Anda di halaman 1dari 10

‫‪Motivasi Agar Segera Menikah dan Mempermudah‬‬

‫‪Pernikahan‬‬
‫‪khotbahjumat.com/2783-motivasi-agar-segera-menikah-dan-mempermudah-pernikahan.html‬‬

‫‪:Khutbah Pertama‬‬

‫ِﱠن اْﻟَﺤْﻤَﺪ ِﱠﷲ‪َ ،‬ﻧْﺤَﻤُﺪُه َوَﻧْﺴَﺘِﻌْﯿُﻨُﻪ َوَﻧْﺴَﺘْﻐِﻔُﺮُه‪َ ،‬وَﻧُﻌْﻮُذ ِﺑﺎِﷲ ِﻣْﻦ ُﺷُﺮْوِر‬
‫َأْﻧُﻔِﺴَﻨﺎ َوِﻣْﻦ َﺳﱢﯿَﺌﺎِت َأْﻋَﻤﺎِﻟَﻨﺎ‪َ ،‬ﻣْﻦ َﯾْﻬِﺪِه اُﷲ َﻓَﻼ ُﻣِﻀﱠﻞ َﻟُﻪ‪َ ،‬وَﻣْﻦ‬
‫ُﯾْﻀِﻠْﻞ َﻓَﻼ َﻫﺎِدَي َﻟُﻪ‪َ ،‬وَأْﺷَﻬُﺪ َأﱠﻻ ِإَﻟَﻪ ِإﱠﻻ اُﷲ َوْﺣَﺪُه َﻻ َﺷِﺮْﯾَﻚ َﻟُﻪ‪،‬‬
‫َوَأْﺷَﻬُﺪ َأﱠن ﻣﺤﻤﺪًا َﻋْﺒُﺪُه َوَرُﺳْﻮُﻟُﻪ َوَﺧِﻠْﯿُﻠُﻪ‪َ ،‬وَأِﻣْﯿُﻨُﻪ َﻋَﻠﻰ َوْﺣِﯿِﻪ‪،‬‬
‫َْ‬
‫َأْرَﺳَﻠُﻪ اُﷲ ِﺑﺎْﻟُﻬَﺪى َوِدْﯾِﻦ اْﻟَﺤﱢﻖ‪َ ،‬ﻓَﺒﱠﻠَﻎ اﻟِﺮَﺳﺎَﻟَﺔ‪َ ،‬وَأﱠدى اﻷَﻣﺎﻧﺔ‪،‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬
‫َوَﻧَﺼَﺢ اْﻷﱠﻣَﺔ‪َ ،‬وَﺟﺎَﻫَﺪ ِﻓﻲ اِﷲ َﺣﱠﻖ ِﺟَﻬﺎِدِه‪َ ،‬ﻓَﺼَﻠَﻮاُت اِﷲ َوَﺳَﻼُﻣُﻪ‬
‫َﻋَﻠْﯿِﻪ َوَﻋَﻠﻰ آِﻟِﻪ َوَأْﺻَﺤﺎِﺑِﻪ َوَﻣْﻦ َﺗِﺒَﻌُﻬْﻢ ِﺑِﺈْﺣَﺴﺎٍن ِإَﻟﻰ َﯾْﻮِم اﻟﱢﺪْﯾِﻦ‪،‬‬
‫َوَأْﺳَﺄُل اَﷲ – َﺗَﻌﺎَﻟﻰ – ِﺑَﻤﱢﻨِﻪ َوَﻛَﺮِﻣِﻪ َأْن َﯾْﺠَﻌَﻠَﻨﺎ ِﻣﱠﻤِﻦ اﱠﺗَﺒُﻌْﻮُﻫْﻢ‬
‫ِﺑِﺈْﺣَﺴﺎٍن‪ِ ،‬إﱠﻧُﻪ َﻋَﻠﻰ ُﻛﱢﻞ َﺷْﻲٍء َﻗِﺪْﯾٍﺮ‪.‬‬
‫َأﱠﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ‪:‬‬

‫س‪ِ ،‬اﱠﺗُﻘْﻮا اَﷲ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‪َ ،‬واْﺷُﻜُﺮْوُه ﴿َأْن َﺧَﻠَﻖ َﻟُﻜْﻢ ِﻣْﻦ‬


‫َ َﯿﺎ َأﱡﯾَﻬﺎ اﻟﱠﻨﺎ ُ‬ ‫‪1/10‬‬
‫َأْﻧُﻔِﺴُﻜْﻢ َأْزَواًﺟﺎ ِﻟَﺘْﺴُﻜُﻨﻮا ِإَﻟْﯿَﻬﺎ َوَﺟَﻌَﻞ َﺑْﯿَﻨُﻜْﻢ َﻣَﻮﱠدًة َوَرْﺣَﻤًﺔ ِإﱠن ِﻓﻲ‬
.[21 :‫َذِﻟَﻚ َﻵَﯾﺎٍت ِﻟَﻘْﻮٍم َﯾَﺘَﻔﱠﻜُﺮوَن﴾ ]اﻟﺮوم‬
,Ayyuhal ikhwah

Sesungguhnya pernikahan adalah kenikmatan yang besar yang Allah anugerahkan kepada
hamba-hamba-Nya baik laki-laki maupun perempuan. Allah telah menghalalkan pernikahan,
,memerintahkannya, dan mencintai amalan ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

‫َﻓﺎْﻧِﻜُﺤﻮا َﻣﺎ َﻃﺎَب َﻟُﻜْﻢ ِﻣَﻦ اﻟﱢﻨَﺴﺎِء َﻣْﺜَﻨﻰ َوُﺛﻼَث َوُرَﺑﺎَع َﻓِﺈْن ِﺧْﻔُﺘْﻢ َأﻻ‬
‫َﺗْﻌِﺪُﻟﻮا َﻓَﻮاِﺣَﺪًة َأْو َﻣﺎ َﻣَﻠَﻜْﺖ َأْﯾَﻤﺎُﻧُﻜْﻢ‬
maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika“
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
(kamu miliki.” (QS. An-Nisa: 3

,Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫َﯾﺎ َﻣْﻌَﺸَﺮ اﻟﱠﺸَﺒﺎِب َﻣِﻦ اْﺳَﺘَﻄﺎَع ِﻣْﻨُﻜُﻢ اْﻟَﺒﺎَءَة َﻓْﻠَﯿَﺘَﺰﱠوْج َﻓِﺈﱠﻧُﻪ َأَﻏ ﱡ‬
‫ﺾ‬
‫ِﻟْﻠَﺒَﺼِﺮ َوَأْﺣَﺼُﻦ ِﻟْﻠَﻔْﺮِج‬
Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang memiliki kemampuan hendaklah ia“
menikah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR.
.( Bukhari dan Muslim

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah membantah sekelompok orang yang mengatakan:
Orang pertama mengatakan, “aku akan shalat dan tidak tidur”. Yang kedua mengatakan, “Aku
akan terus berpuasa dan tidak berbuka”. Orang ketiga mengatakan, “Aku akan meninggalkan
perempuan dan tidak akan menikah”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kalian yang
mengatakan demikian dan demikian? Adapun aku demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang
yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan
berbuka, aku shalat dan aku pun tidur, dan aku menikahi wanita. Siapa yang membenci
.( sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad

,Ayyuhal ikhwah

Selain sunnah dari penutup para nabi dan rasul, menikah juga merupakan sunnah dari rasul-rasul
,lainnya sebelum Nabi Muhammad. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman

‫َوَﻟَﻘْﺪ َأْرَﺳْﻠَﻨﺎ ُرُﺳﻼ ِﻣْﻦ َﻗْﺒِﻠَﻚ َوَﺟَﻌْﻠَﻨﺎ َﻟُﻬْﻢ َأْزَواًﺟﺎ َوُذﱢرﱠﯾًﺔ‬

2/10
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan“
.( kepada mereka isteri-isteri dan keturunan.” (QS. Ar-Ra’du: 38

Di dalam menikah terdapat manfaat yang besar dan kebaikan bagi jasmani. Menikah berarti
merealisasikan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dengan merealisasikan perintah Allah dan Rasul-
Nya akan didapat rahmat, kesuksesan di dunia dan akhirat. Menikah adalah bukti mengikuti
sunnahnya para nabi dan barangsiapa yang ketika di dunia meneladani para rasul kelak akan
dikumpulkan bersama mereka di akhirat. Menikah itu menunaikan kebutuhan, mewujudkan
kebahagiaan jiwa, dan menyenangankan hati. Menikah bisa membentengi kemaluan, menjaga
.kehormatan, menundukkan pandangan, dan menjauhkan diri dari fitnah

Menikah akan memperbanyak umat Islam, keunggulan kuantitas akan memperkuat umat dan
menimbulkan kewibawaan di hadapan umat lainnya. Menikah akan mewujudkan kebanggaan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari kiamat kelak dengan banyaknya umatnya. Beliau
,shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

َ
‫َﺗَﺰﱠوُﺟﻮا َاْﻟَﻮُدوَد َاْﻟَﻮُﻟﻮَد ِإﱢﻧﻲ ُﻣَﻜﺎِﺛٌﺮ ِﺑُﻜُﻢ َاْﻷْﻧِﺒَﯿﺎَء َﯾْﻮَم َاْﻟِﻘَﯿﺎَﻣِﺔ‬
Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur, karena sungguh aku angga dengan“
.( banyaknya jumlah kalian di hari kiamat kelak.” (HR. Ahmad, Annasa-i, dan Abu Dawud

Menikah akan menjalin hubungan kekerabatan dan mempererat hubungan antar sesama, karena
sesuatu yang sangat mempengaruhi kedekatan hubungan antar sesama adalah dekatnya nasab.
,Allah ‘Azza wa Jalla berfirman

‫َوُﻫَﻮ اﱠﻟِﺬي َﺧَﻠَﻖ ِﻣَﻦ اْﻟَﻤﺎِء َﺑَﺸًﺮا َﻓَﺠَﻌَﻠُﻪ َﻧَﺴًﺒﺎ َوِﺻْﻬًﺮا َوَﻛﺎَن َرﱡﺑَﻚ‬
‫َﻗِﺪﯾًﺮا‬
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan“
.( dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (QS. Al-Furqon: 54

Yakni Allah menjadikan nasab sebagai pendekatan dan pelebur hubungan. Hal itu terjadi dengan
sebab ikatan pernikahan. Menikah juga akan mendatangkan pahala karena memberikan hak
kepada suami atau istri, dan kepada anak dengan cara memberikan nafkah kepada mereka (atau
istri melayani suami). Menikah juga akan melapangkan rezeki dan menjadikan seseorang kaya,
tidak seperti apa yang ditakutkan oleh orang-orang matrealis yang lemah keyakinan dan
,tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman

‫َوَأْﻧِﻜُﺤﻮا اَﻷَﯾﺎَﻣﻰ ِﻣْﻨُﻜْﻢ َواﻟﱠﺼﺎِﻟِﺤﯿَﻦ ِﻣْﻦ ِﻋَﺒﺎِدُﻛْﻢ َوِإَﻣﺎِﺋُﻜْﻢ ِإْن َﯾُﻜﻮُﻧﻮا‬


ُ‫ﱠ‬ ُ‫ﱠ‬
‫ُﻓَﻘَﺮاَء ُﯾْﻐِﻨِﻬُﻢ اﷲ ِﻣْﻦ ﻓﻀِﻠِﻪ َواﷲ َواِﺳٌﻊ َﻋِﻠﯿٌﻢ‬
ْ َ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak“
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah

3/10
.( Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32

,Di dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ﺛ ﻼ ﺛ ﺔ ﺣ ﻖ ﻋﻠ ﻰ ا ﷲ ﻋ ﻮ ﻧ ﻬ ﻢ و ذ ﻛ ﺮ ﻣ ﻨ ﻬ ﻢ اﻟ ﻨﺎ ﻛ ﺢ ﯾ ﺮ ﯾ ﺪ اﻟ ﻌ ﻔﺎ ف‬
Tiga golongan yang pasti Allah menolong mereka (salah satunya): orang yang menikah karena“
.( ingin menjaga kehormatan.” (HR. Ahmad, An-Nasa-I, Ibnu Majal, dan yang lainnya

Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Allah Ta’ala mencintai pernikahan dan Dia
,menjajikan kehidupan yang cukup bagi pelakunya dengan firman-Nya

ُ‫ﱠ‬
‫ِإْن َﯾُﻜﻮُﻧﻮا ُﻓَﻘَﺮاَء ُﯾْﻐِﻨِﻬُﻢ اﷲ ِﻣْﻦ ﻓْﻀِﻠِﻪ‬
َ
.( Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur: 32“

,Ayyuhal ikhwah

Sesungguhnya maslahat dari pernikahan sangatlah banyak. Tidak cukup waktu bagi kita untuk
menguraikan satu per satu pada kesempata yang sempit ini. Bagi siapa yang hendak
mengetahuinya lebih jauh, maka sebaiknya ia menelah buku-buku para ulama yang membahas
permasalahan ini. Sesungguhnya pernikahan itu adalah maslahat bagi individu dan masyarakat,
dari sisi agama dan akhlak, dari tinjauan waktu sekarang maupun yang akan datang. Karena
.menikah mampu mencekah terjadinya mafsadat

,Ayyuhal ikwah

Kita juga harus mengetahui hal-hal yang melatar-belakangi seseorang yang enggan menikah.
Saat ini setidaknya ada dua faktor yang menonjol yang menyebabkan para pemuda
:meninggalkan pernikahan

.Pertama, para pemuda merasa pesimis dengan ikatan hubungan pernikahan

Yakni, banyak anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan tidak suka dengan hubungan
pernikahan dengan alasan menikah akan menghambat studi mereka. Alasan ini adalah alasan
yang keliru dan terbantahkan karena menikah tidak menghalangi seseorang untuk menempuh
pendidikannya atau menjadi seorang yang berprestasi dalam pendidikannya. Bahkan, terkadang
menikah malah membantu kelancaran dan prestasi akademik seseorang. Apabila seseorang
mendapatkan pasangan yang shalehah, keduanya saling menghormati dan mencintai, maka
setiap mereka akan menolong yang lainnya dalam belajar dan menghadapi beban kehidupan.
.Banyak sekali orang yang menjadikan pernikahannya sebagai motivasi

Betapa banyak pemuda, baik laki-laki maupun perempuan yang mendapatkan ketengantan
pikiran dan jiwa dalam proses studi lantaran menikah. Bagi mereka yang tertipu dengan alasan
buruk di atas hendaknya kembali berpikir ulang dan memperbaiki pandangan mereka. Sehingga
pemahaman mereka yang keliru itu menjadi lurus kembali. Hendaknya mereka berkonsultasi
dengan teman-teman atau orang-orang dekatnya, memintai pendapat mereka, dan bertanya
tentang kebaikan dan ketenangan yang terdapat dalam pernikahan. Dengan perantara ini niscaya
.hilanglah penghalang ini

4/10
Bagi para wanita hendaknya merenungi kembali apa yang ia peroleh dari sekolahnya yang tinggi?
Lalu membandingkan dengan kebahagiaan yang ia korbankan karena menunda pernikahan.
Apabila –wal ‘iyadzubillah– umurnya telah lewat batas lalu ia kehilangan kesempatan untuk
menimang anak dan jadilah ia perempuan menua yang hidup sendiri. Bayangkan jika ia tidak
berkesempatan berbahagia dengan kehidupannya (karena tidak menikah) dan tidak memiliki anak
.yang akan mendoakannya setelah ia wafat

Kedua, hal yang juga menyebabkan para pemuda meninggalkan pernikahan adalah karena wali-
.wali yang zalim terhadap anak-anak perempuannya

Mereka ini adalah para wali yang tidak takut kepada Allah, tidak menjalankan amanah yang Allah
berikan kepada mereka, dan tidak memiliki rasa kasih sayang kepada sesama hamba Allah.
Ketika ada seorang laki-laki yang sekufu agama dan penampilan fisiknya datang melamar, para
wali ini berpikir berulang-ulang lalu menunda-nuda keputusannya. Pada akhirnya mereka
mengatakan, anak saya masih belum cukup usia, belum ini dan itu, nanti kami musyawarahkan
lagi, dll. padahal sebenarnya ia berdusta membuat-buat alasan. Sebenarnya ia ada obsesi
pribadai yang tinggi, atau ia menginginkan harta yang ia bisa peroleh dari dari sang pelamar, atau
.bisa juga ia memiliki sikap permusuhan dan rasa benci dengan sang pelamar

,Ayyuhal ikhwah

Sesungguhnya perwalian dalam pandangan agama adalah sebuah amanah yang wajib
ditunaikan dengan cara yang baik. Ketika ada seseorang yang melamar, agamanya baik dan
secara fisik ia tidak bermasalah, dan sang anak perempuan menyukainya, lalu ditolak dengan
alasan-alasan dusta atau dengan alasan belum mapan dengan standar yang tinggi, ini adalah
bentuk maksiat kepada Allah, mengkhianati amanah, dan menyia-nyiakan umur anak perempuan
tersebut. Dan Allah akan menghisab perbuatan demikian di hari kiamat kelak. Allah Ta’ala
,berfirman

َ‫ﱠ‬
‫( ِإﻻ َﻣْﻦ َأَﺗﻰ اﷲ ِﺑﻘﻠٍﺐ َﺳِﻠﯿٍﻢ‬88) ‫َﯾْﻮَم ﻻ َﯾْﻨَﻔُﻊ َﻣﺎٌل َوﻻ َﺑُﻨﻮَن‬
ْ َ
Hari dimana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang kepada“
.( Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89

,Ayyuhal ikhwah

Ada seseorang yang pernah menolak orang yang melamar anak perempuannya, karena hal ini
anak perempuannya pun jatuh sakit. Ketika hendak meninggal, sang anak mengatakan kepada
perempuan-perempuan yang menjenguknya, “Sampaikan salam kepada ayahku, tolong katakan
padanya sesungguhnya antara dirinya dan Allah ada suatu hal yang ia akan dimintai
.” pertanggung-jawaban pada hari kiamat. Dan hari kiamat itu tidaklah jauh

Renungkanlah! Betapa memprihatinkannya keadaan anak perempuan ini. Ia memperingatkan


ayahnya di saat ia menghadapi kematiannya. Karena ayahnya menolak lamaran orang yang
melamarnya dengan cara yang zalim. Apakah yang demikian ini ada kesan-kesan kasih sayang
dan bagian dari agama? Apakah para wali ini merenungkan tindakan mereka menolak orang
yang dicintai oleh anak mereka? Tidakkah orang-orang yang memiliki tanggung jawab dengan
anak perempuan merenungkan ketika mereka menolak seseorang yang mampu untuk merintis
rumah tangga, akhlaknya baik, dan agamanya bagus? Apakah harta yang banyak sebanding
?dengan kebaikan agama dan dunia anak perempuan
5/10
Subhanallah! Betapa kelirunya orang-orang yang berpikir demikian dan betapa murungnya nasib
anak perempuan yang berada di bawah tanggungan mereka. Seandainya orang yang melamar
anaknya adalah seseorang ya kurang baik, maka wajar dan tidak ada dosa bagi walinya untuk
.menolak lamaran tersebut

Jika ia menginginkan sumbangan yang mahal atau mas kawin yang mewah, maka anaknya
bukanlah barang dagangan yang diukur dengan harta. Bukanlah maksud dari pernikahan itu
untuk memperoleh harta. Cukuplah harta hanyalah perantara untuk mewujudkan hal itu saja.
Wanita itu tidak bisa dibandingkan dengan barang dagangan, mereka jauh lebih mulia. Mereka
adalah amanah yang agung dan bagian dari keluarganya. Ia adalah bagian dari sang ayah. Jika
kita berpikir demikian, maka kita akan menganggap harta tidak ada apa-apanya. Dan berlebih-
.lebihan dalam mahar dan biaya pernikahan tidaklah membawa kebaikan untuk mereka

Mari kita kembalikan permasalahan ini dengan mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
,para sahabatnya. Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu berkata

‫ َﻓِﺈﱠﻧَﻬﺎ َﻟْﻮ َﻛﺎَﻧْﺖ َﻣْﻜُﺮَﻣًﺔ ِﻓﻲ اﻟﱡﺪْﻧَﯿﺎ‬، ‫َأﻻ ﻻ ُﺗَﻐﺎُﻟﻮا ِﻓﻲ َﺻَﺪَﻗﺎِت اﻟﱢﻨَﺴﺎِء‬
ُ‫ﱠ‬
‫َﺻﱠﻠﻰ اﷲ َﻋَﻠْﯿِﻪ‬- ‫َوَﺗْﻘَﻮى ِﻋْﻨَﺪ اِﱠﷲ َﻟَﻜﺎَن َأْوﻻُﻛْﻢ ِﺑَﻬﺎ َرُﺳﻮُل اِﱠﷲ‬
‫ َﻣﺎ َأْﺻَﺪَق َﻗﱡﻂ اْﻣَﺮَأًة ِﻣْﻦ ِﻧَﺴﺎِﺋِﻪ َوﻻ ِﻣْﻦ َﺑَﻨﺎِﺗِﻪ َﻓْﻮَق اْﺛَﻨَﺘْﻲ‬-‫َوَﺳﱠﻠَﻢ‬
‫َْﺸَﺮَة ُأوِﻗﱠﯿًﺔ‬
Janganlah kalian berlebihan dalam menetapkan mahar perempuan. Jika (mahar yang tinggi) ini“
adalah bentuk kemuliaan di dunia dan takwa di sisi Allah, pasti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjadi orang pertama yang melakukannya. Namun beliau tidak memberikan mahar
kepada istrinya dan tidak juga menetapkan untuk anak-anak perempuannya di atas 10 uqiyah.” 1
.uqiyah sama dengan 40 dirham

Ada seseorang yang diminta memberikan mas kawin dalam jumlah besar untuk pasangannya,
lalu laki-laki itu pun memenuhinya namun dengan perasaan kesal. Sampai-sampai ia
mengatakan, “Aku benar-benar terbebani karena dirimu. Sampai-sampai untuk menjalin
hubungan kekerabatan pun harus membayar mahal”. Kalau kita berkaca kepada salaf ash-shalih,
bagaimana mereka meringankan mahar dan memudahkan pernikahan, nisacaya keberkahan
semakin banyak, kedua pasangan pun bisa mendapatkan kebaikan darinya. Berlebih-lebihan
dalam mahar telah menyia-nyiakan banyak para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan, dan
.menjauhkan mereka dari pernikahan

,Ayyuhal ikhwah

Sesungguhnya seorang laki-laki walaupun ia mampu membayar mahar yang tinggi yang
ditetapkan keluarga perempuan, hal itu tetap menyiratkan rasa tidak enak di hatinya. Oleh karena
itu, saya mengajak saudara-sadaura para wali, untuk meringankan mahar karena Nabi
,shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫َأْﻋَﻈُﻢ اﻟﱢﻨَﺴﺎِء َﺑَﺮَﻛًﺔ َأْﯾَﺴُﺮُﻫﱠﻦ َﻣُﺌﻮَﻧًﺔ‬


6/10
Wanita yang paling banyak barokahnya adalah yang paling ringan maharnya”. (HR. Ahmad dan“
.( An-Nasa-i

,Ayyuhal ikhwah, wahai orang-orang yang bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla

Sesungguhnya banyak dari para wali, baik dari kalangan ayah atau selainnya, mensyaratkan
agar orang yang melamar memberikan materi kepada mereka. Ini adalah bentuk memakan harta
dengan cara yang batil. Seluruh mahar, diperuntukkan bagi istri (calon pengantin perempuan),
bukan kepada ayahnya, saudaranya, pamannya, atau siapapu dari kalangan walinya. Mereka
,tidak berhak. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini

‫آَُﺗﻮا اﻟﱢﻨَﺴﺎَء َﺻُﺪَﻗﺎِﺗِﻬﱠﻦ ِﻧْﺤَﻠًﺔ َﻓِﺈْن ِﻃْﺒَﻦ َﻟُﻜْﻢ َﻋْﻦ َﺷْﻲٍء ِﻣْﻨُﻪ َﻧْﻔًﺴﺎ‬
‫َﻓُﻜُﻠﻮُه َﻫِﻨﯿًﺌﺎ َﻣِﺮﯾًﺌﺎ‬
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan“
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap
.( lagi baik akibatnya.” (QS. Annisa: 4

,Dan dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ َاْﻟَﻌِﻄﱠﯿُﺔ َواْﻟِﻬَﺒُﺔ( َأْو‬:‫َأﱡﯾَﻤﺎ اْﻣَﺮَأٍة ُﻧِﻜَﺤْﺖ َﻋَﻠﻰ َﺻَﺪاٍق َأْو ِﺣَﺒﺎٍء )َأْي‬
‫ َوَﻣﺎ َﻛﺎَن َﺑْﻌَﺪ ِﻋْﺼَﻤِﺔ اﻟﱢﻨَﻜﺎِح‬،‫ِﱠﺪٍة َﻗْﺒَﻞ ِﻋْﺼَﻤِﺔ اﻟﱢﻨَﻜﺎِح َﻓُﻬَﻮ َﻟَﻬﺎ‬
.‫ َوَأَﺣﱠﻖ َﻣﺎ ُأْﻛِﺮَم َﻋَﻠْﯿِﻪ اﻟﱠﺮُﺟُﻞ اْﺑَﻨَﺘُﻪ َوُأْﺧَﺘُﻪ‬،‫َﻓُﻬَﻮ ِﻟَﻤْﻦ ُأْﻋِﻄَﯿُﻪ‬
Wanita manapun yang menikah dengan maskawin, pemberian, atau perbekalan sebelum akad“
pernikahan, maka itu adalah untuknya. Sedangkan yang diberikan sesudah akad pernikahan,
maka itu untuk siapa yang diberikan kepada-nya. Dan kemuliaan yang paling berhak untuk
diberikan kepada seorang laki-laki adalah berkaitan dengan puterinya dan saudara
.( perempuannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya

Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah, janganlah memberi syarat nominal mahar ataupun
selainnya ketika hendak melangsungkan pernikahan. Tidak ada hak bagi para wali untuk
melakukannya. Jika Anda para wali melakukan hal itu, maka Anda telah memperoleh harta
.dengan cara yang haram

Dan bagi orang tua janganlah ia menyalah-gunakan amanah yang Allah berikan kepadanya
berupa anak perempuan. Janganlah ia menjadikannya sebagai wasilah memperoleh harta tatkala
,hendak menikahkannya. Allah Ta’ala berfirman

7/10
َ‫ﱠ‬
‫َﯾﺎ َأﱡﯾَﻬﺎ اﱠﻟِﺬﯾَﻦ آَﻣُﻨﻮا َﻻ َﺗُﺨﻮُﻧﻮا اﷲ َواﻟﱠﺮُﺳﻮَل َوَﺗُﺨﻮُﻧﻮا أَﻣﺎَﻧﺎِﺗُﻜْﻢ‬
َ
َ‫ٌ َ ﱠ‬
‫ َواْﻋَﻠُﻤﻮا َأﱠﻧَﻤﺎ َأْﻣَﻮاُﻟُﻜْﻢ َوَأْوَﻻُدُﻛْﻢ ِﻓْﺘَﻨﺔ َوأﱠن اﷲ ﻋﻨَﺪُه‬.‫َوَأْﻧُﺘْﻢ َﺗْﻌَﻠُﻤﻮَن‬
ْ ِ
‫َأْﺟٌﺮ َﻋِﻈﯿٌﻢ‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan“
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
.( cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 27-28

َْ
‫ َوأن ﺗﻌْﯿﻨﻨﺎ َﻋﻠﻰ‬،‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ ِإﱠﻧﺎ َﻧْﺴَﺄُﻟَﻚ َأْن ُﺗِﻌْﯿَﻨَﻨﺎ َﻋَﻠﻰ َأَداِء اﻷَﻣﺎﻧﺔ‬
َ َ َ ِ ُ ْ َ ِ َ
،‫َأْﻧُﻔِﺴَﻨﺎ ِﺑﺎْﻟُﺨُﻀْﻮِع َِﻷَواِﻣِﺮَك َواﱢﺗَﺒﺎِﻋَﻬﺎ َﻋَﻠﻰ اﻟَﻮْﺟِﻪ اﱠﻟِﺬْي َﺗْﺮَﺿﺎُه‬
‫ ِإﱠﻧَﻚ َﺟَﻮاٌد‬،‫َواْﺟِﺘَﻨﺎِب َﻣَﺤﺎِرِﻣَﻚ َوا ِْﻻْﺑِﺘَﻌﺎِد َﻋْﻨَﻬﺎ َﯾﺎ َرﱠب اﻟَﻌﺎَﻟِﻤْﯿَﻦ‬
‫ َوَﺻﱠﻠﻰ اُﷲ َوَﺳﱠﻠَﻢ َﻋَﻠﻰ َﻧِﺒﱢﯿَﻨﺎ‬،‫ َواْﻟَﺤْﻤُﺪ ِﱠﷲ َرﱢب اﻟَﻌﺎَﻟِﻤْﯿَﻦ‬،‫َﻛِﺮْﯾٌﻢ‬
.‫ َوَﻋَﻠﻰ آِﻟِﻪ َوَﺻْﺤِﺒِﻪ َأْﺟَﻤِﻌْﯿَﻦ‬،‫ َﺧﺎِﺗِﻢ اﻟﱠﻨِﺒﱢﯿْﯿَﻦ َوِإَﻣﺎِم اْﻟُﻤﱠﺘِﻘْﯿَﻦ‬،‫ﻣﺤﻤﺪ‬
:Khutbah Kedua

‫ َوَأْﺷَﻬُﺪ َأﱠﻻ ِإَﻟَﻪ‬،‫ َوَﺳَﻼٌم َﻋَﻠﻰ ِﻋَﺒﺎِدِه اﱠﻟِﺬْﯾَﻦ اْﺻَﻄَﻔﻰ‬،‫َاْﻟَﺤْﻤُﺪ ِﱠﷲ َوَﻛَﻔﻰ‬
‫ َوَأْﺷَﻬُﺪ‬،‫ َﻟُﻪ اْﻟَﺤْﻤُﺪ ِﻓﻲ اﻵِﺧَﺮِة َواُﻷْوَﻟﻰ‬،‫ِإﱠﻻ اُﷲ َوْﺣَﺪُه َﻻ َﺷِﺮْﯾَﻚ َﻟُﻪ‬
‫ َﺻﱠﻠﻰ اُﷲ‬،‫ َوَﺧِﻠْﯿُﻠُﻪ اْﻟُﻤْﺠَﺘَﺒﻰ‬،‫َأﱠن ﻣﺤﻤﺪًا َﻋْﺒُﺪُه َوَرُﺳْﻮُﻟُﻪ اﻟُﻤْﺼَﻄَﻔﻰ‬
‫ َوَﺳﱠﻠَﻢ َﺗْﺴِﻠْﯿﻤًﺎ‬،‫َﻋَﻠْﯿِﻪ َوَﻋَﻠﻰ آِﻟِﻪ َوَأْﺻَﺤﺎِﺑِﻪ َوَﻣْﻦ ِﺑُﻬَﺪاُﻫُﻢ اْﻫَﺘَﺪى‬
.‫َﻛِﺜْﯿﺮًا‬
:‫َأﱠﻣﺎ َﺑْﻌُﺪ‬
Sejarah telah berbicara tentang berbagai kisah yang bisa kita jadikan pelajaran dalam menapaki
kehidupan. Sejarah pun mencatat perjalanan hidup para wanita muslimah yang teguh dan setia di
atas keislamannya. Mereka adalah wanita yang kisahnya terukir di hati orang-orang beriman yang
keterikatan hati mereka kepada Islam lebih kuat daripada keterikatan hatinya terhadap
kenikmatan dunia. Salah satu diantara mereka adalah Rumaisha Ummu Sulaim binti Malhan bin
Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Najar Al-Anshariyah Al-
.Khazrajiyah. Beliau dikenal dengan nama Ummu Sulaim

Ada seorang laki-laki yang bernama Abu Thalhah memberanikan diri untuk melamar beliau
dengan tawaran mahar yang tinggi. Namun, Ummu Sulaim menyatakan ketidaktertarikannya
8/10
‫‪terhadap gemerlapnya pesona dunia yang ditawarkan kehadapannya. Di dalam sebuah riwayat‬‬
‫‪yang sanadnya shahih dan memiliki banyak jalan, terdapat pernyataan beliau bahwa ketika itu‬‬
‫‪beliau berkata, “Demi Allah, orang seperti Anda tidak layak untuk ditolak, hanya saja engkau‬‬
‫‪adalah orang kafir, sedangkan aku adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah‬‬
‫‪denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta selain‬‬
‫‪.( dari itu.” (HR. An-Nasa’i‬‬

‫‪Marilah kita meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam‬‬
‫‪seluruh permasalahan agama kita, termasuk dalam permasalahan pernikahan. Karena pada‬‬
‫‪.merekalah sebaik-baik petunjuk‬‬

‫َ‬ ‫ﱠَ‬
‫ِإﱠن اﷲ َوَﻣَﻼِﺋَﻜَﺘُﻪ ُﯾَﺼﱡﻠﻮَن َﻋَﻠﻰ اﻟﱠﻨِﺒﱢﻲ َﯾﺎ أﱡﯾَﻬﺎ اﱠﻟِﺬﯾَﻦ آَﻣُﻨﻮا َﺻﱡﻠﻮا‬
‫َﻋَﻠْﯿِﻪ َوَﺳﱢﻠُﻤﻮا َﺗْﺴِﻠﯿﻤًﺎ َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َﺻﱢﻞ َوَﺳﱢﻠْﻢ َﻋَﻠﻰ َﻋْﺒِﺪَك َوَرُﺳْﻮِﻟَﻚ َﻧِﺒﱢﯿَﻨﺎ‬
‫ض اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َﻋَﻠﻰ اَﻷْرَﺑَﻌِﺔ اﻟُﺨَﻠَﻔﺎِء اَﻷِﺋﱠﻤِﺔ اﻟُﺤَﻨَﻔﺎِء َأِﺑﻲ َﺑْﻜٍﺮ‬ ‫ُﻣَﺤﱠﻤٍﺪ‪َ ،‬واْر َ‬
‫ض اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َﻋِﻦ اﻟﱠﺼَﺤﺎَﺑِﺔ َأْﺟَﻤِﻌْﯿَﻦ َوَﻋِﻦ‬ ‫َوُﻋَﻤَﺮ َوُﻋْﺜَﻤﺎَن َوَﻋِﻠﻲ َواْر َ‬
‫ض َﻋﱠﻨﺎ َﻣَﻌُﻬْﻢ‬ ‫اﻟﱠﺘﺎِﺑِﻌْﯿَﻦ َوَﻣْﻦ َﺗِﺒَﻌُﻬْﻢ ِﺑِﺈْﺣَﺴﺎٍن ِإَﻟﻰ َﯾْﻮِم اﻟﱢﺪْﯾِﻦ َواْر َ‬
‫ِﺑَﻌْﻔِﻮَك َوَرْﺣَﻤِﺘَﻚ َﯾﺎ َأْرَﺣُﻢ اﻟﱠﺮاِﺣِﻤْﯿَﻦ‬

‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َأِﻋﱠﺰ اِﻹْﺳَﻼَم َواﻟُﻤْﺴِﻠِﻤْﯿَﻦ‪َ ،‬وَأِذﱠل اﻟِﺸْﺮَك َواﻟُﻤْﺸِﺮِﻛْﯿَﻦ‪َ ،‬وَدﱢﻣْﺮ‬


‫َأْﻋَﺪاَءَك َأْﻋَﺪاَء اﻟﱢﺪْﯾَﻦ‪.،‬‬

‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َوآِﻣﱠﻨﺎ ِﻓﻲ َدْوِرَﻧﺎ َوَأْوَﻃﺎِﻧَﻨﺎ‪َ ،‬اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َوﱢﻓْﻖ َوِﻟَﻲ َأْﻣِﺮَﻧﺎ ِﻟَﻤﺎ ُﺗِﺤﱡﺐ‬
‫َوَﺗْﺮَﺿﻰ َوَأْﺻِﻠْﺢ ِﺑَﻄﺎَﻧَﺘُﻪ َﯾﺎَرﱠب اﻟَﻌﺎَﻟِﻤْﯿَﻦ‬

‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ اْﻏِﻔْﺮ َﻟَﻨﺎ ُذُﻧَﺒَﻨﺎ ُﻛﱠﻠُﻪ ِدﱠﻗُﻪ َوِﺟﱠﻠُﻪ ؛ َأﱠوَﻟُﻪ َوآِﺧَﺮُه ‪ِ ،‬ﺳﱠﺮُه َوَﻋَﻠَﻨُﻪ ‪.‬‬
‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ اْﻏِﻔْﺮ َﻟَﻨﺎ َﻣﺎ َﻗﱠﺪْﻣَﻨﺎ َوَﻣﺎ َأﱠﺧْﺮَﻧﺎ َوَﻣﺎ َأْﺳَﺮْرَﻧﺎ َوَﻣﺎ َأْﻋَﻠﱠﻨﺎ َوَﻣﺎ‬
‫َأْﺳَﺮْﻓَﻨﺎ ‪َ ،‬وَﻣﺎ َأْﻧَﺖ َأْﻋَﻠُﻢ ِﺑِﻪ ِﻣﱠﻨﺎ ‪َ ،‬أْﻧَﺖ اﻟُﻤَﻘﱢﺪُم َوَأْﻧَﺖ اﻟُﻤَﺆﱢﺧُﺮ َﻻ ِإَﻟَﻪ‬
‫ِإﱠﻻ َأْﻧَﺖ ‪.‬‬

‫‪9/10‬‬
‫َاﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َأِﻋﱠﻨﺎ َﻋَﻠﻰ ِذْﻛِﺮَك َوُﺷْﻜِﺮَك َوُﺣْﺴِﻦ ِﻋَﺒﺎَدِﺗَﻚ‪َ ،‬اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َوﱢﻓْﻘَﻨﺎ ِﻟَﻤﺎ‬
‫ُﺗِﺤﱡﺐ َوَﺗْﺮَﺿﻰ َوُﺧْﺬ ِﺑَﻨَﻮاِﺻْﯿَﻨﺎ ِﻟْﻠِﺒﱢﺮ َواﻟﱠﺘْﻘَﻮى َرﱠﺑَﻨﺎ آِﺗَﻨﺎ ِﻓﻲ اﻟُﺪْﻧَﯿﺎ‬
‫َﺣَﺴَﻨًﺔ َوِﻓﻲ اﻵِﺧَﺮِة َﺣَﺴَﻨًﺔ َوِﻗَﻨﺎ َﻋَﺬاَب اﻟﱠﻨﺎِر‪.‬‬
‫ْ‬ ‫ﱠَ‬
‫ِﻋَﺒﺎَد اِﷲ‪ِ﴿ ،‬إﱠن اﷲ َﯾﺄُﻣُﺮ ِﺑﺎْﻟَﻌْﺪِل َواِﻹْﺣَﺴﺎِن َوِإﯾَﺘﺎِء ِذي اْﻟُﻘْﺮَﺑﻰ‬
‫َ َﯾْﻨَﻬﻰ َﻋِﻦ اْﻟَﻔْﺤَﺸﺎِء َواْﻟُﻤْﻨَﻜِﺮ َواْﻟَﺒْﻐِﻲ َﯾِﻌُﻈُﻜْﻢ َﻟَﻌﱠﻠُﻜْﻢ َﺗَﺬﱠﻛُﺮوَن )‪(90‬‬
‫َوَأْوُﻓﻮا ِﺑَﻌْﻬِﺪ اِﱠﷲ ِإَذا َﻋﺎَﻫْﺪُﺗْﻢ َوﻻ َﺗْﻨُﻘُﻀﻮا اَﻷْﯾَﻤﺎَن َﺑْﻌَﺪ َﺗْﻮِﻛﯿِﺪَﻫﺎ َوَﻗْﺪ‬
‫ﱠَ‬ ‫ﱠَ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َﺟَﻌْﻠُﺘُﻢ اﷲ َﻋﻠْﯿﻜْﻢ ﻛﻔﯿﻼ ِإﱠن اﷲ َﯾْﻌﻠُﻢ َﻣﺎ ﺗﻔَﻌﻠﻮَن﴾ ]اﻟﻨﺤﻞ‪-90 :‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪ ،[91‬واذﻛﺮوا اﷲ اﻟﻌﻈﯿﻢ اﻟﺠﻠﯿﻞ ﯾﺬﻛﺮﻛﻢ‪ ،‬واﺷﻜﺮوه ﻋﻠﻰ ِﻧَﻌِﻤِﻪ‬
‫ﱠُ‬
‫ﯾِﺰْدﻛﻢ‪َ﴿ ،‬وَﻟِﺬْﻛُﺮ اِﱠﷲ َأْﻛَﺒُﺮ َواﷲ َﯾْﻌﻠُﻢ َﻣﺎ ﺗْﺼﻨُﻌﻮَن﴾ ]اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت‪[45 :‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫‪Oleh tim khotbahjumat.com‬‬
‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪10/10‬‬

Anda mungkin juga menyukai