Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Karya wisata


Pendidikan di Indonesia senantiasa berkembang mengikuti zaman. Hal ini
ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari
kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien.

Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga
negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki
peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran. Melalui media pendidikan
inilah akan tercipta sumber daya manusia yang kompeten guna memenuhi
kebutuhan pembangunan dewasa ini dan masa yang akan datang.

Penerapan metode pembelajaran dalam sekolah merupakan salah satu faktor


penunjang terciptanya siswa yang dapat memajukan pendidikan di negara kita
Indonesia. Metode karya wisata adalah salah satunya. Dengan metode ini
diharapkan siswa di sekolah dapat belajar sekaligus berekreasi.

Karya Wisata merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diluar


sekolah sehingga siswa dapat mengkaitkan antara hasil pembelajaran yang
dilaksanakan dibantu sekolah dengan dunia nyata sesuai dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan.

Karya Wisata merupakan suatu kegiatan untuk memperluas cakrawala wawasan,


pengetahuan. Mempererat persaudaraan, memperkokoh persatuan serta mengenal
berbagai lingkungan hidup atau budaya bangsa sehingga siswa mempertebal rasa
cinta terhadap budaya sendiri.

1.2 Tujuan Karya Wisata

Tujuan dari karya wisata ini antara lain :


1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
2. Menambah pengetahuan tentang daerah yang kami kunjungi.
3. Mempelajari dan melestarikan kebudayaan daerah yang kami kunjungi

1
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Karya wisata
A. Waktu Pelaksanaan
Karya wisata ini dilaksanakan mulai hari Senin tanggal 12 Desember 2022
hingga hari Jum’at tanggal 16 Desember 2002.

B. Tempat

Karya Wisata ini dilaksanakan di Bandung dan Yogyakarta dengan


mengunjungi beberapa objek wisata.

1.4. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan karya wisata ini adalah siswa SMP Negeri 2 Palas Kabupaten
Lampung Selatan untuk Kelas VIII dan IX

1.5. Pembiayaan

Biaya dibebankan kepada masing-masing siswa yang ikut melaksanakan kegiatan


karya wisata ini. Masing-masing siswa membayar sebesar Rp. 1.650.000,00 (Satu
Juta Enam ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Laporan Perjalan Karya Wisata


Senin, 12 Desember 2022
Seluruh peserta berkumpul di SMP Negeri 2 Palas pada hari Senin sore, 12
Desember 2022 dan memulai perjalanan pada Pukul 19.00 WIB.

Selasa, 13 Desember 2022


Pada hari selasa, 13 Desember 2022 peserta tiba di Bandung lalu mengunjungi
Tangkuban Perahu dan Sari Ater Bandung.
Selasa sore peserta melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta

Rabu, 14 Desember 2022


Hari Rabu, 14 Desember 2022, tiba di Yogyakarta dan mengunjungi Candi
Borobudur, Museum Dirgantara

Kamis, 15 Desember 2022


Hari Kamis, 16 Desember 2022, mengunjungi pabrik gula Madukismo, Monumen
Yogja Kembali (Monjali), Pantai Parang Tristis, Jalan Malioboro, dan Pusat Oleh-
oleh Bakpia Pathok.
Kamis Sore, Peserta bertolak kembali ke Lampung.

Jum’at, 16 Desember 2022


Tiba di SMP negeri 2 Palas pada pada pukul 18.30 WIB

2.2. Objek Yang Diamati/dikunjungi


A. Tangkuban Perahu
Gunung tangkuban perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda,di
antara jajaran/Kompleks Gunung Api sudah purba dengan type letusan
berlapis,sekitar 3000 tahun yang lalu dari gunung sunda purba(Dengan ukuran
yang lebih besar) kemudian terbentuklah 3 gunug api baru,yaitu: Gunung
Sunda(Baru),Gunung Tangkuban Perahu,Gunung Burangrang dan fase terakhir

3
sekitar 2000 tahun yang lalu terbentuklah dasar batuan Sedimen neogen/endapan
batu bara.

Bagian sisa kawah(Kaldera) gunung sunda purba masih terdapat di situ lembang
masih merupakan salah satu bagian dari dasar kawah gunung sunda purba itu
sendiri.Peristiwa runtuhan ini terjadi pada dua tahap, yaitu:
1. Terjadinya patahan di lembang sekitar 3000 tahun yang lalu.
2. Runtuhnya bagian puncak di sebelah utara,kemudian munculah kegiatan
gunung tangkuban perahu di sebelah timur yang merupakan sisa kawah
kaldera gunung sunda (+2000 tahun yang lalu) dalam perkembangannya
membentuk tubuh gunung dengan puncak gunung apinya
memanjang.Bentuk tubuh yang memanjang disebabkan oleh adanya
tempat perpindahan titik letusan yang memanjang +1100 m dengan arah
timur dan barat.

Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya sisa-sisa tepi kawah yang lama yang
mendirikan adanya gerakan atau perpindahan aktivitas puncak.Pada waktu yang
bersamaan terbentuk pula mata air panas di Sari Ater dan maribaya.Perpindahan
aktivitas puncak yang membentang dari timur ke barat,maka apabila di lihat dari
arah selatan(kota bandung)maka tampak seperti trapesium atau seperti perahu
yang terbalik(bahasa sunda) perahu nangkuba = Tangkuban Perahu.

Secara geografis gunung tangkubanperhu berada pada 64 derajat 06 LS dan 107


derajat 36 BT dengan puncak tertinggi kurang lebih 2,084 meter diatas permukaan

4
laut. Objek wisata gunung tangkuban perahu terletak yang terletak tidak jauh dari
jalan raya bandung-Jakarta Via Sumbang, cikampek. Sekitar 30 km bandung
(merupakan ibukota provinsi jawa barat) kearah utara 200 km dari Jakarta atau 32
km sebelah selatan kotasumbang secara administratif berada di wilayah kabupaten
sumbang dan kabupaten bandung.

Secara keseluruhan luas areal gunung tangkuban perahu: 3.320 km2 dan dalam
pengelolahannya terbagi dalam 3 kelompok,yaitu:

1. Hutan Produksi : 1.290 km2


2. Hutan Wisata : 370 km2

Sedangkan menurut cerita rakyat, terbentuknya gunung tangkuban perahu terkait


dengan legenda sangkuriang Alkisah, dahulu ada seorang putri jelita bernama
Dayang Sumbi. Ia dipinang banyak pangeran dan raja sampai-sampai ia harus
mengasingkan diri di hutan. Saat di hutan, ia bersumpah untuk menikahi siapa
saja yang berhasil mengambil alat tenunnya yang jatuh. Lalu tanpa ia sangka,
datang Tumang seekor anj!ng yang sebenarnya adalah titisan dewa. Tumang
kemudian menikah dengan Dayang Sumbi dan lahirlah Sangkuriang. Suatu waktu,
Sangkuriang yang tak mengetahui Tumang adalah ayahnya pergi berburu. Namun
pada perburuan tersebut, Sangkuriang membunuh Tumang. Dayang Sumbi
kemudian murka dan mengusir anaknya. Tahun demi tahun berlalu, Dayang
Sumbi yang tetap awet muda kemudian dipertemukan lagi dengan Sangkuriang.
Pada mulanya mereka tak saling mengenal dan menjalin kasih. Namun ketika
Dayang Sumbi sadar, ia pun berusaha menolak pinangan Sangkuriang dengan
beragam cara. Salah satunya adalah mengajukan syarat tak masuk akal yakni
membendung Sungai Citarum dan ada kapal besar di danaunya. Permintaan ini
disanggupi Sangkuriang namun ia gagal lantas melampiaskan amarah dengan
menendang perahu yang kemudian terbalik dan disebut Gunung Tangkuban
Perahu.

5
B. Pemandian Air Panas Sari Ater

Sari Ater merupakan salah satu tempat tujuan wisata andalan Jawa Barat. Dalam
satu bulan, tempat pemandian air panas alami Sari Ater mampu menyedot
pengunjung rata-rata sebanyak 60.000 orang. Mereka tidak hanya wisatawan dari
lingkup lokal Jawa Barat dan sekitarnya saja, melainkan juga datang dari kota-
kota besar di Indonesia, bahkan tidak sedikit pula wisatawan dari mancanegara,
seperti turis yang berasal dari negara-negara di kawasan Timur Tengah

Pemandian air panas Sari Ater terletak tidak jauh dari Gunung Tangkuban Perahu.
Air panas yang dihasilkan pun bersumber dari kawah aktif gunung yang menjadi
legenda tanah Pasundan itu. Selain dialirkan ke pemandian Sari Ater, air yang
mengaliri sungai sepanjang 2000 meter itu juga digunakan untuk kepentingan
pengairan lahan persawahan. Menurut pengakuan para petani setempat, air yang
bersumber dari Gunung Tangkuban Perahu itu lebih berdampak positif terhadap
mutu hasil panen daripada jika menggunakan air biasa untuk mengairi sawah

Sumber mata air panas yang terdapat di beberapa lokasi di Sari Ater disajikan
dalam bentuk kolam dan kamar rendam dengan desain yang unik. Dengan luas
areal 30 hektare dan pesona alam khas pegunungan, obyek wisata terbesar di Jawa
Barat ini menjanjikan berbagai fasilitas wisata bagi Anda dan keluarga untuk
bersantai dengan berendam di hangatnya air panas yang menyehatkan sembari
menikmati keindahan alam yang tersaji di sekitarnya.

Cukup beragam keistimewaan yang ditawarkan pemandian air panas di Sari Ater,
bahkan sebelum Anda tiba di lokasi pemandian. Di sepanjang perjalanan menuju

6
lokasi wisata, Anda akan disuguhi pemandangan yang sangat indah dan asri.
Hamparan kebun teh yang menghijau di kanan dan kiri jalan akan menyegarkan
pandangan serta menentramkan hati siapa saja yang melihatnya. Udara khas
pegunungan yang sejuk akan menambah nyaman perjalanan Anda menuju lokasi
pemandian air panas Sari Ater.

Selain menyajikan pemandian air panas alami, di Sari Ater juga terdapat kolam
umum yang menyediakan fasilitas kamar-kamar yang disewakan. Di dalam
kamar-kamar ini, Anda akan mendapatkan privacy dan kenyamanan berendam
untuk menikmati sensasi air hangat sepuasnya. Selain itu, di obyek wisata ini juga
disediakan fasilitas bungalo bagi pengunjung yang ingin menginap

Fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk mendukung obyek wisata pemandian air


panas Sari Ater sangat beraneka macam yang selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Dari fasilitas umum, pelayanan istimewa, penginapan, hingga
kuliner khas sebagai oleh-oleh disediakan di tempat tujuan wisata alami dan
kesehatan ini. Fasilitas umum seperti lahan parkir, masjid, toilet, serta sarana
berbelanja, sudah pasti disediakan di lokasi wisata ini.

C. Candi Borobudur

Candi Borobudur pernah terkubur oleh lahar dingin letusan dahsyat Gunung
Merapi pada sekitar tahun 950 M dan baru ditemukan pada tahun 1814 saat
Inggris menduduki Indonesia. Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles

7
mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa
Bumisegoro, Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa
(Raffles juga menulis buku History of Java, 1817), maka Raffles segera
memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki
lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.

Pemugaran pertama langsung dilakukan oleh Raffles, yaitu mulai menebangi


pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa
tersebut. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang
memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun
1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa
penjajahan Belanda dan terus dilanjutkan setelah Indonesia merdeka oleh
pemerintah Republik Indonesia dengan bantuan dari UNESCO. Seluruh proses
pemugaran selesai pada tahun 1984.

Banyak orang di seluruh dunia menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat yang
wajib dikunjungi dalam hidupnya. Banyak teori yang berusaha menjelaskan asal
kata Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal
dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-
lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat
lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena
pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa kata Borobudur
berasal dari kata bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur
atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai
kompleks candi yang berada di atas bukit. Luas bangunan Candi Borobudur
adalah 123 x 123 m dengan tinggi bangunan 34,5 m dan memiliki 1460 relief, 504
Arca Buddha, serta 72 stupa. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat
(melambangkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai
kesempurnaan menjadi Buddha). 10 tingkat tersebut terdiri dari 6 tingkat
berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa
utama sebagai puncaknya.

Candi Borobudur dibangun sebagai perlambang dari banyak tahapan di dalam


teori Budha. Jika dilihat dari atas, Candi Borobudur berbentuk mandala (bentuk

8
tradisional Budha). Mandala adalah pusat dari gabungan antara seni Budha dan
Hindu. Bentuk dasar dari banyak mandala Hindu dan Budha adalah persegi
dengan empat titik masuk dan titik pusat yang melingkar. Baik dari segi eksterior
maupun interior, Candi Borobudur melambangkan tiga zona tingkat kesadaran
ditambah satu bidang utama yang menggambarkan kesempurnaan atau nirvana.

Zona pertama adalah Kamadhatu atau dunia fenomena, dunia yang dihuni oleh
kebanyakan orang, yang bisa juga diartikan dengan dunia yang masih dikuasai
oleh kama atau "nafsu rendah". Tingkat paling bawah Candi Borobudur ini
tertutup oleh pondasi penyokong bangunan, sehingga tidak terlihat. Zona
Kamadhatu yang tersembunyi ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan
kisah Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Relief-relief di sini
menggambarkan hawa nafsu manusia, seperti perampokan, pembunuhan,
penyiksaan, dan penistaan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat dasar ini
ditambahkan pada bangunan asli candi ini. Alasan penambahan bagian ini tidak
100 % pasti, namun sepertinya untuk stabilitas struktur bangunan dan
memperkuat pondasi bangunan atau bisa juga karena alasan religius, yaitu untuk
lebih banyak menutupi konten-konten cabul. Bagian tambahan ini tingginya 3.6 m
dan lebarnya 6.5 m. Sudut bagian bawah yang tertutup ini telah dibuka secara
permanen sehingga pengunjung dapat melihat pondasi yang tersembunyi termasuk
beberapa reliefnya.

Zona 2 Rupadhatu atau dunia transisi, di mana manusia telah terbebas dari hal-hal
duniawi, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan
alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Teras persegi Rupadhatu
berisi galeri relief batu pahat, juga rangkaian ceruk yang berisi patung Budha.
Secara keseluruhan, terdapat 328 patung Budha di dalam zona yang juga memiliki
banyak relief dengan hiasan murni ini. Manuskrip berbahasa Sansekerta
digambarkan di dalam zona ini melalui 1300 reliefnya, yaitu Gandhawyuha,
Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Relief-relief tersebut berjejer sepanjang 2,5
km. Pada zona ini juga terdapat 1212 panel dekoratif.

Zona 3 Arupadhatu atau dunia tertinggi, tempat tinggal para dewa. Tiga teras yang
melingkar ke arah pusat atau kubah stupa menggambarkan kenaikan ke dunia atas.

9
Teras-teras di sini memiliki ornamen yang lebih sedikit, dan lebih mengutamakan
kemurnian bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia
sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum
mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang
ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu
masih tampak samar-samar. Total, ada 72 stupa seperti ini.
Tingkat paling tinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan
berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-
lubang.

D. Museum Dirgantara Mandala

Museum ini terletak di ujung utara Kabupaten Bantul perbatasan dengan


Kabupaten Sleman tepatnya di komplek Pangkalan Udara TNI-AU Adisucipto
Yogyakarta. Museum ini banyak menampilkan sejarah kedirgantaraan bangsa
Indonesia serta sejarah perkembangan angkatan udara RI pada khususnya. Selain
terdapat diorama juga terdapat bermacam-macam jenis pesawat yang
dipergunakan pada masa perjuangan. Beberapa model dari pesawat tersebut
adalah milik tentara jepang yang digunakan oleh angkatan udara Indonesia

Keberadaan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala berdasarkan atas


gagasan dari Pimpinan TNI AU untuk mengabadikan dan mendokumentasikan
segala kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Hal tersebut telah
lama dituangkan dalam Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara No. 491,
tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumen dan Museum Angkatan Udara. Setelah

10
mengalami proses yang lama, pada tanggal 21 April 1967, gagasan itu dapat
diwujudkan dan organisasinya berada di bawah Pembinaan Asisten Direktorat
Budaya dan Sejarah Menteri Panglima Angkatan Udara di Jakarta. Berdasarkan
Instruksi Menteri/ Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967, tanggal 30 Juli
1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya, dan museum, maka
Museum Angkatan Udara mulai berkembang dengan pesat. Berkat perhatian yang
besar, baik dari Panglima Angkatan Udara maupun Panglima Komando Wilayah
Udara V (Pang Kowilu V), pada tanggal 4 April 1969 Museum Pusat TNI AU
yang berlokasi di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta,
diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin.

Berdasarkan berbagai pertimbangan bahwa kota Yogyakarta pada periode 1945-


1949 mempunyai peranan penting dalam sejarah, yaitu tempat lahirnya TNI AU
dan pusat kegiatan TNI AU, serta merupakan kawah Candradimuka bagi Kadet
Penerbang/ Taruna Akademi Angkatan Udara. Berdasarkan Keputusan Kepala
Staf TNI AU Nomor Kep/11/IV/1978, museum yang semula berkedudukan di
Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta. Selanjutnya, berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978,
museum yang berlokasi di Kampus Akabri Bagian Udara itu ditetapkan oleh
Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara
Mandala, pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari
Bhakti TNI AU. Perkembangan selanjutnya, museum itu tidak dapat menampung
lagi koleksi alutsista yang ada karena lokasinya yang sukar dijangkau oleh umum
dan kendaraan. Oleh karena itu, Pimpinan TNI AU memutuskan untuk
memindahkannya ke gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisucipto.
Sebelum pemindahan dilakukan gedung itu direhabilitasi untuk dijadikan Museum
Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf
TNI AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani prasasti sebagai bukti
dimulainya rehabilitasi gedung itu.

Penggunaan dan pembangunan kembali gedung bekas pabrik gula itu diperkuat
dengan Surat Perintah Kepala Staf TNI AU Nomor Sprin/05/IV/1984, tanggal 11
April 1984. Dalam rangka memperingati Hari Bhakti TNI AU, tanggal 29 Juli

11
1984, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan gedung yang
sudah direhabilitasi itu sebagai gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara
Mandala. Lokasi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala itu berada di
Pangkalan Udara Adisucipto, di bawah Sub Dinas Sejarah, Dinas Perawatan
Personel TNI AU, Jakarta.

Bangunan, Gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala yang ditempati


sekarang adalah bekas pabrik gula Wonocatur pada zaman Belanda, sedangkan
pada zaman Jepang digunakan untuk gudang senjata dan hanggar pesawat terbang.
Koleksi, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala memamerkan benda-benda
koleksi sejarah, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama,
pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur,
senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan
patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.

E. Monumen Yogya Kembali

Monumen Yogya Kembali di bangun pada tanggal 29 Juni 1985, atas saran atau
usulan Bapak Dr. Ruslan Abdulgani dan Bapak Marsudi dipilihnya nama “Yogya
Kembali” dengan pengertian yang luas, berfungsinya pemerintahan Republik
Indonesia sebagai tetenger peristiwa sejarah di tarik mundurnya tentara Belanda
dari Ibu Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden
Soekarno, Wakil Presiden, dan Pimpinan Negara yang lain pada tanggal 6 Juli
1949 di Yogyakarta. Hal ini di pandang sebagai titik awal Bangsa Indonesia
secara nyata bebas dari cengkraman penjajah khususnya Belanda, dan merupakan
tonggak sejarah yang menentukan bagi kelangsungan hidup Negara Indonesia
yang merdeka dan berdaulat.

12
Dilihat dari bentuk Monumen Yogya Kembali berbentuk kerucut atau gunungan
dengan ketinggian 31,80 meter adalah sebuah gambaran “Gunung Kecil” yang di
tempatkan di Sebuah Lereng Gunung Merapi dan terdapat pula sungai Winongso
dan Code yang mengalir melalui Kota Yogyakarta baik secara faktual maupun
simbolik.

Secara simbolik bersama Laut Selatan (Istana Ratu Kidul) yang berfungsi sebagai
“Yoni” dan Gunung Merapi sebagai “Lingga” merupakan suatu kepercayaan yang
sangat tua dan berlaku sepanjang masa. Monumen ini juga disebut sebagai
tumpeng raksasa tertutup warna putih mengkilap dengan tradisi Jawa tumpeng
seolah-olah sebagai gunung yang dihubungkan dengan kekayaan atau gunungan
dalam wayang kulit, yang melambangkan kebahagiaan atau kekayaan, kesucian,
dan sebagai penutup setiap episode.

Monumen ini terletak di Jalan Lingkar Utara, Dusun Jongkar, Desa Sariharjo
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Didirikan di atas lahan
seluas 49.920 m2. Lokasi ini ditentukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX
dengan alternatif diantaranya terletak di poros antara Gunung Merapi-Monjali-
Tugu Pal Putih-Kraton-Panggung Krapyak-Laut Selatan merupakan “Sumber
Imajiner” yang sampai sekarang masih di hormati oleh masyarakat Yogyakarta.
Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989 dengan
penandatanganan prasarti.

F. Pabrik Gula Madukismo


Dahulu pabrik ini bernama PG Padokan dengan luasan yang sangat kecil, pada
masa Belanda PG Padokan hancur lebur, atas jasa Sri Sultan Hamengku Buwono
IX kemudian didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Madukismo.
Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo tujuannya adalah untuk menolong
rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena dibumihanguskannya pabrik-
pabrik gula waktu itu. Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak
orang untuk bekerja. Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman,

13
pemeliharaan tanaman, panen serta di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja
teristimewa pada waktu masa giling.

Disamping sebagai Pabrik Gula yang menyediakan kebutuhan gula nasional,


Pabrik Gula Madukismo saat ini juga menawarkan paket wisata edukasi
agroindustri. Perjalanan Wisata Agro Industri ini adalah wisata untuk melihat
proses produksi yang dilaksanakan. Kita akan di antar menggunakan gerbong
yang ditarik oleh lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa
giling yakni bulan Mei – September.

Saat wisata ini, kita bisa menyaksikan proses produksi gula secara langsung.
Produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula,
pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan
pengemasan. Sambil mencermati proses produksinya, anda juga bisa melihat
mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi di pabrik ini.

PG-PS Madukismo adalah satu – satunya pabrik gula dan pabrik alkohol/spirtus di
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk
mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir.
Sebagai Perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perusahaan ini dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono
IX yang diresmikan oleh presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Pabrik Gula mulai
memproduksi tahun 1958 dan Pabrik Spritus mulai memproduksi tahun 1959.

14
PT Madu Baru dibangun di atas lokasi Bangunan Pabrik Gila Padokan ( satu
diantara dari 17 Pabrik Gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun
Pemerintah belanda, tetapi di bumi hanguskan pada masa Pemerintah Jepang ),
yang terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta.

Status dari perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 Juni
1955 diberi nama: “Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT”( P2G Madu Baru PT ),
memiliki dua pabrik :
· Pabrik Gula ( PG ) Madukismo
· Pabrik Alkohol/Spirtus ( PS ) Madukismo

Pada awal berdiri perusahaan ini pemilik saham 75% adalah Sri Sultan Hamengku
Buwono IX sedangkan 25%nya adalah milik pemerintah RI ( Departemen
Pertanian RI ). Saat ini telah dirubah menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengku
Buwono X dan 35% milik Pemerintah ( dikuasai kepada PT. Rajawali Nusantara
Indonesia, sebuah BUMN ).

Perusahaan ini mengalamai perkembangan dengan rincian sebagai berikut:


 Tahun 1955 – 1962 : Perusahaan Swasta ( PT )
 Tahun 1962 – 1966 : Bergabung dengan Perusahaan Negara dibawah
BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Negara), karena
adanya policy Pemerintah RI yang mengmbil alih semua
Perusahaan di Indonesia.
 Tahun 1966 : BPU – PPN Bubar. PG-PG di Indonesia boleh memilih tetap
sebagai Perusahaan Negara atau keluar menjadi perusahaan swasta PT.
MADU BARU memilih Perusahaan Swasta.
 Tahun 1966-1984 : PT MADU BARU kembali menjadi Perusahaan
Swasta dengan susunan Direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengkubuwono
IX sebagai Presiden Direktur.
 Tanggal 4 Maret 1984 - 24 Februari 2004 diadakan kontrak manajemen
dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia ( RNI ) yaitu salah satu BUMN
milik Departemen Keuangan RI.

15
 Tanggal 24 Februari 2004 - sekarang PT MADU BARU menjadi perusahaan
mandiri yang dikelola secara professional dan independent.

Perusahaan ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :


Visi :
PT Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan
petani sebagai mitra sejati.
Misi :
 Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia
 Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan
kemitraan dengan petani
 Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti
 Menempatkan karyawan dan stackholder lainnya sebagai bagian terpenting
dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian shareholder
value
G. Pantai Parang Tritis

Sejarah nama Parangtritis bisa dibilang cukup menarik. Konon, ada seorang
pelarian dari Kerajaan Majapahit bernama Dipokusumo yang melakukan semedi
di kawasan ini. Ketika sedang bersemedi, ia melihat air yang menetes (tumaritis)

16
dari celah-celah batu karang (parang). Kemudian ia memberi nama daerah
tersebut Parangtritis yang berarti air yang menetes dari batu.

Kawasan wisata Pantai Parangtritis terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan


Kretek, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, sekitar 27 km sebelah selatan Kota
Jogjakarta dengan jalan yang relatif datar sehingga sangat mudah dicapai. Dari
arah Kota Yogyakarta terdapat dua jalur yang dapat dilalui untuk mencapai
kawasan ini. Jalur yang pertama adalah jalur lurus Jogjakarta – Jalan Parangtritis –
Kretek – Parangtritis. Jalur ini merupakan jalur utama yang biasa digunakan
wisatawan maupun masyarakat luas pada umumnya. Jalur yang kedua adalah jalur
Jogjakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis. Jalur ini memang lebih jauh namun
menjanjikan panorama alam yang juga jauh lebih indah dan menakjubkan.
Sepanjang perjalanan naik turun bukit tersebut (jangan khawatir karena jalannya
sudah lebar dan beraspal halus) mata Anda akan dimanjakan dengan areal
persawahan yang luas menghijau, suangai yang mengalir indah, serta deretan
bukit karst. Dari atas bukit, Anda akan bisa menyaksikan pemandangan pohon-
pohon yang menghijau dari bukit-bukit di bawahnya. Udara dijamin sangat sejuk
dan segar, terlebih jika Anda pergi pada waktu pagi hari atau sore hari. Selain itu
Anda juga akan melewati lokasi Makam Raja-Raja Imogiri.

Fasilitas di kawasan wisata ini sudah cukup lengkap. Di sekitar pantai terdapat
banyak sekali hotel dan penginapan dengan berbagai range harga, termasuk hotel
dan penginapan yang terletak di atas bukit yang menawarkan pemandangan pantai
yang sangat indah. Di sekitar kawasan pantai, Anda juga bisa menemukan
berbagai macam toko souvenir dan oleh-oleh khas Jogjakarta (Bantul), toko-toko
kelontong, dan warung-warung makan. Khusus mengenai makanan, sebaiknya
Anda tidak melewatkan wisata kuliner di Pantai Depok yang menyediakan ikan
dan makanan laut segar lainnya, langsung dibeli dan dimasak di tempat, dengan
pilihan bumbu masakan yang sangat lezat. Anda bisa membeli berbagai jenis ikan,
udang, cumi-cumi, atau kepiting di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Depok dan
menyewa jasa masak (yang sekaligus menyediakan tempat makan lesehan, nasi,
sambal, lalapan, dan berbagai jenis minuman termasuk kelapa muda segar) di
warung-warung yang berjejer di sepanjang Pantai Depok. Menyantap seafood

17
segar dan mantap di Pantai Depok ini relatif murah dan terjangkau. Di Pantai
Depok juga terdapat pasar tradisional yang menjual berbagai macam jajanan khas
pantai, seperti ikan goreng, undur-undur goreng, peyek ikan, dan sebagainya.
Tersedia juga disini rujak (buah-buahan segar dengan bumbu manis pedas)
dengan harga yang sangat terjangkau.

Kawasan wisata Pantai Parangtritis juga menyediakan lahan parkir yang luas dan
penyewaan kamar mandi. Sedangkan di bibir pantai Anda bisa menyewa dokar
(kereta kuda), motor ATV, kuda, maupun paralayang yang sangat menantang
adrenalin. Berfoto-foto di kawasan gumuk pasir membuat Anda seolah-olah
sedang berfoto di gurun pasir di Afrika, tak heran tempat ini sering digunakan
untuk foto-foto prewedding. Disarankan Anda tidak berenang terlalu dalam,
karena ombak Pantai Parangtritis cukup berbahaya.

Kompleks yang termasuk kawasan Pantai Parangtritis meliputi: Pantai


Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, Datarang Tinggi Gembirowati,
Petilasan Parangkusumo, Pemandian Parangwedang, Makam Syeh Maulana
Magribi, Makam Syeh Bela Belu, Makam Ki Ageng Selohening. Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Depok, dan Gumuk Pasir (barchan). Di Parangkusumo
terdapat kolam pemandian air panas (belerang) yang diyakini dapat
menyembuhkan berbagai penyakit dalam. Kolam ini ditemukan dan dipelihara
oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Adanya komplek kerajinan kerang, hotel
bertaraf Internasional (Queen of South), serta penyewaan paralayang, dokar
wisata, kuda dan motor ATV (All-terrain Vechile), juga para penjual jagung bakar
dan jajanan-jajanan tradisional lainnya di Parangtritis ikut menyemarakkan
pariwisata di wilayah ini.

Anda juga dapat sedikit naik ke bukit kecil yang berada di sisi utara Pantai
Parangtritis. Di sana banyak tersedia warung-warung kecil yang menawarkan
pemandangan pantai yang menakjubkan dari atas bukit. Sambil menikmati sebutir
kelapa muda dan jajanan ringan khas, dapat merasakan angin pantai yang kencang
berhembus sambil menyaksikan pemandangan sepanjang garis Pantai
Parangtritis yang terlihat semua dari atas bukit tersebut. Jika menginginkan
medan yang lebih menantang, bisa juga mengunjungi bukit Parangndog, yang

18
terletak di sebelah timur Pantai Parangtritis, pada perbatasan antara Kabupaten
Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Di bukit Parangndog ini, terdapat sebuah
tempat yang dikhususkan untuk olahraga paralayang dan gantole. Untuk mencapai
kawasan tersebut medannya cukup berat dan menantang, namun sesampainya di
atas, semua akan terbayar lunas dengan pemandangan samudera luas tanpa batas
dan tak terhalang apapun, cocok sebagai tempat untuk menanti matahari
tenggelam. Selain itu, juga akan disambut oleh warung sederhana dengan sapaan
Ibu penunggunya yang ramah. Di situ juga merupakan tempat parkir motor dan
mobil. Dengan berjalan kaki naik ke atas di antara bebatuan kapur, akan mencapai
tempat yang digunakan untuk take off gantole.

H. Jalan Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan, kawasan Malioboro
terdiri atas Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan
ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Jalan ini menghubungkan Tugu Yogyakarta hingga menjelang kompleks Keraton


Yogyakarta. Di sisi utara adalah Jalan Margo Utomo, yang terbentang dari selatan
kawasan Tugu hingga sisi timur Stasiun Yogyakarta. Antara Jalan Margo Utomo
dan Jalan Malioboro dipisahkan dengan perlintasan kereta api yang cukup unik, di
mana perlintasan ini menggunakan palang pintu berjenis geser.

19
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan ini, antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Yogyakarta, Gedung Agung, Pasar Beringharjo,
Kantor DPRD DIY, Benteng Vredeburg, Hotel Grand Inna, Komplek
Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Monumen Serangan Umum 1
Maret.

Jalan Malioboro terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual
kuliner Jogja seperti gudeg. Jalan ini juga terkenal sebagai tempat berkumpulnya
para seniman yang sering mengekspresikan kemampuan mereka seperti
bermain musik, melukis, happening art, pantomim, dan lain-lain.

Malioboro menyajikan berbagai aktivitas wisata belanja, mulai dari bentuk


aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara
berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk
barang-barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh
pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai
macam cinderamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan
dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan lain sebagainya. Anda harus
mempunyai strategi bagus dalam tawar-menawar untuk mendapatkan harga
terbaik. Anda juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro yaitu atraksi
musik angklung dari para seniman yang sudah sangat terkenal pada malam hari
sebelum jam 9 malam. Juga ada puluhan andong (alat transportasi tradisional
Yogyakarta berupa kereta yang ditarik oleh kuda) dan becak (alat transportasi
tradisional berupa kereta yang dikayuh oleh tenaga manusia atau tenaga mesin)
yang parkir berbaris di sebelah kanan jalan Malioboro. Jika anda memutuskan
menikmati Malioboro hanya dengan berjalan kaki, tidak perlu kuatir ketika anda
lelah dan perlu beristirahat. Karena sepanjang Malioboro ada banyak sekali kursi
yang sudah disediakan untuk beristirahat Kawasan Malioboro dekat dengan obyek
wisata sejarah lainnya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang
menarik. Setelah berbelanja di Malioboro anda bisa meneruskan mengunjungi
obyek wisata lain yang jaraknya cukup dekat dan dapat ditempuh hanya dengan
berjalan kaki. Anda akan merasakan berwisata dengan dikelilingi bangunan-

20
bangunan tua jaman dulu. Wisata Arsitektur peninggalan kolonial di Yogyakarta
yang masih bisa disaksikan seperti Taman Budaya, Bank Indonesia, Hotel Inna
Garuda dan Bank BNI. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro
seperti: Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Masjid Agung, Benteng
Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman. Sedangkan wisata
belanja tradisional yang cukup berdekatan dengan Malioboro terdapat di Pasar
Ngasem dan Pasar Beringharjo.

I. Bakpia Pathok
Bakpia Pathok dikenal luas sebagai salah satu produk kuliner bercitra rasa
istimewa dan menjadi legenda kuliner di kota Jogja. Setiap musim libur tiba,
banyak wisatawan berkunjung di toko ini. Di mulai dari pintu masuk, para petugas
parkir beradu peluit untuk mengatur hilir mudik laju kendaraan wisatawan yang
diparkir di sekitar toko ini.

Bakpia Pathok 25 dirintis oleh Ibu Tan Aris Nio dan diteruskan oleh anaknya
yang bernama Arlen Sanjaya. Beliau memulai usaha ini dari proses coba-coba
dengan hanya satu orang pegawai saja serta dibantu oleh lima putra putri beliau
termasuk Arlen Sanjaya.

Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang
artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi
di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih
diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun

21
masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan
kemasan kertas karton disertai label tempelan.

Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor
rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer
berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai
booming sejak sekitar tahun 1992. Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak
Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok
25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena
produk yang kami buat "Selalu Baru dan Hangat".

Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di
jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan
Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya
mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.

22
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan diadakan Karya wisata seperti ini siswa siswi diharapkan dapat berfikir
maju, kreatif, dan efisien sehingga dapat mengurangi perilaku yang bersifat
negatif misalnya kenakalan remaja karena bakat dan kemampuannya lebih tersalur
kepada hal-hal yang positif yang akan berguna bagi kehidupannya baik sekarang
maupun yang akan datang.

Dengan kegiatan Karya wisata dapat menambah wawasan dan pengetahuan


Siswa-siswi tentang kemajuan daerah lain dan tempat-tempat wisata di daerah
yang dikunjungi.

Karya Wisata merupakan sarana yang mampu untuk mengobati segala jenis
kepenatan hidup, apalagi objek wisatanya mengacu pada pendidikan yang mampu
menambah wawasan dan pengetahuan dengan cara yang menarik. Hal inilah yang
diterapkan pada SMPN 2 Palas, dimana objek wisata yang dikunjungi
mendominasi pada peningkatan kemampuan berfikir yang memiliki berbagai
unsur.

3.2. Saran

Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :


a. Diharapkan agenda program karya wisata ini tetap berjalan setiap tahun.
b. Tetaplah menjadikan karya wisata sebagai sarana siswa untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, sehingga mampu menjadikan
para siswa yang aktif dan kreatif.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://amarianadewi.blogspot.com/2015/01/contoh-karya-tulis-pantai-
parangtritis.html

http://danipermana66.blogspot.com/2013/07/sejarah-bakpia-pathok-25-
yogyakarta.html

https://borobudurpark.com

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro

https://id.wikipedia.org/wiki/Pabrik_Gula_dan_Pabrik_Spiritus_Madukismo

https://jogjabagus.id/business/gareng-tshirt

https://twatangkubanparahu.com/

https://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-barat/pemandian-air-panas-Sari
Ater/

https://www.google.com/search?q=museum+dirgantara+mandala&rlz=1C1OKW
M_enID985ID985&oq=museum+dirgantara+mandala&aqs=chrome..69i57.
6344j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.myjogja.id/wisata/jalan-malioboro/peta

24
LAMPIRAN

25
DOKUMENTASI KEGIATAN KARYA WISATA

26
27

Anda mungkin juga menyukai