Anda di halaman 1dari 1

Sabtu, 14 Desember 2019 saya dan regu yang terdiri dari penggiat sebanyak 4 orang termasuk saya

sendiri dan pendamping sebanyak … orang bersiap-siap menuju desa … untuk melakukan pengenalan
Arung Jeram… Berangkat dari posko MAPALA UNISI pukul 16.15 WIB, kami terlambat satu jam dari ROP
yang telah dibuat. Perjalanan cukup lancar, meski ditemani hujan saya dan regu tetap melanjutkan
perjalanan kami. Pukul 19.00 kita

Menikmati akhir pekan yang luar biasa. Sabtu, 14 Desember 2019 pukul 16.00 WIB berangkat dari
posko MAPALA UNISI menuju Kawasan Sungai Elo Magelang. Menaiki mobil pick up bersama 13 orang
saudara saya, perjalanan lancar ditemani hujan yang manja. Berjuang melawan rasa dongkol sebab
basah kuyup di malam minggu. Pukul 19.00 kami sampai di Kawasan sungai elo. Tempat yang masih
asing bagi saya, sebab itu adalah pertama kalinya saya berkunjung di tempat tersebut. Kami bergegas
membangung flying camp untuk berlindung dari gerimis atau hujan yang terus mengancam di musim ini.
Menikmati malam minggu yang berbeda. Hidup di alam. Bercengkrama, melingkari perapian, membuat
yang hangat semakin hangat. Siapa sangka, saya bisa menikmati obrolan malam itu bersama senior yang
menurut saya menyeramkan. Lalu saya kecanduan sampai kelelahan dan terpaksa harus tidur karena
pada pukul 04.30 kami harus sudah kembali mempersiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya. Arung
Jeram. Sayangnya, saya pun terlambat bangun. Pada pukul 05.00 WIB saya bergegas mempersiapkan
sarapan untuk saudara saya dengan lebih dahulu membangunkan mereka. Sarapan yang lezat, nugget,
orak-arik, dan tumis brokoli entah mengapa makanan sesederhana itu terasa lebih nikmat dari biasanya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemanasan. Ah, saya paling malas lari, karena paru-paru sudah penuh
dengan asap, untuk bernafas sudah terasa pengap. Baiklah, saya tidak boleh terlalu memanjakan paru-
paru.

Petualangan dimulai, pukul 07.15 WIB kami mulai mempersiapkan alat untuk mengawali
pengarungan. Melihat sungai yang mengalir di depan mata terasa begitu mengerikan ditambah lagi
kemampuan berenang saya sangat buruk. Apa iya saya masih mau ikut masuk dalam air?

Rasa jaim saya memaksa saya mengikuti kawan-kawan saya yang lain. Mengakrabkan diri dengan
arus Sungai Elo. Mempraktekkan Teknik self-rescue begitu memuakkan. Bersentuhan dengan bebatuan
yang setiap saat bisa menggores tubuh saya. Berteriak di antara aliran air itu percuma, mereka tidak bisa
mendengar untuk kemudian menghentikan arus. Saya harus mengikutinya untuk sampai di tepian yang
tenang, Flat, Eddys.

Anda mungkin juga menyukai