Anda di halaman 1dari 2

Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

Gunung setinggi
3078 mdpl ini menjadi salah satu favorit bagi para pendaki karena menawarkan
petualangan yang seru selama perjalanannya. Pada kesempatan ini saya akan
bercerita tentang pengalaman melakukan pendakian di Gunung Ciremai jalur
Palutungan. Perjalanan kali ini membuat berkesan karena selain mempunyai
pengalaman mendaki Gunung Ciremai saya dapat menikmati keindahan flora dan
fauna di hutan Gunung Ciremai.

Jalur Palutungan memiliki jarak tempuh kurang lebih 14 Kilometer


dari basecamp hingga puncak. Jalur lainnya pada Gunung Ciremai adalah jalur
Apuy, Linggasana dan Linggarjati.

Saya memulai perjalanan dari Purwokerto menuju basecamp Palutungan


menggunakan sepeda motor. Basecamp jalur Palutungan terletak

Seperti biasa setelah sampai basecamp melakukan registrasi dan pengecekan


alat terlebih dahulu sebelum berangkat. Biaya registrasi plus sudah mengurus
SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) sebesar 50 ribu Rupiah per
orang.

Perjalanan menuju pos 1 Cigowong memakan waktu selama 2,5 jam. Kami
beristirahat cukup lama di pos 1 dan setelah itu langsung melanjutkan perjalanan
menuju pos dengan target untuk mendirikan camp.

Perjalanan adalah momen yang harusnya sangat dinikmati bagi seorang pendaki
gunung. Selama perjalanan saya mendokumentasikan beberapa flora dan fauna
menarik yang kami temui.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 50 menit akhirnya kita mencapai Pos 2


Kuta. menuju Pos 3 Paguyangan badak memakan waktu sekitar 50 menit. Setelah
itu Pos 4 Arban ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam. Pos 5 Tanjakan Asoy
dengan ciri khas tanjakannya yang benar-benar asoy kami tempuh dalam waktu
kurang lebih 40 menit.

Selama diperjalanan menuju pos 6 Pasanggrahan kami menemukan salah satu


Tumbuhan Anggrek yang indah. Anggrek tersebut mempunyai nama
ilmiah Coelogyne tomentosa. Anggrek yang tumbuh di tanah ini (litofitik)
diperindah dengan bunga berwarna kuning. Coelogyne tomentosa dapat
ditemukan di hutan pegunungan pada ketinggian 1500-2000 mdpl. Sungguh
kesempatan yang menyenangkan dapat melihat anggrek ini saat sedang
berbunga, karena anggrek sendiri tidak berbunga setiap bulan.
Pos 6 Pasanggrahan akhirnya dicapai dalam waktu kurang lebih 1 jam. Kami
segera mendirikan tenda dan makan malam. Malam hari kami habiskan dengan
istirahat.

Pagi hari setelah sarapan saya pun mencoba menikmati suasana pagi di sekitar
tenda. Terlihat banyak burung-burung berada di sekitar tenda mencari makan
dari sisa makanan para pendaki, beberapa memburu cacing tanah yang ada di
lokasi camp. Burung-burung ini begitu santai hinggap di tanah dan terbang
pendek kesana-kemari. Saya pun tidak membuang sia-sia momen ini dengan
mengabadikannya melalui kamera. Setelah di Identifikasi terdapat dua jenis
burung yaitu Anis Gunung dan Anis Sisik yang terdapat di sekitar tenda.

Credit by Travellblog.id

Anda mungkin juga menyukai