Anda di halaman 1dari 30

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL

EMERGENSI KOMPREHENSIF

PENATALAKSANAAN PENGGUNAAN PARTOGRAF PADA FASE


AKTIF KALA I PERSALINAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

1/2
RSD RADEN
MATTAHER

TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur


SPO

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan


Pengertian
informasi untuk membuat keputusan klinik

Tujuan Umum :
Petugas kesehatan diharapkan mampu untuk menggunakan instrumen
pemantauan kemajuan kala I persalinan
Tujuan Khusus :
Menilai penurunan bagian bawah janin melalu pemeriksaan perlimaan
suprasimfisis
Tujuan
Mencatat dan memantau kemajuan dilatasi serviks
Menilai dan memantau perkembangan kontraksi uterus selama fase
aktif kala I persalinan
Menilai dan memantau kondisi ibu selama fase aktif kala I persalinan
Menilai dan memantau kondisi janin selama fase aktif kala I persalinan
Mencatat asupan dan luaran ibu selama fase aktif kala I persalinan

Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan penggunaan partograf


Kebijakan
pada fase aktif kala I persalinan

Prosedur Hal hal yang dicatat dalam lembar partograf :


Informasi awal (saat dating ) ketempat bersalin:
Nama, umur;
Gravida, para, abortus;
Nomor catatan medik/nomer puskesmas;
Tanggal dan waktu mulai dirawat;
Waktu pecahnya selaput ketuban;

Kondisi ibu dan bayi yang dinilai dan dicatat


Denyut jantung janinsetip jam
Kondisi selaput, cairandan air ketuban
Molase ( penyusupan tulang tengkorak )
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam
Nadi ibu setiap jam
Penurunan bagian terbawah janin setiap 4jam
Tekanan darah dan temperatur ibu setiap 4 jam
Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Obat obatan yang diberikan :
Oksitosin
Jika tetesan drip aksitosin dimulai , dokumentasikan setiap 30 menit
Obat obatan lain dan cairan IV
PENATALAKSANAAN PENGGUNAAN PARTOGRAF PADA FASE
AKTIF KALA I PERSALINAN

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

2/2
SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur

Jika tetesan drip aksitosin dimulai , dokumentasikan setiap 30 menit


Obat obatan lain dan cairan IV

Pecatatan pada lembar belakang partograf:

Halaman belakang partograf untuk mencatat proses persalinan, kelahiran


bayi dan tindakan-tindakan sejak kala I-IV dan bayi baru lahir sehingga
disebut Catatan Persalinan

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekolgi


Unit Terkait Dokter Umum

Bidan

Dokumen Terkait Status Pasien Rawat Nginap dan Jalan


PENATALAKSANAAN PERSALINAN ABNORMAL

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Jika grafik pembukaan serviks menyimpang kekanan meninggalkan garis
Pengertian waspada atau jika kala II persalinan melampaui waktu 2 jam untuk primi
gravida dan 1 jam pada multi gravida

Untuk dapat melakukan tindakan segera yang tepat sehingga dapat


Tujuan
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi

Kebijakan Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan persalinan abnormal

Prosedur Memastikakan tanda- tanda persalinan abnormal:


Menanyakan daftar riwayat
Pribadi (umur ), menstruasi, obstetric,saat ini, masa lalu
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan umum
Cara berjalan
yang abnormal,tinggi badan kurang dari 150 cm
Nadi,TD, dan
suhu
Pemeriksaan abdomen:
Tinggi fundus, TBJ, turunnya kepala dan denyut jantung janin
Pemeriksaan panggul:
Pembukaan dan penipisan serviks, presentasi dan posisinya,
selaput ketuban dan bagian keras atau jaringan lunakpanggul
dan jalan lahir
Penatalaksanaan fase laten memanjang:
Jika ibu tetap pada fase laten setelah lebih dari 8 jam dan hanya
menunjukkan sedikit kemajuan, lakukan penilaian ulang dengan memeriksa
pembukaan dan penurunan.
Jika serviks tidak menipis / tidak ada pembukaan maupun gawat janin, kaji
ulang diagnosis mungkin ibu belum mau bersalin.Jika ada mules
meperidine 50-100 mg dan jika mules hilang pulangkan.
PENATALAKSANAAN PERSALINAN ABNORMAL

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Penatalaksanaan fase aktif memanjang:
Jika tidak ada tanda DKP / macet dan
selaput ketuban utuh, pecahkan selaput ketuban kemudian nilai
kotraksi uterus.
Jika kontrasi tidak efisien ( kurang dari 3x
dalam10 dan kurang dan lamanya 40 detik) augumentasi persalinan
dengan oksitosin dan nilai kemajuan persalinan dalam 2 jam setelah
kontrasi baiy dan kuat.
Jika tak ada kemajuan diantara dua
kontraksi lahirkan secara operasi sesar.
Jika kemajuan berlanjut, teruskan infus
oksitosin dan pemeriksaan kembali setelah 2jam secara seksama.
Jika kontraksi efisien (3x dalam 10 menit,
dan lamanya 40 detik) kemungkinan adanya DKP.macet, malpossi/
malpresentasi.
Jika DKP ditegakkan, lahirkan dengan
operasi sesar.
Kala II memanjang:
Jika buka malpresentasi dan DKP, argumentasi persalinan dengan
oksitosin.
Jika tak ada kemajuan penurunan argumentasi :
Jika kepala janin >2 cm dibawah spins ischiadica, coba lahirkan bayi
dengan vacuum/ forcef. Jika kepala diatas level itu maka lakukan
operasi sesar.
Doker spesialis obstetric dan ginecologi
Unit Terkait Doker umum
Bidan
Dokumen Terkait Status Pasien

PENATALAKSANAAN EKSTRAKSI VACUM

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Cara persalinan dengan menggunakan alat berupa mangkuk (cup )
Pengertian penyedot yang dipasang pada kepala janin dengan system pompa
bertekanan negatif

Tujuan Membantu mempercepat kelahiran janin pada kala II persalinan

Kebijakan Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan Ekstraksi Vacum

Prosedur Dokter memberikan infomed consent dan infomed choies.


Menanda tangani persetujuan tindakan medik.
Persiapan sebelum tindakan ( pasien, penolong dan bayi )
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
Tindakan :
Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraktor vacum dan
pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi.
Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan ekstraksi vacuum.
Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan
klorin 0,5% , bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada
sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
Pakai sarung tangan yang baru.
Masukkan mangkok vacum melalui introitus vagina secara miring ,
pasangkan pada kepala bayi.
Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisinya
dan denga jari tengah dan telunjuk lain lakukan pemariksaan
disekeliling tepi mangkok untuk memastikakan tidak ada bagian
vagina / portio yang terjepit diantara mangkok dan kepala.
Setelah hasil pemeriksaan baik, tanganpenahan mangkok tetap
pada posisinya.

PENATALAKSANAAN EKSTRAKSI VACUM

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan secara bertahap.
Pompa ringan tekanan skala 10 ( silastik ) / -2 ( malmstroom ) setelah
2 menit, naikkanhingga skala 60 (silastik ) /-6 (malmstroom ) dan
tunggu 2 menit.
Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak
( fase acme ) pasien harus mengedan sekuat dan selama
mungkin.Tarik lipat lutut dengan lipat sikuagar tekanan abdomen
menjadi lebih efektif.
Pada fase acme dari his, minta pasien untuk mengedan, secara
simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkok,dengan arah
sejajar lantai.
Bila belum berhasil pada tarikan pertama ulangi lagi pada tarikan
kedua.episiotomi ( pada perineum yang kaku )
Dilakukan pada saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk
lagi.
Bila tarikkan ke3 gagal lakukan opersi sesar
Apa bila pada penarikan ternyata mangkok lepas hingga 2x maka
siapkan untuk operasi sesar.
Saat subocciput berada dibawah simpisis arahkan tarikan keatas
hingga lahirlah berturut turut dahi, muka dan dagu.
Kepala bayi dipegang secara biparietal, gerakkan kebawah untuk
melahirkan bahu depan,kemudian gerakan keatas untuk melahirkan
bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh anak.
Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih,potong
tali pusat dan serahkan pada petugas bagian anak
Suntikkan oksitosin, lakukan traksi terkendali, lahirkan placenta
dengan menarik tali pusat dan mendorong uterus kearah dorsokranial

PENATALAKSANAAN EKSTRAKSI VACUM

RSD RADEN
MATTAHER
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Periksa kelengkapan placenta dan masukkan kedalam tempatnya.
Lakukan eksplorasi jalan lahir, masukkan speculum Sims/L atas dan
bawah pada vagina.
Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi
atau robekan dinding vagina lainnya kalau ada lakukan penjahitan.
Perhatikan juga apakah ada robekan pada portio, bila ada luka
lakukan penjahitan.
Kemudian bersihkan luka dan kopres luka serta kosongkan kandung
kemih.
Dekontaminasi.
Cuci tangan paska tindakan.
Perawatan paska tindakan.
Melakukan pendokumentasian

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter umum
Bidan

Dokumen Terkait Status rawat inap dan rawat jalan

PENATALAKSANAAN PERSALINAN DENGAN EKSTRAKSI CUNAM /


FORCEF

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Cara pertolongan persalinan dengan menggunakan alat cunam (seperti
sendok besar) yang dipasang dikedua sisi lateral kepala janin secara
Pengertian
mencengkram (dengan memperhatikan denomirator) sehingga tidak
banyak menimbulkan trauma pada janim

Untuk mempercepat kala pengeluaran dan menurunkan angka kesakitan


Tujuan
serta angka kesakitan pada ibu dan bayi

Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan persalinan dengan


Kebijakan
Ekstraksi Cunam / Forcef

Prosedur Persetujuan tindakan medik.


Persiapan sebelum tindakan (Pasien, Penolong dan bayi )
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
Lakukan tindakan asepsis-antisepsis pada vulva danvagina
Lakukan kateterisasi bila pasien tidak berkemih
Lakukan periksa dalam untuk menentukan kembali presentasi,
penurunan, petunjuk (denominator ), spina ischiadica, konkafitas
sacrum dan arcus pubis.
Kemudian ganti sarung tangan yang baru
Ambil cunam dalam keadaan terkunci, kemudian dekatkan dengan
akpektus genitalis pasien dan orientasikan ( kedepan vulva )
kedudukan cunam setelah terpasang.
Lepaskan kunci cunam, daun cunam beri pelican.
Atur kembali posisi ibu dimeja ginekologi
Lakukan anastesi lokal pada perineum
Pegang gagang cumam kanan seperti memegang pensil
Masukkan jari tangan kiri kedalam vagina hingga mencapai sisi lateral
kanan bawah kepala fetus, ibu jari tetap diluar
Dekatkan gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu
,kemudian masukkan ujung daun cunam kanan kevagina, kemudian
atur posisi gagang cunam sehingga daun cunam menempati posisi
yang sesuai dengan sisi lateral fetus

PENATALAKSANAAN PERSALINAN DENGAN EKSTRAKSI CUNAM /


FORCEF

RSD RADEN
MATTAHER
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Setelah daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar
dengan lantai geser daun cunam ke atas, hingga menempati posisi
seperti saat melakukan orientasi.
Minta pasien untuk mempertahankaan posisinya.
Pegang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan
kanan kedalam vagina
Masukkan daun cunam vagina secara langsung dan berhadapan
dengan posisi cunam kanan,hungga sejajar dengan lantai
Pegang cunam kanan dan cunam kiri
Angkat cunam dan turunkan cunam kiri kemudiansilangkan kedua
gagang cunam dan rapatkan kembali kedua gagang sehingga cunam
menjadi terkunci.
Kemudian tangan kanan memegang gagang cunam dan tangan kiri
memegang leher cunam
Lakukan penarikan dengan arah sejajar lantai dan leher cunam kearah
bawah, ikuti putaran paksi dalam pada sat kepala semakin turun
kedasar panggul .
Setelah kepala didasar panggul, lakukan penarikan dengan arah sejajar
lantai hingga sub-oksiput berada dibawah simfisis
Tahan perineum dengan telapak tangan kiri ,lanjutkan tarikan dengan
menaikkan cunam keatas hingga lahirlah berturut- turut dahi, muka,
dagu dan seluruh kepala.
Lepaskan kunci gagang cunam, tempatkan dalam wadah
dekontaminasi.
Lahirkan placenta sesuai PTT
Eksplorasi jalan lahir
Lakukan penjahitan luka episiotomi
Dekontaminasi
Cuci tangan paska tindakan
Perawatan paska tindakan Pendokumentasian

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter umum
Bidan

Dokumen Terkait Status rawat inap dan rawat jalan

PENATALAKSANAAN PERSALINAN PRE TERM

RSD RADEN
MATTAHER

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Pengertian Kelahiran bayi sebelum usia gestasi 37 minggu atau 259 hari

Untuk menghindari trauma bagi bayi yang masih lemah sehingga


Tujuan
mengurangi angka kesakitan dan angka kematian pada bayi

Kebijakan Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan persalinan Pre Term

Prosedur Pada usia kehamilan >35 minggu tidak perlu diberi pemberian obat
pematangan paru dan dibiarkan lahir.
Pada usia kehamilan < 35 minggu, pembukaan <3cm, ketuban belum
pecah,tak ada infeksi, maka diberi obat untuk pematangan paru janin :
Syaratnya; kehamilan < 35 minggu, tak ada infeksi, tak ada kelainan
janin, tak ada hipertensi atau insufisiensi placenta.
Pemberian
Dexamitason 2x12 mg/hari selama 2 hari
Nifedipin 10 mg diberikan 1-2 kali dalam1jam,kemudian
diberikan 4x10 mg sampai his hilang dalam hari pertama. Bila
kontraksi hilang maka semua obat-obatan dihentikan
Bila nifedipin tidak efektif diganti dengan terbutalin sulfat 0,25
mg diberikan secara subcutan, selanjutnya dalam drip infus
4mg/ 500ml ,12 tetes/ menit.
Bila kedua obat tersebut merupakan kontra indikasi terhadap
pasien maka pemberian infuse magnesium sulfat ( 4g bolus
perlahan + 6 g/ 500ml diberikan 15 tts/ mnt ).

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter umum
Bidan

Dokumen Terkait Status rawat inap jalan rawat jalan


PENATALAKSANAAN PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DAN KETUBAN PECAH SEWAKTU

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Pengertian Pecahnya selaput ketuban sebelum terdapat tanda- tanda persalinan

Untuk mencegah infeksi ,mencegah persalinan pre term dan menurunkan


Tujuan
angka kesakitan dan angka kematian pada ibu dan bayi

Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan persalinan dengan


Kebijakan
Ketuban Pecah Dini dan Ketuban Pecah Sewaktu

Prosedur Bila terjadi infeksi intrauterine (demam, cairan amnion berbau, dan
takikardia janin ) maka kehamilan harus segera diterminasi dan
pemberian antibiotic serta tokolisis.
Pilihan antibiotikpada persalinan pre term;
Ampisilin2g/IV tiap 6 jam + gentamisin80 mg im.
Bila setelah 2 hari belum terjadi persalinan maka
antibiotik diganti dengan Amoxicilin 250 mg/oral tiap 8 jam +
Eritromisin 333mg/ oral/8 jam.
Bila usia kehamilan < 30 mg maka prognosis viabilitas bayi menjadi
kurang baik karena peluang hidup hanya < 30 %. Tidak ada kontra
indikasi untuk dilahirkan pervagina bila dengan presentsi kepala,
siapkan rasusitasi dan perawatan bayi kecil, hindari hipotermi dengan
melakukan kontak dini ibu dan bayi ( letakkan diatas perut ibu segera
setelah lahir ) dan masukkan dalam incubator serta bila perlu
perawatan intensif (infuse, vantilasi mekanik dan nutrisi ). Bila bayi
tidak memerlukan perawatan khusus maka metode kangguru dapat
dilakukan untuk mendapatkan ASI setiap saat

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter umum
Bidan

Dokumen Terkait Status rawat inap jalan rawat jalan

PENATALAKSANAAN PERSALINAN SUNGSANG

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong ( sungsang ) dimana bayi


Pengertian letaknya sesuai dengan sumbu jalan ibu, kepala beradapada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah

Untuk melahirkan bayi secara pervaginam secaracepat dan tepat,


Tujuan sehingga dapat menekan angka morbidatas dan mortalitas pada ibu dan
bayi

Kebijakan Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan persalinan sungsang


Prosedur Syarat persalinan sungsang
Panggul luas
Janin presentasi bokong murni / bokong kaki, kepala tidak tengadah
(hasil USG )
Besar janin 2000- 3500gram
Penolong kompeten, dibantu oleh asisten yang mampu resusitasi
Ijin dari ibu dan keluarga
Teknik melahirkan
Persetujuan tindakan medik
Persiapan sebelum tindakan ( pasien, instrument/ bahan dan alat,
penolong )
Tindakan pertolongan persalinan,lakukan periksa dalam untuk
menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan
bokong serta kemungkinan adanya penyulit
Instruksikan agar meneran dengan baik dan selama ada his
Pimpin berulang kali hingga bokong turun kedasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis

PENATALAKSANAAN PERSALINAN SUNGSANG

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur
Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM
Prosedur Melahirkan bayi secara Bracht
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara Bracht ( kedua
ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari- jari yang lain
memegang daerah panggul )
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula anterior tanpak
dibawah simfisis ( dengan mengikuti gerakan rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan ) disesuai
dengan lahirnya badan bayi
Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala
Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas oleh asisten, tali pusat dipotong
Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi/ kontak
dini
Catatan Bila pada tahap ini terjadi hambatan pengeluaran saat
tubuh janin mencapai scapula inferior, segera lakukan pertolongan
dengan cara klasik atau muller ( Manual Aid )
Melahirkan bayi dengan cara Klasik
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehinga
Bokong dan kaki lahir, Tali pusat dikendorkan
Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik
keatas
Dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang
Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada dibelakang
Masukkan dua jari tangan kanan/kiri ( sesuai letak bahu belakang )
sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah,
untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang
sama

PENATALAKSANAAN PERSALINAN SUNGSANG


RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Catatan Bila pada tahap ini sulit untuk melahirkan bahu belakang maka
lakukan cara Muller (Melahirkan bahu depan terlebih dahulu)
Cara melahirkan bayi secara Muller
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra
lateral dari letak bahu depan
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dam lengan belakang
Cara melahirkan bayi secara Louvset
Setelah bokong dan kaki bayi lahirmemegang kedua bayi dengan kedua
tangan
Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah
penunjuk jari tangan yang nuchal
Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan kekiri/kekanan ,
beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkansecara Klasik /
Muller
Cara melahirkan kepala bayi :
Cara Maurieceau ( dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid/
bila dengan bracht kepala belum lahir )
Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-
olah menunggang kuda
Satu jari dimasukkan dimulut dan dua jari dimaxilla
Tangan kanan memegang / mencengkam bahu tengkuk bayi
Minta seorang asisten menekan fundus uteri
Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri,
penolong persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah sumbu
jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu /
mulut
Manajemen kala III
Lahirkan placenta secara spontan / manual
Beri uterotonika / medikamentosa yang diperluka
Jahit luka episiotomi /luka perineum
Awasi kala IV
Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas
Rawat inap dan Rawat jalan :
Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter Anastesi dan dokter umum
Bidan dan perawat

Dokumen Terkait Status rawat inap dan rawat jalan


PENATALAKSANAAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Pre eklampsia ringan


TD 140/90 mmhg setelah usia kehamilan 20 minggu
Protein 1 + pada pengukuran dengan dipstick urin / kadar
protein total 300 mg / 24 jam
Pre eklampsia berat
TD sistolik > 160 mmhg / diastolic 110 mmhg
Protein urin 2 + pada pengukuran dengan dipstick urin / kadar
protein total sebesar 2 gr / 24 jam
Pengertian Kadar kreatinin darah melebihi 1,2 mg / dl kecuali setelah
diketahui
Meningkat sebelumnya
Sakit kepala yang terus bertahan / gangguan serebral / visual lain
Nyeri epigastrik yang terus menerus
Enzim hati yang meningkat ( SGOT, SGPT, LDH )
Hitung trombosit < 100.000 mm3
Eklampsia
Kejang konvulsi yang bukan disebabkan oleh infeksi/ trauma

Mencegah terjadinya pre eklampsi berat dan eklampsia sehingga dapat


Tujuan
menekan angka kesakitan dan angka kematian pada ibu dan anak

Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan pre eklampsia dan


Kebijakan
eklampsia
Prosedur Penatalaksanaan konservatif pre eklampsia ringan
Rawat inap di rumah sakit
Bedrest dengan menurunkan aktifitas fisik
Mengukur TD setiap 4 jam kecuali tengah malam dan pagi hari
Periksa laboratorium protein urin tiap dua hari, hematokrit, hitung
trombosit, kadar kreatinin, urat dan fungsi hati tiap dua kali
seminggu
Evaluasi janin dengan USG (pada saat MRS dan setelah itu dua
minggu sekali )
Keadaan janin dengan profil biofisika (NST dan indeks cairan
ketuban dua kali seminggu )
Pemberian anti hipertensi Methyl Dopa dan Mefedifin bila diastolic
>90 , hindari pemberian diuretic
Lahirkan bayi jika usia kehamilan cukup atau ketika terdapat
tanda- tanda ketidak stabilan ibu dan janin
Penatalaksanaan eklampsia berat
Harus mencakup terapi berikut secara bersamaan dan harus segera
dilahirkan

PENATALAKSANAAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Profilaksis kejang
Terapi antihipertensi
Diakhirinya kehamilan
Profilaksis kejang
Magnesium sulfat ( MgSO 4 ) IV harus diberkan selama persalinan
dan evaluasi awal
MgSO4 digunakan untuk menghentikan / mencegah konvulsi tanpa
menyebabkan depresi SSP umum ibu dan janin
Dosis awal 4 gm MgSO4 diencerkan dalam 10 ml larutan cairan IV
RL selama 10 menit dengan tetesan IV lambat
Dosis jaga ( maintenance ) 1-2 gm / jam dengan tetesan IV lambat
dimulai segera setelah dosis awal dan dilanjutkan selama 24 jam
setelah persalinan dan setelah konvulsi terakhir
MgSO 4 diberikan secara parenteral dengan dipersyaratan pasien
memiliki
Output urin tidak kurang dari 30 ml/ jam
Reflek patella terjaga
Kecepatan pernafasan diatas 12/ menit
Kalsium glukonat ( 1 gm IV yang disuntikkan beberapa menit) untuk
antidot toksisitas MgSO 4
Terapi anti hipertensi
Obat antihipertensi menjaga agar tidak terjadi perdarahan
intracranial pada ibu
TD tidak boleh turun dari 140/90 mmhg karena dapat
menurunkan perfusi utero- placenta
Obat- obat yang sering diberikan
Nifedipin
10-20 mg setiap 6 sampai 8 jam
Labetalol atau Atenolol
3-4 x 50 mg/ hari
10-20 mg bolus IV yang dapat diulang setiap 10
menit hingga dosis max 300 mg

PENATALAKSANAAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Terminasi kehamilan
Jika ibu tidak sedang dalam proses bersalin, periksa serviks bila
serviks matang lakukan induksi persalinan
Jika ibu dalam proses bersalin dan terdapat kemajuan yang
memadai dilihat dari partograf dan tidak terdapat komplikasi janin /
ibu, lanjutkan persalinan pervagina dengan pemantauan janin / ibu
yang ketat
Jika terdapat komplikasi obstetrikuntuk persalinan dengan sesar,
lakukan prosedur sejak awal
Perawatan kegawat daruratan dan pertolongan pertama
Kontrol kejang dengan MgSO 4 ( dosis awal 4gm dan dosis jaga
1-2 gm / jam )
Lindungi pasien dari kecelakaan selama kejang, jangan
meninggalkan pasien tanpa ditunggui
Bersihkan dan lancarkan jalan nafas dengan pengisap dan harus
tetap menggunakan penahan mulut dan selang pernafasan
Pasang masker oksigen setelah kejang berhenti untuk mengoreksi
hipoksia
Kontrol TD untuk mencegah komplikasifatal (miaslnya perdarahan
serebral ) dengan memberikan injeksi obat anti hipertensi secara IV
Lahirkan bayi, hindariobat- obat diuretic dan hiperosmetik
Batasi pemberian cairan IV ( lk 500ml/24 jam ) kecuali kehilangan
darah yang sangat banyak
Koreksi hipoksia dan asidosis
Observasi ketat
Setiap 30 menit periksa TD, N,RR
Buat catatan intake output urin melalui kateter
Setiap 24 jam periksa DPL (Darah Perifer Lengkap ) termasuk
trombosit, urea darah, kreatinin dan enzim hati
Nilai koagulopati dengan profil koagulasi pada saat pasien
masuk
PENATALAKSANAAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur
Pada kasus resisten ketika kejang berikan MgSO4 2gm/jam
melalui tetesan IV lambat. Periksa kadar MgSO 4 dalam darah
dan untuk menurunkan keracunan, bias juga diberikan diazepam
atau fenobarbital

Dosis tambahan 2gm MgSO4 dapat diberikan satu kali pada


dosis jaga jika kejang terjadi meskipun pasien sudah diberi dosis
jaga MgSO4

Diazepam 10mg IV dapat digunakan satu kali atau fenobarbital


125 mg IV dapat diberikan satu kali

Jika kejang terjadi meskipun sudah diberi dosis jaga MgSO 4, CT


scan harus dilakukan

Jika penurunan pernafasan terjadi, pasien harus dimasukkan ke


ICU dan diventilasi setelah gas darah pasien dan kadar pH darah
turun

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter Anastesi dan dokter umum
Bidan dan perawat

Dokumen Terkait Status rawat inap dan rawat jalan


PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM

Perdarahan pada kehamilan dibawah 20 minggu atau perkiraan berat


Pengertian badan janin kurang dari 500 gram dimana janin belum memiliki
kemampuan untuk hidup diluar kandungan

Untuk mencegah perdarahan yang hebat, infeksi, dan sepsis agar dapat
Tujuan
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu

Surat keputusan Direktur tentang penatalaksanaan perdarahan dalam


Kebijakan
kehamilan
Prosedur Perdarahan dalam kehamilan adalah
Abortus
Abortus Inkomlit
Abortus Komplit
Abortus insipiens
Abortus Imminens
Missed Abortion
Blethed Ova
Molla Hidatidosa
Kehamilan Ektopik Terganggu
Prosedur Abortus Inkompit, Missed abortion, Blethed ova, Molla
hidatidosa :
Berupa tindakan Aspirasi Vakum Manual (AVM ) dan Kuretase
Langkah-langkah AVM
Masukkan speculum secara halus, perhatikan serviks, apakah ada
robekan / jaringan yang terjepit di ostium . Bila terdapat jaringan
atau bekuan darah divagina / serviks, keluarkan dengan klem
ovum. Bila ada benang AKDR bersihkan dulu dan beri antiseptik,
baru tarik benangnya

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Bersihkan serviks, usap dengan larutan antiseptic
Lakukan blok paraservikal (bila diperlukan )
Jepit bibir atas serviks, dengan tenakulum / klem ovum, tegangkan
lalu ukur bukaan serviks dengan kanula. Dilatasi tambahan harus
dilakukan oleh operator yang kompeten
Setelah diperoleh ukuran yang sesuai, secara hati-hati, masukkan
(sambil dirotasikan) kanuka kedalam kavum uteri
Sambil memasukkan ujung kanula hingga fundus uteri, perhatikan
titik-titik pada sisi yang sama dengan lobang kanula. Titik didekat
ujung kanula menunjukkan ukuran 6 cm dan jarak kesetiap titik
berikutnya adalah 1 cm sehingga tambahan titik menunjukkan
tambahan ukuran1 cm. Pengukuran kedalam kavum uteri dengan
memperhatikan jumlah titik yang dicapai. Setelah pengukuran
selesai tarik sedikit ujung kanula dari fundus uteri
Hubungkan pangkal kanula ( dipegang sambil memegang
tenakulum ) dengan tabung AVM (melalui adaptor )
Buka pengatur katup untuk menjalankan tekanan negative
( vakum ) ke kavum uteri, Bila tekanan tersebut bekerja, tampak
cairan darah dan busa memasuki tabung AVM
Evakuasi sisa konsepsi dengan menggerakkan kanula maju
mundur sambil dirotasikan kekanan-kiri secara sistimatik. Gerakan
rotasi tersebut jangan melebihi 180 derajat pada satu sisi
( dapan/belakang )
Periksa kebersihan kavum uteri / kelengkapan hasil evakuasi.
Kavum uteri diduga cukup bersih jika dilihat dari temuan berikut ;
Busa-busa merah (merah jambu ) atau tidak terlihat masa
kehamilan terhisap kedalam tabung AVM
Mulut kanula melewati bagian-bagian bersabut/kasar (gritty
sensation) pada saat digerakkan melalui dinding kavum uteri
Uterus berkontraksi atau seperti memegang kanula

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Keluarkan kanula, lepaskan sambungannya dengan tabung AVM
dan masukkan kedalam wadah yang berisi larutan dekontaminasi.
Buka pengatur katup, keluarkan isinya (dengan menekan
pendorong toraks ) kedalam wadah khusus
Periksa jaringan hasil evakuasi;
Jumlah dan adanya massa kehamilan
Memastikan kebersihan evakuasi
Adanya kelainan-kelainan diluar massa kehamilan (mis: gelembung
molla)
Bila tidak tampak massa kehamilan, pertimbangkan :
Sisa konsepsi sudah keluar (abortus komplit )
Sisa konsepsi belum terambil ( petugas tidak trampil )
Penyebab perdarahan bukan disebabkan oleh abortus inkomplit
Uterus abnormal
Setelah dipastikan kavum uteri bersih dari sisa konsepsi, lepaskan
tenakulum dan speculum. Lakukan dekontaminasi pada peralatan
bekas pakai
Sementara masih menggunakan sarung tangan, kumpulkan bahan
habis pakai kedalam tempat sampah yang telah disediakan.
Amankan benda tajam dalam tempatnya. Buang massa/jaringan
hasil evakuasi kedalam tempat khusus
Masukkan kedua tangan kedalam larutan klorin 0,5% bersihkan
cemaran kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik
kedalam wadah dekontaminasi
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga bersih,
Selesaikan dan lengkapi status pasien dan laporan tindakan

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN


RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Dilatasi dan kuretase:
Persetujuan tindakan medik
Persiapan sebelum tindakan (pasien dan penolong)
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
Instruksikan asisten untuk memberikan sedatip dan analgetik
Lakukan kateterisasi/pasien disuruh berkemih
Lakukan pemeriksaan bimanual, tentukan basar uterus dan bukaan
serviks
Bersihkan dan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin
0,5%
Pakai sarung tangan DTT /steril yang baru
Pasang speculum Sims atau L, masukkan bilah nya secara vertical
kemudian putar kebawah
Pasang speculum Sims berikutnya dengan jalan secara vertical dan
putar keatas sehingga portio tampak dengan jelas
Minta asisten untuk memegang speculum atas dan bawah ,
pertahankan pada posisinya
Dengan cunam tampon,ambil kapas larutan antiseptic, bersihkan
lumen vagina dan portio. Buang sampah pada tempat yang telah
disediakan, kembalikan cunam ketempat semula
Ambil klem ovum lurus, jepit portio atas pada jam 12
Setelah portio terpegang baik, lepaskan speculum atas
Pegang gagang klem ovum/tenakulum dengan tangan kiri, ambil
sendok kuret dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari dan
telunjuk, kemudian masukkan hingga menyentuh fundus
Minta asisten untuk memegang gagang klem, letakkan jari-jari
tangan kiri pada perut bawah (fundus uteri ) sehingga penolong
dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

RSD RADEN
MATTAHER
SPO NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur Masukkan lengkung sendok kuret sesuai dengan lengkung kavum,
lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam
secara sistematis dan keluaran sisa konsepsi dari kavum uteri
Masukkan ujung sendok sesuai lengkung kavum uteri, setelah
sampai fundus, kemudian putar 180 derajat, lalu bersihkan dinding
belakang uterus
Setelah sisa konsepsi keluar, kembalikan sendok kuret ketempat
semula, gagang klem ovum dipegang kembali oleh operator
Lepaskan jepitan klem ovum pada portio
Lepaskan speculum bawah
Lepaskan kain penutup perut, alas bokong dan sarung kaki
masukkan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuhdengan larutan
antiseptic
Dekontaminasi
Cuci tangan paska tindakan
Perawatan paska tindakan

Prosedur pada Kehamilan Ektopik Terganggu :


Persetujuan tindakan medik
Persiapan operasi (pasien, penolong dan tim operasi )
Pasang infuse untuk substitusikehilangan cairan dan darah
Transfusi bila konsentrasi Hb < 6g%, Bila tidak siapkan darah,
lakukan autotransfusi selama prosedur operatif
Lakukan prosedur partial salpingektomi atau eksisi segmental yang
dilanjutkan dengan salpingoterafi (sesuai indikasi )

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN

RSD RADEN
MATTAHER
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

SPO TGL. TERBIT Ditetapkan oleh Direktur

Dr. Ali Imran Muksin. SpD. FINASIM


Prosedur
Lakukan pemantauan dan perawatan paskaoperatif, periksa
TD,N,RR , jumlah urine yang tertampungdi urin bagdan jumlah
perdarahan selama operasi, kadar Hb
Buat laporan operasi tentang jenis KET dan jenis operasional serta
keadaan tuba dan ovarium sisi lainnya dan cantumkan hasilnya
pada lembar laporan

Buat instruksi perawatan;


Jadwal pemeriksaan tanda vital dan ukuran intake-output
Jenis pengobatan dan gejal-gejala yang harus diwaspadai
Kebutuhan transfuse, mobilisasi dan realisasi sesegera
mungkin

Cabut infuse dan transfuse setelah kondisi stabil

Lakukan pendokumentasian secara keseluruhan

Rawat inap dan Rawat jalan :


Unit terkait Dokter Obstetri dan Ginekologi
Dokter Anastesi dan dokter umum
Bidan dan perawat

Dokumen Terkait Status rawat inap dan rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai