Anda di halaman 1dari 3

BAYI DARI IBU HIV POSITIF

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/4

RSUP DR. M. DJAMIL


PADANG
Panduan TANGGAL TERBIT DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
Praktek
Klinik

Dr. Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS


NIP. 196211221989031001
Bayi lahir dengan positif terinfeksi HIV yang belum atau sudah
PENGERTIAN menjalani program pencegahan (prevention of mother to child
transmission-PMTCT) sejak saat kehamilan.
Risiko terjangkit HIV pada ibu atau ayah ( riwayat narkoba suntik ,
ANAMNESIS hubungan seksual yang tidak aman, pasangan dari penderita HIV,
pernah mengalami operasi atau prosedur transfuse produk darah).
Bila saat lahir tidak ditemukan kelainan fisik, lanjutkan pemantauan.
Gejala yang dapat ditemukan :
- Gagal tumbuh
- Demam berulang atau berkepanjangan
- Pembesaran kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN
- Infeksi saluran nafas berulang ( pneumoniaa Pneumocystis
FISIK
carinii, Tb paru)
- Diare berkepanjangan
- Pioderma berulang
- Candidiasis
- Toksoplasmosis otak
KRITERIA Ibu HIV positif
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA Risiko HIV
DIAGNOSIS -
BANDING
- Darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis dan
trombosit.
- Gula darah sewaktu
- Faal hepar dan faal ginjal lengkap bila ada indikasi
- Uji viral load (PCR RNA, DNA,ICD) untuk diagnosis,
PEMERIKSAAN
direkomendasikan mulai usia 6-8 minggu (tingkat evidens I,
PENUNJANG
rekomendasi A)
- Uji antibodi HIV. Bayi dapat disimpulkan tertular apabila masih
ditemukan IgG anti HIV setelah usia 18 bulan, sedangkan pada
bayi kurang dari 18 bulan diperlukan pemeriksaan IgM anti HIV
(tingkat evidens IV, rekomendasi A)
TERAPI - Pertolongan persalinan menerapkan universal precaution
- Pemberian obat anti retroviral (ARV), untuk mengurangi transmisi
vertikal sesuai dengan risiko high risk atau low risk. Bayi dikatakan high
risk apabila ditemukan salah satu dari kriteria berikut:
- Ibu dengan HIV (+) yang menerima ARV < 4 minggu hingga saat
persalinan, atau
- Ibu dengan HIV (+) viral load >1.000 kopi/ml hingga 4 minggu sebelum
persalinan (jika pemeriksaan viral load tersedia), atau
- Lahir dari ibu yang baru diketahui HIV (+) saat hamil atau menyusui,
atau
- Teridentifikasi pertama kali saat periode post partum, dengan atau tanpa
tes HIV prenatal
High Risk Low Risk
ASI Zidovudin + Nevirapin 12 Nevirapin 6 minggu
minggu
Susu Zidovudin + Nevirapin 6 Zidovudin atau Nevirapin 6
formul minggu minggu
a
- Dosis Zidovudine :
o Usia gestasi > 35 minggu : 4 mg/kgbb/kali PO 2x sehari,
diberikan sesegera mungin setelah lahir, diutamakan dalam 6
sampai 12 jam setelah lahir.
o Usia gestasi 30-35 minggu : 2 mg/kgbb/kali, diberikan sesegera
mungin setelah lahir, diutamakan dalam 6 sampai 12 jam setelah
lahir, lalu setiap 12 jam dilanjutkan dosis 3 mg/kgbb/kali PO
setiap 12 jam setelah usia 15 hari
o Usia gestasi < 30 minggu : 2 mg/kgg/kali, diberikan sesegera
mungin setelah lahir, diutamakan dalam 6 sampai 12 jam setelah
lahir, lalu setiap 12 jam dilanjutkan dosis 3 mg/kgbb/kali PO
setiap 12 jam setelah usia 4 minggu
- Dosis Nevirapin :
o BBL 1500-2000 gr : 8 mg/kali
o BBL 2000-2499 gr : 10 mg/kali
o BBL > 2500 gr : 15 mg/kali
- Setelah 6 minggu, diberikan kotrimoksazole dengan dosis TMP 4-6
mg/kgbb/hari, diberikan 1 kali perhari untuk profilaksis pneumonia
Pneumocystis Jiroveci.

Pemantauan :
Setelah pemberian ARV, pasien diharapkan datang setiap 1-2 minggu untuk
evcaluasi klinis, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, penyesuaian
dosis, pemantauan efek samping, kepatuhan minum obat dan kondisi lain.
LAMA PERAWATAN 3 hari
EDUKASI - Konsdisi infeksi HIV dan resiko resiko infeksi opportunistik
- Pemberian ASI tidak dianjurkan
• Bila ibu memilih memberikan ASI walaupun sudah
dijelaskan resikonya, ASI harus diberikan secara eksklusif
selama 3-4 bulan saja, dilanjutkan dengan makanan
alternatif. Perhatikan :
- Jangan ada luka putting
- Jangan berikan ASI bersam susu formula karena
susu formula dapat menyebabkan luka dinding usus
yang menyebabkan virus dalam ASI lebih mudah
masuk
• Bila ibu memilih tidak memberikan ASI maka ajarkan
pemberian makanan alternatif
- Pemantauan tumbuh kembang
- Imunisasi, kecuali BCG ( dilakukan jika tes HIV negatif, pada
usia 18 bulan)
Imunisasi Anak terinfek HIV Anak terinfeksi
asimptomatik HIV simptomatik
BCG Tidak Tidak
DPT Ya Ya
Hepatitis B Ya Ya
Polio Ya Ya*
Campak Ya Tidak**
Haemophilus Ya Ya
influenza tipe B
Stretococcu Ya Ya
pneumonia
*Polio diberika dalam bentuk inactivated polio vaccine, intramuskuler
**Pasien dengan CD 4 kurang dari 15 % atau CD4 absolut lebih rendah dari kadar
normal sesuai usia , pasien dengan riwayat penyakit khas AIDS ( stadium IV),
tidak boleh diberikan vaccine ini
PROGNOSIS Santionam : Dubia ad malam
1. World Health Organization-Regional Office for South-East
Asia. HIV/AIDS facts and figures. Diakses dari
http://www.who/searo/HIV-AIDS/FactsandFigure.htm
2. World Health Organization. Antiretroviral therapy of HIV
infection in infants and children: towards universal access:
recommendations for a public health approach. Geneva,
Switzerland. 2010 revision
3. Moss WJ, Clements CJ, Halsey NA. Immunization of children
at risk of infection with human immunodeficiency virus. Bull
World Health Organ. 2003;81:61-70
4. World Health Organization. Revised BCG vaccination
KEPUSTAKAAN
guidelines for infants at risk for HIV infection. Wkly.
Epidemiol. Rec. 2007;82:193-6
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
Penerapan Terapi HIV pada Anak. Jakarta: Bakti Husada;
2014
6. Lane HC and Davey RT. Diagnosis of HIV Infection.
Immunol Allergy Clin N Amer; 15:2 :367-86

Dibuat Oleh Dibahas Oleh


NAMA Dr. Rusdi , SpA(K) KSM Ilmu Kesehatan Anak
JABATAN Dokter Spesialis Anak Ketua - Dr. Rusdi, SpA(K)
TANDA TANGAN

Ditinjau Oleh Disahkan Oleh


NAMA dr.Yan Edwar, SpTHT-KL dr. Rose Dinda Martini, SpPD,
K.Ger,FINASIM
JABATAN Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Keperawatan
TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai