Anda di halaman 1dari 5

PERSALINAN LAMA

RSI SITI AISYAH MADIUN


Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /193/SPO.KEP./I/VI/2018 01 1/5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Pengertian Waktu persalinan yang memanjang karena kemajuan persalinan yang
terhambat
Tujuan Mempersingkat waktu persalinan kala 2

Kebijakan 1. Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara


2. Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien
menggunakan analgesia epidural
Prosedur Pelaksanaan
1. Tentukan penyebab persalinan lama:
a. Power : his tidak adekuat ( his dengan frekuensi <3x/10 menit dan
durasi tiap kontraksinya <40 detik
Tata laksana :
1) Pastikan tidak ada gangguan passage dan passager
2) Dosis efektif pemberian oksitosin bervariasi. Infus oksitosin
dalam Dextrose atau NaCl 0,9% dengan tetesan dinaikkan secara
gradual sampai his adekuat
3) Pantau denyut nadi, tensi, kontraksi ibu hamil dan DJJ
4) kaji ulang indikasi
5) Baringkan ibu posisi miring kiri
6) Catat semua pengamatan pada partograf setiap 30 menit:
kecepatan infus oksitosin, frekuensi dan lama kontraksi, DJJ
apabila DJJ <100x/menit segera hentikan infus dan tatalaksana
gawat janin
7) Senantiasa lakukan observasi ketat pada pasien yg mendapat
oksitosin
8) Berikan 2,5 – 5 UI oksitosin dalam 500 ml cairan kristosolid lalu
mulai infus dengan 8tpm. Setiap 30 menit tambahkan 4tpm
hingga dosis optimal untuk his adekuat tercapai. Dosis
maksimum oksitosin adalah 20 mU/menit.
9) Jika terjadi hyperstimulasi ( lama kontraksi >60 detik atau >4x
kontraksi dlm 10 menit) hentikan infus dan kurangi
hyperstimulasi dengan : Terbulatin 250 microgram IV perlahan
selama 5 menit atau Salbutamol 10mg dlm 1lt cairan (NaCl 0,9%
atau RL) 10tpm

29
PERSALINAN LAMA
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /193/SPO.KEP./I/VI/2018 01 2/5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


10) Apabila terdapat gangguan power yang tidak dapat diatasi oleh
augmentasi persalinan maka lakukan kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian tindakan ekstrasi vacum, ekstrasi cunam
(forsep) atau SC
b. Passager
Dapat terjadi karena adanya :
1) Malposisi yaitu posisi abnormal verteks kepala janin dengan
ubun-ubun kecil sebagai penanda terhadap panggul ibu
Tata laksana:
1. Rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus
2. Jika terdapat tanda persalinan macet, DJJ > 180 atau < 100
x/menit pada fase apapun, lakukan cito SC
3. Jika selaput ketuban utuh, pecahkan ketuban
4. Jika pembukaan servik belum lengkap dan tidak ada tanda-tanda
obstruksi lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin
5. Jika pembukaan servik lengkap dan tidak ada kemajuan fase
pengeluaran, periksa kemungkinan obstruksi. Jika tidak ada
obstruksi, akhiri persalinan dengan ekstrasi vakum/forcep bila
syarat pengakhiran persalinan tidak terpenuhi, lakukan SC
2) Malpresentasi, yaitu malpresentasi meliputi semua presentasi,
selain verteks
a) Apabila dalam pemeriksaan abdominal didapatkan kepala
janin lebih separuhnya diatas pelvis, DJJ sepihak dengan
bagian kecil dan VT didapatkan oksiput lebih tinggi dari
sinsiput ,teraba fontanella anterior dan orbita, bagian kepala
masuk PAP adalah antara tulang orbita dan daerah ubun-ubun
besar
 Tata laksana umum : persalinan spontan hanya bisa terjadi
jika janin kecil atau mati dan macerasi
 Tata laksana khusus :
Coba reposisi :
 Posisi ibu trendelenburg ( knee chest position )
 Dorong tangan ke atas luar dari sympisis pubis dan
pertahankan disana sampai timbul kontraksi sehingga kepala
turun ke rongga panggul

30
PERSALINAN LAMA
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /193/SPO.KEP./I/VI/2018 01 3/5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Tata laksana :
 Lakukan SC bila janin hidup
 Jika janin mati, lakukan kraniotomi bila memungkinkan atau
SC bila syarat dan sarana kraniotomi tidak terpenuhi
b) Tapi bila dalam pemeriksaan abdominal didapatkan lekukan
teraba antara daerah oksiput dan punggung( sudut fibre ),DJJ
sepihak dengan bagian kecil janin dan VT didapatkan muka,
dengan mudah teraba mulut dan bagian rahang mudah diraba,
tulang pipi, tulang orbita, kepla janin dalam keadaan
maksimal
Tata laksana :
Posisi dagu anterior :
 Pembukaan lengkap : lahirkan dengan persalinan spontan
pervaginam, bila penurunan kurang lancar lakukan ekstrasi
vakum
 Pembukaan belum lengkap: bila tidak ada kemajuan
pembukaan
 Lanjutkan penatalaksanaan persalinan normal
 Jika prosedur gagal / terjadi prolaps tali pusat lakukan SC
3) Presentasi bokong, yaitu posisi dimana bayi di dalam rahim
berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan
normal, pantat atau kaki bayi yang akan keluar terlebih dahulu
dibandingkan dengan kepala pada posisi normal.
Penatalaksanaan umum :
a) Persalinan lama pada presentasi sungsang adalah indikasi SC
b) SC lebih aman dan direkomendasikan pada :
 Presentasi bokong pada primigravida
 Pelvis yang kecil atau malformasi
 Janin yang sangat besar
 Bekas SC dengan indikasi CPD
 Kepala yang hiperekstensi dan defleksi
c) Persalinan pada presentasi kaki sebaiknya dilahirkan dengan SC.
Dapat dilakukan persalinan pervaginam hanya bila persalinan
sudah sedemikian maju dan pembukan sudah lengkap.

31
PERSALINAN LAMA
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /193/SPO.KEP./I/VI/2018 01 4/5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Unit Terkait d) Bayi preterm yang kemungkinan hidupnya kecil
e) Bayi kedua pada kehamilan kembar
Penatalaksanaan khusus :
Pada upaya persalinan pervaginam, lakukan langkah berikut :
a) Tentukan apakah persalinan pervaginam mungkin dilakukan.
Persalinan pervaginam oleh tenaga penolong yang terlatih akan
cenderung aman bila :
 Pelvis adekuat
 Presentasi bokong lengkap atau murni
 Kepala fleksi
 Tidak ada riwayat SC karena CPD
 Janin tidak terlalu besar
b) Sebelum inpartu, usahakan melakukan versi luar apabila syarat
dipenuhi yaitu :
 Pembukaan servik masih kurang dari 3 cm
 Usia kehamilan > 37 minggu
 Ketuban intake dan air ketuban cukup
 Tidak ada komplikasi atau kontraindikasi ( IUGR, perdarahan,
bekas SC, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi )
c) Jika versi luar berhasil, lakukan asuhan persalinan normal
d) Jika versi luar tidak berhasil, lakukan persalinan sungsang
pervaginam atau SC
e) Ikuti kemajuan persalinan dengan seksama menggunakan
partograf
f) Jangan pecahkan ketuban. Bila pecah, periksa apakah ada prolaps
tali pusat
g) Beritahu ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
h) Kepala janin harus lahir dalam waktu maksimal 8 menit sejak
lahir sebatas pusat

32
PERSALINAN LAMA
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /193/SPO.KEP./I/VI/2018 01 5/5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Unit Terkait i) Apabila terjadi prolaps tali pusat dan kelahiran pervaginam tidak
memungkinkan, maka lakukan SC
j) Jika DJJ < 100x/menit atau > 180x/menit, lakukan SC.
Catatan : mekonium biasa terdapat pada persalinan sungsang dan
tidak berbahaya selama denyut jantung janin normal
k) Sediakan cunam piper sebagai antisipasi bila terdapat kesulitan
melahirkan kepala ( after coming head ).
4) Letak Lintang, yaitu bila dari pemeriksaan abdominal, sumbu
panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian pada pelvis
inlet sehingga terasa kosong. Pada pemeriksaan vaginal sebelum
inpartu tidak ada bagian terendah yang teraba di pelvis, sedangkan
saat inpartu yang teraba adalah bahu, siku dan tangan.
Penatalaksanaan :
a) Lakukan versi luar bila permulaan inpartu dan ketuban intake
b) Bila ada kontraindikasi versi luar, lakukan SC
c) Lakukan pengawasan adanya prolaps tali pusat
d) Dapat terjadi ruptur uteri bila ibu tidak diawasi
c. Disproporsi Kepala Panggul ( Passage )
Definisi : Hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran
kepala janin dan pelvis maternal.
Penatalaksanaan :
1. Lakukan SC bila ditemukan CPD
2. Pada kasus bayi mati, embriotomi / kroniotomi, dapat menjadi
pilihan tindakan bila syarat terpenuhi dan petugas memiliki
kompetensi, Syarat melakukan embriotomi adalah janin sudah
mati, kecuali pada hidrocephalus, pembukaan servik > 7 cm,
ketuban sudah pecah, jalan lahir normal, tidak terdapat tanda –
tanda ruptura uteri.
Unit Terkait 1. Ruang Bersalin
2. OK

33

Anda mungkin juga menyukai