Anda di halaman 1dari 6

PERSALINAN LAMA

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP Tanggal :
Halaman : 1-6

dr.
NIP
1. Pengertian Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18-24 jam sejak dimulai
dari tanda-tanda persalinan.

2. Tujuan Sebagai acuan tenaga medis dalam penatalaksanaan persalinan lama


3. Kebijakan

4. Referensi Permenkes No 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penatalaksanaan Klinis bagi Dokter
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur Anamnesis
Pasien datang dalam kondisi fase persalinan Kala 1 atau Kala 2 dengan status:
Kelainan Pembukaan Serviks atau Partus Macet atau Partus macet
Faktor Risiko
 Power : His tidak adekuat (his dengan frekuensi <3x/10 menit dan durasi
setiap kontraksinya <40 detik)
 Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
 Passage : panggul sempit, kelainan serviks atau vagina, tumor jalan lahir
 Gabungan dari faktor-faktor di atas

Pemeriksaan fisik
Pada ibu: Gelisah, Letih, Suhu badan meningkat, Berkeringat, Nadi cepat, Pernafasan
cepat, Meteorismus, Bandle ring, edema vulva, oedema serviks, cairan ketuban berbau
terdapat mekoneum

Pada janin: Denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negative, Air
ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau, Caput succedenium
yang besar, Moulage kepala yang hebat, Kematian janin dalam kandungan, Kematian
janin intrapartal

Kelainan Pembukaan Serviks


Persalinan Lama
Nulipara:
 Kemajuan pembukaan (dilatasi) serviks pada fase aktif < 1,2 cm/jam

1/6
 Kemajuan turunnya bagian terendah < 1 cm/jam
Multipara:
 Kemajuan pembukaan (dilatasi) serviks pada fase aktif < 1,5 cm/jam)
 Kemajuan turunnya bagian terendah <2 cm/jam

Persalinan Macet
Nulipara :
 Fase deselerasi memanjang ( > 3 jam )
 Tidak ada pembukaan (dilatasi) > 2 jam
 Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam
 Kegagalan penurunan bagian terendah (Tidak ada penurunan pada fase
deselerasi atau kala 2)
Multipara:
 Fase deselerasi memanjang > 1 jam
 Tidak ada pembukaan (dilatasi) > 2 jam
 Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam
 Kegagalan penurunan bagian terendah (Tidak ada penurunan pada fase
deselerasi atau kala 2)

Faktor Penyebab:
a. His tidak efisien (in adekuat)
b. Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
c. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Faktor Predisposisi:
a. Paritas dan interval kelahiran
b. Ketuban pecah dini

Pemeriksaan penunjang: Partograf, Dopler, Urin, Darah tepi lengkap

Penegakan Diagnostik
Distosia pada kala I fase aktif: Grafik pembukaan serviks pada partograf berada di
antara garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak,
ATAU

Fase ekspulsi (kala II) memanjang: Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah
janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu:
 Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, ATAU
 Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien
menggunakan analgesia epidural
2/6
Penatalaksanaan
Motivasi pasien dalam proses persalinan dan informasikan rencana persalinan sesuai
dengan perkembangan pasien.
529
Penanganan partus lama menurut Saifudin AB (2007) :
a. False labor (Persalinan palsu/belum inpartu) Bila his belum teratur dan porsio
masih tertutup, pasien boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing, KPD
dan bila didapatkan adanya infeksi, obati secara adekuat. Bila tidak, pasien boleh
rawat jalan.
b. Prolonged laten phase (fase laten yang memanjang) Diagnosis fase laten
memanjang dibuat secara retrospektif. Bila his berhenti disebut persalinan palsu
atau belum inpartu. Bila kontraksi makin teratur dan pembukaan bertambah
sampai 3 cm, disebut fase laten.
Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada kemajuan,
rujuk pasien dan lakukan penatalaksanaan awal sebagai berikut:
1. Bila didapat perubahan dalam penipisan dan pembukaan serviks, lakukan drip
oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8
tetes permenit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat
(maksimal 40 tetes/menit) atau berikan preparat prostaglandin, lakukan
penilaian ulang setiap 4 jam.
2. Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan pembukaan serviks serta tidak
didapat tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum
dalam keadaan inpartu.
3. Bila didapatkan tanda adanya amniositis, berikan induksi dengan oksitosin 5
unit dan 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap
15 menit ditambah 4 tetes sampai adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau
berikan preparat prostaglandin, serta obati infeksi dengan ampicillin 2 gr IV
sebagai dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam, serta gentamicin 2x80 mg.
c. Prolonged active phase (fase aktif memanjang)
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD atau adanya obstruksi:
1. Berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi
dan mempercepat kemajuan persalinan.
2. Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks
pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi
uterusnya.
d. Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
detik),pertimbangan adanya kemungkinan CPD, obstruksi, malposisi, atau
malpresentasi
e. Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila dalam persalinan

3/6
terjadi CPD akan didapatkan persalinan macet. Cara penilaian pelvis yang baik
adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor). Kegunaan pelvimetri
klinis terbatas
1. Bila diagnosis CPD ditegakkan, rujuk pasien untuk Secsio Cesaria(SC)
2. Bila bayi mati, lakukan kraniotomi atau embriotomi (bila tidak mungkin
dilakukan SC)
f. Obstruksi (partus macet)
Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi:
 Bila bayi masih hidup, rujuk untuk SC
 Bila bayi mati, lahirkan dengan kraniotomi/embriotomi
g. Malposisi/malpresentasi
1. Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu
2. Lakukan evaluasi kondisi janin DJJ, bila ketuban pecah lihat warna ketuban
 Bila didapatkan mekoneum, awasi ketat atau intervensi
 Tidak ada cairan ketuban saat ketuban pecah menandakan adanya
pengurangan jumlah air ketubah yang ada hubungannya dengan gawat
janin
3. Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu akan memperbaiki
kontraksi atau kemajuan persalinan.
4. Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf.

h. Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri). Bila kontraksi uterus tidak adekuat
dan disporporsi atau obstruksi bisa disingkirkan, penyebab paling banyak partus
lama adalah kontraksi yang tidak adekuat.

i. Kala 2 memanjang (prolonged explosive phase)


Upaya mengejan ibu menambah risiko pada bayi karena mengurangi jumlah
oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara
spontan, mengedan dan menahan napas yang terlalu lama tidak dianjurkan.
Perhatikan DJJ bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat.
Dalam hal ini, lakukan ekstraksi vakum/forceps bila syarat memenuhi.
Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bisa disingkirkan, berikan oksitosin drip.
Bila pemberian oksitosis drip tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan
bantuan ekstraksi vakum/forcep bila persyaratan terpenuhi atau rujuk pasien
untuk SC.

4/6
6. Bagan Alur

Periksa fundus uteri pastikan


kehamilan tunggal

Suntikkan oksitosin 10 IU

Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali

Keluarkan plasenta

15 menit plasenta tidak lahir, suntik Plasenta lahir


oksitosin kedua 10 IU

Massase uterus
30 menit plasenta tidak
lahir,lakukan manual plasenta

Periksa kemungkinan
perdarahan pasca salin

7. Unit Terkait VK

5/6
dr.
Dibuat oleh Penanggung Jawab
Pelayanan Medis

Disetujui oleh

6/6

Anda mungkin juga menyukai