunaan alat sekali pakai diberikan label atau √
lambang’’SEKALI PAKAI’’
Jumlah 9 3
Presentase 75% 25%
29) Analisa Data

Hasil observasi selama 3 hari pelaksanaan Penandaan AlatKesehatan dan

PKRT di Ruang Anggrek RSUD Wonosari termasuk dalam kategori baik

(75%) dalam setiap aspek.

B. Output

Output merupakan hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan

yaitu berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari

konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit atau keperawatan tidak

dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang

baik pula.

1. Efisiensi Ruang Rawat Kajian dataAnalisa Data

BOR, LOS, TOI, BTO di Ruang Setyaki RSUD Wonosari


November 2022- Februari2023 Menurut Depkes
Tahun 2005, Kemenkes 2011

PERIODE INDIKATOR

BOR LOS TOI BTO

November 40%
2022– januari
2023
Standar Nasional 60 - 85% 6 - 9 hari 1-3 hari 4-5 kali

Analisa Data

BOR : Bulan November 2022– januari 2023di ruang anggrek adalah

40% menunjukkan pemakaian tempat tidur masih belum efektif

mengingat angka standar nasional 75-85%.

LOS : Rata-rata lama perawatan pasien di ruang anggrek selama …hari


dimana standar nasional 7-10 hari, sehingga LOS di ruang

anggrek sudah efektif.

TOI : TOI ruang anggrek tahun 2022 dengan nilai ….dikatakan sudah efektif.

BTO : BTO ruang anggrek tahun 2022 dengan nilai …. sedangkan

angka standar 4-5 kali, sehingga dapat dikatakan frekuensi

pemakai tempat tidur lebih dari standar nasional.


IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan analisis dari hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah SWOT

No Strength Weakness Opportunity Threat

Internal Eksternal
1 Man
- Tenaga kesehatan - Beban kerja perawat di - Keterbukaan peluang Adanya keinginan dari
yang ada di ruang ruang Anggrek kesempatan bagi tenaga masyarakat untuk
anggrek termasuk kategori perawat untuk mendapatkan pelayanan
keseluruhan ringan. dan perawatan secara
melanjutkan pendidikan ke
sebanyak 15 orang - Model keperawatan optimal dan sesuai
yang terdiri dari 1 yangditerapkan ruang jenjangyang lebih tinggi. standar operasional.
kepala ruangan, 10 Anggrekyaitu Primer - Pengembangan
perawat, dan 4 bidan. Modifikasi Tim. pembelajaran bagi perawat
- Jumlah tenaga terkait literatur terupdate
kesehatanterdiri dari untuk menambah
lulusan D3 perawat, pengetahuan seperti
S1+Ners serta D3 mengikutipelatihan,
bidan. supervisi dan pengalaman
- Pada perhitungan terhadap bidang
tenaga Menurut keperawatan
gillies sebanyak
21 orang perawat
ditambah dengan 1
kepala ruang= 22
orang.
- Dalam perhitungan
tenaga menurut
Gillies sebanyak

2 Method
- Dokumentasi data - Dokumentasi data - Belum ada penggunaan e- - Dapat mempermudah
pasien menggunakan menggunakan rekam rekam medik perawat dalam
rekam medik secara medik hardfile. - RSUD Wonosari sudah mengimplementasikan
hardfile - Format assessment terakreditasi paripurna hasil evaluasi tindakan
- Pembuatan belum tersedia dalam tahun 2019 yang diberikan
asuhan keperawatan electronic rekam medik.
terdapat pada rekam
medik
- Bagan organisasi
ruangan sudah ada,
namun belum
diperbaharui
- Visi dan Misi RS
3 Material
- Ruang Anggrek - Fasilitas di ruang - Perawat mempunyai - Terpenuhinya fasilitas
untuk kerapian ruang anggrek cukup memadai kesempatan dalam yang memadai di ruang
tindakan dan dapat dilihat dari menyampaikan kekurangan anggrek
penempatan linen sirkulasi udara yang material ruangan saat ada
baik, linen tertata banyak pengadaan barang.
rapi dilemari - Fasilitas alat kesehatan
- Ruang Anggrek
belum cukup memadai
terdapat kerusakan
- Media
bad di kamar VIP B6
pendidikan
-
kesehatan terpenuhi
4 Money
- Sumber dana ruang - Pengeluaran - Perawat memiliki - Peningkatan kualitas
Anggrek berasal dari dimasa pandemi ini kesempatan mengikuti sumber daya manusia
APBD/APB dan dibatasi karena harus pelatihan dan seminar yang dengan memanfaatkan
pendapatan memprioritaskan di tanggung oleh BLU dan sumber dana dari
operasional rumah pengeluaran yang lebih DIPA rumah sakit rumahsakit yaitu
sakit. diutamakan di rumah pendapatan operasional
sakit.
5 Machine
- Di ruang anggrek - Saat dilakukan - Tersedianya kesempatan - Perawatan pada alat
untuk alat kesehatan wawancara, observasi, bagi perawat melaporkan dan mesin diruangan
sudah terpenuhi pemeliharaan dan jika ada kekurangan alat sangat penting untuk
yang dapat pengecekan mesin di yang belum tersedia di menunjang pemenuhan
menunjang ruangan ini sudah bangsal. pelayanan yang
pelayanan asuhan tersedia untuk pasien optimal kepada pasien.
keperawatan pre dan post bedah
- Pemanfaatan alat - Apabila pada mesin
medis di ruangan tidak dilakukan
dan perawatan perawatan dengan baik,
sudah baik yaitu dapat mengakibatkan
dilaksanakan fungsi mesin berjalan
disinfeksi setelah tidak normal atau rusak
alat dipakai. sehingga menghambat
pelayanan kesehatan di
ruang anggrek
ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah


1 Wawancara : Meeting Morning
- Kepala ruangan mengatakan meeting morning jarang untuk meningkatkan
dilakukan. mutu pelayanan
Observasi :
- Hasil observasi meeting morning belum dilakukan
- Kepala ruang tidak menyiapkan tempat untuk
melakukan meeting morning
- Kepala ruang tidak memberikan arahan kepada staf
dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya
- Setiap pagi biasanya langsung dilakukan operan jaga
- Meeting morning tidak diikuti oleh seluruh staff dan
belum dilakukan diruang Anggrek

2 Wawancara: Belum adanya


- Perawat primer di ruang Anggrek mengatakan pemberian barcode
sebelumnya pernah terjadi kesalahan pemberian obat. identitas pasien pada
Observasi: pemberian obat
- Diruang Anggrek tidak dilakukan pemberian lebel
nama pasien atau barcode pasien pada obat yang akan
diberikan kepada pasien.
Prioritas Masalah :

Prioritas masalah di ruang Anggrek pada tanggal 9-12 Januari 2023 dapat dilihat pada

tabel berikut :

No Masalah Besar Biaya Kesulitan Ketersediaan Dampak Total


Masalah Fasilitas
1 Meeting 4 4 3 4 4 17
Morning untuk
meningkatkan
mutu pelayanan
3 Belum adanya 4 4 2 4 3 19
pemberian
barcode identitas
pasien di
pemberian obat
injeksi

1. Besar Masalah : 2. Biaya :


1 = Masalah sangat kecil 1 = Biaya sangat mahal
2 = Masalah kecil 2 = Biaya mahal
3 = Masalah sedang 3 = Biaya sedang
4 = Masalah besar 4 = Biaya murah
5= Masalah sangat besar 5 = Biaya sangat murah

3. Tingkat Kesulitan : 4. Ketersediaan Fasilitas


1 = Sangat sulit 1 = Fasilitas sangat sulit didapatkan
2 = Sulit 2 = Fasilitas sulit didapatkan
3 = Sedang 3 = Fasilitas didapatkan
4 = Mudah 4 = Fasilitas mudah didapatkan
5 = Sangat mudah didapatkan 5 = Fasilitas sangat
mudah didapatkan
5. Dampak :
1 = Dampak sangat sedikit
2 = Dampak sedikit
3 = Dampak Sedang
4 = Dampak banyak
5 = Dampak sangat banyak

PRIORITAS MASALAH

a. Meeting Morning untuk meningkatkan mutu pelayanan

b. Belum adanya pemberian barcode identitas pasien pada pemberian obat

PLAN OF ACTION PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ANGGREK RSUD


WONOSARI
No Masalah Pokok Kegiatan Rencana Kegiatan Sasaran Target Waktu PJ
Pelaksanaan
1. Belum adanya - Melakukan - Melakukan koordinasi Seluruh Tidak Minggu ke 3 Alfi
pemberian diskusi bersama dan diskusi bersama petugas terjadinya Ayu
barcode identitas PJ dan kepala Karu dan PJ ruang kesalahan Eni
pasien di ruangan - Menempelkan barcode Anggrek pemberian Wina
pemberian obat - Melakukan identitas pasien pada obat pada
injeksi pembuatan s p e d akan diberikan pasien
barcode identitas pada pasien
untuk diberikan
di setiap sped
per pasien

2. Meeting - Melakukan - Melakukan Seluruh Terlaksananya Minggu ke 2 Alfi


Morning diskusi dengan PJ koordinasi bersama petugas di meeting Ayu
untuk dan kepala PJ dan kepala ruang morning secara Eni
meningkatk ruangan terkait ruangan Anggrek rutin setelah Wina
an mutu pelaksanaan - Melakukan selesai operan
pelayanan meeting morning meeting morning jaga
- Melakukan dengan seluruf staf
Sosialisasi
tentang meeting
morning
Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan rencana kegiatan / Plan Of Action (POA) yang telah disusun maka pelaksanaan dan evaluasi kegiatan menurut masalah

sesuai pengkajian di ruang Anggrek RSUD Wonosari dilakukan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Meeting Morning untuk meningkatkan mutu pelayanan

No Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi Waktu Tempat


1 1. Sosialisasi Terlaksananya Seluruh staf sudah 17 Januari 2023 Ruang
tentang sosialisasi terkait melaksanakan meeting Pukul: 08.00 WIB Anggrek
pelaksanaan pelaksanaan meeting morning sebelum
meeting morning di ruang memulai operan shift
morning di Anggrek
ruang Anggrek
2. Melakukan
diskusi dengan
PJ dan kepala
ruang terkait
pelaksanaan
meeting
morning
3. Mengamati
pelaksaan
meeting
morning yang
dilakukan oleh
staff
2. Pelaksanaan pemberian barcode identitas pasien pada pemberian obat

No Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi Waktu Tempat


1 1. Sosialisasi dan Terlaksananya Seluruh staf sudah 24 Januari 2023 Ruang
pelaksanaan sosialisasi terkait melaksanakan Pukul: 08.30 WIB Anggrek
pemberian pelaksanaan pemberian pemberian barcode
barcode barcode identitas identitas pasien pada
identitas pasien pasien pada obat di obat
pada pemberian ruang Anggrek
obat
2. Melakukan
diskusi dengan
PJ dan Kepala
Ruangan terkait
pelaksanaan
kegiatan
3. Pelaksanaan
penempelan
barcode
identitas pasien
pada obat
Hasil

Hasil rekapitulasi pada evaluasi dari beberapa masalah di ruang Anggrek RSUD Wonosari

adalah sebagai berikut:

1. Ketidaksesuaian penempatan barang/alat dengan label dan belum ada pemberian

barcode identitas pasien pada kotak obat injeksi

Evaluasi Pelaksanaan 7 Solusi Life Saving Patient Safety Di


Ruang AnggrekRSUD Wonosari Maret 2022

Pelaksanaan
No Komponen yang Dinilai Keterangan
Ya Tdk
1. Pastikan identitas pasien
a. Perawat memakaikan gelang √
identitas pasien
b. Perawat sebelum melakukan √
tindakan selalu mengecek minimal 2
identitas pasien (misal nama dan
tanggal lahir)
c. Status pasien terpisah antara 1 √
pasien dengan pasien yang lain
2. Komunikasi secara benar saat serah
terima atau pengoperan
pasien
a. Menyebutkan identitas pasien;
diagnosa medis, diagnosa √
keperawatan, tindakan keperawatan
yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaan
b. Menginformasikan jenis dan waktu
rencana tindakan yang belum √
dilakukan
c. Menyebutkan perkembangan pasien √
yang ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan tindakan √
medis beserta waktunya yang telah
dilakukan selama shift
e. Menyebutkan tindakan medis yang
belum dilakukan selama shift
3. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan
mirip (Norum)
a. Perawat memberi obat sesuai √
dengan prinsip 7 benar (obat, dosis,
waktu, tempat, orang, indikasi
pendokumentasian).
b. Perawat melakukan
pendokumentasikan setelah √
memberi obat di rekam catatan
perkembangan.
c. Obat disusun per pasien pada √
tempatnya masing-masing
d. Adanya pencatatan obat masuk dan

keluar
e. Memastikan resep obat yang
diterima dan obat yang diberikan
sama √
f. Perawat mengklarifikasi kembali
terapi diberikan dokter dengan √
mengeja setiap huruf nama obat
g. Perawat menulis nama obat yang
mirip dengan tulisan yang besar dan
jelas √
Menambahkan barcode identitas pasien
pada obat yang akan diberikan
4. Pastikan akurasi pemberian obat pada
pengalihan pelayanan
a. Ada dokumentasi tentang obat- √
obatan yang sudah diberikan, waktu
pemberian dan rute pemberian
b. Perawat mengecek ulang Program √
terapi dari dokter

5. Tingkatkan kebersihan tangan untuk


mencegah infeksi
Nosokomial
a. Perawat mencuci tangan sebelum √
dan sesudah melakukan tindakan
b. Perawat mencuci tangan √
menggunakan antiseptic
c. Perawat mencuci tangan dengan √
teknik yang benar
d. Ada pedoman mengenai cuci tangan √
yang benar
6. Gunakan alat injeksi sekali pakai:
a. Perawat mengecek program √
pemberian obat dalam catatan
perawatan √
b. Satu spuit digunakan sekali pakai
untuk satu obat √
c. Perawat memastikan bahwa spuit
dibuang di tempat sampah medis
d. Perawat membuang spuit dalam √
keadaan tertutup
7. Kegiatan di ruang abiyasa
a. Menyiapakan makanan kepada √
pasien
b. Berdoa sebelum makan √
c. Mengajarkan cara mencuci piring
kepada pasien √
d. Melaksanakan senam pagi √
e. Melakukan terapi aktivitas √
kelompok
f. Memberikan pendidikan kesehatan √
kepada pasien
g. Melakukan pengukuran tanda-tanda √
vital
Jumlah 33 0
Skor total = Ya x 100% 100% 0
(Ya +Tidak)

Analisa data
Berdasarkan hasil evaluasi tabel Evaluasi Pelaksanaan 7 Solusi Life Saving Patient

Safety Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari selama 1 minggu (21 kali) didapatkan

hasil 100%.
2. Meeting Morning untuk meningkatkan mutu pelayanan

Evaluasi Pelaksanaan 7 Solusi Life Saving Patient Safety Di Ruang Anggrek


RSUD Wonosari Januari 2023

Observasi K
No Variabel yang dinilai
Ya Tdk e
t
1. KaRu menyiapkan tempat untuk melakukan √
meeting morning
2. Didahului dengan berdoa

3. KaRu memberikan arahan kepada staf dengan


materi yang telah disiapkan sebelumnya
4. KaRu melakukan klarifikasi apa yang √
telahdisampaikan kepada staf
5. Memberikan kesempatan staf untuk √
mengungkapkan permasalahan yang muncul di
ruangan
6. Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan √
masalah yang dapat ditempuh
7. KaRu memberi motivasi dan reinforcement kepada √
staf
8. Meeting morning diikuti oleh seluruh staff √

Jumlah 8 0
Persentase 100% 0
Pembahasan

1. Pemberian barcode identitas pasien pada obat

Hasil evaluasi pelaksanaan meeting morning didapatkan hasil 100% dimana

setelah dilakukan implementasi selama 6 hari pelaksanaan meeting morning tetap

berlangsung setiap hari dan diikuti seluruh staf.

2. Pemberian barcode identitas pasien pada obat

Hasil obvervasi pemberian barcode identitas pasien pada obat seluruh perawat

sudah menambahkan barcode identitas pasien serta menggunakan 7 prinsip benar

obat.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pada masalah belum optimalnya meeting morning maka dilakukan kegiatan

sosialisasi dan pelaksanaan meeting morning yang diikuti oleh seluruh staf di

ruangan Anggrek RSUD Wonosari. Dengan adanya kegiatan tersebut di dapatkan

hasil pelaksanaan meeting morning dari kategorik tidak dilaksanakan menjadi

terlaksana.

2. Pada masalah belum adanya pemberian barcode identitas pasien di pemberian obat

maka dilakukannya pemberian label barcode identitas untuk memperpudah perawat

dan meminimalisir kesalahan dalam pemberian obat.

B. SARAN

1. Bagi tenaga kesehatan di ruang Anggrek RSUD Wonosari untuk meningkatkan lagi

terkait kerjasama, komunikasi SBAR, dan pelaksanaan meeting morning sesuai

dengan SPO ruang Anggrek RSUD Wonosari

2. Bagi manajemen ruang Anggrek RSUD Wonosari yaitu:

a. Melanjutkan dan mempertahankan manajemen ruangan yang telah berjalan

dengan baik, sesuai dengan SPO yang telah dibuat dan di sosialisasikan.

b. Melanjutkan kegiatan pengembangan profesional perawat sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit khususnya ruang Anggrek RSUD

Wonosari.
3. Bagi institusi RSUD Wonosari data yang sudah terkumpul dapat dijadikan sebagai

sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

4. Bagi mahasiswa dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran dan pengembangan

ilmu keperawatan khususnya manajemen keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai