Anda di halaman 1dari 3

INDUKSI PERSALINAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA
LENGGOGENI
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL

DR.dr.H.Yusirwan, SpB, SpBA(K),MARS


NIP 196211221989031001
1.PENGERTIAN Induksi persalinan yaitu tindakan untuk merangsang timbulnya
kontraksi uterus sehingga terjadi persalinan. Akselerasi
persalinan yaitu meningkatkan frekuensi, lama dan kekuatan
kontraksi uterus dalam persalinan.
2.TUJUAN Mencapai kontraksi uterus 3 kali dalam 10 menit lamanya 40
detik.
3.KEBIJAKAN - UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
- SK Menkes Republik Indonesia Nomor : 436 / Menkes / SK /
VI / 1993 tentang Penerapan Standar Pelayanan RS dan
Standar Pelayanan Medis
4.PROSEDUR 1. Untuk kasus bukan Ketuban Pecah Dini (KPD) :
- kaji ulang indikasi
- baringkan pasien miring kiri
- oksitosin digunakan secara hati-hati karena gawat janin
dapat terjadi diakhiri hiperstimulasi. Walaupun jarang,
ruptura uteri dapat pila terjadi terutama pada multi para.
- Dosis oxytosin 5 IU dalam garam fisiologis mulai 10 tpm
dinaikkan 5 tpm setiap 30 menit, dipertahankan sampai
his adekuat / maksimal, 60 tpm
- Pantau denyut nadi, tekanan darah dan kontraksi uterus
pasien, juga DJJ
- Catat semua pengamatan pada partograf tiap 30 menit,
kecepatan infus, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus,
DJJ didengarkan tiap 30 menit atau langsung setelah
kontraksi uterus atau dapat langsung dipasang CTG.
Apabila terjadi gawat janin segera hentikan infus.
- Jika terhadap hiperstimulasi (lama kontraksi uterus lebih
dari 4 kali dalam 10 menit atau lama kontraksi uterus
lebih dari 60 detik), hentikan infus dan kurangi
hiperstimulasi dengan:
a. Terbutolin 250 mcg pelan-pelan selama 5 menit
b. Salbutamol 5mg dalam 500cc cairan garam fisiologik
atau Ringer Laktat 10 tetes/ menit
- Apabila setelah selesai drip induksi 1 kolf tidak muncul
kontraksi, maka pasien diistirahatkan dan dikembalikan
ke ruang rawat inap.
- Setelah 24 jam dilakukan drip induksi ke-2 dimulai
dengan dosis dan prosedur yang sama seperti drip
induksi pertama.
- Jika setelah drip induksi ke-2 tidak muncul kontraksi
uterus yang adekuat maka pasien diistirahatkan dan
dikembalikan ke ruang rawat inap.
- Setelah 24 jam, dilakukan amniotomi (pemecahan selaput
ketuban) dan dilanjutkan drip induksi ke-3 dengan dosis
dan prosedur yang sama seperti sebelumnya.
- Jika setelah selesai drip induksi 1 kolf tidak terjadi
kontraksi uterus yang adekuat dan tidak terjadi kemajuan
persalinan maka induksi dianggap gagal dan dilakukan
terminasi perabdominam.

2. Untuk kasus Ketuban Pecah Dini


- Dilakukan drip induksi oksitosin dengan dosis dan
prosedur yang sama.
- Apabila selesai drip induksi 1 kolf tidak muncul kontraksi
yang adekuat atau tidak terjadinya kemajuan persalinan,
maka langsung dilakukan terminasi perabdominam
5. UNIT TERKAIT Induksi Persalinan dilakukan di kamar bersalin PONEK
`

DIBUAT OLEH DITINJAU OLEH DISAHKAN OLEH

NAMA Dr.H.Syahredi SA, SpOG-K dr. Yan Edwar, dr. Rose dinda Martini ,
Sp.THT-KL (K) SpPD,K- GER FINASIM

JABATAN KSM Kebidanan & Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Peny.Kandungan Keperawatan

TANDA
TANGAN

BAGIAN / UNIT JUMLAH PERSONEL TANDA TANGAN TANGGAL


Seksi SPO,
kebijakan dan
dokumen kontrol

Anda mungkin juga menyukai